BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Data Subjek Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti
sebanyak 50 subjek yaitu lansia yang tinggal di dua panti wreda di Jakarta, yaitu di panti wreda Waluya Sejati Abadi dan panti wreda Wisma Mulia di Jakarta. berkenaan dengan jenis kelamin, usia saat ini, tingkat pendidikan, status pernikahan, sumber pendapatan, keinginan masuk di panti,
lamanya subjek
tinggal di panti wreda dan keluarga yang masih dimiliki adalah sebagai berikut 1. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Jenis kelamin subjek
Jenis Kelamin
Jumlah (N)
Persentase (%)
Wanita
44
88%
Pria
6
12%
Total
50
100%
Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas menunjukan sebagian besar subjek berjenis kelamin wanita sebanyak 44 orang (88%), dan subjek yang berjenis kelamin pria sebanyak 6 orang (12%).
2. Gambaran subjek berdasarkan usia Berdasarkan usia subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Usia subjek
Usia
Jumlah (N)
Persentase (%)
60-64 tahun (young old)
9
18%
65-74 tahun (young old)
24
48%
75-84 tahun (old-old)
16
32%
85 tahun >(oldest old)
1
2%
Total
50
100%
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas menunjukan, sebagian besar subjek berusia 65 sampai 74 tahun (young old) sebanyak 24 orang (48%), subjek yang berusia 75 sampai 84 tahun (old-old) sebanyak 16 orang (32%), jumlah subjek yang berusia 60 sampai 64 tahun (young old) sebanyak 9 orang (18%), dan subjek yang berusia diatas 85 tahun (oldest old) sebanyak 1 orang (2%). 3. Gambaran subjek berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Tingkat pendidikan subjek
Tingkat pendidikan
Jumlah(N)
Persentase(%)
S1
2
4%
SMP
3
6%
SR
43
86%
Total
50
100%
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas menunjukan sebagian besar subjek, berpendidikan SR atau SD sebanyak 43 orang (86%), berpendidikan SMP sebanyak 3 orang (6%), dan S1 sebanyak 2 orang (4%). 4. Gambaran subjek berdasarkan status pernikahan Berdasarkan status pernikahan subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Status pernikahan subjek
Status Pernikahan
Jumlah (N)
Persentase (%)
Menikah
41
82%
Tidak menikah
9
18%
Total
50
100%
Berdasarakan tabel 4.4 diatas menunjukan sebagian besar subjek berstatus menikah sebanyak 41 orang (82%), dan subjek yang tidak menikah sebanyak 9 orang (18%). 5. Gambaran subjek berdasarkan keinginan masuk di panti wreda Berdasarkan keinginan masuk di panti subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.5. Tabel 4.5. keinginan subjek masuk di panti
Keinginan masuk di
Jumlah(N)
Persentase(%)
Sendiri
13
26%
Anak
28
56%
Saudara
9
18%
Total
50
100%
panti
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan sebagian besar subjek masuk di panti karena keinginan dari anak sebanyak 28 orang (56%), keinginan dari sendiri sebanyak 13 orang (26%), dan dari saudara (kakak, adik, paman, keponakan, dan sepupu) sebanyak 9 orang (18%). Sikap lansia yang tinggal di dua panti wreda tersebut menunjukan sikap yang negatif.
Lansia merasa
bukanlah orang jompo tapi dijompokan oleh anak dan saudaranya yang menginginkannya masuk di panti. Meskipun masuk di panti berdasarkan keinginan sendiri lansia tetap menunjukan sikap yang negatif. Lansia merasa sudah tidak dianggap lagi
menjadi bagian dari keluarganya dan akhirnya
memilih untuk tinggal di panti wreda. 6. Gambaran subjek berdasarkan lamanya subjek tinggal di panti wreda Berdasarkan lamanya subjek tinggal di panti wreda diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Lamanya subjek tinggal subjek dipanti wreda
Lamanya di panti
Jumlah (N)
Persentase (%)
1-4 tahun
36
72%
5-9 tahun
14
28%
Total
50
100%
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan sebagian besar subjek lamanya tinggal di panti wreda selama 1-4 tahun sebanyak 36 orang (72%), dan subjek yang lamanya (28%).
tinggal di panti wreda selama 5-9 tahun sebanyak 14 orang
7. Gambaran subjek berdasarkan sumber pendapatan Berdasarkan sumber pendapatan subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Sumber pendapatan
Sumber Pendapatan
Jumlah (N)
Persentase (%)
Anak
17
34(%)
Saudara
15
30(%)
Yayasan
18
36(%)
Total
50
100%
Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukan sebagian besar subjek mendapatkan sumber pendapatan dari yayasan sebanyak 18 orang (36%), dimana seluruh biaya kehidupan lansia tersebut ditanggung oleh yayasan yang menaungi panti wreda tersebut, mendapatkan sumber pendapatan dari anak sebanyak 17 orang (34%), dan yang mendapatkan sumber pendapatan dari saudara (kakak, adik, paman, keponakan, dan sepupu) sebanyak 15 orang (30%). 8.
