BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Perusahaan dan Peternak Mitra 1.
Perusahaan Mitra Gambaran umum perusahaan diperlukan dalam mengetahui profil perusahaan
(Company Profile). Berikut adalah gambaran umum perusahaan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo. 1.1
Sejarah singkat PT. Ciomas Adisatwa adalah salah satu bagian terpenting dari rentetan
perusahaan terintegrasi yang bergerak di bidang Commercial Farm dan rumah potong ayam (RPA). Di bawah naungan PT. JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk. Perusahaan ini bergerak dan berkembang dengan pesat seiring kemajuan dunia peternakan khususnya perunggasan. Perkembangan bisnis yang cukup signifikan dapat terlihat dari kegiatan operasional di bidang Commercial Farm yang merambah di hampir seluruh wilayah Indonesia meliputi Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Mengikuti perkembangan Commercial Farm kegiatan bisnis RPA juga mengalami kemajuan yang cukup menjanjikan dengan dibangunnya beberapa RPA di beberapa daerah yaitu Sidoarjo-Jawa Timur, Tabanan-Bali, Bogor-Jawa Barat, Purwakarta-Jawa Barat, Salatiga-Jawa Tengah, Lampung, Palembang-Sumatera, dan Makasar-Sulawesi Selatan. Fenomena perkembangan bisnis ini yang kemudian menjadikan PT. Ciomas Adisatwa menjadi salah satu Penyedia Protein Hewani terbesar di Indonesia. Kota Gorontalo adalah salah satu unit dari PT. Ciomas Adisatwa yang ada di Sulawesi. Mekanisme kerjasama yang terbentuk dengan adanya kemitraan diharapkan dapat membantu perusahaan maupun peternak rakyat agar lebih maju. Kerjasama kemitraan usaha peternak dengan perusahaan ini pada dasarnya mempertemukan kepentingan bersama. Mekanisme kerjasama yang terbentuk kuat dapat mewadahi
kepentingan masing-masing yang dipengaruhi oleh kekuatan tawar-menawar masingmasing pihak. Dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia yang kian hari bertambah juga membantu peternak yang sudah tidak bisa bangkit lagi agar dapat memelihara kembali peternakannya. PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo ini terletak di Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Batas wilayah lokasi peternakan ini yakni Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Desa Sejahtera Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kelurahan Bulotadaa Barat Kecamatan Sipatana, sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kelurahan Tanggikiki Kecamatan Sipatana. Dengan Luas Wilayah 1.09 km2 berada pada ketinggian 7 meter diatas permukaan laut dan terletak dilintang utara dan bujur timur dataran rendah. Kelurahan Bulotadaa Timur membawahi 3 lingkungan 4 RW (Rukun Warga) dan 13 RT (Rukun Tetangga). 1.2
Visi dan Misi Visi dari PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo ini yaitu menghidupkan peternak
kecil yang sudah tidak mampu bangkit, sedangkan Misi dari PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo yakni meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein hewani asal daging ayam yang sehat, halal dan berkualitas serta meningkatkan kesejahteraan karyawan, mitra usaha dan masyarakat sekitar. 1.3
Struktur Organinasi Pada saat ini PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo masih mengembangkan
produksinya melalui peternak-peternak yang ada di wilayah Kota Gorontalo. Perusahaan kini mampu menampung karyawan tetap berjumlah 12 orang dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian. Secara keseluruhan kegiatankegiatan di PT.Ciomas Adisatwa dikendalikan oleh Kepala unit yang dibantu oleh
Koordinator dan kepala-kepala Bagian. Gambaran Struktur Organisasi dan tugas masing-masing karyawan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo meliputi : Kepala Unit Karyawan Finance and Accounting Produksi Logistik Marketing i Gambar 3. Struktur Organisasi PT.Ciomas Adistwa Unit Gorontalo
a. Kepala Unit Bertugas membuat kebijakan, mengawasi dan mengatur beberapa manajemen serta pemasaran dari produk yang akan dijual. b. Bagian Produksi Bertugas mengontrol kelancaran produksi sesuai dengan yang telah direncankan baik dari penjadwalan DOC, pengaturan pakan, pengaturan jadwal panen, dan mengatur secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatankegiatan produksi. c. Bagian Logistik Tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap pengadaan dan persediaan serta pengendalian dan pengawasan sistem distribusi sapronak (sarana produksi peternakan). d. Bagian Marketing Bertanggung jawab untuk mengatur penjualan dan berhubungan baik dengan pelanggan, masyarakat serta menyampaikan informasi kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk kemajuan usaha. e. Finance and accounting Bertanggung Jawab merencanakan, mengembangkan dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara
komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalm proses penambilan keputusan yang mendukung pencapaian target finansial perusahaan. 2.
Peternak Mitra Identitas responden merupakan latar belakang keadaan dari responden sebagai
tanggapan dan langkah selanjutnya dalam penelitian ini. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, maka diperoleh gambaran karakteristik responden yang terdiri dari Umur, Pendidikan, Mata pencaharian utama, Kepemilikan kandang, Pengalaman bermitra dan Jumlah ternak yang diusahakan yakni sebagai berikut. 2.1
Umur Umur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam melakukan aktivitas
kerja. Peternak mitra memiliki umur relatif rendah atau menunjukkan kerja yang lebih produktif, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Peternank Responden yang Bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo berdasarkan Umur Tahun 2013. No 1 2 3 4
Umur (Tahun) 21 – 30 31 – 40 41- 50 >60 Total
Jumlah (orang) 4 13 7 6 30
Persentase (%) 13,33 43,34 23,33 20,00 100
Sumber: Data Primer Diolah tahun 2013
Tabel 1 di atas, menujukan bahwa dari 30 responden, peternak mitra yang terbanyak adalah pada kategori umur 31-40 tahun 13 orang atau 43,34% dan yang paling sedikit adalah peternak mitra yang berusia 21-30 tahun 4 orang atau 13,33%. Dalam penelitian ini pada umumya kategori usia responden tergolong produktif dan berpengalaman. Hal ini menunjukan bahwa usia produktif dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak agar petani/peternak yang mengikuti program kemitraan dapat meningkatkan kesejateraan
hidup keluarganya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia usia produktif
merupakan umur dimana seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Pada usia < 20 tahun belum produktif artinya belum ada yang melakukan kegiatan usaha tani sedangkan untuk umur > 60 tahun sebanyak 6 orang atau 20,00 % tidak produktif artinya tenaga yang dimiliki tidak maksimal melakukan aktivitas kerja atau usaha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia responden yang melakukan kemitraan didominasi usia 21 sampai 60 tahun artinya tingkat produktifitas peternak akan lebih meningkat. 2.2
Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam kegiatan bermitra. Tingkat
pendidikan peternak yang bermitra yaitu pendidikan formal yang pernah ditempuh, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah lanjut tingkat atas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Responden yang Bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa Unit Gorontalo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013. No 1 2 3 4
Tingkat Pendidikan SD / Sederajat SLTP / Sederajat SLTA / Sederajat Sarjana Total
Jumlah (orang) 1 1 21 7 30
Persentase (%) 3,33 3,33 70,00 23,34 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Tabel 2 di atas mengilustrasikan bahwa tingkat pendidikan peternak yang bermitra cukup baik, hal ini tampak dari jumlah responden yang berpendidikan SLTA / Sederajat yaitu sebanyak 21 orang atau 70,00% dan Sarjana yaitu 7 orang dengan persentase 23,34 sedangkan jumlah pendidikan responden terendah yaitu SD dan SLTP/ Sederajat adalah 1 orang atau dapat dipersentasikan 3,33% sehingga membuktikan tingkat pengetahuan pemitra untuk mengembangkan usahanya cukup baik.
