BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian. 4.1.1
Sejarah Desa Bejalen.
Desa Bejalen diambil dari nama pendiri desa yaitu Kyai Gozali, konon Sejarah terbentuknya Desa Bejalen, ada dua orang yaitu sepasang suami istri “Seorang Abidalem” yang berasal dari Kraton Ngayogjakarto, yang merantau dan singgah di daerah lembah yang dikelilingi rawa-rawa. Sepasang suami istri ini menetap dan mulai mendirikan tempat tinggal dan sehari-hari kehidupannya bercocok taman, lama kelamaan mulai banyak orang yang mengikuti tinggal didaerah tersebut. Nama dari pengelana yang pertama kali tinggal didaerah itu yaitu Kyai Gozali, dan kyai Gozali berkata pada suatu ketika tempat itu akan menjadi desa “Ambararum”. Kyai Gozali adalah orang sakti banyak santri-santri yang berguru olehnya, suatu ketika Kyai Gozali dengan kekuatannya mengikuti Sultan Agung untuk menuaikan ibadah Haji, setelah itu Kyai Gozali tanpa sadar pada perjalan pulangnya terjatuh dari pegangan Sultan Agung dan jatuh disawah “Segeblak” dan membawa “kenthos” biji salak. Setelah itu Kyai Gozali kembali ke Desa Ambararum dan menanam biji salak itu, hingga tumbuh dengan subur di desa tersebut. Saat itu
47
mayoritas kehidupan di desa Ambararum adalah bercocok tanam dan berburu karena masih banyak hutan disekitar desa. Kyai Gozali meninggal dan dikuburkan disawah segeblak letaknya di Utara desa Bejalen, setelah itu masyarakat desa Ambararum untuk menghormati Kyai Gozali dengan mengubah nama desa Ambararum menjadi desa “Bejalen” nama Bejalen diambil dari nama Kyai Gozali, sebagai penghormatan karena Kyai Gozali yang membuka lahan dan memberikan kehidupan masyarakat desa Ambararum saat itu. Desa Bejalen ada sejak tahun 1800 ketika jaman para sunan, dan menjadi desa yang menghasilkan salak bejalen yang masih ada hingga saat ini. Hingga saat ini desa bejalen masih ada dan pada tahun 2006 lalu desa bejalen telah menjadi desa wisata. (Wawancara pukul 19.00 Wib, 8 November 2012, di kediaman Pak Hardi tokoh masyarakat Desa Bejalen).
4.1.2
Letak Demografi.
Desa Bejalen terletak berdekatan dengan danau Rawa Pening, Desa Bejalen dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Bapak Sugih. Penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, Desa Bejalen kini pada sebagian wilayahnya terlintasi jalur lingkar Selatan Ambarawa di bagian Barat di sekitar Rawa Pening dan Utara. Desa Bejalen berada di garis Lintang 7° 16' 48" (7.28°) selatan, dan garis Bujur 110° 24 '48 "(110,4133 °) Timur, Rata-rata ketinggian dari permukaan tanah 466 meter (1.529 kaki). Luas wilayah Desa Bejalen 470,720 hektare dengan penggunaan tanah sebagai berikut ini: Tanah Sawah: 81,680 hektare, Tanah
48
Kering: 14,040 hektare, Kawasan Rawa Pening: 375,000 hektare. Jumlah keseluruhan luas wilayah Desa Bejalen 470,720 hektare, jumlah penduduk yang ada di Desa Bejalen 1652 jiwa, terdiri dari Laki-laki 847 jiwa dan Perempuan 805 jiwa, terdapat hampir 90 hektar lahan yang ditanami salak dan dikelola oleh sekitar 90 orang warga karena bejalen terkenal dengan penghasil salak bejalen yang memiliki ciri khas rasa tersendiri. Tabel 2. Jumlah Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Bejalen. ( Tahun 2012) Jumlah Masyarakat No
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
PNS
7
5
12
2
TNI
8
-
8
3
POLRI
1
-
1
4
Pegawai Swasta
110
128
238
5
Pensiunan
18
20
38
6
Pengusaha
14
58
72
7
Buruh Bangunan
31
-
31
8
Buruh Industri
27
30
57
9
Buruh Tani
148
127
275
10
Petani
50
12
62
11
Peternak
90
-
90
49
12
Nelayan
140
-
140
13
Lain-lain
58
28
86
Jumlah
702
408
1110
Sumber: Kantor Kelurahan Desa Bejalen Tahun 2012. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ( Umur diatas 5 Tahun). Jumlah Masyarakat No
Jenis pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Tidak sekolah
38
24
62
2
TK/ Play Group
19
21
40
3
Belum Tamat SD
81
81
162
4
Tidak Tamat SD
53
62
115
5
Tamat SD
221
200
421
6
Tamat SLTP
178
189
367
7
Tamat SLTA
160
135
295
8
Tamat Akademik/
4
13
17
Sarjana Keatas
19
23
42
Jumlah
773
748
1521
Diploma 9
Sumber : Kantor Kelurahan Desa Bejalen Tahun 2012.
50
Mayoritas penduduk desa Bejalen beragama Islam sebanyak 1268 jiwa, terdiri dari laki-laki 659 jiwa, perempuan 609 jiwa, Katholik 203 jiwa terdiri dari laki-laki 101 jiwa perempuan 102 jiwa, Kristen 181 jiwa terdiri dari laki-laki 87 jiwa dan perempuan 94 jiwa. Batas wilayah Desa Bejalen sebagai berikut ini: Sebelah Utara : Kelurahan Lodoyong, Kelurahan Kupang, Kelurahan Tambakboyo, Sebelah Selatan: Desa Banyubiru, Sebelah Barat: Kelurahan Pojoksari, Sebelah Timur: Desa Tuntang. Desa Bejalen dibagi menjadi dua dusun yaitu Dusun Bejalen Barat terdiri dari dua RW. I dan RW.II terdapat lima RT dari RT 1-3 berada di RW.I dan RT 4-5 berada di RW.II. Dusun Bejalen Timur terdiri dari dua RW.III dan RW.IV terdapat lima RT dari RT.6-7 berada di RW.III dan RT.8-10 berada di RW.IV. Desa bejalen berdiri sekitas tahun 1800 dan pendirinya yang bernama Kyai Gozali, nama desa bejalen juga diambil dari nama pendiri desa yaitu Kyai Gozali. Di wilayah desa bejalen terdapat beberapa bangunan sekolah yaitu SD Bejalen dan TK Bejalen, terdapat satu Masjid, satu Mushola, dua bangunan Gereja Katholik dan Kristen, Balai Desa, Kantor Kelurahan. 4.2. Sejarah Ritual Sedekah Bumi di Desa Bejalen. Ritual sedekah bumi atau yang sering disebut oleh masyarakat sekitar Desa Bejalen dengan istilah kirab bertujuan untuk ungkapan syukur atas panen padi, salak dan hasil bumi lainnya di desa tersebut. Ritual sedekah bumi di Desa Bejalen dilakukan Sejak jaman dahulu dari nenek moyang desa, konon katanya setelah Rawa
51
Pening ada setiap desa yang bedekatan dengan Rawa pening setiap tahun bahkan ada yang dua tahun sekali selalu mengadakan ritual sedekah bumi. Seperti yang dilakukan di Desa Bejalen dari sesepuh desa dulu mengharuskan mengadakan ritual sedekah bumi atau jaman dahulu menyebutnya “kadeso” untuk menghormati pendiri desa dan ucapan syukur atas panen dan hasil perikanan, karena masyarakat Desa Bejalen sebagian warganya banyak yang memanfaatkan Rawa Pening sebagai mata pencaharian. Kadeso yang dilakukan oleh masyarakat Bejalen jaman dahulu selalu jatuh pada bulan “Desember Sabtu Pon” lebih tepatnya, menurut nenek moyang dahulu Bulan Desember Sabtu Pon merupakan hari wafatnya pendiri desa. Acara ritual sedekah bumi di Desa Bejalen selalu berlangsung selama 2 hari. Dimana hari pertama seluruh desa berkumpul di balai desa untuk berdoa bersama, pagi harinya “resik-resik deso”(bersih-bersih desa) dilanjutkan dengan memberikan sesaji di pojok-pojok desa, perempatan desa, tempat-tempat yang dianggap “wingit”(Keramat) oleh masyarakat setempat. Sore harinya “Sedekahan” acara sedekahan merupakan inti dari ritual sedekah bumi karena seluruh warga berkumpul di balai desa dengan membawa nasi, lauk-pauk, buah-buahan, setelah itu berdoa bersama dan seluruh warga bertukar makanan, sebagaian dimakan di balai desa sebagiannya lagi di bawa pulang. Setelah itu malam harinya acara wayangan dan pagi harinya lagi arak-arakan atau masyarakat menyebutnya “Haul” kemakam Kyai Gozali, acara haul merupakan acara puncak dari ritual sedekah bumi yang dilakukan
52
di Desa Bejalen. (Wawancara pukul 10.00 Wib, 10 November 2012, di kediaman Pak Hardi tokoh masyarakat Desa Bejalen).
4.2.1
Ritual Sedekah Bumi Lama ( Sebelum 2012).
