BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Pengujian Alat Tanam Semi Mekanis
Pengujian kapasitas lapang alat tanam dilakukan di laboratorium lapangan Leuwikopo pada lahan kering seluas 160 m2 atau 0.016 ha sebanyak dua kali pengulangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengujian kapasitas lapang alat tanam semi mekanis. Luas Lahan (m2)
Waktu Penanaman (s)
160 160
670 720 Rata-rata
Kapasitas Lapang (s/m2)
Kapasitas Lapang (ha/jam)
4.188 4.5
0.086 0.08 0.083
Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat tanam semi mekanis dapat bekerja dengan kapasitas lapang 0.083 ha/jam atau 12 jam/ha. Data kapasitas lapang digunakan untuk menentukan biaya operasional alat yaitu biaya operator dan R&M. Kapasitas lapang teoritis dan efisiensi lapangan alat diperlukan untuk menentukan lama aki bekerja selama proses penanaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2011) rata-rata efisiensi lapangan alat adalah 74.25 % maka kapasitas lapang teoritis rata-rata adalah 0.111 ha/jam atau 9 jam/ha. Kapasitas lapang teoritis digunakan sebagai asumsi alat (aki dan mikrokontroler) dalam keadaan bekerja, maka dalam satu hari kerja (8 jam) alat bekerja efisien selama 6 jam. Pengujian kedua adalah pengujian arus keluaran aki yang berkapasitas 5 Ah atau 5 A per jam dan bertegangn 12 V. Uji arus keluaran aki dilakukan dengan alat multitester sebanyak 10 kali pengulangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengujian arus keluaran aki. Pengulangan
Arus Keluar (A)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
0.734 0.698 0.664 0.703 0.726 0.715 0.703 0.686 0.690 0.707 0.703
Hasil pengujian menunjukkan arus keluaran aki rata-rata saat alat bekerja adalah 0.703 A atau 703 mA. Berdasarkan data tersebut maka dapat ditentukan waktu kerja aki sampai energi di dalam aki habis, selain itu dapat ditentukan pula waktu pengisian ulang aki apabila digunakan charger berkapasitas 800 mA dan 12 V atau 9.6 W.
23
Perhitungan dengan Persamaan 3.8 menunjukkan bahwa waktu kerja maksimum aki adalah 7.37 jam. Artinya aki dapat dipakai dalam waktu satu hari kerja dengan asumsi 6 jam alat bekerja efisien selama 8 jam proses penanaman. Berdasarkan Persamaan 3.8 didapatkan pula waktu pengisian ulang aki selama 6.4 jam jika energi di dalam aki kosong. Waktu pengisian ulang per hari didapatkan dari perbandingan waktu kerja maksimum dengan waktu pengisian ulang aki dalam keadaan energi kosong. Rasio waktu kerja maksimum dan waktu pengisian ulang aki adalah 1.153 : 1. Aki bekerja efisien selama 6 jam per hari maka waktu pengisian ulang per hari adalah 5.2 jam. Rasio kerja alat dan waktu pengisian ulang aki adalah 1.54 : 1.
4.2
Biaya dan Manfaat Alat Tanam Jagung Tipe Tugal
Struktur biaya alat tanam tugal “Model V” meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator dan biaya R&M. Ilustrasi biaya alat tanam jagung tipe tugal pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya alat tanam jagung tipe tugal pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp) (200,000)
Biaya Tetap (Rp)
Biaya Variabel (Rp)
Penyusutan
Bunga Modal
Penyimpanan
Operator
R&M
(45,000)
(55,250)
(400)
(1,172,400)
(12,000)
*Ket : tanda kurung menunjukkan nilai uang keluar (biaya)
Harga komersial alat tanam jagung “model V” adalah Rp 200,000 maka nilai ini adalah biaya investasi. Biaya penyusutan Rp 45,000 didapatkan dengan menggunakan persamaan 3.3, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 20,000 dengan umur ekonomis 2 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 55,250 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 400 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe tugal bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 60 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 120 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5) maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 1,172,400. Biaya R&M Rp 12,000 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih tipe drill. Manfaat dari alat tanam jagung tipe tugal berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama dua tahun. Asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari nilai awalnya yaitu Rp 20,000. Nilai tersebut dianggap sebagai pemasukan uang dari proses penanaman.
