BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Analisis Data Penelitian
Uraian berikut berisi hasil dari data penelitian yang diperoleh setelah pengujian alat ukur penelitian. Sebelum membahas mengenai hasil dan pengujian hipotesis penelitian, peneliti memaparkan dahulu hasil pengujian alat ukur penelitian deskriptif dari subjek penelitan.
4.1.1
Hasil Pengujian Alat Ukur Penelitian
Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari alat ukur dalam penelitian ini (kuesioner). Pengujian alat ukur penelitian ini meliputi dua jenis, yaitu analisis validitas dan reliabilitas yang dilakukan sebelum mengolah data penelitian. Peneliti mengambil seluruh sampel (30 responden) yang sudah ditetapkan untuk diujicobakan dalam kuesioner. Hal ini dikarenakan keterbatasan populasi penelitian sehingga seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian (sampel jenuh). Peneliti tidak mengambil sebagian kecil dari sampel yang sudah kecil ukurannya ini dikarenakan untuk menghindari homogenitas jawaban responden.
A.
Analisis Validitas
Hasil pengujian validitas item pengukur setiap variabel penelitian diuraikan dalam uraian berikut.
49
50
1)
Variabel Motivasi Tabel 4.1 berikut berisi hasil pengujian delapan item kuesioner yang telah
disusun oleh penulis untuk mengukur variabel motivasi. Tabel 4.1 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Motivasi Item
Koefisien Validitas
Keterangan
motivasi1 motivasi2 motivasi3 motivasi4 motivasi5 motivasi6 motivasi7 motivasi8
-0,04 0,19 0,61 0,73 0,59 0,26 0,58 0,71
Item Tidak Valid dan Dibuang Item Tidak Valid dan Dibuang Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 item1 dan item2 pada variabel motivasi tidak valid karena bernilai kurang dari 0,20 sesuai dengan kriteria Kaplan & Saccuzzo (2012). Item2 sebenarnya bernilai sedikit di bawah 0,20, tetapi peneliti memutuskan untuk membuang item tersebut karena masih terdapat item-item lain yang dapat mengukur variabel motivasi ini. Tabel 4.2 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Motivasi Item Reduksi Item
Koefisien Validitas
Keterangan
motivasi3 motivasi4 motivasi5 motivasi6 motivasi7 motivasi8
0,57 0,68 0,61 0,45 0,69 0,70
Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa setelah dibuang dua item yang tidak valid, sisa item pengukur variabel motivasi yang berjumlah enam masih valid dalam mengukur variabel motivasi.
51
2)
Variabel Disiplin
Tabel 4.3 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Disiplin Item
Koefisien Validitas
Keterangan
disiplin1 disiplin2 disiplin3 disiplin4 disiplin5 disiplin6 disiplin7 disiplin8 disiplin9
0,25 0,36 0,26 0,25 0,43 0,01 0,58 0,59 0,27
Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Tidak Valid dan Dibuang Item Valid Item Valid Item Valid
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, item6 pada variabel disiplin tidak valid karena bernilai kurang dari 0,20 sehingga peneliti memutuskan untuk membuang item tersebut. Tabel 4.4 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Disiplin Item Reduksi Item
Koefisien Validitas
Keterangan
disiplin1 disiplin2 disiplin3 disiplin4 disiplin5 disiplin7 disiplin8 disiplin9
0,45 0,40 0,34 0,33 0,33 0,53 0,52 0,29
Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa setelah dibuang item6 yang tidak valid. Item pengukur variabel disiplin berjumlah delapan valid dalam mengukur variabel disiplin.
52
3)
Variabel Kinerja Tabel 4.5 berikut berisi hasil pengujian sembilan item variabel kinerja.
