BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Kejer Hasil tangkapan jaring kejer selama penelitian menunjukkan bahwa proporsi jumlah rajungan tertangkap adalah 42,07% dari total hasil tangkapan. Hal ini berarti bahwa proporsi by-catch relatif tinggi yaitu 57,93% (Tabel 1). By-catch yang tinggi tersebut mencerminkan komposisi biota di lokasi penelitian. Hasil tangkapan rajungan selama penelitian relatif rendah dibandingkan dengan musim penangkapan lain dalam penelitian lainnya seperti Gardenia (2002) dan Suadela (2004)
serta
komunikasi
dengan
nelayan.
Besarnya
by-catch
perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan jaring kejer, karena dapat berdampak pada keseimbangan ekologis perairan Gebang Mekar.periode waktu lain, yaitu pada saat musim rajungan, proporsi by-catch dapat lebih sedikit dari yang diperoleh selama penelitian ini. Selektivitas jaring kejer dapat mempengaruhi hasil tangkapan. Jumlah bycatch yang lebih dari 50% menunjukkan bahwa jaring kejer termasuk alat tangkap yang tidak selektif terhadap jenis tangkapan. Selektivitas suatu alat tangkap dipengaruhi oleh proses tertangkapnya biota. Hasil tangkapan jaring kejer pada umumnya tertangkap secara entangled. Menurut von Brandt (1984) dalam Suadela (2004), jaring rajungan termasuk alat tangkap tangled-net, atau lebih spesifik single-walled tangled net, karena rajungan yang merupakan sasaran utama penangkapannya tertangkap dengan cara terpuntal (entangled) bagian tubuhnya pada badan jaring. Von Brandt (1984 dalam Suadela (2004) juga menyatakan bahwa kelompok alat tangkap jaring puntal memiliki selektivitas yang rendah, karena berbagai macam spesies dan ukuran yang tertangkap. Selain itu beberapa faktor biologis rajungan juga mempengaruhi selektivitas jaring kejer, antara lain morfologi dan tingkah laku rajungan dan biota lain (Monintja 1997 dalam Suadela 2004). Morfologi biota yang tertangkap seperti Murex sp yang merupakan hasil tangkapan sampingan dominan dengan morfologi yang rumit, mengakibatkan hasil tangkapan umumnya tertangkap
22
23
secara terpuntal atau entangled. Tingkah laku rajungan dan biota lain yang berusaha melepaskan diri saat tersangkut pada jaring dapat merusak membuat biota-biota tersebut lebih terpuntal.
Tabel 1. Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Kejer Jumlah Individu (Ekor)
Persentase (%)
Rajungan (Portunus pelagicus) Rajungan Angin (Podopthalamus vigil)
639
42,07
122
8,03
Mimi (Tachypleus tridentatus) Udang Pletok (Oratosguilla oratoria)
7
0,46
124
8,16
Rangah (Murex sp)
253 480
16,66 31,60
Sotong (Loligo sp)
18
1,18
498
32,78
Ikan pari (Dasyatis sp) Ikan Remang (Congresox talabon)
13
0,86
24
1,58
Ikan Lidah (Cynoglossus spp) Ikan Sembilang (Paraplotosus sp)
30
1,97
7
0,46
Ikan Kakap (Lates Calcarifer)
28
1,84
Ikan Tigawaja (Johnius sp) Ikan Gerok (Pomadasys maculatum) Ikan Kerong-kerong (Terapon jarbua)
14
0,92
9
0,59
4
0,26
Jumlah
129
8,49
Jumlah Total
1519
100,00
Spesies
Jumlah
Jumlah
24
4.2 Komposisi Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan Total tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) dalam 10 kali ulangan adalah 639 ekor. Jumlah tangkapan rajungan paling banyak diperoleh dari perlakuan A dengan mesh size 3 yaitu berjumlah 236 ekor dengan rata-rata 23,6 (Tabel 2) atau 36,93% (Gambar 3 dan Lampiran 11).