Gambaran subjek berdasarkan keluarga yang dimiliki Tabel 4.8. Keluarga yang masih dimiliki
Keluarga yang dimiliki
Jumlah(N)
Persentase
Anak
32
64%
Saudara
18
36%
Total
50
100%
( %)
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukan sebagian besar subjek yang memiliki anak sebanyak 32 orang (64%), dan memiliki saudara (kakak, adik, paman, keponakan, dan sepupu) sebanyak 18 (36%). 4.2.
Gambaran Variabel Dukungan Sosial Pada Subjek Jumlah item yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkapkan
dukungan sosial adalah sebanyak 38 item dalam skala likert dalam 4 alternatif pilihan. Hasil perhitungan mean dan standar deviasi disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.9. Descriptive Statistics variabel dukungan sosial
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dukungan Sosial
50
62
117
86.62
14.554
Valid N (listwise)
50
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh mean untuk variabel dukungan sosial sebesar 88,62 dengan standar deviasi 14, 554. Pengelompokan kategori norma tersebut akan di sajikan pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Kategori variabel dukungan sosial
Jumlah
Persentase(%)
Kategori
10
20%
Rendah
72≤x <101
31
62%
Sedang
101≤
9
18%
Tinggi
Rentang nilai
Subjek
X<72
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukan sebagian besar subjek mendapatkan dukungan sosial sedang sebanyak 31 orang (62%), yang berarti bahwa subjek tersebut mendapatkan dukungan sosial yang cukup dari keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya di panti wreda, 10 orang (20%) mendapatkan dukungan sosial rendah yang berarti bahwa subjek tersebut mendapatkan dukungan sosial yang rendah dari keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya di panti wreda. Menurut Smith & Begstson, 1979 (dalam Davidson,et. al., 2006) menyatakan sekitar 10% hubungan keluarga memburuk karena perpindahan lansia ke panti wreda. 9 orang (18%) mendapatkan dukungan sosial yang tinggi
yang berarti subjek tersebut mendapatkan
dukungan sosial yang baik dari keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya di panti wreda. 4.2.1. Hasil uji chi square Variabel Dukungan Sosial 1. Uji squere dukungan sosial dengan jenis kelamin Tabel 4.11. Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
a
Pearson Chi-Square 2.278 2 .320 Likelihood Ratio 3.316 2 .191 Linear-by-Linear Association 2.198 1 .138 N of Valid Cases 50 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,08.
Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi square test sebesar 0,320. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (2.278 <5,991), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan jenis kelamin, yang berarti pria atau wanita tidak memiliki hubungan dengan
tinggi atau rendahnya dukungan sosial yang diterima lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa dukungan sosial tidak ditentukan oleh jenis kelamin dalam penelitian ini. 2. Uji square dukungan sosial dengan status pernikahan Tabel 4.12. Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square 4.843a 2 .089 Likelihood Ratio 4.432 2 .109 Linear-by-Linear 1.159 1 .282 Association N of Valid Cases 50 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,62.
Dari
output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,089. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubungannya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (4.843<5,991), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan status pernikahan, yang berarti lansia yang menikah dan tidak menikah tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya dukungan sosial yang diterima lansia di panti wreda.
Hal ini bisa dikatakan bahwa dukungan sosial tidak
ditentukan oleh status pernikahan dalam penelitian ini.
3. Uji chi square dukungan sosial dengan sumber pendapatan Tabel 4.13. Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square 12.675a 4 .013 Likelihood Ratio 13.865 4 .008 Linear-by-Linear Association .301 1 .583 N of Valid Cases 50 a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.
Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi square test sebesar 0, 013. Karena signifikasi kurang dari 0,05 maka hubungannya signifikan dan
hitung >
tabel (12.675>9,488), maka Ho
ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan sumber pendapatan, yang berarti sumber pendapatan merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa dukungan sosial ditentukan oleh sumber pendapatan dalam penelitian ini. 4. Uji square dukungan sosial dengan keinginan masuk di panti Tabel 4.14. Chi-Square Tests
df
Asymp. Sig. (2sided)
6.533a 8.834
4 4
.163 .065
1.015
1
.314
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a.
