1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sambas 4.1.1
Sejarah Kabupaten Sambas Pemerintahan Sambas, pada masa Pemerintahan Belanda merupakan
daerah Afdelling Van Singkawang. Setelah perang dunia ke-2 status Kabupaten Sambas berubah menjadi Afdelling Administratif terbagi menjadi 3 (tiga) daerah, yaitu : 1. Daerah Kesultanan Sambas yang meliputi Onderafdeling Singkawang,
Bengkayang, Pemangkat, dan Sambas dengan sebutan kewedanan. 2. Daerah Kerajaan/Penembahan Mempawah 3. Daerah Kerajaan (Kesultanan) Pontianak dan sebagian daerahnya adalah
mandor. Setelah perang dunia ke-2 berakhir, daerah ini berubah menjadi daerah otonom Kabupaten Sambas dengan Ibukota Singkawang yang terdiri dari 4 (empat) kewedanan yaitu: a. Kewedanan Singkawang b. Kewedanan Pemangkat c. Kewedanan Sambas d. Kewedanan Bengkayang
2
Berdasarkan UU Nomor 27 tahun 1959 tentang penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (LNRI Nomor 72 tahun 1959 Tambahan LNRI Nomor 1820). Pembentukan Kabupaten Sambas mulai terealisir dan sejak tahun 1963 sistem kewedanan dihapuskan sehingga wilayah Pemerintahan Kabupaten Sambas berubah menjadi 15 wilayah kecamatan dan pada tahun 1988 berubah menjadi 19 kecamatan dimana 2 kecamatan diantaranya Kota Administratif Singkawang. Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang pembentukan daerah tingkat II Bengkayang, maka kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas pindah dari Kota Singkawang ke Kota Sambas, sehingga wilayah Kabupaten Sambas tinggal 9 Kecamatan saja. Pada tahun 2007, wilayah Kabupaten Sambas dimekarkan kembali menjadi 19 Kecamatan dengan 3 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Tangaran, Selakau Timur dan Salatiga yang berasal dari pemekaran Kecamatan Teluk Keramat, Selakau dan Pemangkat. 4.1.2 Kondisi Geografis dan Topografis Kabupaten Sambas terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat atau di antara 2008’ Lintang Utara serta 0033’ Lintang Utara dan 108039’ Bujur Timur serta 110004’ Bujur Timur. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Sambas adalah: Utara
: Serawak ( Malaysia Timur ) & Laut Natuna
Selatan
: Kabupaten Bengkayang & Kota Singkawang
Barat
: Laut Natuna
3
Timur
: Kabupaten Bengkayang & Serawak Luas Kabupaten Sambas adalah 6.395,70 km2 atau sekitar 4,36 % dari
luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Daerah Pemerintah Kabupaten Sambas pada tahun 2010 terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 183 Desa serta 1 UPT. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Sajingan Besar dengan luas 1.391,20 km2 atau 21, 75 %, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Tekarang dengan luas sebesar 83,16 km2 atau 1,30% dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2009 di Kabupaten Sambas mecapai 3.019,56 milimeter atau rata-rata 251,63 milimeter per bulan di Kecamatan Selakau, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Jawai dengan rata-rata 110,79 milimete per bulan. Pada tahun 2009 berdasarkan data dari stasiun meteorology Paloh, suhu udara rata-rata berkisar antara 23,460C sampai 31,730C. suhu udara maksimum terjadi pada bulan juni yaitu sebesar 33,700C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan februari sebesar 22,700C. 4.1.3
Penduduk dan Demografi Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan
sebagaimana tertuang dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan masalah kependudukan, seperti besarnya jumlah penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Berdasarkan angka hasil proyeksi, penduduk Kabupaten
4
Sambas pada tahun 2009 berjumlah sekitar 496.464 jiwa perkilometer persegi atau 2.699 jiwa per desa. Karena itu, persoalan mendesak bagi daerah adalah minimnya sumber daya manusia untuk mengelola pembangunan di daerah yang potensinya amat besar. 4.1.4
