BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian MNC Media berkembang cukup pesat selama 26 tahun terakhir dengan mengusung layanan Free To Air TV atau lebih dikenal dengan layanan televisi bebas biaya. MNC berawal dari RCTI, MNCTV, GlobalT, InewsTV. Disamping itu MNC juga mengembangkan saluran TV berbayar seperti Indovision dan Play Media. PT Media Nusantara Citra Tbk, atau MNC, telah mengoperasikan 4 dari 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan mendistribusikan konten - konten televisi. Perseroan yang didirikan pada tanggal 17 Juni 1997 merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah tercatat dalam Bursa Efek Jakarta (BEI) sejak tanggal 22 Juni 2007, dengan kode saham ‘MNCN’. Selain 4 stasiun TV FTA Perseroan – RCTI, MNCTV, GlobalTV dan iNewsTV – serta 19 channel yang disiarkan di TV- berlangganan MNC Channel. MNC juga memiliki radio, media cetak, talent management dan perusahaan produksi TV, dimana kegiatan usaha tersebut mendukung penuh fokus inti bisnis dari MNC. Maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana disebutkan dalam Anggaran Dasar, adalah untuk terlibat dalam usaha perdagangan umum, perindustrian,

78 http://digilib.mercubuana.ac.id/

agrikultur, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat lainya, jasa serta investasi.1 MNC adalah

grup media terbesar dan paling terintegrasi di Asia

Tenggara. Melalui konten siaran televisi dan berbagai jenis konten multimedia yang inovatif, MNC mampu memberikan hiburan keluarga yang inspiratif serta menjadi sumber berita dan informasi yang paling terpercaya di Indonesia.2 MNC Media berkomitmen untuk membuat kontribusi positif kepada masyarakat, dengan merangkul praktik tata kelola perusahaan (GCG) terbaik. Tahun ini, kami terus berjuang untuk menerapkan standar GCG tertinggi di semua tingkatan operasi kami. MNC Media bertujuan untuk menjadi pelopor dan teladan bagi perusahaan perusahaan di Indonesia, membuktikan bahwa kami dapat memenuhi dan melampaui standar internasional. GCG membantu kita untuk mengontrol biaya, meningkatkan keuntungan dan menjaga kualitas, sementara mempertahankan keberadaan MNC Media sebagai perusahaan media terkemuka di Asia Tenggara. Penghargaan MNC Media 2014 Beragam penghargaan telah diraih oleh MNC Media selaku grup media terbesar, berikut penghargaan yang diraih selama tahun 2014 : 1. MNC The best listed company sevices sector : PT. Media Nusantara Citra Tbk

1 2

Lock.Cit Web MNC Media PT Media Nusantara Citra Tbk Buku Laporan Tahunan MNC Media- 2014 hal 43


2. Brand Finance PlC – Brand Rating MNC is 15th in Most Valuable Indonesian Brand 2014 3. Forbes Award Perusahaan Terbaik versi majalah Forbes3

1.1.1

Profil Direktur – Bapak Charlie Kasim

Bapak Charlie Kasim atau biasa akrab dipanggil ‘Pak CK’ merupakan warga negara Indonesia, Beliau lahir di Jakarta pada bulan Januari tahun 1972. Beliau melanjutkan studi S1 di Texas A&M University pada tahun 1994 dengan bidang studi Engineering serta melanjutkan studi master S2 bidang Finance di University of Houston, Amerika Serikat pada tahun 1997. Beliau telah menikah pada tahun 2003 dengan memperistri Ibu Reni Anggraini dan dikaruniai seorang putri bernama Sandra Kasim pada tahun 2004. Bapak Charlie Kasim merupakan direktur Tehnik dan IT MNC Media yang melapor kepada CEO MNC Group. Beliau bertanggung jawab terhadap operasional harian serta project Tehnik dan IT MNC Media dengan 4 stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI, MNCTV, GlobalTV dan iNewsTV. Beliau merupakan pimpinan yang tegas dan berkharisma. Beliau membawahi departemen IT dan Tehnik yang menaungi mulai General Manager, sampai dengan karyawan / staff IT dan Technic MNC Media.

3

Ibid 65 Buku Laporan Tahunan MNC Media- 2014 hal 77


Beliau telah menjabat sebagai Direktur Independen sejak 31 Oktober 2014 dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal yang sama. Beliau telah menjabat peran – peran senior dalam bidang keuangan di industri media di Indonesia, serta perusahaan terkemuka lainnya. Peran – peran beliau lainnya adalah, menjabat sebagai Finance and Technical vice Director di PT Rajawali Citra Televisi Indonesia pada tahun 2013; Finance Director, Technical Director, Operational Director dan Head of Procurement di PT Cakrawala Andalas Telivisi (ANTV) pada tahun 2011: Chief Finance Officer (CFO) di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), pada tahun 2007; dan Finance Director dan Head of Procurement di PT. Lativi Media Karya (TvOne) pada tahun 2007. Beliau juga menjabat

sebagai

Operational

Director

di

perusahaan

pertambangan batubara PT Fajar Bumi Sakti sejak tahun 2005 dan beliau terpilih untuk menjabat sebagai Komisaris dari perusahaan real estate PT. Bakrie Swasakti Utama pada tahun 2003.4

1.1.2

Filosofi Perusahaan

Filosofi merupakan sebuah integritas yang penting bagi sebuah perusahaan terutama bagi MNC Media. Dengan visinya untuk menjadi grup media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memenuhi 4

Op.Cit 65 Buku Laporan Tahunan MNC Media- 2014 hal 64


kebutuhan pasar, telah mendorong RCTI, MNCTV, GlobalTv dan InewsTv untuk memberikan konsep hiburan keluarga terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya di Indonesia. Filosofi MNC Media adalah : “Southeast Asia's Largest and Most Integrated Media Group”. “Menjadi grup media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar.”

1.1.3

Visi, Misi dan Logo Perusahaan

Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan haruslah dimiliki sebagai dasar dalam perusahaan tersebut. Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga dan lain-lain, visi juga dapat di artikan sebagai tujuan perusahaan atau lembaga dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang akan datang atau masa depan. Sedangkan misi adalah diartikan sebagai tujuan dan alasan mengapa perusahaan atau lembaga itu dibuat. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan-batasan proses pencapaian tujuan.


Menurut Nawawi dalam Kotler visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan dan produk yang ditawarkan dan dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa mendatang, nilai-nilai suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan kelompok masyarakat. Sedangkan Misi menurut Benedicta dan Prasetyo, misi merupakan sesuatu yang menentukan kebutuhan apa yang diingini dan dipuasi oleh perusahaan, dimana mereka berada sekaligus berupaya dalam pemuasan dilakukan. Misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh pasar, organisasi, perusahaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jadi dalam membuat misi harus realsitik dalam organisasi sehingga menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas, dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.5

A. Visi dan Misi Perusahaan Berikut adalah Visi dan Misi dari MNC Media : VISI : Menjadi grup media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar. MISI : Memberikan konsep hiburan keluarga terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya di Indonesia6

5 6

Prasetyo, Benedicta.Kumpulan Inspirasi, Erlangga, Jakarta.2004, hal 8

Ibid Web MNC Media PT Media Nusantara Citra Tbk


B. Logo Perusahaan Sebuah Logo adalah sebuah desain yang melambangkan organisasi. Ini adalah desain yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk kop surat perusahaan, bahan iklan, dan tanda-tanda sebagai lambang dimana organisasi dapat dengan mudah dikenali, juga disebut logotype. Logotype merupakan representasi grafis atau simbol nama perusahaan, merek dagang, singkatan, dll, sering unik dirancang untuk pengakuan siap. Berikut adalah logo MNC Media :

1.1.4

Struktur Organisasi Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.


Struktur Organisasi MNC Media : 7

Lock.Cit 65 Buku Laporan Tahunan MNC Media- 2014 hal 46

7


Struktur Divisi Tehnik MNC Media :

CTO MNC Media CHARLIE KASIM

Technical Advisor E. Sentot P Suwanto

Integrated Master Control Room Achmad Fauzi

Integrated Transmission Rachmat Djunaedi

Integrated Technical Facility Mujiono

Integrated Studio & Outside Broadcast Andrew Soehalim

Integrated IT Broadcast Kuswandi Aslan

Struktur divisi IT MNC Media :

CTO MNC Media CHARLIE KASIM

Head Application Development Rio Anugrah

Head of IT Infrastructure Usman Niandinata


Head of Information Security Setiawan Rahardjo

1.1.5

Kegiatan / Operasi Perusahaan Perekembangan dunia Industri pertelevisian sangat pesat seiring

dengan perkembangan teknologi tentunya. Semua televisi berlomba memberikan yang program - program pilihan guna menarik perhatian masyarakat. Saat ini stasiun televisi yang ada di Indonesia dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu: 1. Stasiun Televisi Nasional, 2. Stasiun Televisi Daerah, dan 3. Stasiun Televisi Jaringan.

