BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi “A” ini beralamat di Jl. Raya No 357 Lembang 40391, Kab. Bandung Barat adalah sekolah yang berprestasi baik di tingkat nasional, dan sekolah ini memiliki sarana yang cukup memadai untuk standarisasi tingkat SMP. Meskipun ada beberapa hal yang kurang dalam segi wawasan seni, tetapi sekolah ini termasuk sekolah yang melaksanakan KTSP seni budaya, yang di dalamnya terdapat materi mengenai seni tari. Mesti belum sepenuhnya proses pelaksanaannya dijalankan atau belum mencapai tingkat yang diharapkan sesuai dengan KTSP, tetapi minimalnya sekolah ini telah menjalankan program sesuai dalam KTSP. Pembelajaran seni di sekolah menengah pertama 1 Lembang ini terwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran, satu ekstrakurikuler dan satu mata pelajaran intrakurikuler yaitu mata pelajaran seni budaya. Di dalam mata pelajaran seni budaya tersebut, mencakup beberapa materi yang diberikan yakni materi seni musik, seni tari, dan seni rupa. Kaitannya dengan
54
55
kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya yang diamati hanya difokuskan pada materi mengenai seni tari. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, data di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini disosialisasikan pada siswa laki-laki dan perempuan. Materi yang diberikan pun sama (pencak silat) antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Materi yang diberikan pada siswa disesuaikan dengan alokasi waktu yang dibatasi oleh pihak sekolah yaitu 2 x 40 menit. Proses pembelajaran seni tari untuk satu kelas dan dalam waktu yang dibatasi di atas, pola pembelajarannya disatukan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dalam pelaksanaannya, siswa tidak dituntut untuk mahir dalam menguasai gerakan, tetapi materi yang diberikan hanya bersifat tarian dasar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang “ menyajikan bentuk tari tunggal tradisi sesuai dengan iringan “. Bentuk evaluasi yang dipakai di dalam mengukur tingkat psikomotorik siswa melalui praktek tari secara perorangan dan kelompok, hal ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran agar guru dapat mengetahui kemampuan siswa. Berdasarkan observasi di lapangan, ada dua substansi yang khas terkait dengan proses pembelajaran seni tari tersebut, yakni kegiatan kreasi dan kegiatan apresiasi. Dalam kegiatan kreasi ini menggambarkan mengenai suatu
56
strategi guru dalam upaya penyampaian materi pelajaran dengan pendekatan persuasif, yakni pendekatan yang mengedepankan kedekatan guru dengan siswanya. Adapun dalam kegiatan apresiasi menggambarkan strategi guru agar siswa dapat tetap nyaman pada saat menerima materi pelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dipaparkan lebih lanjut mengenai kegiatan kreasi dan apresiasi yaitu sebagai berikut. a) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Kreasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan bahwa guru seni tari yang mengajar di kelas VII F ini memakai metode atau pendekatan khusus dalam menghadapi siswanya, salah satunya dalam kegiatan berkreasi. Dalam proses belajar mengajar peran guru seni tari pada saat di kelas tentunya menjadi sentral bagi keberlangsungan pembelajaran. Pada saat membuka pelajaran nampak guru sudah menguasai lingkungan kelas yang akan diberi materi belajar. Guru nampak dekat dengan siswa, sehingga proses pembelajaran pun terasa nyaman. Kedekatan guru dengan siswa tersebut terlihat dari cara mereka berkomunikasi, siswa nampak tidak canggung tidak kaku pada gurunya tetapi bukan berarti tidak sopan. Selain itu juga, guru dapat menarik perhatian siswa dengan cara memberikan contoh-contoh gerak yang unik menarik serta lucu, sehingga dapat mudah diingat oleh siswa dalam menerima materi
57
pembelajaran. Materi yang diajarkan pada pembelajaran seni tari ini adalah mengenai tari tradisi daerah setempat (pencak silat), contoh dari
guru
dalam
menarik
perhatian
siswanya
dengan
cara