Ritual sedekah bumi atau sering disebut oleh masyarakat setempat dengan istilah kirab yang dilakukan di Desa Wisata Bejalen sebagai ungkapan syukur atas panen padi, salak dan hasil dari perikanan di desa tersebut. Acara sedekah bumi ini diadakan pada bulan Dzulhijjah, dan berlangsung selama dua hari. Hari pertama pada malam hari setelah isya’ warga menggelar do’a bersama, yaitu membaca tahlil dan surat yasin. Bertujuan mengirim doa untuk mengucap syukur atas hasil panen salak, ikan dan hasil padi kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendoakan Mbah Gozali karena untuk mengenang atau menghormati orang pertama yang telah membuka desa Bejalen, yaitu Mbah Gozali. Beliaulah yang membuka lahan di sekitar Rawa Pening yang kemudian disebut Desa Bejalen, yang diambil dari nama orang pertama yang tinggal di daerah itu, yaitu mbah Gozali. Setelah doa selesai para pemuda menggelar pentas budaya, yang di isi dengan pertunjukan kuda lumping, “klotekan lesung” ( membunyikan lesung) , tari pesisiran, dan yang menjadi khas yaitu tari kuda blarak yang cuma ada di Desa Bejalen. Kuda tarian itu hampir menyerupai kuda kepang, tetapi kuda itu dibuat dari daun kelapa, sudah lebih dari 40 tahun kesenian itu tenggelam, namun pada tahun 2009 tarian kuda blarak diresmikan oleh dinas pariwisata sebagai kesenian tari khas dari Desa Bejalen
53
17
. “Bapak RT, bapak RW, bapak lurah/Ngalor, ngidul, ngetan, ngulon mrikso
deso/Sopo ngerti nasib lagi mujur/Desa Jalen soko Gusti dadi mukti”. (Bapak RT, bapak RW, bapak lurah/ke utara, selatan, barat, timur memeriksa desa/ Siapa tahu nasib sedang beruntung/Desa Bejalen diberi Tuhan kemakmuran). Alunan lagu itu mengalir dengan lantang dari sekitar 20 ibu-ibu dari RT 2 RW 1, Desa Bejalen. Penggalan lirik lagu yang dibawakan sambil menanti kirab itu merupakan salah satu wujud syukur, sekaligus harapan warga terhadap kemakmuran desanya. Dalam arak-arakkan itu semua warga Bejalen dengan senang hati mengikuti dari yang tua sampai yang muda. Mereka bersemangat mengikuti arak-arakan. Arakarakan dimulai dari Desa Bejalen sampai ke makam Mbah Gozali, yang jaraknya sekitar 2 km. Yang menjadi khas dari sekian banyak arak-arakan adalah gunungan salak Jalen. Karena Bejalen adalah daerah penghasil salak. Yang dibawa saat arakarakkan selain gunungan salak juga membawa hasil pertanian dan ikan. Karena sebagian besar warga Bejalen bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan disekitar rawa pening. Tumpeng, bunga dan ingkung ayam ( satu ekor ayam), dan bermacam-macam buah-buahan juga tidak lupa memeriahkan arak-arakan tersebut . Setelah arak-arakan sampai di Makam Mbah Gozali, tumpeng dan gunungan dikumpulkan di sekitar makam, warga berkumpul dan sang juru kunci membacakan doa, yaitu tahlil ( Kirim doa), setelah doa selesai warga langsung berebut makanan dan buah-buahan yang ada di gunungan dan tumpengan. Setelah acara rebutan 17
http://folkloresemarang.blogspot.com/2010_06_01_archive.html .( diunduh pada tanggal 6 oktober 2012)
54
tumpeng selesai, masih ada satu acara lagi untuk memeriahkan acara sedekah desa ini yaitu berebut ikan di kolam dengan tangan kosong biasanya yang mengikuti acara ini anak-anak namun orang tua juga diperkenankan karena untuk memeriahkan acara. Acara puncak sedekah desa yang diadakan di Desa Wisata Bejalen dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit dimalam harinya. Acara sedekah bumi yang diadakan di Desa Wisata Bejalen rutin diadakan setiap satu tahun sekali pada sabtu pon bulan Desember. Gambar 2. Acara Arak-arakan dalam ritual sedekah bumi di Desa Bejalen.
Sumber : Foto tanggal 16 Desember 2011, pukul 10.00 Wib.
55
4.2.2
Ritual Sedekah Bumi Sekarang ( 2012).
Ritual sedekah bumi pada bulan Desember 2012 di Desa Wisata Bejalen pada berlangsung selama 2 hari. Hari pertama pada jumat malam seluruh warga Desa Bejalen berkumpul di tempat ibadah masing-masing, sekitar pukul 18.30 umat Katholik warga desa bejalen melakukan doa bersama di Gereja, mereka berdoa atas hasil panen dan mendoakan ketentraman Desa Bejalen dan momen itu di abadikan oleh panitia setelah itu, sekitar pukul 19.00 sekarang umut Kristiani melakukan doa bersama di gereja sama dengan yang dilakukan oleh umat katholik, setelah itu pukul 19.30 umat Muslim berkumpul di Masjid untuk melakukan doa bersama sama dengan yang sudah dilakukan oleh umat Katholik dan Kristiani sebelumnya. Hari sabtu pagi sekitar pukul 07.00 hingga pukul 10.00 seluruh warga Desa Bejalen dari RT 01 hingga RT 10 dari laki-laki hingga wanita melakukan bersihbersih desa, setelah itu sekitar jam 12.00 acara selanjutnya kesenian reog, seluruh warga desa bejalen berkumpul di balai desa untuk menyaksikan kesenian reog yang dimainkan olah pemuda-pemudi asli dari Desa Bejalen. Pada acara kesenian reog ada tiga sesi penampilan yang pertama anak-anak, remaja dan yang terakhir penampilan orang dewasa, kesenian reog berlangsung sampai pada pukul 16.00 harus sudah selesai karena pada pukul 17.00 acara selanjutnya acara inti dalam ritual sedekah bumi yaitu “sedekahan” (Syukuran) dalam acara sedekahan seluruh warga desa khusunya remaja dan bapak-bapak berkumpul dibalai desa membawa nasi, lauk pauk, buah-buahan yang berbentuk tumpengan. Setelah semuanya berkumpul di balai desa
56
lurah, ketua panitia dan pemuka agama, memberikan sambutan dalam acara sedekahan tersebut dan pemuka agama setelah itu membacakan doa untuk ketentraman desa dan wujud terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah. Setelah itu seluruh warga bertukar makanan yang mereka bawa dan sebagaian dimakan bersama dibalai desa dan sebagiannya lagi dibawa pulang, setelah acara “sedekahan” malam harinya pada pukul 21.00 acara puncak dari sedekah desa di desa bejalen yaitu acara wayang kulit. Dalam acara wayang kulit itu dalang aslinya berasal dari Desa Bejalen yaitu Pak Harsono sebutan nama dalam perdalangan “Ki Dalang Baruklinting”, dalam wayangan tersebut tema yang dimainkan yaitu “Wahyu Katentereman” acara wayangan selesai pada pukul 05.00 pada hari minggu pagi. Dari ritual sedekah bumi yang lalu dan ritual sedekah bumi pada bulan Desember 2012 kemarin secara tidak biasa terjadi perubahan cara ritual menurut keterangan Koordinator/PLH sedekah bumi Pak Jadik: “Untuk tahun ini dalam acara ritual sedekah bumi di desa Wisata Bejalen pada bulan Desember 2012, tidak ada arak-arakan “Haul” ke makam Kyai Gozali karena ada dua faktor pertama adanya pemilihan kepala desa (Pilkades) dan yang kedua akses jalan menuju makam Kyai Gozali dijadikan pasar dadakan, dan acara arak-arakan dialihkan dengan acara Khoul
57
Mbah Kyai Gozali yaitu dengan acara pengajian akbar pada tanggal 8-12 November 2012 kemarin”
18
.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh ketua panitia Sedekah Bumi 2012 Mas Dikin sebagai berikut ini keterangannya: “ arak-arakan untuk sedekah bumi tahun 2012 ini ditiadakan karena desa sedang banyak gawe mas…salah satunya adanya pemilihan kepala desa dan jalan ke makam Kyai Gozali tidak bisa di lewati, maka dari itu arak-arakan di tiadakan”19.
Dari keterangan coordinator/PLH dan ketua panitia sedekah bumi Desa Bejalen untuk tahun ini secara tidak biasa terjadi perubahan karena ada dua hal pertama adanya acara Pilkades dan akses jalan menuju makam Kyai Gozali saat itu di jadikan pasar dadakan, maka arak-rakan ditiadakan dan dialihkan dengan acara pengajian akbar seperti keterangan dari koordiantor sedekah bumi tahun 2012, Pak Jadik: “Arak-arakan atau “Haul” ke makam Kyai gozali untuk tahun ini tidak ada, dan dialihkan Hsatu bulan dengan acara pengajian akbar sebagai pengganti “Haul” arak-arakan ke makam 20
simbah Kyai Gozali. ”
Demikian juga seperti yang dikatakan oleh kepala desa Bejalen yaitu Pak Sugih, sebagai berikut ini:
18
Wawancara pukul 20:00 WIB, tanggal 8 Desember 2012, di Balai desa dengan panitia sedekah bumi 2012. 19 Wawancara Pukul 19.45 WIB, tanggal 8 Desember 2012, di Balai Desa dengan ketua panitia sedekah bumi 2012. 20 Wawancara pukul 19.00 Wib, 8 Desember 2012, di Balai Desa Pak Jadik Desa Bejalen.