Tabel 4.5 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Kinerja Item
Koefisien Validitas
Keterangan
kinerja1 kinerja2 kinerja3 kinerja4 kinerja5 kinerja6 kinerja7 kinerja8 kinerja9
0,10 0,15 -0,08 0,37 0,26 0,55 0,21 0,10 -0,01
Item Tidak Valid dan Dibuang Item Tidak Valid, Diuji Ulang Item Tidak Valid dan Dibuang Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Tidak Valid dan Dibuang Item Tidak Valid dan Dibuang
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa item1, item2, item3, item8, dan item9 pengukur variabel motivasi tidak valid karena bernilai kurang dari 0,20. Peneliti melakukan pengujian ulang dengan membuang item1, item3, item8, dan item9. Item2 dicoba diuji ulang karena nilainya tidak serendah item lain. Tabel 4.6 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Kinerja Item Reduksi Item
Koefisien Validitas
Keterangan
kinerja2 kinerja4 kinerja5 kinerja6 kinerja7
0,22 0,54 0,39 0,51 0,11
Item Valid Item Valid Item Valid Item Valid Item Tidak Valid dan Dibuang
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa setelah empat item dibuang, masih terdapat satu item yang tidak valid, yaitu item7 pada variabel kinerja. Oleh karena itu, peneliti kembali melakukan pengujian validitas dengan membuang item tersebut dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4.7 berikut.
53
Tabel 4.7 Analisis Validitas Item Pengukur Variabel Kinerja Item Reduksi Tahap Kedua Item
Koefisien Validitas
Keterangan
kinerja2 kinerja4 kinerja5 kinerja6
0,19 0,59 0,55 0,38
Item Kurang Valid, Tetap Digunakan Item Valid Item Valid Item Valid
Hasil pengujian menunjukkan bahwa item2 kurang valid dalam mengukur variabel kinerja, namun peneliti memutuskan untuk tetap menggunakan item tersebut agar jumlah item pengukur variabel kinerja tidak semakin sedikit jumlahnya.
B.
Analisis Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian dengan masing-masing item pengukurnya ditunjukkan dalam Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Analisis Reliabilitas Variabel Motivasi, Disiplin, dan Kinerja Variabel Motivasi Disiplin Kinerja
Koefisien Reliabilitas 0,84 0,69 0,64
Jumlah Item 6 8 4
Keterangan Variabel dengan Item Pengukurnya Reliabel Variabel dengan Item Pengukurnya Cukup Reliabel Variabel dengan Item Pengukurnya Cukup Reliabel
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, ketiga variabel baik motivasi, disiplin, dan kinerja cukup reliabel dengan diukur oleh masing-masing item pengukurnya. Hal ini berdasarkan perolehan koefisien reliabilitasnya pada rentang 0,64—0,84.
4.1.2
Hasil Analisis Deskriptif Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian disajikan dalam Tabel 4.9 berikut.
54
Tabel 4.9 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek Penelitian Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Kurang dari 23 Tahun 23—26 Tahun Usia 27—30 Tahun Lebih dari 30 Tahun SMA Sederajat Akademi Tingkat Pendidikan Sarjana Pascasarjana Kurang dari 1 Tahun 1—2 Tahun Lama Bekerja Lebih dari 2 Tahun Rendah Tingkat Sedang Kompetensi Tinggi
Jumlah 18 12 4 6 10 10 16 5 9 0 2 10 18 5 15 10
Persentase 60,00 40,00 13,33 20,00 33,33 33,33 53,33 16,67 30,00 0,00 6,67 33,33 60,00 16,67 50,00 33,33
Berdasarkan Tabel 4.9 jumlah responden laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan (60 berbanding 40). Secara usia, reseponden kebanyakan telah berusia 27 tahun ke atas (66,67%). Subjek penelitian juga didominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat (53,33%), sedangkan tingkat pendidikan Sarjana menempati posisi terbanyak kedua (30%). Responden juga kebanyakan sudah bekerja pada perusahaan lebih dari dua tahun (60%). Berdasarkan penilaian atasannya, separuh responden memiliki tingkat kompetensi sedang (50%). Hanya 33,33% responden dengan tingkat kompetensi tinggi. Peneliti juga membuat profil subjek penelitian yang dikaitkan dengan variabel dalam penelitian ini. Profil tersebut berupa derajat atau tingkat
