1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1.
Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mentimun pada setiap pengamatan, yaitu: 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST dan 42 HST. Rata-rata tinggi tanaman mentimun yang tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk NPK Pelangi 600 kg/ha sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk NPK Pelangi. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman mentimun pada setiap pengamatan dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Mentimun Rataan Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan (kg/ha) 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 0 9,39 a 13,11 a 19,39 a 32,94 a 150 10,89 a 17,50 ab 26,83 ab 46,78 ab 300 12,50 ab 20,78 abc 33,72 abc 59,17 abc 450 13,39 ab 21,89 bc 37,50 bc 62,22 bc 600 16,89 b 27,95 c 48,50 c 82,89 c BNT 5%
4,69
KK (%)
19,74
42 HST 51,39 a 79,00 ab 84,89 b 90,17 b 125,11 c
8,58
17,31
27,24
30,68
22,51
27,70
25,47
18,92
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 1 diatas, maka dijelaskan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik pada semua umur pengamatan. Hal ini dijelaskan pada Gambar 1.
2
Tinggi Tanaman (cm)
140 120 100
V0
80
V1
60 40
V2
20
V3
0
V4
14
21
28
35
42
Pengamatan (HST) Gambar 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman mentimun (cm) selama pengamatan
2.
Umur Berbunga Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisis sidik ragam terhadap
umur berbunga mentimun menunjukkan bahwa pupuk NPK Pelangi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2. Rata-rata Umur Berbunga Mentimun Perlakuan (kg/ha) 0 150 300 450 600 BNT 5% KK (%)
Rataan Umur Berbunga (hari) 32,67 e 31,67 d 29,67 c 28,00 b 28,67 a 0,48 0,85
Umur Berbunga (hari)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap umur berbunga pada taraf uji 5%
34 32 30 28 26 24
1 0
1150
300
450
600
Perlakuan (kg/ha) Gambar 2. Rata-rata pertumbuhan umur berbunga (hari) selama pengamatan
3
3.
Jumlah Buah Jumlah buah tanaman mentimun dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.
Jumlah buah terbanyak diperoleh pada perlakuan pupuk NPK Pelangi 600 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk, 150 kg/ha, 300 kg/ha, 450 kg/ha. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pupuk NPK Pelangi mempengaruhi potensi hasil tanaman. Hal ini di jelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Buah Mentimun Perlakuan (kg/ha) 0 150 300 450 600 BNT 5% KK (%)
Rataan Jumlah Buah (buah) 2,22 a 3,17 ab 3,89 ab 4,67 b 5,89 c 0,96 12,85
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah buah pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dijelaskan bahwa jumlah buah Mentimun dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik pada jumlah buah. Hal ini dijelaskan pada
Jumlah Buah (Buah)
Gambar 3.
6 4 2 0
0
150
300
450
Perlakuan (kg/ha) Gambar 3. Rata-rata jumlah buah (buah) selama pengamatan
600
4
4.
Berat Buah Hasil pengamatan berat buah dan analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi berpengaruh nyata pada berat buah mentimun. Rata-rata berat buah mentimun dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Berat Buah Mentimun Perlakuan (kg/ha) 0 150 300 450 600 BNT 5% KK (%)
Rataan Berat Buah (g) 489,42 a 593,50 b 731,58 c 805,73 d 828,60 d 33,92 2,61
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap berat buah pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 4 diatas, maka dijelaskan bahwa berat buah Mentimun dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik pada berat buah. Hal ini dijelaskan pada Gambar 4.
Berat Buah (g)
1000 800 600 400 200 0
0
150
300
450
Perlakuan (kg/ha) Gambar 4. Rata-rata berat buah (g) selama pengamatan
600
5
4.2 Pembahasan 1.
Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi
berpengaruh nyata pada tinggi tanaman mentimun dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik di bandingkan dengan perlakuan lainnya. Pengaruh pupuk tersebut mulai nampak pada waktu tanaman berumur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST dan 42 HST. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur hara makro yang terkandung dalam pupuk majemuk tersebut berperan dalam mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang berimbang. Dwidjoseputro (1994) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam proporsi yang seimbang terutama unsur hara makro seperti N, P dan K. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saeri, M dan Suwono (2012) tentang kajian efektivitas pupuk N.P.K pelangi 20:10:10 dalam upaya penigkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering kabupaten Tuban, menyimpulkan bahwa pemberian pupuk 400 kg NPK Pelangi 20:10:10 + 200 kg urea/ha, mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol. 2.
Umur Berbunga Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK
Pelangi berpengaruh nyata pada umur berbunga yaitu pada dosis pupuk 600 kg/ha. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gardner, Pearce dan Mitchcell (A. Lubis F. A 2004) tentang Pengaruh pemberian Gibberellin (GA3) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (solanum melongena L.), yang menyatakan bahwa pembungaan dan pembuahan pada tanaman juga tergantung pada faktor lingkungan seperti temperature, suhu, panjang pendeknya hari dan ketinggian tempat. Selain itu umur mulai berbunga dan mulai berbuah juga tergantung dari varietas tanamannya. Sitompul dan Guritno (1995), menyatakan juga bahwa penampilan tanaman seperti pembungaan dikendalikan oleh sifat dalam tanaman (genetis) dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yaitu sinar matahari dan suhu.
6
3.
Jumlah Buah Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK
Pelangi berpengaruh nyata pada jumlah buah dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik di bandingkan dengan perlakuan lainnya. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Onggo (2001) bahwa komponen hasil tomat yang diamati adalah Berat buah, Jumlah buah, bobot buah dan persen jumlah buah yang dapat dipasarkan. Hasil analisis statistik dari pengamatan tersebut juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan formula pupuk yang dicobakan dan dosis pupuk majemuk. Pertumbuhan tanaman yang baik membutuhkan hara yang lengkap, penggunaan hara yang tidak lengkap mempengaruhi keseimbangan hara yang dapat diserap dan mengurangi efektivitas serapan hara. Pupuk majemuk lengkap dalam bentuk pupuk phonska dapat meningkatkan proses fisiologi berakibat pada peningkatan produk yang dihasilkan pada tanaman tomat diekspresikan pada bagian generatif, yaitu buah, baik pada jumlah buah yang dapat terbentuk maupun ukurannya. 4.
Berat Buah Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK
Pelangi berpengaruh nyata pada berat buah dan perlakuan 600 kg/ha memberikan pengaruh terbaik di bandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil penelitian sebelumnya oleh Lubis F. A (2004) tentang Pengaruh pemberian Gibberellin (GA3) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (solanum melongena L.) menyatakan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK berpengaruh nyata terhadap berat buah per sampel. Hal ini mungkin disebabkan peranan unsur hara makro yang di kandung pupuk majemuk NPK. Dimana unsurunsur tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam proses metabolisme tumbuhan. Marsono dan Sigit (Lubis F. A., 2004) menyatakan bahwa unsur N berperan dalam pembentukan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis, dimana apabila fotosintesis lancar maka semakin banyak pula karbohidrat yang akan dihasilkan. Menurut Lingga (Lubis F. A., 2004), unsur P berperan sebagai
7
bahan dasar pembentukan protein untuk menghasilkan energi ATP dan ADP, dimana energi ini dibutuhkan dalam proses metabolisme untuk pembentukan asam amino, tepung, lemak dan senyawa organik lainnya. Sedangkan unsur K berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat sekaligus memperkuat tubuh tanaman seperti daun, bunga dan buah sehingga tidak mudah gugur. Selain itu unsur K juga dapat meningkatkan kualitas hasil buah (rasa dan warnanya).