mencontohkan salah satu gerakan yang mirip dengan gerakan hewan yang dapat membuat mereka tertawa. Hal ini dilakukan guru agar mengingat materi pelajaran yang disampaikan. Dari hasil pengamatan, guru berusaha untuk mengarahkan kemauan siswa. Sebagai contoh Yulianti (salah satu siswi kelas VII F) menginginkan gurunya untuk mempraktekan suatu gerakan yang dia anggap sulit, dengan tidak canggung guru langsung melakukan permintaan Yulianti tersebut. Dalam hal ini secara tidak langsung, guru merespon dan mengarahkan kemauan siswa dalam proses pembelajaran seni tari, sehingga tercipta suasana nyaman dengan menggunakan pendekatan persuasif melalui kegiatan kreasi. Kadangkala guru memberi nama gerakan pada materi pembelajarannya dengan kata-kata yang mudah diingat dan dimengerti oleh siswa, misalnya pada materi yang diajarkan (pencak silat) terdapat gerakan menonjok lawan, guru menanyakan gerakan tersebut kepada siswa, lalu siswa memberikan gerakan tersebut dengan gerakan bandul, dan guru pun menamai gerakan tersebut dengan mana gerakan bandul. Berdasarkan hal tersebut, dengan cara demikian siswa pun akan mudah mengingatnya karena bahasa yang digunakan berasal dari
58
siswa dan guru, bukan berasal dari nama asli gerakan tersebut, tetapi guru tetap memberitahu siswa mengenai nama asli dari gerakan tersebut. Dalam hal ini secara tidak langsung, guru memberikan pemahaman bahwa gerak dapat diciptakan dari gerak-gerak hewan. Disini
guru
memberi
suatu
motivasi
belajar
untuk
meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, khususnya dalam mengembangkan pola-pola gerak sederhana daerah setempat, hal itu sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu mengenai tari daerah setempat. Salah satu cara guru memberi motivasi belajar, yakni dengan menyuruh siswa untuk sedikit bereksplorasi untuk mengembangkan gerak sederhana dari materi yang diajarkan, walaupun untuk selanjutnya guru yang memberi contoh kepada siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat contoh lain dari suatu kegiatan kreasi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa. Di sini guru mampu memberikan kasih sayang kepada siswa, apabila siswa melakukan kesalahan dalam gerak, guru mengangap hal yang biasa dalam proses pembelajaran, karena sesuatu yang benar berawal dari kesalahan, sehingga proses pembelajaran pun terlihat nyaman. Dengan cara yang demikian guru mampu mengajak kepada siswa untuk lebih menikmati pembelajaran seni tari ini.
59
Dalam proses belajar mengajar cara lain kegiatan kreasi guru yaitu dengan memberikan nilai yang bagus pada siswa yang merespon terhadap pembelajaran seni tari. Mereka menganggap bahwa dengan cara merespon dengan lebih baik pembelajaran seni tari ini, mereka akan mendapat nilai yang lebih baik pula, sehingga mereka pun akan berusaha untuk menjadi lebih aktif lagi, agar mendapat nilai yang mereka inginkan. Hal ini ditujukan untuk menstimulus siswa yang lain agar termotivasi menjadi yang lebih baik, dan juga dapat merangsang kemampuan psikomotorik siswa. Berdasarkan pengamatan, cara guru menstimulus kemampuan siswa dengan memberikan nilai kepada siswa yang dapat menggerakan gerakan dengan baik, secara tidak langsung setiap siswa berusaha untuk melakukan gerakan dengan baik. Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti, guru memakai pendekatan dalam kegiatan kreasi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kreasi siswa, yang berawal dari minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Minat siswa dalam pembelajaran seni tari akan turut mendukung
keberhasilan
siswa dalam hal
peningkatan
psikomotorik yang dapat dikatakan sebagai kemampuan siswa dalam bergerak,
mengingat
dalam
pembelajaran
seni
tari
lebih
mengutamakan pembelajaran praktek daripada pembelajaran teori. Dalam pengamatan peneliti, terkadang muncul beberapa siswa yang terlihat mempunyai bakat tetapi siswa tersebut kurang memperlihatkan
60
peningkatan psikomotorik yang signifikan. Melihat hal tersebut, disini sangat diperlukan kegiatan kreasi guru dalam pembelajaran seni tari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, Eulis Tutiasih, pada pembelajaran seni tari ini penggunaan media pembelajaran cukup menunjang pada kegiatan kreasi. Terlihat dari tersedianya media di sekolah ini, contoh adanya tape recorder, kaset pembelajaran, dan sepasang speaker aktif yang terkadang digunakan. Hal itu membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran seni tari ini, karena suara yang jelas dari media tersebut akan membuat siswa semakin semangat, sehingga pada pembelajaran seni tari tersebut, guru akan lebih mudah untuk membimbing dan mengarahkan kemampuan psikomotorik siswa. Berbeda dengan pembelajaran tanpa musik, yang hanya
menggunakan
hitungan
atau
aba-aba dari
guru
saja.
