BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara RSI Sultan Hadlirin Jepara yakni salah satu rumah sakit milik organisasi islam
Jepara yang berupa RSU, diurus oleh RSI SULTAN HADLIRIN Yayasan dan tergolong kedalam rumah sakit tipe C. Rumah Sakit ini telah teregistrasi mulai 27/12/2013 dengan Nomor Surat Izin 001/445/OPS-RS/11.25/2013 dan Tanggal Surat Izin 08/03/2013 dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Jepara dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai
5 Tahun. Setelah mengadakan Metode akreditasi rumah sakit
seluruh Indonesia dengan proses Pentahapan I ( 5 Pelayanan) akhirnya ditetapkan dengan status Lulus. Dengan menyandang nama sebagai daerah Religius Islami yang tercermin dari banyaknya jamaah haji (penyumbang 3 besar jamaah Haji terbanyak di provinsi Jawa Tengah), pada tahun 1983 muncul gagasan untuk mewujudkan potensi tersebut dengan pembangunan Gedung Pertemuan Haji, atau pembangunan Rumah Sakit Islam (RSI); Bapak Bupati Jepara pada waktu itu, bapak Hisom Prasetyo, S.H. cenderung lebih memilih membangun RSI yang dipandang bisa lebih bermaslakhat bagi umat. Ide beliau mendapat dukungan dan sambutan dari pengurus PPHI (Persatuan Persaudaraan Haji Indonesia), para ulama, tokoh masyarakat dan lain-lain untuk membangun RSI PPHI yang sekaligus sebagai media perekat Ukhuwwah Islamiyyah.
63
64
Pada tahun 1984, sebidang tanah “bondo deso” (tanah bengkok) ditepi jalan raya Jepara Bangsri, yang berlokasi di desa Kuwasen dipilih bupati berdasarkan letak geografis dan kesetrategisannya untuk dapat didirikan RSI tersebut. Proses Tukar Guling dengan sebidang tanah didukuh Sekembu desa Bandengan baru selesai pada bulan Desember 1985. Peletakan batu pertama pembangunan RSI (Gedung Shofa) dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 1987 oleh Bapak Bupati Jepara Bapak Hisom Prasetyo, S.H. Pada tahap awal berdirinya RSI dana pembangunan terutama berasal dari sumbangan jamaah haji, didukung para dermawan, sumbangsih masyarakat serta bantuan Pemda dan lain-lain. Peresmian RSI dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 1989 oleh Bapak H. Hisom Prasetyo, S.H. dengan nama RSI M.A. Ngasirah untuk mengenang ibunda Pahlawan Nasional R.A. Kartini. Atas usulan dari para karyawan RSI yang diinisiasi dan dikoordinir oleh Sdr. Dana Budihadie (Kasubag Keuangan) guna menghormati tokoh legendaris dan ulama dari Mantingan, suami Ratu Kalinyamat, maka sejak 1 Desember 2000 RSI M.A. Ngasirah berganti nama menjadi RSI Sultan Hadlirin (Disetujui YARSI dengan SK No. 27/Kep/YARSI/XII/2000). 4.1.2
Visi, Misi, Motto dan Tujuan Visi
: “Menjadi Rumah Sakit Islami Unggulan Yang Bermaslakhat Bagi
Umat ” Misi
:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna dan Rujukan yang Bermutu.
65
2. Menyediakan dan Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Islami. 3.
Mewujudkan Suasana Lingkungan yang Asri, Nyaman, Komunikatif dan Informatif.
4. Menjalin Kerjasama dengan Pemangku Kepentingan dan Memperhatikan Aspirasi Masyarakat. Motto : 1. Istitho’ah (Berkemampuan) 2. Istiqomah (Berkomitmen dan konsisten) 3.
