58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian 1.
Sejarah Singkat Perusahaan PT. XYZ pertama kali didirikan pada tahun 2007 dan bergerak di bidang
Manufaktur. PT. XYZ ini berlokasi di Jakarta. 2. Visi Dan Misi a. Visi Melakukan yang terbaik bagi kinerja yang sempurna melalui hasil produk dan pelayanan dan menjadikan pelanggan puas dan setia. b. Misi Memberikan kepuasan untuk kebutuhan customer, mulai dari kualitas produk sampai kepada ketepatan waktu pengiriman. Dan tetap memberikan sentuhan motivasi teknologi terbaru pada setiap design yang dihasilkan.
59
3.
Struktur Organisasi GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI
Dirktur
Finance & Accounting Manager
Finance Head
Accounting Head
Warehouse Head
Warehouse PPC
Planning Manager
Marketing Manager
PPIC Head
Asst. Marketing Manager
Production Staff
Marketing
Sales
PPIC
Sumber : PT. XYZ
Heaad
4. Wewenang Dan Tanggung Jawab Berdasarkan struktur organisasi dari PT. XYZ, berikut ini adalah Wewenang Dan Tanggung jawab yang di miliki dari tiap-tiap Bagian atau Divisi: a. Direktur 1. Memimpin rapat umum,yaitu dalam hal : a. Menentukan urutan agenda. b. Mengarahkan diskusi ke arah konsesus
60
c. Menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. 2. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungan dengan dunia luar. 3. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum. b. Finance And Accounting Manager 1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan secara akurat dan tepat waktu. 2. Mengkoordansi
dan
mengontrol
perencanaan,
pelaporan
dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintahan yang berlaku. 3. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengontrol arus kas perusahaan (Cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan. 4. Merencanakan
dan
mengkoordinasikan
penyusunan
anggaran
perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. 5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan system dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya
61
untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan. 6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya. c. Planning Manager 1. Menyiapkan Work Program
dan mengumpulkan approval dari
pemimpin perusahaan. 2. Mengatur dan memimpin Daily operational pada departemen produksi. 3. Mengadakan regular meeting untuk
menangani berbagai masalah
teknis. 4. Memeriksa semua masalah pemrosesan produksi. 5. Berorganisasi dengan supplier mengenai harga produksi dan jadwal produksi. d. Marketing Manager 1.
Menentukan harga jual, produk yang akan diluncurkan, jadwal kunjungan serta system promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan.
2.
Memonitor perolehan order serta merangkumkan forecast Untuk memastikan kapasitas produksi tersisi secara optimal.
62
3. Memonitor jumlah stock seluruh departemen sales & marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi target yang telah ditentukan. 4. Menganalisa
dan
mengembangkan
strategi
pemasarn
untuk
meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target ysng ditentukan. 5. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design dan warna untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. 6. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang di tentukan. 7. Menerapkan budaya, system, dan peraturan internal perusahaan serta menerapkan managemen biaya untuk memastikan budaya perusahaan dan system serta peraturan di jalankan dengan optimal. e. Finance Head 1. Mengkoordinir perumusan strategi jangka panjang sebagai dasar perumusan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dan bekerja sama dengan direksi lainnya. 2. Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko financial yang dapat di hadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya.
63
3. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan mematuhi policy dan standart operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku duntuk masing- masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah di setujui (business unit oversight) 4. Membangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan. 5. Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dengan melakukan koordinasi erat dengan para pimpinan unit usaha. 6. Memastikan konsolidasi keuangan yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan kepada direksi dan komisaris perusahaan. f. Accounting Head 1. Merencanakan strategi accounting perusahaan secara tepat
sesuai
strategi bisnis perusahaan. 2. Mengatur dan mengarahkan pencatatan nearaca perusahaan sesuai aktivitas sperusahaan tersebut dan menjaga keseimbangan neraca R/L. 3. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas accounting lainnya agar dapat berjalan dengan tepat dan akurat. 4. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi system kerja accounting untuk member masukan terhadap system keuangan dan strategi bisnis.
