BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini berisi uraian tentang gambaran umum subjek penelitian yaitu PT. Time International, promosi jabatan yang terjadi di dalamnya, gambaran umum responden terhadap beban kerja yang ada di perusahaan tersebut dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dengan data kuesioner yang telah di isi oleh 40 responden yang merupakan karyawan di PT. Time International untuk mengetahui Pengaruh Promosi Jabatan dan Beban Kerja Karyawan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, dengan tahapan yang telah dijabarkan pada Bab III, dan interpretasi hasil dan pembahasan atas masalah yang dikaji. 4.1
Gambaran Umum PT. Time International PT. Time International saat ini adalah pemegang hak ritel eksklusif atau diberi kuasa penjualan ke lebih dari 40 merek yang paling terkenal di dunia timepieces (watch) dan produk gaya hidup (fashion). Bermula dari tempat perakitan, service center dan perusahaan distribusi grosir di awal tahun 60-an, PT. Time International dirubah pada awal tahun 80-an oleh pemilik generasi kedua-nya dan menjadi distributor eksklusif dan pusat layanan resmi di Indonesia untuk Gucci Timepieces. Setelah kemitraan kedua dengan merek jam olahraga terkemuka, TAG Heuer, perusahaan ini dalam waktu singkat mampu memperoleh hak untuk merek-merek mewah lainnya. Pada awal tahun 90-an, PT. Time International membuka butik Cartier pertama di Indonesia, di salah satu mall bergengsi di Jakarta yaitu Plaza Indonesia. Interior elegan membawa esensi sejati dari House of Cartier ke Jakarta. Mengusung koleksi perhiasan, jam tangan, aksesoris dan barang-barang yang terbuat dari kulit, konsumen Indonesia tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke Singapura untuk mengakses kreasi terbaik dari merek yang berbasis di Paris.
53
54
Menyadari kebutuhan di pasar akan pemasok barang mewah, PT. Time International juga memperbesar usahanya ke kategori bisnis baru, dengan membuka butik multi-merek arloji pertamanya, The Time Place, di Plaza Senayan, Jakarta. Setelah membuka toko yang bisa dibilang cukup unik di Indonesia ini - yang pertama dari jenisnya di pasar - The Time Place membuka lagi tokonya di lokasi-lokasi yang baru, di Plaza Indonesia, Tunjungan Plaza IV di Surabaya, dan yang terbaru di Pacific Place, Jakarta. Sejak itu, The Time Place telah diberi label pelopor dalam industrinya untuk Indonesia. Untuk mendukung toko-tokonya, Time International After Sales Service Centre, Time Care, juga diperluas. Bukan hanya Service Center tersebut adalah yang terbesar di Indonesia, tetapi mereka pun mempunyai teknisi-teknisi yang dilatih oleh trainer dari merek-merek yang bersangkutan, dan juga mereka mempunyai teknisi masing-masing di setiap tokonya (in-house technician) untuk memenuhi untuk kebutuhan pelayanan terhadap pelanggan secara cepat dan efisien, sementara pelanggan bisa menunggu sambil berbelanja. Seiring dengan keberhasilan divisi ritel arloji mewahnya, PT. Time International juga menaklukkan dunia timepieces fashion, yaitu dengan membawa masuk ke Indonesia merek Adidas, Fossil, DKNY, D & G, Diesel dan Rip Curl. Saat ini Time International memiliki sejumlah besar pengecer aktif yang menjual merek-merek jam ini, dan menciptakan Urban Icon, toko jam fashion aksesoris customer-centric pertama di Indonesia. Time International juga memperkenalkan toko lainnya dengan konsep yang baru, INTime. Sebuah toko muda, modern, namun mewah, konsep ini sangat cocok untuk kebutuhan orang Indonesia dalam dunia arloji ritel. Saat ini INTime sudah dibuka di tiga lokasi di mal utama Jakarta - Plaza Senayan, Pondok Indah Mall 2, dan Senayan City. Pada bulan Juni 2012, INTime membuka butik pertamanya di luar Jakarta yang berlokasi di Paris Van Java, Bandung.