Dihuni oleh lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, dan pangsa pemirsa yang sangat besar bagi stasiun – stasiun TV FTA. MNC memiliki saluran – saluran terpopuler di Indonesia, yang dikenal dengan kualitas dan variasi program-program yang diberikan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat bahwa Indonesia memiliki roda perekonomian yang dijalankan oleh konsumen, dimana setengah populasinya berada pada usia produktif, yaitu 30 tahun kebawah. Iklan – iklan yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lokal maupun multinasional terus bertambah secara stabil di Indonesia, dan saluran – saluran populer MNC menjadi wadah yang ideal untuk menarik loyalitas konsumer. Dengan portofolio stasiun televisi Perseroan yang


memiliki kekhasan masing – masing, membuat pengiklan dapat membidik berbagai segmen pasar secara lebih luas melalui MNC. Saluran unggulan Perseroan, RCTI secara konsisten telah berhasil menjadi saluran terpopuler di Indonesia, saluran pilihan bagi drama seri dan ajang adu bakat yang telah ditonton oleh jutaan masyarakat. RCTI telah sukses meningkatkan rating di tahun 2014 dengan menghadirkan berbagai acara baru yang menarik dan siaran –siaran istimewa. MNCTV telah menarik pemirsa dengan drama seri, program – program hiburan dan olahraga. Sedangkan GlobalTV menyajikan program – program Internasional yang menghibur remaja dan anak - anak melalui tayangan film –film Hollywood dan kartun terbaik. Pada tanggal 6 April 2015 MNC meluncurkan InewsTV, yaitu stasiun FTA ke empat yang merupakan investasi dari perseroan. InewsTV menawarkan program – program faktual dengan kemasan yang baru dan segar, serta rangkaian berita, olahraga dan tayangan infotainment yang berkualitas. Rangkaian saluran–saluran yang bagus adalah satu hal, tetapi konten tetaplah hal yang terpenting. Hal ini selalu menjadi keyakinan yang dipegang oleh MNC, Perseroan telah memimpin dalam pangsa pasar dan pendapatan melalui secara internal dan dengan kemitraan pihak ketiga. Di tahun 2014, MNC telah membuka tiga gedung studio baru yang mensinergikan rangkaian produksi stasiun – stasiun FTA milik Perseroan, dimana hal ini akan dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi


program.Perseroan kini memiliki fasilitas produksi yang paling mutakhir di Indonesia. MNC telah memiliki konten - konten yang baik, termasuk didalamnya, drama seri original dan program – program prime time yang selalu digemari oleh para pemirsa dan menghasilkan standar biaya iklan yang tinggi. Perseroan juga melakukan pengkajian ulang secara rutin untuk mengikuti selera penonton yang selalu berubah, untuk dapat memastikan penonton dan pengiklan mendapatkan keuntungan dari saluran – saluran MNC. MNC memiliki jumlah pustaka konten lebih dari 200.000 jam dan terus bertambah sebanyak 15.000 jam setiap tahunnya. Konten-konten tersebut diproduksi secara internal, atau melalui kemitraan pihak ketiga yang memungkinkan MNC untuk memegang kendali kreatif dan hak kepemilikan. Konten pustaka MNC sangatlah bernilai. Pertama karena konten tersebut telah dikemas ulang untuk menciptakan program – program yang berbahasa Indonesia yang ditayangkan pada 19 saluran berlangganan MNC, diaman pendapatan iklan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kedua, konten dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan melaui distribusi luar negeri. 8

8

Ibid 69 Buku Laporan Tahunan MNC Media- 2014 hal 2-4


1.2. Hasil Penelitian Manajemen dan Komunikasi interpersonal pimpinan merupakan dua hal yang sangat penting dalam kegiatan membangun tim. Dengan adanya manajemen komunikasi interpersonal pimpinan tersebut dapat mendukung

kinerja

akan

menghasilkan

proses

komunikasi

interpersonal yang dua arah antara pimpinan dan bawahan, hal ini juga akan berdampak secara positif kepada pencapaian tujuan perusahaan yaitu MNC Media sebagai media grup terbesar di Asia Tenggara. Penyajian data pada bagian ini akan peniliti uraikan hasil interview dengan dari level Junior Manager – Senior Manager dan dari divisi yang berbeda. Pimpinan dalam hal ini Direktur IT & Tehnik MNC Media. Acuan yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada berdasarkan 5 sikap positif yang diperlukan dalam melakukan komunikasi interpersonal yaitu Openess, Empaty, Supportiveness, Positiveness, and Equality.

Adapun untuk

key informan

dan

informan Peneliti telah mewawancarai 4 orang yang terdiri dari 1 Key Informan 1. Bapak Charlie Kasim, CTO MNC Media selaku Direktur IT & Tehnik sebagai Key Informan. 2. Bapak Suwanto, Senior Technical Advisor, Divisi Tehnik sebagai Informan. 3. Bapak Rio Anugrah, IT Application Manager, Divisi IT sebagai Informan.


4. Bapak Boni Gamawan, Budget IT & Tehnica, Divisi Budget sebagai Informan.

Berikut ini akan dijelaskan adalah hasil uraian dari hasil interview terhadap key informan dan informan terkait : a. Openess ; Keterbukaan Keterbukaan terhadap orang yang diajak berinteraksi. Adanya kesediaan untuk mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Keterbukaan sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Komunikator harus terbuka kepada orang yang diajaknya bicara. Bagi pemimpin arti membangun keterbukaan pada manajemen tim menjadi elemen yang sangat penting guna terciptanya komunikasi yang efektif dan terlaksananya perencanaan yang konstruktif bagi tim, yaitu untuk bisa segera dilakukan tindakan pengambilan keputusan jika terjadi suatu case. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Charlie bahwa : “Keterbukaan dengan berkomunikasi pada manajemen tim itu jelas diwajibkan, karena agar orang tersebut bisa bertindak, mengetahui konsep dasar pada sebuah permasalahan. Saya minta kepada seseorang untuk memberitahu jika terjadi sebuah masalah agar kita bisa segera take recursion pada permasalahan tersebut.” Keterbukaan merupakan sikap saling memberi dan menerima informasi baik dari atasan kepada bawahan maupun sebaliknya secara jelas. Dengan adanya keterbukaan akan terjadi pertukaran informasi dan akan sangat bermanfaat kepada penyelesaian masalah dan koordinasi tim. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suwanto mengenai keterbukaan Bapak Charlie sebagai pemimpin tim : ”Jika dibuat ranking selama beberapa atasan yang paling terbuka adalah Bapak Charlie. Yang benar itu sebenarnya 91 http://digilib.mercubuana.ac.id/

kedua belah pihak saling mendapatkan informasi yaitu saling mengejar untuk dapat informasi, tapi konsep Bapak Charlie beliau karena prinsip keterbukaan beliau cukup baik sehingga beliau tidak mau menunggu lagi jika sudah punya informasi maka akan langsung disampaikan dan menurut saya cukup membantu dalam segi koordinasi kepada tim. Menurut saya alasan keterbukaan beliau sangat baik karena kecepatan menyampaikan informasi selalu prioritas, jadi beliau membuka kesempatan sebanyak - banyaknya kepada bawahan yang ada dibawahnya beliau.” Informasi ini juga diperkuat oleh Bapak Boni Gamawan : “Sebagai leader beliau sudah cukup jelas memberikan arahan, koridor, target, dan segala pesan yang ingin disampaikan. Sebagai bawahan jadi lebih jelas menangkap arahan atau instruksi yang diberikan.” Alasan ini juga ditambahkan oleh Bapak Rio Anugrah : “Menurut pendapat saya, untuk komunikasi beliau sangat open dan pemimpin yang terbuka. Dalam beberapa kali diskusi beliau membicarakan update informasi di manajemen MNC, ekspetasinya seperti apa lalu blak – blakan jika suka katakan suka namun sebaliknya jika tidak suka juga akan mengatakan ketidaksukaannya tersebut secara gamblang.” Peneliti menilai keterbukaan dari Bapak Charlie sangat baik sekali, beliau bisa menggambarkan dengan memberikan analisa secara komprehensif agar bisa segera mengetahui dasar dari sebuah permasalahan pada sebuah case serta langkah solusi dalam pengambilan sebuah keputusan yang baik bagi manajemen sebuah tim. Dalam hal ini beliau terbuka dan membuka kesempatan bagi bawahannya untuk memberikan masukan pada suatu case yang sedang dihadapi. b. Empathy ; Empati Empati juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memposisikan diri terhadap apa yang sedang dialami orang lain. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalami orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Perasaan

