BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan
yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah purpose sampling. Dari 49 Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode tahun 2011-2013, terpilih 33 Perusahaan yang memenuhi kriteria. Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam 3 tahun menjadi 99 sampel. B.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran dari
masing-masing variabel penelitian selama periode tahun 2011-2013. Dari data yang diperoleh sebanyak 99 sampel seperti telah dikemukakan di atas diperoleh statistik deskriptif yang mencakup nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar (standard deviation) atas variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel tersebut meliputi Profitabilitas (ROI), Investment Opportunity Set (IOS), dan Dividen Kas.
54
55
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
ROI 99 ,01 IOS 99 ,81 DK 99 4,03 Valid N 99 (listwise) Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015
Maximum ,40 46,63 1728,85
Mean
Std. Deviation
,1315 ,08965 4,0924 6,84778 207,1162 263,06886
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : N = 99 menunjukkan bahwa data penelitian ini terdiri dari 99 sampel yang diambil dari 33 Perusahaan selama periode tahun 2011-2013 yang berisi tentang Return on Investment (ROI), Investment Opportunity Set (IOS), dan Dividen Kas. Return On Investment (ROI) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 0,01 yaitu pada PT Matahari Putra Prima Tbk tahun 2011 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 0,40. Nilai Return On Investment (ROI) yang semakin besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memilki laba yang besar sehingga perusahaan tersebut dapat membayar dividen lebih besar yaitu pada PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2013. Investment Opportunity Set (IOS) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 0,81 yaitu pada PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2013 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 46,63. Kondisi perusahaan sangat baik akan cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan
56
digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan yaitu pada PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2013. Dividen Kas memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 4,03 yaitu pada PT Alam Sutera Realty Tbk tahun 2011 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 1728,85. Semakin besar nilai dividen kas yang dibagikan kepada para pemegang saham menunjukkan bahwa semakin baik kinerja suatu perusahaan yaitu pada PT Astra International 2011. C.
Uji Asumsi Klasik Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi
linear berganda sehingga terdapat data penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari : 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data variabel independen dan
variabel dependen berdistribusi normal. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov test dengan hasil sebagai berikut : Untuk menentukan bahwa data terdistribusi secara normal atau tidak maka dilihat melalui : i.
Nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi secara normal.
ii.
Nilai Asymp.sig (2-tailed0 < 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal.
57
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
99 ,0000000 231,28036562 ,230 ,230 -,134 2,293 ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015 Hasil tabel 4.2 diatas menunjukkan besarnya nilai Asymp Sig.(2-tailed) adalah 0,000. Hal ini berarti nilai bahwa Asymp Sig.(2-tailed) lebih kecil dari tingkat signifikan α=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil diatas, maka peneliti melakukan pengurangan 11 perusahaan yang diambil berdasarkan nilai ekstrim, dimana perusahaan dieliminasi berdasarkan nilai minimum dan maksimum dari nilai variabel Dividen Kas. Sehingga dapat disimpulkan sampel yang digunakan dalam uji asumsi klasik dan uji hipotesis adalah sebanyak 66 sampel yang terdiri dari 22 perusahaan selama periode 2011 - 2013. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut :
58
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
66 ,0000000 94,02765317 ,086 ,086 -,061 ,695 ,720
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015 Berdasarkan tabel 4.2 hasi uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp Sig.(2-tailed) adalah 0,720 lebih besar dari tingkat signifikan α=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal. 2.
Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas menunjukkan bahwa antara variabel independen
mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolineritas terjadi jika nilai variance inflation factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10.
59
Hipotesa multikolineritas : Jika VIF > 10 atau TOL < 0,10 maka Ho ditolak, ada multikolineritas Jika VIF < 10 atau TOL > 0,10 maka Ho diterima, tidak ada multikolineritas. Dari hasil SPSS diperoleh tabel pengujian sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 (Constant)
Tolerance
ROI
VIF
,729
1,371
,729 a. Dependent Variable: DK
1,371
IOS
Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015 Dari tabel 4.3 terlihat bahwa variabel independen yaitu ROI dan IOS mempunyai angka variance inflation factor (VIF) di bawah angka 10. Dan nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 2 (dua) variabel independen di atas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.
