BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi 1. Profil Berbagi Nasi Solo
Gambar IV. 1Logo Berbagi Nasi Solo Sumber: Dokumen Berbagi Nasi Solo Awal mula komunitas Berbagi Nasi di Solo adalah dibawa oleh Ronny seorang yang berasal dari Bengkulu lalu bersekolah SMA di Bandung.Selama di Bandung dia ikut bergabung dalam komunitas terebut.Setelah lulus sekolah Ronny berkuliah di Solo, lalu muncullah ide untuk mengadakan kegiatan seperti yang ada di Bandung.Terbentuklah komunitas Berbagi Nasi Solo, yang awalnya cuma beranggotakan dua orang saja yaitu Ronny dan satu kawannya lagi pada tanggal 16 januari 2013. Lalu mulai gerakan 42
aksinya berkeliling membagikan nasi dimulai pada tanggal 24 Januari 2013. Dan memutuskan untuk berkeliling membagikan nasi atau mereka sebut “bergentayangan” pada hari kamis malam jumat.Pada saat merambah ke solo tidak ada persyaratan yang rumit untuk membuatnya. Dari asalnya sendiri yaitu dari Bandung memberi persyaratan untuk membentuk komunitas ini yaitu yang penting ada anggotanya tidak sendirian lalu terus membagikan nasi. Berbagi nasi itu sendiri tidak ada persyaratan anggota jadi yang penting mau datang dan ikut berbagi nasi karena tidak ingin menyusahakan bagi orang yang ingin bergabung. Namun disarankan agar setiap orang yang datang membawa minimal satu bungkus nasi.Kalau pun tidak membawa tidak apa-apa karena bisa membantu tenaga, yaitu berkeliling membantu membagikan nasi bungkus ke orang-orang marginal disekitar wilayah Solo. Dana yang didapat untuk kegiatan berbagi nasi adalah kolektif, jadi setiap anggota disarankan untuk membawa minimal satu nasi bungkus. Namun Berbagi Nasi Solo juga mendapatkan dana dari para donator. Donator sendiri biasanya memberikan donasi berupa uang yang telah dikirim ke rekening yang telah disediakan atau ke pengurus langsung namun juga banyak donator yang memberikan dalam berbentuk nasi bungkus. Setiap kegiatan kamis malam para pengurus juga membeli sejumlah nasi untuk 43
dibagikan agar amunisi (sebutan untuk nasi bungkusyang akan dibagikan) semakin banyak lagi. Semakin kesini komunitas Berbagi Nasi Solo semakin menunjukan
kemajuan,
baik
di
bidang
kegiatan
dan
keanggotaan.Dengan gencar Ronny mempromosikan komunitas ini ke banyak orang, mengajak teman-temannya untuk bergabung sehingga membuat anggota Berbagi Nasi semakin banyak apalagi dengan tidak adanya persyaratan yang menyusahkan.Dalam segi kegiatan komunitas Berbagi Nasi Solo ini tidak hanya berhenti di kegiatan membagikan nasi setiap kamis malam saja namun juga mengembangkan kegiatan dibidang sosial lainnya. Basecampe berbagi nasi sendiri sekarang berada dirumah seorang anggota berbagi nasi juga yang menjadikan rumahnya di daerah Banyuanyar Solo tepatnya di Pleret sebagai tempat kumpul para anggota berbagi nasi jika akan mengadakan rapat atau keperluan lainnya.