2.3
Mata Pencaharian Utama Salah satu aspek penting dalam keseharian para mitra usaha yaitu mata
pencaharian, hal ini telah menjadi indikator dan syarat yang diajukan perusahaan yang bertujuan untuk menghindarkan perusahaan dari persoalan kelanjutan dan keberhasilan usaha ternak ayam pedaging. Pekerjaan adalah salah satu hal yang dapat menunjang keberlangsungan kemitraan selama proses bermitra. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Karakteristik Responden yang Bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa Unit Gorontalo Berdasarkan Mata Pencarian Tahun 2013. No 1 2 3
Pekerjaan utama
Jumlah (orang)
Persentase (%)
10 15 5 30
33,33 50,00 16,67 100
Pegawai Wiraswasta Petani / Peternak Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Tabel 3 menunjukan bahwa masyarakat yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo memiliki pekerjaan yang bervariasi dan cukup baik. Kategori terbanyak adalah Wiraswasta dengan persentase yaitu 50,00% dengan jumlah 15 orang dan yang paling sedikit adalah kategori Petani/Peternak dengan persentase 16,67% yakni 5 orang. Hal ini membuktikan bahwa peternak ayam pedaging yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo memiliki ratarata pekerjaan yang relatif bagus dan dapat menunjang perekonomian, sehingga kerjasama yang terjalin akan lebih baik. 2.4
Kepemilikan Kandang Kepemilikan kandang adalah salah satu faktor yang mendorong pelaksanaan
kegiatan produksi terutama dalam hal pemeliharaan ternak unggas Ayam Pedaging. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden yang Bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa Unit Gorontalo Berdasarkan Status Kandang Tahun 2013. No 1 2
Status Lahan Pemilik Kontrak Jumlah
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
28 2 30
93,33 6,67 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Tabel 4 menunjukan bahwa status kandang terbanyak adalah kategori pemilik yaitu sebanyak 28 orang atau dapat di persentasikan 93,33% sedangkan yang paling sedikit yaitu kategori kontrak yakni 2 orang atau 6,67% . Hal ini menunjukan fakta dilapangan bahwa yang paling dominan banyak adalah peternak pemilik dari pada peternak kontak, ini membuktikan bahwa peternak yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo memiliki persentase yang cukup baik dalam pengadaan kepemilikan kandang. 2.5
Pengalaman Bermitra Pengalaman pribadi responden, dalam hal ini dilihat dari lamanya responden
dalam pemeliharaan ternak ayam pedaging khususnya dalam program kemitraan dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Responden yang Bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa Unit Gorontalo berdasarkan Pengalaman Bermitra Tahun 2013. No 1 2 3 4 5
Pengalaman Bermitra (Tahun) 1 2 3 4 5 Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
22 3 2 1 2 30
73,33 10,00 6,67 3,33 6,67 100
Tabel 5 diatas menunjukan bahwa pengalaman peternak ayam pedaging yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo paling banyak yaitu kategori 1 tahun dengan persentasi 73,33% sebanyak 22 orang sedangkan yang paling sedikit kategori 4 tahun yakni 1 orang dengan persentasi 3,33%. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman ternak yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo relatif baru. 2.6
Jumlah Ternak yang diusahakan Adapun jumlah ternak ayam pedaging yang diusahakan oleh perusahaan kepada
mitra untuk dipelihara, dimana hal ini telah menjadi kesepakatan tertulis antara pengusaha dan peternak mitra sehingga merupakan salah satu faktor yang menjadi objek dalam melakukan kegiatan kemitraan karena banyak dan sedikitnya ternak dapat mempengaruhi pemeliharaan pada ayam pedaging tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik Responden yang Bermitra Berdasarkan Jumlah ternak yang diusahakan Tahun 2013. No 1 2 3 4
Jumlah Populasi (DOC)/ekor < 2.000 2.100 – 4.000 4.100 – 6.000 > 6.000 Total
Jumlah (orang) 5 14 8 3 30
Persentase (%) 16,67 46,67 26,66 10,00 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Tabel 6 di atas, menunjukan bahwa jumlah pada kategori terbanyak berada pada populasi DOC 2.100-4.000 ekor yaitu sebanyak 14 orang dengan persentase 46,67% sedangkan yang lain bervariasi yakni pada populasi DOC <2000 ekor sebanyak 5 orang atau 16,67%, pada populasi DOC 4.100-6.000 ekor sebanyak 8 orang atau 26,66% dan pada populasi DOC >6000 ekor sebanyak 3 orang atau 10,00%. Hal ini
menunjukkan bahwa peternak yang bermitra dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo umumnya berada pada populasi yang relatif banyak dan menguntungkan karena semakin banyak populasi yang dikelola maka akan semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh dari pemeliharaan ternak ayam pedaging.
B. Prosedur Kemitraan Prosedur Kemitraan adalah tata cara yang dilakukan oleh peternak dengan perusahaan dalam melakukan kerjasama agar dapat mengatur jalannya mitra. Prosedur kemitraan yang dilakukan terdiri dari mekanisme kemitraan, tujuan kemitraan, hak dan kewajiban dan bentuk pengawasan perusahaan. 1.