Pembelajaran akan terasa hampa dan siswa pun akan sulit untuk dibimbing dan diarahkan kemampuan psikomotoriknya. b) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Apresiasi Apresiasi
dalam
pendidikan
seni
untuk
siswa
sangat
diperlukan, karena untuk membentuk masyarakat yang menghargai dan menerima seni secara semestinya, serta menghindari jarak antara seni dan masyarakat. Pengamatan terhadap apresiasi seni siswa dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
61
Adapun aspek yang dikembangkan pada tahap apresiasi yaitu aspek kognitif (pengetahuan) yang meliputi tugas-tugas dan tes yang diberikan oleh guru, aspek afektif (sikap) yang dapat dikembangkan melalui aspek perasaan senang dan tidak senang, serta perilaku psikomotorik yang dikembangkan di dalam kelas melalui kegiatan praktik kreatif. Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan ini, untuk mensejajarkan tingkat psikomotorik seluruh siswa khususnya di kelas VII F ini, guru mengadakan kegiatan apresiasi. Kegiatan apresiasi tersebut tentunya dibarengi dengan pendekatan persuasif, yaitu pendekatan yang lebih mengutamakan kedekatan guru dengan siswanya yang di dalamnya terdapat sifat kebapaan atau keibuan guru dalam mengajar. Kegiatan apresiasi itu berlangsung dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara guru mencontohkan terlebih dahulu materi belajar secara utuh, selanjutnya siswa berapresiasi dan menirukan contoh guru tersebut. Apabila siswa kurang mengerti guru dapat mencontohkan sekilas secara perlahan kepada siswa. Selain itu, komunikasi antara guru dan siswa sangat diharapkan mengingat untuk mengetahui perkembangan psikomotorik siswa tersebut. Di sini peneliti menemukan beberapa cara guru membimbing dan
mengarahkan
siswa
untuk
meningkatkan
kemampuan
psikomotorik siswa khususnya saat siswa memahami dan menirukan
62
gerak-gerak yang khas dari tarian tradisi daerah setempat tersebut (pencak silat). Salah satu caranya yakni, guru mencontohkan tiap gerakan pada siswa secara perlahan-lahan dan bertahap, sehingga siswa pun dapat menerima dengan cepat materi yang diajarkan. Selain itu guru pun secara teliti memeriksa gerakan siswa, sehingga tidak ada kesalahan pada saat penyampaian materi pembelajaran. Apabila diteliti dari pemilihan materi atau bahan ajar yang dipersiapkan oleh guru seni tari, peneliti melihat materi pembelajaran
yang disampaikan
difokuskan pada aspek gerak yang tidak rumit, sehingga materi tersebut tidak terlalu menyulitkan siswa. Cara yang demikian pun dapat membantu siswa untuk mudah menghapal setiap gerakan yang diberikan, selain itu siswapun
mampu dibimbing dan diarahkan
dengan mudah dalam memahami dan menirukan gerak-gerak yang khas dari tari tradisi setempat tersebut, sehingga dapat meningkatkan kemampuan psikomotoriknya. Berdasarkan pengamatan peneliti, contoh lain sebagai bahan kegiatan apresiasi siswa yaitu dengan cara menyuruh siswa yang terlihat lebih berpotensi untuk menjadi contoh bagi siswa lainnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai ajang memotivasi siswa dalam hal peningkatan psikomotoriknya. Tetapi situasi ini guru tidak bertujuan untuk membeda-bedakan siswa tetapi hanya sebagai salah satu cara pendekatan persuasif untuk mengajak siswa agar berani atau
63
mempunyai kemauan menggerakan anggota tubuhnya, sehingga psikomotoriknya dapat terarahkan dengan baik. Berdasarkan pengamatan guru pun tidak lupa memberikan evaluasi agar siswa dapat intropeksi diri pada pembelajaran seni tari ini, sehingga kemampuan siswa dalam memperagakan kembali mengenai gerakan khas tentang materi tersebut masih sesuai dengan nilai estetis dari daerah setempat tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran seni tari, evaluasi dilakukan secara individu dan kelompok. Evaluasi yang dilakukan secara individu, yakni guru menyuruh siswa untuk memperagakan kembali materi yang diajarkan secara individu, selanjutnya apabila siswa melakukan kesalahan