BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Tabel 6 memperlihatkan data karakteristik responden dan hasil uji
homogenitas responden berdasarkan jenis kelamin
anak,
pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga. Jenis kelamin anak pada kelompok perlakuan yaitu laki-laki sebanyak 58,1% (n=18) dan perempuan sebanyak 41,9% (n=13), sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu laki-laki sebanyak 45,5% (n=15) dan perempuan sebanyak 54,5% (n=18). Tingkat pendidikan ayah pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 64,5% (n=20) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 35,5% (n=11); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 66,7% (n=22) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 33,3% (n=11).
120
Tingkat pendidikan ibu pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 45,2% (n=14) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 54,8% (n=17); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 54,5% (n=18) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 45,5% (n=15). Tingkat pendapatan keluarga pada kelompok perlakuan yaitu tingkat pendapatan tinggi sebanyak 100% (n=31); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu tingkat pendapatan tinggi sebanyak 97% (n=32) dan tingkat pendapatan rendah sebanyak 3% (n=1). Riwayat kegemukan orang tua pada kelompok perlakuan yaitu ada riwayat sebanyak 93,5% (n=29) dan tidak ada riwayat sebanyak 6,5% (n=2); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu ada riwayat sebanyak 90,9% (n=30) dan tidak ada riwayat sebanyak 9,1% (n=3). Riwayat kesehatan keluarga pada kelompok perlakuan yaitu keluarga berisiko sebanyak 71% (n=22) dan keluarga tidak berisiko sebanyak 29% (n=9); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu keluarga berisiko sebanyak 81,8% (n=27) dan keluarga tidak berisiko sebanyak 18,2% (n=6). Status keluarga pada kelompok perlakuan yaitu keluarga inti sebanyak 83,9% (n=26) dan keluarga besar sebanyak 16,1% (n=5); sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu keluarga inti sebanyak 66,7% (n=22) dan keluarga besar sebanyak 33,3% (n=11).
121
Tabel di bawah ini memperlihatkan ada atau tidaknya perbedaan variasi jenis kelamin anak, pendidikan orang tua (ayah, ibu), pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga. Adapun hasil analisis data sebagai berikut :
Tabel 6. Uji kesetaraan responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Karakteristik responden
Kelompok Perlakuan n (31) %
Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Pendidikan ayah - Tinggi - Rendah Pendidikan ibu - Tinggi - Rendah Pendapatan keluarga - Tinggi - Rendah Riwayat kegemukan orang tua - Ada riwayat - Tidak ada riwayat Riwayat kesehatan - Keluarga berisiko - Keluarga tidak berisiko Struktur keluarga - Keluarga inti - Keluarga besar
Kontrol n (33) %
p
18 13
58.1 41.9
15 18
45.5 54.5
0.313
20 11
64.5 35.5
22 11
66.7 33.3
0.856
14 17
45.2 54.8
18 15
54.5 45.5
0.453
31 0
100 0
32 1
97 3
0.329
29 2
93.5 6.5
30 3
90.9 9.1
0.694
22 9
71 29
27 6
81.8 18.2
0.306
26 5
83.9 16.1
22 11
66.7 33.3
0.112
122