4.3
Biaya Alat dan Manfaat Alat Tanam Jagung Semi Mekanis
Struktur biaya alat tanam jagung “Co Seeders” semi mekanis meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat dan aki beserta charger. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator,
24
R&M dan biaya isi ulang aki. Ilustrasi biaya alat tanam jagung tipe semi mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya alat tanam jagung semi mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp)
Biaya Tetap (Rp) Penyusutan
(5,285,000)
(1,189,125)
Bunga Modal (1,459,981)
Biaya Variabel (Rp) Penyimpanan
Operator
R&M
Aki
(10,570)
(234,480)
(63,420)
(82)
Harga komersial alat tanam jagung “Co Seeders” dan aki+charger adalah Rp 5,000,000 dan Rp 285,000 maka biaya investasi adalah sebesar Rp 5,285,000. Biaya penyusutan Rp 1,189,125 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.3, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 500,000 dengan umur ekonomis 4 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 1,459,981 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 10,570 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe semi mekanis bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 12 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 24 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5), asumsi gaji operator alat tanam semi mekanis adalah 200 % dari gaji buruh pertanian pada umumnya yaitu Rp 78,164 per hari atau Rp 9,770 per jam, maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 234,480. Biaya R&M Rp 63,420 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih tipe drill. Biaya isi ulang aki sebesar Rp 82 didapatkan dari persamaan 3.7 dengan tarif dasar listrik seharga Rp 535 per KWh (PLN 2011), dengan daya charge aki 9.6 Watt atau 0.0096 KW. Waktu pengisian ulang aki 15.6 jam didapatkan dari rasio kerja alat dengan waktu pengisian ulang 1.54 : 1. Manfaat dari alat tanam jagung semi mekanis berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama 4 tahun juga nilai sisa aki dan charger pada akhir umur ekonomisnya 2 tahun. Asumsi nilai sisa alat dan aki adalah 10 % dari nilai awalnya yaitu Rp 500,000 dan Rp 28,500. Nilai tersebut dianggap sebagai pemasukan uang dari proses penanaman dengan alat tanam semi mekanis.
4.4
Biaya Alat Tanam Jagung Mekanis
Struktur biaya alat tanam jagung “Grain Seeder” mekanis meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat dan traktor. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator, R&M dan biaya isi ulang aki. Ilustrasi biaya alat tanam jagung mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Biaya alat tanam jagung mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp) (17,587,200)
Biaya Tetap (Rp)
Biaya Variabel (Rp)
Penyusutan
Bunga Modal
Penyimpanan
Operator
R&M
BOG
(3,607,848)
(4,858,464)
(35,174)
(58,623)
(46,288)
(29,119)
25
Harga komersial traktor roda dua “QUICK G1000” Rp 19,600,000 dan implemen tanam ”Grain Seeder” Rp 15,000,000. Biaya investasi traktor direduksi sebesar persentase kerja hanya pada proses penanaman sebesar 13.2 % (Lampiran 1), maka biaya investasi traktor adalah sebesar Rp 2,587,200 dan investasi implemen tanam sebesar Rp 15,000,000 maka total biaya investasi adalah Rp 17,587,200. Biaya penyusutan Rp 3,607,848 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.3 dengan asumsi biaya investasi traktor sebesar 13.2 %, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 500,000 dengan umur ekonomis traktor dan implemen selama 10 tahun dan 4 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 4,858,464 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 35,174 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe mekanis bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 3 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 6 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5) asumsi gaji operator alat tanam semi mekanis adalah 200 % dari gaji buruh pertanian pada umumnya yaitu Rp 78,164 per hari atau Rp 9,770 per jam, maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 58,623. Biaya R&M Rp 46,288 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih gandeng traktor. Biaya BOG sebesar Rp 29,119 terdiri dari biaya bahan bakar, oli dan gemuk. Biaya bahan bakar sebesar Rp 24,300 didapatkan dari Persamaan 3.9 dengan asumsi harga solar Rp 4,500 dan laju konsumsi bahan bakar 0.9 l/jam. Biaya oli sebsesar Rp 3,012 didapatkan dari Persamaan 3.10 dengan asumsi laju konsumsi oli 0.02 l/jam. Biaya gemuk sebesar Rp 1,807 didapatkan dari Persamaan 3.11. Manfaat dari alat tanam jagung mekanis berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama 4 tahun dan nilai sisa traktor akhir tahun ke-4 dengan umur ekonomis alat 10 tahun. Asumsi nilai sisa implemen tanam dan traktor adalah 10 % dari nilai awalnya. Nilai sisa traktor sebesar Rp 1,655,808 didapatkan berdasarkan Persamaan 3.12. Nilai sisa implemen tanam adalah 10 % dari harga awalnya Rp 15,000,000 yaitu Rp 1,500,000.
