24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produkss Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe “CANGHE” merupakan minuman instan yang terbuat dari kacang hijau dan jahe. Kenapa di katakan minuman isntan, karena canghe ini di buat dan dikemas seperti teh celup sehingga dikatakan isntan dengan cara pembuatanya hanya di sedu dengan air panas seperti teh celup pada umumnya. Sekarang banyak minuman instan yang beredar di pasaran, minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini termasuk jenis minuman instan kesehatan karena manfaat dan kasiat minuman ini yang banyak bagi tubuh kita. Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsurunsur zat gizi atau non zat gizi baik dalam bentuk cair, serbuk maupun tablet, dapat diminum dan memberikan efek/pengaruh terhadap satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh tetapi yang bersifat positif, sehingga dapat menyehatkan pada tubuh (Muchtadi,1996). Minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe dalam proses pembuatnya terdapat bahan diantaranya kacang hijau dengan kualitas bagus dan jahe emprit dengan kondisi jahe tua. Tahap pembuatan awalnya kacang hijau di bersihkan dari kotoran yang ada, kemudia jahe emprit dikupas sampai bersih dan dicuci setelah itu diiris tipis-tipis. Kemudian kacang hijau di sangrai 2menit untuk mngluarkan bau khas kacang hijau dan selanjutnya di giling kasar, sedangkan jahe yang sudah di iris tipis lalu di sangrai hingga kering. Setelah jahe kering jahe di blender hingga halus, dan kacang hijau yang sudah di giling kasar dan jahe yang sudah dihaluskan di mix bersama agar tercampur. Setelah itu kacang hijau dan jahe dikemas di kantong teh, 1 kantong berisi 4gr dan setelah itu kantong teh di sealer.
25
1. Bahan Baku a. Kacang Hijau Kacang hijau berfungsi sebgai bahan utama pembuatan minuman canghe ini. Karena Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak.. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22 gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor 6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air (Evita, 1997). b. Jahe Jahe berfungsi sebagai penambah warna, rasa dan menambah gizi. Rimpang jahe emprit juga mengandung gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin dan 1-3% minyak atsiri. Rasa pedas dari jahe emprit menambah cita rasa tersendiri bagi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini. Dan kasiat jahe bagi kesehatan manusia sangat menunjang terciptanya minuman isntan canghe ini, sebagai minuman instan yang terbaru di kalangan masyarakat. B. Proses Produksi Pada proses produksi pembuat minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dilakukan beberapa tahap, antara lain sebagai berikut : 1. Penyangraian Kacang Hijau Peyangraian kacang hijau di lakukan dalam waktu 2menit dengan api sedang, karena jika lebih dari 2 menit kacang hijau akan gosong dan aroma khas kacang hijau akan hilang. Penyangrain bertujuan untuk mengluarkan flavor dari kacang hijau.
26
Gambar 4.1 Penyangraian kacang hijau
2. Penghancuran Kacang Hijau Kacang hijau yang sudah disangrai selanjutnya di hancurkan menggunakan blender sehingga mendaptkan simplisia kasar kacang hijau yang sudah di sangrai.
Gambar 4.2 Kacang hijau yang sudah di hancurkan
3. Pengupasan Jahe Emprit Jahe emprit di kupas hingga bersih dan dicuci, setelah itu jahe di iris tipis, pengirisan ini bertujuan agar saat di sangrai kadar air pada jahe cepat berkurang dan jahe cepat mengering. Penyangraian dilalukakan hingga jahe benar benar kering.
Gambar 4.3 Pengupasan Jahe Emprit
27
4. Penyangraian Jahe Emprit Penyangraian jahe emprit yang sudah di iris tipis di sangarai sampai jahe kering atau ± 30menit. Proses penyangraian jahe ini jahe harus selalu dibolak balik agar jahe tidak gosong.
Gambar 4.4 Penyangraian Jahe Emprit
5. Penggilingan Jahe Emprit Kering Jahe emprit yang sudah disangarai lalu di giling hingga lembut menggunakan blender.
Gambar 4.5 Proses penggilingan jahe
28
6. Pencampuran Simplisia kasar kacang hijau dan powder jahe di campurkan menggunakan blender agar bisa tercampur merata. Pencampuran ini dilakukan hanya sebentar kira-kira 3detik saja.
