BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Jarak Near Field (Rnf) yang diperoleh pada penelitian ini dengan menggunakan formula (1) adalah 0.2691 m dengan lebar transducer 4.5 cm, kecepatan suara 1505.06 m/s, dan frekueansi 200 kHz. Arti dari Rnf ini adalah jarak minimum dari target terhadap transducer. Pada penelitian ini target ikan diletakan sejauh 1 m dan bandul sejauh 1.5 m dari transducer, sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi pada zona Fresnel (Near Field) Grafik amplitudo, amplitudo relatif, dan Echo Strength pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan lele (Clarias Sp) dan ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) kelompok (10 ekor) diberikan pada Gambar 19, 20 dan 21
Gambar 19. Grafik Amplitudo dalam satuan ping (a) dan satuan detik (b), Amplitudo Relatif (c) dan Echo Strength (d) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Nilai amplitudo ikan mas (a,b) berkisar antara 25-32. Pada nilai 50 menunjukan adanya aktifitas noise yang disebabkan oleh gerakan air pada water tank yang terjadi pada detik ke 1200, 4500 dan 5500. Nilai amplitude relatif berada pada selang 0.09 sampai 0.12 30
sedangkan untuk nilai Echo Strength (d) bekisar antara -21 dB sampai -14 dB. Dugaan target pada grafik menunjukan pola yang berbeda pada umunya yaitu berupa adanya gundukan, dalam hal ini terjadi pada detik ke 12500 atau ping ke 35000 dengan nilai Echo Strength -18 dB ( Lampiran 1). Nilai amplitudo pada ikan lele (Gambar 19 a,b) berkisar antara 27-32.5. Nilai amplitudo relatifnya (c) berkisar antara 0.1055-0.1255,sedangkan untuk nilai Echo Strength berkisar antara -19.5 dB sampai -17.8 dB. Dugaan target terdeteksi pada detik 7000 dan 12000 dengan nilai kisaran Echo Strength dari -18.5 dB sampai -18 dB serta -18.5 dB sampai -18.2 dB ( Lampiran 2).
Gambar 20. Grafik Amplitudo, Amplitudo Relatif, dan Echo Strength Pada Ikan Lele (Clarias Sp) Nilai amplitudo pada ikan Nila berkisar antara 23-28.5 (Gambar 20 b), sedangkan nilai amplitudo relatifnya (c) berkisar 0.09-0.113. Nilai Echo Strength dari ikan Nila tersebut adalah antara -21 dB sampai -19 dB (Gambar d). Pola gundukan pada detik 8000 sampai 10000 detik dengan kisaran nilai Echo Strength -19.75 dB sampai -19 dB. ( Lampiran 3)
31
Gambar 21. Grafik Amplitudo, Amplitudo Relatif, dan Echo Strength Pada Ikan Nila Sedangkan untuk grafik amplitudo, dan Echo Strength pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan lele (Clarias sp) dan ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) tunggal diberikan pada Gambar 22 sampai Gambar 31. Pada ikan mas (Gambar 22) posisi semula (0o) amplitudo berkisar antara 31-34 (a), posisi 25o amplitudo berkisar antara 29.5-31.5 (d), posisi -25o berkisar antara 29-31.5 (b), posisi 40o berkisar antara 29-31 (e) dan pada posisi -40o berkisar antara 30-32.5 (c) ( Lampiran 4)
Gambar 22. Grafik Amplitudo Ikan Mas (Cyprinus carpio) Tunggal dengan sudut orientasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. 32
Begitu halnya untuk Echo Strength ( Gambar 23) pada posisi semula (0o) berkisar antara -18.2 dB sampai -17.5 dB (a), posisi 25o berkisar antara -18.5 dB sampai -18 dB (d), posisi -25o berkisar antara -18.5 dB sampai -18 dB (b), posisi 40o berkisar antara -18.7 dB sampai -18.2 dB (e) dan pada posisi -40o berkisar antara -18.5 dB sampai -18 dB (c) Setiap perbedaan posisi ikan terhadap posisi transducer akan mempengaruhi nilai voltase amplitudo, dilihat dari gambar maka pada posisi 0o mempunya nilai Echo Strength yang terbesar. Dan juga menjelaskan bahwa posisi swimbladder berada pada badan ikan, bukan di kepala maupun di ekor ikan. ( Lampiran 5)
Gambar 23. Grafik Echo Strength Ikan Mas (Cyprinus carpio) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 55o(e) dari ikan kearah vertikal. .