2. Tujuan Berbagi Nasi Solo Tujuan komunitas Berbagi Nasi Solo adalah sederhana yaitu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan seperti orang-orang gelandangan, pengemis, orang yang tidur dipelataran,
44
dan para pekerja keras seperti pemulung dan para tukang becak yang bekerja sampai malam hari. Tujuan lainnya adalah agar anggota atau orang lain bisa lebih peka atau peduli dengan orang lain. Dengan sebungkus nasi yang dibagikan langsung maka para pejuang (sebutan anggota Berbagi Nasi) dapat lebih merasakan apa yang dirasakan orangorang marginal dan bisa membuat mereka untuk lebih peduli lagi terhadap sesama.Selain itu juga agar bisa menjadi tempat atau sarana untuk bersedekah, seperti yang diajarkan oleh agama. 3. Keanggotaan Berbagi Nasi Solo Anggota komunitas Berbagi Nasi Solo sendiri susah untuk di itung. Karena memang tidak diadakannya kartu anggota maka sulit untuk memastikan berapa anggotanya.Namun dari awal mulai komunitas ini ada sampai sekarang yang ikut bergabung ada leih dari 300 orang, namun untuk yang aktif sampai sekarang hanya 40an anggota saja. Anggota Berbagi Nasi rata-rata adalah pada mahasiswamahasiswi yang berkuliah di sekitar Solo.Namun banyak juga anggota yang sudah bekerja dan beberapa yang masih bersekolah. 4. Pengurus Berbagi Nasi Solo Kepengurusan di komunitas Berbagi Nasi adalah fleksibel, maksudnya adalah memang ada susunan pengurusnya namun itu
45
tidak menjadi patokan. Karena sewaktu-waktu bisa digantikan atau diwakilkan dengan anggota atau pengurus yang lain. Kepengurusan sendiri digunakan untuk lebih mempermudah saja jika ada kegiatan, saat pelaksanaannya bisa ditanggung jawabkan ke anggota lainnya. Pengasuh
: Lieasmia Ningsih Tri Wulan
Ketua
: Muhammad Abdul Aziz
Bendahara
: Ary Prasetyo
Seketaris
: Eny Haryaningsih Sadjiman
Koordinator
: Daryanto
Humas
: Tri Cahyono
Media
: Facebook, Daryanto Twitter, Nosima Ady Prasetya
5. Kegiatan Rutin Berbagi Nasi Solo a. Gentayangan Setiap Kamis Malam Berbagi nasi bungkus biasanya diadakan rutin tiap minggunya pada kamis malam atau malam jumat. Untuk jam pelaksaanakannya biasnya menunggu untuk semua tim kumpul. Untuk kumpul ditetapkan pukul 21.30 berkumpul 46
di taman depan Sriwedari. Sembari menunggu yang lain datang. Para penanggung jawab menghitung jumlah nasi yang akan dibagikan guna mengetahui berapa amunisi (sebutan untuk nasi bungkus yang akan dibagi) yang tersedia untuk dibagi saat itu. Pukul 22.00 biasanya tim sudah berkumpul semua, baik itu orang-orang yang sudah lama ikut berbagi nasi maupun bagi orang yang baru pertama kali ikut. Setelah semuanya dikira sudah berkumpul lalu dilkukan breafing. Breafing biasanya dilakukan dengan berdiri melingkar, membagi anggota yang ada saat itu untuk beberapa kelompok yang nantinya akan berpencar ke lokasi yang ditentukan. Untuk lokasinya dipilih 5 lokasi yaitu: daerah Nusukan sampai balapan, daerah Slamet Riyadi, daerah Klewer sampai Pasar Kembang, daerah Pasar Gading sampai Gemblekan, dan daerah Pasar Legi sampai Melawai. Untuk daerah Slamet Riyadi beberapa kali dilewati karena dari pengalaman sebelumnya didaerah itu sudah banyak orang yang membagikan nasi bungkus. Jadi amunisi kadang sisa banyak sehingga daerah Slamet Riyadi ditiadakan. Selain itu breafing biasanya diisi dengan doa bersama agar saat dalam gentayangan (sebutan untuk kegiatan membagi nasi bungkus pada malam hari) lancar
47
dan tidak ada halangan. Setelah dibagi dalam beberapa kelompok maka amunisi dibagikan untuk tiap kelompok juga. Lalu tiap kelompok berkumpul sendiri-sendiri dahulu untuk breafing sebentar. Tiap kelompok diketua oleh anggota dari berbagi nasi yang sudah lama/senior. Kalau semua sudah beres, semua anggota berkumpul lagi menjadi satu dan mengucapkan sumpah berbagi nasi sambil menyatukan tangan, sebelum bergentayangan. Sumpah itu ialah: 1. Kami
putra
putri
berbagi
nasi
berjanji,
mempersatukan Indonesia melalui sebungkus nasi 2. Kami putra putri berbagi nasi mengaku berbangsa satu, bangsa yang mau berbagi 3. Kami putra putri berbagi nasi mengaku berbahasa satu, bahasa lapar Setelah itu ketua dari kegiatan akan meneriakan “Berbagi Nasi” lalu yang lainnya akan menjawab “Ora Umum” secara serentak. Barulah semua anggota berpencar sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan mengendarai sepeda motor dan membawa nasi amunisi. Untuk mempermudah biasanya berboncengan agar ada yang membawa kardus yang berisi nasi bungkus dan minuman air mineral gelasan. 48
Untuk sasaran yang dibagi nasi bungkus adalah. Para gelandangan, pengemis, pengumpul rosok, tukang becak, orangorang yang tidur emperan, semua yang kiranya memang tidak mampu. Satu persatu anggota akan turun membagikan nasi bungkus, kadang juga ditanya sebentar. Seperti ditanya namanya, asalnya darimana, kalau tidur dimana, dan lain sebagainya. Memang untuk mencari sasaran terkadang susah terkadang juga gampang. Susah jika waktu liburan, karena menurut pengalaman saat liburan banyak para pengemis atau orang biasanya dijalanan itu tidak ada. Jadi harus bekerja ekstra agar semua nasi bungkus harus habis tidak bersisa. Sampai harus keliling tempat yang agak jauh agar bisa habis. Kalau semua amunisi atau nasi bungkus telah habis maka akan berkumpul lagi semua di depan taman Sriwedari lagi ditempat awal. Untuk melaporkan bagaimana saat pembagian tadi. Jam 11.30 biasanya anggota sudah mulai berkumpul. Namun bagi yang tidak bisa juga tidak apa-apa, diperbolehkan untuk langsung pulang selesai membagikan nasi. Kalau semua sudah berkumpul maka dilakukan evaluasi, bagaimana tadi saat bergentayangan. Apakah ada hal yang perlu diceritakan atau disampaikan. Disitu setiap tim yang menyebar dibeberapa lokasi bercerita satu persatu.
