31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Harian Pagi Radar Bogor 4.1.1
Sejarah Pendirian Harian Pagi Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang hadir di tengah
perkembangan dan reformasi yang terjadi di negara ini. Jatuhnya pemerintahan Soeharto membuat begitu banyak institusi maupun organisasi yang berlomba-lomba untuk menerbitkan surat kabarnya sendiri, Muhammad Yunus Yosfiah yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, menerapkan kebijakan pers yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk bisa memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Disaat itu SIUPP dapat diperoleh hanya dalam waktu satu minggu, tanpa harus membayar. Kondisi itulah yang membuat Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono untuk mendirikan Harian Pagi Radar Bogor pada 7 Oktober 1998. Kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi juga menjadi alasan utama mengapa Harian Pagi Radar Bogor didirikan. Sebagai media massa nasional yang tidak memberitakan setiap daerah, membuat Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Hal ini disebabkan harian ini fokus dalam memberitakan setiap detil masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan daerah Bogor. Harian Pagi Radar Bogor lahir di tengah masyarakat Bogor khususnya dan rakyat Indonesia umumnya untuk menyampaikan informasi yang aktual sesuai dengan motto Radar Bogor “KORAN NASIONAL DARI BOGOR”. Sebagai anggota baru dalam dunia Pers, Harian Pagi Radar Bogor hadir menawarkan sesuatu yang berbeda untuk pembacanya dengan lebih menekankan kepada beritaberita aktual yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya. Sebesar 75 persen halamannya berisi berita lokal Harian Pagi Radar Bogor berlokasi di Jl. Abdullah Bin Nuh No 30 Taman Yasmin Bogor. Menempati gedung Graha Pena dengan luas tanah 1956 m2 dan luas bangunan sekitar lebih dari 5000 m2. Koran tersebut terbit pertama kali tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan (Deppen) No. 651 / MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan diterbitkan oleh PT. BOGOR EXPRESS MEDIA. Pada mulanya Harian Pagi Radar
32 Bogor bernama Harian Radar Bogor Express, karena memberi kesan seperti perusahaan transportasi maka nama Harian Radar Bogor Express diubah menjadi Radar Bogor. Radar Bogor sendiri merupakan singkatan bahasa inggris yaitu Radio Detected and Range yang memiliki pengertian penyelidikan dan penelusuran. Disamping itu Harian Pagi Radar Bogor dapat diartikan juga: sebagai sebuah koran yang membuat berita-berita kejadian atau peristiwa terkini, cepat, mendalam, dan eksklusif. Pada awal terbitnya tahun 1998 Harian Pagi Radar Bogor hanya menghasilkan oplah koran 2000-4000 eksemplar yang tersebar kota, kabupaten Bogor dan Sukabumi. Pada era perintisan tersebut dengan jumlah wartawan dan redaktur yang terbatas sekitar 10 orang. Fasilitas kantor seperti peralatan dalam peliputan dalam menulis berita juga sangat terbatas. Gaji yang diterima oleh wartawan pun berkisar Rp. 350.000 tanpa ada tunjangan dan insentif. Pengembangan karir belum tertata dengan baik hal ini mengakibatkan banyak wartawan yang keluar atau pindah kerja ke tempat lain. Karena belum terbentuk sistem manajemen yang baik, pihak pengelola media hanya kuat di bagian redaksi tetapi lemah dalam manajemen sehingga membuat perusahaan untuk biaya operasional wartawan dan percetakan kesulitan. Pada akhir tahun 2001 pihak Jawa Pos mengirimkan tim untuk pembenahan manajemen. Pembenahan tersebut meliputi bagian keuangan, iklan, pemasaran dan keredaksian. Akhirnya dalam waktu satu tahun Harian Pagi Radar Bogor bisa menyewa ruko Mega M di Jl. Soleh Iskandar Bogor, yang sebelumnya menempati kantor di kawasan Dadali Bogor. Dengan pembenahan tersebut secara bertahap bisa membayar hutang percetakan. Sudah bisa untuk memberikan gaji wartawan dan karyawan. Pada tahun 2002, Harian Pagi Radar Bogor masuk ke dalam kelompok 10 besar perusahaan penerbitan pers di bawah bendera Jawa Pos Group. Pada Tahun 2003, koran kebanggaan masyarakat Bogor dan sekitarnya, mencapai urutan ketiga perusahaan dengan kinerja manajemen terbaik dengan nilai AA. Rating Jawa Pos Group, Harian Pagi Radar Bogor meraih posisi sebagai perusahaan unggulan terbaik dari hampir 100 perusahaan yang ada di Jawa Pos Group Pada tanggal 14 April 2003, Radar Bogor telah membuka koran baru di Bandung dengan nama Radar Bandung, dan tanggal 1 April 2006, akhirnya Harian
33 Pagi Radar Bogor telah menempati gedung sendiri yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla dengan nama Graha Pena Bogor. Harian Pagi Radar Bogor merupakan koran anak perusahaan Jawa Pos yang pertumbuhannya pesat. Pada enam bulan pertama terbit, Radar Bogor meraih oplah yang cukup besar yaitu antara 15.000 – 20.000 eksemplar perhari. Atas kemajuan itu pada tahun 1999, Pimpinan Jawa Pos Group mengadakan rapat evaluasi tahunan seluruh perusahaan dibawah naungan Jawa Pos Group yang jumlahnya ketika itu diatas 70 perusahaan di Bogor. Nama Radar kemudian menjadi semacam “maskot” untuk perusahaan Jawa Pos di daerah lain. Beberapa nama koran seperti Radar Lampung, Radar Cirebon, Radar Malang dan Radar Sulteng, muncul setelah Radar Bogor. Radar Bogor saat ini menjadi koran terbesar di Bogor dan sekitarnya, koran ini bahkan masuk hitungan budget iklan secara nasional di biro iklan Jakarta maupun di daerah propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berkat kerja keras semua pihak, kepercayaan masyarakat serta mitra bisnis, manajemen Harian Pagi Radar Bogor terus berkembang dan memiliki gedung milik sendiri dengan lokasi yang strategis di kota Bogor. Pada tahun 2011 menginjak usianya yang ke 13 Harian Pagi Radar Bogor telah mencapai oplah lebih dari 60.000 eksemplar. Secara bertahap pengembangan bisnis media diperluas ke daerah lain diantaranya Radar Sukabumi, Radar Depok, Radar Bandung, Radar Bekasi dan Radar
Sumedang. Untuk mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat
Jawa barat (sunda), Harian Pagi Radar Bogor membuat tabloid Sunda Urang dengan karakter khas budaya Sunda. Dari aspek penggunaan bahasa yang digunakan dalam tabloid tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa sunda. 4.1.2
Logo, Fungsi, Visi/ Misi dan Fokus Pemberitaan Radar Bogor memiliki logo perusahaan sebagaimana disajikan pada
Gambar 5:
Gambar 5 . Logo Harian Pagi Radar Bogor
34 Motto dari Harian Pagi Radar Bogor adalah ”Besar karena tersebar”, sedangkan visi dan misi dari Radar Bogor adalah “Radar Bogor adalah memberi informasi sebagai
fungsi edukasi (mendidik), fungsi kontrol sosial dan fungsi
menghibur.” Radar Bogor “Maju dalam kebersamaan”. Harian Pagi Radar Bogor dalam menyajikan isi beritanya sangat beragam. Mayoritas isi beritanya berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase 75 persen. Selain berita lokal, berita nasional dan berita internasional juga terdapat di Harian Pagi Radar Bogor. Ketiga kategori tersebut, menyajikan berita-berita aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle). Muatan isi berita Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat di Tabel 4 Tabel 4. Muatan Isi Berita Harian Pagi Radar Bogor No. 1. 2. 3.