Gambar 4.6 Pencampuran kacang hijau + Jahe
7. Pengemasan Minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe yang sudah dicampurkan lalau di kemas dalam kantong teh dan di kemas dalam kardus untuk mengurangi kontaminasi dan kerusakan. Setelah di masukan kantong teh, kantong teh di sealer untuk menutup bagian yang terbuka.
Gambar 4.7 Pemngemasan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe
8. Penyileran / Pengepresan Setelah kantong canghe instan di isi, kantong minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini lalu di sealer untuk menutup lubang yang disediakan untuk mengisi kantong. Setelah di sealler kantong
29
yang berisi kacang hijau + jahe di masukan ke dalam kardus untuk proses pengemasan selanjutnya dan bertujuan untuk kontaminasi dan kerusakan.
Gambar 4.8 Proses sealler kantong minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe
30
Diagram alir proses pembuatan minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe. Kacang Hijau
Jahe Emprit
Pembersihan
Pengupasan dan pembersihan
Penyangraian selama ± 2 menit
Pengecilan ukuran ± 0,3 cm
Pendinginan
Penyangraian ± 30 menit/ sampai kering
Penggilingan Pendinginan
Penggilingan
Pencampuran Komposisi 3 g kacang hijau : 1 g jahe emprit
Pengemasan
Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe
Gambar 4.9 Diagram alir proses pembuatan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe
31
Pada proses pembuatan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini meliputi 2 tahap yaitu yang pertama tahap pengolahn kacang hijau dan tahap yang kedua pengolahan jahe. Pada tahap pengolahan kacang hijau di sini kacang hijau di bersihkan dan tidak dicuci karena kalau kacang hijau di cuci akan menghilangkan flavor dari kacang hijau dan pada saat proses penyangraian kacang hijau akan lama dalam proses penyangraianya dan akan menyebabkan kacang hijau gosong. Sedangkan pada tahap pengolahan jahe, jahe emprit yang sudah di bersihkan dan di cuci di lakukan tahap pengecilan ukuran, pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan jahe emprit agar saat penyangraian jahe emprit cepat kering. Kacang hijau dan jahe eprit tidak bisa di sangrai bersamaan karena kacan hijau hanya memrlukan waktu penyangraian ±2menit sedangkan untuk waktu penyangraian jahe emprit memerlukan waktu ±30menit sampai jahe benarbenar kering. Jadi untuk proses penyangraian tidak disarankan untuk menyangrai bersamaan kacang hijau dan jahe emprit. Selanjutnya setelah kacang hijau dan jahe emprit di giling di lakukan proses pencampuran, proses pencampuran dengan komposisi 3g kacang hijau : 1g jahe emprit. Setelah melalui proses pencampuran kacang hijau dengan penambahan jahe dikemas.