49
Jika memang dirasa sudah cukup evaluasinya, maka akan segera ditutup karena waktu mulai tengah malam.
Gambar IV.2 Brosur Kegiatan Rutin Gentayangan Sumber: Dokumen Berbagi Nasi Solo b. Sekolah Pos Komunitas Berbagi Nasi Solo ini membuat program berbagi ilmu yang diberikan kepada anak-anak atau yang sekarang lebih dikenal dengan Sekolah Pos. Lokasi mereka melakukan berbagi ilmu di daerah gilingan tepatnya di dekat stasiun balapan daerah pinggiran rel lalu tempat mereka berbagi ilmu dengan anak anak itu di pos yaitu pos kampling.Anak-anak sekolah di Pos setiap kamis malam jam 19.00 WIB, supaya anak tidak merasakan bosan jadi sekolah Pos dilaksanakan sekali saja dari yang dahulunya
50
dilaksanakan hari Rabu dan Jumat. Para pengajarnya pun adalah para relawan-relawan yang secara tulus ikhlas mau membantu untuk memberikan ilmu kedapa anak-anak disana.Kebanyakan relawannya adalah para mahasiswa dan mahasiswi disekitar Solo.
Gambar IV.3 Kegiatan Melukis untuk anak-anak Sekolah Pos Sumber: Dokumen Berbagi Nasi Solo
c. Futsal Futsal diadakan secara rutin pada hari senin malam.Kegiatan futsal ini selain untuk menjaga kesehatan tetapi juga untuk menjaga kekompakan para pejuang berbagai nasi. Futsal diadakan setiap jam 20.00 sampai jam 23.00 malam. 51
6. Kegiatan Lain Yang Pernah Dilakukan Berbagi Nasi Solo a. Pemberdayaan Pemberdayaan
menyasar
pada
ibu-ibu
yang
diajarkan untuk membuat keterampilan seperti pemanfaatan limbah koran bekas menjadi kotak tissue (kadipiro), membuat bunga dari sabun, bunga dari kulit jagung. Sedangkan untuk daerah sekitar terminal menengah kebawah dari pada hanya menganggur diberikan bimbingan dan pelatihan keterampilan mengelinting koran dengan menghadirkan fasilitator yang bernama Ibu Susi. Disinilah pembinaan dan motivasi berkembang sebagai pemanfaatan hidup yang lebih baik dan terampil dengan mengajak orang yang lemah, ibu-ibu ataupun orang yang tidak memiliki pekerjaan. b. Berbagi Buku Waktu komunitas Berbagi Nasi Solo juga ada program bagi buku tahun ajaran baru di tahun 2013 pada saat itu komunitas berbagi solo mencari donatur untuk berbagi buku lalu komunitas berbagi nasi solo juga mendapatkan sumbangan dari kiki , kiki memberikan buku lalu juga ada tiga serangkai juga ikut membagikan bukubuku pelajaran dan memberikan peralatan sekolah di tahun
52
2013, lalu komunitas berbagi solo membagikannya dan menyalurkannya ke berbagai daerah. c. Berbagi Air Komunitas berbagi nasi solo juga melakukan berbagi air tetapi tidak di solo kali ini tapi di wonogiri pada saat itu musim kemarau. Berbagi air ini untuk daerah daerah yang pelosok dan orang orang yang menengah kebawah pada waktu kemarau itu Pada saat itu komunitas berbagi nasi solo menggunakn baskom yang besar untuk membawa airnya mereka jalan bersama sama untuk membawa airnya lalu di bantu dengan salah satu komunitas di wonogiri jadi komunitas berbagi nasi solo berkalaborasi dengan salah satu komunitas yang ada di wonogiri untuk berbagi air kepada warga daerah wonogiri di pelosok.