Isi Berita Internasional Nasional Lokal Jumlah
Presentase (%) 5 20 75 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
4.1.3
Distribusi Harian Pagi Radar Bogor Oplah yang dimiliki Harian Pagi Radar Bogor dari hari ke hari terus
bertambah dan volume iklannya terus berkembang lebih baik. Setiap hari banyak surat tamu antara lain dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Bandung dan daerah lain di Jawa Barat. Pada akhir April 2003, Radar Bogor telah membuka jaringan redaksional dan pemasaran di Cibinong, Sukabumi, Cianjur dan Bandung, di kota-kota tersebut pun telah ada kantor Biro. Harian Pagi Radar Bogor juga terus melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi, dan Sumedang Radar Bogor grup kini membangun jaringan terbesar di Jawa Barat. Harian Pagi Radar Bogor telah melakukan pendistribusian secara meluas ke berbagai daerah di Bogor, sehingga surat kabar harian lokal ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyebaran Koran ini terbukti telah meluas ke berbagai wilayah di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Pendistribusian terbesar Harian Pagi Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor. Hal tersebut disebabkan Bogor sebagai pusat aktivitas masyarakat dari sekolah
35 hingga perkantoran, sehingga kebutuhan akan pentingnya informasi sangat dibutuhkan. Pendistribusian Harian Pagi Radar Bogor seperti pada Tabel 5 Tabel 5. Distribusi Harian Pagi Radar Bogor 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Kota Sukabumi Kabupaten sukabumi Cianjur Cipanas Jumlah
Eksemplar 33.500 15.400 6.200 3.600 2.650 1.625 60.975
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
4.1.4
Struktur Organisasi Harian Pagi Radar Bogor Organisasi Harian Pagi Radar Bogor dipimpin oleh Direktur dan sehari-
hari kepemimpinannya dijalankan oleh seorang Direktur Pelaksana. Direktur Pelaksana membawahi Pemimpin Redaksi, Manajer Percetakan, Manajer Personalia/ Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Manajer Accounting (Lampiran 1). Dari struktur organisasi terlihat bahwa organisasi Harian Pagi Radar Bogor bersifat flat karena di bawah manajer, pada umumnya hanya ada staf yang membantu tugas manajer. Kondisi ini berbeda untuk jabatan Pemimpin Redaksi yang posisinya sejajar dengan para manajer dan berada langsung di bawah Direktur. Pelaksana. Hal ini disebabkan Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana membawahi Koordinator Liputan dan Sekretaris Redaksi. Selanjutnya Koordinator Liputan membawahi Redaktur, sedangkan Redaktur membawahi para Wartawan/ Reporter. Dengan demikian, struktur organisasi cukup banyak stratanya. Organisasi yang flat memudahkan dalam koordinasi karena memiliki rentang koordinasi dan kendali yang lebih pendek. Sehinggga memudahkan dalam komunikasi dan pertukaran informasi diantara orang-orang yang menduduki posisi dalam struktur tersebut. Hal ini berbeda apabila perusahaan menggunakan stuktur organisasi yang bersifat vertical, dimana membutuhkan jenjang koordinasi atau kendali lebih panjang. Padahal sistem kerja perusahaan media harian selalu berada pada tekanan deadline yang membutuhkan kerja tim dalam jangka waktu yang relatif singkat.
36 Uraian tugas dari pejabat dalam organisasi untuk Direktur Pelaksana, Pemimpin Redaksi dan Manajer seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Uraian Tugas Pelaksana Direktur, Pemimpin Redaksi dan Para Manajer Harian Pagi Radar Bogor. Jabatan
Uraian Tugas
Direktur Pelaksana
Mengelola dan mengendalikan di bidang keredaksian, percetakan, personalia, bisnis, dan keuangan.
Pemimpin Redaksi
Bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi setiap pekerjaan dari
bagian-bagian dibawahnya.
Menyusun peta berita untuk mengarahkan kebijakan redaksi, melakukan evaluasi pemberitaan. Manajer Percetakan
Sebagai
penanggung
jawab
terhadap
percetakan,
penerbitan, kerja operator dan mekanik. Manajer Personalia dan Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan, mengatur Umum
tenaga kerja (karyawan dan wartawan), kesejahteraan karyawan,
pertimbangan
kenaikan
jabatan
dan
pemeliharaan gedung. Manajer Pemasaran
Melakukan pemasaran produk penerbitan koran dan tabloid, mengawasi alur pemasaran produk dari keluar percetakan sampai kepada pelanggan atau pembaca
Manajer Iklan
Menentukan harga iklan, mengkoordinasikan sales dalam mencari iklan, mengatur pemuatan, mengontrol jumlah iklan yang masuk dan menjalin kerjasama dengan biro-brio iklan.
Manajer Keuangan
Mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi menghitung
pemasukan
dan
pengeluaran
uang,
menyimpan dan membayarkan ke karyawan. Selain itu membayar pajak, membayar kebutuhan operasional perusahaan. Manajer Accounting
Melakukan pembukuan keuangan, memberikan analisis kondisi keuangan perusahaan untuk pengambilan kebijakan manajemen
37 Tata kerja Harian Pagi Radar Bogor belum ada dalam bentuk tertulis. Hubungan kerja, bagian personalia dengan bagian redaksi adalah dalam hal mengontrol kehadiran (absensi), penegakan disiplin dan penerbitan surat peringatan (SP). Penilaian kinerja dan prestasi karyawan dilakukan masing-masing bagian. Bagian personalia hanya memberikan bahan pertimbangan dalam hal penilaian kinerja/ prestasi, pengembangan karir serta kenaikan jabatan. Wartawan di Harian Pagi Radar Bogor gaji pokoknya langsung ditransfer oleh Bagian Keuangan melalui rekening masing-masing. Adapun untuk tunjangan prestasi (berita), pada setiap akhir bulan Sekretaris Redaksi (Sekred) melakukan rekapitulasi jumlah berita wartawan yang dimuat. Sekred mengkategorikan beritaberita mana saja yang dimuat di halaman satu, halaman dalam dan Box (feature). Setelah dikategorisasi diberikan pembobotan sesuai dengan kategori halaman. Halaman satu memiliki bobot 5, halaman dalam memiliki bobot 1 dan box (feature) bobotnya 3. Semakin banyak berita yang dibuat wartawan dimuat di halaman satu bobotnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Total bobot tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah tunjangan yang diterima. Setelah dilakukan pembobotan dan dikonversikan ke nilai nominal, Pemimpin Redaksi atau Redaktur Pelaksana melakukan validasi. Hasil validasi diserahkan ke Manajer Keuangan untuk selanjutnya didisposisikan ke bagian Kasir. Wartawan setiap akhir bulan mengambil tunjangan prestasi (berita) tersebut ke Kasir. 4.2 Karakteristik Responden Pada penelitian ini, responden adalah seluruh wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang terbagi atas beberapa bagian, setiap bagian bertanggung jawab terhadap bidang masing-masing. Bagian redaksi merupakan bagian penting dalam harian ini, karena bagian ini bertanggung jawab setiap pemberitaan dibuat. Bagian redaksi terdiri dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Sekretaris Redaksi, Redaktur, Koordinator Liputan dan Wartawan. Harian Pagi Radar Bogor membagi setiap bagian redaksi dalam beberapa kategori. Kategori ini bertujuan untuk menentukan posisi bagi setiap staf redaksi tersebut. Tabel 7 merupakan Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor berdasarkan golongan umur.
38 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Golongan Umur. No. 1. 2. 3. 4.
Usia 22 th - <25 th 25 th<28 th 28 th<30 th >30 th keatas Jumlah
Jumlah (Orang) 19 11 3 2 35
Presentase (%) 55 30 10 5 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Berdasarkan hasil persentase pada Tabel 7 tersebut jumlah wartawan dengan usia 22-28 tahun sebesar 85 persen. Persentase terbesar wartawan dengan usia 22-28 tahun, ini menunjukkan bahwa sebagian besar wartawan Harian Pagi Radar Bogor berada pada usia relatif muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa 85 persen wartawan Harian Pagi Radar Bogor fresh graduate sehingga belum banyak memiliki pengalaman dalam bekerja. Banyak wartawan dengan usia tersebut memiliki tingkat emosional yang tinggi dalam menerima penugasan dari Redaktur sehingga Redaktur kesulitan dalam melakukan pembinaan. Selain itu wartawan dengan usia muda belum bisa membangun jaringan informasi sehingga mobilitas kerjanya tinggi sementara gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja. Hal itulah yang menyebabkan banyak wartawan yang keluar kerja pindah ke tempat lain, karena tidak kuat dengan ritme kerja di Harian Pagi Radar Bogor. Selain dikategorikan berdasarkan usia, wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. 1. 2. 3.
Pendidikan SMA D3 (ahli madya) S1 (sarjana) Jumlah
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 3 31 35
2,86 8,57 88,57 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Pada Tabel 8 ini Harian Pagi Radar Bogor mengkategorikan wartawan berdasarkan tingkat pendidikan mereka, ini bertujuan untuk bisa menempatkan
39 mereka pada wilayah atau rubrik yang sesuai. Tingkat pendidikan SMA dan D3 dengan persentase 2,86 persen dan sebesar 8,57 persen adalah wartawan dengan status tidak tetap atau magang sebagai fotografer. Sebesar 88,57 persen wartawan memiliki tingkat pendidikan S1. Tingkat pendidikan S1 ini merupakan standar yang harus dimiliki oleh setiap wartawan di harian ini, supaya bisa mengembangkan setiap isu yang ada dengan lebih dalam dan luas. Jenis kelamin wartawan di Harian Pagi Radar Bogor didominasi pria seperti yang terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita Jumlah
Jumlah (Orang) 31 4 35
Persentase (%) 88 12 100
Sumber : Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Tabel 9 menjelaskan kategori jenis kelamin wartawan. Jumlah wartawan pria sebesar 88 persen atau 31 orang, jauh melampaui jumlah wartawan wanita yang hanya 12 persen atau empat orang. Hal itu menunjukkan bahwa pria masih mendominasi pekerjaan ini, karena pria dianggap lebih mampu menghadapi tekanan dan lebih rasional dalam menyelesaikan atau menuliskan pemberitaan. Jumlah dan persentase wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan berdasarkan lama bekerja masing-masing wartawan yang ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Lama Bekerja No. 1. 2. 3. 4.