empati

ini

akan

membuat

seseorang

komunikasinya. 92 http://digilib.mercubuana.ac.id/

mampu

menyesuaikan

Dengan sikap empati ini dapat menjaga komunikasi secara antar pribadi dari atasan kepada bawahan. Sikap empati ini sebenarnya dapat dikembangkan oleh seorang pemimpin namun seperti yang kita ketahui dengan beragam tugas, aktivitas, meeting, dokumen dan sebagainya seorang pemimpin terkadang begitu sibuk dan padat dengan jadwal yang ada sehingga empati ini belum bisa dilakukan secara optimal. Hal ini dituturkan oleh Bapak Charlie : “Saya tidak begitu memakai Empati. At the end of the day, karena saya tidak punya banyak waktu, saat ini karyawan saya ada sekitar 1000 orang. Dengan keterbatasan tersebut saya tidak mungkin maintenance relationship dengan 1000 orang tersebut. Saya hanya bisa mengelola paling banyak hanya sekitar 20 orang saja yaitu hanya General Manager dan Manajer IT & Tehnik / level Manajerial saja”. Namun pendapat berbeda disampaikan oleh Bapak Suwanto, beliau menyatakan bahwa : “Empati menurut saya berarti kita memerhatikan dia, seakan – akan tidak merasa sebagai big boss biasanya jika sudah begitu biasanya level kebenarannya lebih tinggi, jadi lebih kearah informasi dapat disampaikan dengan tujuan seperti yang dikehendaki oleh pemberi informasi. Empati beliau sudah baik karena para manajer yang ada tidak merasa takut untuk berbicara dengan beliau karena beliau tidak semena – mena kepada lawan bicaranya dengan memberikan perhatian dan kesempatan.” Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Bapak Boni Gamawan yaitu : “Menurut saya Empatinya cukup Fair karena mau memberikan justifikasi lebih namun tetap disesuaikan kapasitas dan kapabilitas dari seseorang tersebut.” Sebenarnya empati Bapak Charlie cukup baik, hal ini dikemukakan oleh Bapak Rio : “Menurut saya Empati beliau cukup baik dengan bisa berpandangan kedepan. Misalnya terkait dengan pengembangan karir seseorang yang berada dalam divisinya, misalnya dengan latar belakang, pengalaman, umur, dll orang tersebut layak menempati suatu jabatan tertentu misalnya. Namun kebanyakaan beliau lebih mengandalkan logika” Analisa peneliti mengungkapkan bahwa sesungguhnya empati Bapak Charlie sudah baik dengan alasan beliau bisa berinteraksi komunikasi dengan memberikan perhatian kepada manajer yang cukup layak untuk menerima kompensasi atas kerja kerasnya

yang bisa berdampak positif kepada penghasilan dan

pengembangan karir karyawan tersebut, namun demikian karena kesibukan beliau 93 http://digilib.mercubuana.ac.id/

yang begitu padat dengan tingkat tekanan kerja yang begitu ketat menyebabkan kurangnya menggunakan sikap empati ini kepada bawahan disamping itu dengan latar belakang budaya, pendidikan, dan pengalaman beliau yang lebih mengandalkan daya logika, maka empati inipun belum bisa dirasakan sampai kelevel paling bawah.” c.

Suportiveness ; Sikap Mendukung

Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan yang dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Artinya masing – masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselengaranya interaksi secara terbuka. Dukungan juga menjadi faktor penunjang vital pada sebuah kegiatan komunikasi dari pimpian kepada bawahan, dukungan juga bisa diberikan kepada sesama tim yang ada. Dengan dukungan yang baik tentunya jika ada masalah, masalah tersebut dapat segera diselesaikan dan ada solusi yang bisa diambil segera. Pempimpin dapat membangun sikap tersebut, hal ini dikemukakan oleh Bapak Charlie : “Kita harus memberikan dukungan dengan cara mengingatkan mereka agar tidak gagal. Setelah itu ditanyakan masalah yang ada dan ditanyakan solusi ataupun pendapat bawahan tersebut seperti apa, jika kurang baik saya akan beri solusi terbaik untuk mereka. Jika ada kesulitan saya akan kirimkan tim terkait untuk bisa menolong, agar chase tersebut segera mendapatkan solusi. Menurut saya support atau dukungan itu bisa berupa alat, tenaga kerja dan solusi, semua itu bisa dipergunakan untuk memaksimalkan kinerja tim. Setelah kinerja bagus saya akan support untuk kenaikan gaji sebagai bagian dari reward, karena jika saya tidak support hal tsb maka tidak bisa berjalan seimbang.” Dalam membina sebuah hubungan yang efektif di mana terdapat sikap medukung, hal ini juga yang dilakukan oleh Bapak Charlie selaku pimpinan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Suwanto yaitu : Dukungan bisa dengan memberikan solusi yang bagus ketika terjadi masalah kerusakan alat, mendidik karyawan, memberikan dukungan dengan agar bekerja lebih baik lagi selain itu dukungan lain berupa reward juga bisa diberikan yaitu: “Dukungan itu diberikan 94 http://digilib.mercubuana.ac.id/

bisa dalam bentuk memperjuangkan anak buah untuk dapat grade lebih bagus, mendapatkan gaji lebih baik dalam hal ini Bapak Charlie terbuka dalam hal ini, kadang sampai ditanya orang ini kerjanya kurang bersemangat karena apa ? dia menginginkan naik gaji ataupun jabatan, terkadang digali sampai sedetail itu. Artinya mendukung karyawan utnuk bekerja lebih baik, lebih termotivasi, dia akan didukung dari segi aspek jabatan, gaji, grade, dukungan moralnya juga bagus.” Hal ini dipertegas oleh Bapak Boni Gamawan bahwa : “Beliau cukup support dalam komunikasi kepada manajemen tim. Biasanya hal ini akan terkait kepada pengembangan karir seseorang dan biasanya beliau memberikan target – target tertentu kepada anak buahnya. Misalnya dengan umur sesorang sekian, harus jenjangnya sekian. Bagaimana agar orang tersebut bisa mencapai target? Dengan cara memberikan support pekerjaan serta kepercayaan yang lebih agar orang tersebut bisa berkembang sesuai dengan yang diinginkan.” Bentuk dukungan kepada manajemen tim berupa monitoring dengan manajemen yang sangat terarah guna mendukung produktivitas dan koordinasi tim, hal ini dijelaskan oleh Bapak Rio Anugrah yaitu : “Beliau merupakan pemimpin yang sangat support kepada manajemen tim yang ada tentunya. Beliau selalu menerapkan sistem manajemen yang terpadu serta mendukung timnya dengan memberikan masukan, arahan dan to be akan seperti apa ? Kekuatan beliau dengan berkomunikasi ke manajemen tim, beliau juga merupakan pribadi yang detail dan selalu memonitoring.” d. Positiveness ; Sikap Positif Sikap positif (positiveness) ditujukan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak –pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan positif, bukan prasangka dan curiga. Dukungan sikap positif ini harus dikembangkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya agar tercipta koordinasi dengan baik, namun arti positif juga tidak boleh terlalu berlebihan, karena jika seorang hanya mengandalkan sikap ini namun tidak mengandalkan logika dan analisa pimpinan ini akan berakibat fatal 95 http://digilib.mercubuana.ac.id/

bagi pengambilan sebuah keputusan, karena pemimpin yang baik bukan hanya berfikir secara positif saja namun harus dilandasi oleh data dan analisa mendalam. Bapak Charlie mengatakan bahwa : ”Saya tidak mudah percaya kepada orang lain, saya berusaha untuk bisa menerima pendapat orang lain selama dengan alasan yang relevan dan masuk akal. Tapi jika ada sesuatu yang saya rasa tidak yakin pasti saya akan mengkonfirmasi dengan melakukan chroscheck dengan pihak lain, karena saya tidak mau salah mengambil keputusan. Saya akan menggali informasi dari beberapa sumber dan berdiskusi terkait masalah yang akan dipecahkan untuk mencari solusi terbaik tentunya. Seperti yang saya jelaskan, jika kinerja seseorang bagus saya akan katakan bagus namun sebaliknya jika jelek akan saya katakan sebenarnya, semuanya ada rewards and punishment.” Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pasti mempunyai pertimbangan khusus dengan melihat kepada aspek kepentingan perusahaan dan karyawan, semua harus diputuskan secara tepat,cepat dan jelas. Ada pro dan kontra peresepsi tentu dengan hal tersebut namun pemimpin tetap harus mengambil sebuah keputusan demi sebuah tujuan yang positif. Hal ini menjadi selaras dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Suwanto : “Berfikir positif, segala keputusan yang diambil tidak pernah menggali hanya dari satu sumber saja, misalkan membeli barang pasti beliau cross check dengan sumber yang lain atau menentukan si A ini sudah benar atau salah dalam menggambil keputusan masih di cross check dengan sumber lain. Ini terkadang seseorang dapat menilai positif maupun negatif, ini mengapa tidak percaya dengan saya? Kenapa saya sudah mengajukan benar tapi masih di cross check dengan orang lain terkadang orang bisa menilai negatif namun jika diambil dari sisi positif manajemen perusahaan, ini akan menjadi positif. Jika kearah membuat perusahaan lebih maju, sistem kerja lebih baik beliau sangat positif.” Hal serupa juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Boni Gamawan yaitu : “Untuk yang positiveness, menurut saya tidak semuanya dia menanggapi dengan secara positif, hal ini jadi perlu agar tidak salah dalam langkah keputusan. Namun disisi lain positiveness beliau diberikan dengan challange kepada bawahannya dan memberikan berbagai pertanyaan dengan beragam cara untuk bisa menyakinkan dirinya akan orang tersebut.” Berfikir positif memang diperlukan namun perlu waspada pada setiap pemikiran dan pengambilan keputusan juga menjadi aspek krusial bagi seorang pimpinan, diperlukan manajemen komunikasi interpersonal yang pas kepada 96 http://digilib.mercubuana.ac.id/