Gambar IV.4 Penyaluran Air Bersih Sumber: Dokumen Berbagi Nasi Solo
53
d. Berbagi Sarapan Komunitas berbagi nasi solo juga ada program yaitu berbagi sarapan di minggu pagi. Jadi setiap minggu pagi komunitas berbagi nasi solo gentayangan membagikan sarapan sarapan tapi sekarang di stop dulu karena pejuang yang membagian nasi itu personilnya kurang. Pada mulanya berbagi sarapan di buat pada serangan fajar , pada saat tahun baru waktu malam tahun baru pasti ramai waktu pagi itu kan sampah dimana mana Lalu komunitas berbagi nasi solo juga membantu orang orang tetapi tidak ikut bantu bersih bersihn tapi ikut bantu nasi.
Gambar IV.5 Salah satu anggota membagikan sarapan Sumber: Berbaginasisolo.com e. Forum Berbuat Baik Forum ini seperti pengajian yang diikuti oleh anggota komunitas berbagi nasi. kegiatan ini dilakukan 54
setiap minggunya di salah satu anggotanya bernama mbak Lies rumahnya berada di Sumber dengan ide materi berupa mempelajari Al-Qur’an secara mendalam dengan belajar bersama dengan berbagai anggota komunitas dengan metode memahami Al-Qur’an
secara berurutan dengan
tujuan memberikan semangat dan spirit semua anggota untuk tetap berada di jalan yang benar. Dalam acara ini semua orang boleh mengikutinya dan terbuka dan bebas yang penting meluruskan niatnya untuk senang tiasa berbuat baik. f. Berbagi Nutrisi Hati Lalu komunitas berbgai nasi solo membuat program berbagi nutrisi hati yang pada awal mulanya di buat sehabis halal bi halal lebaran. Berbagi nutrisi hati ini ditujukan kepada anggota anggota yang bertujuan untuk tahu kenapa kita harus berbagi lalu apa saja hadiah hadiah ketika kita mau berbagai lalu situ di kaji semuanya, lalu ada sesi curhat dimana bisa sharing atau cerita permasalah permasalahan yang dihadapi. g. Hari Nasi Sayang pada tanggal 14 februari biasanya orang-orang mengidentikkan dengan berbagi coklat kepada orang yang mereka sayangi, namun komunitas berbagi nasi tersebut 55
mengajak anggota dan semua yang peduli dengan komunitas berbagi nasi untuk mengganti tidak coklat tetapi membeli nasi bungkus. Tetap juga masih diberikan kepada orang yang mebutuhkan nasi tetapi lebih diberikan dalam bentuk nasi yang lebih relevan diberikan kepada pengemis, tukang becak, orang yang tidur diemperan toko dan orang yang layak diberikan. h. Ramadhan Ceria Ramadhan ceria adalah kegiatan yang diadakan dibulan ramadhan pada tahun 2015 ini. Ramadhan ceria seperti kegiatan pesantren kilat yang ada ditempat lain namun memiliki konsep yang lebih ceria. Sehingga membuat para peserta tidak hanya belajar agama dengan kaku namun dibuat lebih menarik sehingga peserta bisa lebih mendapatkan ilmunya.Kegiatan ini berlangsung pada 3 hari 2 malam pada tanggal 25 sampai 27 Juni 2015. Setiap hari para anak-anak ini diberikan motivasi, ajaran agama islam, ilmu pendidikan. Berbagi Nasi Solo kali ini tidak hanya bekerja sendiri namun bekerja sama dengan banyak komunitas seperti: Ketapel, PAY do it (Pencinta Anak Yatim Dan Doeafa Indonesia Tercinta), RHI (Rumah Hebat indonesia), Jemari (Jejak Mimpi Anak Negeri), FBBI (Forum Berbuat Baik Indonesia), Sekolah Pos. Kegiatan ini
56
juga
pernah
diadakan
pada
tahun
atau
ramadhan
sebelumnya. Matrik IV.1 Kegiatan Berbagi Nasi Solo Kegiatan Rutin Berbagi
Kegiatan Lain Yang Pernah
Nasi Solo
Dilakukan Berbagi Nasi Solo
Gentayangan Setiap
Pemberdayaan
Kamis Malam Sekolah Pos
Berbagi buku
Futsal
Berbagi air Berbagi sarapan Forum berbuat baik Berbagi nutrisi Hari nasi sayang Ramadhan ceria
B. Hasil Penelitian Hasil penelitian berikut ini merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dilokasi penelitian yaitu komunitas Berbagi Nasi Solo. Melihat apa, bagaimana dan sejauh mana motif perilaku anggota dapat dijelaskan dengan dramaturgi.Dan melihat dimensi dalam dramaturgi dan dimensi ritual. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut: 57
1. Motif Perilaku Berbagi di Panggung Depan atau Front Stage Dalam
pengamatan
atau
penelitian
yang
sudah