Lama Kerja < 1 tahun 1- 2 tahun >2-3 tahun > 3 tahun Jumlah
Jumlah (orang) 2 15 12 6 35
Persentase % 6 43 34 17 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar wartawan memiliki masa kerja dibawah atau sama dengan tiga tahun (83%). Hal ini menunjukkan kecenderungan tingkat turn over relatif tinggi karena Harian Pagi Radar Bogor
40 telah berumur 13 tahun (didirikan pada tahun 1998). Ada kemungkinan banyak wartawan yang telah memiliki masa kerja lebih tiga tahun, jika karirnya tidak meningkat menjadi wartawan madya (Redaktur) atau diatasnya mereka akan keluar atau pindah ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan Harian Pagi Radar Bogor belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk jenjang karir wartawan dan redaktur. Tidak adanya SOP tersebut mengakibatkan wartawan mengalami frustasi, semangat kerja menurun karena tidak ada karir planning yang jelas di Harian Pagi Radar Bogor. Sehingga karir wartawan dan Redaktur lebih banyak ditentukan oleh Pemimpin Redaksi. 4.3 Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Kepuasan kerja wartawan merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Wartawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa meskipun balas jasa itu penting. Secara historis, wartawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah terdapat wartawan yang kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi wartawan yang produktivitasnya tinggi. Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama dihasilkan oleh prestasi kerja. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan lebih tinggi. Apabila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja wartawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Menurut Strauss dan Sayles (1980) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Wartawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Wartawan seperti ini akan
41 sering melamun, semangat untuk bekerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Dalam rangka penilaian kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor, langkah awal yang dilakukan adalah penentuan bobot kriteria menggunakan teknik pembandingan berpasangan dari AHP. Pada penelitian ini digunakan tiga orang tenaga ahli (berpengalaman) dalam hal kewartawanan, untuk menilai bobot kriteria dan sub kriteria sesuai skala penilaian perbandingan. Hasil teknik pembandingan berpasangan terhadap kriteria adalah seperti Tabel 11. Tabel 11. Bobot Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan Kriteria Kepuasan Psikologi Kepuasan Sosial Kepuasan Fisik Kepuasan Finansial Jumlah
Bobot Kriteria 0.099 0.055 0.185 0.661 1.000
Dari Tabel 11 terlihat bahwa kepuasan finansial memiliki bobot kriteria tertinggi, yaitu sebesar 0.661, sedangkan kepuasan psikologi, sosial dan fisik relatif sangat jauh bedanya, yaitu masing-masing 0.099, 0,055 dan 0,185. Fakta ini menunjukkan bahwa kondisi finansial yang berkaitan dengan gaji, tunjangan, jaminan sosial, insentif dan sebagainya perlu mendapat perhatian yang serius dari perusahaan. Gaji yang diterima oleh wartawan honorer (CR) didasarkan pada jumlah berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Hal tersebut dirasakan sangat kurang terlebih gaji yang mereka peroleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka berharap mendapat gaji pokok yang akan mereka terima disamping gaji yang dihitung berdasarkan jumlah berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Tunjangan, jaminan sosial dan insentif dari perusahaan juga dirasakan kurang bagi para wartawan, hal ini sangat mempengaruhi kepuasan finansial para wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Disamping itu sistem promosi jabatan dianggap kurang memuaskan bagi para wartawan. Wartawan Harian Pagi Radar
42 Bogor sebelum diangkat menjadi wartawan muda (tetap) harus menjadi wartawan honorer (CR) terlebih dahulu selama satu-dua tahun dengan gaji hanya didasarkan pada berita yang dibuat dimuat oleh surat kabar tersebut. Jangka waktu selama satudua tahun ini dirasakan relatif lama dengan gaji maupun insentif yang diberlakukan di Harian Pagi Radar Bogor. Selain permasalahan pada gaji wartawan honorer, masalah jenjang karir pada wartawan tetap juga dirasa perlu dikaji ulang. Selama ini sistem jenjang karir yang berlaku relatif lebih ke arah horizontal, artinya wartawan hanya dipindahkan ke rubrik atau dipindahkan ke bidang tugas lain, dengan tingkatan jabatan yang sama. Jangka waktu pemindahan relatif pendek, seringnya terjadi perpindahan ini juga menyebakan pegawai merasa kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam menjalankan tugas sehariharinya memerlukan pula dukungan fasilitas fisik, seperti kalau di kantor jumlah komputer yang dapat digunakan wartawan harus memadai. Pada saat liputan dibutuhkan pula peralatan reportase, antara lain kamera, alat perekam dan fasilitas internet seperti penyediaaan modem. Ruang kerja wartawan yang memenuhi standar kerja yang baik dibutuhkan pula untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kewartawanan secara optimum. Wartawan juga menginginkan pemanfaatan waktu kerja yang lebih tertata dan efisien, seperti wartawan lebih menyukai menggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengiriman berita ke kantor. Penggunaan waktu yang lebih efisien akan sangat membantu wartawan untuk memanfaatkannya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan. Wartawan membutuhkan pula hal-hal yang bersifat kemanusiaan, seperti sosialisasi dengan lingkungannya. Komunikasi dan kerjasama tim yang lancar, akan menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi wartawan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana yang lebih harmonis diantara pimpinan dan kelompok wartawan. Tabel 12 memperlihatkan bobot subkriteria kepuasan kerja wartawan. Dari Tabel 12, terlihat bahwa untuk kriteria kepuasan psikologi, sub kriteria tertinggi bobotnya adalah minat (0.688), untuk kriteria kepuasan sosial, sub kriteria tertinggi bobotnya adalah hubungan dengan pemimpin redaksi (0.737), untuk kepuasan fisik adalah fasilitas (0.534) dan kepuasan finansial adalah insentif (0.393). Akan tetapi
43 jika dinilai hubungan secara terpisah maka subkriteria yang paling tinggi bobotnya adalah berturut-turut insentif (0,260), promosi jabatan (0,183), gaji (0,122), fasilitas (0,099) dan Minat (0,068). Tabel 12. Bobot Subkriteria Kepuasan Kerja Wartawan Kriteria dan Sub-Kriteria Kepuasan Psikologi (0.099) Minat Kenyamanan Keterampilan Sub total Kepuasan Psikologi Kepuasan Sosial (0.055) Hubungan dengan wartawan lain Hubungan dengan pimpinan redaksi Hubungan dengan unit lain Sub total Kepuasan Sosial Kepuasan Fisik (0.185) Pekerjaan Waktu kerja Ruang kerja Fasilitas Sub total Kepuasan Sosial Kepuasan Finansial (0.661) Gaji Tunjangan Jaminan sosial Insentif Promosi Jabatan Sub total Kepuasan Finansial Total Kepuasan Kerja
Bobot
Bobot Sub Kriteria terhadap Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan
0.688 0.073 0.239 1.000
0.068 0.007 0.024 0.099
0.197
0.011
0.737
0.041
0.066 1.000
0.004 0.055
0.299 0.118 0.049 0.534 1.000
0.055 0.022 0.009 0.099 0.185
0.185 0.092 0.052 0.393 0.277 1.000
0.122 0.061 0.034 0.260 0.183 0.661 1.000
Dapat dilihat hasil survei kepuasan kerja terhadap 35 orang wartawan Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Dari Tabel 13 di bawah memperlihatkan bahwa kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor rata-rata ditinjau dari aspek kepuasan psikologi dan kepuasan sosial berada pada skala likert antara 3-4 (puas-sangat puas) yaitu masing-masing dengan nilai rata-rata 3,234 dan 3,211. Adapun kepuasan fisik aspek yang relatif rendah adalah fasilitas (2,876) mendesak untuk diperbaiki. untuk
44 kepuasan finansial, semua aspek memiliki nilai rata-rata dibawah 3, padahal bobot cukup besar terhadap kepuasan kerja secara keseluruhan. Tabel 13. Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor menurut Kriteria/Subkriteria Kepuasan Kerja Kriteria dan Sub-Kriteria Kepuasan Psikologi (0.099) Minat Kenyamanan Keterampilan Sub total Kepuasan Psikologi Kepuasan Sosial (0.055) Hubungan dengan wartawan lain Hubungan dengan pemimpin redaksi Hubungan dengan unit lain Sub total Kepuasan Sosial Kepuasan Fisik (0.185) Pekerjaan Waktu kerja Ruang kerja Fasilitas Sub total Kepuasan Sosial Kepuasan Finansial (0.661) Gaji Tunjangan Jaminan sosial Insentif Promosi Jabatan Sub total Kepuasan Finansial
Bobot
Tingkat Kepuasan Terbobot
3.286 3.143 3.114
0.688 0.073 0.239 1.000
2.262 0.228 0.744 3.234
3.257 3.200 3.200
0.197 0.737 0.066 1.000
0.641 2.359 0.211 3.211
3.057 3.086 3.029 2.876
0.299 0.118 0.049 0.534 1.000
0.913 0.365 0.149 1.536 2.962
2.514 2.486 2.600 2.571 2.743
0.185 0.092 0.052 0.393 0.277 1.000
0.465 0.229 0.135 1.011 0.761 2.602
Tingkat Kepuasan
Minat Minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada kelompok bidang kegiatan, aktivitas, atau pekerjaan tertentu sebagai hasil proses belajar. Berdasarkan Tabel 13 kriteria kepuasan psikologi didapatkan bahwa sub kriteria minat wartawan untuk bekerja sebagai jurnalis di Harian Pagi Radar Bogor memiliki peringkat tertinggi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya; keinginan wartawan segera menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah, ingin mendapatkan penghasilan sendiri, untuk mendapatkan pengalaman