4.5
Analisis Present Worth Cost Alat Tanam Jagung
Analisis PWC seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan mengadopsi persamaan PWC untuk ketiga alat tanam pada Persamaan 3.13, 3.14 dan 3.15 ke dalam software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya investasi, annual disbursement atau pengeluaran tahunan, nilai sisa investasi dan MARR. Nilai MARR yang digunakan adalah 16.48 % (Lampiran 2). Analisis PWC ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis PWC ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis PWC dapat dilihat pada Gambar 6.
26
350 300 250 200
ATT
150
ATSM
100
ATM
50 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96
PRESENT WORTH COST (Juta Rp)
400
LUAS LAHAN (ha) *Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran . Gambar 6. Analisis PWC alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 – 100 ha. Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bentuk seperti tangga. Bentuk tangga pada grafik diakibatkan oleh penambahan alat, maupun penambahan blok tanam, efeknya adalah penambahan investasi alat atau penambahan biaya variabel yang berarti menaikkan nilai PWC secara signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Grafik tersebut juga menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik PWC alat tanam tugal selalu memiliki kemiringan yang relatif lebih tinggi dibandingkan PWC alat tanam semi mekanis dan mekanis. Ini menunjukkan bahwa alat tanam tugal memiliki laju peningkatan biaya yang lebih tinggi di antara kedua alat lainnya. Selain itu alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 5 ha dan selebihnya. Alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 14 ha dan selebihnya. Alat tanam semi mekanis lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan mekanisasi pada proses penanaman membuat biaya menjadi lebih rendah pada luasan lahan tertentu. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan alat mekanis menjadi lebih sedikit pada lahan yang lebih luas dibandingkan alat tanam manual dan semi mekanis.
4.6
Analisis Biaya Pokok Alat Tanam Jagung
Analisis biaya pokok seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan menggunakan data pada struktur biaya menggunakan Persamaan 3.16 yang dihitung menggunakan software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya tetap per jam, biaya variabel per jam dan kapasitas kerja alat. Analisis biaya pokok ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis biaya pokok ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis biaya pokok dapat dilihat pada Gambar 7.
27
5.0 4.5
BIAYA POKOK (Juta Rp/ha)
4.0 3.5 3.0 2.5
ATT
2.0
ATSM ATM
1.5 1.0 0.5
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96
LUAS LAHAN (ha) *Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran . Gambar 7. Analisis biaya pokok alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 – 100 ha. Grafik pada Gambar 7 menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik bergerak dari skala maksimum menuju titik terendahnya. Fenomena grafik biaya pokok tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan maka semakin murah biaya per satuan luasnya. Terdapat beberapa titik temu antara garis ATT, ATSM dan ATM. Hal tersebut menunjukkan ada suatu kondisi yang menjelaskan salah satu alat menjadi lebih murah dibandingkan alat lainnya. Biaya pokok alat tanam tugal menjadi lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 3 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 8 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam semi mekanis menajadi lebih mahal dibandingkan dengan alat tanam mekanis pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya.
4.7
Ringkasan Hasil dan Pembahasan
Data yang dijadikan dasar untuk analisis PWC adalah data teknis dan ekonomis dari alat seluruh alat tanam benih jagung. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung tipe tugal “Model V” dan mekanis “Grain Seeder” didapatkan dengan studi literatur atau data sekunder. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung semi mekanis “CO Seeders” didapatkan dengan menguji alat tersebut di lapangan. Data teknis dan ekonomis alat tanam benih jagung dapat dilihat pada Tabel 11.
28
Tabel 11. Data alat tanam benih jagung Data Teknis dan Ekonomis
Alat Tanam tugal
Alat Tanam Semi Mekanis
Alat Tanam Mekanis
Kapasitas lapang (ha/jam) Jumlah Operator (Orang) Arus yang Digunakan (Ampere) Konsumsi Bahan Bakar (l/jam) Komsumsi Pelumas (l/jam) Harga Alsintan (Rp) Umur Ekonomis Alat (tahun)
0.0167 1 200,000 2
0.0833 1 0.703 15,000,000 4
0.3333 1 0.9 0.02 5,000,000 4
Perbandingan nilai PWC dan biaya pokokketiga alat tersebut menunjukkan bahwa proses penanaman pada lahan seluas 1 – 100 ha alat tanam tugal “Model V” menjadi yang paling mahal pada akhirnya dan alat tanam mekanis yang paling murah. Pada analisis PWC alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Pada analisis biaya pokok alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya.
29