Hasil analisis menunjukkan bahwa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol telah memiliki kesetaraan/ homogenitas. Hasil uji homogenitas antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada jenis kelamin anak didapat nilai p=0.313, pendidikan ayah didapat nilai p=0.856, pendidikan ibu didapat nilai p=0.453, pendapatan keluarga didapat nilai p=0.329, riwayat kegemukan orang tua didapat nilai p=0.694, riwayat kesehatan keluarga didapat nilai p=0.306, dan status keluarga didapat nilai p=0.112. Uji kesetaraan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan untuk jenis kelamin anak, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat kegemukan orang tua, riwayat kesehatan keluarga, dan status keluarga antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
123
b. Distribusi frekuensi berdasarkan kemampuan keluarga, IMT anak, self-efficacy, pengetahuan keluarga, budaya keluarga, dan aktivitas fisik anak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
1) Grafik proporsi kemampuan keluarga pada tingkat baik 120 96.8
100
100
77.4
80 60
KLP PERLAKUAN
45.2
KLP KONTROL
40 19.4
19.4
15.2
15.2
20 0
0
15.2
18.2
15.2
18.2
0
PRE
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6
Gambar 11. Proporsi Kemampuan Keluarga pada tingkat baik
2) Tabel 7. Distribusi kemampuan keluarga sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Kemampuan Setelah (Post)
Kemampuan Sebelum (Pre)
Baik
Kurang
n
%
n
%
Baik (n=0)
0
0
0
0
Kurang (n=31)
31
100
0
0
Baik (n=0)
0
0
0
0
Kurang (n=33)
6
18.2
27
81.8
124
Tabel 7 menunjukkan kemampuan keluarga kurang sebelum intervensi pada kedua kelompok. Setelah intervensi pada kelompok perlakuan berada pada kemampuan baik (100%) sedangkan kelompok kontrol yang memiliki kemampuan baik sebanyak 6 keluarga (18,2%) dan kurang 27 keluarga (81,8%). 3) Grafik perubahan skor tingkat kemandirian keluarga pre-post pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
54.8
60
50
51.6
45.2
48.4
40
1
30
2
3
20 10
4 0
0
0
0
0 Kemandirian Pre Kelompok Perlakuan (%)
Kemandirian Post Kelompok Perlakuan (%)
Gambar 12a. Perubahan Skor Tingkat Kemandirian Keluarga Kelompok Perlakuan
Pengukuran pre kelompok perlakuan (gambar 12a), semua keluarga sebanyak 31 (100%) berada dalam kategori kemampuan kurang, yaitu terdapat 14 (45,2%) keluarga berada pada kemandirian 1 dan 17 (54,8%) keluarga berada pada
125
kemandirian 2. Setelah intervensi selama 6 bulan terdapat perubahan tingkat kemandirian, pada kelompok perlakuan 31 (100%) keluarga telah masuk dalam kategori kemampuan baik yaitu terdapat 16 (51,6%) keluarga berada pada kemandirian 3 dan 15 (48,4%) keluarga berada pada kemandirian 4.
81.8
90 72.7
80 70 60
1
50
2
40
27.3
3
30 12.1
20
10
0
0
0
4 6.1
0 Kemandirian Pre Kelompok Kontrol (%)
Kemandrian Post Kelompok Kontrol (%)
Gambar 12b. Perubahan Skor Tingkat Kemandirian Keluarga Kelompok Kontrol
Perubahan skor pada pre kelompok kontrol yaitu seluruh keluarga juga berada dalam kategori kemampuan kurang, yaitu 9 (27,3%) keluarga berada pada kemandirian 1 dan 24 (72,7%) keluarga berada dalam kemandirian 2. Setelah 6 bulan, keluarga dengan kemampuan baik sebanyak 6 (18,2%) keluarga, yaitu terdapat 4 (12,1%) keluarga dalam tingkat kemandirian 3 dan 2 (6,1%) keluarga dalam tingkat kemandirian 4, dan kemampuan
126
kurang sebanyak 27 (81,8%) keluarga yang berada pada tingkat kemandirian 2. 4) Grafik Perubahan Penurunan IMT anak 120 100