45 kerja sebagai wartawan media cetak dan berusaha untuk mencari jaringan kerja. Alasan lainnya adalah sulitnya lapangan pekerjaan, hal tersebut membuat wartawan berusaha mempertahankan pekerjaanya. Diharapkan apabila dari segi minatnya tinggi maka hasil kinerja wartawan akan semakin baik. Namun kenyataanya sub kriteria minat saja belum cukup adanya faktor lain seperti kondisi pekerjaan, beratnya tekanan dari Redaktur dan kenyamanan kerja di Harian Pagi Radar Bogor. Minat wartawan untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor tidak hanya bersumber dari diri sendiri, namun terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan kerjanya. Di Harian Pagi Radar Bogor untuk membangun kesesuaian antara minat dan hasil kerjanya memerlukan waktu yang bersifat relatif, artinya tergantung kepada seberapa jauh kekuatan lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi minat wartawan dan seberapa kuat resistensi wartawan terhadap minatnya untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor. Hal tersebut dapat disimpulkan untuk mempercepat terjadinya adaptasi kesesuaian kerja, maka aspek lingkungan seperti rekan wartawan, organisasi pekerja, Pemimpin Redaksi, Redaktur, merupakan kekuatankekuatan yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Hubungan dengan Pemimpin Redaksi Dari Tabel 13 sub kriteria tertinggi untuk kriteria kepuasan sosial adalah Hubungan wartawan di Harian Pagi Radar Bogor dengan Pemimpin Redaksi (Pemred). Hal tersebut dinilai paling penting karena berpengaruh terhadap kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Bagi para wartawan di Harian Pagi Radar Bogor, Pemimpin Redaksi dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya sehingga harus memiliki komunikasi yang lancar dengan wartawan. Pemred juga berperan sebagai supervisor bagi pekerjaan wartawan dengan memberikan saran dan contoh. Selain itu Pemred berperan sebagai orang tua yang membantu penyelesaian masalah para wartawan, apalagi banyak wartawan yang baru bekerja umumnya masih fresh graduate belum banyak memiliki pengalaman. Pemred dalam menempatkan wartawan di beberapa lokasi dan rubrikasi bukan pada persoalan administratif tetapi pada pemberian arahan, pengalaman baru, memberikan pengawasan atas hasil kerja wartawan, memberikan pendapat dan pertimbangan tentang suatu masalah maupun memberikan kepercayaan untuk penugasan yang diberikan kepada wartawan. Hubungan yang baik dengan Pemred sering dipakai para wartawan Harian Pagi Radar Bogor sebagai alasan untuk
46 menyukai pekerjaanya. Untuk itu adanya kesediaan Pemred mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi wartawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaanya. Selain itu Pemred tidak hanya berperan sebagai atasan tetapi juga sebagai sahabat untuk bisa berdiskusi dan bertukar pikiran. Pemred Harian Pagi Radar Bogor hendaknya harus mewaspadai setiap usaha yang dilakukan wartawannya. Karena bukan tidak mungkin wartawan yang hanya menunjukkan inisiatif tetapi berharap untuk mendapatkan pujian dari Pemred. Kinerja yang ditunjukkan dengan adanya inisiatif kerja lebih baik dan seharusnya lebih dihargai Pemred dibandingkan dengan kinerja yang ditampilkan tanpa melakukan inisiatif kerja. Untuk itu Pemred harus mampu menunjukkan kepada wartawannya bahwa Pemred lebih menghargai kinerja wartawan yang ditunjukkan dengan adanya usaha inisiatif kerja daripada kinerja wartawan yang ditunjukkan tanpa usaha inisiatif kerja. Pemred harus mampu mendorong wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam membangkitkan kreatifitas kerja sehingga akan meningkatkan produktifitas kerja. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor harus dibiasakan untuk ikut bertanggung jawab atas hasil kerjanya seperti hasil tulisan berita yang berimbang, tidak ada keberpihakan sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Bentuk tanggung jawab yang lain, Pemred Harian Pagi Radar Bogor adalah dengan Memberikan penghargaan kepada wartawan. Dengan demikian wartawan Harian Pagi Radar Bogor diharapkan mau dan memiliki inisiatif dalam kinerja sehingga produktivitas kerja dapat dicapai secara optimal. Fasilitas Kerja Fasilitas atau peralatan kerja merupakan suatu unsur perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Fasilitas diperlukan agar dapat mendukung pekerjaan wartawan yang nantinya untuk meningkatkan kinerja sehingga kepuasan kerja dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada sub kriteria fasilitas tertinggi jika dibandingkan dengan nilai sub kriteria kepuasan fisik lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sub kriteria yang paling besar menentukan tingkat kepuasan fisik wartawan adalah fasilitas yang diberikan perusahaan kepada mereka, guna menunjang kerja dari wartawan itu sendiri.
47 Fasilitas peliput berita seperti kamera di Harian Pagi Radar Bogor dirasakan masih terbatas yaitu hanya berjumlah tiga unit dengan spesifikasi semi profesional. Kamera tersebut diperuntukkan hanya fotografer. Apabila wartawan dalam peliputan memerlukan dokumentasi foto di lapangan harus berkoordinasi dengan fotografer. Hal tersebut secara tidak langsung akan menghambat kerja wartawan karena terkait dengan jarak dan kondisi lokasi liputan. Selain itu wartawan yang melakukan liputan tidak diberikan fasilitas kendaraan operasioanl seperti sepeda motor. Kendaraan operasional hanya diberikan untuk Pemimpin Redaksi dan para manajer. Namun Harian Pagi Radar Bogor telah memfasilitasi ruang kerja yang representasif, komputer dengan program linux untuk memudahkan wartawan dalam mengolah dan menulis berita. Kondisi ruangan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sudah baik untuk memberikan kenyamanan serta membangkitkan semangat kerja wartawan. Sehingga wartawan dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu wartawan Harian Pagi Radar Bogor akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara (Air conditioner) yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern. Fasilitas lain alat komunikasi seperti telepon juga diberikan oleh Harian Pagi Radar Bogor namun jumlahnya terbatas. Telepon tersebut digunakan untuk mengembangkan wawancara narasumber yang belum lengkap pada saat wawancara di lapangan. Insentif Sub kriteria Insentif memiliki prioritas pertama pada kepuasan finansial yang berpengaruh dalam tingkat kepuasan kerja. Ada hubungan antara insentif terhadap kepuasan kerja. Insentif merupakan pemberian penghargaan dalam bentuk materi kepada seorang wartawan sesuai dengan prestasi kerjanya. Berdasarkan definisi ini, maka dimungkinkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan insentif berbeda antara satu orang dengan orang lain, karena seorang mempunyai prestasi kerja yang berbeda. Ketika wartawan sudah dipenuhi haknya oleh pihak Harian Pagi Radar Bogor dalam mendapatkan insentif maka akan mendorong wartawan lainnya untuk merasakan kepuasan atas apa yang dirasakannya.
48
Promosi kerja Ada hubungan antara promosi kerja (pengembangan diri) terhadap kepuasan kerja. Pengembangan diri bagi wartawan di Harian Pagi Radar Bogor merupakan aspek penting dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat mengenai informasi–informasi yang ada disekitarnya. Kesempatan untuk pengembangan diri secara adil sesuai potensi dan kemampuan wartawan. Penghambatan pengembangan diri akan mengurangi kepuasan kerja wartawan yang akan berakibat pada penurunan kinerja wartawan. Pengembangan diri bertujuan meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan
efisiensi,
mengurangi
kerusakan,
mengurangi
kecelakaan,
meningkatkan pelayanan, meningkatkan moral, meningkatkan karir, meningkatkan kemampuan konseptual dan kepemimpinan. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan karena pengalaman kerjanya atau senioritas yang telah dimiliki. Dengan demikian kepuasan akan lebih besar bagi individu yang mendapat promosi untuk menduduki suatu jabatan, dibandingkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang dipromosikan karena senioritasnya sehingga memperoleh kenaikan imbalan. Hasil penelitian menunjukkan sub kriteria promosi kerja menduduki prioritas kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa wartawan Harian Pagi Radar Bogor membutuhkan sarana untuk pengembangan diri guna meningkatkan kepuasan kerjanya. Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu wartawan Harian Pagi Radar Bogor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap wartawan akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing wartawan. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan wartawan tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.
49 Tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kepuasan Kerja Wartawan Radar Bogor Secara keseluruhan Kriteria Kepuasan Psikologi Kepuasan Sosial Kepuasan Fisik Kepuasan Finansial Total
Tingkat Kepuasan Rata – Rata
Bobot Kriteria
3.18 3.21 3.01 2.58
0.099 0.055 0.185 0.661 1.000
Tingkat Kepuasan Terbobot 0.32 0.18 0.56 1.70 2.76
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan rata-rata adalah 2.76, berada pada skala likert antara 2-3 (tidak puas sampai puas). Nilai ini sebenarnya lebih mengarah ketingkat puas namun masih perlu diperbaiki di masa mendatang. Dari Tabel 14 juga terlihat, bahwa kepuasan fisik dan kepuasan finansial yang bobot relatif lebih tinggi, justru memiliki tingkat kepuasan kerja terendah. dengan demikian, kedua aspek kepuasan kerja ini di masa mendatang perlu diperbaiki dengan prioritas utama kepada kepuasan kerja finansial kedua bobot kepentingannya tertinggi (0,661) sedangkan tingkat kepuasannya terendah (2,58). 4.4 Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah analisis regresi berganda. Pemilihan penggunaan analisis regresi berganda ini disesuaikan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini mengkaji secara empiris pengaruh kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Model yang digunakan adalah model regresi berganda. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner terhadap 35 wartawan harian tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0. Hasil analisis regresi Berganda menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.