Tabel 2. Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan Perlakuan
Hasil rata-rata (ekor)
A (Mesh size 3 inci)
23,6 a
B (Mesh size 3,5 inci)
19,6 a
C (Mesh size 4 inci)
20,7 a
Keterangan : Nilai-nilai yang diikuti dengan notasi yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada Uji F taraf 5%
C 32,39 %
A 36,93 % A (MS 3 inci) B (MS 3.5 inci) C (MS 4 inci)
B 30,67 %
Gambar 3. Komposisi Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan
Frekuensi tertangkapnya rajungan pada tiap ulangan berfluktuasi. Jumlah tertangkapnya rajungan paling banyak terjadi pada ulangan ke-9 dengan jumlah tangkapan sebanyak 93 ekor, kemudian disusul dengan ulangan ke-8 dengan
25
jumlah 76 ekor. Jumlah tangkapan rajungan yang terkecil terjadi pada ulangan ke7 dan ke-2 dengan jumlah tangkapan sebanyak 45 dan 46 ekor. Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap jumlah rajungan hasil tangkapan tiga perlakuan mesh size yang berbeda diperoleh nilai FHitung sebesar 0,78 sedangkan FTabel pada taraf 5% sebesar 3,35 dengan kata lain bahwa FHitung lebih kecil dibandingkan Ftabel sehingga keputusannya yaitu tolak H1 (Lampiran 12). Hal ini berarti bahwa perbedaan mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah rajungan yang tertangkap di perairan Gebang Mekar Cirebon. Perbedaan mesh size yang tidak berpengaruh terhadap jumlah individu rajungan disebabkan oleh proses tertangkapnya rajungan yaitu dengan cara terpuntal pada badan jaring, maka perbedaan mesh size yaitu 3 sampai dengan 4 inci tidak memberikan hasil yang berbeda nyata, selain itu juga perbedaan mesh size yang sangat kecil yaitu 0,5 inci.
4.3 Komposisi Jenis Kelamin Rajungan Hasil Tangkapan Selama penelitian berlangsung hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Jumlah rajungan jantan lebih banyak tertangkap daripada rajungan betina. Rajungan jantan yang tertangkap berjumlah 393 ekor atau 61,50% sedangkan rajungan betina yang tertangkap berjumlah 246 ekor atau 38,50% (Gambar 4 dan Lampiran 14). Persentase rajungan jantan yang tertangkap hampir 2 kali lipat hasil rajungan betina. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang telah dilakukan Kangas (1997), Darya (2002). Gardenia (2002) dan Suadela (2004) rajungan jantan lebih banyak tertangkap dengan perbandingan yang cukup besar terhadap rajungan betina. Banyaknya rajungan jantan dan betina yang tertangkap bergantung pada keberadaan dan aktivitasnya di fishing ground tersebut (Saedi, 1997). Hal ini diperkirakan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berubah. Perubahan salinitas dan suhu di suatu perairan mempengaruhi aktivitas dan keberadaan suatu biota (Gunarso, 1985).
26
38,50 % Jantan Betina 61,50 %
Gambar 4. Komposisi Jenis Kelamin Rajungan Hasil Tangkapan
Berdasarkan Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap jumlah rajungan yang tertangkap pada tiga mesh size berbeda diperoleh F Hitung sebesar 0,629 untuk rajungan jantan (Lampiran 14) dan 0,057 untuk rajungan betina (Lampiran 15), sedangkan F Tabel pada taraf 5% adalah sebesar 3,35 sehingga keputusannya yaitu tolak H1 (terima Ho). Hal ini berarti bahwa perbedaan mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah rajungan jantan maupun betina yang tertangkap pada tiap-tiap perlakuan. Rajungan jantan menyenangi perairan dengan salinitas rendah sehingga penyebarannya di sekitar perairan pantai yang dangkal. Rajungan betina menyenangi perairan dengan salinitas lebih tinggi terutama untuk melakukan pemijahan, sehingga menyebar ke perairan yang lebih dalam dibanding jantan (Wharton 1975 dan Rudiana 1989 dalam Saedi 1997).
4.4 Komposisi Ukuran Rajungan Hasil Tangkapan Ukuran rajungan jantan yang tertangkap di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon bervariasi mulai dari panjang, lebar karapas serta bobot individu (Tabel 3).