Pada ikan nila hitam, gambar yang ditampilkan di bawah ini merupakan nilai
amplitudo untuk ikan nila 1 (FL= 22 cm), ikan nila 2 (FL= 20 cm) dan ikan nila 3 ( FL= 24.7 cm).
33
Gambar 24. Grafik amplitudo ikan nila 1 (FL= 22 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. Pada ikan nila 1 ( Gambar 24) posisi semula (0o) amplitudo berkisar antara 23.5-25.6 (a), posisi 25o amplitudo berkisar antara 23-24.2 (d), posisi -25o berkisar antara 23-26 (b), posisi 40o berkisar antara 25-26 (e) dan pada posisi -40o berkisar antara 22-25 (c) ( Lampiran 6)
Gambar 25. Grafik amplitudo ikan nila 2 (FL= 20 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. 34
Pada ikan nila 2 ( Gambar 25) posisi horizontal (0o) amplitudo berkisar antara 27-28 (a), posisi 25o amplitudo berkisar antara 25-26 (d), posisi -25o berkisar antara 25-26 (b), posisi 40o berkisar antara 24-28 (e) dan pada posisi -40o berkisar antara 25-37.5 (c) Pada ikan nila 3 ( Gambar 26) posisi semula (0o) amplitudo berkisar antara 25-27 (a), posisi 25o amplitudo berkisar antara 25-26 (d), posisi -25o berkisar antara 23-24 (b), posisi 40o berkisar antara 25-26 (e) dan pada posisi -40o berkisar antara 24-25 (c).
Gambar 26. Grafik amplitudo ikan nila 3 (FL= 24.7 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. Sedangkan untuk gambar 27 sampai 29 yang di tampilkan di bawah ini merupakan nilai Echo Strength untuk ikan nila 1 (FL= 22 cm), ikan nila 2 (FL= 20 cm) dan ikan nila 3 ( FL= 24.7 cm). Pada Gambar 27 Echo Strength pada posisi semula (0o) berkisar antara -21.8 dB sampai -20 dB (a), posisi 25o berkisar antara -21.8 dB sampai -21.5 dB (d), posisi -25o berkisar antara -21.5 dB sampai -20 dB (b), posisi 40o berkisar antara -21 dB sampai -17 dB (e) dan pada posisi -40o berkisar antara -21.7 dB sampai -21.2 dB (c) ( Lampiran 7)
35
Gambar 27. Grafik Echo Strength ikan nila 1 (FL= 22 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. Echo Strength ( Gambar 28) pada posisi semula (0o) berkisar antara -19.8 dB sampai -19.1 dB (a), posisi 25o berkisar antara -20.1 dB sampai -19.8 dB (d), posisi -25o berkisar antara -20.2 dB sampai -19.9 dB (b), posisi 40o berkisar antara -20.9 dB sampai -19.8 dB (e) dan pada posisi -40o berkisar antara -20.4 dB sampai -16.5 dB (c)
Gambar 28. Grafik Echo Strength ikan nila 2 (FL= 20 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal.
36
Echo Strength ( Gambar 29) pada posisi semula (0o) berkisar antara -20.9 dB sampai -19.8 dB (a), posisi 25o berkisar antara -20.1 dB sampai -19.8 dB (d), posisi -25o berkisar antara -20.9 dB sampai -20.1 dB (b), posisi 40o berkisar antara -20.2 dB sampai -19.8 dB (e) dan pada posisi -40o berkisar antara -20.8 dB sampai -20.2 dB (c)
Gambar 29. Grafik Echo Strength ikan nila 3 (FL= 24.7 cm) Tunggal dengan sudut orieantasi 0o (a), -25o (b), -40o (c), 25o (d), 40o(e) dari ikan kearah vertikal. Untuk Gambar 30 dan 31 merupakan hasil pengukuran nilai akustik berupa amplitudo dan Echo Strength pada ikan lele (Clarias sp)
Gambar 30. Grafik Amplitudo Ikan Lele (Clarias sp) Tunggal dengan sudut orientasi 0o (a), -15o (b), -25o (c), 15o (d), 25o(e) dari ikan kearah vertikal.