50 Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Koefisien Regresi (a) - 0,004 0,250 0,275 0,245 0,251
Variabel Bebas
Konstanta X1 X2 X3 X4 Variabel terikat = Y N = 35 R = 0.999; R²adj = 0.998; Fhitung= 174,517; Statistik Durbin-Watson, Dw = 2,078
Koefisien Regresi Standar 0,143 0,067 0,200 0,786
thitung
Sig.
-0,660 18,168 7,783 20,624 95,582
0,514 0,000 0,000 0,000 0,000
Sig. =0,000
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang disajikan dalam Tabel 15 di atas, maka dapat ditulis model regresi sebagai berikut; Y
=
- 0,004 + 0,250X1 + 0,275X2 + 0,245X3 + 0,251X4
Keterangan: Y
=
Kepuasan Kerja
a0
=
Intersep
X1
=
Kepuasan Psikologi
X2
=
Kepuasan Sosial
X3
=
Kepuasan Fisik
X4
=
Kepuasan Finansial
Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis atau mengambil keputusan, maka model regresi tersebut secara ekonometri harus dikenai uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dikenakan terhadap model regresi meliputi uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas residu. Pengujian model terhadap asumsi klasik dapat ditunjukkan sebagai berikut. 1. Uji Multikolinieritas Menurut pendapat Gujarati (2003), uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan uji VIF. Kriterianya untuk mengetahui suatu variabel bebas mengalami multikol dengan variabel bebas yang lainnya adalah dengan membandingkan nilai VIF nya dengan angkat 10. Jika VIF<10 disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas yang berarti.
51 Variabel X1 memiliki nilai VIF=1,292. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1 (kepuasan psikologi) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X2 memiliki nilai VIF=1,535. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X2 (kepuasan sosial) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X3 memiliki nilai VIF=1,946. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X3 (kepuasan fisik) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X4 memiliki nilai VIF=1,495. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X4 (kepuasan financial) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode VIF di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model terbebas masalah multikolinieritas sehingga memenuhi asumsi klasik. 2. Uji Autokorelasi Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dilakukan dengan menggunakan melihat statistika Durbin Watson seperti yang ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16. Kriteria Uji Autokorelasi Durbin-Watson Hipotesis Nol (Ho)
Keputusan
Jika
Tidak terjadi autokorelasi +
Tolak
0
Tidak terjadi autokorelasi +
Tidak ada keputusan
dL≤d≤dU
Tidak terjadi autokorelasi -
Tolak
4-dL
Tidak terjadi autokorelasi -
Tidak ada keputusan
4-dU≤d≤4-dL
Tidak terjadi autokorelasi + atau –f
Terima
dU
Sumber: Gujarati (2003)
Pengujian tersebut memerlukan nilai dL dan dU, yang dapat diperoleh dari Tabel 16 dL dan dU (Gujarati, 2003). Pada tingkat signifikansi α=5%, jumlah data n=35, dan jumlah variabel bebas k'=4, maka diperoleh nilai dL=1,222 dU=1,726. Dengan demikian diperoleh nilai-nilai sebagai berikut; d = 2,078 (hasil olahan SPSS 15.0 lihat Tabel 4.6)
52 dL=1,222 dU=1,726 4-dU = 4-1,726 = 2,274 Jadi d terletak pada interval: dU
0,05; maka variabel bebas yang diuji tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X1 (kepuasan psikologi) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs= -0,051 dengan Sig. = 0,771. Oleh karena nilai Sig. (0,771)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X2 (kepuasan sosial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,178 dengan Sig. = 0,305. Oleh karena nilai Sig. (0,305) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel
X2 tidak mengalami
heteroskedastisitas. Variabel X3 (kepuasan fisik) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=0,084 dengan Sig. = 0,633. Oleh karena nilai Sig. (0,633) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X3 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X4 (kepuasan finansial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,040 dengan Sig. = 0,817. Oleh karena nilai p (0,817)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak
53 signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel X4 tidak mengalami
heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model tidak mengalami heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik. 4. Uji Normalitas Residu Uji normalitas residu ini bukan merupakan uji asumsi klasik, tetapi uji persyaratan regresi; di mana dalam setiap model regresi, nilai residunya harus memliki distribusi normal (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov, tidak menggunakan metode grafis karena metode grafis tidak luput bahkan cenderung banyak terpengaruh oleh pandangan mata peneliti, sehingga subyektivitasnya lebih tinggi dibanding metode Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya adalah jika statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) tidak signifikan yang ditunjukkan oleh p>0,05; maka data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan program SPSS, diperoleh: KS = 0,139 p = 0,085 Oleh karena nilai Sig. (0,085) > 0,05 maka KS tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa residu (disturbance error) model regresi penelitian ini memiliki distribusi normal. 5. Uji Signifikansi Model Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya antara lain: (a) faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial,
54 merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya. Pengujian terhadap koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja wartawan secara keseluruhan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja dari wartawan tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh bahwa nilai P value model sebesar 0.000. Menurut uji F apabilai nilai Sig. < alpha (0,05 persen) maka variabel-variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Pengaruh secara simultan atau bersama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat dilihat pada nilai R²adj = 0.998 atau 99.8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa, tinggi rendahnya tingkat kepuasan kerja wartawan sebesar 99,8 persen dipengaruhi variabel kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial. Secara individual, tingkat signifikansi masing–masing kepuasan psikologi, kepuasan sosial, kepuasan fisik dan kepuasan finansial adalah sama yaitu sebasar 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial secara sendiri – sendiri berpengaruh nyata terhadap kepuasan kerja wartawan. Dalam kasus kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor ini meskipun bobot kriterianya bervariasi antara 0.099 sampai dengan 0.661, akan tetapi tingkat kepuasan masing–masing sebelum dibobot variasianya tidak terlalu besar yaitu antara 2.583–3.181 dan justru yang bobot kriterianya lebih besar, tingkat kepuasan rata-ratanya terendah. Oleh karena itu, meskipun semua faktor perlu diperhatikan, tetapi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan finansial perlu diprioritaskan, terutama yang tingkat kepuasan relatif rendah yaitu gaji, tunjangan, dan insentif yang tingkat kepuasan kerja masing-masing 2.51, 2.49 dan 2.57. 4.5 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Harian Pagi Radar Bogor Secara umum, sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Harian Pagi Radar Bogor masih sederhana dan bersifat konvensional. Hal ini terlihat dari struktur organisasi dimana SDM masih ditangani oleh seorang Manajer yang
55 menangani personalia dan masalah Umum (Manajer Personalia dan Umum). Manajer Personalia dan Umum ini, untuk urusan personalia hanya dibantu oleh dua orang staf yang lebih ditekankan kepada penilaian berkas lamaran calon karyawan (terutama wartawan), pengecekan absensi dan pembuatan draft surat peringatan dan rekomendasi kenaikan jabatan. Manajer Personalia dan Umum juga melaksanakan pengadaan karyawan selain wartawan (rekrutmen dan seleksi serta penilaian kerja dan kenaikan jabatannya. Pengadaan, pelatihan dan pengembangan serta penilaian kinerja wartawan, dilakukan oleh pemimpin Redaksi atau tim yang dibentuknya. Penentuan jenis dan besarnya kompensasi, baik kompensasi keuangan (gaji, honorarium dll) dan kompensasi non keuangan (asuransi), ditetapkan oleh Direktur dan Pelaksana Direktur. Pada pembahasan berikutnya, akan dititikberatkan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM terhadap wartawan Harian Pagi Radar Bogor, karena wartawan merupakan karyawan inti yang menjalankan usaha suatu media cetak. Manajemen di Bagian Personalia Harian Pagi Radar Bogor saat ini merupakan faktor yang sangat penting dalam mengelola SDM (wartawan). Namun kenyataanya peran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal oleh Manajer Personalia. Keterlibatan manajer personalia seharusnya tidak hanya terbatas mengecek kehadiran wartawan dan pegawai. Tetapi lebih memahami profesi pekerjaan
wartawan
(pengembangan
karir)
serta
memberikan
penilaian
kemampuan, minat dan potensi wartawan. 4.5.1
Sistem Rekrutmen Wartawan Proses rekrutmen wartawan di Harian Pagi Radar Bogor selama ini
dilakukan dengan tiga cara yaitu, (1) melalui iklan di koran, (2) jalur rekomendasi dan (3) jalur mahasiswa magang. Rekrutmen melalui iklan dilaksanakan dengan membuat iklan lowongan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sendiri. Iklan ini dimuat setiap hari selama satu bulan penuh. Draft naskah iklan dibuat oleh staf personalia, kemudian dikoreksi oleh Pemimpin Redaksi. Pada naskah iklan, calon pelamar diminta menyampaikan surat lamaran disertai biodata dan fotocopi ijazah, transkrip nilai dan surat pengalaman kerja. Dengan rekrutmen ini diterima sekitar 300 surat lamaran kerja.