Mekanisme Kemitraan Mekanisme Kemitraan peternak yakni harus memenuhi persyaratan untuk
peternak. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti kemitraan pada PT. Ciomas unit Gorontalo adalah sebagai berikut. a. Peternak mempunyai kandang dan perlengkapan baik kontrak maupun milik sendiri lengkap dengan perizinannya. b. Peternak mengajukan pendaftaran kerja sama dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo serta mencantumkan data yang ada seperti total luas kandang, peralatan, dan sarana-sarana pendukung lainnya. c. Pihak perusahaan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk meninjau layak tidaknya kandang tersebut untuk pemeliharaan yang tercantum dalam kerjasama kontrak d. Bukti perjanjian antara peternak dengan perusahaan, dalam kerja sama ini peternak wajib memberikan jaminan perusahaan, bisa berupa sertifikat, uang kontan, garansi bank dan surat-surat berharga lainnya. 2.
Tujuan kemitraan Tujuan perusahaan yang dicapai dalam membangun kemitraan yaitu agar
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak sedangkan bentuk pembinaan yang
diberikan kepada peternak berupa penyuluhan tentang cara menangani dan pemeliharaan pada ternak ayam pedaging. PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo juga mengembangkan program kemitraan dengan peternak-peternak rakyat yang disebut plasma. Perusahaan ini pertama kali mengadakan program kemitraan tahun 2006, dengan mitra yang tersebar di sekitaran Kota Gorontalo. Kemitraan yang dilakukan oleh Perusahaan ini pada dasarnya bertujuan mengembangkan peternak kecil untuk maju bersama. Hal ini mengaju pada Kappres NO.22 Tahun 1990 pasal 4 yang mewajibkan perusahaan peternak untuk melakukan kemitraan dengan peternak rakyat selambat-lambatnya tiga tahun untuk ayam pedaging. 3.
Keuntungan Kemitraan Keuntungan kemitraan adalah salah satu yang diharapakan baik perusahaan dan
peternak mitra dalam melakukan kemitraan. Adapun manfaat yang dirasakan Peternak mitra yakni adanya Jaminan pengadaan sarana produksi oleh perusahaan Inti seperti DOC, Obat-obatan, Pakan ternak yang pembayarannya akan diperhitungkan pada penentuan total biaya setelah panen, meningkatkan pengetahuan peternak karena mendapatkan bimbingan teknis dan menajemen tentang cara berusaha tani ternak ayam pedaging dari perusahaan, adanya jaminan pemasaran hasil dari perusahaan, dan jaminan pendapatan tambahan petani plasma dari harga kesepakatan apabila harga pasar di atas harga kesepakatan, dan apabila harga pasar dibawah harga kesepakan maka harga tetap sesuai dengan harga kesepakatan. Manfaat yang dirasakan Perusahaan yakni terjadinya stabilitas produksi yang menjamin kontinuitas supplay ayam pedaging ke pasaran, meningkatakan efisiensi dan kinerja perusahaan baik tenaga kerja maupun permodalan dalam berusaha ternak ayam pedaging dan menciptakan perluasan pasar terhadap produk sarana produksi yang dihasilkan oleh perusahaan seperti DOC, Pakan, Obat-obatan, yang dapat menghasilkan ayam pedaging dengan kualitas dan harga yang kompetitif.
4.
Hak dan Kewajiban Kemitraan Dalam pelaksanaan kemitraan antara Peternak ayam pedaging dengan PT.
Ciomas Adisatwa unit Gorontalo ada rasa saling membutuhkan, memerlukan dan saling melengkapi oleh karena itu diperlukan hak dan kewajiban antar sesama. Hak dan Kewajiban kemitraan antara Peternak ayam pedaging dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo tercantum dalam pasal-pasal perjanjian, sebagai mana uraian berikut yakni. Pasal 1 : Pihak Pertama dengan ini menyediakan Lokasi dan Kandang serta perlengkapannya sedangkan Pihak Kedua menyediakan anak ayam dan pakan ayam yang diperlukan untuk beternak ayam pedaging. Pasal 2 : Pihak Pertama setuju hanya memelihara anak ayam dengan kondisi sehat dan memberi pakan ternak yang dikirim oleh Pihak Kedua yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas makimal 20.000 ekor hingga mencapai berat 1,6-1,8 kg per ekor dalam keadaan sehat pada waktu panen, yang akan diterima di Lokasi dan karenanya wajib mengikuti jadwal pengisisan ayam yang diatur oleh Pihak Kedua. Pasal 3 : Pihak Pertama wajib memelihara dan merawat ayam-ayam dalam Kandang tersebut dengan baik selaku pemelihara yang jujur dan bertanggung jawab serta mengikuti segala petunjuk dan saran yang diberikan oleh Pihak Kedua Pasal 4 : Seluruh biaya produksi/operasional ditanggung oleh Pihak Pertama. Pasal 5 : Kedua pihak setuju, bahwa segala biaya yang timbul, baik mengenai harga anak ayam maupun pakan ternak akan diperhitungkan pada waktu nanti, yaitu pada setiap akhir periode pemeliharaan ternak ayam dengan batas waktu kewajiban pembayaran dari Pihak Kedua kepada pihak pertama selambat-lamabatnya 2 minggu setelah periode. Pasal 6 : Guna menjamin pembayaran yang tertib Pihak Pertama dengan ini memberikan jaminan untuk pihak kedua.