Amanah (Dapat dipercaya dan bertanggung jawab)
Tujuan : Bergerak di bidang sosial guna ikut meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pelayanan Gawat Darurat yang mencakup Pelayanan Medik, Pelayanan Penunjang Medik, Pelayanan Keperawatan dan Rujukan. 4.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi RSI Sultan Hadlirin Jepara sebagai berikut :
66
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 4.2
Deskripsi Responden Deskripsi responden merupakan bagian untuk melihat mengenai perawat di
RSI Sultan Hadlirin Jepara dimana perawatnya menjadi objek dalam penelitian tentang pengaruh disiplin kerja, kompensasi, kompetensi, danl ingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat. Keseluruhan responden dalam penelitian ini berjumlah 102 perawat, bisa dilihat dari tabel proses untuk mendapatkan responden, sebagai berikut :
67
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuisioner Keterangan
Jumlah
Penyebaran Kuesioner
140
Kuesioner Kembali
102
Kuesioner Rusak
-
Kuesioner Layak Diolah
102
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Jumlah seluruh kuisioner yang disebar dalam penelitian adalah 140 kuisioner, sesuai dengan sampel yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Hanya berjumlah 102 kuisioner yang kembali dan tidak ada kuisioner yang rusak. Kuisioner yang layak untuk dapat diolah adalah 102 kuisioner. Bisa dilihat bahwa ada 38 kuisioner yang tidak kembali. Sebanyak 102 responden telah mengisi kuisioner, maka untuk tahap selanjutnya adalah mendeskripsikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, jabatan, ruangan, dan lama kerja. Hal ini dilakukan untuk melihat serta mengetahui karakteristik perawat di RSI Sultan Hadlirin Jepara. 4.2.1. Deskripsi Jenis Kelamin Responden Melalui penyebaran kuisioner dapat dibuat perbandingan jumlah perawat Pria dan wanita di RSI Sultan Hadlirin Jepara sebagai berikut:
Kategori
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Frekuensi
Persentase
Pria
45
44%
wanita
57
56%
Total
102
100%
68
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Bedasarkan Tabel tersebut di atas menunjukan bahwa perawat RSI Sultan Hadlirin Jepara sedikit lebih banyak wanita dibandingkan pria. Terlihat dari jumlah proentase responden pria sebesar 44% sedangkan prosentase wanita 56%. Hal ini bisa simpulkan bahwa profesi atau pekerjaan sebagai perawat lebih di dominasi oleh wanita tidak hanya di RSI Sultan Hadlirin Jepara tetapi dibanyak RS lain juga sama. Karena profesi sebagai perawat atau pelayan kesehatan itu bisa diartikan sebagai pengasuh, seorang pengasuh itu harus mempunyai rasa kepedulian yang tinggi, kesabaran yang tinggi, empati yang tinggi serta dibutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga dengan hal tersebut dapat mengoptimalkan kinerja seorang perawat serta kepuasan kerja perawat, dan yang mempunyai karakteristik tersebut adalah wanita. 4.2.2.
Deskripsi Usia Responden Dari penyebaran kuisioner di dapat beragam usia dari responden, maka dari itu
dibuat kelompok menjadi beberapa kategori usia, sebagai berikut ; Tabel 4.3 Usia Responden Katergori Frekuensi 16 ≤25 26-30 56 31-35 20 36-40 8 41-57 2 jumlah 102 Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Presentase 15 % 55% 20% 7,8% 2% 100 %
Berdasarkan Tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa responden dengan prosentase terbesar pada kategori 26-30 tahun sebanyak 56 responden dengan
69
prosentase 55%. Bisa disimpulkan bahwa rata-rata responden berada pada taraf atau masa produktif dalam bekerja, bisa dikatakan masih muda dan perawat dapat lebih kreatif dan semangat dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja serta kepuasan kerjanya. 4.2.3. Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden Setiap responden berasal dari pendidikan yang berbeda-beda. Untuk itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori menurut tingkat pendidikannya, sebagai berikut : Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden No
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Prosentase
1
SMK Perawat
1
1%
2
Diploma
90
88%
3
S1
11
11%
4
S2
-
-
102
100
Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa responden paling banyak berpendidikan Diploma ( D3 ) dengan prosentase sebasar 88%. 4.2.4. Deskripsi Jabatan Responden Jabatan responden sebagai berikut :
70
Tabel 4.5 Jabatan Responden Jumlah
No
Jabatan
Prosentase
1
Perawat/perawat pelaksana
102
100%
Jumlah
102
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jabatan dari responden seluruhnya adalah perawat/perawat pelaksana dengan prosentase 100%. 4.2.5. Deskripsi Ruangan Responden Dari kuisioner yang disebarkan kepada responden berasal dari ruangan atau bangsal yang berbeda-beda, berikut adalah masing-masing ruangan responden : Tabel 4.6 Ruangan Responden No Ruangan Jumlah 1 Mina 15 2 Muzdalifah 15 3 Perinatologi 10 4 IBS 8 5 Babussalam 14 6 ICU 12 7 Zam-zam 1 11 8 Zam-zam 2 17 Jumlah 102 Sumber Data primer yang diolah, 2017
Prosentase 14,7 14,7 10 7,8 13,7 11,7 10,7 16,6 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ruangan yang paling dominan dalam kontribusi pengisian kuisioner adalah ruangan Zam-zam 2 dengan prosentase sebasar 16,6%.