56 Pada tahun 2008 Harian Pagi Radar Bogor menerima lamaran kerja 310, tahun 2009 mengalami penurunan
menjadi 307 pelamar. Tahun 2010 jumlah
pelamar wartawan menurun 300 orang pelamar. Tahun 2011 menurun hingga 280 pelamar. Dari data tersebut terlihat bahwa meskipun ada kecenderungan penurunan jumlah pelamar, cara open rekrutmen melalui iklan koran cukup efektif dan minat masyarakat menjadi wartawan relatif cukup tinggi. Sistem rekrutmen tertutup yakni melalui rekomendasi di Harian Pagi Radar Bogor dilakukan berdasarkan usulan dari wartawan senior. Calon wartawan yang direkomendasikan bisa berasal dari Harian Radar dari daerah lain (Jawa Pos Group), harian lokal lain atau dari harian di Jakarta. Hal ini dimungkinkan karena wartawan tersebut memiliki jaringan pribadi dan tergabung dalam Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB). Calon wartawan yang direkrut dengan cara ini tidak mengikuti seleksi secara penuh, hanya mengikuti wawancara yang dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum. Penerimaan wartawan baru dengan cara seperti ini berjumlah 4-6 orang pertahun. Menurut Mathis dan Jackson (2000), rekrutmen yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor melalui rekomendasi ini merupakan cara rekrutmen melalui “karyawan lama”. Cara ini pada intinya menerima pelamar eksternal melalui informasi internal. Cara rekrutmen tertutup berikutnya adalah melalui mahasiswa magang di Harian Pagi Radar Bogor dimungkinkan karena setiap tahun harian ini menerima sekitar 10 orang mahasiswa magang selama 2-4 bulan dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Jabodetabek. Mahasiswa magang tersebut umumnya adalah mahasiswa yang mengambil program studi jurnalistik, komunikasi, statistik dan pertanian. Pada saat proses magang berlangsung, Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana selama proses dan magang tersebut telah mengamati berbagai hal tentang mahasiswa magang dan PKL tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap. Berdasarkan pengamatan ini, Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana telah melakukan “penilaian dan seleksi” secara diam-diam dan menawarkan untuk bekerja sebagai wartawan di Harian Pagi Radar Bogor kepada sekitar 6-8 orang mahasiswa. Dengan cara ini, diperoleh wartawan baru sebanyak 4-6 orang pertahun. Sebagai gambaran, dari 35 orang wartawan Harian Pagi Radar Bogor saat ini, 21 orang diterima melalui open rekrutmen melalui iklan, 7 orang
57 melalui jalur rekomendasi (tertutup) dan 6 orang melalui mahasiswa magang (tertutup). Sistem rekrutmen melalui iklan di Koran merupakan upaya untuk menghasilkan wartawan melalui sumber eksternal. Rekrutmen tersebut diupayakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Harian Pagi Radar Bogor dalam produksi berita surat kabar. Sistem rekrutmen melalui iklan yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor hendaknya mempertimbangkan pelamar yang benar-benar memiliki minat, bakat serta potensi yang unggul. Dengan potensi yang unggul tersebut diharapkan kriteria pelamar sesuai dengan apa yang diharapkan Harian Pagi Radar Bogor. Sehingga orang yang terpilih nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kondisi Harian Pagi Radar Bogor yang tergolong industri kecil dengan sistem
pengelolaan
sumber
daya
manusia
masih
sederhana
ini
perlu
mempertimbangkan dengan cermat sistem open rekrutmen melalui iklan di koran. Karena untuk efisiensi biaya perekrutan. Selain itu sistem open rekrutmen yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor harus dikaji ulang karena wartawan pada tahap pelatihan banyak yang keluar (turn over) dengan berbagai alasan seperti kondisi kerja yang kurang sesuai dengan harapan, gaji yang diterima tergolong kecil sehingga kurang sesuai dengan kebutuhan operasional. Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi Harian Pagi Radar Bogor menerima calon berdasarkan rekomendasi Wartawan madya (Redaktur). Secara umum orang yang direkomendasikan tersebut telah mempunyai hubungan baik dengan sumber internal (redaktur). Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi ini memiliki
beberapa
keuntungan
diantaranya,
Redaktur
yang
telah
merokemendasikan secara otomatis telah melakukan seleksi awal terlebih dahulu meskipun dalam bentuk informal. Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan informasi secara lengkap tentang kondite pelamar tersebut dari redaktur. Bagi pelamar, telah memahami karakteristik, budaya organisasi Harian Pagi Radar Bogor. Dengan sistem seperti ini Harian Pagi Radar Bogor lebih berhati-hati karena ada kecenderungan redaktur yang merekomendasikan berdasarkan kesamaan suku, keluarga dan alumni. Redaktur diharapkan merekomendasikan kepada orang yang benar-benar memiliki minat, bakat dan kualifikasi yang
58 dibutuhkan Harian Pagi Radar Bogor. Redaktur hendaknya harus terus memantau kinerja yang direkomendasikan.
4.5.2
Sistem Seleksi Wartawan Harian Pagi Radar Bogor menerapkan sistem seleksi wartawan dengan
empat tahapan yaitu, (1) Tes seleksi berdasarkan berkas lamaran, (2) Tes pengetahuan umum, (3) Tes keterampilan menulis berita, dan (4) Wawancara. Tahap 1 dilakukan oleh staf personalia dibawah supervisi Manajer Personalia dan Umum, tahap (2) dan tahap (3) dilaksanakan oleh suatu tim yang dibentuk oleh Pemimpin Redaksi dan tahap (4) dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum. Seleksi berdasarkan berkas lamaran dilakukan secara manual oleh dua orang staf personalia. Proses seleksi dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: ijazah sarjana, transkrip nilai, nilai IPK minimal 2,75 dan diutamakan pelamar yang berasal dari perguruan tinggi negeri. Seleksi tahap (1) ini biasanya menghasilkan sekitar 200 pelamar yang lolos untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya. Seleksi tahap (2) adalah tes tertulis tentang pengetahuan umum. Termasuk isu-isu yang saat itu berkembang. Materi tes terdiri dari 100 soal pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 90 menit. Pelamar yang lolos dari seleksi ini harus memiliki nilai minimum 70 (skala 1-100). Jumlah pelamar yang lolos dari seleksi ini umumnya sekitar 70 orang. Seleksi tahap (3) adalah tes keterampilan menulis berita. Setiap peserta harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news dalam waktu 30 menit. Seleksi tahap (3) ini pada umumnya menghasilkan 20-30 orang pelamar yang lolos memasuki seleksi tahap akhir (wawancara). Seleksi tahap (4) atau seleksi tahap akhir dilakukan dalam suatu wawancara. Wawancara dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer personalia dan Umum. Tahapan wawancara dimaksudkan sebagai langkah yang cukup penting untuk melihat karakter pribadi calon wartawan. Wawancara bertujuan mengetahui secara pasti kesiapan calon wartawan dalam melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, memberikan kesempatan bagi calon wartawan untuk lebih mengenal budaya organisasi dalam perusahaan tersebut. Budaya organisasi tersebut sesuai dengan pendapat Robbins (1996) yang