dilakukan ditemukan bahwa panggung depan yang ada didalam komunitas Berbagi Nasi Solo adalah ingin membentuk sebuah fenomena berbagi yang didasarkan oleh tujuan yang sama yaitu kepedulian terhadap sesama, keakrapan antar anggota dan unsur agama.Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: a. Peduli terhadap sesama Manusia tentu memiliki sisi sensitife yang peduli terhadap orang lain. Kepedulian itu tidak dapat direkayasa dan akan muncul dengan sendirinya didiri setiap orang. Rasa peduli terhadap sesama yang kuat membuat orang akan saling membantu dan tolong menolong. Baik itu membantu dalam hal materi maupun non-materi. Apalagi manusia adalah makhluk sosial yang sebenarnya saling bergantung satu sama lain dan saling membutuhkan. Rasa peduli terhadap sesama membuat manusia ingin bertindak atau mengekspresikannya dalam sebuah tindakan yang nyata. Seperti yang diungkapakan D.T: “yang mendasari ya, emm kalau itu sih istilahnya apa ya kalau saya sendiri kan pengennya 58
berbagi istilahnya berbagi nasi biar tau orang-orang yang istilahnya makan pun gak tetep berapa kali, ya sebenernya salah satunya itu sih temen-temen mungkin gak jauh dari situ sih”(Wawancara: Panduan Wawancara no.3, tanggal 9 Juli 2015) Dia juga menuturkan: “yang menyatukan sih sebenernya gimana ya berbuat baiklah ingin berbagi kebanyakan sih seperti itu jadi sebnernya temen-temen ini yah ingin berbagi lah jadi sebenernya malah setau malah untuk berbagi nasi mampir untuk struktur resminya tidak ada jadi cuma penanggung jawab jadi semua sama” (Wawancara: Panduan Wawancara no.6, tanggal 9 Juli 2015) Sebagian besar dari anggota berbagi nasi memiliki dasar ingin berbagi kepada orang lain. Masih banyaknya orang yang peduli terhadap sesama inilah yang membuat komunitas ini memiliki banyak anggota. Walau pun anggota silihberganti atau bertambah tiap kegiatan malam jumat. Seperti yang dijelaskan diawal tadi bahwa rasa kepedulian ini yang menarik orang lain untuk ikut dalam kegiatan berbagi nasi. Ini layaknya bahwa komunitas Berbagi Nasi Solo menjadi wadah bagi orang yang ingin berbagi. Dan setiap mulai kegiatan membagikan nasi ada ritual yang harus dilakukan dulu.Yaitu membacakan sumpah berbagi nasi.Sumpah ini berisi kata-kata yang memotivasi agar selalu mengingat tujuannya berbagi dan agar bisa bersatu dalam mewujudkannya. 59
Layaknya seperti penuturan A.N: “Tapi kalau aku lebih ke universal dan aku melihat disini itu macem-macem. Ada yang agama ada yang.. kalau berbagi nasi itu ya kayaknya karena kayaknya ya agama. Tapi kalau aku sendiri karena kemanusiaan sih” (Wawancara: panduan wawancara no.3, tanggal 28 Mey 2015) Dari hasil penelitian dan wawancara ditemukan bahwa saat informan ditanya mengenai berapa persenkah dari smeua anggota Berbagi Nasi Solo ini yang benar-benar dengan tulus bergabung didalam komunitas karena ingin berbagi, mereka menjawab rata-rata lebih dari 50%. Ini menunjukan bahwa dengan tujuan yang sama yaitu ingin berbagi atau ara kepedulian terhadap sesama mampu membuat orang berada dalam komunitas ini. Hal ini layaknya yang dituturkan oleh A.P: “dari seratur persen yang serius ingin berbagi antara 60 sampai 70 atau 65 persen “ (Wawancara: panduan wawancara no.6, tanggal 9 Juli 2015) Dari presentasi tersebut menunjukan didalam komunitas Berbagi Nasi Solo anggota-anggotanya memiliki tujuan yang sama yaitu ingin berbagi. Faktor inilah yang menggerakkan
roda
didalam
komunitas
ini
dan
menjadikannya komunitas yang terus berkegiatan. Dengan 60
tujuan yang sama pula akan membuat setiap anggota merasa nyaman didalam sebuah kelompok. hal ini lah yang terjadi didalam Berbagi Nasi Solo. Hal yang unik lainnya adalah dalam berkegiatan setiap malam jumat atau yang disebut bergentayang tersebut, beberapa anggota tidak saling kenal karena setiap malam sering ada anggota baru yang baru bergabung dan anggota juga berganti-ganti. Namun karena mereka memiliki tujuan yang sama ingin berbagi maka itu tidak menjadi permasalahan. Mereka akan saling bekerjasama saling membantu dalam membagikan nasi bungkus walau mereka tidak saling kenal dekat antara satu dengan lainya.