pada gerakan itu guru akan memperbaiki gerakan tersebut sesuai dengan nilai estetis daerah setempat, sehingga siswa dapat mengintropeksi dirinya sendiri mengenai materi yang disampaikan. Begitu pula dengan evaluasi secara kelompok. Pada pembelajaran seni tari ini peneliti melihat cara lain yang dilakukan oleh guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa, yakni dengan cara memberikan reward atau penghargaan terhadap siswa yang menunjukan respon yang baik terhadap pembelajaran seni tari ini. Salah satu contoh siswa yang lebih aktif dan memperhatikan secara seksama mengenai materi yang disampaikan, akan diberi nilai yang lebih tinggi apabila sewaktu-waktu ada tes.
64
Menurut guru seni tari, hal ini dapat memotivasi siswa yang lain untuk bersikap teladan seperti temannya yang lain. Selain itu, guru mampu mengakui kemampuan siswa, dengan menanggapi sesuatu yang dia lakukan, karena sebuah reward tidak hanya berbentuk nilai, tetapi juga bisa berupa pujian, sehingga siswa merasa terapresiasi dengan hal ini. Contohnya saja, Adi (salah satu siswa VII F) melakukan gerakan melompat, padahal ia sedang bercanda dengan temannya, tetapi gurunya menganggap gerakan tersebut sebagai salah satu gerakan dari materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini secara tidak langsung, Adi merasa terapresiasi oleh guru dan teman yang lainnya.
2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Dalam pembelajaran seni tari ini ada beberapa hal yang mendukung pendekatan persuasif pada proses pembelajarannya, yang dapat menunjang kelancaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran seni tari. Adapun faktor tersebut yaitu kompetensi guru, siswa, bahan ajar dan media pembelajaran. Menurut penelitian dalam pembelajaran seni tari, kompetensi guru sangat diperlukan, mengingat bahwa dalam pembelajaran seni tari cenderung menggunakan kegiatan prktik. Hal yang harus diperhatikan untuk menjadi guru tari, yaitu memiliki kompetensi yang baik dalam menari. Dalam pembelajaran
seni
tari
guru
harus
mampu
mempraktekan
atau
65
mengapresiasikan meteri pelajaran, sehingga siswa dapat melihat secara langsung materi pelajaran yang akan disampaikan, selain itu siswa akan lebih termotivasi apabila mendapat stimulus atau rangsangan dari gurunya. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, di SMP Negeri 1 Lembang ini siswa kelas VII F termasuk kelas yang memiliki minat yang cukup besar terhadap pembelajaran seni tari. Terlihat dari antusias mereka mengikuti proses pembelajaran ini, bila dibandingkan dengan kelas lainnya. Hal tersebut dapat terbukti dari perhatian mereka terhadap gurunya pada saat menyampaikan meteri pelajaran, walaupun kadang kala ada saja beberapa siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran seni tari ini. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar ini merupakan salah satau faktor yang mendukung pendekatan persuasif. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Dalam proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini menggunakan bahan ajar tidak tertulis, dapat diartikan bahwa siswa belajar dengan menggunakan media tubuh dengan kata lain materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran berupa materi praktek (pencak silat). Media belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebuah kaset CD dan tape recorder. Media tersebut diperlukan dalam proses pembelajaran pada saat siswa mempraktekan materi pelajaran yang diberikan. Siswa akan lebih bersemangat apabila menggunakan media belajar ini, karena
66
dengan menggunakan media ini mereka akan dapat mengatur tempo gerakan dan konsentrasi pun akan lebih terfokus, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan media, siswa akan tidak bersemangat, yang dampaknya siswa akan tidak fokus terhadap materi pelajaran yang diberikan, seperti bercanda atau sekedar bersenda gurau, yang akhirnya proses pembelajaran pun tidak akan berjalan dengan baik.