55
Pada tahun 2006, PT. Time International membuka TAG Heuer pertama butik di Plaza Senayan, Jakarta, yang kemudian dilanjutkan oleh pembukaan TAG Heuer berikutnya butik di Plaza Indonesia, Senayan City, Grand Indonesia, Pacific Place, Plaza Senayan, Central Park dan Grand City Surabaya . 2008 merupakan tonggak yang sangat penting dalam sejarah PT. Time International, menandai pembukaan butik pertama CHANEL di Indonesia. Merek mewah yang ditunggu-tunggu banyak konsumen di Indonesia ini telah memilih PT. Time International sebagai pengecer eksklusif mereka. Usaha perusahaan ke mode ritel terus berkembang dengan dibukanya Fendi di Plaza Indonesia pada tahun 2011, dan Plaza Senayan pada tahun 2012. Di tahun 2012 juga dibuka butik Rolex pertama di Indonesia, tepatnya di Plaza Indonesia. Dengan
bertambahnya
toko-toko
yang
dibuka
PT.
Time
International, maka bertambah pula kebutuhan karyawan dan juga kebutuhan pemimpin di setiap toko atau divisinya. Karenanya, cukup banyak promosi yang dilakukan oleh PT. Time International dari tahun ke tahun. 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 40 orang responden dihasilkan informasi sebagai :
4.2.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Table 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Responden JENIS KELAMIN
FREKUENSI
PRESENTASI
a. Laki-Laki
12
30%
b. Perempuan
28
70%
Jumlah
40
100%
Sumber : Data Kuesioner diolah 2014
56
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 40 responden, sebanyak 12 responden (30%) laki-laki, sebanyak 28 responden (70%) perempuan. Kondisi karyawan didominasi oleh kaum perempuan, karena pekerjaan di bidang retail fashion tampaknya memang lebih disukai kaum perempuan. 4.2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Table 4.2 Karakteristik Usia Responden USIA
FREKUENSI
PRESENTASI
17 – 25 Tahun
12
30%
25 – 35 Tahun
26
65%
35 – 50 Tahun
2
5%
Jumlah
40
100%
Sumber : Data kuesioner diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berusia 17 - 25 tahun sebanyak 26 orang (26%) dari total jumlah responden, yang berusia 25 - 35 tahun sebanyak 12 orang (30%), sedangkan yang berusia 35 - 50 tahun sebanyak 2 orang (5%). Terlihat sebagian besar responden berusia antara 25 – 35 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa responden rata-rata berusia produktif dan memiliki semangat kerja yang tinggi.
57
4.2.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Table 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden PENDIDIKAN
FREKUENSI
PRESENTASI
SMA
2
5%
DIII
4
10%
S1
30
75%
S2
4
10%
Jumlah
40
100%
Sumber : Data kuesioner diolah 2014
Untuk tingkat pendidikan sebanyak 40 responden memiliki jenjang pendidikan SMA sebanyak 2 orang (5%), jenjang pendidikan DIII 4 orang (10%), S1 sebanyak 30 orang (75%) dan S2 sebanyak 4 orang (10%). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan responden yang cukup tinggi sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan pekerjaan yang dijalankannya. 4.3
Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 responden melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan jawaban dari responden atas variabel promosi jabatan, beban kerja dan kepuasan kerja karyawan berdasarkan rentang skor jawaban 1 sampai dengan 5.
4.3.1
Variabel Promosi Jabatan (X1) Dari
hasil
pernyataan
40
responden
atas
5
pertanyaan
menunjukkan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada table distribusi frekuensi berikut :
58
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi Jabatan (dalam %) Pertanyaan
SS = 5
S=4
N=3
TS = 2
STS = 1
Total
Promo 1
12.5%
57.5%
2.5%
17.5%
10%
100%
Promo 2
37.5%
45%
7.5%
5%
5%
100%
Promo 3
27.5%
47.5%
15%
10%
0%
100%
Promo 4
32.5%
32.5%
22.5%
12.5%
0%
100%
Promo 5
7.5%
52.5%
27.5%
12.5%