bawahan. Menurut Bapak Rio Anugrah : “Untuk yang positiveness, menurut saya presentasinya 50 : 50 karena pada awal – awal dia kurang trust terhadap orang tersebut namun jika sudah menemukan klik-nya serta chemistry pada timnya. Caranya dengan memberikan pertanyaan secara continue sampai merasa yakin namun jika sudah ada trust biasanya akan hanya menayakan beberapa hal saja, selanjutnya go head. Beliau merupakan pemimpin yang sangat out of the box, beliau tidak mau berfikiran seperti orang Indonesia pada umumnya, yang notabenenya mudah saja percaya kepada orang lain.” Peneliti mempunyai analisa Bapak Charlie Kasim merupakan pimpinnan yang cukup berfikiran positif dan memberikan kesempatan kepada orang –orang disekelilingnya ataupun yang ada di jajarannya dengan memberi mereka tantangan dalam bentuk pekerjaan, apakah mereka layak dan mampu menjawab semua tantangan pekerjaan yang diberikan. Sedangkan dalam pengambilan keputusan beliau merupakan pemimpin yang sangat berhati – hati dalam memutuskan suatu case. Semua keputusan harus berdasarkan data –data yang valid dengan sumber yang jelas terpercaya, sangat detail, fokus dan berhati – hati dalam setiap langkah pengambilan keputusan. e. Equality ; Kesetaraan Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama – sama bernilai dan berharga, dan saling secara interpesonal, tidak pernah tercapai suatu situasi yang menunjukan kesetaraan atau kesamaan secara utuh di antara keduanya. Kesetaraan merupakan elemen dari komunikasi interpersonal pimpinan, dengan adanya kesetaraan para pihak merasa dibutuhkan dan saling bisa menghargai pendapat satu dengan yang lainnya. Menurut Bapak Charlie kesetaraan ini sangat berperan dalam sebuah komunikasi dalam manajemen tim : “Itulah fungsinya kesetaraan yaitu dengan mengungkapkan persoalan awal, lalu apa solusinya? Dari sini kita bisa mengevaluasi agar ada pertukaran pendapat diantara masing – masing pihak. Disaat itu kesetaraaan (Equality) muncul, 97 http://digilib.mercubuana.ac.id/

karena bukan semua pendapat saya benar diperlukan pengabungan opini diantara keduanya untuk mendapatkan mana yang lebih baik”. Kesetaraan pemimpin pasti akan berpengaruh kepada pembawaan komunikasi pimpinanan kepada bawahannya, dengan kesetaran yang baik seorang pemimpin mampu menempatkan posisinya secara seimbang. Peryataan ini dikatakan oleh Bapak Suwanto bahwa : “Bapak Charlie merupakan Direktur yang ‘mumpuni’ dengan kepribadian merakyat. Kesetaraannya sangat baik menurut saya, beliau mengganggap semua sebagai rekan kerja, tidak menempatkan sebagai big boss dan bawahan namun menempatkan sebagai rekan dengan treatment khusus sehingga secara leadership tetap ada terkadang orang menempatkan diri equal namun tidak bisa membawa dirinya secara kepemimpinan bisa tidak jalan.” Pernyataan ini memang sudah tepat, pendapat lain juga disampaikan oleh Bapak Boni Gamawan : “Menurut saya cukup oke, dia bisa menempatkan dalam posisinya sebagai pemimpin. Saya sebagai anak buahnya beliau merasa nyaman dan merasa ada trust”. Dengan kesetaraan yang berimbang penempatannya seorang atasan bisa bersikap profesional sebagai pimpinan namun bisa bersikap sebagai rekan kerja diluar lingkungan kantor. Dengan adanya faktor penyeimbang tersebut maka jalinan komunikasi interpersonal antara pimpinan dan karyawan bisa terwujud. Pandangan ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Rio Anugrah, sebagai pemimpin : “Beliau bisa menempatkan diri sebagai pimpinan yang menjalankan fungsi manajemen dalam tim namun di sisi yang lain beliau bisa berkomunikasi secara interpersonal sebagai teman kantor. Sebagai pemimpin beliau bisa berkomunikasi dengan menjelaskan isi dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan, disisi yang lain beliau bisa bercerita tentang kegiatan liburannya, hobi atau kesenangannya.” Dengan pandangan peneliti, kesetaraan Bapak Charlie Kasim sebagai pempimpin adalah baik beliau bisa menempatkan posisinya sebagai pucuk pengambilan keputusan secara seimbang. Dalam keadaan yang serius dan formal ia bertindak sebagai pimpinan dan pengambil keputusan utama secara tegas. Pada beberapa kesempatan dengan suasana yang lebih santai dan sedikit tidak formal beliau merupakan rekan kerja yang menyenangkan untuk diajak berbagi cerita serta pengalaman. Kebanyakan pada awalnya tidak banyak yang mengetahui hal


ini namun jika sering berkomunikasi kita akan dapat bisa menggali sebagai sumber informasi yang bisa dijadikan pengalaman tentunya.” Dalam menjalankan komunikasi interpersonal pimpinan hal yang sangat melekat dalam sebuah tim yaitu manajemen. Peran manajemen penting bagi komunikasi pemimpin, karena suatu organisasi itu dikatakan maju bila dilihat dari manajemen organisasi yang dijalankan pimpinan perusahaan. Manajemen menurut George Robert Terry yaitu : ”Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dai tindakan – tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). a. Planning ; Perencanaan Perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan standar, penentuan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) yang diperkirakan akan terjadi. Lewat perencanaan, seorang manager mengidentifikasikan hasil kinerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara – cara untuk mencapainya. Planning atau perenanaan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan akternatif – alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur – prosedur, dan programprogram sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebuah perencanaan tidak bisa berjalan tanpa adanya komunikasi, seorang pimpinan akan membangun keterbukaan dalam timmnya, hal ini menjadi elemen penting dalam membangun kerjasama pada tim. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Charlie :


“Dalam sebuah case kita harus mengetahui perencanaan secara detail termasuk kita mau konsep seperti apa, waktunya kapan akan dilaksanakan, bagaimana langkah yang akan diambil dst. Karena kita tidak bisa menebak – nebak suatu hal, ada seseorang yang berkata ‘iya’ namun sebenarnya ia tidak tahu pesan yang disampaikan dan terkadang masih menebak – nebak. Perlu adanya persamaan persepsi maupun cara pandang terhadap sebuah pesan yang disampaikan tersebut “ Pada tahap ini merupakan hal inti dalam sebuah manajemen diperlukan langkah – langkah yang tepat dalam menjalankannya, hal yang direncanakan oleh pimpinan dijelaskan oleh Bapak Rio : “Menjelaskan permasalahan yang dihadapi, apa solusinya, langkah yang akan diambil sambil agar bisa menjadi problem solving yang baik tentunya.” Sisi atau pendapat serupa juga dijelaskan oleh Bapak Boni : “Biasanya Pak Charlie akan menjelaskan apa yang beliau mau terhadap tujuan sebuah project, lalu akan mengarahkan langkah selanjutnya, siapa saja yang akan terlibat, langkah pengambilan keputusan selanjutnya serta dengan memonitoring caranya dengan reminder – reminder kepada bawahannya. Disamping itu beliau selalu terkonsen kepada apa yang dihasilkan dari komunikasi yang terjadi pada tim IT & Tehnik.” Cara menyampaikan sebuah rencana kepada karyawan tentu berbeda dengan keinginan kita menyampaikan sebuah rencana kepada atasan, begitu pula dengan Bapak Charlie. Komunikasi interpersonal yang terjadi pasti akan berbeda – beda kepada setiap orang, semua akan disesuaikan dengan porsi lawan bicara seoseorang, hal ini diungkapkan oleh Bapak Suwanto : “Biasanya tergantung kepada siapa beliau menyampaikan pesan, terkadang beliau memberikan pesan kepada si A, cukup memberitahu pointer – pointer saja, kepada si B jika menurut beliau perlu ada guidance maka dibuatkan contohnya secara detil dan langkah yang akan dikerjakan nantinya.” b. Organizing; Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinasi kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana. Pengorganisasian juga merupakan tindakan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan organisasi untuk bekerja secara bersama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Setelah perencanaan telah dibuat maka langkah selanjutnya yang dikerjakan adalah dengan mengorganisasi kegiatan yang akan, siapa saja yang 100 http://digilib.mercubuana.ac.id/