Gambar IV. 6 Mengucapkan sumpah berbagi sebelum bergentayangan Sumber: Berbaginasisolo.com b. Keakraban 61
Panggung depan juga menontonkan bahwa ada keakraban yang menggerakan komunitas ini. Keakraban menjadi bagian penting dalam sebuah kelompok. karena dari keakraban ini lah akan membuat nantinya kelompok akan
berkembang
atau
tidak.
Karena
kebersamaan
menyangkut antar orang atau anggota didalam kelompok. Panggung depan dalam keakraban dijaga dengan baik oleh para anggota. Ini tercermin dari mampunya setiap anggota untuk saling bekerjasama satu dengan laiinya. keakraban ini pula menciptakan rasa nyaman untuk setiap anggota komunitas. dengan begitu kerjasama akan jauh lebih mudah karena bisa saling memahami. Dengan hanya tujuan yang sama yaitu berbagi seperti yang dijelaskan sebelumnya itu saja tidak cukup. Tujuan yang sama itu menjadi angkah awal dan selanjutnya adalah keakraban. keakraban menjadi hal yang penting, disebabkan jika hanya orang datang dan bergabung dalam komunitas Berbagi Nasi Solo saja tanpa ada temen dekat didalam kelompok tersebut maka akan susah hal itu akan terbentuknya solidaritas. Karena itulah keakraban yang akan mengikat orang itu didalam anggota. Orang akan merasa tidak nyaman jika bergabung didalam komunitas namun tidak ada teman dekat yang dimiliki. Jika dia
62
memiliki teman dekat atau bisa dekat dengan semua anggota komunitas maka akan membuat dia semakin akrab dengan anggota lain dan betah berada didalamnya. Seperti yang dituturkan oleh A.N: “Yang menyatukan aku pikir karena keakraban satu terus niat berbuat baik itu tadi, kepedulian. Karena kan bukan berbagi nasi maksudnya kan ga cuma berbagi nasi tok tapi banyak hal. Dan itu yang membuat mereka bisa kumpul. Bisa terus disini kan karena banyak hal. Kepedulian sih keakraban itu pasti karena kalau tidak akrab meskipun kita peduli kalau iklim komunitasnya tidak akrab itu mungkin tidak bisa terbangun. Jadi aku merasa asing kalau seumpama kalau tidak akrab.“ (Wawancara: panduan wawancara no.6, tanggal 28 Mey 2015) Senada pula yang diucapkan D.T,waktu ditanya apa yang
membuatnya
betahuntuk
terus
berada
dalam
komunitas Berbagi Nasi: “temen-temennya sih ya itu keakraban sih terus ada yang bener-bener istilahnya apa niatnya tulus gitu lho untuk berbagi ada kegiatan apa walau sedikit orangnya ada kegiatannya kita tetep berjalan”(Wawancara: panduan wawancara no.12, tanggal 9 Juli 2015) Keakraban ini terwujud selain mampunya untuk saling bekerjasama adalah saling bercanda, saling tolong menolong jika ada yang kesusahan dan diluar kegiatan di komunitas sering pergi bersama-sama. Tanpa mereka sadari
63
keakraban itu membuat mereka untuk semakin menyatu. Pengalam-pengalaman yang mereka dapatkan bersamasama menjadi akar yang kuat dari hubungan mereka. Seperti penuturan P.A: “Soalnya tiap malem ada cerita baru gitu lho maspunya cerita baru punya guyon-guyon (bercandaan) baru punya temen baru juga. pengamana baru juga gitu”(Wawancara: panduan wawancara no.12, tanggal 9 Juli 2015)
c. Agama Setiap manusia tentu memiliki agama yang dia yakini. Terlepas dari agama apa pun yang ada, semua agama pasti mengajarkan kebaikan. Kebaikan itu harus bisa terwujudkan dengan sebuah tindakan nyata. Ajaran-ajaran yang ditanamkan disetiap orang memberikan dampak pada sikap seseorang. Dan akan bertanggung jawab akan tindakan yang dilakukannya. Agama mengajarkan untuk saling tolong menolong terhadap sesama. Dengan begitu agama seperti menjadi pedoman untuk setiap perbuatan manusia. Nilai inilah yang coba juga ditonjolkan didalam komunitas. Tiap anggota coba menyakinkan bahwa amaga juga yang menggerakan komunitas ini.