27
Tabel 3. Sebaran Ukuran Rajungan Jantan Hasil Tangkapan Dimensi
Kisaran
Ukuran Dominan
Ukuran
A
B
C
(MS 3 inci)
(MS 3,5 inci)
(MS 4 inci)
CL, cm
4,0 – 8,4
5,5 – 5,9
5,0 – 5,4
6,0 – 6,4
CW, cm
8,5 – 16,5
12,1 – 12,9
13,0 – 13,8
13,9 – 14,7
BW, gram
32 - 310
94 – 124
94 – 124
94 - 124
Keterangan : CL: Carapace Lenght (Panjang Karapas) CW: Carapace Widht (Lebar Karapas) BW: Body Weight (Bobot individu) Rajungan jantan yang tertangkap didominasi oleh 3 kelas CL (panjang karapas) pada 3 perlakuan berbeda. Untuk mesh size 3 inci rajungan jantan yang tertangkap didominasi oleh kelas 5,5-5,9 cm, mesh size 3,5 inci didominasi oleh kelas 5,0-5,4cm sedangkan untuk mesh size 4 inci didominasi oleh kelas 6,0-6,4 cm (Gambar 5 dan Lampiran 16). Kelas CW (lebar karapas) untuk mesh size 3 inci dinominasi oleh kelas 12,1-12,9cm dan 13,0-13,8cm untuk mesh size 3,5 serta 13,9-14,7cm untuk mesh size 4 inci (Gambar 6 dan Lampiran 16). Kelas (BW) bobot individu rajungan jantan yang tertangkap juga bevariasi, untuk mesh size 3 inci berat yang dominan pada kelas 94-124 gram, serta 94-124 gram untuk mesh size 3,5 dn 4 inci (Gambar 7 dan Lampiran 16).
28
50 45
MS 3 inci
40
MS 3,5 inci MS 4 inci
Jumlah (Ekor)
35 30 25 20 15 10 5 0 4,0-4,4
4,5-4,9
5,0-5,4
5,5-5,9
6,0-6,4
6,5-6,9
7,0-7,4
7,5-7,9
8,0-8,4
Ukuran (cm)
Gambar 5. Komposisi Panjang Karapas (CL) Rajungan Jantan 50 45 40 Jumlah (Ekor)
35 30 25 20
MS 3 inci
15
MS 3,5 inci
10
MS 4 inci
5 0
Ukuran (cm)
Gambar 6. Komposisi Lebar Karapas (CW) Rajungan Jantan
29
70 MS 3 inci
60
MS 3,5 inci
Jumlah (Ekor)
50
MS 4 inci
40 30 20 10 0 32-62
63-93
94-124
125-155 156-186 187-217 218-248 249-279 280-310 Berat (gram)
Gambar 7. Komposisi Bobot individu (BW) Rajungan Jantan
Ukuran rajungan betina juga bervariasi dari segi panjang, lebar karapas serta bobot individu (Tabel 4). Rajungan betina yang tertangkap didominasi oleh 3 kelas CL (panjang karapas) pada 3 perlakuan berbeda. Untuk mesh size 3 inci rajungan betina yang tertangkap didominasi oleh kelas 3,8-8,3cm, mesh size 3,5 inci didominasi oleh kelas 5,9-6,3cm sedangkan untuk mesh size 4 inci didominasi oleh kelas 5,9-6,3cm (Gambar 8 dan Lampiran 17). Kelas CW (lebar karapas) rajungan betina untuk mesh size 3 inci dinominasi oleh kelas 11,9-12,7cm dan 12,8-13,6cm untuk mesh size 3,5 serta 11,9-12,7cm untuk mesh size 4 inci (Gambar 9 dan Lampiran 17). Kelas bobot individu (BW) rajungan betina yang tertangkap pada bebagai perlakuan berada pada 1 kelas yang sama yaitu pada kisaran 103 gram – 127 gram (Gambar 10 dan Lampiran 17).