Kondisi Ekonomi, Sosial Dan Budaya
a. Angkatan Kerja
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja sehingga menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian jumlah penduduk yang berkerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2009, di Kabupaten Sambas terdapat 344,12 ribu penduduk usia kerja atau 69,% dari total penduduk. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat
Partisipasi Angkatan
Kerja
(TPAK),
merupakan
ukuran
yang
menggambarkan jumlah angkatan kerja tenaga kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. Banyaknya masyarakat Kabupaten Sambas yang berkerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri khususnya di negara tetangga ( Serawak, Malaysia Timur) menandakan bahwa masyarakat Kabupaten Sambas masih banyak memerlukan lapangan pekerjaan yang baru, dapat dilihat pada Tabel 4.1 b. Mata Pencaharian
5
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Sambas pada umumnya berkerja di bidang pertanian, erkebunan, perternakan, perikanan, dan kehutanan. Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan memanfaatnya sudah dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sambas. Untuk itu produksi pangan baik beras maupun non beras perlu terus ditingkatkan guna lebih memantapkan swasembada pangan. Di samping itu juga ditujukan untuk memperbaiki mutu gizi masyarakat melalui penganekaragaman jenis bahan makanan. Tabel 4.1 Banyaknya Tenaga Indonesia Asal Kabupaten Sambas Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin No
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
1 2 3 4
Pembantu Rumah Tangga Buruh Perusahaan Sawit Industri Plywood Lainnya
333 676 -
2009 2008 2007 2006 2005
1.009 644 910 883 1.459
Perempuan 183 813 106 1.102 1.230 1931 2.153 3.687
Jumlah 516 1.489 106 2.111 1.874 2.841 3.036 5.146
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Tranmigrasi & Sosial Kabupaten Sambas Kabupaten Sambas dengan luas 0.64 juta Ha merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki kawasan hutan yang cukup banyak yaitu sekitar 2,20% dari luas kawasan hutan Propinsi Kalimantan Barat. Luas kawasan hutan Kabupaten Sambas berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sambas pada tahun 2009 terdiri dari 58,32% hutan produksi biasa,
6
11,62% kawasan hutan lindung, 13,22% hutan tanaman wisata, 5,27 % hutan produksi terbatas, 7,49% hutan produksi yang dapat dikonversikan dan 4,07% hutan lindung bakau.
c. Pendidikan
Keberhasilan proses pendidikan sangat tergantung oleh tersedianya sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2009, jumlah sekolah SD mengalami penurunan 5,35% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 467 buah sekolah menjadi 442 buah sekolah. Prasarana SLTP mengalami penambahan dari 123 sekolah pada tahun 2008 menjadi 126 sekolah di tahun 2009 atau mengalami peningkatan terbesar 3,92%, begitu juga untuk perguruan tinggi, di Kabupaten Sambas terdapat dua Perguruan Tinggi Swasta, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Sambas (STAIS) dan Politeknik Terpikat Sambas. Tingkat dan mutu pendidikan sangat mempengaruhi dari kualitas Sumber Daya Manusia penduduk Kabupaten Sambas. 4.1.5 Industri Energi dan Pariwisata
4.1.5.1 Industri Energi Listrik dan air minum Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik, usaha-usaha tersebut tampak lebih nyata setelah dilaksanakannya program pembangunan listrik masuk desa. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk mamasak/minum maupun mencuci/mandi. Daerah Kabupaten Sambas, khususnya di daerah pedalaman secara tradisional pembangunan air bersih masih bersumber dari sungai/danau dan air
7
hujan. Akan tetapi sebagian kecamatan air bersih dikelola sebagai komoditas industry oleh PDAM. Untuk menyediakan sarana air bersih dan sehat, Perusahaan Daerah Air Minum harus berupaya meningkatkan peranannya.