64
5. Mengarahkan fungsi dan kinrja unit dan bagian accounting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM accounting itu sendriri. 6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya untuk mencapai target perusahaan. g. Warehouse Head 1. Memastikan administrasi penerimaan barang material selalu berjalan dengan baik. 2. Memastikan barang material diterima dalam kondisi baik. 3. Menyelesaikan masalah yang terjadi saat penerimaan barang material. 4. Memantau dan mengawasi persedian barang-barang atau stock yang ada di dalam gudang. h. Personal Production Internal Control (PPIC) Head 1. Menganalisis proses produksi yang berlangsung. 2. Mengawasi dan mengevaluasi proses produksi yang berlangsung. i. Assistant Marketing Manager 1. Bertanggung jawab atas kegiatan promosi dan pemasaran di seluruh kantor cabang. 2. Mengontrol seluruh kegiatan pemasaran di cabang perusahaan. 3. Melayani kegiatan pemesanan (order) project.
65
B. Perencanaan Pajak Penghasilan PT. XYZ Perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang dilakukan Manajemen dalam memanfaatkan celahcelah yang ada dalam Undang-undang Perpajakan yang berlaku. Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan pada dasarnya dengan memaksimalkan penghasilan yang tidak dikenakan pajak dan memaksimalkan biaya-biaya yang menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Perencanaan pajak merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan atau profit sebesar-besarnya dengan biaya sekecil mungkin. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT. XYZ.
66
TABEL 4.1 PT. XYZ LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN TAX PLANNING PERUSAHAAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 NO
PERKIRAAN / AKUN
A
Penghasilan d/ Usaha : Penjualan Retur penjualan Penjualan bersih
1
2
3
4 5 B
C
Harga pokok penjualan Laba kotor usaha Biaya Penjualan : Gaji Angkutan Penjualan Biaya Kendaraan Lain-lain Total Biaya Penjualan Biaya Umum & Adm : Gaji Keperluan Kantor Listrik & Air Pos Telepon & Telex By. Asuransi By. Perijinan & Legal By. PBB Sewa Kebersihan dan keamanan By. Materai & Benda Pos Penyusutan AT Lain-lain Total Biaya Umum & Administrasi Total Biaya Usaha Pengh. Netto d/ Usaha :
L/K. KOMERSIAL Setelah Tax Planning
KOREKSI FISKAL
L/K. FISKAL Setelah Tax Planning
6.739.528.046 0 6.739.528.046
6.739.528.046 0 6.739.528.046
5.755.812.274 983.715.772
5.755.812.274 983.715.772
254.300.000 14.733.850 41.945.800 0 310.979.650
254.300.000 14.733.850 23.085.150 0 292.119.000
169.707.001 12.275.850 54.145.616 19.631.701 3.901.334 24.567.500 8.473.800 0 9.691.000 32.000 22.440.401 75
+ 18.860.650
+ 9.013.580 + 75
324.866.278 635.845.928 347.869.844
Pengh. & Biaya usaha : Bunga Bank Adm. & Pajak bunga bank Selisih Kurs Pendapatan Lain Total pengh di luar usaha
5.099.633 (1.619.927) 0 42.602.330 46.082.037
Pengh Sblm Pjk Th. 2013
393.951.881
169.707.001 12.275.850 54.145.616 19.631.701 3.901.334 24.567.500 8.473.800 0 9.691.000 32.000 13.426.821 0 315.852.623 607.971.623 375.744.149
- 5.099.633 + 1.619.927
0 0 0 0 0
- 42.602.330
375.744.149
Sumber: Laporan Laba Rugi PT. XYZ untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013
67
Berikut penjelasan dari laporan keuangan PT. XYZ setelah perusahaan melakukan perencanaan pajak (tax planning) atas pendapatan dan beban sebagai berikut: 1.