55
berdasarkan jawaban responden atas kuesioner penelitian. Peneliti memutuskan menggunakan tiga tingkatan atau derajat dalam penyusunan profil, yaitu rendah, sedang, atau tinggi. Subjek penelitian dikategorikan memiliki tingkatan atau derajat rendah jika total skor jawaban untuk setiap variabel lebih rendah atau sama dengan nilai Persentil 33, tingkatan tinggi apabila subjek penelitian memiliki total skor lebih tinggi atau sama dengan Persentil 67, dan tingkatan sedang jika skor totalnya berada di antara nilai Persentil 33 dan 67. Penetapan nilai Persentil ini diambil berdasarkan norma kuesioner, yaitu rentang skor minimum dan maksimum pada kuesioner yang dikalikan dengan jumlah item pertanyaan setiap variabel. Tabel 4.10 Statistik Rata-rata Skor, Skor Minimum & Maksimum Berdasarkan Norma Kuesioner, serta Nilai Median, Persentil 33, dan Persentil 67 Variabel
Rata-rata
Motivasi Disiplin Kinerja
21.00 25.43 13.10
Skor Minimum 6 8 4
Skor Maksimum 24 32 16
Median 15.00 20.00 10.00
Persentil 33 9.90 13.20 6.60
Persentil 67 20.10 26.80 13.40
Tabel 4.10 di atas berisi nilai-nilai statistik yang akan digunakan dalam penentuan profil subjek penelitian. Hasil kategorisasi responden dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.
56
Gambar 4.1 Profil Subjek Penelitian Berdasarkan Derajat Motivasi, Tingkat Disiplin, dan Kinerja Gambar 4.1 tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini cenderung memiliki derajat motivasi yang tinggi (56,67%), tetapi tingkat kedisiplinannya cenderung sedang (63,33%). Kinerja yang dimiliki mayoritas responden ini pun kebanyakan sedang (60%). Tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkatan atau derajat rendah baik pada aspek motivasi, disiplin, maupun kinerja.
4.1.3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mencari pengaruh antara faktor motivasi dan disiplin terhadap kinerja, peneliti melakukan analisis regresi linear berganda untuk mencari besaran dan keberartian pengaruh tersebut. Sebelum dilakukan analisis regresi, peneliti melakukan pengujian asumsi normalitas data terhadap skor variabel kinerja, motivasi, dan disiplin. Sesungguhnya syarat
57
normalitas harus dipenuhi hanya pada variabel dependen (Y) yang dalam penelitian ini adalah variabel kinerja saja karena variabel motivasi dan disiplin adalah variabel independen (bebas). Tabel 4.11 Pengujian Normalitas Data Variabel Penelitian Variabel Kinerja Motivasi Disiplin
Parameter Normalitas
Nilai Ekstrem
Rata-rata
Standar Deviasi
Absolut
Positif
Negatif
13,10 21,00 25,43
1,30 2,30 2,18
0,20 0,14 0,16
0,20 -0,16 0,14 -0,14 0,14 -0,16
KolmogorovTaraf Smirnov Z Signifikansi 1,11 0,17 0,77 0,59 0,85 0,47
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel kinerja memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,11 dengan taraf signifikansi 0,17 (17%). Kriteria dalam pengujian normalitas data adalah data dapat dinyatakan berasal dari distribusi normal jika taraf signifikansinya lebih besar dari taraf kekeliruan yang ditetapkan dalam penelitian. Peneliti menetapkan taraf kekeliruan dalam penelitian ini adalah 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa skor dalam variabel kinerja berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 4.11 pun menunjukkan bahwa baik variabel motivasi dan disiplin pun berasal dari distribusi normal. Selanjutnya, peneliti melanjutkan tahapan analisis regresi. Analisis regresi antara variabel motivasi dan disiplin terhadap kinerja menghasilkan nilai R sebesar 0,78 dan R-kuadrat 0,60. Pengujian model ini disajikan pada Tabel Analisis Varians berikut. Tabel 4.12 Analisis Varians Model Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja Sumber Variasi Regresi Residual Total
