BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah merokok di Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan oleh badan legislatif maupun peraturan yang dikeluarkan oleh badan eksekutif, jumlah perokok di Indonesia semakin tinggi bahkan menempati urutan ketiga didunia setelah Tiongkok dan India. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas yaitu; 27 % (Susenas 1995); 31,5 % (SKRT 2001); 34,4% (Susenas 2004); 34,7% (Riskesdas 2007) dan 36,3% (Riskesdas 2013). Media masa seperti iklan juga merupakan suatu penyebab sesorang untuk merokok, karena saat ini banyak sekali iklan-iklan yang mempromosikan penjualan rokok lewat iklan, walaupun diklan tersebut disertakan dengan pesan peringatan, tetapi masyarakat tetap menghiraukan peringatan tersebut. Dengan adanya Peraturan dan Perundangan tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok) masyarakat akan merasa terbantu untuk berhak mendapatkan udara yang sehat dan peran dari KTR ini juga dapat membantu mengurangi jumlah perokok setiap harinya.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini tentang Pengaruh Kampanye anti rokok, Iklan berhenti merokok dan KTR (Kawasan Tanpa Rokok). Penelitian ini dimulai dari bulan Febuari hingga bulan April 2017. Peneliti menyebar kuesioner 165 pada Mahasiswa aktif Manajemen Universitas Mercubuana, wilayah Meruya, Jakarta Barat. B. Karakteristik Profil Responden Karakteristik dasar responden yang digambarkan adalah jenis kelamin, penghasilan per minggu, lamanya merokok. Berikut ini data yang akan ditampilkan dalam bentuk diagram pie. Sehingga pembaca dapat memahami latar belakang responden pada penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dalam gambar 4.1 mayoritas Jenis Kelamin oleh responden dalam penelitian ini adalah Laki-laki dan Perempuan. Hasil ini menunjukan bahwa mereka yang merokok dominan adalah laki-laki sebesar 140 orang atau 85%.
jenis kelamin 15% perempuan 85%
laki-laki
Gambar 4.1 Jenis Kelamin Sumber: Hasil pengolahan dengan Ms.Excel 2007
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengasilan per Bulan Dalam gambar 4.2 mayoritas penghasilan per minggu responden dalam penelitian ini adalah < Rp. 500.000, (15%), Rp. 500.000,- s/d Rp. 800.000,(67%) , kemudian dilanjut dengan penghasilan per bulan sebesar Rp. 800.000,- s/d Rp. 1.100.000,- (12%), serta Rp. 1.100.000,- s/d Rp.1.300.000,(6%) . Hasil ini menunjukan bahwa yang paling banyak penghasilan perbulan adalah Rp. 500.000 – Rp. 800.000.
penghasilan per bulan 12%
6% 15%
67%
< Rp. 500.000 Rp. 500.000 s/d Rp. 800.000 Rp. 800.000 s/d Rp. 1.100.000 Rp. 1.100.000 s/d Rp. 1.300.000
Gambar 4.2 Penghasilan per bulan Sumber: Hasil pengolahan dengan Ms.Excel 2007 3. Deskripsi Responden Berdasarkan Lamanya Merokok Dalam gambar 4.3 mayoritas lamanya merokok < 1 tahun (5%), 1 tahun s/d 3 tahun (13%), > 3 tahun (82%). Hasil ini menunjukan bahwa yang paling lama merokok adalah > 3 tahun yaitu sebesar 82%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
lamanya merokok 5%
13% < 1 tahun 1 tahun - 3 tahun
82%
> 3 tahun
Gambar 4.3 Lamanya merokok Sumber: Hasil pengolahan dengan Ms.Excel 2007
C. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel a. Uji Validitas menggunakan model Factor Analysis, yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah nilai Standardize Loading Factor (SLF) pada tabel Anti Image dan Nilai Extraction pada tabel Communalities. Pertanyaan akan dianggap valid apabila memiliki nilai SLF dan Extraction lebih besar dari 0.50. b. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang sama. Reliabilitas dihitung dengan formula Variance Extract dan Contruct Reliability dengan rumus : Rumus Contruct Reliability: =
(∑
(∑
) + (∑
http://digilib.mercubuana.ac.id/
)
)
50
Rumus Variance Extract : =
∑
∑
+∑
Semakin besar nilai ini, menunjukkan bahwa indikator-indikator
penyusun bagi suatu peubah laten merupakan indikator-indikator yang handal dalam mengukur peubah laten tersebut. Nilai kehandalan konstruk yang disarankan adalah lebih besar dari 0.7. Sedangkan ukuran kelayakan variance extract yang disarankan adalah lebih besar dari 0.5. 1. Kampanye anti rokok a. Uji Validitas Dalam pengujian ini 4 indikator teramati, tentang Kampanye anti rokok yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-Square = 0.00, df = 0, p-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.