71
4.2.6. Deskripsi Lama Kerja Responden Setiap responden pasti tidak semua sama dalam hal lama kerja di RSI Sultan Hadlirin Jepara, maka dari itu dapat dikelompokkan menjadi, berikut : Tabel 4.7 Lama Kerja Responden No Lama Kerja Jumlah 1 ≤5 35 2 6-10 60 3 11-15 2 4 16-20 5 5 ≥ 21 Jumlah 102 Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Prosentase 34 59 2 5 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat terlihat bahwa bnyak perawat yang bekerja 6-10 tahun dengan jumlah prosentase sebesar 34,4%. Ini menunjukkan bahwa rata-rata perawat di RSI Sultan Hadlirin Jepara sudah lumayan memiliki pengalaman yang tinggi dibidangnya dilihat dari rata-rata lama kerjanya. 4.3.
Hasil Analisis Data
4.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian sehingga dapat diketahui tanggapan-tanggapan dari responden mengenai variabel yang diteliti di RSI Sultan Hadlirin Jepara serta tanggapan responden mengenai pernyataan pada kuisioner, selanjutnya dicari nilai rata-rata dan nilai dengan rentang skala sebagai berikut: RS = Nilai tertinggi – Nilai terendah Banyaknya kelas Dengan perhitungan sebagai berikut;
72
RS = 7 – 1 7 = 0,85 Kategori: 1 – 1,85
: Sangat Jelek
1,86 – 2,71
: Jelek
2,72 – 3,57
: Agak Jelek
3,58 – 4,43
: Cukup
4,44 – 5,29
: Kurang baik
5,30 – 6,15
: Baik
6,16 – 7,00
: Sangat Baik
Berikut adalah hasil jawaban responden mengenai masing-masing variabel: 4.3.2. Analisis Deskripsi Variabel Disiplin Kerja Analisis deskripsi variabel disiplin kerja dianalisa berdassarkan dari nilai indeks pernyataan kusioner oleh responden terhadap 5 pernyataan untuk mengukur variabel disiplin kerja, sebagai berikut : Tabel 4.8 Pernyataan Responden Tentang Disiplin Kerja
Pernyataan
STS 1 F S
TS 2 F S
KS 3 F S
N 4 F
S
AS 5 F S
F
S 6 S
SS 7 F S
indeks
73
Selalu tepat waktu berangkat ketempat kerja Selalu taat dengan peraturan kerja Selalu taat dengan standar kerja yang ada Selalu berhatihati dalam menjalankan tugas Selalu bekerja dengan etis
0
0
0
0
2
6
21
84
5
25
38
228
36
253
5,84
0
0
0
0
12
26
17
68
6
30
47
282
20
140
5,32
0
0
0
0
7
21
15
60
7
35
54
324
19
133
5,61
0
0
0
0
17
51
16
64
10
50
32
192
27
184
5,30
0
0
0
0
10
30
26
104
7
35
35
210
24
168
5,38
Nilai Indeks Disiplin
5,49
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut diatas, nilai indeks dari pernyataan responden mengenai variabel Disiplin Kerja sebesar 5,49 yang termasuk dalam kategori baik dikarenakan berada pada interval 5,30-6,15. Berdasarkan tanggapan responden menunjukan indikaor tertinggi berada dalam kategori baik yaitu mengenai selalu tepat waktu dalam hal berangkat ketempat kerja dengan nilai indeks 5,84 dan indikator terendah yaitu selalu berhati-hati dalam menjalankan tugas dengan nilai indeks sebesar 5,30. 4.3.3. Analisis Deskripsi Variabel Kompensasi Analisis deskripsi variabel Kompensasi dianalisa berdassarkan dari nilai indeks pernyataan kusioner oleh responden terhadap 4 pernyataan untuk mengukur variabel Kompensasi, sebagai berikut :
74
Tabel 4.9 Peryataan Responden Tentang Kompensasi
Pernyataan
STS
TS
KS
N
AS
S
SS
1
2
3
4
5
6
7
F Gaji sudah sesuai dengan beban kerja Selalu menerima insentif Penghargaan yang diterima sudah sesuai Tunjangan rutin selalu diterima
S
F
S
indeks
F
S
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
0
0
10
30
21
84
20
100
33
198
18
126
5,27
0
0
0
0
11
33
21
84
25
125
32
192
13
91
5,14
0
0
0
0
16
48
23
92
17
85
37
222
9
81
5,17
0
0
0
0
7
21
26
104
14
70
41
246
14
98
5,28
Nilai Indeks Kompensasi
5,21