37
Ikan Lele pada posisi semula (0o) amplitudo berkisar antara 26-28 (a), posisi 15o amplitudo berkisar antara 26-27.5 (b), posisi -15o berkisar antara 26-27 (c), posisi 25o berkisar antara 26-28 (d) dan pada posisi -25o berkisar antara 26-27 (e). (Lampiran 8)
Gambar 31. Grafik Echo Strength Ikan Lele (Clarias sp) Tunggal dengan sudut orientasi 0o (a), -15o (b), -25o (c), 15o (d), 25o(e) dari ikan kearah vertikal. Echo Strength pada posisi semula (0o) berkisar antara -19.7 dB sampai -19.2 dB (a), posisi 15o berkisar antara -19.8 dB sampai -19.5 dB (d), posisi -15o berkisar antara -20 dB sampai -19.5 dB (b), posisi 25o berkisar antara -20 dB sampai -19.5 dB (e) dan pada posisi -25o berkisar antara -19.7 dB sampai -19.3 dB (c) (Lampiran 9) Rata-rata nilai Echo Strength pada tiap perlakuan sudut ikan seragam yaitu pada rentang -20 dB-19.5 dB lebih kecil dari ikan mas dan nila. 4.1.1 Sebaran Target Strength pada Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Lele (Clarias Sp) dan Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus) kelompok (10 ekor) Berikut ini merupakan grafik diagram batang dari sebaran nilai Target Strength pada ikan mas, nila dan lele yang disajikan pada Gambar 32, 33 dan 34. Sebaran nilai dari TS ikan mas berkisar antara -39.1 dB sampai dengan -32.2 dB, dengan jumlah frekuensi yang paling dominan pada selang -34.6 dB sampai dengan 38
-344.2 dB adalahh 5632 buah dan pada seelang -34.1 dB d sampai deengan -33.7 dB dengan frekkuensi seban nyak 7135 buuah ( Lampiran 10)
Sebaran Frekkuensi Taarget Strrength Ikkan Mass
Frekuensi
8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000
Ts
0 ‐39.1 ‐38.6 ‐38.1 ‐37 ‐33.1 ‐32 7.6 ‐37.1 ‐36.6 ‐‐36.1 ‐35.6 ‐35 5.1 ‐34.6 ‐34.1 ‐33.6 ‐ 2.6 ‐38.7 ‐38.2 ‐37.7 ‐37 7.2 ‐36.7 ‐36.2 ‐‐35.7 ‐35.2 ‐34 4.7 ‐34.2 ‐33.7 ‐33.2 ‐ ‐32.7 ‐32 2.2 Targeet Strength (dB B)
G Gambar 32. Sebaran nilaai Target Strrength pada Ikan I Mas keelompok (10 ekor)
Sebaran nilai dari TS ikan nilaa hitam berkkisar antara --34.1 dB sam mpai dengan 32.22 dB, dengaan jumlah freekuensi yangg paling dom minan pada seelang -33.7 dB d sampai denngan -33.4 dB B adalah 73666 buah dann pada selangg -33.5 dB saampai dengaan -33.4 dB denngan frekuennsi sebanyak k 6013 buah. ( Lampiran 10)
Frekuensi k
Seb baran Fre ekuensi Target SStrength h Ikan Niila Hitam 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
Ts 34.1 ‐3 ‐ ‐34
‐33.9 ‐33.8
‐33.7 ‐33.6
‐33.5 ‐33.4
‐33.3 ‐33.2
‐33.1 1 ‐33
‐32.9 ‐32.8
‐32 2.7 ‐32 2.6
‐32.5 ‐32.4
‐3 32.3 ‐3 32.2
Taarget Strength (dB)
Gam mbar 33. Sebbaran nilai Target Ta Strenggth pada Ikan n Nila Hitam m kelompok (10 ( ekor) 3 39
Sebaran nilai dari TS ikan nilaa hitam berkkisar antara --35.2 dB sam mpai dengan minan pada nnilai -34.7 dB B sebanyak 33.7 dB, dengaan jumlah freekuensi yangg paling dom 11880 buah, -344.6 dB sebannyak 1342 buuah, -34.5 dB B sebanyak 22026 buah, -34.4 dB sebbanyak 4407 buah, -34.3 3 sebanyak 33428 buah daan -34.2 dB sebanyak 9775 buah ( Laampiran 10)
Frekuensi k
Seb baran Fre ekuensi Target SStrength h Ikan Le ele 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Ts
Taarget Strength (dB)
G Gambar 34. Sebaran nilaai Target Strrength pada Ikan I Lele keelompok (10 ekor)