0%
100%
Promo 6
10%
50%
17.5%
22.5%
0%
100%
Promo 7
47.5%
52.5%
0%
0%
0%
100%
Sumber : Data Kuesioner diolah, 2014 Berdasarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ([promo 1-7), dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan di perusahaan tersebut merasa bahwa jabatan yang dipegang sudah sesuai dengan pengalaman kerja yang dimiliki, dan juga sudah cukup memiliki keahlian dalam bekerja untuk mencapai hasil maksimal yang bisa dipertanggungjawabkan, dan benar adanya bahwa memang di dalam perusahaan tersebut setiap pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk dipromosikan. 4.3.2
Variabel Beban Kerja (X2) Dari
hasil
pernyataan 40 responden atas
19
pertanyaan
menunjukkan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada table distribusi frekuensi berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Beban Kerja (dalam %) Pertanyaan
SS = 5
S=4
N=3
TS = 2
STS = 1
Total
Beban 1
25%
60%
12.5%
2.5%
0%
100%
Beban 2
42.5%
52.5%
2.5%
2.5%
0%
100%
Beban 3
12.5%
60%
15%
12.5%
0%
100%
59
Beban 4
30%
50%
10%
10%
0%
100%
Beban 5
27.5%
35%
27.5%
10%
0%
100%
Beban 6
30%
45%
22.5%
2.5%
0%
100%
Beban 7
15%
75%
7.5%
2.5%
0%
100%
Beban 8
12.5%
42.5%
32.5%
12.5%
0%
100%
Beban 9
32.5%
65%
2.5%
0%
0%
100%
Beban 10
27.5%
62.5%
7.5%
2.5%
0%
100%
Beban 11
32.5%
50%
5%
12.5%
0%
100%
Beban 12
12.5%
67.5%
7.5%
12.5%
0%
100%
Beban 13
7.5%
52.5%
17.5%
22.5%
0%
100%
Beban 14
10%
57.5%
12.5%
20%
0%
100%
Beban 15
40%
45%
7.5%
5%
2.5%
100%
Beban 16
20%
55%
12.5%
12.5%
0%
100%
Beban 17
27.5%
67.5%
0%
5%
0%
100%
Beban 18
7.5%
32.5%
15%
35%
10%
100%
Beban 19
10%
55%
5%
27.5%
2.5%
100%
Sumber : Data Kuesioner diolah, 2014
Berdasarkan pertanyaan mengenai beban kerja (beban 1-19), hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan di perusahaan tersebut akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasannya dengan sebaik mungkin, dan mereka akan membantu rekan sekerja yang membutuhkan dengan senang hati agar mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien. Karyawan di perusahaan tersebut juga terbiasa menyelesaikan dengan sungguh-sungguh tugas yang diberikan oleh pimpinannya, serta disiplin kerja yang ditanamkan perusahaan dalam penyelesaian setiap tugas yang diberikan kepada karyawan membuat karyawan merasa puas. 4.3.3
Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) Dari
hasil
pernyataan 40 responden atas
18
pertanyaan
menunjukkan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada table distribusi frekuensi berikut :
60
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja (dalam %)
Pertanyaan
SS = 5
S=4
N=3
TS = 2
STS = 1
Total
Puas 1
5%
27.5%
22.5%
40%
5%
100%
Puas 2
2.5%
17.5%
15%
65%
0%
100%
Puas 3
5%
15%
10%
60%
10%
100%
Puas 4
50%
15%
17.5%
12.5%
5%
100%
Puas 5
45%
17.5%
10%
25%
2.5%
100%
Puas 6
22.5%
52.5%
20%
2.5%
2.5%
100%
Puas 7
20%
57.5%
17.5%
5%
0%
100%
Puas 8
20%
57.5%
17.5%
5%
0%
100%
Puas 9
22.5%
55%
17.5%
5%
0%
100%
Puas 10
30%
50%
12.5%
7.5%
0%
100%
Puas 11
30%
35%
32.5%
2.5%
0%
100%
Puas 12
27.5%
37.5%
32.5%
2.5%
0%
100%
Puas 13
12.5%
37.5%
42.5%
7.5%
0%
100%
Puas 14
5%
17.5%
35%
42.5%
0%
100%
Puas 15
7.5%
62.5%
17.5%
12.5%
0%
100%
Puas 16
50%
47.5%
2.5%
0%
0%
100%
Puas 17
15%
62.5%
17.5%
5%
0%
100%
Puas 18
45%
55%
0%
0%
0%
100%
Sumber : Data Kuesioner diolah, 2014
Berdasarkan pertanyaan puas 1-18, dapat disimpulkan bahwa karyawan belum merasa cukup dengan penghasilan yang diberikan oleh perusahaan ini, namun, disisi lain karyawan akan merasa puas jika dapat berprestasi dengan baik.
61
4.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat satu test (alat pengukur) melakukan fungsi ukurnya, sedangkan uji reliabilitas mengetahui sejauh mana pengukuran ini dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.