Penjualan Pelaporan penghasilan PT. XYZ dapat dibedakan menjadi dua macam penghasilan yaitu dari usaha dan luar usaha. Selama tahun 2013 penghasilan yang berasal dari kegiatan usaha sebesar Rp. 6.739.528.046. Dan penghasilan dari luar usaha atau pendapatan lain sebesar Rp.42.602.330.
2.
Harga Pokok Penjualan Perusahaan menghitung harga pokok penjualan didasarkan sebagai berikut:
3.
Persediaan awal
Rp.1.825.957.450
Pembelian bersih
Rp.4.851.765.160
Persediaan akhir
Rp. 921.910.336
Harga Pokok Penjualan
Rp.5.755.812.274
Biaya Gaji Dalam akun biaya gaji terdiri atas biaya gaji bagian penjualan dan biaya gaji bagian adminitrasi dan umum serta tunjangan lainnya seperti komisi, tunjangan hari raya, dan bonus sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a. Berikut penjelasan tax planning atas akun biaya gaji: Biaya gaji bagian penjualan
Rp.254.300.000
Biaya gaji bagian adm & umum
Rp.156.250.000
Tax planning gaji adm & umum (bentuk tunjangan) Rp. 13.457.001 Komponen biaya gaji bagian adm & umum
Rp.169.707.001
68
4.
Biaya Angkut Penjualan Dalam akun biaya angkut penjualan terdapat pengeluaran biaya angkut kuli sebesar Rp.14.733.850
sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat
dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 5.
Biaya Kendaraan Dalam biaya kendaraan terdapat pengeluaran untuk bayar tol, isi bahan bakar minyak, parkir, servis kendaraan direksi dan pulsa pegawai bagian penjualan dengan total sebesar Rp.41.945.800 menurut komersial. Menurut fiskal maka harus dilakukan koreksi positif:
6.
Biaya kendaraan (menurut komersial)
Rp.41.945.800
Koreksi Positif
Rp.18.860.650
Biaya kendaraan (menurut fiskal)
Rp.23.085.150
Biaya Administrasi & Umum a. Biaya Keperluan Kantor Dalam akun biaya kantor sebesar Rp.12.275.850 merupakan biaya untuk pembelian alat tulis kantor (ATK), trigonal, binder clip, biaya service laptop dan komputer, serta printer juga biaya perbaikan ruangan dan tinta toner mesin photocopy. Berikut penjelasan tax planning atas keperluan kantor: Biaya keperluan kantor
Rp. 11.995.850
Tax planning biaya keperluan kantor (biaya untuk beli sepatu kerja)
Rp.
280.000
Komponen biaya keperluan kantor
Rp.12.275.850
69
b. Biaya Listrik dan Air Dalam akun biaya listrik dan air sebesar Rp.54.145.616 merupakan biaya listrik untuk kegiatan operasioanal pabrik dan air minum untuk seluruh pegawai perusahaan. Biaya ini termaksud sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a. c. Biaya Pos, Telepon & Telex Dalam akun pos, telepon dan telex sebesar Rp.19.631.701 merupakan biaya untuk telepon kantor dan internet, biaya untuk surat menyurat ke customer, supplier dan pihak lain yang berkepentingan. Sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. d. Biaya Asuransi Dalam akun biaya asuransi sebesar Rp.3.901.334 adalah biaya untuk kendaraan operasional perusahaan, yang sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) sebagai pengurang penghasilan bruto. e. Biaya Perijinan dan Legal Dalam akun biaya perijinan dan legal sebesar Rp.24.567.500 merupakan biaya yang dikeluarkan perusahan untuk, perijinan domisili perusahaan perpanjangan wajib lapor perda no.6, dan notaris. f. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Dalam akun biaya pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 8.473.800 merupakan biaya pajak bumi dan bangunan tahun 2013.