4.1.2 Niilai Target Strength S pad da ikan mass (Cyprinus carpio), ikaan lele (Clarrias Sp) dan ikaan Nila Hitaam (Oreoch hromis nilotiicus) tungga al dengan su udut orientaasi yang beerbeda Nilai Target Stren ngth pada ikaan mas tungg gal dengan perlakuan p peerubahan sud dut posisi horrizontal ikann dari 0o ke 40 4 o (positif) serta 0o ke 40 4 o (negatif). Perubahan sud dut positif inii berupa peru ubahan posisi kepala ikaan sampai menghadap m kee atas dan peruubahan suduut negatif meerupakan perrubahan posisi kepala ikkan sampai menghadap m k ke baw wah, hasil daari perlakuan n tersebut dibberikan padaa Gambar 322 sampai 34
4 40
‐35,4 ‐35,2
Target Strength (dB)
‐35 ‐34,8 Mas
‐34,6 ‐34,4
Head Up
Head Down ‐34,2 ‐34 ‐40 ‐35 ‐30 ‐25 ‐20 ‐15 ‐10 ‐5
0
5
10 15 20 25 30 35 40
Sudut Orientasi Ikan (◦)
Gambar 35. Grafik nilai Target Strength pada Ikan Mas tunggal dengan sudut orientasi ysng berbeda-beda dari posisi horizontal ikan terhadap arah datang sumber akustik . Nilai Target Strength pada posisi vertikal ikan (Gambar 35), yaitu pada sudut 40o dimana posisi kepala ikan menghadap bawah sebesar -34,83 dB dan pada sudut 40o dimana posisi kepala ikan menghadap ke atas sebesar -34.53 dB, sedangkan pada posisi horizontal (0o) memiliki nilai TS sebesar -35.21 dB. Nilai TS maksimum dan minimum dicapai pada perubahan sudut -25o dan 0o masing-masing sebesar -34.5 dB dan -35.21 dB. ( Lampiran 11)
41
‐34 ‐33,9
Target Strength (dB)
‐33,8 ‐33,7 ‐33,6 Lele ‐33,5 ‐33,4 ‐33,3
Head Up Head Down
‐33,2 ‐33,1 ‐25
‐20
‐15
‐10
‐5
0
5
10
15
20
25
Sudut Orientasi Ikan (◦)
Gambar 36. Grafik nilai Target Strength pada Ikan Lele tunggal dengan sudut orientasi yang berbeda-beda dari posisi horizontal ikan terhadap arah datang sumber akustik Nilai Target Strength pada ikan lele tunggal (Gambar 36) dengan perlakuan perubahan sudut posisi horizontal ikan dari 0o ke 25o (positif) serta 0o ke 25o (negatif). Nilai TS pada posisi vertikal ikan, yaitu pada sudut -25o dimana posisi kepala ikan menghadap bawah sebesar -33,45 dB dan pada sudut 25o dimana posisi kepala ikan menghadap ke atas sebesar -33.42 dB, sedangkan pada posisi horizontal (0o) memiliki nilai TS sebesar -33.62 dB. Nilai TS maksimum dan minimum dicapai pada perubahan sudut -15o dan 5o masing-masing sebesar -33,4 dB dan -33.89 dB. ( Lampiran 11)
42
‐34
Target Strength (dB)
‐33,5
‐33 Nila 1 Nila 2
‐32,5
Nila 3 ‐32
Head Down Head UP
‐31,5
‐31 ‐40 ‐35 ‐30 ‐25 ‐20 ‐15 ‐10 ‐5
0
5
10 15 20 25 30 35 40
Tilt Angle
Gambar 37. Grafik nilai Target Strength pada Ikan Nila tunggal dengan sudut orientasi dan ukuran yang berbeda-beda dari posisi horizontal ikan terhadap arah datang sumber akustik Nilai Target Strength pada ikan nila tunggal ( Gambar 37 ) dengan perlakuan perubahan sudut posisi horizontal ikan dari 0o ke 40o (positif) serta 0o ke 40o (negatif) serta dengan ukurannya Nila 1 (FL=22 cm), Nila 2 (FL=20 cm) dan Nila 3 (FL=24.7 cm). Pada posisi vertikal dengan kepala menghadap bawah (-40o) nilai Target Strength masing-masing pada ikan nila 1, nila 2 dan nila 3 berturut-turut adalah -32.22 dB, -33.45 dB, dan -32.51 dB. Sedangkan dengan posisi kepala menghadap atas (40o) adalah -32.91 dB, 32.5 dB, dan -33 dB. Pada posisi horizontal (0o) nilai Target Strength ikan nila 1, nila 2 dan nila 3 berturutturut adalah -32.7 dB, -33.8 dB dan -33.2 dB. Nilai Target Strength terbesar pada ikan nilai 1 (FL= 22 cm) adalah -32.2 dB pada posisi -40o, sedangkan yang terkecil adalah -32.9 dB pada sudut 20o. Pada ikan nila 2 (FL= 20 cm) nilai Target Strength terbesar adalah -32.5 dB pada sudut 40o dan yang terkecil adalah -33.8 dB pada posisi 0o. Pada ikan nila 3 (FL=24.7 cm) nilai Target Strength terbesar adalah 43