60
3.
Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Penulis menggunakan scatter Plot untuk melakukan pengujian ini dengan hasil sebagai berikut : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015 Dari scatter plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
61
4.
Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Penulis menggunakan perhitungan statistik untuk uji ini yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted Std. Error R R of the Model R Square Square Estimate 1 ,586a ,343 ,322 95,50849 a. Predictors: (Constant), IOS, ROI b. Dependent Variable: DK
DurbinWatson 1,499
Sumber : Data diolah oleh SPSS 21, 2015 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,499. Nilai dibandingkan dengan nilai tabel dengan jumlah observasi 66 (n = 66) dan variabel independen sebanyak 2, maka dari tabel statistik Durbin Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi antara variabel Return On Investment (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS) karena hasil input SPSS berada diantara -2 sampai 2. D.
Uji Kelayakan Model Setelah dilakukan pengujian asumsi kelasik dan diperoleh kesimpulan
bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi linear berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
62
Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut : 1.
Analisis Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R2 dari model regresi yang digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya (independen). Tabel 4.5 Model Summary Model Summaryb Adjusted R R Model R Square Square 1 ,586a ,343 ,322 a. Predictors: (Constant), IOS, ROI b. Dependent Variable: DK
Std. Error of the Estimate 95,50849
Sumber : Data diolah SPSS 21,2015 Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,322. Hal ini berarti 32,2% variansi Dividen Kas dijelaskan variasi dari 2 variabel independen yaitu Profotabilitas (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS). Sedangkan sisanya sebesar 67,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
63
Sedangkan untuk nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0,586 (58,6%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS) memiliki hubungan yang cukup erat dengan Dividen Kas. Dikatakan cukup erat karena nilai R diatas 50%. 2.
Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah Profitabilitas (ROI) dan
Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas. Hasil uji statistic F dengan menggunakan progam SPSS 2.1 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
299948,098
2
149974,049
Residual
574677,971
63
9121,873
Total
874626,070
65
F 16,441
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: DK b. Predictors: (Constant), IOS, ROI
Sumber : Data diolah dari SPSS 21, 2015 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 16,441 dan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =0,05) dan derajat kebebasan (df1=2; df2=63) adalah sebesar 3,14. Hal ini berarti bahwa nilai F hitung > F tabel
64
(16,441 > 3,14). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap Dividen Kas. Pengukuran dengan melihat dari nilai Sig., diketahui nilai Sig. sebesar 0,000 itu berarti lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Dividen Kas pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2011-2013. E.
Hipotesis
1.
Uji T (Uji Signifikan Parameter Individual) Uji T digunakan untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas
(independen)
dapat
menggunakan
unstandardized
coefficients
maupun
standardized coefficients. Tabel 4.7 Hasil Uji T Coefficientsa
Model 1 (Constant) ROI IOS
Unstandardized Coefficients Std. B Error 77,284
30,278
958,100
171,531 10,705
-19,248 a. Dependent Variable: DK
Sumber : Data diolah SPSS 21, 2015
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
2,552
,013
,668
5,586
,000
-,215
-1,798
,077
65
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara satu per satu. Hasil pengujian parsial dapat dilihat pada tabel 4.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa : Hasil uji t H1 diperoleh hasil t-hitung sebesar 5,586 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi untuk variabel Return On Investment (ROI) menunjukkan nilai dibawah tingkat signifikan sebesar 5% (α = 0,05) dan nilai thitung 5,586 > t-table 1,99834 yang artinya bahwa H1 diterima sehingga ada pengaruh yang signifikan Return On Investment (ROI) terhadap Dividen Kas. Hasil uji t H2 diperoleh hasil t-hitung sebesar -1,798 dengan signifikansi sebesar 0,77. Nilai signifikansi untuk variabel Investment Opportunity Set (IOS) menunjukkan nilai diatas tingkat signifikasn sebesar 5% (α = 0,05) dan nilai thitung -1,798 < t-table 1,99834 yang artinya bahwa H2 diterima sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Dividen Kas. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut makan disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh Profitabilitas (ROI) terhadap Dividen Kas dapat diterima dan hipotesis kedua yang menyatakan tidak ada pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Dividen Kas juga diterima.