Gambar 4.4 Model Pengukuran Variabel Kampanye anti Rokok Sumber: Lisrel 8.80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Pada gambar 4.4 di atas, dari 3 indikator teramati yang dimasukkan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor ≥ 0.50 yaitu; kar1 – kar3, sehingga semua model teramati valid dan difilter ke dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Kampanye anti rokok Indikator
Standardize Loading
Nilai R
Kesimpulan
Factor (SLF) Kar1
0,63
0,50
VALID
Kar2
0,66
0,50
VALID
Kar3
0,65
0,50
VALID
Keterangan indikator – indikator di atas (kar1 – kar3), adalah sebagai berikut: 1. Menurut saya, Tindakan kampanye anti rokok saat ini belum maksimal dalam menumbuhkan kesadaraan masyarakat dalam berhenti merokok 2. Menurut saya, Kampanye anti rokok memiliki tujuan yang sudah terencana dan tersusun rapih dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk nerhenti merokok 3. Menurut saya, dalam melakukan kampanye selalu memiiki sumber yang jelas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
b. Uji Reliabilitas
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa variabel kampanye anti rokok memiliki nilai construct reliability CR >0.70 dan variance extract VE >0.50. Maka variabel tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
2. Iklan berhenti merokok a. Uji Validitas Dalam pengujian ini 8 indikator teramati, tentang Iklan berhenti merokok yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-Square = 96,57 df = 20, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.153.
Gambar 4.5 Model Pengukuran Variabel Iklan berhenti merokok Sumber: Lisrel 8.80
Pada gambar 4.5 di atas, dari 8 indikator teramati yang dimasukkan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor ≥ 0.50 yaitu; ibm1 – ibm8, sehingga semua model teramati valid dan difilter ke dalam tabel berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Iklan berhenti merokok Indikator Standardize Nilai R Kesimpulan Loading Factor (SLF) Ibm1
0,59
0,50
VALID
Ibm2
0,92
0.50
VALID
Ibm3
79
0.50
VALID
Ibm4
72
0.50
VALID
Ibm5
60
0.50
VALID
Ibm6
78
0.50
VALID
Ibm7
62
0.50
VALID
Ibm8
60
0.50
VALID
Keterangan indikator – indikator di atas (ibm1 – ibm8), adalah sebagai berikut: 1. Menurut saya, setiap iklan rokok memiliki makna tersendiri dari setiap produknya sehingga mampu memikat para pembeli untuk membelinya. 2. Menurut saya, yang menarik dalam iklan rokok yaitu berdasarkan bungkusnya/kemasannya 3. Menurut saya, pemasaran rokok yang berbeda-beda membuat saya tertarik untuk melakukan pembelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
4. Menurut saya, pemasaran iklan rokok menjadi familiar karna kebanyakan event di sponsori oleh rokok 5. Menurut saya, kualitas dari pesan iklan rokok dapat memikat konsumen dalam melakukan pembelian. 6. Menurut saya, pesan bahaya yang ditampilkan dalam iklan rokok cukup baik tapi sering diabaikan oleh para konsumen 7. Menurut saya, iklan rokok dapat dengan mudah untuk kita ingat 8. Menurut saya, yang pertama kali saya ingat dalam membeli rokok yaitu berdasarkan merek.
b. Uji Reliabilitas
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa variabel kampanye anti rokok memiliki nilai construct reliability CR >0.86 dan variance extract VE >0.50. Maka variabel tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
3. Kawasan Tanpa Rokok a. Uji Validitas Dalam pengujian ini 3 indikator teramati, tentang Iklan berhenti merokok yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-Square = 00,00 df = 0, p-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.