58
“…..arak-arak yang seperti biasanya mas ilham tahu untuk tahun ini tidak ada karena desa punya banyak gawe yaitu Pilkades … bukan hanya acara Pilkades itu mas....jalan menuju makam kyai Gozali saat ini dijadikan pasar dadakan….untuk itu Haul atau arak-arakan ke makam Kyai Gozali dialihkan menjadi acara pengajian akbar pada bulan November kemarin…21”
Berikut ini foto acara Pengajian Akbar sebagai pengganti acara arak-arakan kemakam Kyao Gozali. Gambar 3. Pengajian Akbar.
Sumber: Foto/Gambar, 12 November 2012 Pukul 20.00 Wib.
21
Wawancara pukul 19.00 Wib. 2 Desember 2012. Dikediaman Pak Sugih kepala desa bejalen.
59
4.3. Ritual Sedekah Bumi Sebagai Media Politik. Media salah satu sarana alat penyampai informasi yang sangat penting dalam konteks kehidupan sosial bermasyarakat. Media juga merupakan corong penyampai informasi utama kepada masyarakat. Dengan kemajuan teknologi media telah menyajikan informasi dengan cepat dan mudah diakses kapan dan dimana saja. Kemajuan teknologi di bidang informasi ini juga telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat, mulai dari media cetak hingga media elektronik, dari komputer hingga handphone dengan bermacam bentuk modifikasi 22. Dalam bukunya Cangara (2004:119) Media publik digunakan jika khalayak lebih dari 200-an, misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Dalam rapat akbar, khalayak berasal dari berbagai macam bentuk, tetapi masih mempunyai homogenitas, misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan daerah dan lainlain. Dalam rapat akbar (Public Media) khalayak melihat langsung pembicara yang tampil di atas podium, bahkan biasanya sesudah mereka berbicara, mereka turun berjabat tangan dengan para pendengar sehingga terjalin keakraban di antara mereka meskipun pembicara tidak dapat mengidentifikasikan satu persatu pendengarnya. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di Desa Bejalen dimana pada pemilihan kepala desa Desember 2012 kemarin, salah satu calon kepala desa 22
http://politik.kompasiana.com/2013/01/31/media-massa-sebagai-alat-politik-529644.html ( Diunduh pada 3maret 2013,pukul 18:30).
60
menggunakan salah satu saluran komunikasi tradisional yaitu ritual sedekah bumi sebagai alat untuk mengkampanyekan dirinya. Komunikasi tradisional masih banyak ditemui dikalangan anggota masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman, tetapi memiliki hak-hak politik yang sama dengan warga negara lainnya. Dalam acara ritual sedekah bumi di Desa bejalen pada tanggal 15 Desember 2012 kemarin secara tidak biasa terjadi perubahan cara ritual karena adanya Pilkades, perubahan-perubahan dalam ritual sedekah bumi salah satunya seperti tidak adanya arak-arakan ke makam Kyai Gozali yang dialihkan menjadi acara “Pengajian Akbar”23. Sebagai pendukung pengertian diatas menurut Kantaprawira (1983:25) komunikasi politik memfokuskan pada kegunaanya, yaitu untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra golongan, institusi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan sektor kehidupan politik pemerintah. Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala sesuatu yang diharapkan, karena pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses tersebut adalah proses komunikasi.
23
Wawancara pukul 19.00, 28 Maret 2013, di Kediaman Pak Hardi ( Tokoh Masyarakat Desa) Desa Bejalen.
61
4.4. Sejarah Perlurahan Desa Bejalen. Sejarah pemimpin Kepala Desa Bejalen pertama kalinya pada zaman Belanda yaitu tepatnya pada Tahun 1932 sampai tahun 1965 pertama kalinya dipimpin oleh Bapak Ali Sastro Sumarto, pak Ali Sastro Sumarto memimpin Desa Bejalen cukup lama sekitar 34 tahun memimpin Desa Bejalen pada saat jaman Belanda. Setelah kepemimpinan kepala desa oleh pak Ali Sastro Sumarto selama 34 tahun, selanjutnya pada tahun 1965-1969 Pak Timen menjadi kepala desa di Desa Bejalen selama 5 Tahun kepemimpinan. Pada tahun 1965 masa jabatan kepala desa hanya selama 5 tahun karena Indonesia sudah merdeka dan sudah ada Undang-Undang yang mengatur tentang lama masa jabatan dari kepala desa, tidak seperti pada masa kepemimpinan Pak Ali selama 34 tahun dimana saat itu masih pada jaman Belanda. Setelah kepemimpinan Pak Timen pada tahun 1969-1974 ada pemilihan kepala desa dan Pak Koesno Sasmito jadi kepala desa di Desa Bejalen, Pak Koesno memimpin Desa Bejalen selama 5 tahun, Pak Koesno merupakan sekertaris desa “Carek” pada masa kepemimpinan Pak Timen. Setelah kepemimpinan Pak Koesno tahun 1975-1980 Pak Soetarman menjadi kepala desa di Desa Bejalen, beliau merupakan seorang pensiunan Polri, setelah masa kepemimpinan Pak Soetarman tahun 1980-1990 Pak Moeljadi menjadi kepala desa selanjutnya.
62
Pak Moeljadi memimpin Desa Bejalen selama 10 tahun, setelah kepemimpinan Pak Moeljadi tahun 1990-1998 Pak Herman menjadi kepala desa selanjutnya, lama masa jabatan Pak Herman untuk memimpin Desa Bejalen selama 8 tahun. Pada tahun 1998-2006 Pak Darto Susiadi menjadi kepala desa selanjutnya. Masa kepemimpinannya selama 8 tahun, beliau merupakan seorang pensiunan Polri, pada tahun 2006-2012 Pak Sugih menjadi kepala desa selanjutnya di Desa Bejalen, pada tahun 2006 terjadi perubahan Undang-Undang mengenai lama masa jabatan untuk kepala desa yaitu hanya selama 6 tahun lamanya memimpin. Pada tahun 20122018 Pak Sugih menjadi kepala desa untuk kedua kalinya 24. Gambar 4. Lurah/kepala desa Desa Bejalen pertama hingga sekarang.
Bapak Ali Sastro Sumarto, Menjadi Lurah dari Tahun 1932-1969.
24
. Wawancara pukul 10.00 Wib, 1 Maret 2013, di Balai Desa dengan Pak Bayan.
63
Bapak Koesno Sasmito, Menjadi Lurah dari Tahun 1969-1975.
Bapak Soetarman, menjadi lurah dari tahun 1975-1980
Bapak Moeljadi, Menjadi Lurah dari Tahun 1980-1990
64
Bapak Herman, Menjadi Lurah dari Tahun 1990-1998
Bapak Darto Susiadi, Menjadi Lurah dari Tahun 1998-2006
65
Table 4. Daftar Nama Dan Perolehan Suara Calon Kepala Desa di Desa Wisata Bejalen Tahun 2012-2018 No.
Nama Calon Kepala
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Desa
Perolehan
Penduduk
Penduduk
Perolehan
Suara
Tetap
Hadir
Suara Tidak Sah
1242 1
Pak Sugih
698
2
Pak Arya
342
Jumlah
1052
12
1040
Sumber : Kantor Kelurahan Desa Bejalen. 1.5.
Komunikasi Politik Yang Dilakukan Oleh Pak Arya. Dalam pemilihan kepala desa ( Pilkades) di Desa Wisata Bejalen periode
2012-2018 salah satu calon kepala desa yaitu Pak Arya dalam memperoleh suara beliau melakukan kampanye melalui adat dari Desa Bejalen yaitu dengan cara “door to door” dimana warga desa di harapkan hadir di rumah calon kepala desa. Dalam kampanye yang dilakukan oleh Pak Arya beliau memanfaatkan saat acara door to door itu untuk mengejar
tujuan politiknya maka dilakukan berbagai relasi dan
jaringan dalam mensosialisasikan visi dan misi politiknya salah satunya
66
menggunakan media door to door. Dalam program-program yang disampaikan saat kampanyenya Pak Arya memberikan janji-janji yang berupa, sebagai berikut ini: 1.
Hasil dari “Bengkok” bondo desa ( hasil dari desa) akan dikembalikan kepada selurah warga Desa Bejalen.
Dari program yang disampaikan oleh Pak Arya dalam kampanyenya saat acara door to door yang memberikan janji kepada masyarakat Desa Bejalen akan mengembalikan hasil dari “Bengkok” bondo desa ( hasil dari desa) sebesar 2/3 kepada masyarakat. Dari keterangan salah satu tokoh masyarakat Desa Bejalen yaitu Pak Margo yang menghadiri saat kampanye Pak Arya sebagai berikut ini keterangan dari Pak Margo: “ pada saat kampanye yang diadakan oleh Pak Arya kemarin mas . . . ..beliau menyampaikan kepada masyarakat Desa Bejalen akan mengembalikan hasil “Bengkok” sebesar 2/3 kepada masyarakat desa..itu program yang berat menurut saya mas……25”
Dari keterangan yang disampikan oleh salah satu tokoh masyarakat Desa Bejalen diatas dimana terdapat kegiatan politik seperti yang dilakukan oleh Pak Arya dalam kampanyenya dengan memberikan janji-janji kepada masyarakat desa untuk mengembalikan hasil dari desa kepada masyarakat. Sebagai pendukung penjelasan mengenai pesan-pesan komunikasi politik yang disampaikan melalui janji-janji yang dilakukan oleh Pak Arya, menurut Heilman dan Gerbner (dalam Cangara 2009: 268)
25
Wawancara pukul 16.30 Wib, 20 Februari 2013, dikediaman Pak Margo.