96.8
90.3
93.5
90.3
83.9
90.3
80 60
KLP PERLAKUAN
40
KLP KONTROL 18.2
20
9.1
9.1
6.1
21.2
3
0 BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6
Gambar 13. Perubahan Penurunan IMT anak (%)
(Anak 5) Tabel 8. Distribusi perubahan IMT sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
IMT Setelah (Post)
IMT Sebelum (Bulan 1)
Menurun
Meningkat
n
%
n
%
Menurun (n=30)
30
100
0
0
Meningkat (n=1)
0
0
1
100
Menurun (n=3)
0
0
3
100
Meningkat (n=30)
0
0
30
100
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan penurunan IMT pada kelompok perlakuan
sebanyak 30 anak setelah intervensi
127
sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan IMT sebanyak 30 anak (100%). 6) Grafik distribusi status gizi anak berdasarkan IMT/U 78.8
77.4
80
63.6
70 60
45.2 41.9
50
36.4
40 30
OVERWEIGHT
22.6
21.2
20 10
OBESITAS
12.9 0
NORMAL
0
0
0 IMT ANAK PRE IMT ANAK PRE KLP KLP KONTROL PERLAKUAN
IMT ANAK POST KLP PERLAKUAN
IMT ANAK POST KLP KONTROL
Gambar 14. Distribusi Status Gizi anak berdasarkan IMT Pengukuran pre kelompok perlakuan dari 31 (100%),
Anak anak dengan status gizi overweight dan terdapat 7 (22,6%) obesitas sebanyak 24 (77,4%); sedangkan pada kelompok kontrol dari 33 (100%) anak, terdapat 26 (78,8%) anak dengan status gizi overweight dan 7 (21,2%) obesitas. Setelah dilakukan intervensi selama 6 bulan, terdapat perubahan status gizi anak pada kedua kelompok, yaitu pada kelompok perlakuan dengan status gizi baik baik sebanyak 4 (12,9%), overweight sebanyak 13 (41,9%), dan obesitas sebanyak 14 (45,2%), sedangkan pada kelompok kontrol
128
terdapat status gizi anak overweight sebanyak 21 (63,6%) dan status gizi obesitas sebanyak 12 (36.4%) anak. 7) Grafik perubahan Self-Efficacy Keluarga 120 100
100
100
97
97
83.9
80 81.8
CASE
60
CONTROL 40
20 0 PRE
BULAN KE 4
BULAN KE 6
Gambar 15. Perubahan Self-Efficacy Keluarga
8) Grafik Perubahan Pengetahuan Keluarga 120 100 93.5
100
93.5
83.9 80
71
54.8
60 40
KLP PERLAKUAN KLP KONTROL
25.8
45.5
42.4
42.2 30.3
20 21.2
36.4
21.2
0 PRE
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6
Gambar 16. Perubahan Pengetahuan Keluarga berdasarkan IMT
Anak
129
9) Grafik Perubahan Budaya Keluarga 120 100
87.1
93.5
100
77.4
80 51.6
60
KLP PERLAKUAN KLP KONTROL
40 22.6
25.8
12.1 PRE
15.2
20 0
21.2
21.2
15.2 12.1 9.1 BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6
Gambar 17. Perubahan Budaya Keluarga
10) Grafik Perubahan Aktivitas Fisik Anak 100
90.3
90 80 70
54.8
60
48.4
48.4
50 35.5
40
KLP KONTROL
30 20
19.4 12.9
10 0
KLP PERLAKUAN
9.9 PRE
15.2 9.1 9.1 3 BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN KE 1 KE 2 KE 3 KE 4 KE 5 KE 6 9.9
15.2
Gambar 18. Perubahan Aktivitas Fisik Anak
11) Grafik distribusi asupan makan anak pre-post kelompok perlakuan
130
a) Grafik asupan makan anak pre kelompok perlakuan 120 100 100
80
90.3 77.4
60
87.1
80.6 67.7
67.7
KURANG
40 20 0
CUKUP 32.3 022.6
019.4
09.7
0
9.7 3.2
25.8 6.5
00
LEBIH
Gambar 19. Asupan makan anak pre kelompok perlakuan
b) Grafik asupan makan anak post kelompok perlakuan 120 100 80
83.9
60
0
74.2
83.9
74.2 KURANG
61.3
40 20
100
90.3
CUKUP
38.7 0
3.2 12.9
6.53.2
16.1 9.7
9.76.5
16.1 9.7
00
LEBIH
Gambar 20. Asupan makan anak post kelompok perlakuan
131