70
g. Biaya Keamanan Dalam akun biaya keamanan sebesar Rp.9.691.000 merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan
untuk
keamanan
lingkungan
perusahaan,
kebersihan lingkungan pabrik. Sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. h. Penyusutan Aktiva Tetap PT. XYZ menghitung menggunakan metode saldo menurun dalam menghitung penyusutan terhadap seluruh aset perusahaan. Penyusutan menurut komersial Rp.22.440.401 sedangkan menurut fiskal adalah sebesar Rp.13.426.821. Biaya yang boleh dibebankan menurut UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf b adalah sebesar Rp.13.426.821 dengan penjelasan sebagai berikut.
7.
Biaya penyusutan (menurut komersial)
Rp.22.440.401
Koreksi Positif
Rp.9.013.580
Biaya penyusutan (menurut fiskal)
Rp.13.426.821
Penghasilan dan Biaya Diluar Usaha a. Bunga Bank Dalam akun bunga bank perusahaan mencatat pendapatan bunga sebesar Rp.5.099.633 selama tahun 2013. Pendapatan bunga merupakan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) dan atas pendapatan tersebut harus dikeluarkan dari penghasilan bruto perusahaan (koreksi negatif) sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat (2).
71
b. Biaya Administrasi Bank Dalam akun biaya administrasi bank, perusahaan mencatat biaya sebesar Rp.1.619.927 selama tahun 2013. Biaya administrasi bank merupakan biaya yang tidak bisa dibebankan atau dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat (2).
C. Analisa dan Pembahasan Penerapan Tax Planning Pada PT. XYZ PT. XYZ Telah menerapkan perencanaan pajak dengan baik namun masih belum maksimal, oleh karena itu penulis mencoba untuk menganalisa penerapan perencanaan pajak penghasilan wajib pajak badan PT. XYZ menurut penulis. Berikut ini adalah laporan Laba rugi PT. XYZ tahun 2013 hasil analisa penulis setelah menerapkan perencanaan pajak (tax planning).
72
TABEL 4.2 PT. XYZ LAPORAN LABA RUGI SETELAH TAX PLANNING MENURUT PERUSAHAAN DAN PENULIS Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 Laporan Laba Rugi Komersial No.
A 1
2
3
PERKIRAAN / AKUN
Penghasilan d/ Usaha : Penjualan Retur penjualan Penjualan bersih Harga pokok penjualan Laba kotor usaha Biaya Penjualan : Gaji Angkutan Penjualan Biaya Kendaraan Lain-lain Total Biaya Penjualan Biaya Umum & Administrasi : Gaji Keperluan Kantor Listrik & Air Pos Telepon & Telex By. Asuransi By. Perijinan & Legal By. PBB Sewa Kebersihan dan keamanan
B
C
Selisih
Setelah Tax Planning Menurut Menurut Perusahaan Penulis
6.739.528.046
6.739.528.046
6.739.528.046
6.739.528.046
0 6.739.528.046
0 6.739.528.046
0 6.739.528.046
0 6.739.528.046
5.755.812.274
5.755.812.274
5.755.812.274
5.755.812.274
983.715.772
983.715.772
983.715.772
983.715.772
254.300.000 14.733.850 41.945.800 0
254.300.000 14.733.850 41.945.800 0
254.300.000 14.733.850 23.085.150 0
254.300.000 14.733.850 23.085.150 0
310.979.650
310.979.650
292.119.000
292.119.000
169.707.001 12.275.850 54.145.616 19.631.701 3.901.334 24.567.500
169.707.001 12.275.850 54.145.616 19.631.701 3.901.334 24.567.500
169.707.001 12.275.850 54.145.616 19.631.701 3.901.334 24.567.500
169.707.001 12.275.850 54.145.616 20.973.351 3.901.334 31.042.500
8.473.800 0 9.691.000
8.473.800 0 9.691.000
8.473.800 0 9.691.000
8.473.800 0 9.691.000