67
menyatakan bahwa dalam risetnya menemukan bahwa khalayak cenderung menerima pesan atau ide yang penuh janji-janji dari pada pesan yang disertai ancaman. Cangara (2009: 269) penyusunan pesan yang penuh dengan dorongan ( motivation appeal), merupakan teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan pengaruh internal itu. Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala sesuatu yang diharapkan, karena pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses tersebut adalah proses komunikasi (Kantaprawira 1983:25). 4.6. Pembangunan Citra Pak Sugih (2006-2012) di Desa Bejalen (Selama 6 Tahun). Pada tahun 2006 sampai tahun 2012 kepala desa di Desa Bejalen di pimpin oleh seorang putra asli daerah Desa Bejalen yaitu Pak Sugih yang telah menjabat menjadi kepala desa selama 6 tahun. Pada masa kepemimpinannya beliau telah banyak melakukan perubahan besar-besaran sehingga Desa Bejalen yang semula hanya desa biasa sehingga bisa menjadi desa yang mengalami kemajuan baik dari segi wisata, kehidupan masyarakatnya, hingga sekarang menjadi salah satu desa wisata yang berada di Kabupaten Semarang.
68
Dari semua kemajuan Desa Bejalen tidak lepas dari campur tangan Pak Sugih sebagai kepala desa dimana banyak hal yang telah beliau lakukan sehingga Desa Bejalen mengalami kemajuan yang pesat, dari pembangunan desa yang meliputi: 1) Menjadikan Desa Bejalen menjadi desa wisata, 2) Meresmikan/ mengangkat kembali kesenian “Tarian Kuda Blarak”. 3) Wayangan Menjadi Agenda Desa, Setiap 2 Tahun Sekali Diadakan Wayangan Dalam Ritual Sedekah Bumi di Desa Bejalen. 4) Pembangunan Spritual Budaya. Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan dari komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih di Desa Wisata Bejalen selama 6 tahun sejak beliau menjabat menjadi lurah periode 2006-2012:
69
4.6.1
Menjadikan Desa Bejalen Menjadi Desa Wisata,
Gambar 5. Sumber : Foto, Tanggal 2 Maret, Pukul 10.30 Wib Pada masa kepemimpinan Pak Sugih, dimana pada tahun 2006-2007 beliau meneruskan program dari lurah sebelumnya yaitu Pak Darto (Lurah sebelum Pak Sugih) untuk menjadikan Desa Bejalen menjadi Desa Wisata. Hal tersebut merupakan pembangunan yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Desa Bejalen, untuk pertama kalinya Pak Sugih melakukan pembangunan Desa Bejalen, dengan mengangkat potensi-potensi yang ada di Desa Bejalen yaitu Wisata Religi dan Kuliner. Desa Bejalen merupakan salah satu dari desa wisata yang berada di Kabupaten Semarang yang memiliki ciri khasnya sendiri yaitu wisata religi dan kulinernya.
70
Seperti keterangan yang disampikan oleh Pak Sugih sebagai berikut ini: “program awal saya dalam membangun Desa Bejalen adalah menjadikan desa menjadi desa wisata..sejak Tahun 2006 desa bejalen merintis menjadi desa wisata..yang diangkat potensi dari desa awalnya wisata air..akan tetapi desa bejalen memiliki potensi-potensi yang lebih banyak di spiritualnya maka dari itu Desa Bejalen menjadi desa wisata religiusnya…yang menjadi keunikan Desa Bejalen adalah Ritual sedekah bumi dan Khol Mbah Kyai Gozali sebagai cikal bakal Desa Bejalen 26”.
Dari keterangan yang disampikan oleh Pak Sugih diatas menunjukan bahwa beliau diawal kepemimpinannya di Desa Bejalen dengan melakukan gebrakan atau pembangunan desa, dengan menjadikan Desa Bejalen menjadi desa wisata. Dilihat dari penjelasannya terdapat unsur komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dimana beliau ingin membentuk citra dimata masyarakat Desa Bejalen, dengan menjadikan Desa Bejalen menjadi Desa Wisata. Sebagai pendukung penjelasan tentang komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih diatas menurut Kantaprawira (1983:25) komunikasi politik memfokuskan pada kegunaanya, yaitu untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra golongan, institusi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan sektor kehidupan politik pemerintah. Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala sesuatu yang diharapkan, karena 26
Wawancara pukul 19.00 Wib, 25 November 2012, di Kediaman Pak Sugih (kepala desa) Desa Bejalen.
71
pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses tersebut adalah proses komunikasi politik. 4.6.2
Tarian Kuda Blarak.
Gambar 6. Tarian Kuda Blarak ciri khas dari Desa Bejalen. Sumber : Foto, 15 Desember 2012, Pukul 09.00 Wib Tarian ini hampir sama dengan tari kuda lumping, tapi yang menjadi ciri khas adalah kuda yang digunakan untuk menari terbuat dari daun kelapa (blarak 27). Kuda blarak ini hanya ada di Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Yang memainkan adalah anak laki-laki. Dulunya anak-anak bejalen biasa mengambil daun kelapa atau blarak untuk bermain kuda-kudaan. Daun kelapa yang masih ada pelepahnya dianyam sehingga membentuk seperti kuda kepang, kemudian dimainkan 27
Blarak=Bahasa Jawa,=Daun Kelapa=Bahasa Indonesia.
72
bersama-sama. Dulu saat memainkannya tidak disertai dengan iringan musik, namun hanya dengan nyanyian atau celoteh (omongan) anak-anak tersebut. Sekarang kuda blarak sudah menggunakan iringan musik bila ingin memainkannya28. Tarian kuda blarak ini tercipta atas ide kepala desa bekerjasama dengan kepala dinas kebudayaan dan pariwisata setempat untuk menghidupkan kembali kesenian yang ada di desa Bejalen sejak zaman dahulu. Pada tahun 2009 tarian kuda blarak mulai di promosikan oleh Desa Bejalen dimana tarian ini sudah lebih dari 40 tahun kesenian itu tenggelam, namun pada tahun 2009 tarian kuda blarak diresmikan oleh dinas pariwisata sebagai kesenian tari khas dari Desa Bejalen, kesenian tarian kuda blarak menjadi salah satu rangkaian dalam arak-arakan yang dilakukan dalam acara ritual sedekah bumi di Desa Bejalen, berikut keterangan dari Pak Sugih: “…dalam program saya untuk mengembangkan Desa Bejalen pada tahun 2009 kesenian kuda blarak yang asli khas dari Desa Bejalen mulai saya promosikan kembali dan diresmikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang..,kesenian ini sudah hampir di lupakan oleh masyarakat oleh karena itu saya kembangkan lagi agar kesenian khas desa ini tidak hilang dan terlupakan begitu saja… bukan hanya itu karena Desa Bejalen adalah Desa wisata maka potensi-potensi yang ada terus saya dikembangkan dan akan terus saya gali lagi 29.”
Dari penjelasan yang diutarakan oleh Pak Sugih diatas dimana beliau mengangkat kembali kesenian kuda blarak yang telah 40 tahun hampir dilupakan oleh 28
http://folkloresemarang.blogspot.com/2010_06_01_archive.html. ( Diunduh pada 23 November 2012, Pukul 18.30 Wib) 29
Wawancara pukul 19.00 Wib, 25 November 2012, di kediaman Pak Sugih ( kepala desa bejalen) Desa Bejalen.
73
masyarakat desa Bejalen dan menggali potensi-potensi yang ada di Desa Bejalen merupakan bentuk komunikasi politik kepada masyarakat desa agar citra beliau didalam masyarakat desa lebih bagus lagi. Untuk memperkuat keterangan di atas menurut Lasswell (dalam Varma, 1995:258) memandang orientasi komunikasi politik telah menjadikan dua hal sangat jelas: pertama, bahwa komunikasi politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha mencapai tujuan; nilai-nilai dan tujuan itu sendiri dibentuk di dalam dan oleh proses perilaku yang sesungguhnya merupakan suatu bagian; dan kedua, bahwa komunikai politik bertujuan menjangkau masa depan dan bersifat mengantisipasi serta berhubungan dengan masa lampau dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu. Dalam hal ini, R.S. Sigel (dalam Sumarno, 1989:10) memberikan pandangan sebagai berikut: “Political socialization refers to the learning process, by which the political norms and behavior acceptable to an ongoing political system are transmitted from generation to generation.” Dari batasan Sigel ini menunjukkan bahwa sosialisasi politik bukan hanya menitik beratkan pada penerimaan normanorma politik dan tingkah laku pada sistem politik yang sedang berlangsung, tapi juga bagaimana merwariskan atau mengalihkan nilai-nilai dari suatu generasi kenegaraan berikutnya.
74
4.6.3
Wayangan Menjadi Agenda Desa, Setiap 2 Tahun Sekali Diadakan Wayangan Dalam Ritual Sedekah Bumi di Desa Bejalen.