4.4.1
Variabel Promosi Jabatan (X1) Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen terhadap variabel Promosi Jabatan (X1) digunakan 7 item pertanyaan dimana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 40 responden dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Promosi Jabatan Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
Promo 1
0.726
0.50
Valid
Promo 2
0.491
0.50
Tidak Valid
Promo 3
0.767
0.50
Valid
Promo 4
0.851
0.50
Valid
Promo 5
0.713
0.50
Valid
Promo 6
0.846
0.50
Valid
Promo 7
0.397
0.50
Tidak Valid
Sumber : Lampiran Output SPSS
Berdasarkan
tabel
diatas,
menginformasikan
bahwa
setiap
pertanyaan diatas dapat dibandingkan antara nilai Standardize Loading Facto (SLF) dengan tingkat validitas yaitu lebih besar atau lebih kecil sama dengan 0,50, dapat dilihat bahwa nilai dari 7 item pertanyaan untuk variabel promo, 5 item pertanyaan valid karena tingkat validitasnya lebih
62
besar dari nilai R yaitu diatas 0,50 dan 2 item pertanyaan tidak valid karena tingkat validitasnya lebih kecil dari nilai R yaitu dibawah 0,50.
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Promosi Jabatan Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha 0.811
5
(Sumber data olah SPSS 20.0)
Berdasarkan tabel diatas, pengujian varibel X1 (Promosi Jabatan) yang telah valid adalah 5 pertanyaan dilihat dari angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,811, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel X1 (Promosi Jabatan) adalah reliabel karena diatas angka 0,60. 4.4.2 Variabel Beban Kerja (X2) Pada variabel Beban Kerja (X2) digunakan 19 item pertanyaan dimana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 40 responden dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Beban Kerja Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
Beban 1
0.396
0.50
Tidak Valid
Beban 2
0.526
0.50
Valid
Beban 3
0.681
0.50
Valid
Beban 4
0.727
0.50
Valid
Beban 5
0.481
0.50
Tidak Valid
Beban 6
0.678
0.50
Valid
63
Beban 7
0.654
0.50
Valid
Beban 8
0.755
0.50
Valid
Beban 9
0.670
0.50
Valid
Beban 10
0.721
0.50
Valid
Beban 11
0.781
0.50
Valid
Beban 12
0.815
0.50
Valid
Beban 13
0.783
0.50
Valid
Beban 14
0.822
0.50
Valid
Beban 15
0.301
0.50
Tidak Valid
Beban 16
0.824
0.50
Valid
Beban 17
0.677
0.50
Valid
Beban 18
0.461
0.50
Tidak Valid
Beban 19
0.774
0.50
Valid
Sumber : Lampiran Output SPSS
Berdasarkan
tabel
diatas,
menginformasikan
bahwa
setiap
pertanyaan diatas dapat dibandingkan antara nilai R dengan tingkat validitas yaitu lebih besar atau lebih kecil sama dengan 0,50, dapat dilihat bahwa nilai dari 19 item pertanyaan untuk variabel Beban Kerja 15 item pertanyaan valid karena tingkat validitasnya lebih besar dari nilai R yaitu diatas 0,50 dan 4 item pertanyaan tidak valid karena tingkat validitasnya lebih kecil dari nilai R yaitu dibawah 0,50.
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel Beban Kerja Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha 0.861
15
(Sumber data olah SPSS 20.0)
64
Berdasarkan tabel diatas, pengujian varibel X2 (Beban Kerja) yang telah valid adalah 15 pertanyaan dilihat dari angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,861, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel X2 (Beban Kerja) adalah reliabel karena diatas angka 0,60.