59 menjelaskan budaya organisasi sebagai suatu "persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama." Seleksi tahap akhir ini menghasilkan 15 orang wartawan baru yang akan mengikuti pelatihan orientasi (orientation training) selama dua minggu. Biasanya selama orientasi, ada 2-3 orang yang mengundurkan diri karena tidak sesuai dengan kondisi kerja yang diharapkan. Pengumuman seleksi mulai dari tahap 1 sampai dengan tahap 4 dilakukan melalui telepon. Pada kenyataanya, tidak ada arsip tertulis tentang daftar pelamar yang lolos pada setiap tahapan. Akan tetapi semua lamaran disimpan selama lima tahun. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat selektifitas calon wartawan Harian Pagi Radar Bogor relatif cukup tinggi yaitu 15 per 300 pelamar (1:20). Demikian pula dengan proses seleksi yang relatif cukup ketat (empat tahap), memungkinkan bahwa wartawan yang diterima memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang relatif tinggi. Sebagai konsekuensi dari hasil seleksi ini, Harian Pagi Radar Bogor harus siap melakukan pembinaan dan pengembangan sehingga memenuhi kepuasan kerja wartawan. Pada kenyataanya kepuasan kerja menyeluruh baru mencapai rata-rata 2,76 (skala 1-4). Melihat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang rata-rata 2,76 perlu dilakukan evaluasi sistem seleksi wartawan. Karena pada dasaranya sistem seleksi wartawan yang tepat adalah mendapatkan wartawan yang memenuhi syarat, mempunyai minat yang tinggi dan memiliki kualifikasi sesuai dengan deskripsi profesi pekerjaan sebagai wartawan. Oleh karena itu, Harian Pagi Radar Bogor dapat memfokuskan sistem seleksi tes keterampilan menulis berita. Karena Setiap peserta harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news serta kemampuan wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan. Harian Pagi Radar Bogor diharapkan dapat merancang kompetensi yang ingin didapatkan dari peserta. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan komunikasi yang baik, daya tahan terhadap kondisi kerja, komitmen dan tanggung jawab terhadap perusahaan. Selain itu pada seleksi wawancara pelamar dengan Pemimpin Redaksi dan manajer personalia teknik wawancara lebih dikembangkan dengan mengumpulkan empat atau lima calon wartawan sekaligus dalam satu ruangan dan mewawancarai mereka secara bersamaan. Hal tersebut dianggap efektif karena untuk melihat siapa
60 yang terbaik diantara empat hingga lima kandidat tersebut. Sehingga akan didapatkan wartawan yang memenuhi kriteria dari perusahaan. 4.5.3
Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan utama yang diikuti wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah
pelatihan yang dilaksanakan terhadap setiap wartawan baru yang lolos seleksi. Materi pelatihan meliputi keterampilan menulis berita, teknik wawancara terhadap narasumber dan pelatihan menulis berita. Pelatihan dilaksanakan selama dua minggu yang terdiri dari dua hari di kantor Harian Pagi Radar Bogor dan 12 hari sisanya di lapangan. Pemberi materi ceramah direkrut dari dalam Harian Pagi Radar Bogor sendiri dan dari Jawa Pos Group (Surabaya). Untuk pelatihan di lapangan, narasumber yang akan diwawancarai ditentukan terlebih dahulu. Dari pelatihan ini pada kenyataanya 2-3 orang wartawan yang baru diterima mengundurkan diri. Pengunduran diri ini pada umumnya karena tidak sesuai terhadap kondisi kerja. Hal ini disebabkan lokasi liputan hingga pelosok-pelosok desa, misalnya kecamatankecamatan yang jauh jaraknya dari kota Bogor seperti kecamatan Jasinga, Sukamakmur dan Jonggol (40-50 km). Jarak yang jauh ini sering diperparah oleh kondisi cuaca Bogor yang curah hujannya tinggi. Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), meskipun suatu perusahaan telah menerima karyawan dengan kualifikasi terbaik, pelatihan masih dibutuhkan untuk meningkatkan kemanfaatannya sesuai budaya organisasi perusahaan tersebut. Berbagai jenis pelatihan diperlukan tergantung keperluannya, seperti orientation training, basic skill training, neus technology training dan team training. Berdasarkan jenis pelatihan ini, pelatihan awal selama dua minggu yang dilaksanakan di Harian Pagi Radar Bogor menggabungkan orientation training, dan basic skill training. Pelatihan lain yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor bersifat (refreshing training) dilakukan di Jawa Pos, Surabaya. Materi training meliputi teknik fotografi, penulisan berita, penggunaan bahasa jurnalistik, manajerial/ leadership (untuk calon Redaktur Pelaksana atau Pemimpin Redaksi) dan teknologi baru (teknologi informasi). Harian Pagi Radar Bogor setiap tahunnya mengirim 2-3 orang untuk setiap pelatihan. Pelatihan tersebut biasanya dilakukan dua kali dalam
61 setahun dengan peserta wartawan-wartawan dari group Jawa Pos di seluruh Indonesia. Pengembangan karir wartawan di Harian Pagi Radar Bogor telah dirancang dan diterapkan dengan jenjang karir seperti pada Tabel 17 Tabel 17. Jenjang Karir Wartawan Harian Pagi Radar Bogor No.
Tingkatan
Lama (Th)
Jumlah (orang)
1
Calon Reporter
1-2 tahun
2
2
Wartawan Muda
2-3 tahun
21
3
Wartawan Madya (Red)
-
10
4
Wartawan Madya (Redpel)
-
1
5
Wartawan Utama (Pemred))
-
1
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Ket: CR:Calon Reporter; Red: Redaktur, Redpel:Redaktur Pelaksana; Pemred: Pemimpin Redaksi
Calon reporter (CR) bekerja 1-2 tahun tergantung prestasinya yang dinilai oleh Pemimpin Redaksi untuk dapat diangkat menjadi wartawan muda. Wartawan muda bekerja selama 2-3 tahun tergantung prestasinya, sebelum diangkat menjadi wartawan madya. Wartawan madya akan terus memiliki status tersebut jika tidak diangkat menjadi Redaktur Pelaksana. Apabila jabatan Redaktur Pelaksana kosong karena yang bersangkutan mengundurkan diri, sakit atau dipindahkan ke harian radar lain dalam grup Jawa Pos baik sebagai Redaktur Pelaksana, atau Pemimpin Redaksi, maka diantara wartawan madya memiliki peluang menjadi Redaktur Pelaksana. Penetapan wartawan madya menjadi Redaktur Pelaksana berdasarkan masa kerja dan prestasi. Penetapan ini dilakukan oleh Pemimpin Redaksi atas persetujuan Pelaksana Direktur. Jenjang karir tertinggi pada Harian Pagi Radar Bogor adalah wartawan utama, yaitu Pemimpin Redaksi. Dengan demikian wartawan utama, hanya satu orang. Penggantian Pemimpin Redaksi pada umumnya berasal dari Redaktur Pelaksana yang ditetapkan oleh Direktur. Dari uraian di atas terlihat bahwa jenjang karir wartawan madya, praktis menjadi puncak baru sebagian terbesar wartawan Harian Pagi Radar Bogor karena
62 Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi, masing-masing hanya satu orang. Hal ini menyebabkan 83 % wartawan Harian Pagi Radar Bogor memiliki masa kerja lebih kecil atau sama dengan tiga tahun. Hanya 6 orang wartawan (17%) termasuk Redaktur dan Pemimpin Redaksi yang memiliki masa kerja lebih dari tiga tahun. Dapat diduga bahwa selama 13 tahun umur Harian Pagi Radar Bogor, banyak wartawan muda dan atau wartawan madya yang mengundurkan diri dengan alasan terjadinya stagnasi karir. 4.5.4
Sistem Pengaturan Kerja Wartawan merupakan orang yang bekerja dan mendapat nafkah sepenuhnya
dari media massa. Oleh karena itu seorang wartawan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memproses sebuah berita, tugas dan kewajiban wartawan adalah menyampaikan serta meneruskan informasi atau kebenaran fakta kepada publik tentang apa saja yang perlu diketahui publik/ masyarakat. Secara umum tugas wartawan adalah dapat dibagi menjadi empat antara lain : 1) Mencari berita, 2) Mengolah berita, 3)Menyimpan berita dan 4)Menyampaikan informasi kepada masyarakat. Pada bidang jurnalistik karyawan inti (wartawan) tidak memiliki batasan waktu kerja yang pasti, sangat berbeda dengan jenis pekerjaan di bidang lain yang sifatnya rutin (monoton) dan memiliki batasan baik dari segi waktu kerja maupun beban kerjanya. Adanya waktu kerja yang tidak menentu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri dalam suatu pekerjaan. Kelebihan yang didapat dari cara kerja yang fleksibel adalah wartawan dapat mencari berita dengan komprehensif sehingga informasi yang diperoleh dapat dipercaya. Kekurangan yang didapat adalah tidak adanya waktu kerja yang pasti akan menyebabkan wartawan mengalami kesulitan dalam pengaturan waktu dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi wartawan itu sendiri. Melihat cara kerja wartawan yang tak kenal waktu maka dibutuhkan kemampuan manajemen waktu yang baik untuk dapat meningkatkan hasil kerjanya (Stanley, 2008). Wartawan yang tidak memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, akan memiliki hambatan dalam menjalankan setiap pekerjaan yang dilakukannya sehingga produktivitasnya menurun.