Gambar 7. Acara Wayangan dalam ritual Sedekah Bumi di Desa Wisata Bejalen. Sumber : Foto, 15 Desember 2012, pukul 21.00 Wib. Pada tahun 2006 awal dimana saat kepemimpinan Pak Sugih, melakukan komunikasi politik dengan menetapkan kesenian wayang kulit untuk di tampilkan setiap 2 tahun sekali dalam acara ritual sedekah bumi. Menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Bejalen yaitu Pak Hardi yang merupakan, sesepuh/ Tokoh dan Budayawan dari Desa Bejalen, bekerjasama dengan kepala desa yaitu Pak Sugih untuk membuat program dimana setiap 2 tahun sekali dalam ritual sedekah bumi di adakanya pertunjukan wayang kulit, berikut ini keterangan dari Pak Hardi:
75
“ program adanya wayangan ditetapkan pada tahun 2006 itu saya kalau tidak salah sebagai ketua panitia…bekerjasama dengan perangkat desa/ lurah baru Pak Sugih membuat program untuk menetapkan wayangan diadakan 2 tahun sekali setiap acara ritual sedekah bumi, dan membuat program arak-arakan/pawai karena desa bejalen ada cikal bakal desa yaitu Kyai Gozali yang diyakini oleh masyarakat orang yang pertama kali tinggal di desa ini.. 30.”
Dalam keterangan salah satu tokoh masyarakat desa yaitu Pak Hardi dimana seperti yang telah beliau katakan penetapan program wayangan 2 tahun sekali dalam ritual sedekah bumi merupakan gebrakan oleh Pak Sugih pada awal menjadi lurah. Keterlibatan Pak Sugih yang bekerja sama dengan salah satu tokoh masyarakat yaitu Pak Hardi dalam menetapkan wayangan 2 tahun sekali diadakan didalam ritual sedekah bumi, sebagai kepala desa Pak Sugih secara tidak langsung beliau melakukan proses komunikasi politik diawal-awal kepemimpinannya, hal tersebut merupakan langkah awal untuk menarik simpati masyarakat desa, dimana sebagai pemimpin beliau membuat perubahan-perubahan untuk membuat citranya lebih baik di dalam masyarakat Desa Bejalen. Untuk memperkuat keterangan diatas Menurut Alfian (1993), komunikasi politik diasumsikan sebagai suatu yang menjadikan sistem politik itu hidup dan dinamis. Komunikasi politik mempersembahkan kegiatan sistem politik, sehingga aspirasi dan kepentingan dikonversikan menjadi sebuah peraturan yang berlaku di daerah.
30
Wawancara pukul 19.00 Wib, 21 Maret 2013, di Kediaman Pak Hardi (Sesepuh,Tokoh Masyarakat Desa) Desa Bejalen.
76
Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala sesuatu yang diharapkan, karena pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses tersebut adalah proses komunikasi (Kantaprawira 1983:25). 4.6.4
Pembangunan Spritual Budaya.
Gambar 8. Lokasi kampung Apung Rawa Desa Bejalen. Sumber : Foto, 8 Maret, Pukul 11.00 Wib. Dalam pembangunan spiritual budaya di Desa Bejalen sejak tahun 2006 sampai tahun 2012, bersama Dinas Pariwisata, Pak Sugih dan Pemerintahan desa telah membentuk Pokja wisata Desa Bejalen dan menghidupkan karang taruna untuk
77
tampil didepan serta mendorong warga tentang apa saja yang bisa dijual, berbagai upaya yang dilakukan terutama ciri khas Desa Bejalen yang dulu terkenal salak bejalen, tanaman buah teratai yang bisa dibuat jenang teratai. Meningkatkan hasil ikan Rawa Pening Rempeyek Kompoi, Rempeyek Udang, Rempeyek Wader Pari juga Telor Asin Mbah Birah, serta penyewaan Stoomboat dan perahu. Membangkitkan kembali kesenian Kuda Lumping, Kuda Blarak, Klotekan Lesung oleh ibu-ibu dan kesenian Keroncong Campur Sari, disamping kegiatan Ritual Sedekah Bumi dan Khol Mbah Kyai Gozali sebagai cikal bakal desa bejalen yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada bulan Desember dan arak-arakan/pawai tradisional dari desa menuju ke makam Kyai Gozali. Dalam pembangunan yang telah Pak Sugih lakukan dan pada tahun 2012 kemarin, dibuatlah obyek wisata Kampung Rawa pada tanah Bondo Desa (milik desa) ± 5,5 hektare, yang bekerja sama dengan kelompok tani/nelayan Desa Tambakboyo dan pihak penyandang dana yaitu perusahaan BPR Arta Prima. Seperti keterangan dari Pak Sugih sebagai berikut ini: “dalam pembangunan wisata kampung rawa pada tahun 2012, harapkan saya dimana terwujudnya Desa Bejalen memang di canangkan menjadi desa wisata sesuai dengan intruksi Gubernur Jawa Tengah, selain itu mas….pembangunan wisata ini bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, untuk memperdayakan masyarakat dan meningkatkan PAD 31
khususnya Desa Bejalen dan pada umumnya Kab.Semarang. ”
31
Wawancara pukul 18.30, 8 Desember 2012, Pak Sugih (kepala desa bejalen)di Balai Desa Bejalen.
78
Dalam keterangan Pak Sugih terlihat jelas dimana beliau mempunyai keinginan untuk melakukan komunikasi politik dengan mensukseskan programnya dimana dalam pembangunan wisata kampung rawa bertujuan untuk membuat citranya didalam masyarakat desa lebih baik, sehingga masyarakat menaruh harapan lebih kepadanya. Komunikasi politik yang dilakukan pada awal kepemimpinannya menjadi kepala desa hingga saat akan menjelang pemilihan kepala desa lagi Pak Sugih melakukan komunikasi politik yang begitu besar terhadap Desa Bejalen, dari pembangunan fisik desa hingga menjadikan desa yang tadinya hanya desa biasa hingga menjadi desa wisata, begitu besar budi Pak Sugih dalam membangun Desa Bejalen. Pembangunan desa yang begitu banyak yang telah dilakukan oleh Pak Sugih, sehingga membuat masyarakat lebih simpati dan puas atas hasil kinerjanya, sehingga lebih besar harapan untuk memenangkan pemilihan pilkades. Hal tersebut terlihat jelas dimana yang telah dilakukanya membuahkan hasil, sehingga dirinya terpilih lagi menjadi kepala desa periode 2012-2018. Sebagai pendukung komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih menurut pendapat, Leonard W. Dood dalam Nimmo (2000:30) menyarankan jenisjenis hal yang patut diketahui mengenai mereka: ”Komunikator dapat dianalisis sebagai dirinya sendiri. Sikapnya terhadap khalayak potensialnya, martabat yang diberikannya kepada mereka sebagai manusia, dapat mempengaruhi komunikasi yang dihasilkannya; jadi jika ia mengira mereka itu bodoh, ia akan menyesuaikan nada
79
pesannya dengan tingkat yang sama rendahnya. Ia sendiri memiki kemampuankemampuan tertentu yang dapat dikonseptualkan sesuai dengan kemampuan akalnya, pengalamannya sebagai komunikator dengan khalayak yang serupa atau yang tak serupa, dan peran yang dimainkan di dalam kepribadiannya oleh motif untuk berkomukasi 32. 4.7. Komunikasi Politik Yang Dilakukan Oleh Pak Sugih Pada Ritual “Sedekah Bumi” di Desa Wisata Bejalen. Ritual sedekah bumi yang terselenggara pada “Sabtu Pon” tanggal 15 Desember 2012 di Desa Bejalen kemarin merupakan ungkapan syukur dari masyarakat desa atas hasil panen padi, salak hasil ikan dari Rawa Pening kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kenikmatan dan kesejahteraan bagi manusia di alam semesta, dan mengucapkan syukur kepada pendiri Desa Bejalen yaitu Mbah Kyai Gozali. Dalam acara ritual sedekah bumi yang dilakukan di Desa Bejalen secara tidak biasa terjadi perubahan cara ritual dimana tidak adanya arak-arakan/khol ke makam Mbah kyai Gozali, dan dialihkan menjadi acara pengajian akbar, bahkan ada salah satu ritual yang dihilangkan dan diganti yaitu tidak adanya sesaji-sesaji yang biasanya berada di tempat-tempat yang dianggap “wingit” (dikeramatkan) oleh masyarakat setempat.
32
Public opinion and propaganda, Archon Books, Hamdem, Conn.,1966,hal.559-560.
80
Dari perubahan-perubahan cara ritual sedekah bumi di Desa Bejalen untuk tahun 2012 ini karena adanya pemilihan kepala desa (Pilkades). Setelah diteliti lebih mendalam ritual sedekah bumi di Desa Bejalen ternyata dijadikan salah satu alat komunikasi politik oleh salah satu calon kepala desa yaitu Pak Sugih dalam pemilihan (Pilkades), hingga terpilih kembali menjadi kepala desa untuk periode 2012-2018 dalam pemilihan kepala desa tersebut. Adanya bentuk-bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dalam ritual adat yaitu ritual Sedekah Bumi pada tahun 2012 ini, untuk lebih jelasnya, bentuk-bentuk komunikasi politik apa saja yang dilakukan oleh Pak Sugih dalam ritual sedekah bumi sebagai berikut ini: 1) Ide dan sumbangan dana dalam acara Khoul Mbah Kyai Gozali “Pengajian Akbar”. 2) Sumbangan dana dalam acara ritual “Sedekah Bumi”. 3) Pidato yang memberikan janji-janji pembangunan desa dalam acara “Hajatan Sedekah desa” atau “Sedekahan”. 4) Ide untuk membeli mesin pemotong rumput dalam acara “bersih-bersih desa”. Dari beberapa bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dalam acara media ritual adat yaitu ritual Sedekah Bumi dari memberikan Ide dan Sumbangan dana dalam acara “Pengajian Akbar”, Sumbangan dana dalam acara
81
ritual “Sedekah Bumi”, Pidato yang memberikan janji-janji pembangunan desa dalam acara “Hajatan Sedekah desa” atau “Sedekahan”, Ide atau janji untuk menyumbang mesin pemotong rumput dalam acara “bersih-bersih desa”, berikut penjelasannya: 4.7.1
Ide dan Sumbangan Dana Dalam Acara Khoul Mbah Kyai Gozali “Pengajian Akbar”.