mesti terlibat, bagaimana pembagian tugas agar terintegrasi. Hal ini diperlu dilakukan bersama agar mendapatkan agar pesan yang disampaikan bisa fokus, terarah dan komunikasinya menjadi lebih terarah : “Untuk dipastikan sebuah pesan bisa di inform secara baik ke anak buahnya, strategi dan tujuannya, cara mengeksekusinya dan monitoring –nya.” c. Pelaksanaan (Actuating) Actuating adalah membangkitkan dan mendorong semua personel organisasi agar berusaha untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Charlie “Setelah ada perencanaan dan pembagian yang clear maka langkah pelaksanaan harus tepat. Actuating atau pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja guna mewujudkan tujuan yang ada di tim yaitu mencari suatu solusi terbaik dari sebuah case yang ada.“ d. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah proses penetapan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Tujuan pengawasan adalah menghindari penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang hendak dicapai. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan juga bisa meminimalisir terjadinya kesalahan atau delay pesan. Langkah yang biasa diambil oleh pimpinan ketika ada delay terhadap pesan yang ingin disampaikan yaitu : “Untuk hal tersebut diperlukan reminder sebagai fungsi vital pengingat, caranya bisa ditelepon ataupun ditanyakan chase – chase yang ada pada saat weekly meeting. Karena dengan adanya weekly meeting memberikan kesempatan berkomunikasi secara dua sisi, oleh karena itu perlu kita menayakan apa masalahnya ? apa solusinya ?” Hal yang lakukan oleh Bapak Charlie merupakan bagian dari monitoring manajemen komunikasi yang dilakukan pimpinan kepada bawahan. Berdasarkan analisa dari peneliti bahwa peneliti melihat Bapak Charlie sangat menjalankan konsep dan prinsip manajemen mulai dari perencanaan, 101 http://digilib.mercubuana.ac.id/

pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian atau pengawasan. Pentingnya sebuah peran manajemen dalam menentukan sebuah tujuan tim baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Semua harus bisa terintegrasi dengan baik. Hal ini juga sesuai pandangan dari Bapak Charlie yang mengatakan bahwa : “Manajemen dimata saya yaitu kita perlu tentukan perencanaan, lalu setelah itu mengkoordinasi perlu memberitahu orang kita mau kemana, kedua kita monitoring yaitu apakah yang dia kerjakan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Ketiga, jika sudah selesai dan sudah ada evaluasinya yang mana hasilnya berupa reward atau punishment.” Bapak Suwanto juga berpandangan bahwa Bapak Charlie sangat menjalankan peran manajemen dalam kepemimpiannya : “Untuk unsur dan konsep manajemen (POAC) juga semua diterapkan mulai dari planning sampai dengan controlling, seharusnya yang bisa berjalan otomatis namun beliau tetap mengecek secara komprehensif.” Jadi bisa disimpulkan bahwa kedua kedua unsur tersebut merupakan bagian kesatuan yang tak terpisahkan dalam kepemimpian sebuah tim, Mengapa demikian?

Karena

komunikasi

memiliki

hubungan

yang

erat

dengan

kepemimpinan. Kepemimpinan yang baik dibangun oleh komunikasi yang baik juga antar anggotanya sehingga memiliki tujuan yang selaras antara anggota dan pemimpinnya. Pernyataan tersebut dikatakan oleh Bapak Charlie sebagai pucuk pimpinan di IT & Tehnik MNC Media, bahwa : “Keduanya mempunyai keterkaitan yang kuat, sebuah manajemen tidak bisa berjalan tanpa sebuah komunikasi, makanya setiap kali kita melakukan sesuatu harus memberitahu issue apa yang sedang terjadi lalu dengan merekam / mencatat issue tersebut, lalu mengidentifikasi masalah untuk bisa diketahui eksekusi masalahnya bagaimana dan setelah itu terjadi evaluasi yang biasanya ditanyakan di meeting mingguan IT & Tehnik sebagai key monitoring. Sedangkan untuk result ataupun progress bisa dievaluasi apakah sudah berjalan atau belum? Bagaimana hasilnya, apakah sudah sesuai dengan planning awal kita dan apakah bagus atau tidak ? Jika tidak sesuai apakah mempunyai jalan alternatif lain untuk mengatasi hal tersebut ? Namun jika selesai kita bisa chase closed . Terkait dengan manajemen komunikasi interpersonal pimpinan, seorang pempimpin pasti punya gaya berkomunikasi yang berbeda – beda, masing – 102 http://digilib.mercubuana.ac.id/

masing mempunyai karakteristik yang unik dan tidak ada yang akan pernah sama lain. Dalam setiap gaya komunikasi, cara berbicara, menyampaikan pendapat, dan menentukan sikap dalam mengambil keputusan sangat terkait kepada manajemen komunikasi interpersonal seorang pimpinan kepada seluruh yang ada pada divisinya. Demikian pula dengan manajemen komunikasi interpersonal pimpinan IT & Tehnik MNC Media : “Karena setiap orang itu berbeda – beda, sebagian orang ada yang perlu dipakaikan reminder ada juga yang tidak perlu. Oleh karena itu kita harus memiliki style komunikasi yang berbeda pada waktu bertemu mereka. Dengan demikian, tidak ada one size fit all itu tidak bisa diterapkan pada hal seperti ini.” Perbedaan treatment ini tergantung kepada masing – masing individu, menurut peneliti memang sebaiknya seorang pemimpin tidak bersikap datar, kesan tersebut akan menurunkan wibawa pemimpin : “Jadi dalam hal ini memberikan treatment komunikasi yang berbeda – beda menjadi sangat penting, kita bisa memulainya dari Top level sebuah tim.” Sedangkan langkah strategis yang dilakukan oleh pimpinan dan manajemen komunikasi kepada tim yaitu sebagai berikut : a. Monitoring yaitu memberikan pengawasan dengan maksimal untuk bisa manajemen tim yang baik. b. Key Speed yaitu memprioritaskan suatu hal agar cepat selesai, jangan sampai dikerjakan last minutes. c. Timeline yaitu dengan memberikan target waktu untuk hasil maksimal pada tim.

Dengan

demikian

kemampuan

berkomunikasi

merupakan

suatu

kemampuan yang paling dasar, banyak faktor yang bisa mempengaruhinya salah satunya yaitu adanya hambatan. Hambatan biasanya dianggap sebagai rintangan atau halangan yang dihadapi, dalam komunikasi Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan 103 http://digilib.mercubuana.ac.id/

menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Hambatan itu bisa berasal dari kondisi emosi seseorang, perbedaan kultur pengalaman, pendidikan, serta cara pandang akan sebuah persepsi. Berikut diungkapkan kendala apa saja yang pernah dihadapi oleh Bapak Charlie dalam berkomunikasi interpersonal : a. Pesan tidak jelas. Permasalahannya sudah dijelaskan kepada ybs namun karena dia tidak merepresentasikan kondisi yang sebenarnya secara komplit maka pesan yang ditangkap akan berbeda. Seharusnya pesan yang disampaikan harus clear dan full completed agar didapatkan keputusan yang tepat. b. Tidak Patuh terhadap arahan yang diberikan. Seseorang tersebut diberi solusi A, namun ybs malah menjalankan solusi B yang menurutnya baik padahal tidak. c. Delay yaitu bisa disebabkan oleh kesibukan lupa atau sakit. Biasanya hal ini terjadi karena Pesan yang disampaikan tersebut bukan menjadi prioritas bagi seorang tersebut. d. Informasi yang salah yaitu seseorang memberikan suatu pesan yang tidak tepat, sehingga akan berpengaruh pada sesuah keputusan.

Persepsi dalam komunikasi interpersonal Persepsi, menurut Jalaludin Rakhmat adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan. Persepsi adalah proses individu menjadi sadar dan memberi makna terhadap obyek dan peristiwa di luar dirinya melalui bermacam panca indra Persepsi mendasari proses komunikasi antar pribadi, dalam arti bahwa kualitas komunikasi itu akan banyak ditentukan oleh persepsi masing-masing partisipan. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan 104 http://digilib.mercubuana.ac.id/

persepsi, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Perbedaan persepsi bisa terjadi bukan hanya dilingkungan diluar namun didalam kantor, biasanya hal ini terjadi antar rekan kerja atau atasan dengan bawahan, namun yang paling sering terjadi adalah ketika mau memutuskan suatu hal atau menyampaikan pendapat, Bapak Suwanto berpendapat bahwa: “Jika tidak sependapat pasti ada, namun jika penjelasan kita logis bisa diterima. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa beliau mempunyai background finance lebih tinggi sedangkan dari sisi tim tehnik lebih memikirkan keandalaan, kemudahan quality lebih tinggi sehingga harga lebih mahal sekian kali lipat, biasanya beliau tidak setuju jika tidak bisa memberikan pertimbangan yang kuat namun jika bisa menjelaskan secara logis dan komprehensif maka beliau akan bisa menerimanya.” Penyampaian argumentasi dengan alasan yang relevan tentu akan membantu menjelaskan kepada pimpinan, Bapak Rio mengatakan : “Untuk urusan pekerjaan pasti sering mengalami perbedaan persepsi, terutama karena latar belakang beliau lebih dominan ke finance sedangkan saya lebih melihat kepada sisi IT. Biasanya akan diselesaikan dengan diskusi terbuka, yaitu dengan mengungkapkan pendapat dari kedua belah pihak, setelah itu baru diambil keputusan mana yang terbaik dan telah disepakati oleh beliau sebagai pemimpin ataupun kita sebagai bagian dari tim” Setelah terjadinya pertukaran pendapat dengan sisi pandangan yang berbeda, pada akhirnya keputusan akhir ada ditangan pepimpin, hal ini kemukakan oleh Bapak Boni : “Tentu pernah namun tidak menutup kemungkinan juga sudut pandang kita benar serta membenarkan pendapat kita namun kebanyakan sudut pandang pimpinan lebih benar. Semua keputusan harus dikembalikan kepada beliau karena ybs merupakan pemimpin yang lebih mempunyai kebijakan dalam pengambilan sebuah keputusan”. Ketika adanya perbedaan persepsi dipelukan menyamakan atau peneliti menyebutnya dengan sinkronisasi. Proses tersebut diperlukan agar bisa terjadinya 105 http://digilib.mercubuana.ac.id/