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut diatas, nilai indeks dari pernyataan responden mengenai variabel kompensasi sebesar 5,21 yang termasuk dalam kategori kurang baik, dikarenakan berada pada interval 4,44 – 5,29. Berdasarkan tanggapan responden menunjukkan indikator tertinggi berada dalam ketegori kurang baik yaitu mengenai tunjangan rutin yang selalu diterima oleh perawat dari RS dengan nilai indeks sebesar 5,28, dan indikator terendah yaitu selalu meneerima insentif dengan nilai indeks sebesar 5,14. 4.3.4. Analisis Deskripsi Variabel Kompetensi Analisis deskripsi variabel Kompetensi dianalisa berdassarkan dari nilai indeks pernyataan kusioner oleh responden terhadap 11 pernyataan untuk mengukur variabel Kompetensi, sebagai berikut :
75
Tabel 4.10 Peryataan Responden Tentang Kompetensi
Pernyataan F
STS
TS
KS
N
AS
S
SS
1
2
3
4
5
6
7
S
F
S
F
S
F
indeks
S
F
S
F
S
F
S
Mengetahui tugas dengan jelas
0
0
0
0
0
0
7
28
22
110
40
240
33
231
5,97
Memahami setiap tugas dan pekerjaan
0
0
0
0
0
0
9
36
16
80
51
306
26
182
5,92
Mampu melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab
0
0
0
0
0
0
8
32
16
80
54
324
24
168
5,92
Selalu mengevaluasi hasil peekerjaan
0
0
0
0
3
9
16
64
26
130
45
270
12
84
5,46
Mampu mengunakan alatalat dalam pekerjaan
0
0
0
0
0
0
7
28
19
95
51
306
25
175
5,92
0
0
0
0
0
0
12
48
26
130
47
282
17
119
5,67
0
0
0
0
2
6
8
32
17
85
63
378
12
84
5,73
0
0
0
0
5
15
19
76
15
75
38
228
25
175
5,57
Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
0
0
0
0
0
0
12
48
14
70
55
330
21
147
5,83
Selalu memunculkan ide yang inovatif
0
0
0
0
0
0
8
32
15
75
60
360
19
133
5,88
Selalu menjaga hubungan baik dengan rekan kerja
0
0
0
0
0
0
8
32
21
105
61
366
12
84
5,75
Mampu bekerja sama dengan orang lain baik kelompok maupun perseorangan Mampu mengarahkan sebuah kelompok kerja untuk bekerja sama Mengetahui kemapuan diri sendiri
Nilai Indeks Kompetensi
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
5,78
76
Berdasarkan tabel tersebut diatas, nilai indeks dari pernyataan responden mengenai kompetensi sebesar 5,78 yang termasuk dalam kategori baik dikarenakan berada pada interval 5,30-6,15. Berdasarkan tanggapan responden menunjukan indikator tertinggi berada dalam kategori baik yaitu mengenai mengetahui dengan jelas setiap tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh RS nilai indeks 5,97 dan indikator terendah yaitu selalu mengevaluasi dan menilai hasil pekerjaan dengan nilai indeks sebesar 5,46. 4.3.5. Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja Analisis deskripsi variabel Lingkungan Kerja dianalisa berdassarkan dari nilai indeks pernyataan kusioner oleh responden terhadap 11 pernyataan untuk mengukur variabel Lingkungan Kerja, sebagai berikut :
Tabel 4.11 Pernyataan Responden Tentang Lingkungan Kerja
Pernyataan Pencahayaan ditempat kerja sudah baik Sirkulasi udara ditempat kerja sudah baik Lingkungan ditempat kerja tidak bising Ruangan kerja selalu terjaga kebersihannya Lingkungan kerja sudah aman Pembagian tugas sudah jelas
STS 1 F S
TS 2 F S
KS 3 F S
0
0
0
0
6
1
1
5
10
6
6
5
5
5
4 1
N 4
AS 5 F S
F
S
SS 7 F S
35
56
336
28
196
5,93
13
65
57
342
10
70
5,30
44
11
55
44
264
10
70
5,84
6
24
22
110
48
288
8
56
5,08
36
8
32
23
115
28
168
7
49
4,35
6
12
48
21
105
54
324
10
70
5,47
F
S
18
5
20
7
11
33
5
20
10
15
45
11
3
6
10
30
4
20
40
12
1
2
4
2
S 6
indeks
77
Desain pekerjaan sudah jelas Selalu dapat memahami pola kepemimpinan atasan Pola hubungan kerja sama sudah baik Memahami budaya kerja ditempat saya bekerja
1
1
4
8
0
0
15
60
16
80
58
348
8
56
5,42
1
1
0
0
0
0
19
76
18
90
56
336
8
56
5,48
0
0
1
2
3
9
9
36
17
85
62
372
10
70
5,62
1
1
0
0
0
0
13
52
11
55
67
402
10
70
5,68
Nilai Indeks Lingkungan Kerja
5,31