Gambar 9. Acara “Pengajian Akbar” salah satu acara sedekah bumi. Sumber : Foto, 12 November 2012, Pukul 20.00 Wib. Acara “Pengajian Akbar” yang di selenggarakan di Desa Bejalen pada tanggal 8-12 November 2012 kemarin, merupakan salah satu dari acara ritual sedekah bumi yang dilakukan Desa Bejalen pada hari “Sabtu Pon” tanggal 15 Desember 2012. Pengajian Akbar merupakan pengganti acara arak-arakan/khol ke makam Mbah Kyai
82
Gozali, dimana dalam acara Pengajian Akbar terdapat tiga acara yang pertama “Bersih Maqom dan Zairah Maqom” pada hari Kamis tanggal 8 November 2012, acara kedua “Tahtimur Qur’an” pada hari Minggu tanggal 11 November 2012, dan “Pengajian Akbar” pada hari Senin 12 November 2012 yang dilakukan pada malam hari pukul 19.30 Wib. Pergantian acara yang semula harusnya arak-arakan/khol kemakam Kyai Gozali, menjadi acara Pangajian Akbar merupakan salah satu komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih sebelum menjelang pemilihan kepala desa, seperti keterangan Pak Hardi sebagai penasehat panitia Pengajian Akbar sebagai berikut: “…..saat acara pengajian kemarin mas..pada rapat tanggal berapa tidak begitu ingat saya tapi sekitar pertengahan bulan September, pada rapat itu beliau (Pak Sugih ) memberikan usulan kepada perangkat desa yang hadir pada rapat itu bagaimana kalau sebagai pengalihan arakarakan/khol Kyai Gozali..dengan mengadakan Pengajian Akbar seperti tahun 2006 lalu, karena Desa Bejalen merupakan desa wisata religi.. 33”.
Demikian juga seperti keterangan dari ketua panitia Pengajian Akbar yaitu Pak Margo berikut keterangan dari beliau: “ ..acara arak-arakan/Haul kemakam Kyai Gozali yang seperti biasanya dilakukan setelah sedekah desa atau pada hari minggunya tidak ditiadakan mas…saat pertemuan perangkat desa kalau tidak salah pada bulan September….perangkat desa, sesepuh desa sepakat untuk mengalihkan/mengganti acara arak-arakan dengan acara Khoul Mbah Kyai Gozali pengajian
33
Wawancara pukul 19.00 Wib, 5 Maret 2013, di Kediaman Pak Hardi ( sesepuh,tokoh masyarakat desa).
83
akbar…usulan saya yang bekerja sama dengan mas Bagus dan pak kepala desa untuk mengadakan acara Pengajian Akbar..34”
Hal serupa juga pernah dikatakan oleh koordinator/PLH ritual sedekah bumi Pak Jadik saat rapat ritual sedekah bumi yang ketiga/rapat terakhir sebelum ritual Sedekah Bumi dilaksanakan, berikut ini keterangannya: “arak-arakan yang biasanya ada setelah ritual sedekah bumi atau tepatnya hari minggunya..untuk tahun ini tidak ada..”kholnya” hanya ada pada waktu H-20 kali ya….dengan acara Pengajian Akbar..untuk arak-arakan tahun ini tidak ada karena bertepatan dengan pemilihan kepala desa..kalau tidak salah Pengajian Akbar usulan dari Pak Margo yang berkerja sama dengan Pak Bagus dan pak lurah..karena desa bejalen merupakan desa wisata religiusnya…35”
Dari keterangan Pak Hardi (Sesepuh, Tokoh Masyarakat Desa), Pak Margo (ketua panitia pengajian akbar) dan Pak Jadik (PLH sedekah desa) terlihat jelas dimana ada unsur-unsur komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dalam acara Pengajian Akbar untuk mengejar tujuan politiknya maka dilakukan berbagai relasi dan jaringan dalam mensosialisasikan visi dan misi politiknya, agar namanya lebih baik di mata masyarakat Desa Bejalen sehingga dalam pemilihan kepala desa pada bulan Desember 2012 bisa terpilih kembali menjadi kepala desa periode 20122018.
34
Wawancara pukul 16.40 Wib, Tanggal 15 Maret 2012 Dikediaman Pak Margo (ketua panitia pengajian akbar) Desa Bejalen. 35 Wawancara pukul 19.30 Wib, Tanggal 8 Desember 2012., Dibalai desa wawancara dengan Pak Jadik(Koordinator/PLH sedekah desa) .
84
Komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih bukan hanya memberikan sebuah ide untuk acara “Pengajian Akbar” saja tetapi juga memberikan sumbangan dana untuk acara Pengajian Akbar sebesar Rp. 500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah), data yang diperoleh dari pembukuan ketua panitia pengajian akbar yaitu Pak Margo, terlihat nama Pak Sugih sebagai penyumbangan dana dalam acara Pengajian Akbar. Seperti yang disampaikan oleh bendahara Pak Bagus panitia Pengajian Akbar dalam rapat pertama tanggal 19 Oktober 2012 sebagai berikut: “…dari swadaya masyarakat Desa Bejalen pada tanggal 19 oktober 2012 ini dari Rt.01-Rt10 pendapatan dana yang masuk sebesar Rp.2.755.000,00…dan mendapatkan dana tambahan dari Pak Sugih sebesar Rp.500.000,00..jadi pemasukan dana untuk tanggal 19 Oktober 2012 ini dari swadaya masyarakat ditambah dengan sumbangan dana dari Pak Sugih sebesar Rp.3.255.000,00…36”
Hal serupa juga diutarakan oleh sekretaris acara pengajian akbar yaitu Pak Jafar saat menyaksikan bantuan dana dari Pak Sugih yang diberikan kepada panitia, sebagai berikut ini keterangan beliau:
36
Wawancara pukul 19.30 Wib. Tanggal 19 Oktober 2012. Pak Bagus ( bendahara Pengajian Akbar)Dibalai desa pada rapat panitia pengajian akbar,
85
“….pada rapat pertama tanggal 19 Oktober 2012 Pak Sugih memberikan dana sebesar Rp.500.000,00 sebagai donator dalam acara pengajian akbar..yang diterima oleh bendahara pengajian akbar.37”
Dalam hal ini Pak Sugih sebagai calon kepala desa yang akan mencalonkan lagi dalam pemilihan Pilkades tahun 2012 memanfaatkan kedudukannya sebagai pemimpin desa untuk melakukan aktifitas politik yang berupa memberikan ide dan sumbangan dana dalam acara ritual Sedekah Desa ”Pengajian Akbar” untuk tujuan tertentu. Menurut Ralph M. Stogdill (dalam Nimmo 2005:38) mengatakan bahwa kepemimpinan melibatkan proses kelompok, pengaruh kepribadian, seni meminta kerelaan, penggunaan pengaruh, persuasi, pencapaian tujuan, interaksi, peran-peran yang diperbedakan dan pembentukan struktur dalam kelompok-kelompok 38. Terlihat jelas bahwa media ritual sedekah bumi di Desa Wisata Bejalen yaitu dalam acara Pengajian Akbar dijadikan salah satu alat komunikasi politik untuk tujuan pribadi Pak Sugih agar masyarakat Desa Bejalen memberikan suara untuk memilih beliau dalam pemilihan Pilkades pada tanggal 2 Desember 2012. Berikut ini table laporan pertanggung jawaban keuangan kegiatan Haul Simbah Kyai Gozali:
37
Wawancara pukul 19.30 Wib. Tanggal 19 Oktober 2012, Pak Jafar ( Sekretaris Pengajian Akbar) Dibalai Desa rapat panitia pengajian akbar. 38 Handbook of Leadership, The Free Press, New York, 1974 hal 7-14.
86
Table 5. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kegiatan Haul Simbah Kyai Gozali Tahun 1434 H/ 2012. Desa Bejalen Kec.Ambarawa. No
Uraian
Masuk
Keluar
Checking I ( 19/10/2012) 1
Rt. 01-05
Rp. 1.425.000,00
2
Rt. 06
Rp.
825.000,00
3
Rt. 07
Rp.
255.000,00
4
Rt.08-10
Rp.
250.000,00
5
Pak Sugih
Rp.
500.000,00
Checking II ( 5/11/2012) 1
Rt. 01
Rp.
200.000,00
2
Rt. 02
Rp.
194.000,00
3
Rt. 03
Rp.
125.000,00
4
Rt. 04
Rp.
157.000,00
5
Rt. 05
Rp.