Pasal 7 : Pihak Pertama setuju bahwa ayam pedaging yang dijual kepada Pihak Kedua setelah berakhirnya masa periode adalah 100% dari ayam hidup yang dipelihara oleh Pihak Pertama yang diperoleh dari Pihak Kedua dengan harga jual yang sudah disetujutui antara kedua belah pihak. Pasal 8 : Apabila dalam setiap akhir periode ternyata terdapat selisih negatif antara penjualan ayam dan beban bibit ayam, pakan dan obat-obatan (ovk), maka Pihak Pertama diwajibkan untuk segera melunasinya 2 minggu setelah perhitungan selesai. Pasal 9 : Apabila ayam-ayam tersebut dalam keadaaan sakit, Pihak pertama wajib memberitahukan keadaan ini kepada Pihak Kedua, Sehingga Pihak kedua segera member saran-saran untuk pengeobatan. Pihak Kedua juga memberi wewenangan kepada Pihak Pertama untuk menjual ayam-ayam tersebut kepada pihak lain, apabila Pihak Kedua tidak bisa menjual ayamayam tersebut. Pasal 10 : Apabila Pihak Pertama tidak segera memberitahukan keadaan ayam yang sakit tersebut kepada Pihak Kedua sehingga mengakibatkan kematian, maka segala resiko dan tanggungjawab menjadi kewajiban dari pihak pertama sendiri. Pasal 11 : Apabila dalam periode panen, Pihak Pertama tidak menjual seluruh ayamayam tersebut kepada pihak kedua atau dengan kata lain, ayam-ayam tersebut dijual sebagian atau seluruhnya oleh Pihak Pertama kepada Pihak lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Kedua sebagai mana kewenangan untuk
menjual pada pasal 8 ayat 2 diatas, maka Pihak
Pertama dikenakan sanksi dengan berkurangnya jumlah penjualan ayam dalam masa panen tersebut Pasal 12 : Apabila kondisi Kandang mengalami kerusakan dan tidak dapat digunakan, baik yang disebabkan karena bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, maupun karena kondisi Kandang itu sendiri sudah lapuk, maka Pihak Pertama wajib dan mengikatkan diri kepada
Pihak Kedua untuk memperbaiki Kandang tersebut dengan dana yang ditanggung oleh Pihak Pertama, sehingga pemeliharaan ayam tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak terlambat. Pasal 13 : Dalam hal terjadi peristiwa sebagaimana pada pasal 11 di atas, ternyata Pihak Pertama tidak memperbaiki Kandang tersebut dalam 14 hari setelah terjadinya peristiwa itu, sehingga mempengaruhi pemeliharaan ayam, Pihak Kedua akan melakukan perbaikan tanpa persetujuan Pihak Pertama terlebih dahulu dan seluruh beban menjadi tanggung jawab Pihak Pertama dan hal ini tidak mengurangi kewajiban pembayaran anak ayam dan pakan ternak yang masih terhitung dari Pihak Pertama kapada Pihak Kedua. Pasal 14 :14.1 Pihak Kedua dengan ini menyatakan tidak bertanggung jawab atas: a. kesuksesan Pihak Pertama di dalam melakukan kerja sama ini karena hal-hal tersebut tergantung kepada banyak hal termasuk kemampuan, pengalaman, dan kewajiban Pihak Pertama. b. Keselamatan dari Pihak Pertama dan keluarganya atau siapapun yang berada di dalam atau disekitar lokasi, dan tidak bertanggung jawab atas kecelakaan, kematian atau kerugian yang terjadi di tempat-tempat tersebut. c. Tindakan-tindakan Pihak Pertama dan keluarganya yang mungkin dapat merugikan hak atau kepentingan orang lain, dan untuk maksud tersebut dengan ini ditegaskan oleh para Pihak bahwa hubungan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua merupakan hubungan prinsip-agen, dan selanjutnya ditegaskan bahwa hubungan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua adalah hubungan kontraktual dengan hak-hak, kewajibankewajiban dari masing-masing Para Pihak yang sepenuhnya diatur oleh Perjanjian d. Setiap dan semua tindakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang menyangkut perubahan peruntukan tanah di dan/atau di sekitar
Lokasi, termasuk tetapi tidak terbatas kapada Lokasi dan/atau di sekitar Lokasi. 14.2 Pihak Pertama dengan ini menyatakan melepaskan dan membebaskan Pihak Kedua dari segala tuntutan, gugatan, dakwaan, permitaan ganti rugi atau pembayaran apapun juga, dalam bentuk uang atau prestasi lainnya. Pasal 15 : Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 2 tahun, terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian ini. Pasal 16 : Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum berakhir jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada pasl 14 dari Perjanjian ini dalam hal terjadi satu atau lebih dari peristiwa-peristiwa yang merugikan, Pasal 17 : Bila Masa Kerjasama berakhir, maka perjanjian Kerjasama ini dapat diperjuangkan apabila ada kata sepakat antara kedua pihak Pasal 18 : Pihak Pertama setuju, bahwa perjanjian ini mengikat para ahli waris serta orang yang mendapatkan hak dari Pihak Pertama. Pasal 19 : Tentang perjanjian ini dengan segala akibat hukumnya, kedua pihak memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah, yaitu di Kantor terdekat. Pasal 20 : Semua biaya, ongkos, pembayaran dan pajak-pajak yang timbul dari perjanjian
ini,
pelaksanaannya
atau
pengakhirannya
menjadi
tanggungjawab Pihak Pertama sepenuhnya, dan wajib dibayar sendiri oleh Pihak Pertama. Pasal 21 : Segala hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama dan kemudian dituangkan dalam suatu addendum tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian. Pasal 22 : a. Perjanjian ini merupakan kesepakatan dan pengertian yang terakhir dan menyeluruh diantara para Pihak mengenai hal-hal yang tercangkup dalam perjanjian ini, dan karenanya menggantikan semua pengertian,
kesepakatan dan komitmen yang mungkin telah dicapai oleh Para Pihak sebelum tanggal perjanjian ini berlangsung, baik tertulis maupun lisan. b. Dalam hal ini ada suatu ketentuan dalam Perjanjian ini yang dinyatakan sebagai tidak sah, melanggar hukum atau tidak dapat dilaksanakan oleh suatu ketentuan hukum atau peraturan yang baru diberlakukan atau keputusan akhir dan mengikat dari suatu badan peradilan yang berwewenang,
ketentuan-ketentuan
dalam
Perjanjian
ini
untuk
menggantikan ketentuan-ketentuan lainnya yang tidak sah, melanggar hukum atau tidak dapat dilaksanakan tersebut dengan ketentuanketentuan yang sah, sesuai dengan ketentuan hukum dan dapat dilaksankan dan mempunyai akibat komersial yang terdekat dengan ketentuan-ketentuan yang digantikan tersebut. c. Perjanjian ini dapat diubah, dimodifikasikan atau direvisi dengan sah hanya dengan suatu dokumen tertulis yang ditandatangani oleh Para Pihak atau wakil yang sah. d. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut ketentuan-ketentuan hukum Negara Republik Indonesia.