3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, Eulis Tutiasih, ada beberapa hambatan internal yang terjadi dalam pembelajaran seni tari ini yang menjadi kelemahan dalam pendekatan persuasif tersebut. Selain itu, mengenai masalah siswa yang tidak mau ditunjuk ke depan kelas untuk memperagakan materi yang telah diajarkan, padahal kegiatan tersebut dapat dilakukan sebagai ajang untuk mengukur kemampuan psikomotorik siswa dan sabagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran seni tari. Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa kelemahan dari pendekatan persuasif ini. Kelemahan dari pembelajaran dengan pendekatan persuasif ini yaitu proses pembelajaran menyita waktu dan tenaga bagai pihak guru. Proses pembelajaran yang menyita waktu terlihat dalam hal penyampaian materi pelajaran, guru mata pelajaran harus memiliki sejumlah waktu, karena dalam
67
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru perlu melakukan serangkaian tahapan-tahapan yang diperlukan, seperti menarik perhatian siswa agar siswa tetap fokus pada materi pelajaran yang sedang diberikan, cara guru memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif, guru membimbing dan mengarahkan siswa (dalam menyusun pengembangan gerak tari ), guru membimbing dan mengarahkan kemampuan siswa (dalam hal menirukan gerak tari ), guru memberikan evaluasi kepada siswa agar kemampuannya sesuai dengan nilai estetis, dan selanjutnya guru memberikan reward / penghargaan kepada siswa yang respon terhadap pembelajaran. Seperti contoh pada saat guru menarik perhatian siswa, beberapa siswa terlihat tidak fokus dan respon terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Hal tersebut membuat guru memasang trik atau strategi untuk dapat menarik perhatian siswanya. Contohnya guru dapat menyelipkan sedikit candaan agar suasana belajar dapat terarah pada materi pelajaran yang sedang disampaikan. Secara tidak langsung waktu atau jam pelajaran yang digunakan akan terpakai untuk membujuk serta menarik perhatain siswa tersebut, belum lagi jika siswa tidak terpengaruh oleh aksi guru tersebut, maka guru pun mesti melakukan hal lain agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Dalam hal ini guru juga perlu memiliki tenaga dan energi yang cukup karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif guru dituntut untuk aktif pula. Hal yang dapat dijadikan contoh yaitu, pada
68
saat Ryan (salah satu siswa kelas VII F ) sedang melakukan pembelajaran di kelas tiba-tiba temannya dari kelas yang lain datang mengganggu Ryan, dalam hal ini guru perlu memiliki sejumlah keterampilan untuk dapat menarik perhatian Ryan, agar Ryan tetap dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Secara tidak langsung guru harus ikut aktif dalam mengalihkan perhatian siswa agar siswa dapat tetap fokus dalam menerima materi pelajaran, yang dimana guru harus mengeluarkan tenaga dan energi yang cukup agar dapat mengalihkan perhatian siswa tersebut. Solusi yang dilakukan oleh guru untuk Ryan pada saat itu adalah menerik perhatian Ryan, yakni dengan cara menyuruh Ryan dan beberapa orang lainnya untuk mempraktekan gerakan pada materi yang sedang diajarkan, apabila Ryan dan teman-temanya tidak mau guru akan memberi suatu appeals positif
yaitu
membujuk
mereka
dengan
nilai,
jika
mereka
mau
mempraktekannya mereka akan diberi nilai tambahan. Memeng tidak nmudah utuk membujuk siswa agar dapat tetap fokus pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Hal tersebut dirasa akan lebih efektif, karena dengan demikian siswa tersebut akan termotivasi untuk tetap pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dari hasil pengamatan sesuai di lapangan, selain ada kelemahan pada pendekatan persuasif dalam pembelajaran seni budaya khususnya materi seni tari, terdapat pula kelebihan dari pendekatan persuasif tersebut. Kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini yaitu materi
69
pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Dalam pembelajaran dengan menggunakan persuasif ini suasana atau kondisi kelas akan lebih kondusif, pendekatan persuasif guru akan lebih mengerti keadaan siswanya karena konsentrasi siswa akan lebih terfokus. Kelebihan pendekatan persuasif dapat terlihat dari kegiatannya yakni, pendekatan persuasif yang dilakukan pada pembelajaran seni tari ini dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini terlihat dari hasil proses pembelajaran seni tari, yakni siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Siswa pun terlihat lebih nyaman mengikuti proses belajar mengajar, tidak ada rasa tegang atau kaku, seperti pembelajaran yang lain. Karena di SMP Negeri 1 Lembang pendekatan persuasif ini lebih mengedepankan kedekatan guru dengan siswa. Guru mampu berdialog dengan siswa mengenai materi yang disampaikan, sehingga guru yang komunikatif sangat dibutuhkan pada pendekatan persuasif ini. Komunikasi antara guru dengan siswa pun menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Guru dalam hal ini perlu membuka diri dan berdialog dengan siswa mengenai masalah materi belajar yang diajarkan. Dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini sebagian siswa kadang masih sulit untuk
melakukan
gerakan,
tetapi
secara
bertahap
mereka
mampu
melakukannya. Melihat hal tersebut, maka pendekatan persuasif ini dirasa penting untuk dilakukan. Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan tingkat psikomotorik siswa dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan persuasif, hasil
70
pengamatan ini berdasarkan data di lapangan yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VII F, serta hasil dokumentasi yang dilakukan peneliti. Wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa, yaitu mengenai seputar pembelajaran seni tari yang berlangsung.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisis bahwa, proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini, sudah menggunakan pendekatan persuasif. Hal ini dapat terlihat dari dari hasil penelitian mengenai kegiatan kreasi. Dalam kegiatan kreasi tersebut, guru nampak berusaha untuk membujuk dan mengajak siswa secara halus agar dapat mengikuti proses pembelajaran seni tari ini dengan baik. Seperti contoh di atas, yaitu di dalam proses pembelajaran guru dapat menarik perhatian siswa agar tetap terfokus pada pembelajaran seni tari. Selain itu, guru menggunakan pendekatan persuasif yang berupa appeals positif, yaitu pendekatan yang dilakukan melaui perangsang, ini sejalan dengan contoh teori dari pendekatan persuasif yang dikemukakan oleh Aries Toleles dan Corax Syracuse, hal ini terlihat dari cara guru menstimulus siswa dengan suatu nilai atau imbalan nilai.
71
Guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif harus dapat mengendalikan karakter yang dimilikinya. Karakter guru harus mengikuti tujuan dari pendekatan persuasif, seorang guru adalah orang tua siswa di sekolah, dengan kata lain guru perlu memiliki sifat kebapakan atau keibuan seperti orang tua mereka di rumah. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru harus dapat mengelola image, agar suasana belajar tetap nyaman dan terkendali. Sebagai contoh, guru tidak membawa masalah di rumah ke sekolah, seorang guru harus dapat membedakan kepentingan pribadinya dengan kepentingan sekolah yaitu sebagai seorang pengajar atau pendidik. Suasana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini semestinya tidak longgar dan tidak kaku, ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi serius dan ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi santai. Suasana belajar yang serius yaitu suasana belajar yang dapat membawa siswa agar tetap fokus terhadap materi pelajaran yanng sedang disampaikan, sehingga materi pelajaran pun dapat tersampaikan dengan baik. Adapun pada suasana belajar yang santai, seorang guru dapat memberikan candaancandaan, atau dapat juga siwa sesekali diajak untuk tanya jawab seputar materi pelajaran yang sedang disampaikan. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak bosan dengan proses pembelajaran yang mengandalkan keseriusan, karena pada dasarnya pembelajaran seni ( seni tari ) adalah suatu pembelajaran yang dimana siswanya dapat mengekpresikan diri, sehingga
72