4.1.5.2 Pariwisata dan Perhotelan a. Daya Tarik Wisata
Pembangunan
kepariwisataan
diarahkan
pada
peningkatan
peran
pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan daerah. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan. Saat ini terdapat 37 daya tarik wisata (data terlampir). Potensi yang besar ini sesungguhnya akan berdampak cukup besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Sambas apabila dikelola dan dikembangkan secara professional. Perlunya kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholders akan menjamin potensi-potensi pariwisata yang ada dapat berkembang dengan lebih baik. b. Hotel
Hotel merupakan bagian integral dari usaha pariwisata dan dapat dikatakan sebagai usaha akomodasi yang dikomersialkan dengan penyedian fasilitas-fasilitas seperti, kamar tamu, makanan dan minuman, pelayanan-pelayaan lain seperti fasilitas rekreasi, olahraga, penyewaan ruangan, dll.
8
Hotel merupakan salah satu sarana akomodasi yang tidak kalah pentingnya dalam dunia pariwisata, hotel-hotel maupun tempat penginapan sederhana juga telah disediakan sekitar 23 meskipun jumlahnya masih sedikit, tatapi cukup untuk menampung tamu-tamu asing maupun domestik.
4. 2 Gambaran Umum Kawasan Danau Sebedang 4.2.1 Lokasi Kawasan Danau Sebedang Secara administratif Kawasan Danau Sebedang termasuk dalam wilayah Desa Sempalai Sebedang Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas. Luas Desa Sempalai Sebedang ini sekitar 32,00 Km2. Desa ini terbagi menjadi 3Dusun, 7 Rukun Warga, 14 Rukun Tetangga. Kawasan perairan danau seluas 65 Ha, dimana kawasan sekitar danau ini di batasi oleh lereng bukit, hutan lindung, kawasan perkuburan yang melingkari kawasan perairan. Kawasan ini terletak ± 17 Km sebelah Selatan Kota Sambas (Ibukota Kabupaten) yang memiliki akses tinggi ke jalan Provinsi (SingkawangSambas). 4.2.2 Kondisi dan Daya Dukung Kawasan Danau Sebedang 4.2.2.1 Klimatologi Umumnya kawasan Danau Sebedang iklimnya dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim angin barat yang berlangsung antara bulan November- Maret dan musim angin timur yang berlangsung antara bulan Mei-September, sedangkan bulan-bulan peralihan terjadi pada bulan April dan Oktober. Kecepatan angin ratarata 0,18 m per detik, temperatur udara di kawasan ini setiap tahunnya berkisar 22-340C dengan rata-rata suhu udara sebesar 26,30C.
9
Kawasan Danau Sebedang dan sekitarnya tiap tahunnya mempunyai 1 bulan kering dan 11 bulan basah. Dengan demikian dapat dikategorikan bahwa di wilaya ihi termasuk kedalaman klasifikasi iklim tropis basah dan dari pemantauan kurun waktu di ats mempunyai curah hujan rata-rata di atas 3.000 mm per tahun. Curah hujan di kawasan ini termasuk curah hujan tertinggi dibandingkan wilayah lain di Kabupaten Sambas. Rata-rata curah hujan perbulannya mencapai lebih 275 mm, meskipun dengan hari hujan hanya rata-rata 7 hari perbulannya. 4.2.2.2 Hidrologi Danau Sebedang merupakan komponen terpenting dari system hidrologis kawasan ini. Air danau bersal dari aliran air permukaan dan air tanah di wilayah perbukitan yang berhutan di sekitarnya terutama di bagian selatan dan barat danau. Dimusim hujan danau ini menampung air dari perbukitan di sekitarnya. Kelebihan debit air dialirkan ke arah utara melalui buah saluran terpisah di bagian barat (dekat jalan masuk barat) dan timur (dekat jalan masuk sebelah timur). Air Danau Sebedang selama bertahun-tahun telah dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM Sambas maupun penduduk sekitarnya, terutama yang berada di sebelah utara danau. Sebuah pompa bertenaga disel terpasang diujung utara danau dekat saluran pelimpah bagian barat untuk mengambil air danau guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sekitar bahakan sampai ke Kota Pemangkat dapat dilihat pada Gambar 4.1 Secara fisik, kualitas air Danau Sebedang masih cukup layak untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama bila dilihat kadar keruhnya yang masih dibawah kadar maksimal yang diperbolehkan. Hanya saja permasalahannya
10
ada pada warna air yang melebihi batas maksimal (50 skala TCU), demikian pula kualitas kimiawi dari air Danau Sebedang masih memenuhi syarat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih yang sehat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam air danau ini adalah air raksa (Hg), besi (Fe), dan Khlorida (C1), namun dalam kadar yang sangat rendah.