C. Analisis Sensoris Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Analisis sensori yang digunakan adalah uji kesukaan. Dimana uji ini melibatkan 25 panelis untuk mengetahui produk yang paling disukai dari 4 formulasi. Skala nilai 1 merupakan tidak suka, skala 2 kurang suka, skala 3 netral, skala 4 suka, skala 5 sangat suka. Parameter yang diuji adalah warna, rasa, aroma, dan overall. Hasil analisis sensoris minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Analisis Sensoris Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Kode 268 206
Warna a
3.36 3.36a
Rasa a
3.36 3.28a
Aroma a
3.44 3.40a
Overall 3.64a 3.44a
32
3.40a
328
3.36a
3.40a
3.84a
Sumber : Hasil Penelitian Keterangan : Huruf superskrip pada kolom yang sama dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada beda nyata pasa 0.05. Keterangan skala : Skala 5 = sangat suka Skala 4 = suka Skala 3 = netral Skala 2 = kurang suka Skala 1 = tidak suka Keterangan Kode : 268 = formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe 206 = formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe 328 = formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe
Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari masing-masing formula mempunyai hasil yang berbeda-beda. Dari hasil SPSS dapat dilihat dari masing-masing formulasi berdasarkan parameter sebagai berikut : 1. Warna Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter warna dari semua sampel tidak ada beda nyata. Dari semua sampel untuk parameter warna tidak terlihat jelas perbadaan warnanya. Dengan formulasi penggunaan jahe yang sama maka menghasilkan warna yang sama pula. Pada sampel ini menggunakan kacang hijau sebanyak 60 gram per 4 gram pada setiap sampelnya. Warna kacang hijau adalah hijau pucat sehingga tidak menghasilkan perbedaan warna yang mencolok pada setiap sampel. 2. Rasa Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter rasa memiliki hasil yang tidak berbeda nyata sama seperti parameter warna. Dari semua sampel yang diformulasikan menggunakan kacang hijau dan jahe yang sama, namun panelis belum bisa membedakan rasa yang berbeda dari beberapa sampel yang di sajikan. Pada formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe tidak berbeda nyata dengan formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe. Formulasi 50% kacang hijau : 50% jahe juga tidak berbeeda nyata
33
dengan formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe. Rasa yang dihasilkan pada beberapa formulasi ini dominan jahe tetapi ada rasa khas dari kacang hijau namun kurang pekat. Dan pada formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe merupakan sampel yang paling disukai oleh panelis dibanding dengan formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe dan 50% kacang hijau : 50% jahe. Karena pada formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe mempunyai rasa kacang hijau yang lebih menonjol dari pada rasa jahenya, jadi panelis menilai rasa dari formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe seimbang rasanya dan meraka menyukainya. Sedangkan formulasi yang paling tidak disukai oleh panelis adalah formulasi 25% kacang hijau : 75% jahe, karena pada formulasi ini rasa dari canghe ini dominan ke jahe dan rasanya pedas pait karena lebih banyak jahe yang digunakan. 3. Aroma Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa parameter aroma tidak ada beda nyata antar sampel yang disajikan. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian panelis saat uji sensoris. Bisa juga dikarenakan karena terlalu jenuh dalam memberi penilaian. Apabila diamati, sampel yang mengandung kacang hijau semakin banyak maka aroma kacang hijaunya juga semakin kuat. Dan juga sangat berbeda antara sampel 328 dengan formulasi 75% kacang hijau dan sampel 268 dengan 25% kacang hijau. Pada formulasi 75% kacang hijau sangat terasa sekali aroma yang dihasilkan dari kacang hijau. Namun pada formulasi 25% kacang hijau manghasilkan aroma jahe yang mendominasi. Dari beberapa panelis ada yang lebih menyukai aroma pada formulasi 75% kacang hijau karena dianggap tidak mengasilkan aroma jahe yang sangat kuat. 4. Overall Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan (overall) menghasilkan beberapa sampel yang tidak beda nyata. Dari ketiga formulasi hasil yang di dapatkan panelis kurang b isa menilai sampel yang disajikan
34
D. Analisis Kimia Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Setelah dilakukan analisis sensoris, maka selnajutnya dilakukan uji kimia antara lain analisis kadar air, analisis antioksidan, analisis protein terlarut dan analisis protein (N total). Sampel yang digunakan untuk analisis kimia adalah sampel dengan formulasi 75% kacang hijau : 25% jahe karena sampel ini merupakan sampel yang paling disukai panelis. Tujuan dilakukan analisis kadar air adalah untuk mengetahui kandungan air yang terdapat pada minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe, serta pengaruh kadar air terhadap umur simpan produk, analisis antioksidan untuk mengetahui kandungan antioksidan yang terdapat pada minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe, analisis protein terlarut untuk mengetahui protein yang terdapat pada minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe setelah di seduh, dan analisis protein ( N total) untuk mengetahui berapa jumlah protein yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe. Hasil analisis kadar air, antioksidan, protein larut, dan protein ( N total ) pada minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe dapat di lihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Analisis Kimia Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe. Analisis Kimia
Satuan (%)
Satuan mg/g
Kadar Air
12%
-
Antioksidan
65,50%
-
Protein Larut Protein (N Total)
309,10 mg/g 21,06%
-
Sumber : Hasil Analisis Kimia
Dari hasil analisis kimia pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa besarnya kadar air yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah 12%. Dalam hal ini minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe mempunyai kadar air yang sesuai dengan SNI SNI 01-3923-1995 kacang hijau dan SNI SNI 01-3393-1994 jahe kering.