32.4 dB pada posisi -25o dan nilai Target Strength terkecil adalah -33.4 dB pada posisi 5o. ( Lampiran 11) 4.1.3 Hubungan antara Target Strength dengan Fork Length (FL) pada ikan Nila Hitam (Oreochromis nilaticus) Tabel. 4 Hasil pengukuran Target Strength (
) terhadap nilai Target Strength setiap sudut (TS(θ)) pada Ikan Nila Hitam. Nila 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
FL (cm) 22 20 24.7 20 21.5 22.2 22 22 22.1 22.1
f(θ) 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495 0.90495
<σ> 0.0006 0.00046 0.00055 0.00042 0.00051 0.00055 0.00052 0.00053 0.00055 0.00057
-43.207 -44.36 -43.574 -44.771 -43.887 -43.603 -43.877 -43.716 -43.578 -43.461
Pada Tabel 4 diatas disajikan keragaman nilai Target Strength pada setiap ikan nila hitam dengan ukuran tubuh (Fork Length) yang berbeda-beda. dihitung dari nilai TS (θ) dari sudut -40o sampai 40o dengan menggunakan metode Probability Density Function (PDF) dimana merupakan fungsi kepadatan peluang dari ikan nila hitam tersebut. f(θ) merupakan nilai PDF dari sudut θ, sedangkan (θ-Ō) <=S merupakan syarat dari PDF, dimana nilai sudut dikurangi rata-ratanya harus lebih kecil sama dengan nilai simpangan baku dari sudut tersebut, bila syarat ini tidak dipenuhi maka nilai f(θ) = 0. Karena tiap ikan mempunya perlakuan sudut yang sama maka nilai peluang muncul dari σ dengan batas -40o sampai 40o adalah sama yaitu f(θ)=0.90495 Pada Tabel 5 merupakan hasil perhitungan nilai dan log FL yang dihubungkan dengan fork length dari ikan nila hitam, dengan nilai m dan A adalah konstan
44
Tabel 5. Hubungan normalized Target Strength dengan Fork Length pada persamaan log (dB)
FL (cm)
log FL
-43.2069
22
1.342423
-44.3601
20
1.30103
-43.5741
24.7
1.392697
-44.7709
20
1.30103
-43.8867
21.5
1.332438
-43.6031
22.2
1.346353
-43.8773
22
1.342423
-43.7156
22
1.342423
-43.5778
22.1
1.344392
-43.4608
22.1
1.344392
Dari data pada Tabel 5 diatas maka nilai m dan A pada persamaan log
dapat diketahui dengan menggunakan model liner sederhana
dimana log FL dapat kita misalkan X dan kita misalkan Y, sehingga persamaannya menjadi Y= mX + A . dengan menggunakan selang kepercayaan 95 % maka didapat nilai m = 12.98602711 dan nilai A = -61.19109517 dengan nilai R2 =0.808 ( Lampiran 18). Nilai m pada umumnya bernilai 18 sampai dengan 30 dan paling sering berada pada nilai 20 (Maclennan and Simmonds, 2005) oleh karena itu perlu dilakukan proses normalisasi, sehingga nilai m = 20 maka nilai A menjadi -70.05536
45
Target Strength (dB)
‐43 ‐43,2 ‐43,4 ‐43,6 ‐43,8 ‐44 ‐44,2 ‐44,4 ‐44,6 ‐44,8 ‐45
y = 20log(FL) ‐ 70.06 R² = 0.808
0
5
10
15
20
25
30
Fork Length (cm)
Gambar 38. Grafik hubungan Target Strength dengan Fork Length pada Ikan Nila Hitam Dari grafik pada gambar 38 disajikan dugaan dengan model 20 log
70.06. bila nilai log FL bertambah 1 satuan maka nilai akan
membesar sebesar 20 dB dari semula, untuk R2 = 0.808 menjelaskan bahwa nilai log FL menjelaskan 80.8 % dari nilai . 4.1.4 Grafik Polar pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan lele (Clarias Sp) dan ikan Nila Hitam (Oreochromis nilaticus) tunggal Grafik polar pada Gambar 39 merupakan grafik polar dengan sudut batas -90o sampai sudut 90o. Grafik ini menunjukan bahwa pola nilai TS pada sudut-sudut yang berbeda dari sudut -40o sampai sudut 40o.