Dari penjelasan pasal-pasal di atas Adapun hak dan kewajiban PT. Ciomas dan peternak dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7.Hak dan Kewajiban Peternak Mitra dan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo No
1
Peternak Mitra Hak Meminta dropping sapronak secara lancer
PT. Ciomas Adisawta unit Gorontalo Kewajiban Hak Kewajiban Menjamin Memberikan Membatalkan laporan seluruh kontrak bila mitra kelancaran kegiatan tidak mengikuti dropping sapronak pemeliharaan peraturan ayam
2
Ketepatan waktu Panen
Menanggung Resiko usaha
Menjamin Menentukan sapronak sesuai kepastian pemasaran harga kontrak
3
Meminta saran Penanganan penyakit pada PPL
Taat laranggan penggunaan sapronak milik perusahaan lain
Mengambil ternak dalam keadaaan apapun bila sudah jatuh tempo pemanenan
4
Mendapat keuntungan Selisih harga antar penggunaan sapronak dengan hasil panen
Memberikan laporan/ informasi tentanng wabah penyakit pada ayam
Tidak memperbolehkan mitra memakai sapronak dari pihak lain
5
Mendapat pinjaman Menyediakan dalam bentuk Kandang sapronak
6
Mendapatkan Menyediakan kesepakatan tenaga kerja berunding mengenai harga
Sumber : PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo
Menyusun dan menentukn program pemeliharaan
Berdasarkan Tabel 7 maka dapat disimpulkan hak dan kewajiban berpengaruh pada kelangsungan kemitraan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa peternak mitra berhak atas dropping sapronak dan lain-lain juga bertanggung jawab atas program pemeliharaan ayam pedaging dengan sebaik-baiknya, dan memberikan laporan seluruh kegiatan pemeliharaan ayam, mencatat data-data harian kandang secara faktual, sedangkan Perusahaan mempunyai hak dalam menentukan pilihan sarana produksi ternak meliputi pakan, obat-obatan, vaksin, bibit ayam, dan menentukan harga kesepakatan kontrak berhak dan menentukan jadwal pengiriman bibit, pakan, dan panen ayam sesuai dengan kebutuhan serta berkewajiban menentukan dan menyusun program pemeliharaan dan dalam waktu setiap dua minggu sekali, perusahaan melakukan kunjungan langsung untuk mengontrol keadaan di kandang ke beberapa peternak. 5.
Bentuk Pengawasan Perusahaan Pengawasan dilakukan oleh Kepala Wilayah dibantu oleh PPL (Petugas
Pengawas Lapangan) yang bertugas antara lain mencatat keadaan ayam dan mengawasi perkembangan dan pertumbuhan ayam serta memberikan pengawasan semestinya kepada peternak terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan, Misalnya ternak terserang penyakit. Pengawasan oleh kepala wilayah dilakukan 2-3 kali dalam seminggu sedangkan oleh PPL dilakukan 3 kali seminggu. Pengawasan ini dilakukan secara insentif dengan tujuan untuk meningkatkan bobot badan serta kualitas ayam itu sendiri yang tergambar dalam Tabel 8. Tabel 8. Bentuk Pengawasan yang Dilakukan Perusahaan NO Bentuk Pengawasan 1 Cara pemeliharaan untuk meningkatkan kualitas ayam 2 Pencatatan dan penanganan masalahmasalah yang berhubungan dengan manajemen Sumber : PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo
Lama Pengawasan 2-3 kali/minggu 1 kali/minggu
Pengawasan PPL Kepala Unit
Tabel 8 menunjukan bentuk pengawasan perusahaan pada peternak. Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan adalah yang berkaitan dengan bimbingan teknis dan manajemen, hanya ada sedikit perbedaan alokasi waktu. C. Analisis Keuntungan Kemitraan Dalam
melakukan
kemitraan
tujuan
utamanya
yakni
adanya
saling
menguntungkan baik dari pada perusahaan maupun pada mitra kerja. Oleh karena itu perlu adanya analisis keuntungan dalam melakukan kemitraan untuk mencapai suatu hubungan yang baik. Keuntungan ini dilihat dari Perusahaan maupun Peternak Mitra. 1. Keuntungan Untuk Perusahaan Keuntungan pada perusahaan dapat membantu kemajuan pada perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari Kontinuitas Pasokan produksi, Kualitas Produk dan Efisiensi Operasional pada Perusahaan PT. Ciomas Adistwa unit Gorontalo. 1.1 Kontinuitas Pasokan Produksi Dalam melakukan pemeliharaan perlu adanya kontinutias pasokan produksi agar dapat membantu kelancaran dalam melakukan pemeliharaan ayam pedaging tiap periode. Berikut adalah jumlah pasokan produksi PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo pada tahun 2013 sebagaimana Tabel 9 berikut. Tabel 9. Pasokan Produksi Ternak PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Total
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Pemasukan/ekor 90.000 90.000 120.000 95.000 110.000 85.000 590.000
Persentase (%) 15,25 15,25 20,34 16,01 18,65 14,41 100
Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat disimpulkan bahwa produksi pasokan ayam pedaging oleh PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo selalu kontinu atau berlanjut hal ini dapat dlihat pada produksi bulan Januari sampai Juni dengan pemasukan tertinggi pada bulan Maret 120.000 ekor atau 20,34% dan yang terendah pada bulan Juni 85.000 ekor atau 14.41%. Hal ini menjadi patokan keberhasilan perusahaan dalam mengelola pasokan produksi. 1.2 Kualitas Produk Pada umumnya kualitas produk ditentukan oleh pengaturan produksi. Hal ini diterapkan untuk memperoleh jumlah produksi yang dikehendaki sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang ada. Ayam yang akan dikirim dipilih melaui standarisasi kelayakan ayam yang terbagi menjadi 3 Grade yakni Platinum Kualitas yang terbaik, Gold kualitas menengah dan Siver kualitas dibawah. PT. Ciomas unit Gorontalo kebanyakan mengambil yang platinum karena keuntungannya banyak dan harganya juga terjangkau. Pengaturan produksi ini tidak dipengaruhi oleh permintaan pasar, tapi merupakan kesepakatan dan kerjasama antara perusahaan dengan pemitra. Pada umumnya pengaturan produksi meliputi penempatan DOC serta pemanenan hasil produksi. Pengaturan produksi
ini mempertimbangkan lokasi, dan skala
pemeliharaan kualitas yang ditampilkan. Baik buruknya kualitas peternak dilihat dari IP (indeks prestasi), FCR, dan nilai Mortalitas. Semakin tinggi angka FCR dan Mortalitas maka semakin buruk kualitasnya dan sebaliknya semakin rendah FCR dan mortalitas maka semakin baik juga kualitas ayam yang akan dipanen, sedangkan nilai IP diukur melalui parameter kualitas ayam tersebut dan bobot hidup panen umumnya adalah 1,6-1,8 dengan umur berkisar 35-40 hari. Ayam sakit afkir (bobot badan terlalu rendah) dilakukan pemanenan masal atau dipisahkan dahulu agar kerugian yang lebih besar tidak terjadi. Mengatasi hal ini maka dilakukan perbaikan sanitasi dan vaksinasi serta perbaikan pengelolaan diantaranya ialah dengan mengatur kepadatan populasi ayam yang dipelihara yaitu 8-
9 ekor/m². Hasil yang akan diperoleh dari perolehan ayam pedaging umumnya relatif sama dan tidaknya tergantung bagaimana cara pemeliharaan yang baik dan benar. 1.3 Efisiensi Operasional Biaya operasional meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan mitra. PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo tidak melakukan pengelolaan usaha ayam pedaging sendiri karena tempat, waktu dan tenaga kerja yang diperlukan belum efisiensi, oleh karena itu perusahaan ini menggunakan kemitraan agar dapat mempermudah dan mempercepat produksi ayam pedaging yang diperlukan oleh permintaan pasar sehingga penggunaan biaya operasional lebih efisien dalam pengelolaan kandang, efisien dalam waktu karena tidak menaggung biaya pasokan, dan juga efisien dalam penanggungan biaya resiko karena ridak menanggung tenaga kerja dan resiko atas kematian ayam yang dipelihara . Kemitraan yang dibangun oleh PT. Ciomas ini juga memiliki efisiensi pengaturan. Seperti pengaturan kandang sekam, tirai dan lain-lain . Jika ada salah satu mitra yang kandang atau tempat pemeliharaan ayamnya sudah tidak layak dipakai maka pihak dari perusahaan bersedia memperbaikinya dengan ketentuan pemitra harus mengajukan permohonan dalam perbaikan kandang atau tempat pemeliharaan ternak ayam pedaging. 2.