35
Kandungan antioksidan pada minuman intan kacang hijau dengan penambahan jahe mempunyai kandungan antioksidan sebesar 65,50%. Protein larut yang terkandung dalam minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar 309,10 mg/g dan protein (N total) sebanyak 21,06% yang terkandung. Dan kandungan protein tersebut sudah sesuai dengan SNI 01-3830-1995 dari kacang hijau. Dapat dilihat dari hasil analisis kimia minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe merupakan minuman instan yang kaya akan protein dan antioksidan yang tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. E. Desain Kemasan Proses pengemasan produk sangat perlu dilakukan, antara lain agar produk dapat terlindung dari segala macam bahan pencemar yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas produk selama penyimpanan. Berdasarkan fungsinya, kemasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan untuk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah kemasan primer, karena kemasan langsung kontak terhadap produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dan pada proses pengamasanya tidak rumit. Fungsi kemasan adalah untuk mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan
bagi
manusia
yang
mengkonsumsi
bahan
pangan.
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan, yaitu bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik. Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simpel atau sederhana, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia,
36
80% adalah penginderaan melalui penglihatan (visual). Karena itulah, unsurunsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication) (Wirya, 1999). a. Bahan Bahan yang digunakan untuk mengemas produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah kertas art paper harga kertas artpaper jenis ini sangat murah dengan ukuran panjang 47cm, lebar 32cm. Kemasan kardus yang terbuat dari kertas artpaper ini sangat menguntungkan tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk. Kertas ini juga mudah di daur ulang menjadi kertas baru lagi. Dari kemasan ini konsumen juga mendapat keuntungan, lebih praktis, mudah dibawa, mudah dibuka, dan produk di dalamnya dapat dilihat. b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut (Wirya, 1999). Perbedaan bentuk kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan produk tersebut, walaupun mereknya sendiri mungkin tidak teringat lagi. Kemasan dengan bentuk dan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Dengan kombinasi bentuk, warna, dan ukuran kemasan yang berbeda, perusahaan dapat meningkatkan penjualan hasil produksinya. Kemasan minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe ini menggunakan bahan dalam bentuk kardus persegi yang tertutup, praktis dan sederhana. Bentuk kardus persegi yang tertutup ini melindungi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe dari
37
kontaminasi sinar matahri ataupun dari mikroba dan serangga sehingga dapat menggugah daya tarik tersendiri karena bentuk kemasanya sudah menjamin kualitas mutu dari prouknya, sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli. c. Labeling Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari (Syarief dan Halid, 1993). Menurut Devi dkk (2013), peran label produk pangan sangat penting, dimana label yang baik akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang diperlukannya. Selain itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan masyarakat dan dapat memberikan nilai tambah pada produk. Semakin bertambahnya kompetitor produk, label dapat menjadi strategi menarik dalam pemasaran. Tujuan pelabelan pada kemasan adalah : a. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan. b. Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau yang tidak diketahui secara fisik. c. Memberi peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum. d. Sarana periklanan bagi konsumen e. Memberi rasa aman bagi konsumen Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label danPeriklanan Makanan,maka pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makana dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
38
a. Nama makanan dan/merek dagang b. Komposisi/kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui komposisinya secara umum. c. Isi netto d. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi/mengedarkan e. Nomor pendaftaran f. Kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal. Adapun gambar label kemasan minuman instan kacang hijau dengan pebambahan jahe dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.10 Desain Kemasan
Kemasan bagian dalam minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe ini berupa kantong teh. Kantong teh ini di dapatkan dari CV. Priyanto Ananto, Delanggu. Jawa Tengah. Sedangkan kemasan luar minuman kacang hijau instan dengan penambahan jahe ini berbentuk kardus dengan bahan pembuatnya menggunakan kertas artkarton/ kertas tyvex, kertas ini mengandung HDPE (high density polyethylene) juga mempunyai permukaan yang licin dan derajat keputihan yang baik dan kuat. Ukuran kardus minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini adalah 13 cm x 6 cm. Sedangkan isi labelling kemasan minuman instan kacng hijau dengan penambahan jahe meliputi nama produk, komposis, kandungan gizi, isi netto, nama dan alamat perusahaan, no pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal.