Gambar 39. Grafik Polar Target Strength dari Ikan Mas Tunggal
46
Grafik polar pada Gambar 40 merupakan grafik polar dengan sudut batas -90o sampai sudut 90o. Grafik ini menunjukan bahwa pola nilai TS pada sudut-sudut yang berbeda dari sudut -40o sampai sudut 40o dengan ukuran masing-masing ikan nila.
Gambar 40. Grafik Polar Target Strength dari Ikan Nila dengan ukuran Nila 1 (FL=22 cm), Nila 2 (FL=20 cm) dan Nila 3 (FL=24.7 cm) Grafik polar pada Gambar 41 merupakan grafik polar dengan sudut batas -90o sampai sudut 90o. Grafik ini menunjukan bahwa pola nilai TS pada sudut-sudut yang berbeda dari sudut -25o sampai sudut 25o. syntak matlab grafik polar dapat dilihat pada Lampiran 18
Gambar 41. Grafik Polar Target Strength dari Ikan Lele tunggal
47
4.1.5 Continous Wavelet Transfrom 4.1.5.1 Grafik CWT dan Garfik koefisien C Ikan Mas (Cyprinus carpio) kelompok Pada Gambar 42 merupakan nilai koefisien C dari Continous Wavelet Transfrom dari sinyal Echo Strength ikan mas kelompok yang diambil selama 4 jam. Scale yang digunakan dimulai dari scale 1 sampai 50. Nilai koefisien C ini berada pada rentang nilai 0 sampai dengan 27. Warna hitam menunjukan nilai koefisien C terendah dan warna putih menunjukan nilai koefisien C tertinggi.
Gambar 42. Grafik Continous Wavelet Transvom Ikan Mas kelompok dengan scale 1:1:50
Gambar 43. Grafik Koefisien Absolut C Ikan Mas kelompok pada Scale 1, 10, 20 ,30 ,40 dan 50 pada detik ke 10000 sampai 12000
48
Grafik di atas merupakan grafik dari nilai koefisien C yang diambil pada detik ke 10000 sampai 12000 dengan Scale 1, 10, 20 , 30, 40 dan 50. Scale 1 merupakan ukuran semula dari wavelet morlet ,ditandai dengan garis lurus berwarna merah dengan rentang nilai koefisien C-nya adalah 1.1x10-5-0.362229, grafik scale 10 merupakan sepuluh kali ukuran dari wavelet morlet semula ditandai dengan garis berwarna biru dengan rentang nilai 6.3x10-5-1.729470. Grafik scale 20 merupakan dua puluh kali dari ukuran wavelet morlet semula ditandai dengan garis hijau dengan rentang nilai 4.1x10-5-1.529031, Grafik scale 30 merupakan tiga puluh kali dari ukuran wavelet morlet semula ditandai dengan garis merah putus-putus dengan rentang nilai 7.7x10-5-2.133687. Grafik scale 40 merupakan empat puluh kali dari ukuran wavelet morlet semula ditandai dengan garis hijau putus-putus dengan rentang nilai 3.17x10-4-2.258144. Grafik scale 50 merupakan lima puluh kali dari ukuran wavelet morlet semula ditandai dengan garis biru putus-putus dengan rentang nilai 3.66x10-4-2.067497 ( Lampiran 15) Dugaan target pada grafik ini mulai terlihat pada scale 10 sampai 50. Pada scale 10 target terdeteksi mulai detik ke 11400 sampai 12000, sedangkan pada scale 20 sampai 50 dugaan target sama-sama terdeteksi pada detik 11000 sampai 11200 dan 11400 sampai 12000. 4.1.5.2 Grafik CWT dan Garfik koefisien C Ikan Nila Hitam (Oreochromis nilaticus) kelompok Pada Gambar 44 merupakan nilai koefisien C dari Continous Wavelet Transfrom dari sinyal Echo Strength pada ikan nila hitam yang diambil selama 4 jam. Scale yang digunakan dimulai dari scale 1 sampai 50. Nilai koefisien C ini berada pada rentang nilai 0 sampai dengan 27.