Peternak Mitra Keberhasilan dari peternak mitra dapat menjadikan keuntungan besar bagi
perusahaan maupun mitra. Adapun keuntungan peternak dalam menjalankan kemitraan meliputi pasokan sapronak, kepastian pasar, manajemen pemeliharaan, dan pendapatan peternak. 2.1 Pasokan Sapronak Sapronak (sarana produksi ternak) adalah salah satu bagian yang penting dalam pemeliharaan Ternak ayam pedaging. Dalam melakukan kemitraan perlu adanya sarana produksi ternak ditunjang dengan berapa banyak populasi DOC ternak yang
akan dipelihara. Pasokan produksi mitra berasal dari PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo yang di supplay langsung Sulawesi utara yakni PT. MBAI Multi Breeder Adirama Indonesia dan Surabaya yaitu JCI (Java Compit Indonesia). Jumlah pengeluaran DOC, pakan, dan obat-obatan (ovk) dilakukan setiap periode selesai pemanenan dengan kapasitas kandang masing-masing mitra. Berikut adalah total jumlah pemasukan obat-obatan, DOC dan pakan kepada mitra ternak oleh perusahaan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo. Pemberian obat-obatan untuk ternak dapat mempengaruhi pemeliharaan pada ternak ayam pedaging karena jika ternak yang dipelihara banyak yang mengalami sakit maka obat-obatan yang akan dipakai juga harus melebihi jumlah biasanya. Jumlah pengambilan obata-obatan (ovk) pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai Juni sama setiap bulannya. Untuk pengambilan yang serbuk 240 kg perbulan pemasukan selama 2 kali dengan harga rata-rata Rp 16.000 persak dan pengambilan yang cair 100 liter tiap kali pemasukan selama sebulan dengan harga Rp 16.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan obat-obatan (ovk) pengambilan tiap bulannya sama dengan harga dan jumlah rata-rata yang sama. Pemeliharaan DOC harus sesuai dengan kapasitas kandang yang dipakai. Pengambilan DOC untuk 2013 memiliki jumlah yang berbeda-beda karena sistim permintaan pasar yang berfluktuasi. Berikut adalah jumlah pada pengeluaran DOC tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah pengeluaran DOC oleh PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Total
Jumlah/ perbulan 120.000 112.000 128.000 109.600 89.600 92.000
Harga satuan (Rp) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Nilai biaya (Rp) 60.000.000 50.400.000 57.600.000 49.320.000 40.320.000 41.400.000 Rp299.040.000
Persentase (%) 20,06 16,86 19,26 16,50 13,48 13,84 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 10 di atas, rata-rata pengambilan DOC tidak jauh berbeda dengan harga pengambilan bulan-bulan sebelumnya. Pengambilan terbanyak pada bulan Maret yakni 128.000 ekor dengan biaya Rp 57.600.000 atau persentase 19,26% dan pengambilan terendah pada bulan Mei yakni 89.600 ekor dengan biaya Rp 40.320.000 atau Persentase 13,48%. Pembayaran DOC ini dikirim sesudah pemanenan ayam telah dilakukan berdasarkan kesepakatan harga kontrak dengan perusahaan. Dalam jumlah pengambilan pakan perusahaan melakukan memasok sesuai dengan ukuran kandang dan banyaknya populasi ayam yang akan dipelihara. Jumlah pengambilan pakan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Pengambilan Pakan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo Tahun 2013 No
Bulan
1 2 3 4 5 6
Januari Februari Maret April Mei Juni Total
Jumlah/ Perbulan (sak) 1440 1080 2160 1440 720 1440
Harga satuan (Rp) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000
Nilai biaya (Rp) 432.000.000 324.000.000 648.000.000 432.000.000 216.000.000 432.000.000 Rp.2484.000.000
Persentase (%) 17,39 13,04 26,09 17,39 8,70 17,39 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 11 di atas, rata-rata pengambilan pakan terbanyak pada bulan Maret yaitu 2160 sak dengan harga Rp 648.000.000 atau 26,09% sedangkan pengambilan sedikit pada bulan Mei yaitu 720 sak dengan harga Rp 216.000.000 atau persentase 8,70%. Pengambilan pakan berbeda-beda setiap bulannya dengan rata-rata 720-2160 persak. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pengambilan obat-obatan, DOC, dan pakan tidak menentu (fluktuasi), tergantung berapa banyak yang diperlukan oleh perusahaan kepada mitra untuk pemeliharaan ayam pedaging selama periode berlangsung. 2.2 Kepastian Pasar Kepastian pasar ditentukan oleh harga pasar. PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo memasarkan panen per periodenya kesiapa saja yang mau jadi pelaanggan dan pembeli ayam pedaging milik mereka tanpa terikat kontrak tapi dalam kesepakan harga. Adapun hasil produksi tersebar di hampir semua pasar yang ada di Provinsi gorontalo diantaranya Pasar Sentral, Pasar Harian, Pasar Sore, Pasar Limboto, Pasar Paguyaman, Pasar Marisa dan pada pedagang pengumpul yang ingin membeli produksi ayam pedaging milik mereka. Harga pengambilan per kg tergantung kondisi pasar yang setiap hari berubah, berbeda-beda sesuai dengan kondisi pasar dan stok
produksi dan juga tawar menawar antara pembeli dengan konsumen (perusahaan). Rata-rata pembelian ayam pedaging Rp 16.000-21.000 per kg. 2.3 Manajemen Manajemen mitra meliputi manajemen dari proses produksi sampai pemasaran produksi ayam pedaging. Adapun manajemen proses produksi sampai pemasaran mitra ditunjang dengan adanya SOP (Standar Operating Procedures) dapat dilihat pada Gambar 4. Star
Produksi
Penjualan
MBAI
Purchasing
Angka Final Chick in
Produksi
Logistik Logistik
Doc, Pakan dan obat-obatan
Logistik
Purchasing
Finish
Finance & Accounting
Produksi
Penjualan Nn
Produksi
Suplier
Gambar 4. Bagan Commercial Farm dengan Standar opersional perusahaan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo dengan Peternak Mitra Dari Gambar 4 di atas, maka dapat dijelaskan manajemen dari perusahaan ini meliputi penjualan, produksi, purchashing, logistik dan finance & accounting dimana pada langkah awal penjualan, produksi, dan purchasing, MBAI berkoordinasi untuk menghasilkan rencana penjualan Ayam pedaging hidup dan mendapatkan angka final Chick in yang dibutuhkan untuk suatu periode (tahunan dengan detail perbulan).