64
Dari ajaran agama itulah kegiatan berbagi nasi ada untuk menumbuhkan rasa kepedulian kita terhadap orang lain dan mencari ridho. Apalagi didalam agama islam yang menganjurkan untuk bersedekah kepada orang fakir miskin dan kurang mampu. Sebagian pendapatan kita atau harta kita adalah milik fakir miskin bagi umat muslim. Ajaran ini membuat seorang muslim akan berusaha untuk bersedekah. Selain untuk bersedekah dan membantu orang lain tujuannya adalah untuk mencari ridho Tuhan. Berangkat dari situ bergabunglah orang-orang dengan komunitas Berbagi Nasi Solo. Ajaran agama yang sudah melekat didalam diri mereka diwujudkan dengan ikut serta dalam berbagai kegiatan. Dan dengan begitu pula tidak hanya sekedar bergabung didalam komunitas namun mencoba untuk ikut bersatu dalam kelompok tersebut. Karena demi bisa melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya. Serta dengan berbagi atau bersedekan akan mendapatkan pahala yang diajarkan didalam agama dengan pahala yang lebih banyak dari pada dosa manusia akan dimasukan didalam surga. Seperti penuturan T.C:
65
“Pertama diajak, kedua ternyata lebih enjoy lebih mengasikkan. Pahalanya banyak ya dan seterusnya lah.“ dan “Kalau menurut pribadi ya itu tadi beramal, menurut saya kalau yang lain kita gak tau. Bersedekah, beramal gitu.” (Wawancara: panduan wawancara no.3, tanggal 25 Juni 2015) Yang membuat dia betah pun juga karena ajaran agamanya yang sudah tertanam didalam dirinya. Sehingga dia betah untuk terus bergabung didalam komunitas Berbagi Nasi Solo “Yang pasti tujuane, kalau kita kalau aku pribadi Cuma sedekah aja. Wes kui tok ma, aku meh ngopo yoan. Amal sedekah intine kui tok.( sudah itu saja, saya ingin melakukan apa lagi juga, intinya sedekah itu saja)” (Wawancara: panduan wawancara no.3,tanggal 25 Juni 2015) Hal yang sama dituturkan oleh L.N: “Pertama proses tobatan nasuha kalau saya pribadi itu atas proses perjalan spiritual saya saya dulu tidak bagaimana agama mengingatkan terutama didalam Al-Quran didalam ayat ayat tertentu bahwa menganjurkan memberim makan adalah tugas kita itu disurat al maun sama al hakoh. itu jelas jelas bagiaman arti sebuah sebungkus nasi karena alasan itulah pertama kali kita untuk proses itu lama lama jadi kita ketagihan gitu.” (Wawancara: panduan wawancara no.3, tanggal 18 Juni 2015) Ini juga diamini dengan penuturan A.N: “Setiap orang kan memiliki pemikiran yang berbeda-beda . mungkin ada temen-temen yang lain yang punya basic agamanya yang oke dan itu 66
maksude dia berbegang berbagi itu karena agama karena berbega karena agama. Secara tidak langsung itu sebenernya dari agama.” (Wawancara: panduan wawancara no.3, tanggal 28 Mey 2015) Agama menjadi dasar bagi anggota komunitas Berbagi Nasi Solo untuk bergabung dan terus ikut dalam berbagai
kegiatan
yang
diadakan.
Apalagi
dengan
pandangan yang sama dari anggota laiinya. Secara otomatis juga akan terbentuk kerjsama dan solidaritas diantara anggota lainnya. Karena demi memenuhi perintah dan ajaran agama. 2. Motif Perilaku Berbagi di Panggung Belakang atau Back Stage (Dimensi Dramaturgi) Ada motif-motif lain yang melatar belakangi anggota komunitas mengikuti kegiatan berbagi nasi.Dapat terlihat saat kegaitan kamis malam atau saat membagikan nasi. Disitulah peneliti melihat ada beberapa anggota yang tidak ikut berpartisipasi sepenuhnya didalam kegiatan tersebut. Ada yang sibuk dengan urusan-urusanya sendiri padahal saat itu adalah saat untuk memfokuskan pikiran dan tenaga untuk kegiatan berbagi agar berjalan dengan yang diharapkan. Dari
hal
wawancara
dan
pengamatan
peneliti
menemukan ada beberapa panggung belakang yang sengaja atau tidak itu dapat dilihat. Tujuan lain itu adalah seperti
67
mencari teman, mencari pacar, iseng, dan lain-lainnya. Beberapa anggota Berbagi Nasi Solo sendiri memang ada yang mendasari ikut atas alasan atau tujuan tadi. Akan lebih dijelaskansebagai berikut: a. Mencari Pacar Sebuah komunitas tentu didalamnya memiliki anggota yang banyak dan berfariasi atau bermacammacam.Anggota
juga
terdiri
dari
laki-laki
dan