30
Tabel 4. Sebaran Ukuran Rajungan Betina Hasil Tangkapan Dimensi
Kisaran
Ukuran
Dominan A
B
C
(MS 3 inci)
(MS 3,5 inci)
(MS 4 inci)
CL, cm
3,9-8,3
4,9-5,3
5,9-6,3
5,9-6,3
CW, cm
8,3-16,3
11,9-12,7
12,8-13,6
11,9-12,7
BW, gram
28-252
103-127
103-127
103-127
Keterangan : CL: Carapace Lenght (Panjang Karapas) CW: Carapace Widht (Lebar Karapas) BW: Body Weight (Bobot individu) 40 35
Jumlah (Ekor)
30 25 20
MS 3 inci MS 3,5 inci
15
MS 4 inci 10 5 0 3,9-4,3 4,4-4,8 4,9-5,3 5,4-5,8 5,9-6,3 6,4-6,8 6,9-7,3 7,4-7,8 7,9-8,3 Ukuran (cm)
Gambar 8. Komposisi Panjang Karapas (CL) Rajungan Betina
31
35 30
Jumlah (Ekor)
25 20 15
MS 3 inci MS 3,5 inci
10
MS 4 inci
5 0
Ukuran (Cm)
Gambar 9. Komposisi Lebar Karapas (CW) Rajungan Betina
35 30
Jumlah (Ekor)
25 20 MS 3 inci
15
MS 3,5 inci MS 4 inci
10 5 0 28-52
53-77 78-102 103-127 129-152 153-177 178-202 203-227 228-252 Berat (gram)
Gambar 10. Komposisi Bobot individu (BW) Rajungan Betina
32
Kumar et al. (2000) dalam Suadela (2004) menyatakan bahwa rajungan mencapai umur dewasa setelah berukuran panjang karapas 3,7 cm dan lebar karapas 9 cm. Semua rajungan yang tertangkap oleh mesh size 3 – 4 inci di perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon seluruhnya memiliki ukuran panjang karapas (CL) diatas 3,7 cm, ini berarti telah dewasa. Rajungan berukuran lebar kaparas (CW) dibawah 9 cm yang tertangkap sebanyak 1 ekor jantan pada mesh size 4 inci dan 1 ekor betina pada mesh size 3 inci. Rajungan jantan sebanyak 392 ekor dan rajungan betina sebanyak 245 ekor dari berbagai mesh size mempunyai ukuran lebar karapas diatas 9cm. Kangas (2000) mengemukakan bahwa ukuran legal yang berlaku di Australia, yaitu rajungan yang mempunyai ukuran lebar karapas diatas 11 cm. Dalam penelitian ini tertangkap sebanyak 345 ekor jantan dan 217 ekor betina dari 3 ukuran mesh size. Selebihnya yaitu sebanyak 48 ekor rajungan jantan dan 29 ekor rajungan betina mempunyai ukuran lebar karapas dibawah 11 cm atau tidak layak tangkap (Tabel 5).
Tabel 5. Komposisi Ukuran Dewasa Seksual Dan Kelayakan Tangkap Rajungan Berdasarkan Panjang dan Lebar Karapas Kategori
Ukuran
Jantan
Persentase
Betina
Persentase
(ekor)
(%)
(ekor)
(%)
Belum dewasa
< 3,7 cm CL
0
0
0
0
Dewasa
≥ 3,7 cm CL
393
100
246
100
393
100
246
100
Jumlah Belum Dewasa
< 9 cm CW
1
0,25
1
0,40
Dewasa
≥9 cm CW
392
99,75
245
99,60
393
100
246
100
layak < 11 cm CW
48
12,21
29
11,79
≥ 11 cm CW
345
87,79
217
88,21
393
100
246
100
Jumlah Tidak tangkap Layak tangkap
Jumlah
33
Dengan demikian rajungan yang tertangkap dengan jaring kejer 3 sampai dengan 4 inci 87,79% jantan dan 88,21% betina termasuk layak tangkap dan hanya 12,21% rajungan jantan dan 11,79% rajungan betina yang tidak layak tangkap. Komposisi ukuran rajungan baik jantan maupun betina memperlihatkan beragamnya ukuran rajungan yang tertangkapnya oleh jaring kejer pada masingmasing mesh size, tetapi jika dibandingkan tiap-tiap mesh size mempunyai ukuran yang relatif homogen. Mengingat rajungan tertangkap secara terpuntal atau entangled, sulit menentukan bahwa jaring tersebut selektif terhadap ukuran tertentu rajungan. Gardenia (2002) yang menggunakan jaring kejer dengan mesh size 3,5 inci mendapatkan sebaran rajungan yang mempunyai panjang karapas berkisar antara 4,0 sampai 8,0 cm dengan didominasi oleh kelas 4,6 sampai 5,1 cm dan