80.000,00
6
Rt. 06
Rp.
90.000,00
7
Rt. 07
Rp.
285.000,00
8
Rt. 08
Rp.
300.000,00
9
Rt. 09
Rp.
271.000,00
87
10
Rt. 10
Rp.
285.000,00
11
Donatur Dusun Bejalen
Rp. 1.000.000,00
Timur 12
Donatur Dusun Bejalen
Rp. 400.000,00
Barat 13
Hamba Allah
Rp. 4.000.000,00
13
Tambahan Donatur
Rp.
75.000,00
14
Agus. P.
Rp.
500.000,00
15
Sisa Qur’an Romadhon.
Rp.
500.000,00
16
Baitul Amal
Rp. 1.000,000,00
Jumlah
Rp. 12.717.000,00
Sumber : Pembukuan Ketua Panitia Pengajian Akbar 2012. Dari tabel pembukuan tentang pendapatan biaya untuk acara Pengajian Akbar terlihat dimana Pak Sugih memberikan sumbangan sebesar Rp. 500.000,00 kepada panitia untuk terselenggaranya acara Pengajian Akbar 2012. Dari kedua bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dari memberikan “ide” untuk pergantian arak-arakan dengan acara Khoul Mbah Kyai Gozali “Pengajian Akbar”, dan memberikan sumbangan dana, secara tidak langsung Pak Sugih melakukan bentuk komunikasi politik dalam media ritual adat yaitu dalam acara Pengajian Akbar tersebut untuk membangun citra di masyarakat desa agar masyarakat memberikan suara dalam Pilkades bulan Desember 2012.
88
Joseph Klapper (dalam Rivers: 2003) melihat adanya kemampuan “rekayasa kesadaran” oleh media, dan ini dinyatakannya sebagai kekuatan terpenting media, yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan apa pun. Rekayasa kesadaran sudah ada sejak lama, namun media-lah yang memungkinkan hal itu dilaksanakan secara cepat dan besar-besaran. Gibb (dalam Nimmo 2005:46) menyatakan bahwa sebagian besar dari peran kepemimpinan komunikator politik adalah organisasi, membawa implikasi yang penting. Sebagaimana ditunjukan oleh Gibb, komunikasi adalah” proses terjadinya seseorang mempengaruhi orang lain” dan karena itu, “sangat penting bagi kepemimpinan”. Sebagai pendukung terhadap komunikasi politik oleh Pak Sugih diatas menurut Dahlan 1999 (dalam Cangara 2009:35) menyatakan bahwa komunikasi politik ialah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik. Dengan demikian komunikasi politik menurut Dahlan dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik 4.7.2
Sumbangan Dana Dalam Acara Ritual Sedekah Bumi.
Dalam acara tahuan yang di lakukan di Desa bejalen pada tanggal 15 Desember 2012 yaitu acara ritual sedekah bumi, yang merupakan acara dimana untuk
89
mengucapkan syukur atas keberhasilan panen, keberhasilan dalam satu tahun hidup bermasyarakat tidak ada halangan intinya “Tasakuran” kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ritual sedekah bumi yang terselenggara di Desa Bejalen terdapat bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh salah satu calon kepala desa yaitu Pak Sugih dimana beliau memberikan sumbangan dalam bentuk dana sebesar Rp. 500.000,00 kepada panitia sedekah desa demi terselenggaranya ritual sedekah bumi. Dari keterangan bendahara sedekah bumi Pak Naryadi saat rapat ketiga/checking terakhir, sebagai berikut ini: “Sumbangan dana yang masuk pada checking terakhir ini sebesar Rp. 16.245.000,00…terus mendapatkan tambahan dana dari Pak Sugih dan Pak Arya sebesar Rp.1.000.000,00 sebagai calon kepala desa..dana diterima pada tanggal 30/11/2012…. 39”
Begitu pula keterangan yang disampaikan oleh sekretaris sedekah bumi Pak Soni saat menyaksikan sumbangan dana yang diberikan Pak Sugih kepada panitia sedekah bumi 2012, sebagai berikut ini keterangan beliau: “….pada tanggal 30 November 2012 saya dengan Pak Naryadi menerima dana dari Pak Sugih sebesar Rp.500.000,00, beliau menyumbang sebagai donator dan saat itu status beliau bakal calon kepala desa mas…40”
Hal serupa juga diutarakan oleh Pak Jadik dalam rapat ketiga dibalai desa Bejalen, berikut ini keterangan beliau: 39
Wawancara pukul 19.00 Wib, Tanggal 8 Desember 2012. Pak Naryadi( Bendahara sedekah bumi) rapat panitia sedekah bumi di balai desa, 40 Wawancara pukul 19.00 Wib.Tanggal 8 Desember 2012, Pak Soni ( Sekretaris sedekah bumi) rapat panitia sedekah bumi di balai desa.
90
“….waktu meminta/menerima sumbangan dana sebesar Rp.500.000,00 dari pak Sugih…status beliaukan masih bakal calon kepala desa….beliau menyumbang sebagai donator dalam acara ritual sedekah desa dan diterima oleh panitia… 41”
Dari keterangan Pak Naryadi, Pak Soni dan Pak Jadik terlihat jelas bahwa Pak Sugih memberikan sumbangan sebesar Rp.500.000,00, secara tidak langsung Pak Sugih melakukan aktivitas politik dalam media ritual Sedekah Bumi dengan memberikan sumbangan dana kepada panitia Sedekah Bumi. Untuk lebih jelasnya berikut laporan pemasukan keuangan dari tanggal 18 November 2012 sampai tanggal 8 Desember 2012, sebagai berikut ini: Table 6. Laporan Pemasukan Keuangan Acara Ritual Sedekah Bumi 2012 No
Uraian
Masuk
Keluar
Checking I ( 18/11/2012) 1
Rt. 01
Rp.
800.000,00
2
Rt. 02
Rp. 2.120.000,00
3
Rt. 03
Rp. 1.560.000,00
4
Rt. 04
Rp. 1.420.000,00
5
Rt. 05
Rp.
675.000,00
6
Rt. 06
Rp.
675.000,00
7
Rt. 07
Rp. 2.120.000,00
ATK. Rp. 150.000
41
Wawancara pukul 19.00 Wib, Tanggal 8 Desember 2012, dibalai desa oleh Pak Jadik ( PLH sedekah desa) rapat panitia sedekah desa.
91
8
Rt. 08
Rp.
620.000,00
9
Rt. 09
Rp. 1.430.000,00
10
Rt. 10
Rp. 1.930.000,00
Tanggal 30/11/2012 1
Pak Sugih
Rp.
500.000,00
2
Pak Arya
Rp.
500.000,00
Checking III (8/12/2012) 1
Rt. 01
Rp.
_
2
Rt. 02
Rp.
120.000,00
3
Rt. 03
Rp.
445.000,00
4
Rt. 04
Rp.
430.000,00
5
Rt. 05
Rp.
390.000,00
6
Rt. 06
Rp.
150.000,00
7
Rt. 07
Rp.
_
8
Rt. 08
Rp.
440.000,00
9
Rt. 09
Rp.
20.000,00
10
Rt. 10
Rp.
50.000,00
Jumlah
Rp. 16.245.000,00
Sumber : Pembukuan Panitian Sedekah Bumi 2012.
92
Dari data pembukuan diatas dimana ada intervensi Pak Sugih dalam ritual Sedekah Bumi dengan memberikan sumbangan dana, yang secara tidak langsung Pak Sugih menggunakan media ritual sedekah bumi tersebut sebagai alat komunikasi politik, demi membangun citra di dalam masyarakat Desa Bejalen agar masyarakat memberikan suara dalam pemilihan Pilkades. Sehingga dalam pemilihan kepala desa pada tanggal 2 Desember 2012 beliau bisa terpilih kembali untuk yang kedua kalinya menjadi kepala desa periode 2012-2018 dengan menggunakan media ritual sedekah bumi sebagai salah satu alat politiknya untuk menyampaikan visi dan misi politiknya. Sebagai pendukung pendapat tentang memberikan sumbangan dana dalam acara ritual sedekah bumi merupakan salah satu bentuk komunikasi politik, menurut Mcnair (2003) dalam bukunya“ Introduction to Politicial Communication ”menyatakan bahwa“ political communication as pure discussion about the allocation of public resources (revenues), official authority ( who is given the power to make legal, legislative and executive decision), and official sanctions (what the state reward or punisher).” Jadi komunikasi politik menurut McNair murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk memberi kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legeslatif atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda.
93
Sebagai pendukung pendapat McNalir menurut Nimmo (2000:8) mengartikan politik sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi konflik sosial. Dalam berbagai hal orang berbeda satu sama lain – jasmani, bakat, emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif , perilaku, dan sebagainya 4.7.3
Pidato Yang Memberikan Janji-Janji Pembangunan Desa Dalam Acara “Hajatan Sedekah Desa” atau “Sedekahan”.