titik temu kesamaan pendapat, dengan adanya kesamaan ini akan lebih memudahkan dalam mencapai tujuan, caranya tentu dengan memberikan informasi secara lengkap, Bapak Boni mengatakan bahwa : “Beliau punya pandangan sendiri sebagai pemimpin dengan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentunya. Biasanya perbedaan persepsi yaitu adanya perbedaan sudut pandang dari masing – masing. Saya akan menyimak sudut pandang pimpinan dan pesan apa yang ingin beliau sampaikan. Disamping itu saya pasti menjelaskan secara komprehensif mengenai sudut pandang saya akan hal yang sedang dibahas tersebut agar terjadi pertukaran informasi, sehingga didapatkan persepsi yang sama dalam menyelesaikan sebuah proyek ataupun permasalahan”. Diskusi secara terbuka bisa menjadi solusi untuk bisa menemukan titik temu, seperti yang dikatakan oleh Bapak Rio : “Biasanya akan ada sedikit perdebatan atau mengutarakan argumen masing – masing melalui sebuah diskusi namun semua kembali kepada keputusan pimpinan, saya yakin beliau pasti punya pertimbangan sendiri dalam pengambilan sebuah keputusan dengan pengalaman serta jam terbang beliau sebagai direktur yang berpengalaman tentunya. Adanya masukan dari pihak luar yang terkait akan membawa dampak positif, Bapak Suwanto menambahkan : “Bapak Charlie selalu checking kepada pihak ketiga, tapi beliau juga menerima saran – saran dari orang- orang – orang yang diluar kelompok, misalkan dari beberapa devisi lain yang terkait kepada proyek yang sedang ditangani beliau memberikan opini – opini positif yang bisa diterapkan dalam penyelesaian suatu masalah. Beliau tidak pernah memutuskan secara sepihak dan selalu cross check dengan pihak lain.” Peneliti melihat bahwa Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi yang tertangkap oleh alat indera. Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (partner komunikasi), yang berupa pesan non verbal maupun verbal. Persepsi memiliki peran yang sangat penting karena keberhasilan


komunikasi tergantung kecermatan dalam mempersepsi stimuli inderawi sehingga bisa dikatakan bahwa persepsi adalah inti komunikasi. Terkait dengan hal tersebut kemampuan komunikasi interpersonal secara verbal dan non verbal pasti akan mempengaruhi persepsi itu sendiri. Simbol atau Menurut Deddy Mulyana pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Sedangkan Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Kemampuan komunikasi verbal dan non verbal pimpinan dikemukakan oleh Bapak Suwanto : “Menurut pendapat saya komunikasi yang digunakan lebih banyak menggunakan komunikasi verbal karena feedback yang didapatkan bisa secara langsung, apakah orang tersebut capable atau tidak dalam mengerjakan tugas, ekspresi dan mimik muka sudah bisa terlihat instruksi bisa diterima atau tidak. Jadi kemampuan komunikasi verbal beliau lebih diutamakan dibandingkan dengan komunikasi non verbal. Jadi komunikasi non verbal tetap harus diawali dan diikuti oleh komunikasi verbal” Pernyataan ini dikuatkan oleh Bapak Rio yang mengatakan bahwa : “Kemampuan beliau dalam mengelola komunikasi bagus baik verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dalam versi saya sudah cukup baik dan dapat 107 http://digilib.mercubuana.ac.id/

dijelaskan secara lugas dan blak–blakan. Untuk kemampuan komunikasi verbal beliau sangat detail dalam menyampaikan pesan, clear agar orang lain dapat memahami pesan yang disampaikan secara lengkap. Contohnya dalam penulisan judul saja, beliau sudah ingin menjelaskan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan via e-mail tersebut. sedangkan untuk non verbal beliau cukup baik dari sisi ekspresi, mimik dan gesture tubuh, dari komunikasi non verbal ini sudah bisa mengekspresikan keadaan tertentu yang bisa menggambarkan keadaan perasaan yang dialami.” Pendapat sedikit berbeda disampaikan oleh Bapak Boni yaitu : “Jika menurut sudut pandang saya jika Bapak Charlie memberikan instruksi secara verbal misalnya dengan mengirimkan e-mail kebeberapa orang dalam satu pesan sudah cukup jelas namun jika memberikan instruksi secara pribadi terkadang masih harus ditelpon untuk memastikan arahan sesungguhnya. Sikapnya bisa sangat terlihat dari komunikasi non verbal yaitu dari ekspresi, gesture dan mimik muka. Komunikasi non verbal yang paling sering dilakukan melalui komunikasi wajah dan kontak mata.” Jika dari kelengkapan

keterangan baik informan 1, informan 2 dan

informan ke 3, peneliti menemukan bahwa persepsi dalam komunikasi interpersonal pimpinan saat ini dipengaruhi oleh beragam faktor mulai dari background pendidikan, daya analisis, gaya kepemimpian dll namun demikian penyampaian pendapat yang berbeda juga bisa diterima selama ada alasan disertai data – data yang bisa dilampirkan. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi verbal pimpinan saat ini peneliti melihat lebih banyak menggunakan komunikasi verbal, baik melalui komunikasi langsung secara lisan maupun tulisan. Sangat detail dan komprehensif dalam menggali suatu informasi dan perannya pun tidak lepas dari semua aspek manajemen mulai dari merencanakan sampai dengan monitoring secara langsung. Menurut peneliti kekurangan yang ditemukan yaitu ketika adanya tekanan pekerjaan yang menyebabkan kondisi emosi seseorang berubah sehingga dengan demikian akan mempengaruhi komunikasi non verbal dan pimpinan akan lebih sulit diberi masukan atoun pendapat dari bawahan yang akan menghadapnya. 108 http://digilib.mercubuana.ac.id/

Kepercayaan dalam komunikasi interpersonal Kepercayaan merupakan sebuah landasan yang sangat mendasar pada sebuah komunikasi interpersonal, baik hubungan dengan keluarga, teman, pasangan, orang tua, atasan dan rekan kerja tentunya. Pada hal ini peneliti akan membahas kepercayaan pada komunikasi interpersonal pimpinan kepada bawahan serta pandangan dari bawahannya. Arti kepercayaan tentu diperlukan modal utama yaitu sebuah kejujuran dalam mengungkap sebuah hal, Bapak Suwanto berpandangan bahwa : “Menurut saya jawabannya adalah kejujuran, jika kita menyampaikan sesuatu dengan berbohong maka akan sulit dipercaya. Nomor satu jika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, memberikan informasi kuncinya adalah kejujuran. Begitu orang tidak percaya lagi komunikasi menjadi putus, jadi pada intinya untuk bisa terciptanya persepsi positif dan kepercayaan harus jujur kepada beliau.” Untuk bisa memunculkan kepercayaan kepada pimpinan tentu tidak mudah diperlukan kejujuran dan jalinan kepercayaan diantara keduanya sebagai tanda

bahwa komunikasi tersebut efektif, Diperlukan kejujuran Bapak Rio

menuturkan : “Jujur terbuka apa adanya saja didepan beliau. Jangan bertele – tele jika ingin mengungkapkan pendapat kepada beliau. Dengan mengungkapkan hal yang pasti dan bisa dibuktikan jalinan kepercayaan beliau akan bisa berjalan dengan baik melalui komunikasi dua arah kepada anggota tim. Dengan demikian persepsi dan trust bisa terwujud.” Disamping itu tentunya menjalankan pekerjaan diperintahkan juga bisa membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal kepada pimpinan. Hal ini juga yang digambarkan oleh Bapak Boni, menurutnya :


“Mengerjakan apa yang diperintahkan dengan baik, melakukan apa yang diminta haruslah di deliver. Selama kita dapat men deliver pesan yang dimau maka beliau akan percaya kepada kita sebagai bawahannya.” Kaitannya dengan hal tersebut peneliti menemukan bahwa kejujuran merupakan awal dari keterbukaan. Dengan adanya keterbukaan, komunikasi interpersonal menjadi efektif baik dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Dengan kejujuran akan terjadi persepsi yang positif diantara keduannya. Jangan sampai karena ketidak jujuran yang dilakukan oleh komunikator, akan berakibat hilangnya kepercayaan pimpinan kepada bawahannya bahkan bisa mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan pimpinan karena informan telah memberi informasi yang salah. Disisi yang lain peneliti melihat bahwa menjadi penedelegasi yang baik akan bisa membangun kepercayaan kepada atasan, tentunya tingkat kepercayaan itu akan bertingkat, mulai dari yang rendah lalu sedang dan jika pimpinan sudah yakin akan interpersonal seseorang tentunya tidak sulit untuk bisa berkomunikasi secara terbuka. Efektifitas Komunikasi Interpersonal Pimpinan Komunikasi antarpribadi bisa menjadi sebuah komunikasi yang efektif atau sangat tidak efektif. Durasi proses komunikasi tidak selamanya menjadi tolak ukur efektifitas komunikasi. Komunikasi efektif artiya jika komunikan, mengerti, mempersepsi dan melaksanakan reaksi (action) atau tugas-tugas sesuai dengan pesan yang diberikan oleh komunikatornya dan ada feed back-nya. Saat ini efektifitas komunikasi interpersonal Bapak Charlie juga sudah berjalan efektif, hal ini diperkuat oleh keterangan Bapak Suwanto :