32.000 22.440.401
32.000 22.440.401
32.000 13.426.821
32.000 13.426.821
75 324.866.278 635.845.928 347.869.844
75 324.866.278 635.845.928 347.869.844
(75)
0 315.852.623 607.971.623 375.744.149
0 323.669.273 615.788.273 367.927.499
5.099.633
5.099.633
(5.099.633)
0
0
Adm. & Pajak bunga bank
(1.619.927)
(1.619.927)
1.619.927
0
0
Selisih Kurs Pendapatan Lain Total penghasilan di luar usaha Penghasilan Sblm Pajak Tahun 2013
0 42.602.330
0 42.602.330
(42.602.330)
46.082.037 393.951.881
46.082.037 393.951.881
0 0 0
0 0 0
375.744.149
367.927.499
By. Materai & Benda Pos Penyusutan AT
4 5
Setelah Tax Planning Menurut Menurut Perusahaan Penulis
Laporan Laba Rugi Fiskal Koreksi Fiskal
Lain-lain Total Biaya Umum & Administrasi Total Biaya Usaha Penghasilan Netto d/ Usaha : Penghasilan & Biaya di luar usaha : Bunga Bank
Sumber: Data Analisa Hasil Olahan Penulis
(18.860.650)
(9.013.580)
1.341.650 6.475.000
7.816.650
73
Berikut adalah penjelasan hasil analisa dan pembahasan penulis terhadap perencanaan pajak pada PT. XYZ. 1.
Penjualan Perusahaan dalam pencatatannya menggunakan metode akrual basis yaitu perusahaan mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Saat pengakuan adalah pada saat perusahaan benar mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil usaha kegiatan perusahaan. Berdasarkan analisa penulis, bahwa penerapan perencanaan pajak atas akun penjualan telah sesuai dengan peraturan perpajakan.
2.
Biaya Gaji Tax planning yang telah dilakukan perusahaan adalah: Biaya gaji bagian penjualan
Rp.254.300.000
Biaya gaji bagian adm & umum
Rp.156.250.000
Tax planning gaji adm & umum (bentuk tunjangan) Rp. 13.457.001 Komponen biaya gaji bagian adm & umum
Rp.169.707.001
Menurut penulis, strategi tax planning perusahaan atas biaya gaji telah efisien hal ini dikarenakan pemberian fasilitas dalam bentuk tunjangan kepada karyawan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a.
74
3.
Biaya Pos, Telepon & Telex Dalam analisa penulis terhadap akun biaya kendaraan bagian penjualan, perusahaan telah melakukan koreksi fiskal sebesar Rp.18.860.650,didalamnya terdapat biaya pulsa handphone pegawai bagian penjualan sebesar Rp. 2.683.300. Sesuai dengan KEP-220/PJ/2002 biaya pulsa pegawai sebesar 50% dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. Tax planning nya:
4.
Biaya pos, telepon & telex
Rp.19.631.701
Tax planning biaya pulsa hp (Rp.2.683.300 X 50%)
Rp. 1.341.650
Komponen biaya pos, telepon & telex
Rp.20.973.351
Biaya perijinan dan legal Berdasarkan penelitian penulis terdapat biaya Undang-undang gangguan untuk 3 tahun ke depan sebesar Rp.6.475.000 yang belum dicatat dalam buku besar perusahaan. Maka Tax planningnya adalah:
5.
Biaya perijinan dan legal
Rp.24.567.500
Tax planning Biaya Undang-undang gangguan
Rp. 6.475.000
Komponen biaya perijinan dan legal
Rp.31.042.500
Penghasilan Sebelum Pajak Tahun 2013 Dari hasil penelitian tax planning menurut perusahaan dan tax planning analisa penulis, terdapat penurunan penghasilan sebelum pajak
sebesar
Rp.7.816.650,- dengan perhitungan sebagai berikut: Penghasilan sebelum pajak menurut perusahaan
Rp.375.744.149
Penghasilan sebelum pajak menurut analisa penulis Rp.367.927.499 Penurunan penghasilan sebelum pajak
Rp.