lebar karapas 8,6 sampai 16,9 cm dengan dominasi kelas 10,3 sampai 11,3 cm. Rajungan yang tertangkap selama penelitian hampir seluruhnya berukuran panjang karapas diatas 3,7 cm yaitu 100% dan lebar karapas diatas 9 cm yaitu 99,75% untuk rajungan jantan dan 99,60% untuk rajungan betina, tiga perempatnya atau 87,79 % untuk rajungan jantan dan 88,21% untuk rajungan betina yang memiliki lebar karapas lebih dari 11 cm. Sunarto (2011) menyatakan bahwa pemijahan rajungan berlangsung pada bulan april. Hal ini berarti bahwa rajungan yang tertangkap pada bulan maret merupakan rajungan dewasa yang siap memijah. Ukuran panjang karapas diatas 3,7 cm dan lebar karapas diatas 9 cm merupakan ukuran rajungan yang sudah dewasa, sedangkan untuk lebar karapas dia atas 11 cm merupakan ukuran yang digunakan sebagai acuan kriteria layak tangkap bagi rajungan. Layak tangkap dalam hal ini berdasarkan tingkat kedewasaan secara seksual dari rajungan yang berhubungan dengan siklus reproduksi rajungan itu sendiri. Dengan demikian jaring kejer mampu menangkap rajungan yang telah layak tangkap secara seksual sepertiganya dari keseluruhan yang tertangkap pada saat musim dilakukannya penelitian. Penangkapan rajungan yang mempunyai lebar karapas diatas 11 cm dapat memberi peluang bagi
34
rajungan untuk dapat bereproduksi dan memijah terlebih dahulu sebelum tertangkap. Berat total hasil tangkapan rajungan sebesar 75.714 g dengan rata-rata berat hasil tangkapan tiap langan atau trip sebesar 2523,8 g. Berat rata-rata terbesar yaitu pada perlakuan C (mesh size 4 inci) seberat 29.291 g, kemudian berturut-turut diikuti oleh perlakuan A (mesh size 3 inci) seberat 24.442 g dan perlakuan B (mesh size 3.5 inci seberat 21.981 g (Lampiran 18). Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap berat rajungan hasil tangkapan pada tiga mesh size berbeda diperoleh nilai F hitung sebesar 0,02 (Lampiran 19) sedangkan nilai Ftabel pada taraf 5% adalah sebebsar 3,53 dengan kata lain bahwa F hitung lebih kecil dari Ftabel sehingga keputusannya yaitu terima Ho. Hal ini berarti bahwa perbedaan mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap berat rajungan hasil tangkapan. Komposisi hasil tangkapan rajungan juga dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Rajungan yang berjenis kelamin jantan mempunyai bobot yang lebih berat jika dibangdingkan dengan rajungan yang berjenis kelamin betina (Tabel 6).
Tabel 6. Komposisi Berat Rajungan Jantan dan Betina Perlakuan
Jantan (g)
Betina (g) Notasi
Berat total
Rata-
Notasi
Berat
Rata-
total
rata
A (MS 3 inci)
15.673
1567,3
a
8.769
876,9
a
B (MS 3,5 inci)
14.232
1423,2
a
7.749
774,9
a
C (MS 4 inci)
18.701
1870,1
a
10.590
1059
a
rata
Keterangan : Nilai-nilai yang diberi notasi yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada Uji F taraf 5% Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap berat rajungan hasil tangkapan pada tiga mesh size berbeda diperoleh nilai F hitung sebesar 1,03 (Lampiran 20) untuk rajungan jantan dan 1,17 untuk rajungan betina, sedangkan Ftabel pada taraf 5% sebesar 3,35 sehingga
35
keputusannya yaitu tidak berbeda nyata atau terima Ho (Lampiran 21). Hal ini berarti bahwa perbedaan mesh size antara 3 sampai dengan 4 inci tidak berpengaruh nyata terhadap berat rajungan hasil tangkapan baik jantan maupun betina.