12) Grafik distribusi asupan makan anak pre-post kelompok kontrol a) Grafik asupan makan anak pre kelompok kontrol 120 100 90.9
80
97
90.9
81.8
78.8
60
63.6
KURANG
57.6
40
CUKUP 36.4
20
021.2
0
09.1
09.1
36.4
0
9.19.1
LEBIH
6.1
30
Gambar 21. Asupan makan anak pre kelompok kontrol
b) Grafik asupan makan anak post kelompok kontrol 120 100 100
80
87.9
60
81.8
84.8 69.7
63.6
66.7
KURANG CUKUP
40 20
0
35.4
0
39.1
018.2
6.1 9.1
18.2 12.1
27.3 6.1
LEBIH
00
Gambar 22. Asupan makan anak post kelompok kontrol
132
2. Pengaruh FEMM terhadap kemampuan keluarga,
IMT anak,
pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan karbohidrat anak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Tabel-tabel di bawah ini menunjukkan ada tidaknya perbedaan kemampuan keluarga, IMT anak, pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan makan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Perbedaan rerata kemampuan keluarga Tabel 9. Perbedaan rerata kemampuan keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan
Kelompok
Skor Kemampuan Keluarga Mean/ Min Maks Med Mean rank
Perlakuan
1.55
1.00
2.00
2.00
Kontrol
1.73
1.00
2.00
2.00
Perlakuan
3.48
3.00
4.00
3.00
Kontrol
2.24
2.00
4.00
2.00
Perubahan
Perlakuan
1.93
1.00
3.00
2.00
(Post-Pre)
Kontrol
0.51
0.00
2.00
0.00
Pret test
Post Test
Nilai p
Uji Statistik
0.139
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
Hasil penelitian pada tabel 9 menunjukkan nilai mean rank kemampuan keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 1.55 dan setelah intervensi yaitu 3.48, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 1.93; sedangkan kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 1.73 dan pada bulan ke
133
6 yaitu 2.24, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 0.51. Hal ini menunjukkan mean rank perubahan kemampuan keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=0.00, artinya terdapat perbedaan kemampuan keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6. b. Perbedaan rerata IMT anak Tabel 10. Perbedaan rerata IMT anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Nilai IMT Anak
Waktu
Kelompok
Mean/ Mean rank
Min
Maks
Med
SD
Perlakuan
24.08
19.94
30.21
23.42
2.83
Kontrol
21.72
19.15
27.92
21.32
2.09
Perlakuan
22.59
18.39
28.76
21.88
2.93
Kontrol
23.07
20.34
29.38
22.88
2.12
Perubahan
Perlakuan
-1.49
-2.40
1.29
-1.57
(Post-Pre)
Kontrol
1.35
0.39
3.11
1.23
Pengamatan Pret test
Post Test
Nilai p
Uji Statistik
0.00
Independen t-test
0.46
Independen t-test
0.00
Mann Whitney
Hasil penelitian pada tabel 10 menunjukkan nilai mean rank IMT anak pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 24.08 dan setelah intervensi yaitu 22.59, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu -1.49 artinya terjadi penurunan IMT anak. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean pada pengukuran pre yaitu 21.72 dan pada bulan ke 6 yaitu 23.07 sedangkan nilai mean perubahan yaitu 1.35 artinya terjadi peningkatan IMT anak. Hasil uji
134
Mann Whitney mean perubahan IMT anak pada kedua kelompok didapatkan nilai
p=0.00,
artinya
terdapat
perbedaan
mean
perubahan IMT anak pada bulan ke 6. c. Perbedaan rerata pengetahuan keluarga Tabel 11. Perbedaan rerata pengetahuan keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan
Kelompok