7.816.650
75
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis, penerapan perencanaan pajak PT.XYZ sudah sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan besarnya penghasilan kena pajak dan PPh terhutang setelah penerapan tax planning menurut perusahaan dengan hasil analisa penulis sebagai berikut: TABEL 4.3 PERBANDINGAN PENGHASILAN KENA PAJAK & PPh BADAN TERHUTANG Setelah Tax Planning Keterangan Menurut Menurut Perusahaan Penulis
Penghasilan Kena Pajak PPh Badan Terhutang (Tarif Khusus WP Badan UKM Pasal 31 E)
375.744.149
367.927.499
60.484.660
59.226.390
42.926.218
42.926.218
17.558.442
16.300.172
358.185.707
351.627.327
Kredit pajak: PPh pasal 25
PPh pasal 29 (Kurang Bayar)
Laba Bersih Setelah Pajak Sumber: Data Analisa Hasil Olahan Penulis
Dengan keterangan PPh Badan Terhutang tarif khusus WP Badan UKM pasal 31E sebagai berikut:
76
TABEL 4.4 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJB PAJAK BADAN PASAK 31 E MENURUT PERUSAHAAN PPh Terhutang Tarif Khusus WP Badan UKM Badan Pasal 31 E Menurut Perusahaan: PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 375.744.149 = 267.611.011 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 375.744.149 - 267.611.011 = 108.133.137 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.267.611.011 = 25% x Rp.108.133.137
: Rp.33.451.376 : Rp.27.033.284 Rp.60.484.660
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
TABEL 4.5 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJIB PAJAK BADAN PASAL 31 E MENURUT PENULIS PPh Terhutang Tarif Khusus WP Badan UKM Badan Pasal 31 E Menurut Penulis: PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 367.927.499 = 262.043.867 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 367.927.499 - 262.043.867 = 105.883.631 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.262.043.867 = 25% x Rp.105.883.631 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
: Rp.32.775.483 : Rp.26.470.907 Rp.59.226.390
77
Keterangan: Rumus PKP Mendapat Fasilitas : (4.800.000.000 : peredaran bruto / penjualan 1 tahun) x Penghasilan Kena Pajak (PKP). Sesuai dengan UU PPh. Dengan demikian besarnya jumlah efisiensi pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa perencanaan pajak yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: PPh Badan Terhutang menurut perusahaan
Rp.60.484.660
PPh Badan Terhutang menurut penulis
Rp.59.226.390
Efisiensi pembayaran pajak
Rp. 1.258.270
D. Pengukuran dan Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 1. Pengukuran Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 Berikut ini disajikan perhitungan pajak tangguhan PT XYZ untuk tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi yang menimbulkan perbedaan temporer : a. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Hitung perbedaan temporer untuk akun-akun yang dikategorikan sebagai unsur
beda temporer dengan membandingkan nilai buku
menurut akuntansi dan dasar pengenaan pajaknya. 2. Bila akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok aset, maka :
78
- Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan - Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan Sedangkan jika akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok kewajiban, maka : - Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan -Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali selisih yang dihasilkan oleh langkah no.1 (total selisih koreksi fiskal). 4. Bandingkan saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan sesuai langkah no.3 dengan saldo awal tahun sebelumnya. Jika saldo aset pajak tangguhan menurun akan menghasilkan beban pajak tangguhan, sedangkan jika saldo aset pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan. Dan jika saldo kewajiban pajak tangguhan menurun akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan jika saldo kewajiban pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan beban pajak tangguhan.