39
F. Analisis Ekonomi Setelah diketahui formulasi mana yang paling disukai serta pengujian karakteristikkimia dari produk minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan usaha produk brownies bekatul untukmengetahui harga jual dari produk ini. Perhitungannya adalah sebagaiberikut : 1. Biaya Investasi Tabel 4.3 Biaya Investasi Komponen Biaya Biaya Pokok Produksi Biaya Usaha Peralatan Amortisasi Investaris kantor Kendaraan Jumlah
Rp/bulan 12.443.810 3.300.000 1.984.000 83.500 1.000.000 18.000.000 36.811.310
2. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) a. Biaya Usaha Tabel 4.4 Biaya Usaha Uraian Pimpinan (Rp. 1.500.000,-/bln) Gaji karyawan (Rp. 650.000,-/bln, 1 orang) 2 karyawan Sewa lokasi (Rp. 3.600.000,-/th) Biaya Promosi (Rp. 1.200.000,-/th) Biaya Administrasi Rp. 100.000,/bln) Jumlah
Rp/bulan 1.500.000 1.200.000 300.000 100.000 100.000 3.300.000
b. Biaya Amortisasi Tabel 4.5 Biaya Amortisasi Harta tak berwujud Perijinan (Rp 1.500.000,- selama 2 th) Pajak PBB (Rp 250.000,- untuk 1 th) Jumlah
Rp/bulan 62.500 21.000 83.500
40
c. Biaya Penyusutan/Depresiasi Tabel 4.6 Biaya Penyusutan/Depresiasi No Uraian (P) 1 Tanah,bangunan 2 Mesin, Peralatan 1.984.000 3 Inventaris kantor 1.000.000 4 Kendaraan 18.000.000 Jumlah
(NS) 184.000,400.000,12.000.000
N 5 5 5
d. Pajak Usaha dan Asuransi Pajak Usaha dan Asuransi per bulan dihitung 5% dari investasi PUA
= 5% x 36.811.310 = Rp. 1.840.565,- (pajak per tahun)
PUA per bulan = Rp. 1.743.756 : 12 = 145.313 e. Bunga dengan i 2% Bunga per bulan dihitung dengan 2% investasi Bunga
= 2% x 36.811.310 = Rp.736.226,- (bunga per tahun)
Bunga per bulan = Rp. 736.226 : 12 = Rp. 61.352 f. Dana Sosial Dana Sosial per tahun adalah 600.000,- = 50.000,-/ bulan Tabel 4.7 Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Komponen Biaya Tetap Rp/bulan Biaya Usaha 3.300.000,Biaya Penyusutan/Depresiasi 140.000,Amortisasi 83.500 ,Bunga 61.352,Pajak Usaha Asuransi 168.647, Dana Sosial 50.000,Jumlah 3.803.499,-