Gambar 4.6 Model Pengukuran Variabel Kawasan Tanpa Rokok Sumber: Lisrel 8.80
Pada gambar 4.6 di atas, dari 3 indikator teramati yang dimasukkan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor ≥ 0.50 yaitu; ktr1 – ktr3, sehingga semua model teramati valid dan difilter ke dalam tabel berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kawasan tanpa rokok Indikator
Standardize
Nilai R
Kesimpulan
Loading Factor (SLF) Ktr1
0,53
0,50
VALID
Ktr2
0,69
0,50
VALID
Ktr3
0,76
0,50
VALID
Keterangan indikator – indikator di atas (ktr1 – ktr3), adalah sebagai berikut: 1. Menurut saya, kawasan tanpa rokok berguna untuk masyarakat saling bersosialisasi 2. Menurut saya, promosi tentang kawasan tanpa rokok ini jauh tertinggal dibandingkan dengan penjualan, periklanan atau penggunaan rokok. 3. Menurut saya, kawasan tanpa rokok sudah jelas keberadaannya ada didalam perundang-undangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
b. Uji Reliabilitas
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa variabel kampanye anti rokok memiliki nilai construct reliability CR >0.70 dan variance extract VE >0.50. Maka variabel tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
4. Kesadaran masyarakat berhenti merokok a. Uji Validitas Dalam pengujian ini 8 indikator teramati, tentang Iklan berhenti merokok yang telah di uji, dengan mendapatkan hasil Chi-Square = 96,57 df = 20, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.153.
Gambar 4.7 Model Pengukuran Variabel Kesadaran masyarakat berhenti merokok Sumber: Lisrel 8.80
Pada gambar 4.7 di atas, dari 7 indikator teramati yang dimasukkan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor ≥ 0.50 yaitu; km1 – km7 (kecuali km6), sehingga semua model teramati valid dan difilter ke dalam table berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Kesadaran masyarakat berhenti merokok Indikator Standardize Nilai R Kesimpulan Loading Factor (SLF) Km1
0,85
0,50
VALID
Km2
0,66
0,50
VALID
Km3
0,64
0,50
VALID
Km4
0,92
0,50
VALID
Km5
0,59
0,50
VALID
Km6
0,40
0,50
TIDAK VALID
Km7
0,62
0,50
VALID
Keterangan indikator – indikator di atas (ktr1 – ktr3), adalah sebagai berikut: 1. Menurut saya, kepercayaan merupakan satu tindakan dalam diri untuk munumbuhkan kesadaran berhenti merokok 2. Menurut saya, tingkah laku merupakan tahap awal dalam suatu pengambilan keputusan untuk berhenti merokok 3. Menurut saya, dalam pengambilan tindakan untuk berhenti merokok dibutuhkan niat sepenuhnya dalam diri saya. 4. Menurut
pengalaman
saya
selama
merokok,
merokok
menimbulkan dampak yang negative dalam hidup saya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dapat
61
5. Menurut saya, kurangnya Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku merokok seseorang 6. Menurut saya, Keluarga merupakan salah satu faktor dalam perilaku merokok 7. Menurut saya, Masyarakat merupakan faktor yang paling dominan pada perilaku merokok seseorang
b. Uji Reliabilitas
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa variabel kampanye anti rokok memiliki nilai construct reliability CR >0.87 dan variance extract VE >0.50. Maka variabel tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
A.