79
TABEL 4.6 PERHITUNGAN PAJAK TANGGUHAN TAHUN 2013 DENGAN PENDEKATAN NERACA Accounting Base
AKUN AKTIVA LANCAR : KAS BANK PIUTANG DAGANG PIUTANG KARYAWAN PERSEDIAAN BARANG TOTAL AK. LANCAR AKTIVA TETAP : KENDARAAN PERALATAN AK. PENYUSUTAN TOTAL AK. TETAP TOTAL AKTIVA PASIVA HUTANG LANCAR : HUTANG DAGANG PAJAK YMH DIBAYAR HUTANG LAIN-LAIN TOTAL HUT. LANCAR MODAL SENDIRI : MODAL SAHAM LABA ( RUGI ) TAHUN LALU LABA ( RUGI ) TAHUN BERJALAN TOTAL MODAL SENDIRI TOTAL PASIVA
Tax Base
Perbedaan Temporer
DTA / DTL
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
20.410.817 420.777.790 3.094.304.256 921.910.336 4.457.403.199
20.410.817 420.777.790 3.094.304.256 921.910.336
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
203.001.600 269.003.806 (323.530.854) 148.474.552
203.001.600 269.003.806 (314.517.274)
(9.013.580)
Rp.
4.605.877.751
Rp. Rp. Rp.
594.325.011 71.155.310 665.480.321
594.325.011 71.155.310 -
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
2.000.000.000 1.582.211.723 358.185.707 3.940.397.430
2.000.000.000 1.582.211.723 358.185.707
-
Rp.
4.605.877.751
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
Perhitungan pajak tangguhan 2013 sebagai berikut berdasarkan pendekatan neraca Perbedaan Temporer Tarif UU PPh Pasal 17
9.013.580 25%
Pajak Tangguhan : Kewajiban pajak tangguhan (25% x 9.013.580)
2.253.395
Beban pajak tangguhan tahun 2013
2.253.395
DTL
80
b. Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Perhatikan rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat dan identifikasi akunakun di laba rugi yang termasuk beda waktu 2. Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun-akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal tersebut termasuk koreksi positif atau negatif. Koreksi positif akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tangguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan. 4. Tentukan aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan dengan cara merujuk pada saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya
81
TABEL 4.7 PERHITUNGAN PAJAK TANGGUHAN TAHUN 2013 DENGAN PENDEKATAN LABA RUGI Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beda Tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan Bunga bank Pendapatan lain Total Beda Tetap
375.744.149 20.480.652 (5.099.633) (42.602.330) (27.221.311)
Beda Waktu: Biaya penyusutan aktiva tetap Total Beda Waktu Penghasilan netto fiskal Penghasilan kena pajak (PKP) PPh Badan Terhutang tarif pasal 31 E Kredit Pajak Hutang PPh Kurang Bayar Mutasi DTL dari beda waktu Mutasi DTA / DTL dari akumulasi rugi pajak Total beban pajak tangguhan
9.013.580 9.013.580 357.536.418 357.536.418 57.553.707 42.926.218 14.627.489 2.253.395 2.253.395
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
Berikut dibawah adalah cara untuk menghitung PPh Badan Terhutang tarif pasal 31 E TABEL 4.8 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJIB PAJAK BADAN PASAL 31 E PPh Terhutang Tarif Khusus WP Badan UKM Badan Pasal 31 E Menurut Penulis: PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 357.536.418 = 254.643.173 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 357.536.418 – 254.643.173 = 102.893.245 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.254.643.173 = 25% x Rp.102.893.245 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
: Rp.31.830.396 : Rp.25.723.311 Rp.57.553.707
82
Pada tahun 2013 memperoleh laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp.375.744.149, total beda tetap Rp.27.221.311 dan beda waktu Rp.9.013.580. Kredit pajak PPh pasal 25 sebesar Rp.42.926.218. Nilai mutasi DTL dari beda waktu diperoleh sebesar Rp.2.253.395 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi positif. Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal adalah sebagai berikut : Dr. Beban pajak tangguhan (DTE)
Rp.2.253.395
Cr. Kewajiban pajak tangguhan (DTL)
Rp.2.253.395
Sedangkan jurnal untuk mengakui Pajak Penghasilan Terhutang sebagai berikut : Dr. Beban pajak kini
Rp. 14.627.489
Cr. Hutang pajak penghasilan
Rp.14.627.489
Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Dr. Beban pajak kini
Rp.14.627.489
Dr. Beban pajak tangguhan (DTE)
Rp. 2.253.395
Cr. Kewajiban pajak tangguhan (DTL)
Rp.16.880.884
2. Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 a. Penyajian di Neraca Penyajian aset atau kewajiban pajak tangguhan dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Penyajian kewajiban pajak tangguhan dalam neraca harus disajikan terpisah dari kewajiban pajak kini, disajikan dalam kewajiban tidak lancar.