66
2.
Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini juga untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan dan penurunan, dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masingmasing variabel independen berhubungan positif atau negatif. Table 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model 1 (Constant) ROI IOS
77,284
30,278
958,100
171,531 10,705
-19,248 a. Dependent Variable: DK
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
2,552
,013
,668
5,586
,000
-,215
-1,798
,077
Sumber : Data diolah SPSS 21, 2015 Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi fungsi adalah (dalam jutaan rupiah) : Y = α + β1X1 + β2X2 + ε Dividen Kas = 77,284 + 958,100 ROI – 19,248 IOS + ε
67
Dimana: Y = Dividen Kas X1 = Profitabilitas (Return On Investment) X2 = Investment Opportunity Set (IOS) ε = Error Term Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta sebesar 77,284 menyatakan bahwa ketika Return On Invesment (ROI) dan Investment Opportunity Set (IOS) bernilai nol (0) dan tidak ada perubahan, maka deviden kas akan bernilai sebesar 77,284 rupiah. Nilai variabel X1 yaitu Return On Investment (ROI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 958,100 , artinya ketika Return On Investment (ROI) meningkat 1%, sementara Investment Opportunity Set (IOS) konstan, maka deviden kas akan meningkat sebesar 95,81%. Nilai variabel X2 yaitu Investment Opportunity Set (IOS) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -19,248, artinya ketika Investment Opportunity Set (IOS) meningkat 1% sementara Return On Investment (ROI) konstan, maka Dividen kas akan turun sebesar 1924,8% . F.
Pembahasan
1.
Pengaruh Profitabilitas (Return On Invesment) Terhadap Dividen Kas Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dalam penelitian ini dengan nilai
Sig. 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa varibel Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap Dividen Kas.
68
Return On Invesment (ROI) memiliki keterkaitan dengan Dividen Kas dengan arah positif, yang berarti apabila Return On Invesment (ROI) naik maka Dividen Kas pun ikut naik, begitu pun sebaliknya apabila Return On Invesment (ROI) turun makan Dividen Kas pun akan turun. Jika dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi dimana peningkatan ROI namun tidak diikuti dengan dividen, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan lebih memilih menggunakan labanya sebagai laba ditahan untuk membiayai dana internal perusahaan dibandingkan dengan membagikan dividen. Sedangkan apabila Return On Invesment (ROI) meningkat maka seharusnya Dividen Kas pun ikut meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian Michell Suharli (2007) yang menyatakan bahwa Profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap dividen. Suharli dan Suwendra Kumar (2007) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. 2.
Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Dividen Kas Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dalam penelitian ini dengan nilai
Sig. 0,077 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa varibel Investment Opportunity Set (IOS) tidak berpengaruh terhadap Dividen Kas. Investment Opportunity Set (IOS) memiliki keterkaitan dengan Dividen Kas dengan arah negatif, yang berarti bahwa apabila Investment Opportunity Set (IOS) meningkat maka Dividen Kas menurun, begitupun sebaliknya apabila Invesment Opportunity Set (IOS) menurun maka Dividen kas pun akan meningkat.
69
Jika dikaitkan dengan Fenomena yang ada dimana investor lebih memilih menginvestasikan assetnya kedalam bentuk deposito dibandingkan dengan pembayaran dividen karena pendapatan bunga yang didapat dari deposito lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembagian dividen, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keown at al (2010:214) yang menyatakan bahwa ketika peluang investasi perusahaan naik maka rasio pembagian dividen akan turun. Dengan kata lain, ada hubungan yang terbalik antara besarnya invesatsi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Arris (2011), menyatakan bahwa IOS berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen Kas. Secara keseluruhan hasil hipotesis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Kode Hipotesis Kesimpulan H1 Profitabilitas (ROI) berpengaruh terhadap Diterima Dividen Kas H2 Investment Opportunity Set (IOS) tidak Diterima berpengaruh terhadap Dividen Kas Sumber : Data diolah SPSS 21, 2015