Setelah angka Final Chick in didapatkan maka dilakukan produksi untuk realisasi Chick in (per bulan/ per periode ) setelah itu membuat pengadaan permintaan DOC, pakan, dan obat-obatan (ovk) sesuai dengan pedoman angka Final Chick in sampai meminta persetujuan pada AP (authorized Person) selanjutnya dilanjutkan kepermintaan bagian logistik. Setelah menerima permintaan dari produksi tadi logistik kemudian memeriksa kesesuaian permintaan DOC, pakan, dan obat-obatan (ovk) dengan program yang sudah ada. Permintaan DOC dikirim oleh logistik ke supplier yaitu MBAI setelah itu logistik membuat laporan mengenai realisasi pemenuhan DOC dari permintaan sampai dengan permintaan DOC sedangkan untuk pakan dan obat-obatan logistik mengirim permintaan ke supplier purchasing, setelah purchasing menerima permintaan dari logistic tadi maka akan dipersiapkan persetujuan PO (purchasing order) dan akan dikirim kembali ke supplier perusahaan. Setelah semua proses selesai produksi akan menerima DOC, pakan, dan obatobatan kemudian dipasok ke peternak mitra yang akan memelihara ayam pedaging sampai proses pemanenan berlangsung lalu menginformasikan data stok ayam kepada penjualan. Bagian yang menangani penjualan akan menentukan harga jual ayam, penawaran ke dalam pasar dan pencarian pelanggan lalu menerima hasil pemesanan dibantu dengan proses pemeriksaan costumer profil (jika ada) sampai pada proses penjualan dan penagihan hasil penjualan. Selanjutnya produksi mempersiapkan pelaksanaan penjualan, menutup kandang dan melakukan pemusnahan ayam (bila ada), mutasi persediaan pakan (jika ada) lalu dihitung kualitas baik mitra ataupun perusahaan. Terakhir bagian Finance and accounting memverifikasi data dan dokumen pembayaran hasil usaha ke mitra, pengembangan jamianan ke peternak (bila ada) sampai dengan proses jurnal dan penyimpanan dokumen.
2.4 Pendapatan Peternak Untuk melihat keuntungan secara finansial kemitraan antara peternak Ayam Pedaging dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo maka perlu diadakan analisis pendapatan usaha agar dapat menghitung kebutuhan, modal, biaya, dan pendapatan yang diperoleh dari biaya produksi. Perhitungan pendapatan yang digunakan pada penelitian ini adalah salah satu mitra sampel yang memiliki populasi 2000 ekor DOC dengan menghitung biaya Produksi dikeluarkan sampai pendapatan yang diterima selama proses pemeliharaan berlangsung. Adapun biaya yang dikeluarkan sampai dengan pendapatan yakni terdiri dari Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Biaya, Pendapatan, dan Analisis Biaya a.
Biaya Tetap Biaya Tetap adalah biaya tetap yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan
ayam pedaging berlangsung. Adapun biaya tetap dalam pemeliharaan ternak ayam pedaging populasi 2000 ekor DOC dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Besarnya Biaya Tetap yang Dikeluarkan Pemitra dalam Pemeliharaan Ayam Pedaging untuk populasi 2000 Ekor Tahun 2013. No Biaya Tetap 1 Listrik 2 Air Total
Satuan (bulan) 1 1
Jumlah (Rp) 100.000 50.000 Rp. 150.000
Persentase (%) 66,67 33,33 100
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa Biaya Tetap yang dikeluarkan pada setiap periode pemeliharaan ternak ayam pedaging populasi 2000 ekor DOC Rp 150.000 yang terdiri dari biaya listrik dan air. b.
Biaya Variabel Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan ayam
pedaging berlangsung dengan harga yang berubah-ubah. Adapun Biaya Variabel
dalam pemeliharaan ternak ayam pedaging populasi 2000 ekor DOC dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Besarnya Biaya Variabel yang Dikeluarkan Pemitra dalam Pemeliharaan Ayam Pedaging untuk Populasi 2000 Ekor DOC Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Biaya Variabel DOC Pakan Obat-obatan Gas / Minyak Tanah Gula Formalin Sekam Upah Tenaga kerja Total
Jumlah
Satuan
2.000 120 2000 20 1 2 50 1
Ekor Sak Ekor Tabung Kg Liter Karung Orang
Harga Satuan(Rp) 5.000 300.000 350 16.000 12.000 10.000 1.000 2.000.000
Nilai Biaya (Rp) 10.000.000 36.000.000 700.000 320.000 12.000 20.000 50.000 2.000.000 Rp 49.102.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran Biaya Variabel selama proses pemeliharaan Ternak ayam pedaging populasi 2000 ekor DOC yakni Rp 49.102.000 yang terdiri dari biaya pengeluaran DOC, pakan obatobatan, gas/minyak tanah, gula, formalin, sekam dan tenaga kerja. Biaya Variabel ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kepastian pasar. c.
Total Biaya Total Biaya adalah keseluruhan biaya yang didapatkan dari hasil pengurangan
total keuntungan ditambah dengan total biaya yang dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Total Penerimaan Produksi dalam Pemeliharaan Ayam Pedaging untuk Populasi 2000 Ekor DOC Tahun 2013. No 1 2
Uraian Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
Nilai ( Rp ) 150.000 49.102.000 Rp 49.252.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 14 dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak mitra untuk pemeliharaan populasi 2000 ekor DOC sebesar Rp 49.252.000, yakni total dari hasil penjumlahan dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel. d.