83
TABEL 4.9 PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN NERACA SESUAI PSAK No.46 PER 31 DESEMBER 2013 Kewajiban Lancar Hutang Pajak Penghasilan Rp.14.627.489
Kewajiban Tidak Lancar Beban Pajak Tangguhan
Rp.2.253.395
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Kewajiban pajak tangguhan Rp.2.253.395 timbul karena perbedaan temporer akumulasi penyusutan menurut akuntansi dan pajak. Akuntansi mengakui sebesar Rp.323.530.854 sedangkan pajak mengakui sebesar Rp.314.517.274, selisih sebesar Rp.9.013.580 di kali kan tarif PPh 25%. Hutang pajak penghasilan sebesar Rp.14.627.489 berasal dari penghasilan kena pajak Rp.357.536.418 mendapat fasilitas pasal 31 E. Kewajiban pajak tangguhan ini akan disajikan di dalam neraca dalam kelompok non current. b.
Penyajian di Laba Rugi Penyajian pajak tangguhan dalam laporan laba rugi harus berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku umum. Didalam laporan
laba rugi,
penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba rugi dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan dan biaya yang berasal dari aktivitas non operasi.
84
TABEL 4.10 PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN LAPORAN LABA RUGI SESUAI PSAK No.46 PER 31 DESEMBER 2013 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini Beban (penghasilan) pajak tangguhan Kredit pajak pasal 25 Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak
Rp.375.744.149 Rp.57.553.707 Rp. 2.253.395 (Rp.42.926.218)
Rp.16.880.884 Rp.358.863.265
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Laba bersih setelah pajak yang disajikan dalam PSAK No.46 adalah sebesar Rp.358.863.265 terjadi kenaikan laba sebesar Rp.677.558 dari sebelumnya laba bersih menurut perusahaan sebesar Rp.358.185.707. Hal ini membuktikan penerapan PSAK No.46 memberikan dampak yang kurang signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Menurut analisa penulis, perencanan pajak yang dilakukan PT. XYZ sudah baik sekali, hal ini dibuktikan dari PPh Pasal 29 (Kurang Bayar) menurut perusahaan sebesar Rp.17.558.442 sedangkan menurut analisa penulis sebesar Rp.16.300.172 hanya terdapat selisih efisiensi pajak sebesar Rp.1.258.270. Perbanding laba komersial dan laba fiskal setelah tax planning serta PPh terhutang menurut perusahaan dan penulis:
85
TABEL 4.11 TABEL ANALISA PERBANDINGAN PER 31 DESEMBER 2013 Keterangan
Perusahaan
Penulis
Selisih
Laba Komersial
Rp.393.951.881
Rp.393.951.881
Rp.0
Laba Fiskal
Rp.375.744.149
Rp.367.927.499
Rp.7.816.650
PPh pasal 29 (KB)
Rp. 17.558.442
Rp. 16.300.172
Rp.1.258.270
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Selisih laba fiskal sebesar Rp.7.816.650 terdiri atas biaya Undang-undang gangguan untuk tiga tahun kedepan yang belum dicatat perusahaan sebesar Rp.6.475.000 dan biaya pulsa handphone pegawai bagian penjualan sebesar Rp.2.683.300 yang hanya bisa dibebankan 50% yaitu sebesar Rp.1.341.650. Selisih PPh pasal 29 (kurang bayar) Rp.1.258.270 merupakan efisiensi pajak menurut analisa yang penulis.