50
4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,62.
Dari
output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,163. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
tabel (6.533a <9,488), maka Ho diterima jadi
hitung <
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan keinginan masuk di panti, yang berarti keinginan masuk di panti tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya dukungan sosial yang diterima lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa dukungan sosial tidak ditentukan oleh keinginan masuk di panti dalam penelitian ini . 5. Uji square dukungan sosial dengan lamanya subjek di panti Tabel 4.15. Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
a
Pearson Chi-Square .185 2 .912 Likelihood Ratio .192 2 .908 Linear-by-Linear .133 1 .716 Association N of Valid Cases 50 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.
Dari
output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,912. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (185 <5,991), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan lamanya subjek di panti, yang berarti lamanya subjek tinggal di panti tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya dukungan sosial yang diterima lansia di panti wreda.
Hal ini bisa dikatakan bahwa dukungan sosial tidak
ditentukan oleh lamanya subjek di panti dalam penelitian ini.
Kesimpulan berdasarkan hasil uji chi square variabel dukungan sosial diatas yang berkenaan
dengan jenis kelamin, status pernikahan, sumber
pendapatan, keinginan masuk di panti, dan lamanya subjek di tinggal di panti menunjukan bahwa hanya dukungan sosial dengan sumber pendapatan yang memiliki hubungan dengan nilai signifikansi pada chi square test sebesar 0, 013. Karena signifikasi kurang dari 0,05 maka hubunganya signifikan dan
hitung >
tabel (12.675>9,488) Ho ditolak, yang berarti sumber pendapatan merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan lansia di panti wreda dan dimungkinkan dengan pemberian sumber pendapatan adanya keterlibatan yang lebih sehingga lansia di panti merasa mendapatkan dukungan sosial. Sedangkan faktor yang lainya yaitu jenis kelamin, status pernikahan, keinginan masuk di panti, dan lamanya subjek tinggal di panti tidak memiliki hubungan dengan dukungan sosial dalam penelitian ini.
4.3.
Gambaran Variabel Tingkat Depresi Pada Subjek
4.3.1. Variabel Tingkat Depresi Gambaran skor berdasarkan hasil skor Beck Depression Inventory (BDI) adalah sebagai berikut (Groth-Marnat, 2003): Tabel 4.16. hasil skor BDI
Tingkat depresi berdasarkan skor Jumlah Subjek
Persentase
Minimal depresi
5
10%
Depresi ringan
15
30%
Depresi sedang
20
40%
Depresi berat
10
20%
Kemungkinan menyangkal depresi
-
-
BDI
Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukan sebagian besar subjek mengalami tingkat depresi sedang sebanyak 20 orang (40%), 15 orang (30%) mengalami tingkat depresi ringan, 10 orang (20%) mengalami depresi berat hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti memiliki penyakit yang kronis, konflik interpersonal dengan keluarga dan teman di panti wreda tersebut, menurut Davidson,et. al. (2006) sebagian besar orang lanjut usia memiliki kesehatan yang buruk mengalami depresi, dan depresi minimal.
5 orang (10%) mengalami
4.3.2. Hasil uji chi square Variabel Tingkat Depresi 1. Uji square tingkat depresi dan jenis kelamin Tabel 4.17. Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
a
3 3 1
.601 .392 .292
1.862 3.000 1.109 50
a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,60.
Dari
output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,601. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (1,862 <7,815), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan jenis kelamin, yang berarti pria atau wanita tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya depresi yang dialami lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh jenis kelamin dalam penelitian ini. 2. Uji square tingkat depresi dan status pernikahan Tabel 4.18. Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
1.332a 1.229
3 3
.721 .746
.474
1
.491
50
Dari
output diatas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,721. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (1.332 <7,815), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan status pernikahan, yang berarti lansia yang menikah atau tidak menikah tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya depresi yang dialami lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh status pernikahan dalam penelitian ini. 3. Uji square tingkat depresi dan sumber pendapatan Tabel 4.19. Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a.
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
a
8.660
6
.194
9.251
6
.160
.377
1
.539
50
7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,50.
Dari
output diatas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,194. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (8,660<12,592), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan sumber pendapatan, yang berarti sumber pendapatan tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya depresi yang dialami lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh sumber pendapatan dalam penelitian ini.
4. Uji chi square tingkat depresi dengan keinginan masuk di panti Tabel 4.20. Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
7.096a 8.219
6 6
.312 .222
.571
1
.450
50
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90.