4.5 Selektivitas Mesh Size Jaring Kejer Jaring kejer merupakan alat tangkap yang tujuan utamanya untuk menangkap rajungan, namun kenyataannya jumlah rajungan yang tertangkap sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil tangkapan sampingannya. Proporsi hasil tangkapan utama menunjukkan selektivitas dari suatu alat tangkap. Dimana bila proporsi hasil tangkapan utama yang dihasilkan semakin besar, maka alat tersebut dapat dikatakan selektif dari segi jenis. Menurut Suadela (2004), bila proporsi hasil tangkapan sasaran utama adalah ≥60% maka suatu alat tangkap dapat dikatakan selektif yang merupakan bagian dari kriteria ramah lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jaring kejer kejer tidak memenuhi satu keriteria ramah lingkungan, yaitu dengan proporsi hasil tangkapan utama sebesar 42,07%. Rendahnya proporsi hasil tangkapan utama dikarenakan biota di fishing ground sangat beranekaragam. Menurut Sarmintohadi (2002) tingginya hasil tangkapan sampingan disebabkan ada kesamaan habitat diantara ikan target dan ikan non target. Selain itu, besarnya proporsi hasil tangkapan sampingan menunjukkan bahwa jaring kejer tidak selektif terhadap jenis spesies. Selektivitas alat tangkap terhadap hasil tangkapan umumnya berdasarkan kemampuan dalam menangkap hasil tangkapan pada ukuran tertentu. Panjang karapas (CL) rajungan jantan yang tertangkap oleh berbagai perlakuan bervariasi mulai dari 4,0 sampai 8,4 cm. Lebar karapas (CW) rajungan jantan berkisar dari 8,5-16,5cm. Bobot individu (BW) Rajungan jantan berkisar dari 32 gram sampai dengan 310 gram. Panjang karapas (CL) rajungan betina yang tertangkap oleh berbagai perlakuan bervariasi mulai dari 3,9 sampai 8,3cm. Lebar karapas (CW) rajungan betina berkisar dari 8,3 sampai 16,3cm. Bobot individu (BW) Rajungan jantan
36
berkisar dari 28 gram sampai 252 gram. Rajungan yang tertangkap menyebar dalam semua kelas ukuran, sehingga dapat dipastikan jaring kejer ini tidak selektif terhadap ukuran tertentu dari rajungan. Monintja et al. (1997) dalam Suadela (2004) menyatakan bahwa proporsi jumlah hasil tangkapan yang tertangkap secara entangled mempengaruhi total selektivitas jaring. Dengan mempertimbangkan cara tertangkapnya tersebut, komposisi ukuran rajungan yang tertangkap jaring kejer cenderung dapat dikatakan tidak selektif. Sehingga diperkirakan komposisi ukuran yang diperoleh mencerminkan komposisi ukuran rajungan yang ada di lokasi penelitian. Perbedaan mesh size pada alat tangkap jaring kejer ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap rajungan (Portunus pelagicus) hasil tangkapan dilihat dari jenis spesies hasil tangkapan, jumlah individu dan distribusi ukuran,. Tidak adanya perbedaan hasil tangkapan pada tiap-tiap mesh size menunjukkan bahwa jaring kejer memiliki selektivitas mata jaring yang rendah. Matsuoka (1995) dalam Tabrizi (2003) juga mengemukakan bahwa faktor yang terbesar dalam penentuan selektivitas adalah mesh size. Jaring kejer merupakan alat tangkap yang memiliki tingkat selektivitas rendah karena alat tangkap ini menangkap rajungan secara entangled atau terpuntal, dimana rajungan yang memiliki ukuran kecil masih bisa terjerat oleh jaring.