Rp/bln 0 30.000 10.000 100.000 140.000
41
g. Biaya Operasi (Operation Cost) Tabel 4.8 Biaya Operasi Komponen Biaya Operasi
Rp/bulan
Biaya Usaha Penyusutan Amortisasi Bunga Pajak Usaha dan Asuransi Dana Sosial
3.300.000,140.000,83.500,61.352,50.000,-
Jumlah
3.579.607,-
3. Biaya Tidak Tetap(Variable Cost) a.
Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan Untuk bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9 Perhitungan : Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja Produksi
minuman
instan
kacang
hijau
dengan
penambahan jahe 1000 kemasan/hari dan dikemas dalam kardus. Satu kardus berisi 10kantong dan setiap hari memproduksi 100kardus. Tabel 4.9 Bahan Baku dan Bahan Pembantu dalam Penggolahan Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe Nama Bahan Jumlah Rp @satuan Rp/hari Rp/bulan Kacang Hijau 3 kg 20.000/kg 60.000 1.500.000 Jahe Kering 1,5 kg 13.000/kg 19.500 487.500 Kantong Teh 1000 100.000/ 100.000 2.500.000 Kantong 1rb kantong Jumlah biaya bahan per hari 179.500 Jumlah biaya bahan per bulan 4.487.500 Dari 1 kg kacang hijau menghasilkan 1 kg kacang hijau giling kasar. Dan 1,5 kg jahe kering yang sudah di giling menghasilkan 1,5kg
jahe
halus
tanpa
menggunakan
ayakan.
Setiap
hari
menghasilkan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebanyak 1000 kantong, setiap 10 kantong di kemas dalam kardus
42
kemasan dan dalam sehari 1000 kantong teh menghasilkan 100 kardus minuman isntan kacang hijau dengan penambahan jahe. b. Biaya Kemasan Tabel 4.10 Biaya Kemasan Kemasan Ukuran Jumlah Rp @satuan Kardus 13x6 100 3000 Jumlah Total biaya kemasan per bulan = Rp. 300.000 x 25 hari 7.500.000,-
Rp/hari 300.000 300.000 = Rp.
c. Biaya Bahan Bakar (Energi dan Pembersih) Tabel 4.11 Biaya Bahan Bakar dan Pembersih Nama Jumlah Rp/bulan Air + Listrik 101.410 Gas (LPG) 3 kg @19.000 2 38.000 Jumlah 139.410 Perhitungan : 1. Tarif air PDAM : penggunaan 10 m3/bulan tarif Rp5000,/m
PDAM
3
Maka besar tari air PDAM = 10m3 x 5000 m3 = Rp 50.000,2. Tarif listrik Tarif Listrik (per KWH = Rp. 970,) atau (per Watt Rp. 970,- : 1000 = 0,97) dan Batas Daya Listrik (900 VA) - Lampu 2 @ 20 watt x 8 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp. 7.760,- Blender 2 @ 600 watt x 1 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp. 29.100,- Mesin Sealler 2 @300 watt x 1 jam per hari x 25 x Rp. 0,97/watt = Rp. 14.550,Tarif listrik = Rp. 7.760,- + Rp. 29.100,- + Rp. 14.550,- = Rp. 51.410,- per bulan.
43
d. Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP)= %FPP x HKB/1000 Tabel 4.12 Biaya Perawatan dan Perbaikan Rp Harga (P) % Uraian Jumlah @satuan (Rp) FPP Timbangan 2 80.000 160.000 3 Kompor 2 300.000 600.000 3 Tabung gas 2 130.000 260.000 4 Pengaduk Kayu 2 5.000 10.000 2 Sendok 3 2.000 6.000 4 Blender 2 250.000 500.000 2 Mangkok Plastik 4 7.000 28.000 4 Mesin Sealer 2 150.000 300.000 2 Wajan Sangrai 2 50.000 100.000 3 Pisau 2 5.000 10.000 4 Kain lap 4 5.000 10.000 2 Jumlah 1.984.000
P x JKH x
Jam/ Hari/b BPP/bln hari ulan 1 25 120.000 2 25 90.000 2 25 52.000 2 25 1.000 1 25 600 1 25 25.000 1 25 2.800 1 25 15.000 1 25 7.500 2 25 2.000 2 25 1.000 Jumlah BPP 316.900
e. Total Biaya Tidak Tetap Tabel 4.13 Total Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Komponen Biaya Biaya bahan baku, pembantu Biaya kemasan Biaya energi dan pembersih Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP) Jumlah
Rp/bulan 4.487.500 7.500.000 139.410 316.900 12.443.810
4. Kriteria Kelayakan Usaha a. Total Biaya Produksi per bulan = FC + VC = 3.803.499,- + 12.443.810 = 16.247.309,b. Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP). Dalam 1 kali produksi per hari menghasilkan 1000 kantog atau 100 kardus canghe instan. Kapasitas produksi dalam 1 bulan = 100 kemasan x 25 hari = 2.500 kemasan Harga Pokok Produksi (HPP) HPP
=
Total Biaya Produksi/ bulan Jumlah Produksi/ bulan