Dari
output diatas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,312. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (7,096<12,592), maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan keinginan masuk di panti, yang berarti keinginan masuk di panti tidak memiliki hubungan dengan tinggi atau rendahnya depresi yang dialami lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh keinginan masuk di panti dalam penelitian ini. 5. Uji chi square tingkat depresi dengan lamanya subjek tinggal di panti Tabel 4.21. Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square .479a 3 .923 Likelihood Ratio .457 3 .928 Linear-by-Linear .077 1 .782 Association N of Valid Cases 50 a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.
Dari
output diatas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada chi
square test sebesar 0,923. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka hubunganya tidak signifikan dan
hitung <
tabel (4,79<7,815) maka Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan lamanya subjek di panti, yang berarti lamanya subjek di panti tidak memilki hubungan dengan tinggi atau rendahnya depresi yang dialami lansia di panti wreda. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh lamanya subjek di panti dalam penelitian ini. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji chi square variabel tingkat depresi diatas
yang
berkenaan
dengan jenis kelamin, status pernikahan, sumber
pendapatan, keinginan masuk di panti, dan lamanya subjek di tinggal di panti menunjukan bahwa semuanya tidak ada yang memilki hubungan dengan tingkat depresi. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat depresi tidak ditentukan oleh faktorfaktor tersebut dalam penelitian ini.
4.4. Hipotesis variabel hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi 4.4.1. Uji Linearitas Hasil pengolahan data dengan sosial mengunakan program SPSS sebagai berikut: Tabel 4.22. ANOVA hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
(Combin 1.58 1106.450 21 52.688 .127 ed) 3 Linearity Tingkat Depresi * Dukungan Sosial
Between Groups
Deviation from 535.550 Linearity Within Groups Total
Dari
output diatas
570.900
932.050
1 570.900
17.1 .000 51
20 26.777 .804 .689 28 33.288
2038.500 49
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
linearity sebesar 0,000. Karena signifikasi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel dukungan sosial dengan tingkat depresi terdapat hubungan yang linear.
4.4.2. . Korelasi Spearman Tabel 4.23. Correlations antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
Dukungan Sosial Spearman’s rho
Dukungan Sosial
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Tingkat Depresi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Tingkat Depresi
1.000
-.510**
.
.000
50
50
-.510**
1.000
.000
.
50
50
Dari hasil korelasi Spearman didapat korelasi antara dukungan
sosial
dan tingkat depresi pada lansia dipanti wreda yaitu (r) sebesar -510 dan P= 0,000 (<0,05).
Hal ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di panti wreda. Sedangkan arah hubungannya adalah
negatif
karena (r) negatif, berarti semakin tinggi
dukungan sosialnya maka tingkat depresi menurun, dan sebaliknya juga semakin rendah dukungan sosialnya maka semakin tinggi tingkat depresinya. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di panti wreda atau Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pulungan (2007) yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan dukungan sosial dengan depresi pada lansia di panti sosial Tresna Wreda “ABIYOSO” di Yogyakarta.
Dukungan sosial
berhubungan negatif dengan depresi pada lansia yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi Rx2.y = - 0.623 dan p < 0.01. Semakin tinggi dukungan sosial,
maka semakin rendah depresi pada lansia dan sebaliknya. Beck (dalam Coleman, Butcher, & Carson, 1984) menyebutkan salah satu penyebab depresi adalah faktor psikososial sebagai makluk sosial manusia membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang lain apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan perasaan negatif. Maksudnya adalah individu yang kurang mendapatkan perhatian atau dukungan dari orang lain, lebih berpeluang mengalami depresi dbandingkan individu yang mendapatkan perhatian dan dukungan yang baik dari orang lain. Definisi dukungan sosial yaitu mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Gentry & Kobasa, 1984; Wallston et al., 1983; Wills & Fegan, 2001 dalam Sarafino, 2006). Dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Dukungan sosial yang dibutuhkan lansia adalah dukungan emosional dan penghargaaan yang berupa ungkapan empati, perhatian, maupun kepedulian terhadap individu yang bersangkutan. Berdasarkan analisa tambahan dengan menggunakan uji chi square dalam penelitian ini terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan sumber pendapatan pada lansia di dua panti wreda. Salah satu faktor dukungan sosial yaitu sumber pendapatan menjadi hal yang berkontribusi signifikan terhadap dukungan sosial yang disebutkan pada lansia di dua panti wreda di Jakarta. Selain faktor dukungan sosial dan sumber pendapatan yang memiliki hubungan dengan depresi pada lansia. Menurut Davidson,et. al. (2006) faktor kesehatan atau lansia yang memiliki penyakit serius lebih berpeluang mengalami
depresi, namun faktor fisik atau kesehatan pada lansia tidak diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.