Skor Pengetahuan Keluarga Mean/ Min Maks Med Mean rank
Perlakuan
3.65
1.00
8.00
3.00
Kontrol
3.94
2.00
7.00
4.00
Perlakuan
10.26
8.00
12.00
10.00
Kontrol
4.48
2.00
9.00
4.00
Perubahan
Perlakuan
6.61
1.00
11.00
6.00
(Post-Pre)
Kontrol
0.54
-4.00
5.00
0.00
Pret test
Post Test
Nilai p
Uji Statistik
0.34
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
Hasil penelitian pada tabel 11 menunjukkan nilai mean rank pengetahuan keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 3.65 dan setelah intervensi yaitu 10.26, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 6.61. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 3.94 dan pada bulan ke 6 yaitu 4.48, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 0.54. Hal ini menunjukkan mean perubahan pengetahuan keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=0.00, artinya terdapat
135
perbedaan pengetahuan keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6. d. Perbedaan rerata budaya keluarga Tabel 12. Perbedaan rerata budaya keluarga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan
Kelompok
Skor Budaya Keluarga Mean/ Min Maks Mean rank
Med
Perlakuan
2.10
1.00
4.00
2.00
Kontrol
1.88
1.00
4.00
2.00
Perlakuan
4.68
2.00
6.00
5.00
Kontrol
2.03
1.00
5.00
2.00
Perubahan
Perlakuan
2.58
-1.00
5.00
3.00
(Post-Pre)
Kontrol
0.15
-2.00
3.00
0.00
Pret test
Post Test
Nilai p
Uji Statistik
0.38
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
0.00
Mann Whitney
Hasil penelitian pada tabel 12 menunjukkan nilai mean rank budaya keluarga pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 2.10 dan setelah intervensi yaitu 4.68, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 2.58. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 1.88 dan pada bulan ke 6 yaitu 2.03, sedangkan nilai mean rank perubahan yaitu 0.15. Hal ini menunjukkan mean rank perubahan budaya keluarga lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua kelompok didapatkan nilai p=0.00, artinya terdapat perbedaan budaya keluarga antara kedua kelompok pada bulan ke 6.
136
e. Perbedaan rerata aktivitas fisik anak Tabel 13. Perbedaan rerata aktivitas fisik anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Skor Aktifitas Fisik Anak
Waktu
Mean/ Mean rank
Min
Maks
Med
SD
Perlakuan
21.97
17.00
29.00
22.00
3.14
Kontrol
19.03
13.00
29.00
19.00
4.91
Perlakuan
31.61
24.00
40.00
32.00
Kontrol
22.33
14.00
32.00
22.00
Perubahan
Perlakuan
9.64
-5.00
21.00
9.00
5.71
(Post-Pre)
Kontrol
3.30
-8.00
10.00
4.00
5.04
Pengamatan
Pret test
Post Test
Kelompok
Nilai p
Uji Statistik
0.63
Independen t-Test
0.00
Mann Whitney
0.00
Independen t-Test
Hasil penelitian pada tabel 13 menunjukkan nilai mean aktivitas fisik anak pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu 21.97 dan setelah intervensi yaitu 31.61, sedangkan nilai mean perubahan yaitu 9.64. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean rank pada pengukuran pre yaitu 19.03 dan pada bulan ke 6 yaitu 22.33, sedangkan nilai mean perubahan yaitu 3.30. Hal ini menunjukkan mean perubahan aktivitas fisik anak lebih besar pada kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setelah intervensi pada kedua
kelompok
didapatkan
nilai
p=0.00,
artinya
terdapat
perbedaan aktivitas fisik anak antara kedua kelompok pada bulan ke 6.