Uji Kecocokan Model Pengukuran 1. Uji Kecocokan Model Keseluruhan
Gambar 4.8 Model Pengukuran Keseluruhan Sumber: Lisrel 8.80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
No 1
2 3 4 5 6 7 8
TABEL 4.5 HASIL UJI KECOCOKAN MODEL PENGUKURAN Ukuran GOF Tingkat Target Hasil Kecocokan Estimasi Root Mean Square Error RMSEA ≤ 0.08 of Appoximation (RMSEA p ≥ 0.50 0.101 ) P (Close Fit) Normal Fit Index (NFI) NFI ≥ 0.90 0.91 Non-Normal Fit Index NNFI ≥ 0.90 0.93 (NNFI) Comparaive Fit Index CFI ≥ 0.90 0.94 (CFI) Incremental Fit Index (IFI) IFI ≥ 0.90 0.94 Relative Fit Index (RFI) RFI ≥ 0.90 0.90 Goodnes of Fit Index (GFI) GFI ≥ 0.90 0.79 Adjusted Goodnes of Fit AGFI ≥ 0.90 0.73 Index (AGFI) Sumber: Hasil pengolahan data LISREL 8.80
Tingkat Kecocokan Bad Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good fit Bad Fit Bad Fit
Dari 8 item pengukuran kecocokan model (fitness measure) keseluruhan item menunjukan hasil baik. Dengan melihat hasil uji kecocokan model pengukuran keseluruhan model tersebut bahwa Goodness of fit menunjukan kecocokan yang baik (good fit dan marginal fit), namun RMSEA masih dibawah 0,08 atau Bad fit. Maka perlu dilakukannya modifikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Hasil modifikasi :
GAMBAR 4.9 MODEL PENGUKURAN KESELURUHAN VARIABEL PENELITIAN (MODIFIKASI) Sumber : Hasil pengelolaan data LISREL 8.80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
TABEL 4.6 HASIL UJI KECOCOKAN MODEL PENGUKURAN (MODIFIKASI) No Ukuran GOF Tingkat Target Hasil Tingkat Kecocokan Estimasi Kecocokan 1
Root Mean Square Error RMSEA ≤ 0.08 p of Appoximation (RMSEA) ≥ 0.50 P (Close Fit) NFI ≥ 0.90 NNFI ≥ 0.90
0.075
Good Fit
0.93 0.95
Good Fit Good Fit
2 3
Normal Fit Index (NFI) Non-Normal Fit Index (NNFI)
4
Comparaive Fit Index (CFI) CFI ≥ 0.90
0.96
Good Fit
5 6 7
Incremental Fit Index (IFI) Relative Fit Index (RFI) Goodnes of Fit Index (GFI)
IFI ≥ 0.90 RFI ≥ 0.90 GFI ≥ 0.90
0.96 0.92 0.84
Good Fit Good Fit Marginal Fit
8
Adjusted Goodnes of Fit Index (AGFI)
AGFI ≥ 0.90
0.79
Bad Fit
Sumber: Hasil pengolahan data LISREL 8.80
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui model pengukuran tersebut setelah dimodifikasi menghasilkan RMSEA kurang dari 0.08 yaitu 0.075 sehingga RMSEA dikatakan Good Fit.
1. Uji Kecocokan Model Struktural (Uji T) Wijanto, 2008 mengatakan bahwa uji kecocokan model struktural terdiri dari uji kecocokan keseluruhan model dan analisis hubungan kausal. Hubungan kausal antar variabel dikatakan signifikan bisa dilihat pada uji kausalitas. Hasil kecocokan keseluruhan model dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Tabel 4.6 berikut ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Gambar 4.10 Model Kecocokan Struktural (T-Value) Sumber: Lisrel 8.80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
No 1
2 3 4 5 6 7 8
TABEL 4.7 Hasil Uji Kecocokan Model (T-Value) Ukuran GOF Tingkat Target Hasil Kecocokan Estimasi Root Mean Square Error RMSEA ≤ 0.08 of Appoximation (RMSEA p ≥ 0.50 0.075 ) P (Close Fit) Normal Fit Index (NFI) NFI ≥ 0.90 0.93 Non-Normal Fit Index NNFI ≥ 0.90 0.96 (NNFI) Comparaive Fit Index CFI ≥ 0.90 0.96 (CFI) Incremental Fit Index (IFI) IFI ≥ 0.90 0.96 Relative Fit Index (RFI) RFI ≥ 0.90 0.92 Goodnes of Fit Index GFI ≥ 0.90 0.84 (GFI) Adjusted Goodnes of Fit AGFI ≥ 0.90 0.79 Index (AGFI) Sumber: Hasil pengolahan data LISREL 8.80
Tingkat Kecocokan Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Marginal Fit Bad Fit
Dari Tabel 4.15 terlihat bahwa nilai kecocokan model menunjukan nilai bagus artinya secara keseluruhan nilai kecocokan menunjukan good fit.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah didapatkan model struktural dengan goodness of fit yang baik, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini ada 5 hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dan pengujian dilakukan dengan melihat signifikansi tiap hubungan variabel. Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0.10 atau 10% dengan nilai –t sebesar ≥ 1.96 (Wijanto, 2008). Hal tersebut mengingat proses pengumpulan data melibatkan responden yang cukup banyak dan beragam dan merupakan purposive sampling yang memiliki resiko error
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