Gambar 10. Pidato Pak Sugih dalam acara “Sedekahan” ritual Sedekah Bumi. Sumber : Foto, 15 Desember 2012, pukul 17.00 Wib. Dalam pidato Pak Sugih saat memberikan sambutan di acara “Hajatan Sedekah Desa” atau “Sedekahan” acara sedekahan merupakan acara inti dari ritual sedekah bumi, dimana di selah-selah pidatonya Pak Sugih melakukan bentuk
94
komunikasi politik dengan memberikan janji-janji kepada masyarakat Desa Bejalen yang berupa pembangun talut sungai, meneruskan pembanngunan jalan, membuat rumah produkasi sablon yang akan dikelola oleh karang taruna Desa Bejalen, sehingga warga Bejalen khususnya muda-mudi bisa bekerja dan mengurangi angkat pengangguran di Desa Bejalen. Seperti keterangan yang telah disampaikan oleh Pak Sugih dalam pidatonya sebagai berikut ini: “….dalam program saya dalam waktu dekat-dekat ini…saya akan meneruskan melakukan pembangunan desa..pertama-tama saya akan membangun talut sungai dari depan masjid sampai arah jembatan besar..dan saya sudah mempunyai rencana dengan perangkat desa untuk membuka rumah produksi sablon, membeli alat sablon dan melatih masyarakat desa khusunya bagi muda-mudi desa bejalen agar bisa berkarya…tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran di desa….42.”
Dari keterangan yang disampaikan oleh Pak Sugih terlihat jelas dimana beliau memberikan janji-janji yang berupa “pembangunan talut sungai dan membuka rumah produksi sablon” kepada masyarakat Bejalen saat acara “Sedekahan”. Dari yang disampaikan oleh Pak Sugih merupakan salah satu bentuk komunikasi politik dimana beliau menyampaikan ide, gagasan demi membangun citra yang baik dalam masyarakat Desa Bejalen dengan memberikan janji-janji pembangunan desa melalui media ritual sedekah bumi dalam acara “Sedekahan”.
42
Wawancara pukul 17.00 Wib, 15 Desember 2012, Pak Sugih ( dalam pidato acara sedekahan), di Balai Desa.
95
Bukan hanya membangun talut sungai dan membuka rumah produksi sablon Pak Sugih juga menyampaikan kepada masyarakat untuk meneruskan pembangunan jalan, seperti berikut ini keterangan yang disampaikan dalam pidatonya: “…setelah membangun talut sungai dan membuka rumah sablon saya akan membenahi infrastruktur desa… saya juga sudah menyiapkan dana dan paving untuk pembangunan jalan dari Rt.07, Rt 03 sampai dengan depan TK Al Hidayah 43”
Dari beberapa keterangan yang disampaikan oleh Pak Sugih dalam acara “Sedekahan” terlihat sangat jelas bahwa beliau secara tidak langsung memberikan janji-janji kepada masyarakat desa yang isi janji-janji tersebut dari pembangunan talut sungai, pembuatan rumah sablon, pelatihan, paving jalan. Hal-hal tersebut merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih yang menjadikan media sedekah bumi dalam acara “sedekahan” sebagai alat komunikasi politiknya, sehingga citranya semakin baik dalam masyarakat bejalen dan membuatnya masyarakat desa memberikan suaranya untuk memilih beliau dalam pemilihan kepala desa periode 2012-2018. Sebagai pendukung penjelasan mengenai pesan-pesan komunikasi politik yang disampaikan melalui janji-janji pembangunan dalam pidato Pak Sugih dalam acara sedekahan psikologis khalayak, sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan yang disampaikan menurut Heilman dan gerbner (dalam Cangara 2009: 268) menyatakan bahwa dalam risetnya menemukan bahwa khalayak cenderung menerima 43
Wawancara pukul 17.00 Wib, 15 Desember 2012, di Balai Desa.
96
pesan atau ide yang penuh janji-janji dari pada pesan yang disertai ancaman. Cangara (2009: 269) penyusunan pesan yang penuh dengan dorongan ( motivation appeal), merupakan teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan pengaruh internal itu. Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala sesuatu yang diharapkan, karena pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses tersebut adalah proses komunikasi (Kantaprawira 1983:25). Gambar 11. Berikut ini pembuktian janji-janji Pak Sugih dalam membangun Talut sungai, perbaikan jalan dan paving dan pelatihan sablon bagi warga desa:
97
Sumber : Gambar/foto diambil, pukul 10.30 Wib, tanggal 2 Maret 2013. 4.7.4
Ide Untuk Membeli Mesin Pemotong Rumput dalam Acara “ Bersih-bersih Desa”.
Gambar 12. Acara “Bersih-Bersih Desa” ritual Sedekah Bumi Bejalen. Sumber : Foto, 15 Desember 2012, pukul 07.30 Wib.
98
Dalam acara ritual adat sedekah bumi di Desa Bejalen pada tanggal 15 Desember 2012 kemarin, dimana salah satu acara yaitu “resik-resik deso” ( bersihbersih desa) merupakan acara yang rutin dan selalu ada dalam acara ritual sedekah bumi di Desa Bejalen. Dalam acara bersih-bersih desa ini, dimana saat rapat panitia sedekah desa yang ke-tiga/terakhir Pak Sugih sebagai calon kepala desa memberikan usulan kepada panitia sedekah desa untuk membeli/menyumbang alat pemotong rumput yang akan digunakan dalam acara bersih-bersih desa. Berikut ini keterangan dari Pak Sugih dalam rapat dengan panitia sedekah bumi beliau memberikan ide untuk menyumbang alat pemotong rumput untuk desa yang akan dipergunakan untuk acara bersih-bersih desa: “….dari pada uang 2juta untuk subsidi per Rt mendingan ditambahi 1 juta lagi dibelikan alat pemotong rumput supaya dalam acara bersih-bersih memudahkan warga…biar dalam acara sedekah desa selanjutnya tetap bisa digunakan terus dalam acara resik-resik desa, kerja bakti dan lain sebagainya…….44”
Dari keterangan Pak Sugih dalam memberikan usulan untuk memberikan alat pemotong rumput untuk desa, terlihat jelas dimana dalam isi dan maksud ucapan dari Pak Sugih mengandung unsur-unsur tujuan untuk melakukan komuniasi politik dalam rapat tersebut. Pada saat acara bersih-bersih desa pada tanggal 15 Desember 2012 pagi harinya memang terbukti bahwa Pak Sugih memberikan/menyumbang alat pemotong rumput yang telah dipergunakan oleh salah satu warga desa untuk 44
Wawancara pukul 19.30 Wib. Tanggal 8 Desember 2012, dibalai desa oleh Pak Sugih ( kepala desa) dalam rapat panitia sedekah bumi.
99
membersihkan rumput dalam acara bersih-bersih desa, berikut ini keterangan dari salah satu warga yang menggunakan alat mesin pemotong rumput saat acara bersihbersih desa: “…..injeh mas niki alat pemotong rumput dari desa…kabarnya desa/Pak Sugih membeli alat ini untuk desa agar bisa digunakan dalam acara bersih-bersih desa, kerja bakti agar lebih mudah mas…45”
Begitu pula keterangan yang disampaikan oleh Pak Hardi ( Sesepuh desa, Tokoh Masyarakat Desa) sebagai berikut ini: “…..iya mas…acara resik-resik deso ( bersih-bersih desa) sekarang memakai alat pemotong rumput…kalau nda salah atas usulan dari Pak Sugih untuk membeli alat pemotong rumput untuk acara bersih-bersih desa …46”
Komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dengan membeli/ menyumbang alat pemotong rumput bertujuan untuk menarik simpati dari masyarakat Desa Bejalen, sehingga namanya manjadi lebih baik lagi dimata masyarakat desa. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan, termasuk kampanye politik mempunyai tujuan, yakni memengaruhi target sasaran. Pengaruh dan efek ialah perbedaan yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan ( Stuart dan Jamias dalam Cangara, 2007). Lasswell (dalam Varma, 1995:258) memandang orientasi komunikasi politik telah menjadikan dua hal sangat jelas:
45 46
Wawancara pukul 10.30 Wib. Tanggal 13 Desember 2012, dijalan menuju bejalen oleh salah warga. Wawancara pukul 18.30 Wib. Tanggal 5 Januari 2013, di kediaman Pak Hardi.
100
pertama, bahwa komunikasi politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha mencapai tujuan; nilai-nilai dan tujuan itu sendiri dibentuk di dalam dan oleh proses perilaku yang sesungguhnya merupakan suatu bagian; dan kedua, bahwa komunikai politik bertujuan menjangkau masa depan dan bersifat mengantisipasi serta berhubungan dengan masa lampau dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu. Sebagai pendukung penjelasan diatas tentang komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Sugih dalam memberikan sumbangan alat pemotong rumput dalam acara bersih-bersih desa menurut pendapat Leonard W. Dood dalam Nimmo (2000:30) menyarankan jenis-jenis hal yang patut diketahui mengenai mereka: ”Komunikator dapat dianalisis sebagai dirinya sendiri. Sikapnya terhadap khalayak potensialnya, martabat yang diberikannya kepada mereka sebagai manusia, dapat mempengaruhi komunikasi yang dihasilkannya; jadi jika ia mengira mereka itu bodoh, ia akan menyesuaikan nada pesannya dengan tingkat yang sama rendahnya. Ia sendiri memiki kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat dikonseptualkan sesuai dengan kemampuan akalnya, pengalamannya sebagai komunikator dengan khalayak yang serupa atau yang tak serupa, dan peran yang dimainkan di dalam kepribadiannya oleh motif untuk berkomukasi.
101
Gambar. 13 Sumbangan alat pemotong rumput acara “Bersih-Bersih Desa”, Sumber : Foto, 15 Desember 2012, Pukul 09.00 Wib.
102