49
Gambar 44. Grafik Continous Wavelet Transvom Ikan Nila Hitam kelompok dengan scale 1:1:50
Gambar 45. Grafik Koefisien Absolut C Ikan Nila Hitam kelompok pada Scale 1, 10, 20 ,30 ,40 dan 50 pada detik ke 10000 sampai 12000 Grafik diatas merupakan grafik dari nilai koefisien C pada Scale 1, 10, 20 , 30, 40 dan 50. Scale 1 ditandai dengan garis lurus berwarna merah dengan rentang nilai koefisien C-nya adalah 3x10-6-0.097605, grafik scale 10 ditandai dengan garis berwarna biru dengan rentang nilai 71x10-6-0.499468. Grafik scale 20 ditandai dengan garis hijau dengan rentang nilai 1.68x10-4-1.715957, Grafik scale 30 ditandai dengan garis merah putus-putus dengan rentang nilai 2.59x10-4-1.901211. Grafik scale 40 ditandai dengan garis hijau putus-putus dengan
50
rentang nilai 1.83x10-4-2.137974. Grafik scale 50 ditandai dengan garis biru putus-putus dengan rentang nilai 3.4x10-4-2.191676 Pada scale 10 dugaan target terlihat pada detik 10000 sampai detik 10200, sedangkan untuk scale 20 sampai 50 dugaan target terlihat pada detik ke 11200 sampai detik 11400 4.1.5.3 Grafik CWT dan Garfik koefisien C Ikan Lele (Clarias sp) kelompok Pada Gambar 43 merupakan nilai koefisien C dari Continous Wavelet Transfrom menggunakan sinyal Echo Strength ikan lele. Scale yang digunakan dimulai dari scale 1 sampai 50. Nilai koefisien C ini berada pada rentang nilai 0 sampai dengan 27. Dugaan target mulai terlihat pada scale 10 sampai 50, dengan melihat pola gambar yang mulai menunjukan garis tebal
Gambar 46. Grafik Continous Wavelet Transvom Ikan Lele kelompok dengan scale 1:1:50
51
Gambar 47. Grafik Koefisien Absolut C Ikan Lele kelompok pada Scale 1, 10, 20 ,30 ,40 dan 50 pada detik ke 10000 sampai 12000 Grafik di atas merupakan grafik dari nilai koefisien C pada Scale 1, 10, 20 , 30, 40 dan 50. Scale 1 ditandai dengan garis lurus berwarna merah dengan rentang nilai koefisien Cnya adalah 1.2x10-5-0.089312, grafik scale 10 ditandai dengan garis berwarna biru dengan rentang nilai 0.3x10-5-0.365830. Grafik scale 20 ditandai dengan garis hijau dengan rentang nilai 0.6x10-5-0.319788, Grafik scale 30 ditandai dengan garis merah putus-putus dengan rentang nilai 3.5x10-5-0270219. Grafik scale 40 ditandai dengan garis hijau putus-putus dengan rentang nilai 6.3x10-5-0.350740. Grafik scale 50 ditandai dengan garis biru putusputus dengan rentang nilai 7.0x10-5-0.380933. Dugaan target terlihat pada scale 10 sampai 50 pada detik 10000 sampai dengan 12000, namun nilai koefiesien C-nya lebih kecil dari pada ikan Mas dan ikan Nila Hitam.