yang tinggi. Nilai hasil estimasi atas hubungan kausal dari model struktual yang diuji dan hasil pengujian hipotesis dengan nilai-t masing-masing hubungan dapat dilihat pada Tabel 4.7 (Keterangan: dikatakan berpengaruh apabila nilai t-values ≥ 1.96) sebagai berikut:
Tabel 4.8 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis Structural t-values Keterangan Kesimpulan Path H1
Kampanye anti rokok 3.37
Data mendukung hipotesis
5.80
Data mendukung hipotesis
Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok
H2
Iklan berhenti merokok Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok
H3
Kawasan tanpa rokok
6,19
Data mendukung hipotesis
Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok
Sumber : Hasil pengolahan Data Lisrel 8.80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kampanye anti rokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok Iklan berhenti merokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran untuk masyarakat berhenti merokok Kawasan tanpa rokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok
69
Hasil uji statistik model penelitian untuk variabel Kampanye anti rokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas nilai t table (1.96), yaitu 3.37. Hasil uji statistik model penelitian untuk variabel Iklan berhenti merokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas nilai t tabel (1.96), yaitu 5.80. Hasil uji statistik model penelitian untuk variabel Kawasan tanpa rokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. . Hal ini ditunjukkan dengan nilai t variabel tersebut yang berada di atas nilai t tabel (1.96), yaitu 6.19. Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat tiga hipotesis yang diterima.
E. Analisis Hasil Penelitian a. Analisis Kampanye anti rokok terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Kampanye anti rokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value > 1.96 yaitu sebesar 3.37, yang artinya semakin banyaknya kampanye tentang rokok yang saat ini dilakukan maka semakin banyak pula masyarakat yang sadar akan bahaya dari rokok tersebut. dimana kampanye tersebut merupakan salah satu cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
yang positif yang bertujuan untuk membujuk, mengajak dan memberikan pengarahan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami dampak dari merokok tersebut. b. Analisis Iklan berhenti merokok terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel Iklan berhenti merokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value > 1.96 yaitu sebesar 5.80, yang artinya peringatan pesan iklan rokok sangat mempengaruhi remaja dalam sikap berhenti merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2014) yang menyatakan bahwa Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja menunjukan bahwa responden yang terkena terpaan pesan peringtan berhenti merokok memiliki sikap untuk berhenti merokok. Iklan merupakan salah satu media yang besar dalam mempromosikan rokok, tetapi didalam iklan juga terdapat peringatan-peringatan akan bahaya dari rokok tersebut, walaupun masih banyak masyarakat yang menganggap peringatan tersebut hanya sebagai peringatan saja dan tidak perduli tetapi lebih banyak juga masyarakat yang sadar akan bahaya rokok dari iklan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
c. Analisis Kawasan tanpa rokok terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel Iklan berhenti merokok berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value > 1.96 yaitu sebesar 6.19, artinya dengan adanya penerapan tentang peraturan dan perundangan KTR (Kawasan Tanpa Rokok) jumlah perokok disetiap daerah semakin menurun, dikarenakan masyarakat sadar akan bahaya dari rokok dan untuk mereka yang tidak merokok mereka sangat membutuhkan lingkuhan yang bebas dari asap rokok sehingga KTR ini memiliki peran yang penting didalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekowati Raharjeng yang menyatakan bahwa Kawasan Tanpa Rokok terhadap Penurunan Proporsi Perokok di provinsi DKI Jakarta, daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali menunjukan bahwa Penerapan Peraturan dan Perundangan KTR atau KDM dapat menurunkan proporsi perokok setiap hari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/