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut diatas, nilai indeks dari pernyataan responden mengenai lingkungan kerja sebesar 5,31 yang termasuk dalam kategori baik dikarenakan berada pada interval 5,30-6,15. Berdasarkan tanggapan responden menunjukan indikaor tertinggi berada dalam kategori baik yaitu mengenai pencahayaan ditempat kerja dengan nilai indeks 5,93 dan indikator terendah yaitu lingkungan kerja sudah aman dengan nilai indeks sebesar 4,35. 4.3.6. Analisis Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Analisis deskripsi variabel Kepuasan Kerja dianalisa berdassarkan dari nilai indeks pernyataan kusioner oleh responden terhadap 11 pernyataan untuk mengukur variabel Kepuasan Kerja, sebagai berikut : Tabel 4.12 Peryataan Responden Tentang Kepuasan Kerja
Pernyataan Selalu menunjukan semangat dalam bekerja
STS 1 F S
TS 2 F S
0
0
0
0
KS 3 F 0
S
N 4 F S
0
4
16
AS 5 F S 13
65
S 6 F 51
S
F
306
34
SS 7 S 238
indeks
6,12
78
Sudah puas dengan pemberian balas jasa yang saya terima
0
0
2
2
3
9
18
72
38
190
39
234
2
14
5,10
Posisi kerja sudah sesuai dengan kemampuan kerja saya
0
0
0
0
0
0
4
16
29
145
52
312
17
119
5,80
Sudah melakukan semua tanggung jawab yang diberikan
0
0
0
0
0
2
8
13
65
45
270
42
294
6,24
0
Nilai Indeks Kepuasan Kerja
5,81
Sumber : Data Primer Yang Dioalah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut diatas, nilai indeks dari pernyataan responden mengenai kepuasan kerja sebesar 5,811 yang termasuk dalam kategori baik dikarenakan berada pada interval 5,30-6,15. Berdasarkan tanggapan responden menunjukan indikaor tertinggi berada dalam kategori sangat baik yaitu sudah melakukan semua tanggung jwab yang diberikan dengan nilai indeks 6,24 dan indikator terendah yaitu sudah puas dengan pemberian balas jasa yang diterima dengan nilai indeks sebesar 5,10. 4.4
Uji Instrumen
4.4.1
Uji Validitas Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui indikator dari kuisioner tersebut
apkah valid atau tidak. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan uji siginifikansi dengan mengunakan uji analisis faktor. Melalui analisis faktor, dapat dikatakan valid apabila Bartlett test of sphericty signifikan dan KMO/MSA diatas > 0,50 serta dengan kriteria loading factor > 0,40. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel :
79
Tabel 4.13 Kecakupan Sampel KMO Kriteria Hasil > 0,50 0,868 > 0,50 0,801 > 0,50 0,836 > 0,50 0,826 > 0,50 0,823
Variabel Disiplin Kerja (X1) Kompensasi (X2) Kompetensi (X3) Lingkungan Kerja (X4) Kepuasan Kerja (Y)
Variabel Disiplin Kerja (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Kompensasi (X2) X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Kompetensi (X3) X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 Lingkungan Kerja (X4) X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6
Loading Factor Kriteria Hasil
Keterangan Sampel cukup Sampel cukup Sampel cukup Sampel cukup Sampel cukup
Keterangan
> 0,40 > 0,40 > 0,40 > 0,40 > 0,40
0,882 0,929 0,915 0,909 0,919
Valid Valid Valid Valid Valid
> 0,40 > 0,40 > 0,40 > 0,40
0,877 0,942 0,891 0,914
Valid Valid Valid Valid
˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40
0,666 0,730 0,718 0,650 0,757 0,672 0,582 0,648 0,657 0,586 0,590
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40 ˃ 0,40
0,573 0,658 0,664 0,677 0,634 0,748
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
80
X4.7 ˃ 0,40 X4.8 ˃ 0,40 X4.9 ˃ 0,40 X4.10 ˃ 0,40 Kepuasan Kerja (Y) Y.2 ˃ 0,40 Y.3 ˃ 0,40 Y.4 ˃ 0,40 Y.5 ˃ 0,40 Sumber : Data Yang Diolah, 2017
0,856 0,608 0,610 0,812
Valid Valid Valid Valid
0,828 0,842 0,831 0,835
Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa semua variabel di dalam penelitian ini sudah memenuhi dan di atas standar serta dapat dilakukan analisis faktor, karena hasil KMO diatas 0,50 dan Bartlett test of sphericity juga signifikan pada 0,05 (sig>0,05). Serta dapat dilihat melalui loading faktor dari masing-masing indikator dalam setiap variabel, dan dapat dikatakan valid dikarenakan sudah memenuhi kriteria dengan loading factor diatas 0,40. 4.4.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui serta melihat variabel dalam sebuah penelitian dapat dipercaya atau tidak untuk dilakukan pengujian selanjutnya. Penelitian ini dalam mengukur realibilitas menggunakan uji statistik Crobach Alpha dimana suatu variabel dapat dikataka realiable jika memenui kriteria Cronbach Alpha > 0,60. Berikut adalah hasil dari pengujian reliabilitas dari masing-masing variabel: Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja (X1) Kompensasi (X2) Kompetensi (X3)
Cronbach Alpha Kriteria Hasil > 0,60 > 0,60 > 0,60
0,947 0,927 0,868
Keterangan Reliable Reliable Reliable
81
Lingkungan Kerja (X4) Kepuasan Kerja(Y)
> 0,60 > 0,60
0,863 0,850
Reliable Reliable
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan tabel tersebut diatas diketahui bahwa semua variabel pada penelitian ini sudah reliabel karena di atas kriteria dan dapat digunkan dalam penelitian. 4.5
Uji Asumsi Klasik
4.5.1
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data yang digunakan dalam
penelitian ini sudah terdistribusi normal. Cara melihat apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak bisa dilihat melalui analisis grafik. Berikut adalah hasil dari uji normalitas berdasarkan grafik : Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
82
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Grafik diatas dapat di analisa bahwa titik-titik pada grafik tersebut berhimpitan dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Selain mengunakan uji normalitas, untuk melihat berdistribusi normal atau tidak, dapat mengunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Hasil uji Normalitas dengan mengunakan Kolmogorov Smirnov (K-S) dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.15 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
102 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
0E-7 2,28429907
Absolute
,063
Positive
,059
Negative
-,063
Kolmogorov-Smirnov Z
,633
Asymp. Sig. (2-tailed)
,818
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
83
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov (K-S) diatas diperoleh hasil 0,633 dengan tingkat signifikan = 0,818 di atas kriteria >0,05 , maka mengindikasikan bahwa Ho diterima dan data berdistribusi normal. 4.5.2. Uji Heteroskedastisitas Dilakukan Uji Heteroskedastisitas dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Untuk melihat adanya heteroskedastisitas yaitu dengan cara menganalisa Grafik Scatterplot dengan kriteria jika titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak ada pola yang jelas, maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas, dan sebaliknya. Berikut hasil dari grafik scatterplott : Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
84
Dari hasil grafik Scatterplot dapat ditarik kesimpulan bahwa titik-titik pada grafik tersebut, tidak membentuk sebuah pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, dan tidak terjadi heteroskedasitas. 4.5.3. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam dalam model regresi ditemukan adanya suatu korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011:105). Untuk mengetahui ada tidaknya suatu multikolonieritas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 maka menunjukan adanya multikolonieritasdan sebaliknya. Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
disiplinkerja
,911
1,097
kompensasi
,951
1,051
kompetensi
,972
1,029
lingkungankerja
,912
1,096
1
a. Dependent Variable: kepuasankerja
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan pada hasil tabel di atas diketahui bahwa masing-masing pada variabel bebas memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak mengalami mulikolonieritas yang disebabkan oleh adanya hubungan antar variabel independen.