“Efektif karena tools komunikasi yang digunakan Bapak Charlie sangat banyak, mulai dari rapat koordinasi, meeting proyek, mengunjungi orang yang akan diajak berkomunikasi, selama ini jarang sekali ada atasan yang mau menyambangi orang yang diperlukan informasinya. Beliau membaca gesture, mimik wajah, ekspresi mata juga dibaca.” Demikian pula pernyataan dari Bapak Rio, pada beberapa kesempatan : “Cara berkomunikasinya sangat bagus dan komunikatif, menurut saya sudah cukup men deliver sampai ke level bawah yaitu pada ke section head level.” Sedangkan Bapak Boni menambahkan : “Cara berkomunikasinya sudah cukup bagus namun karena keterbatasan waktu beliau yang sangat sibuk jadi belum bisa semua tersampaikan secara maksimal” Dari keterangan yang ditemukan peneliti menemukan efektifitas komunikasi pimpinan yang sudah bisa dikatakan efektif pada lapisan pertama dan kedua, artinya pada pada level General Manager dan Manager tim IT & Tehnik MNC Media, banyak cara yang digunakan oleh Bapak Charlie selaku pimpinan utama tim seperti meeting koordinasi tehnik, meeting proyek, dan meeting – meeting kecil lain yang biasa dilakukan secara berkala. belum bisa menyentuh keseluruh anggota tim, hal ini kembali kepada kesibukan dan padatnya jadwal pimpinan saat ini. Implementasi Komunikasi Interpersonal Pimpinan Implementasi merupakan pelaksanaan guna mencapai sebuah tujuan. Masih sama halnya dengan efektifitas implementasi dilapangan juga menjadi perhatian dari peneliti. dalam hal ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana implementasi komunikasi interpersonal pimpinan sudah dapat menyentuh lapisan tim yang ada di IT & Tehnik. Keterangan dari Bapak Suwanto yaitu : “Menurut saya untuk merangkul sampai sampai level supervisor sudah terlaksana, tapi karna jumlah karyawan yang terlalu banyak dan kesibukan beliau yang sangat padat jadi tidak bisa diajak berkomunikasi secara intence tapi 111 http://digilib.mercubuana.ac.id/

beberapa orang yang utama dalam menjalankan bisnis ini biasanya Bapak Charlie selalu mengenal secara langsung” Terkait dengan kendala waktu dan minimnya kesempatan untuk bisa menyetuh lapisan dibawah, hal ini searah dengan pandangan dari ke dua informan yang peneliti wawancarai, menurut Bapak Rio : “Sejauh ini implementasinya sudah cukup efektif namun belum seluruhnya, hanya dibeberapa kesempatan. Pada intinya sudah menyentuh ke level supervisor namun dikarenakan kesibukan serta jadwal yang sangat padat beliau belum bisa dilaksanakan secara optimal.” Dan menurut Bapak Boni : “Cara berkomunikasinya sudah cukup bagus namun karena keterbatasan waktu beliau yang sangat sibuk jadi belum bisa semua tersampaikan secara maksimal” Untuk implementasi yang ditemukan peneliti saat ini yaitu komunikasi yang berjalan sudah bisa merangkul ke lapisan supervisor dalam beberapa kesempatan meeting dan pada saat development, pada saat itulah pimpinan dapat berkomunikasi secara tatap muka dengan membaca komunikasi verbal dan non verbal para karyawannya. Namun semua kembali kepada terlalu banyaknya jumlah karyawan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pimpinan seperti yang kita semua ketahui bahwa sebagai seorang Direksi pasti begitu banyak hal yang harus diurus mulai dari dokumen, meeting internal dan external serta masih banyak hal – hal lain yang perlu dilaksanakan. Pada implementasinya beragam cara yang dbisa dilakukan oleh pimpinan untuk dapat menjaga hubungan komunikasi interpersonal kepada karyawannya, baik secara formal maupun non formal, dari keterangan Bapak Suwanto : “Inikan lebih kepada menjaga komunikasi tetap lancar,tidak terputus jadi memaintenance banyak juga dilakukan dengan intertainment. Beliau biasanya ada beberapa hal yang di diskusikan tentang kegiatan diluar kantor seperti hobi,


liburan, pengalaman dan saling menggali informasi tentang kegiatan diluar perkantoran sehingga bisa menjalin keakraban antar tim.” Dua keterangan serupa ditambahkan oleh para informan lainnya, Pada kesempatan formal biasanya dengan meeting internal yang dilakukan oleh pimpinan dan bisa juga disela waktu meeting berbincang hal yang ringan : “Komunikasi bisa dilakukan secara formal dan non formal, untuk komunikasi formal bisa dijaga melalui meeting ataupun diskusi bersama sedangkan untuk diluar kantor biasanya dengan makan siang bersama atau berbincang ringan mengenai hobi maupun kegiatan lainnya”. Penjelasan ini juga diperkuat oleh Bapak Boni yakini : “Bapak Charlie dengan segala kesibukannya terkadang masih masih meluangkan waktu dengan merokok, ngobrol yang ringan, atau makan bersama. Dengan cara ini akan meningkatkan kualitas komunikasi secara interpersonal kepada bawahan”. Analisa pada bagian ini peneliti menemukan bahwa untuk menjaga hubungan ataupun komunikasi interpersonal, pimpinan ditengah kesibukan jadwal yang ada berusaha untuk menjaga tetap berjalan seiringan, baik untuk yang formal maupun non formal. Dalam hal formal pimpinan melakukan meeting – meeting internal, diskusi dan sesekali mendatangi yang ingin diminta informasinya. Sedangkan untuk hal non formal bisa dilakukan dengan berbicara santai, makan bersama, ngobrol tentang aktivitas maupun hobi yang disukai oleh pimpinan. Dengan demikian unsur – unsur komunikasi interpersonal yang efektif pun bisa terciptakan, pada kesempatan formal para manajer merasa bahwa sosok Bapak Charlie bisa sebagai atasan, menunjukan posisinya sebagai pimpinan pada meeting formal tersebut, segala keputusan dan arahannya lebih diutamakan. Namun jika dalam beberapa kesempatan diluar jam kantor bisa merasa adanya kesetaraan. Kesan yang terlihat kaku dan tegang ketika berada dilingkungan kantor akan sangat jauh berbeda ketika ada dalam kondisi tidak


sedang bekerja, tentunya bagi sebagian bawahan yang berada dalam divisi ini tidak akan pernah menyangka bahwa ada sisi lain dari komunikasi interpersonal beliau sebagai atasan. 4.3 Pembahasan Dalam realisasi penelitian menemukan manajemen komunikasi pimpinan : Komunikasi Interpersonal Openess ; Keterbukaan

Hasil &

Konsep Manajemen

Pembahasan Terbuka dan Blak – blakan

Hasil & Pembahasan

Planning ; Perencanaan

Penyamaan Persepsi, solusi Key speed & Timeline

Fokus pada prioritas Empathy ; Empati

Tidak terlalu dipakai, Analisa logika kuat, Lebih fokus pengembangan karir karyawan

Organizing; Pengorganisasian

Diskusi dan bagi strategi +PIC+ tujuan project

Suportiveness ; Sikap Mendukung

Komunikasi Continue

Actuating ; Pelaksanaan

Penekanan treatment individu berbeda-beda

Controlling ; Pengawasan

Weekly Meeting, Reminder, Telp, Panggil PIC terkait.

Man. Sistem terpadu (Alat,PIC &Solusi) Reward for Performance

Positiveness ; Sikap Positif

Tidak mudah percaya, berhati – hati,selalu cross check data & pihak ke tiga.

Equality ; Kesetaraan

Bisa berimbang sesuai proporsi, kepada siapa berbicara.