44
=
Rp.16.247.309,2.500 kemasan
= Rp 4.977/kemasan Jadi harga pokok produksi per kemasan canghe instan yaitu Rp.6.498,- dengan penetapan harga jual Rp 7.000 /kemasan. Tabel 4.14 Perhitungan Penjualan Keterangan Penjualan/bulan @ kemasan (7.000)
Jumlah/bln
2.500 kemasan x Rp 7.000
Rp 17.500.000
c. Perhitungan Rugi/Laba = Penjualan – Biaya Pokok Produksi
1. Laba kotor
= Penjualan – Biaya Tidakn Tetap (VC) = Rp.17.500.000,- – Rp. 12.443.810,= Rp. 5.056.190,2. Laba Operasi
= Laba kotor – Biaya Operasi (BO) = Rp. 5.056.190 – 3.640.959,= Rp. 1.415.231,= Laba Operasi – Pajak Asuransi dan Usaha
3. Laba Bersih
= Rp. 1.415.231 ,- – Rp. 145.313 = Rp 1.269.918 d. Break Even Point (BEP) Analisis Titik Impas (BEP) Unit BEP (P)
= =
( (
)
)
Rp.3.803.449,7.000 4.977,52
= BEP (Q)
= = =
(
)
45
Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 6.499 kemasan. e. Return on Investment (ROI) ROI setelah pajak =
=
Laba kotor x 100 % Investasi
Rp 5.056.190,x100 % Rp 36.811.310 -
= 13,73 % ROI sebelum pajak =
=
Laba bersih x 100 % Investasi
Rp 1.269.918,x100 % Rp 36.811.310,-
= 3,44 % f. Pay Out Time (POT) POT =
=
Investasi Laba bersih
Rp 36.811.310,Rp 1.269.918 -
= 29 bulan
g. Benefit Cost Ratio (Net B/C) B/C =
=
Pendapatan total biaya poduksi
Rp 17.500.000,Rp 16.247.309,-
= 1,08
5. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
46
a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan sebesar Rp. 3.809.606,b) Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost) Biaya tidak tetap/variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya tidak tetap/variabel terdiri dari biaya bahan baku, pembantu dan kemasan, biaya bahan bakar/energi,dan biaya perawatan dan perbaikan. Biaya variabel produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan sebesar Rp 12.443.810,6. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe setiap bulan bulan adalah 2.500 kemasan. a) Harga Pokok Produksi Harga pokok penjualan merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya varibel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga Pokok penjualan minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah Rp.6. 501,- per kemasan. b) Harga Jual Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok.
47
Harga jual minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe adalah Rp 7.000,- per kemasan. c) BEP (Break Even Point) Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi kacang hijau instan dengan penambahan jahe mencapai titik impas pada tingkat produksi 1.880 kemasan. Sedangkan untuk mencapai harga jual minimum agar tercapai titik keseimbangan adalah Rp 6.499. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu usaha/produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe ini tetap dapat berjalan. d) Laba (Keuntungan) Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. 1) Laba Kotor Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar Rp. 5.056.190,- /bulan dari 2.500 kemasan. 2) Laba Bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe perbulannya adalah Rp. 1.269.918/bulan dari 2.500 kemasan.
48
e) ROI (Return on Investment) Return on Investment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang dikeluarkan. Return on Investment produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebelum pajak adalah 13,73% dan return on Investment produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sesudah pajak adalah 3,44%. f) POT (Pay Out Time) Pay Out Time merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe akan kembali modal dalam jangka waktu 29bulan. g) B/C (Benefit Cost Ratio) Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika niali B/C lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika B/C lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. B/C rationya dari analisis ekonomi minuman instan kacang hijau dengan penambahan jahe sebesar 1,08%.