4.4.3
Variabel Penggunaan Layanan Jaringan Sosial (Y) Pada variabel Persepsi Kemanfaatan (Y) digunakan 18 item pertanyaan dimana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 40 responden dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja Karyawan Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
Puas 1
0.679
0.50
Valid
Puas 2
0.532
0.50
Valid
Puas 3
0.394
0.50
Tidak Valid
Puas 4
0.535
0.50
Valid
Puas 5
0.579
0.50
Valid
Puas 6
0.734
0.50
Valid
Puas 7
0.747
0.50
Valid
Puas 8
0.701
0.50
Valid
Puas 9
0.716
0.50
Valid
Puas 10
0.835
0.50
Valid
Puas 11
0.724
0.50
Valid
Puas 12
0.644
0.50
Valid
Puas 13
0.634
0.50
Valid
Puas 14
0.717
0.50
Valid
65
Puas 15
0.663
0.50
Valid
Puas 16
0.674
0.50
Valid
Puas 17
0.651
0.50
Valid
Puas 18
0.596
0.50
Valid
Sumber : Lampiran Output SPSS
Berdasarkan
tabel
diatas,
menginformasikan
bahwa
setiap
pertanyaan diatas dapat dibandingkan antara nilai R dengan tingkat validitas yaitu lebih besar atau lebih kecil sama dengan 0,50, dapat dilihat bahwa nilai dari 18 item pertanyaan untuk variabel Kepuasan Kerja Karyawan 17 item pertanyaan valid karena tingkat validitasnya lebih besar dari nilai R yaitu diatas 0,50 dan 1 item pertanyaan tidak valid karena tingkat validitasnya lebih kecil dari nilai R yaitu dibawah 0,50. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha 0.785
17
(Sumber data olah SPSS 22.0)
Berdasarkan tabel diatas, pengujian varibel Y (Kepuasan Kerja Karyawan) yang telah valid adalah 17 pertanyaan dilihat dari angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,785, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan) adalah reliabel karena diatas angka 0,60. 4.5
Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini peneliti menggunakan gambar sebagai berikut :
66
Hasil Uji Normalitas Data
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.0 Dari gambar grafik diatas menunjukan bahwa data menunjukkan grafik membentuk krucut keatas, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas Data Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.0
67
Dari gambar grafik diatas menunjukan bahwa data mendekati garis lurus, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.6
Uji Asumsi Klasik
4.6.1
Uji Multikolinearitas Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas No.
Variabel Independen
Nilai Tolerance
Nilai VIF
1
Promosi Jabatan
0.811
1.232
2
Beban Kerja
0.811
1.232
Sumber : Lampiran Output SPSS
Dari table tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance semua variabel independen lebih dari 10% yang berarti tidak terjadi korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 90%. Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antra variabel independen dengan model regresi.
68
4.6.2
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi hetroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.
69
4.7
Pengujian Hipotesis Regresi Linier Berganda Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi jabatan dan beban kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil analisis ditunjukkan melalui:
Tabel 4.13 Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Toleranc
VIF
e 2.237E-017
.101
Promosi
.359
.114
Beban
.554
.114
(Constant) 1
.000
1.000
.359
3.151
.003
.811
1.232
.554
4.860
.000
.811
1.232
a. Dependent Variabel: Kepuasan
Sumber : Lampiran Output SPSS
Berdasarkan output SPSS pada tabel Coefficients maka persamaan regresi linear berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = (-2.237E-017) + 0.359.X1 + 0.554.X2 + e Keterangan : Y
: Kepuasan Kerja Karyawan
a
: Nilai konstanta
b1
: Koofesien Regresi variabel X1
b2
: Koofesien Regresi variabel X2
X1
: Variabel Independent (Promosi Jabatan)
X2
: Variabel Independent (Beban Kerja)
Hasil persamaan regresi linear berganda diatas menyatakan bahwa :
70
1. Nilai konstanta sebesar 2.237E-017 bermakna jika skor Promosi Jabatan (X1) dan Beban Kerja (X2) sama dengan nol. Maka skor Kepuasan Kerja Karyawan sama dengan 2.237E-017. 2. Koefisien nilai regresi variabel Promosi Jabatan (X1) sebesar 0.359 nilai positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, bermakna jika Promosi Jabatan mengalami kenaikan, maka Kepuasan Kerja Karyawan juga akan mengalami kenaikan. Atau sebaliknya, jika Promosi Jabatan mengalami penurunan maka Kepuasan Kerja akan mengalami penurunan. 3. Koefisien regresi Beban Kerja (X2) sebesar 0.554 dan nilai positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, bermakna jika nilai Beban Kerja mengalami kenaikan maka Kepuasan Kerja Karyawan akan mengalami kenaikan. Demikian juga sebaliknya. Jika persepsi Beban Kerja mengalami penurunan maka Kepuasan Kerja Karyawan juga akan mengalami penurunan. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa variabel Promosi Jabatan gagal berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan, ketika Promosi Jabatan gagal diimplementasikan maka resiko Kepuasan Kerja Karyawan akan menurun. Sedangkan variabel Beban Kerja memiliki pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International. Ketika Beban Kerja meningkat maka akan berpengaruh besar terhadap Kepuasan Kerja Karyawan begitu pula sebaliknya.