Jumlah Kuadrat 29,28 19,42 48,70
Derajat Bebas 2 27 29
Rata-rata Jumlah Kuadrat 14,64 0.,72
F 20,35
Taraf Signifikansi 0,00
58
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, model persamaan regresi yang dirumuskan peneliti memiliki nilai statistik-F sebesar 20,35 dengan taraf signifikansi 0,00 (0%). Kriteria dalam pengujian ini adalah model dikatatakan cocok/fit jika memiliki taraf signifikansi lebih kecil dari taraf kekeliruan dalam penelitian (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa model cocok dengan data empiris sehingga bisa dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya, yaitu pengujian signifikansi pengaruh masing-masing variabel motivasi maupun disiplin terhadap kinerja. Tabel 4.13 Analisis Pengujian Koefisien Regresi secara Individual Parameter Konstanta Motivasi Disiplin
Koefisien Regresi 0,72 0,07 0,43
Kekeliruan Standar 2,02 0,07 0,08
Koefisien Baku 0,13 0,72
Nilai-t 0,36 0,96 5,50
Taraf Signifikansi 0,73 0,35 0,00
Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa faktor motivasi memiliki nilai regresi 0,07 dengan taraf signifikansi 0,35 (35%), sedangkan faktor disiplin memiliki nilai regresi 0,43 dengan taraf signifikansi 0,00 (0%). Kriteria dalam pengujian adalah koefisien regresi dinyatakan berarti jika taraf signifikansinya lebih kecil dari taraf kekeliruan dalam penelitian (5%). Hasil ini menunjukkan bahwa hanya faktor disiplin saja yang berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan faktor motivasi tidak signifikan dalam mempengaruhi kinerja. Sebelum memberikan penegasan bahwa model regresi benar-benar dapat diterima, peneliti terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi regresi linear klasik agar model yang diperoleh benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pembahasan mengenai hal tersebut disajikan uraian berikut ini.
59
1)
Pemenuhan Asumsi Normalitas
Sudah diuraikan sebelumnya, asumsi normalitas sudah terpenuhi dalam analisis regresi
ini.
Peneliti
sebelumnya
sudah
melakukan
pengujian
statistik
nonparametrik Kolmogorov-Smirnov untuk pengujian normalitas data. Untuk mempertegas pemenuhan asumsi, pengujian normalitas juga bisa dilakukan melalui diagram pencar nilai-nilai residual pada persamaan regresi (êi) yang disajikan dalam Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Diagram Pencar Residual Standar antara Nilai Peluang Observasi dan Ekspektasi Gambar 4.2 di atas menunjukkan pola kecenderungan linear sehingga bisa dinyatakan bahwa asumsi normalitas data terpenuhi dalam model regresi ini.
2)
Pengujian Multikolinearitas
Pengujian ada tidaknya multikolinearitas atau hubungan linear antarvariabel bebas disajikan dalam Tabel 4.14 berikut.
60
Tabel 4.14 Analisis Multikolinearitas melalui Nilai Tolerance dan VIF Variabel Bebas
Tolerance
VIF
Motivasi Disiplin
0,86 0,86
1,16 1,16
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa perolehan nilai Tolerance dan VIF masing-masing sebesar 0,86 dan 1,16. Multikolinearitas dinyatakan tidak ada jika perolehan VIF lebih kecil dari 10. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel motivasi dan disiplin. 3)
Pengujian Homoskedastisitas
Pengujian homoskedastisitas biasanya dilakukan dengan cara membuat diagram pencar antara nilai prediksi (ŷi) dengan residual (êi).
Gambar 4.3 Diagram Pencar antara Nilai Prediksi dan Residual Pola sebaran data antara nilai prediksi dan residual dalam persamaan regresi yang dihasilkan pada penelitian ini terlihat menyebar dan acak. Temuan ini
61
menunjukkan bahwa asumsi heteroskedastisitas terpenuhi dan tidak terdapat homogenitas varians residual antarpengamatan.