(Tabel 4.1 Variabel konsep komunikasi interpersonal – konsep manajemen)


Konsep Komunikasi Interpersonal Openess ; Keterbukaan Peneliti menjelaskan bahwa pada keterbukaan pimpinan levelnya sangat baik, terbuka dan blak-blakan. Sebagai bagian tim harus segera memberi tahu jika telah terjadi trouble terkait IT dan Tehnik, untuk bisa diambil tindakan awal dengan tepat dan cepat. Blak – blakan, Sikap keterbukaan pimpinan tidak suka menunda sebuah informasi ataupun pekerjaan, bekerja sesuai dengan prioritas dan jelas memberikan arahan, koridor, target dan segala pemikiran atasan kepada sang delegator, tentunya dengan hal tersebut akan sangat membantu pada segi koordinasi dilapangan. Empathy ; Empati Sikap empati pimpinan yang ditemukan peneliti yakini tidak begitu memakainya karena keterbatasan waktu dengan padatnya pekerjaan yang ada, latar belakang pendidikan yang dasar dari Amerika jadi lebih mengandalkan logika yang dimiliki pimpinan. Namun demikian disisi yang lain empati beliau bisa memberikan kesempatan kepada orang lain dan dari pandangannya akan kerja keras seseorang yaitu mau memikirkan jenjang karir seseorang dimasa depan ketika orang yang dimaksud tersebut menunjukan performa yang bagus. Suportiveness ; Sikap Mendukung Sikap dukungan yang diberikan oleh pimpinan kepada tim yaitu dengan berkomunikasi secara continue, menerapkan manajemen sistem yang terpadu, dan mengingatkan bahwa mereka untuk tidak gagal. Dukungan ini bisa berupa alat,


tenaga kerja dan solusi. Ketiga hal tersebut bisa dipakai pimpinan dalam memberikan dukungannya kepada tim IT & Tehnik. Bentuk dukungan lain yang diberikan lebih mengarah kepada reward dari hasil kerja yaitu pengembangan karir seseorang dari sisi grade,jabatan, gaji, tunjangan dst. Hal ini dilakukan agar karyawan bisa termotivasi dan lebih bersemangat dalam menjalankan tugas yang diberikan. Positiveness ; Sikap Positif Sikap positif yang ditemukan oleh peneliti bahwa tidak udah percaya kepada seseorang serta tidak semua dipandang baik segala keputusan yang diambil berdasarkan daya analisa dan data. Beliau tidak pernah mengambil atau percaya kepada satu sumber saja disamping itu sumber itupun harus digali dan dikaji secara mendalam. Beliau sangat berhati –hati dalam mengambil sebuah keputusan, terutama dalam beberapa case yang urgent. Disatu sisi hal ini baik untuk perusahaan namun disisi yang lain bawahan bisa merasa tidak dipercaya karena harus menghadapi beberapa layer pertanyaan dan di cross check ke berbagai pihak ketiga maupun terkait dalam proyek. Equality ; Kesetaraan Kesetaraan yang ingin dijelaskan oleh peneliti dilihat dari kesetaraan pekerjaan dan bukan dari kesetaraan gender. Sisi kesetaraan pimpinan merupakan pemimpin yang bisa menempatkan posisi dalam posisinya secara leadership dengan diskusi saling mengevaluasi agar adanya pertukaran pendapat diantara masing – masing untuk bisa mendapatkan sebuah solusi. Di sisi kesetaraan yang


lain pimpinan bisa juga menempatkan sebagai rekan kerja dengan berkomunikasi dengan tidak secara formal dengan membicarakan hal – hal yang terkadang diluar pekerjaan. Pemimpin menempatkan kepada siapa berbicara dengan gaya komunikasi yang berbeda – beda, semua tidak bisa disama ratakan. Menurut peneliti ketika berkomunikasi dengan yang lebih senior dengan nada yang lebih halus, berbeda dengan yang setara maupun yang di level lebih bawah pasti akan lebih direct dan langsung ke pribadi dan inti masalah yang sedang dihadapi. Konsep Manajemen Planning ; Perencanaan Untuk manajemen komunikasi dilaksanakan pimpinan dengan penuh ketelitian dalam sebuah perencanaan. Pimpinan melakukan perencanaan dengan berkomunikasi kepada tim. Menjelaskan inti permasalahan, mengarahkan langkah yang harus diambil. Peneliti melihat dalam kesempatan meeting yang ada pimpinan

selalu

ingin

membuat

perencanaan

sebaik–baiknya,

semua

dikomunikasikan dua arah pada sebuah meeting. Pemberiaan Key Speed yaitu memprioritaskan suatu hal agar cepat diselesaikan dan Timeline yaitu dengan memberikan dateline waktu penyelesaian case dengan lebih cepat dan dengan tehnik yang benar sesuai dengan guidance pimpinan. Organizing; Pengorganisasian Setelah perencanaan matang dibuat pengorganisasian case yang ingin ditangani, proses pengorganisasian dilanjutkan dengan berkoordinasi dengan


anggota tim terkait mengenai arah tujuan komunikasi yang disampaikan. Pimpinan mengadakan diskusi dengan membagi strategi dari perencanaan, siapa saja yang akan terlibat dengan mendelegasi PIC, pengambilan sumber data yang akurat dan mejelaskan kesuluruhan tujuan proyek yang akan dikerjakan. Actuating ; Pelaksanaan Karena setiap orang mempunyai karakterisktik berbeda maka proses pelaksanaan dilakukan dengan melakukan penekanan komunikasi yang berbeda kepada masing – masing anggota tim. Menurut Key Informan seseorang tidak akan bisa jalan jika tidak didorong untuk melakukan tugas dengan tepat dan benar. Semua disesuaikan dengan masing – masing individu dengan tingkat kebutuhan bantuan pimpinan. Pengawasan ; Controlling Untuk pengawasan komunikasi kepada tim IT & Tehnik dilakukan dengan meeting mingguan,monitoring via telepon,memanggil pihak yang bersangkutan, bisa juga dengan mendatangi langsung informan yang ingin diminta keterangannya. Monitoring dengan memberikan pengawasan dengan secara maksimal. Pembahasan lain juga bisa dilihat dari hasil penelitian lain yaitu perbedaan persepsi juga sering terjadi dalam tim ketika diskusi atau meeting. Peneliti menenemukan bahwa perbedaan tersebut dikarenakan perpedaan pola pikir dan sisi persepsi pimpinan. Pimpinan mempunyai latar belakang keuangan yang sangat kuat, lebih mengedepankan dari sisi cost dan budget sedangkan jika


dilihat dari sisi teknis permintaan barang yang masuk untuk kebutuhan IT & Tehnik mengutamakan sisi kualitas dan lifetime. Hal ini biasanya diatasi dengan diskusi bersama mengungkapkan pendapat serta argumentasi masing – masing yang disertai dengan alasan yang kuat. Kompetensi komunikasi pimpinan, secara verbal dan non verbal. Kemampuan komunikasi verbal lebih diutamakan secara lisan maupun tulisan. Sangat detail dalam menyampaikan sebuah pesan kepada manajemen tim. Pesan yang disampaikan sangat jelas, blak –blakan dan bisa dipahami orang yang diperintahkan. Untuk komunikasi nonverbal juga sangat gamblang dan mudah dibaca dari mimik muka, kontak mata, ekpresi, gesture bisa mengungkapkan perasaan yang dirasakan saat itu. Pada keadaan tertentu misal ketika dalam tekanan kerja, akan mudah sekali terlihat ekspresi emosi dan pasti akan sulit memberi masukan pada keadaan yang demikian, diperlukan waktu yang bagus untuk bisa memberikan masukan kepada atasan. Peneliti menemukan hambatan komunikasi yang ditemui oleh pimpinan yaitu pesan tidak jelas, maksudnya komunikator tidak menjelaskan keadaan yang sebenarnya secara detail sehingga pesan yang ditangkap menjadi berbeda, hal ini bisa berdampak terhadap keputusan yang kurang tepat, tidak patuhnya komunikan terhadap komunikator yang memberikan instruksi berupa pesan, terjadi delay pesan karena kesibukan sehingga komunikan jadi lupa akan pesan yang disampaikan,dan adanya informasi yang salah. Komunikasi interpersonal pimpinan tidak telepas dari menciptakan kepercayaan. Untuk menciptakan kepercayaan harus jujur dan terbuka kepada 119 http://digilib.mercubuana.ac.id/

pimpinan dengan menunjukan performa yang baik dengan mengerjakan semua yang diperintahkan. Dengan bersikap terbuka jujur akan memudahkan terjadinya komunikasi dua arah karena saling percaya dalam manajemen komunikasi interpersonal, misal hobi, kegiatan liburan, masalah pribadi lainnya. Implementasi di lapangan yang dilaksanakan saat ini baru merangkul kepada sebagian supervisor saja, hal ini karena keterbatasan waktu atasan dan banyaknya karyawan yang ada jadi belum bisa terlaksana secara optimal. Meski demikian disela kesibukan pimpinan masih menjaga hubungan komunikasi interpersonal pimpinan dengan berdiskusi hal ringan diluar kegiatan formal atau meeting kantor. Dari keseluruhan penyajian data peneliti menemukan bahwa keseluruhan komponen dari konsep komunikasi interpersonal dan manajemen merupakan satu kesatuan yang menunjang komunikasi internal pimpinan dalam sebuah organisasi. Namun dari tabel diatas bisa terlihat bahwa sikap keterbukaan dan sikap mendukung yang menjadi komponen utama. Sedangkan untuk konsep manajemen sendiri yaitu lebih kepada perencanaan yang matang dan pengawasan yang sangat detail dalam menghadapi kebutuhan komunikasi internal tim IT dan Tehnik. Dengan demikian manajemen komunikasi sangat diperlukan dalam keseharian komunikasi internal pimpinan dalam sebuah organisasi yang dipimpinnya tersebut.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Recommend Documents