63 Disamping dari sisi wartawan, pengaturan kerja perusahaan media massa juga berpengaruh pada tingkat produktivitas wartawan. Apabila pekerjaan tidak diatur dengan baik akan menyebabkan pekerjaan tersebut terbengkalai yang akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Harian Pagi Radar Bogor melakukan pekerjaaan kerjanya berdasarkan pengaturan kerja sesuai dengan struktur sebagai berikut : 1. Penentuan rubrik liputan 2. Penentuan lokasi liputan 3. Penentuan jumlah berita 4. Penentuan deadline berita Pengaturan kerja ini dilakukan agar para wartawan dapat mengatur waktu kerjanya dan menghasilkan berita yang cermat dan akurat. Penulisan berita harus lengkap dan utuh sehingga dapat mengungkapkan fakta dan informasi dengan benar. Berita yang ditulis berdasarkan waktu peristiwa agar urutannya jelas dan rasional. Penulisan berita juga mempertimbangkan daya tarik berita tersebut, serta berimbang tidak ada keberpihakan. Calon wartawan yang diterima bekerja di Harian Pagi Radar Bogor setelah mengikuti masa training dua minggu akan diangkat menjadi wartawan kontrak (honorer) dengan status sebagai calon reporter (CR) termasuk dalam hasil tulisannya yang telah dimuat di koran menggunakan kode CR, belum menggunakan kode nama wartawan yang bersangkutan. Wartawan kontrak ini akan ditentukan wilayah/ lokasi peliputan dan rubrik/ desk halamannya. Wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan diwajibkan menyerahkan minimal lima berita setiap harinya ke redaktur halaman yang untuk selanjutnya akan diseleksi dan dilakukan pengeditan oleh redaktur. Rata-rata dari lima berita yang dihasilkan wartawan akan naik cetak 3-4 berita. Hal ini dinilai dari bobot berita, dampak dan seberapa penting untuk diketahui masyarakat. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam bekerja wajib mematuhi waktu deadline berita yang sudah ditentukan yaitu jam 21.00 setiap hari, kecuali untuk halaman satu deadline sampai jam 24.00. Wartawan setelah melakukan liputan di lapangan melakukan rapat redaksi setiap jam 16.00 yang dipimpin oleh Koordinator Liputan atau Redaktur Pelaksana. Materi dalam rapat tersebut meliputi listing berita
64 selama 24 jam, pengembangan isu, kejadian seputar Bogor dan folow up berita aktual. Rapat ini wajib diikuti seluruh wartawan dan redaktur. Struktur organisasi dari Harian Pagi Radar Bogor untuk pengaturan kerja wartawan dapat dilihat pada Gambar 6. Pemimpin Redaksi Sekretaris Redaksi Redaktur Pelaksana Redaktur
Koordinator Liputan
Reporter (Wartawan) dan Calon Reporter (Calon Wartawan) Gambar 6. Struktur Organisasi Redaksi Harian Pagi Radar Bogor Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011
Berdasarkan struktur di atas setiap jabatan memiliki tanggung jawabnya masing–masing. Setiap bagian memiliki fungsi dan tugas masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya. Pemimpin redaksi adalah kepala atau pimpinan dalam sebuah redaksi, fungsinya adalah untuk mengatur dan mengawasi setiap pekerjaan dari bagianbagian dibawahnya. Pemimpin redaksi bertanggung jawab terhadap setiap pemberitaan yang dimuat atau dipublikasikan. Redaktur pelaksana adalah bagian yang menjalankan setiap tugas yang diberikan oleh pemimpin redaksi. Redaktur pelaksana adalah bagian yang melaksanakan setiap kebijakan yang dibuat dan pelaksana kebijakan khusus yang diberikan pemimpin redaksi. Redaktur adalah orang yang bertanggung jawab terhadap isi halaman dari sebuah media cetak, melakukan editing dan penyuntingan berita dari wartawan. Redaktur bertanggung jawab setiap halaman atau rubrik yang menjadi wewenangnya.
65 Koordinator liputan memiliki posisi yang sejajar dengan redaktur. Koordinator Liputan secara langsung berhubungan dengan apa dan bagaimana seorang wartawan mendapatkan berita. Bagian inilah yang menentukan tugas peliputan bagi setiap wartawan dan menentukan isu apa yang menarik untuk diangkat dan dimasukan dalam headline di halaman depan sebuah koran. Wartawan adalah bagian terpenting dari sebuah media massa, khususnya media cetak. Wartawan adalah ujung tombak dari sebuah pemberitaan di media, tugasnya tidak hanya meliput sebuah berita dan mengejar sebuah peristiwa, tapi harus bisa memahami apa isi dari berita yang mereka liput, serta harus menentukan bagaimana berita tersebut disampaikan dan sudut pandang mana yang akan diangkat dalam pemberitaan tersebut. Selain itu wartawan juga harus memiliki kemampuan untuk bisa menarik isu yang sedang hangat di masyarakat, meskipun sebelumnya seorang wartawan sudah mendapat instruksi dari koordinator liputan tetapi di lapangan wartawan dituntut untuk kreatif melihat kondisi dan keadaan daerah yang menjadi wilayah liputan mereka. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaturan kerja wartawan di Harian Pagi Radar Bogor telah sesuai dengan UU No. 40/ 1999 pasal 15 yang menjelaskan bahwa pengaturan kerja di media merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan proses kerja pada setiap elemen kompetensi. Elemen kompetensi tersebut disertai dengan kriteria pengaturan kerja harus mencerminkan aktivitas aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Uraian pekerjaan yang dilakukan di Harian Pagi Radar Bogor sesuai dengan pendapat (Mangkuprawira, 2004) yang menjelaskan bahwa uraian pekerjaan menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan pekerjaan utama sedangkan spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi karyawan, seperti pengalaman, pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang disyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan. 4.5.5
Sistem Kompensasi Tingkatan gaji dan kompensasi lain, wartawan Harian Pagi Radar Bogor
dapat dilihat pada Tabel 18.
66 Tabel 18. Tingkatan Gaji dan Kompensasi Lain Wartawan Harian Pagi Radar Bogor (dalam ribuan rupiah) Tingkatan Jabatan
Gaji Pokok (perbulan)
Wartawan Kontrak
700-900
Wartawan
1100-1700
Redaktur
1700-2000
Tunjangan Prestasi (perbulan)
Uang Makan (perbulan)
Asuransi Jamsostek
330
√
350-400
330
√
400-600
330
√
-
Uang Dinas *) *)
Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011
20 000/ hari dengan radius minimal 20 km dari kantor berlaku untuk semua tingkatan jabatan.
*) Rp.
Dari Tabel 18 terlihat bahwa untuk wartawan kontrak (Calon Reporter-CR), jumlah penerimaan sebulan termasuk uang makan (diluar asuransi dan uang dinas) mencapai Rp. 1 030 000 - Rp. 1 230 000 jumlah ini sudah berada di atas Upah Minimum Kota (UMK) yang nilai Rp. 1 100 000/ bulan. Adapun penerimaan seorang Redaktur, yang merupakan karir tertinggi wartawan Harian Pagi Radar Bogor (di luar Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi) maksimum Rp. 2 930 000/ bulan. Angka ini relatif kecil untuk seorang sarjana yang telah memiliki masa kerja sama atau dengan tiga tahun. Apabila tidak ada tambahan lain, mungkin kondisi ini dapat memicu sorang wartawan dengan masa kerja tiga tahun atau lebih berpaling ke pekerjaan di perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Kondisi gaji dan kompensasi lain ini, juga yang mungkin menyebabkan tingkat kepuasan kerja finansial pada uraian sebelumnya relatif rendah, yaitu 2.58 (skala 1-4). Beberapa bentuk kompensasi lain yang diterima wartawan Harian Pagi Radar Bogor antara lain seperti tunjangan kelahiran anak (semua tingkatan), mobil dinas (Pemimpin Redaksi dan Manajer lainnya), bonus setiap tahun (bervariasi tergantung tingkatan jabatan). Selain itu, sejak dua tahun terakhir dan reward yang diberikan kepada wartawan yang berprestasi tinggi. Reward tersebut berupa wisata ke luar negeri (China, Thailand, Singapura dan Kuala Lumpur). Harian Pagi Radar Bogor membuat sistem rangking wartawannya berdasarkan bobot berita. Sampai saat ini telah ada delapan wartawan yang memperoleh reward bentuk wisata ini. Kompensasi non keuangan lainnya yang didukung (didanai) oleh Harian Pagi Radar Bogor antara lain family gathering (setahun sekali) dan olahraga (tentative).
67 Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), kompensasi terdiri atas kompensasi keuangan dan non keuangan (keselamatan karyawan, status persahabatan,
pengaturan
kerja
yang
fleksibel,
pengakuan
dan
peluang
pengembangan). Kompensasi keuangan terdiri atas keuangan tidak langsung (asuransi, liburan, biaya pendidikan, perhatian terhadap keluarga, program kesehatan). Dan keuangan langsung (gaji, honor lembur/ kerja khusus, bonus dan insentif, pembayaran berdasarkan keahlian). Pada Tabel 19 terlihat perbandingan antara penerapan di Harian Pagi Radar Bogoir dengan penyataan Hellriegel et al tersebut. Tabel 19. Penerapan Sistem Kompensasi Harian Pagi Radar Bogor dibandingkan Pernyataan Hellriegel et al (2002) Bentuk Kompensasi Menurut Hellriegel et al Kompensasi keuangan 1. Tidak langsung Asuransi Liburan Biaya Pendidikan Perhatian Thd Keluarga Program Kesehatan 2. Langsung Gaji Honor lembur Bonus dan Insentif Pembayaran berdasar Ketrampilan Kompensasi non keuangan Keselamatan Status Persahabatan Pengaturan kerja Fleksibel Pengakuan
Peluang Pengembangan
Penerapan Pada Radar Bogor
Bentuk Penerapan
v v v -
Asuransi Jamsostek Yang berprestasi ke LN Tunjangan Kelahiran -
v v v v
Gaji Pokok Liputan> 20 km setiap awal tahun Tunjangan Prestasi sesuai Bobot Berita
v v v
Asuransi Jmasostek Jenjang Karir Family gathering, olahraga
v v
Penempatan Peringkat Wartawan di papan Pengumuman Jenjang karir
v
68 Dari Tabel 19 di atas terlihat bahwa meskipun Harian Pagi Radar Bogor merupakan usaha relatif kecil (jumlah karyawan 130 orang) bentuk-bentuk kompensasi yang diberikan relatif lengkap. Akan tetapi total penerimaan take home pay wartawan di masa mendatang perlu ditingkatkan secara bertahap.