mereka dapat sedikit santai dari pembelajaran lainnya seperti matematika, fisika,dsb. Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan pembelajaran di SMP Negeri 1 Lembang ini melakukan pendekatan persuasif melalui kegiatan apresiasi. Hal ini terbukti dengan adanya suatu komunikasi dalam kegiatan apresiasi tersebut, karena dalam pendekatan persuasif komunikasi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa sangat diperlukan. Hal ini terlihat dari pemberian pujian kepada siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran seni tari, sehingga siswa tersebut merasa diakui keberadaannya dan merasa terapresiasi oleh guru dan siswa lainya. Hal lain yang relevan atau berhubungan dengan pendekatan persuasif yakni, pada saat guru memberikan suatu evaluasi kepada siswa, sehingga mereka dapat mengintropeksi diri pada materi tarian tersebut. Jadi secara tidak langsung tingkat kemampuan siswa siswa dapat tergali. 2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Dari hasil penelitian faktor-faktor yang mendukung pendekatan persuasif pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini adalah guru, minat siswa, bahan ajar, dan media belajar. Guru dalam proses pembelajaran seni tari ini dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cukup baik, guru dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat tetap fokus terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Minat siswa pada proses pembelajaran
73
seni tari ini pun cukup baik, mereka menunjukan antusiasnya pada materi pelajaran yang sedang disampaikan. Bahan ajar yang disampaikan pada proses pembelajaran seni tari ini cukup menarik dan dapat membuat siswa antusias terhadap materi yang sedang disampaikan. Materi pembelajaran yang disampaikan yaitu mengenai pencak silat, guru menggunakan metode praktik dalam penyampaiannya. Materi pencak silat ini dirasa cukup menarik, karena materi pencak silat ini cocok untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan, sehingga tidak ada masalah apabila materi tersebut dapat disampaikan secara bersama-sama. Mengenai media belajar yang digunakan di SMP Negeri 1 Lembang ini sudah cukup memadai untuk proses pembelajaran seni tari. Media yang digunakan yaitu tape recorder, media ini sangat membantu untuk proses pembelajaran seni tari, karena proses pembelajaran seni tari yang disampaikan menggunakan metode praktik, sehingga dalam prosesnya materi pencak silat diperlihatkan secara langsung, baik dalam hal gerakannya maupun bentuk musiknya. Media belajar sangat membantu proses pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari tidak hanya mengandalkan gerak sebagai medianya tetapi juga unsur musik dari tarian yang akan disampaikan, hal ini untuk merangsang kepekaan siswa terhadap perpaduan musik dan gerakanya.
74
3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat kelemahan yang dapat membuat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini menjadi sedikit terhambat, karena guru semestinya menggunakan pendekatan individual dan bukan classical dengan demikian waktu yang dipelukan dalam PBM lebih lama. Pendekatan individual yang dilakukan oleh gruu akan lebih efektif dibandingkan dengan endekatan secara classical, karena perhatian guru akan terfokus dan terarah pada saat proses pembelajaran berlangsung. Walaupun demikian ada pula kelebihan dari proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini, terlihat bahwa pembelajaran seni tari dengan pendekatan persuasif dapat meningkatkan psikomotorik siswa. Terlihat dari peningkatan kemampuan siswa melalui kegiatan kreasi. Hal ini terbukti pada saat menggerakan anggota tubuh, siswa dapat melakukan dengan baik, mereka mampu menerima dan mempraktekan materi belajar dengan baik pula. Berdasarkan hasil penelitian, selain melaui kegiatan kreasi, siswa dapat pula mengaplikasikan kegiatan apresiasi, baik apresiasi melalui guru maupun teman sebayanya, sehingga mereka dapat termotivasi untuk melakukan gerakan dengan baik. Selain itu dengan proses pembelajaran melalui pendekatan persuasif, guru dan siswa akan lebih dekat dan akrab, karena dalam pendekatan persuasif kedekatan dan komunikasi antara guru dan
75
siswa sangat dibutuhkan. Hal ini membuat siswa mampu menjadi aktif, kreatif, dan inovatif. Pada dasarnya setiap metode atau pendekatan pembelajaran memiliki beberapa kelamahan dan kelebihan masing-masing. Tingkat keberhasilan tergantung metode atau pendekatan tersebut tergantung pada kerjasama antara guru dan siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran akan tercapai dengan baik pula. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan pendekatan persuasif, keberhasilan pada pendekatan ini tergantung pada kerjasama antara guru dan siswanya pula.