Gambar 4.1 Sarana Penyediaan Air Bersih di KawasanDanau Sebedang Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 4.2.2.3 Topografi Kawasan Danau Sebedang merupakan kawasan perbukitan kecil di tengah dataran aluvial DAS (daerah aliran sungai) Sambas. Danau ini berbentuk mangkok besar yang dikelilingi lereng beberapa bukit di utara, selatan, barat dan timurnya. Ketinggian permukaan air danau dalam keadaan normal adalah sekitar 11 meter di atas permukaan laut. Beberapa puncak bukit yang mengelilingi perairan Danau Sebedang adalah Bukit Damar di sebelah barat dengan ketinggian
11
puncakn ± 98 m di atas permukaan laut, Bukit Amor dan Gunung Majau (250 m) di sebelah selatan, Gunung Sepuk (90 m) di sebelah timur dan Bukit/Mungguk Lonceng (47m) di sebelah utara. Daerah datar hanya berupa kawasan-kawasan sempit diantara lereng bukit dan kawasan perairan di sekeliling danau serta kawasan sebelah utara Bukit Lonceng yang meluas hingga ke ruas jalan Singkawang-Sambas. Berikut Gambar 4.2 peta topografi Kawasan Danau Sebedang.
Gambar 4.2 Peta Topografi Kawasan Danau Sebedang Sumber : BAPPEDA Kabupaten Sambas 4.2.2.4 Pola Vegetasi Vegetasi
sering
meninmbulkan
konflik
kepentingan
antara
pemanfaatannya sebagai sumber daya alam dan fungsinya dalam menjaga kestabilan lingkungan. Pohon-pohon yang tinggi dan besar sering menjadi incaran penduduk sekitarnya baik untuk bahan bangunan maupun sebagai sumber mata pencahariaan. Sebaliknya sebagai salah satu elemen ligkungan, vegetasi mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perubahan kondisi lingkungan,
12
karena vegetasi merupakan penyeimbang siklus air di permukaan bumi, menjaga kestabilan kelerengan, pengatur iklim mikro setempat, penawar pencemaran udara serta sebagai tempat kehidupan berbagai binatang. Pengembangan suatu kawasan wisata peranan vegatasi juga tidak kalah pentingnya, karena vegetasi juga merupakan unsur dasar pembentuk landscape. Secara visual, bentuk permukaan bumi juga depengaruhi oleh keadaan vegetasi yang beragam di atasnya akan lebih menarik jika dibandingkan dengan permukaan bumi tanpa disertai vegetasi. Selain itu vegetasi dapat menciptakan suasana yang teduh, segar, dan nyaman. Suasana seperti ini adalah suasana yang dibutuhkan dalam suatu lingkungan kehidupan manusia. Ekosistem Kawasan Danau Sebedang sangat bervariasi dari segi tutupan vegetasinya. Beberapa kelompok akasia (acacia mangirum) mendominasi sebagian kawasan yang relatif tinggi di bagian utara, barat, selatan dan ujung tenggara kawasan. Dibagian selatan dan barat, yang sebagaian besar masih berupa hutan bagian dari hutan lindung Gunung Majau seluas ± 280 Ha terdapat beberapa jenis tanaman hutan termasuk hutan bulian seluas ± 30 Ha di lereng selatan Bukit Amor, sedangkan di sebelah timur daerah perbukitan lereng sepuk sebagian besar di tutupi rumput dan ilalang yang tumbuh di sela-sela perkuburan. Di beberapa bagian seperti di kawasan Samalanjak dan Basung, dengan kelompok-kelompok kecil terdapat areal perkebunan baru dengan tanaman lada, karet dan durian. 4.2.3 Gambaran Sosial Ekonomi Jumlah penduduk di sekitar danau saat ini diperkirakan sekitar 2500 jiwa atau sekitar 500 KK. Mereka umumnya dari etnis Melayu dengan mata
13