137
f. Perbedaan rerata asupan makan anak meliputi: energi dan karbohidrat Tabel 14a. Perbedaan rerata asupan karbohidrat anak sebelum dan setelah intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Waktu Pengamatan
Asupan Karbohidrat Kelompok
Mean
Min
Max
Med
SD
Intervensi
316.7
240.7
516.0
289.8
72.8
Kontrol
312.3
240.7
442.0
310.0
51.9
Intervensi
274.47
58.00
383.20
274.30
56.70
Kontrol
293.3
201.60
374.80
288.10
37.13
Perubahan
Intervensi
-42.20
-199.30
116.70
-19.70
78.93
(Post-Pre)
Kontrol
-19.02
-204.10
108.20
-33.00
66.25
Pret test
Post Test
Nilai p
Uji Statistik
0.783
Independen t-Test
0.119
Independen t-Test
0.821
Independen t-Test
Tabel 14b. Perbedaan rerata asupan energi dan karbohidrat anak sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok Asupan makanan
Kelompok Perlakuan
Energi
Kontrol
Perlakuan Karbohidrat
Kontrol
Pre/ Post Pre
n
Mean
SD
31
2657.8
503.9
Post
31
2555.5
268.7
Pre
33
2728.8
489.2
Post
33
2627.5
291.8
Pre
31
316.67
72.7
Post
31
274.47
56.7
Pre
33
312.32
51.9
Post
33
293.30
37.1
Mean Perubahan
p
-102.3
0.280
-101.3
0.315
-42.20
0.004
-19.02
0.114
Hasil analisis pada tabel 14a menunjukkan tidak terdapat perbedaan perubahan asupan karbohidrat anak antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p=0.821. Namun mean selisih
138
antara
post-pre
pada
kelompok
perlakuan
dan
kontrol
menunjukkan penurunan asupan karbohidrat. Tabel 14b menunjukkan nilai mean perubahan asupan energi anak pada kelompok perlakuan yaitu -102.3 dan kelompok kontrol yaitu -101.3, berarti terdapat rerata nilai penurunan asupan energi pada kedua kelompok dan terlihat penurunan asupan energi lebih besar pada kelompok perlakuan dibandingkan kontrol. Rerata perubahan
asupan
karbohidrat
mengalami
penurunan
yaitu
kelompok perlakuan sebesar -42.20 dan kontrol sebesar -19.02. Hasil uji paired t-test asupan karbohidrat pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan antara sebelum dan setelah intervensi dengan nilai
p=0.004
sedangkan
kelompok
perbedaan dengan nilai p=0.114.
kontrol
tidak
terdapat
139
3. Hubungan pengetahuan keluarga, budaya keluarga, aktivitas fisik anak, dan asupan karbohidrat anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan FEMM
a. Hubungan
antara
pengetahuan
keluarga
dengan
kemampuan
keluarga dan IMT anak pada kedua kelompok setelah intervensi 1) Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 15. Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Kemampuan Keluarga Setelah (Post)
Pengetahuan
Baik
Keluarga (Post)
Kurang
n
%
n
%
Baik (n= 31)
31
100
0
0
Kurang (n= 0)
0
0
0
0
Baik (n= 3)
0
0
3
100
Kurang (n= 30)
6
20
24
80
Hasil penelitian setelah intervensi menunjukkan bahwa dari keluarga kelompok perlakuan dengan pengetahuan yang baik memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 100%; sedangkan
keluarga
dari
kelompok
kontrol
yang
memiliki
pengetahuan yang baik dengan kemampuan kurang yaitu 3 keluarga, dan pengetahuan keluarga kurang dengan kemampuan baik 6 keluarga. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua
140
kelompok menunjukkan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga. 2) Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak Tabel 16. Hubungan antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
IMT Anak (Post)
Pengetahuan
Menurun
Keluarga (Post)
Meningkat
n
%
n
%
Baik (n= 31)
30
96.8
1
3,2
Kurang (n= 0)
0
0
0
0
Baik (n=3)
0
0
3
100
Kurang (n= 30)
0
0
30
100
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
dari
keluarga
kelompok perlakuan dengan pengetahuan yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak 96,8%. Sedangkan
keluarga
dari
kelompok
kontrol
yang memiliki
pengetahuan yang baik, tidak terdapat penurunan IMT bahkan terdapat 3 anak dengan IMT meningkat, sedangkan pengetahuan keluarga kurang IMT anak meningkat sebanyak 30 anak (100%). Hasil
analisis
uji
Chi-Square
gabungan
kedua
kelompok
menunjukkan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat
141
hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan IMT anak. b. Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 17. Hubungan antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga Kemampuan keluarga (Post) Kelompok
Budaya keluarga (Post)
Kontrol
Kurang
n
%
n
%
29
100
0
0
Kurang mendukung (n= 2)
2
100
0
0
Mendukung (n=5)
2
40
3
60
Kurang mendukung (n=28)
4
14.3
24
85.7
Mendukung (n=29)
Perlakuan
Baik
Hasil kelompok
penelitian perlakuan
menunjukkan dengan
budaya
bahwa
dari
mendukung
keluarga memiliki
kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 29 (100%). Sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki budaya mendukung, hanya 2 keluarga (40%) yang memiliki kemampuan baik. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square, dengan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara budaya keluarga dengan kemampuan keluarga.