85
4.6
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel bebas terhdap variabel terikat. Berikut adalah hasil dari analisis regresi linear berganda : Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
7,988
2,830
disiplinkerja
,091
,041
kompensasi
,153
kompetensi lingkungankerja
Beta 2,823
,006
,197
2,201
,030
,054
,250
2,852
,005
,061
,036
,147
1,692
,094
,108
,028
,344
3,846
,000
a. Dependent Variable: kepuasankerja
Sumber : Data Yang Diolah, 2017 Berdasarkan pada hasil regresi di atas maka dapat dibuat persamaan linear antara variabel disiplin kerja, kompensasi, kompentensi, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat sebagai berikut : Y = 7,988 + 0,091X1 + 0,153X2 + 0,061X3 + 0,108X4 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa, a. Konstanta (α) sebesar = 7,988 artinya bahwa variabel indenpenden dalam keadaan tetap atau konstan dan positif cenderung positif.
maka kepuasan kerjanya akan
86
b. Koefisien disiplin kerja sebesar 0,091 dengan nilai positif dan nilai signifikannya 0,030 < 0,05 bisa diartikan apabila disiplin kerja meningkat maka kepuasan kerja akan meningkat. c. Koefisien kompensasi sebesar 0,153 dengan nilai positif dan tingkat signifikannya 0,005 < 0,05 bisa diartikan apabila kompensasi meningkat maka kepuasan kerja akan meningkat. d. Koefisien kompetensi sebesar 0,061 dengan nilai positif dan tingkat signifikannya 0,94 > 0,05 bisa diartikan apabila kompetensi meningkat tidak berpengaruh pada kepuasan kerja. e. Koefisien lingkungan kerja sebesar 0,108 dengan nilai positif dan tingkat signifikannya 0,000 < 0,05 bisa diartikan apabila lingkungan kerja meningkat maka kepuasan kerjanya akan meningkat. 4.7
Uji Model
4.7.1. Uji-F Uji-F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Berikut adalah hasil dari uji F : Tabel 4.18 Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
216,558
4
54,140
Residual
527,020
97
5,433
Total
743,578
101
a. Dependent Variable: kepuasankerja b. Predictors: (Constant), lingkungankerja, kompensasi, kompetensi, disiplinkerja
F 9,965
Sig. ,000b
87
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan tabel uji-F diperoleh nilai F hitung sebesar 9,965 dengan sig 0,000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja, kompensasi, kompetensi dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. 4.7.2
Uji Determinasi Uji Determinasi yaitu mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2011 : 97). Berikut adalah hasil dari uji determinasi : Tabel 4.19 Hasil Uji Determinasi Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,540a
,291
,262
2,33092
a. Predictors: (Constant), lingkungankerja, kompensasi, kompetensi, disiplinkerja
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017 Berdasarkan hasil uji determinasi tersebut, terlihat bahwa besarnya Adjusted R Square adalah 0,262. Hal ini menunjukan bahwa pada variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 26,2%. Sedangkan selebihnya (100% - 26,2% = 73,8%) variabel dependen pada penelitian ini dipengaruhi oleh variabel independen lain selain yang digunakan pada penelitian ini seperti motivasi kerja ( Dhermawan dkk (2012), Kusumah (2015), dan Manopo (2015) ), pengembangan karir ( Manopo, 2015) dan budaya organisasi, didapatkan variabel-variabel lain tersebut dari jurnal terdahulu dan riset pada objek penelitian. Riset pada objek penelitian menemukan
88
bahwa variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen adalah budaya organisasi, dikarena kebiasaan untuk tidak tepat waktu dalam hal masuk kerja sudah menjadi hal yang biasa dan berjalan begitu lama seperti halnya menjadi budaya kerja pada RS tersebut, dan tidak ada tindakan dari pihak RS untuk meminimalkan. 4.8
Pengujian Hipotesis Tujuan dari dilakukannya pengujian hipotesis adalah untuk membuktikan
sebuah hipotesis apakah ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara Uji-t. 4.8.1. Uji-t Uji-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Jika nilai sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa signifikan, dimana Ha diterima yang berarti Hipotesis diterima, dan Ho ditolak. Merujuk pada tabel 4.17, maka : 1.
Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja perawat H1 : Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel disiplin kerja (X1) sebesar 2,201 dengan sig 0,030 < 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat.
2.
Pengaruh Kompensasi terhadap kepuasan kerja perawat H2 : Kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja perawat Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel kompensasi (X2) sebesar 2,852 dengan sig 0,005 < 0,05, Sehingga
89
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. 3.
Pengaruh kompetensi terhadap kepuasan kerja perawat H3 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja perawat Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel kompetensi (X3) sebesar 1,692 dengan sig 0,094 > 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, maka dapat dinyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat.
4.
Pengaruh lingkungan kerja terhdap kepuasan kerja perawat H4 : Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja perawat Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel lingkungan kerja (X4) sebesar 3,846 dengan sig 0,000 < 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat.
4.9
Pembahasan Hasil penelitian tentang pengaruh disiplin kerja, kompensasi, kompetensi dan
lingkungan kerja terhdap kepuasan kerja perawat RSI Sultan Hadlirin Jepara maka dibuat pembahasan sebagai berikut : 4.9.1. Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja perawat Telah dilakukan uji hipotesis dan membuktikan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t dengan t hitung 2,201 dan signifikan pada 0,030 < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik kedisiplinan perawat dalam melakukan pekerjaan
90
akan berdampak pada kepuasan kerja yang semakin baik, begitu sebaliknya. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian dari Deden Rudy Mustofa (2015) dan Rivo Manoppo (2015) yang menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dari hasil penelitian tentang disiplin kerja, menunjukkan bahwa tingkat dari perawat yang masuk kerja tepat waktu cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin disiplin perawat dalam ketepatan waktu masuk kerja akan meningkatkan semangat maupun kepuasan kerja perawat itu sendiri. 4.9.2. Pengaruh Kompensasi terhadap kepuasan kerja perawat Telah dilakukan uji hipotesis dan membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t dengan t hitung 2,852 dan signifikan pada 0,005 < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompensasi yang diterima perawat akan berdampak pada kepuasan kerja yang semakin tinggi, begitu sebaliknya. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian dari Deden Rudy Mustofa (2015) dan Dhermawan dkk (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dari hasil penelitian tentang kompensasi, menunjukkan besarnya kompensasi mengenai gaji yang diterima dan sudah sesuai dengan beban kerja perawat cukup tinggi, di artikan bahwa semakin tinggi atau kesesuaian gaji dengan beban kerja oleh perawat akan meningkatkan kepuasan kerja perawat tersebut. 4.9.3. Pengaruh Kompetensi terhadap kepuasan kerja perawat Telah dilakukan uji hipotesis dan membuktikan bahwa kompentensi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t
91
dengan t hitung 1,692 dan signifikan pada 0,094 > 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh perawat tidak berdampak ataupun berpengaruh pada kepuasan kerja perawat itu sendiri. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian dari Fitria Agustina Sihombing dkk (2015) yang menyatakan bahwa kompentensi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Dari hasil penelitian mengenai kompetensi, menunjukkan bahwa ada beberapa perawat yang kurang mampu dalam hal mengarahkan sebuah team atau kelompok untuk berkerja sama, bisa dikatakan bahwa perawat di RSI belum memiliki kemampuan manajemen yang baik yaitu untuk mengarahkan maupun memimpin. Selain itu perawat di RSI Sultan Hadlirin Jepara dalam hal kemampuan mengunakan alat-alat dalam pekerjaannya cukup tinggi yang artinya perawat sudah baik mengenai kemampuan teknisnya, walaupun sudah baik kemampuan yang dimiliki oleh perawat tersebut tidak berpengaruh pada kepuasan kerjanya. 4.9.4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Telah dilakukan uji hipotesis dan membuktikan bahwa Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t dengan t hitung 3,846 dan signifikan pada 0,000 > 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik dan semakin nyaman likungan kerja, baik fisik maupun non fisik akan berdampak pada kepuasan kerja perawat yang semakin tinggi. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian dari Dwi Silvia Eka S dkk (2016) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Dari hasil penelitian mengenai lingkungan kerja, menunjukkan bahwa pencahayaan ditempat kerja perawat masih kurang baik, kurangnya intensitas cahaya
92
dalam ruangan atau tempat kerja dapat mempengaruhi kinerja perawat tersebut dan kepuasan kerja perawat di RSI Sultan Hadlirin.
48