71
4.7.1
Koefisien Determinasi (Nilai R2) Table 4.14
Koefisien Determinasi (R2) Promosi Jabatan dan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Model Summaryb Model
1
R
.781a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.609
.588
.64163174
a. Predictors: (Constant), Beban, Promosi b. Dependent Variabel: Kepuasan
Sumber : Lampiran Output SPSS
Nilai korelasi antara Promosi Jabatan (X1) dan Beban Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) sebesar 0.781 dengan demikian ada hubungan positif antar variabel, yaitu variabel Promosi Jabatan dan Beban Kerja berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.609 [(0.781)2 x 100% = 60.9%] dengan demikian variabel Promosi Jabatan mempunyai kontribusi sebesar 60.9% terhadap peningkatan atau penurunan variabel Kepuasan Kerja Karyawan. Selebihnya sebesar 39.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ditentukan dalam penelitian ini.
72
4.7.2
Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Hipotesis 1 dan 2 dapat dilihat kebenarannya dengan menggunakan uji t yang hasilnya sebagai berikut :
Table 4.15 Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Toleranc
VIF
e 2.237E-017
.101
Promosi
.359
.114
Beban
.554
.114
(Constant) 1
.000
1.000
.359
3.151
.003
.811
1.232
.554
4.860
.000
.811
1.232
a. Dependent Variabel: Kepuasan
Sumber : Lampiran Output SPSS versi 22
Dari tabel diatas diketahui nilai t-test, yang bertujuan mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, nilai t-test dapat dilihat dari nilai sig (α) pada masing-masing variabel independen. Untuk dapat mengujinya diperlukan hipotesis yaitu : 1. Hipotesis I H0 :
Faktor Promosi Jabatan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International
H1 :
Faktor Promosi Jabatan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International
2. Hipotesis II H0 :
Faktor Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International
H1 :
Faktor Beban Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International
Maka :
-Jika Sig ≥ 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima
73
-Jika Sig ≤ 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Dari tabel diatas didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Variabel Promosi Jabatan memiliki nilai sig 0,003 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi Promosi Jabatan secara parsial berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 2. Variabel Beban Kerja memiliki nilai sig 0,000 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi Beban Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 4.7.3
Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Untuk
mengetahui
apakah
koefisien
korelasi
dapat
digeneralisasikan maka dilakukan uji F dengan menggunakan model Analisis Of Variance (ANOVA). Table 4.16 Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
23.767
2
11.884
Residual
15.233
37
.412
Total
39.000
39
F 28.866
Sig. .000b
a. Dependent Variabel: Kepuasan b. Predictors: (Constant), Beban, Promosi
Sumber : Lampiran Output SPSS
Dari tabel ANOVA atau F-test diatas menunjukkan variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika nilai sig (α) pada kolom sig lebih kecil dari level signifikan yang ditentukan yaitu 0,05. Untuk dapat mengujinya diperlukan hipotesis berikut ini :
74
H0 : Faktor Promosi Jabatan dan Beban Kerja secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Time International. H1 : Faktor Promosi Jabatan dan Beban Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan di PT.
Time International. Dari hasil output SPSS diatas, nilai sig 0,000 ≤ 0,05 maka memiliki arti bahwa ada pengaruh yang signifikan atau dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi Promosi Jabatan dan Beban Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 4.8
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat dilihat dengan jelas bahwa secara parsial menyatakan bahwa variabel Promosi Jabatan berpengaruh secara langsung terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan dan variabel Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan.
4.8.1
Analisis Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Promosi Jabatan berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Artinya Promosi Jabatan yang dilakukan kepada karyawan pada kenyataannya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap Kepuasan Kerja yang didapat oleh karyawan yang bekerja di PT. Time International. Hal ini dikarenakan dengan adanya Promosi Jabatan yang dilakukan di dalam perusahaan tersebut, karyawan mengharapkan akan adanya peningkatan dalam hal lainnya yang mempengaruhi kehidupannya, misalnya dalam hal penghasilan, status sosial, dst.
4.8.2
Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Beban Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Artinya responden merasa bahwa beban kerja yang
75
diberikan oleh perusahaan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepuasan kerja mereka. Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan kerja apabila beban kerja yang ditanggungnya sedikit. Namun di dalam PT. Time International, karena sebagian besar karyawannya berada di usia produktif kerja, maka yang terjadi adalah semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kepuasan kerja yang mereka dapatkan. Artinya, banyak karyawan yang merasa tertantang apabila diberikan beban kerja yang lebih dari atasannya, karena hal itu berarti atasan mempercayai mereka untuk menanggung tugas dan tanggung jawab yang lebih dan membuat karyawan merasa lebih bersemangat untuk menjalankan tugas tersebut sesuai dengan target yang telah ditentukan.