142
2) Hubungan antara budaya keluarga dengan IMT anak Tabel 18. Hubungan antara budaya keluarga dan IMT anak IMT Anak (Post) Kelompok
Budaya keluarga (Post)
Kontrol
Meningkat
n
%
n
%
28
96.6
1
3.4
Kurang mendukung (n=2)
2
100
0
0
Mendukung (n= 5)
0
0
5
100
Kurang Mendukung (n=28)
0
0
28
100
Mendukung (n= 29)
Perlakuan
Menurun
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
dari
keluarga
kelompok perlakuan dengan budaya keluarga mendukung dapat membantu dalam menurunkan IMT anak yaitu sebanyak 28 anak (96,6%). Sedangkan keluarga dari kelompok kontrol yang memiliki budaya
mendukung,
terdapat
5
anak
yang
mengalami
peningkatan IMT. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara budaya keluarga dengan IMT anak.
143
c. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 19. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga Kemampuan keluarga (Post) Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Aktifitas Fisik (Post)
Baik
Kurang
n
%
n
%
Baik (n= 28)
28
100
0
0
Kurang (n=3)
3
100
0
0
Baik (n=3 )
1
33.3
2
66.7
Kurang (n=30)
5
16.7
25
83.3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan aktivitas fisik anak yang baik, memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 28 (100%). Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki aktivitas fisik anak yang baik, hanya 1 (33,3%) yang masuk dalam kategori kemampuan keluarga baik. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga.
144
2) Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak Tabel 20. Hubungan antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak IMT Anak (post) Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Aktifitas Fisik (Post)
Menurun
Meningkat
n
%
n
%
Baik (n= 28)
27
96.4
1
3.6
Kurang (n=3)
3
100
0
0
Baik (n= 3 )
0
0
3
100
Kurang (n=30)
0
0
30
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan aktivitas fisik anak yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak 27 anak (96,4%). Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki aktivitas fisik anak yang baik, terdapat 3 anak yang mengalami peningkatan IMT. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=0.00, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik anak dengan IMT anak.
145
d. Hubungan antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak setelah intervensi 1) Hubungan antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak Tabel 21. Hubungan antara asupan karbohidat anak dengan kemampuan keluarga
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Asupan Karbohidrat (Post)
Kemampuan keluarga (Post) Baik
Kurang
n
%
n
%
Lebih (n=3)
3
100
0
0
Baik (n=23)
23
100
0
0
Kurang (n=5)
5
100
0
0
Lebih (n=3)
1
33.3
2
66.7
Baik (n=28)
4
14.3
24
85.7
Kurang (n=2)
1
50.0
1
50.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan asupan karbohidrat yang baik dan kurang akan memiliki kemampuan keluarga yang baik yaitu sebanyak 100%. Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki asupan makan anak yang baik, hanya 4 (14,3%) yang masuk dalam kategori kemampuan keluarga baik. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua kelompok menunjukkan nilai p=0.232, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makan anak dengan kemampuan keluarga.
146
2) Hubungan antara asupan makan anak dengan IMT anak Tabel 22. Hubungan antara asupan makan anak dengan IMT anak
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Asupan Karbohidrat (Post)
IMT Anak (Post) Menurun
Meningkat
n
%
n
%
Lebih (n=3)
3
100
0
0
Baik (n=23)
22
95.7
1
4.3
Kurang (n=5)
5
100
0
0
Lebih (n=3)
0
0
3
100
Baik (n=28)
0
0
28
100
Kurang (n=2)
0
0
2
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari kelompok perlakuan dengan asupan energi yang baik dapat membantu dalam penurunan IMT anak yaitu sebanyak
22 (95,7%).
Sedangkan anak dari kelompok kontrol yang memiliki asupan karbohidrat yang lebih, baik, dan kurang, mengalami peningkatan IMT sebanyak 100%. Hasil analisis uji Chi-Square gabungan kedua
kelompok
menunjukkan
nilai
p=0.367,
sehingga
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makan anak dengan IMT anak.