Pendapatan Pendapatan peternak tergantung dari baik dan buruknya pemeliharaan pada
ternak ayam pedaging tersebut. Berat bobot ayam pedaging yang siap panen rata-rata 1,80/kg, sedangkan harga ayam pedaging yang siap panen yakni rata-rata 17.000/kg. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Total Pendapatan Pemeliharaan Ayam Pedaging untuk Populasi 2000 Ekor DOC Tahun 2013. No 1 2
Uraian Penerimaan Total Biaya Pendapatan (1-2)
Nilai ( Rp ) 56.610.000 49.252.000 Rp 7.358.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa pendapatan rata-rata peternak mitra dalam pemeliharaan 2000 ekor DOC adalah sebesar Rp 7.358.000. Besarnya penerimaan peternak mitra yakni dari total pemeliharaan 2000 DOC menghasilkan 1.850 ayam pedaging dengan rata-rata berat bobot panen 1,80 kg dan jumlah rata-rata harga ayam yakni Rp17.000/kg yakni sebesar Rp56.610.000 dan biaya pengeluran selama satu periode sebesar Rp 49.252.000 yakni hasil tambah dari Biaya Total dan Biaya Variabel.
e.
Analisis Keuntungan Analisis keutungan dilakukan untuk mengetahui kemitraan yang dilakukan
peternak ayam pedaging dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo apakah menguntungakn atau tidak, dari total pemeliharaan ayam pedaging dengan populasi 2000 ekor DOC menghasilkan 1.850 ternak ayam pedaging. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Analisis Keuntungan dari Total Pemeliharaan Ayam Pedaging untuk Populasi 2000 Ekor DOC Tahun 2013. No 1 2
Uraian Penerimaan Total Biaya (pengeluaran) R/C Ratio
Nilai ( Rp ) 56.610.000 49.252.000 1,15
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasakan Tabel di atas, rata-rata hasil pembagian dari penerimaan dan pengeluaran biaya produksi ternak dengan pemeliharaan 2000 ekor DOC yakni 1,15 sehingga berada diposisi menguntungkan dan layak untuk dikembangkan artinya setiap pengeluaran biaya Rp 1.00- maka akan diperoleh keuntungan sebesar 1,15. D. Bentuk Kemitraan Bentuk pola kemitraan meliputi pola Inti Plasma, Subkontrak, Dagang umum, keagenan, Kerjasama Operasional dan kemitraan saham. Pada kemitraan yang dijalankan oleh PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo merupakan kemitraan Inti Plasma dimana perusahaan sebagai Inti dan peternak adalah Plasma. Kemitraan yang terbentuk antara PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo dengan peternak ayam pedaging saling menguntungkan antara satu sama lain dimana perusahaan sebagai Inti yang menyediakan seluruh sarana produksi DOC, pakan, obat-obatan dan peternak menyediakan kandang, tenaga kerja dan peralatan kandang lainnya. Selain itu kemitraan ini juga dibentuk melalui peternak-peternak yang mampu mengembangkan
usaha juga dapat dipercaya dalam melakukan perjanjian kontrak sehingga perusahaan tidak begitu khawatir dengan pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak mitra sehingga kerjasama yang terjalin antara perusahaan dengan peternak dapat bertahan. Pada umumnya kemitraan yang dilakukan bersifat tertutup dimana pihak peternak mitra tidak diperbolehkan menjual hasil panen atau memasok sarana produksi ternak dari pihak selain PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo. Peternak (Plasma) bagi perusahaan (Inti) merupakan mitra kerja yang harus dipertahankan hubungannya agar usaha kemitraan dapat terus berlanjut dan berkesinambungan. Peternak juga merupakan aset yang harus dikembangkan dan ditambah jumlahnya, karena salah satu indikator yang menjadi keberhasilan perusahaan diukur dari berapa jumlah peternak plasma yang dimiliki beserta total populasi ayamnya. Tentu saja peternak yang dimiliki oleh perusahaan adalah peternak yang baik dan berkualitas dalam melakukan budidaya ayam pedaging. Perusahaan sendiri telah membuat sistem dan prosedur penerimaan calon peternak mitra, sistem dan prosedur tersebut dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan kepastian mitra dengan selektif dan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Peternak yang ingin bergabung mendatangi kantor kerja perusahaan untuk mendaftarkan diri sebagai calon mitra. Peternak sendiri mendapatkan informasi mengenai PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo dari berbagai sumber, beberapa diantaranya didapatkan dari teman, peternak yang sudah bergabung dengan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo, atau langsung dari PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo sendiri, karena PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo juga terus melakukan promosi walaupun tidak melalui media cetak malainkan langsung melalakukan pendekatan kepada peternak ayam pedaging. Setelah peternak mendaftarkan diri menjadi calon mitra, pihak perusahaan yang diwakili oleh PPL akan mendatangi lokasi kandang untuk melihat keadaan beserta kelengkapan kandang calon peternak plasma. Data-data terkait dengan kandang akan dicatat pada data farm. Data farm adalah segala informasi yang berkaitan dengan mitra, kandang mitra yang bersangkutan dan kelengkapan prasarana kandang untuk
dijadikan acuan kelayakan chick in (diterimanya DOC oleh peternak mitra). Setelah proses survei kandang dilakukan, PPL akan menentukan layak atau tidaknya calon mitra tersebut untuk bergabung dengan perusahaan. Apabila didapatkan hasil yang layak, maka PPL akan menentukan jumlah kapasitas populasi ayam yang akan dibudidayakan nanti sesuai dengan ukuran kandang peternak. Data farm harus ditandatangani oleh kepala unit sebagai bentuk tanggung jawab kebenaran informasi yang tertuang pada data farm tersebut. Setelah proses survei dilakukan, calon peternak mitra kembali mendatangi kantor PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo dengan membawa dokumen yang berkaitan dengan data pribadi mitra, seperti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga dan jaminan baik berbentuk BPKB kendaraan atau surat tanah. Identitas calon peternak mitra harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Jaminan mitra bersifat mutlak untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Prosedur penerimaan Peternak
bagi perusahaan merupakan mitra kerja yang harus dipertahankan
hubungannya agar usaha kemitraan dapat terus berlanjut dan berkesinambungan. Berdasarkan persyaratan dan kewajiban bermitra, dimana perusahaan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo penyedia Sapronak (sarana produksi ternak), kepastian pasar, pemilihan mutu produk maka perusahaan ini bertidak sebagai Inti, sedangkan peternak mitra dengan jumlah yang cukup banyak dimana dalam proses pemeliharaan usaha dibantu sepenuhnya oleh PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo maka peternak mitra ini bertindak sebagai Plasma. Dengan demikian bentuk kemitraan antara Petenak ayam pedaging dengan perusahaan PT. Ciomas Adisatwa unit Gorontalo yaitu Inti-Plasma. .