4)
Pengujian Autokorelasi
Sebagaimana telah diuraikan pada uraian sebelumnya, pengujian autokorelasi dalam model persamaan regresi dapat menggunakan statistik Durbin-Watson. Nilai statistik Durbin-Watson dalam persamaan regresi ini sebesar 1,44.
Daerah Penolakan
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
dl 1.28
1.44
du 1.57
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Statistik Durbin-Watson Berdasarkan Tabel Durbin-Watson, nilai batas yang diperoleh adalah dL sebesar 1,28 dan dU sebesar 1,57 untuk derajat bebas 2 (sesuai dengan jumlah variabel bebas) dan ukuran sampel 30. Perolehan nilai statistik Durbin-Watson masih lebih besar daripada dU (1,34) sehingga bisa disimpulkan tidak terdapat autokorelasi dalam persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitian ini.
62
4.2
Pembahasan
Berdasarkan uraian di atas, pembahasan hasil penelitian Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja di PT Kiara Com Servisindo sebagai berikut.
4.2.1
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja.
Berdasarkan tanggapan responden terhadap motivasi, pekerja dikategorikan baik bahkan cenderung memiliki derajat motivasi yang tinggi sebesar 56,67%. Motivasi kerja dikatakan baik karena kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi sehingga dalam bekerja tidak perlu dipaksakan lagi. Sudah timbul kesadaran dalam dirinya untuk melakukan pekerjaan. Hubungan motivasi terhadap kinerja pekerja PT Kiara Com Servisindo menunjukan bahwa faktor motivasi memilliki nilai regresi 0,07 dengan taraf signifikansi 0,35 (35%). Hasil ini menunjukkan bahwa faktor motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja. Abraham H.Maslow (Edy Sutrisno 2009:131) menyebutkan teori Hierarki Kebutuhan Maslow bahwa terdapat pengaruh positif antara motivasi dengan kepuasan pekerja. Faktor motivasi yang sudah tergolong tinggi dirasakan oleh sebagian besar pekerja diasumsikan mempengaruhi kepuasan kerja bukan kinerja. Kepuasan kerja bukan merupakan faktor yang diteliti dalam penelitian ini.
4.2.2
Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja.
Berdasarkan tanggapan responden terhadap kedisiplinan, mayoritas pekerja dikategorikan memiliki tingkat kedisiplinan sedang, yaitu sebesar 63,33%.
63
Kedisiplinan cenderung sedang ini berpengaruh positif terhadap kinerja. Pengaruh kedisiplinan terhadap pekerja PT Kiara Com Servisindo menunjukan nilai faktor regresi 0,43 dengan taraf signifikansi 0,00 (0%). Pengaruh ini tergolong cukup signifikan. Berbeda dengan motivasi, faktor disiplin memberikan pengaruh terhadap kinerja dikarenakan mayoritas pekerja juga berada pada tingkat kinerja yang sedang pula (60%). Hasil ini menunjukkan keselarasan antara tingkat kedisiplinan dengan kinerja pekerja sehingga disiplin sangat mempengaruhi kinerja. Temuan ini sejalan dengan Hasibuan (2005) yang menyebutkan dampak dari disiplin kerja yang tinggi akan memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas kinerja pekerja menjadi lebih optimal.
4.2.3
Peningkatan Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja cenderung standar atau sedang sehingga perlu dilakukan beberapa langkah untuk peningkatan kinerja. Mangkunegara (2012) menyebutkan tahapan-tahapan peningkatan kinerja sebagai berikut. 1) Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja dengan cara mengevaluasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan terkait fungsifungsi bisnis, karyawan secara langsung, atau memerhatikan masalah yang ada;
64
2) Mengetahui kekurangan dan tingkat keseriusan dengan cara menidetifikasi masalah setepat mungkin dan menentukan tingkat keseriusan masalah; 3) Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun pegawai itu sendiri; 4) Mengembangkan
rencana
tindakan
sebagai
penanggulangan
atas
kekurangan yang terjadi; 5) Melakukan tindakan penanggulangan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya; 6) Melakukan evaluasi atas teratasinya masalah; 7) Memulai dari awal jika dibutuhkan.