pencahariaan utama di sektor pertanian dan perikanan (nelayan). Dan sebagian dari mereka berusaha pada sektor perdagangan. Struktur budaya dan pola kehidupan masyarakat yang khas dapat menjadi obyek wisata menarik yang berlaku sinergis terhadap daya tarik wisata yang berorientasi pada sumber daya alam. Dari dua etnis terbesar ( Melayu dan China ) di sekitar Kawasan Danau Sebedang, terdapat dua daya tarik budaya yang dapat dikembangkan seperti sejarah sejarah Kesultanan Sambas terkait dengan keberadaan areal tempat permandian Sultan serta Lagenda Bujang Nadi dan Dara Nandung (etnis Melayu) dan Perayaan Sam Pho Kong, Cap Go Meh, sembahyang kubur ( etnis Cina ) dapat di lihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 Kegiatan usaha pertanian sebagai kegiatan dominan di sekitar Kawasan Danau pada umumnya meliputi pengembangan tanaman hortikultra, perkebunan rakyat, budidaya ikan air tawar. Sementara komoditas yang paling menonjol dari kawasan danau ini adalah lada, durian, jeruk dan karet. Sektor industri yang dikembangkan penduduk sekitar terbatas pada industri kecil rumah tangga yang mengelola hasil pertanian setempat seperti industri makanan ringan.
14
Gambar 4.3 Makam Bujang Nadi & Dara Nandung Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011
Gambar 4.4 Lokasi Sembahyang Kubur Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 4.2.4 Sarana dan Prasarana Kawasan Danau Sebedang merupakan kawasan yang telah di kembangkan walaupun belum cukup memadai sesuai dengan rencana yang telah di susun. Kawasan ini berada di sebelah timur ruas jalan Singkawang-Sambas kira-kira 17 Km dari Kota Sambas. Dari ruas jalan utama ini, ada dua jalan masuk ke Kawasan Danau Sebedang . Pertama jalan masuk barat berupa jalan aspal dengan lebar perkerasan 3 m sepanjang ± 600 m serta yang kedua adalah jalan masuk timur
15
dengan konstruksi batu. Kedua ujung jalan masuk ini, di tepian danau bagian utara dihubungkan ruas jalan aspal sepanjang ±670 m, sementara dibagian barat menuju selatan telah dibangun jalan sepanjang tepian barat danau hingga bukit Amor saat ini masih dalam kondisi jalan tanah dengan lebar 6 m seperti Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
Gambar 4.5 Jalan Masuk Barat ke Jalur Utara Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011
16
Gambar 4.6 Jalan Masuk Barat ke Jalur Selatan Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 Pengadaan sarana telekomunikasi dan air bersih sudah tersedia, sementara untuk pelayanan listrik PLN belum tersedia melainkan penduduk setempat hanya menggunakan mesin diesel untuk keperluan aktivitas mereka baik disiang hari maupun malam hari. Sistem telekomunikasi di kawasan danau ini dapat diusahakan melalui layanan transmisi radio dari STO Singkawang, Pemangkat, Sambas. Sementara itu, dukungan
jaringan telpon seluler (GSM) dari PT.
Telkomsel, Satelindo,XL sudah dapat menjangkau Kawasan Danau Sebedang. Penyediaan tempat ibadah seperti mesjid/musola serta toilet umum di siapkan sederhana di kawasan danau ini dapat terlihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8
17
Gambar 4.7 Tempat Ibadah (Surau) di Kawasan Danau Sebedang Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011
Gambar 4.8 Penyediaan Toilet di Kawasan Danau Sebedang Sumber : Dokementasi Peneliti, 2011 Selain itu di sediakan juga tempat-tempat istirahat (shelter). Tempat istirahat tersebut yang disediakan khusus untuk menikmati keindahan panorama danau yang di bangun di pinggir danau di jalur jalan masuk barat menuju jalur selatan seperti Gambar 4.9
18
Gambar 4.9 Tempat Peristirahatan (Shelter) Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011