52
4.2 Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Ikan Kelompok Menurut Arnaya (1991) perbedaan nilai amplitudo pada kedua ikan ini disebabkan karena ada tidaknya gelembung renang pada ikan (swimbladder), tingkah laku ikan dan ukuran dari ikan itu sendiri. Pada ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) memiliki gelembung renang, ukuran ikan besar dan tingkah lakunya aktif. Sedangkan ikan lele (Clarias sp) tidak memiliki gelembung renang, ukuran ramping dan tingkah lakunya pasif pada siang hari namun aktif pada malam hari. Karena pengambilan data ini dilakukan pada siang hari, ikan lele tersebut cenderung pasif di dasar fish cage 4.2.2 Karakteristik Ikan Tunggal Teknik deteksi ikan dengan manual menggunakan busur sudut. Pada ikan mas dan ikan nila sudut yang ditampilkan hasilnya adalah sudut 0o, 25o, -25o, 40o, -40o Sedangkan pada ikan Lele sudut yang ditampilkan adalah 0o, 15o, -15o, 25o, -25o pada posisi 40o, -40o, kondisi ikan mas dan ikan nila sudah lurus sehingga tidak diperlukan lagi dalam penambahan perubahan sudutnya sedangkan untuk ikan lele pada posisi 25o dan -25o Perbedaan nilai amplitudo ini disebabkan karena pantulan suara yang mengenai target ikan pada posisi yang berbeda akan menghasilkan nilai target yang berbeda juga. Menurut Simmonds and McLennan (2005), Target Strength dari suatu objek sangat dipengaruhi dari posisi sudut ikan. Pada perubahan sudut positip, ikan beroreantasi ke arah atas dimana ketika posisi ikan tegak lurus kepala ikan berada diatas. Sedangkan pada perubahan sudut negatip, ikan berorientasi kearah bawah dimana ketika tegak lurus posisi kepala ikan berada di bawah. Ketika suara dari transducer ini mengenai target pada posisi yang berbeda maka energi pantulan yang dihasilkan dari target bernilai kecil ketika pada posisi sudut dimana pantulan energi saling melemahkan (superposisi destruktif) dan bernilai besar ketika pantulan energy saling menguatkan (superposisi konstruktif)
53
4.2.3 Continous Wavelet Transfrom Mother wavelet yang digunakan pada penelitian ini adalah Morlet karena paling sesuai dengan metode CWT dan juga menurut Vetterli and Kovacevic (1995), wavelet morlet merupakan wavelet yang cocok dengan pengolahan sinyal pada metode CWT karena bisa terkoreksi walaupun dengan jarak yang kecil. Scale yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:1:50, artinya setiap wavelet morlet memulai scale 1 sampai 50 dengan perubahan 1. Nilai koefisien C dari data tersebut menunjukan seberapa dekat atau similar antara data ikan dengan wavelet tersebut, semakin tinggi nilai C maka semakin mirip. (Mathworks, 2002) Sedangkan menurut Percival and Warden (2000), arti fisis nilai Koefisien C merupakan indikasi adanya proses refleksi seismik yang terjadi. Semakin tinggi nilai Koefisien C maka indikasi adanya refleksi dari target semakin besar. Nilai koefisien C ini lah yang dijadikan adanya fenomena atau keanehan dari data bisa juga di indikasikan adanya target Pada data ikan Mas (Gambar 42,43) dan ikan Nila Hitam (Gambar 44, 45), grafik CWT menunjukan adanya banyak dugaan target yang terihat pada tiap detik dengan nilai koefisen C yang cukup besar. Hal ini dikarenakan karena ikan tersebut memiliki gelembung renang dan aktif bergerak tiap detiknya. Berbeda pada ikan lele (Gambar 46,47), grafik CWT menunjukan hanya beberapa saja indikasi dugaan target dari lele pada detik-detik tertentu dengan nilai koefisien C-nya yang hamper seragam tiap detik. Hal ini karena ikan lele tidak memiliki gelembung renang dan juga bersifat pasif pada siang hari (dimana waktu melakukan pengambilan data) Perbedaan hasil CWT pada ketiga ikan tersebut terletak pada nilai refleksi seismik yang diterima, warna gelap menunjukan rendahnya pantulan seismik sedangkan warna terang menunjukan tingginya nilai pantulan tersebut, semakin tinggi pantulannya maka nilai Koefisien C dari wavelet morlet semakin tinggi (Percivial and Warden, 2000)
54