perempuan.Kondisi seperti itu dapat diambil kesempatan oleh beberapa anggota untuk mencari pacar.Dengan banyaknya anggota maka dapat semakin memberikan keuntungan untuk bisa memilih dan dianggap cocok.Dan panggnung belakang ini secara tidak sengaja nampak dan dapat dilihat oleh beberapa anggota lainnya. Hal ini juga dirasakan oleh anggota lain saat diwawancarai. Berikut yang dituturkan T.C: “Tujuannya kesini sebenernya itu bukan mau beramal, maksudnya dia berangkat tidak berdasarkan dengan hati tapi punya tujuan yang lain. Contoh, cari jodohlah cari pacarlah atau caricari yang lain itu.”(Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 25 Juni 2015) Senada yang dituturan D.T:
68
“yang menurunkan ya kadang kepentingan sih ya itu mungkin kadang ada yang ikut tapi tidak tulus untuk berbagi kepentingan-kepentingan sendirilah kayak nyari jodoh” (Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 9 Juli 2015) Maka memang hampir dapat dipastikan bahwa panggung belakang ini memang terjadi didalam komunitas Berbagi Nasi ini.Dan hal itu pun ternyata sudah disadari oleh anggota lainnya.Dari apa yang terjadi didalam komunitas
ini
juga
membuktikan
bahwa
panggung
belakang ini ada yaitu adanya anggota yang jadian, ada juga yang justru sudah sampai menikah. Namun setelah menikah tidak aktif lagi dalam kegiatan. Dan hal ini gagal disembunyikan actor, sehingga dapat dipahami oleh anggota lain. b. Ingin Berkumpul Tidak dipungkiri bahwa setiap komunitas akan terjadi interaksi-interaksi antara anggota. interkasi ini juga yang nantinya akan mempererat hubungan antar anggota itu sendiri. Dengan saling berinteraksi maka anatara anggota kan bisa saling akrab dan itu juga akan memppermudah dalam hal berkegiatan. Namun hal itu juga bisa menjadi boomerang bagi komunitas ini sendiri. Sebenarnya bagus jika interaksi
69
terjadi kuat akan tetapi jika hal itu justru berlebihan dan melupakan maksud awal berbagi nasi maka itu juga tidak baik. Bagian ini termasuk juga menjadi bagian panggung belakang atau back stage, beberapa anggota ikut dalam kegiatan ini namun tidak berpartisipasi penuh dalam pelaksanaannya. Seperti saat kegiatan berlangsung dia hanya cuek saja tanpa ikut bergabung malah justru asik sendiri berkumpul dan bercerita dengan anggota lainya.Sehingga malah seperti tampak lebih mementingkan berkumpulnya itu dari pada ikut dalam kegiatan. Seperti hasil wawancara berikut: Yang disampaikan oleh T.C: “watak orang kan ada yang males. Gak mau muter gak mau gini-gini lah itu. Yang buat anu ya watak to pemalas. Dia jauh-jauh dari rumah gak dateng kesini malem-malem tujuannya katanya beramal kenapa gak harus berangkat muter aja sekalian disini Cuma sekom(jaga motor), kumpulkumpul, percuma kan. Itu masalahnya. Cobalah dipikir menurut saya seperti itu.” Hal serupa juga diutaran oleh L.N: ”Tapi kan kadang kala kadang orang yang sekedar ikut padahal di sop nya minimal membawa sebungkus nasi sama dengan nasi yang kita makan dan saya yakin itu diaplikasikan bener setiap anak membawa satu bungkus nasi sama dengan yang 70
biasanya dia makan akan beda dengan hanya duduk ikut mbagi. Leha-lihi ngobrol-ngobrol sampai malem dia gak akan dapet yang didapet hanya sekedar teman. Mereka dapet, tetep dapet. Dapet silahturahminya dapet temanya dapet, komunitasnya dapet, geng dapet, orang yang mungkin seneng dalam satu komunitas tetapi rohnya yang ga dapet. Nah bener-bener yang melakukan itu untuk berdasarkan S.O.P beda”(Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 18 Juni 2015) Sama dengan yang diutarakan S.Q “ya mungkin ingin berbagi itu sama pengen kumpul sama temen-temene kan temene juga banyak. Disana. Jadine bisa sekalian kumpulkumpul to” (Wawancara:panduan wawancara diluar anggota no.5, tanggal 22 Oktober 2015) Berkumpul memang menjadi bagian yang penting agar dapat saling lebih mendekatkan dalam anggota komunitas.Namun itu adalah bukan tujuan utama bagi komunitas ini. Tujuan utamanya adalah agar dapat membantu orang lain. namun itu beberapa kesempatan hanya menjadi panggung depan saja, sedangkan panggung belakangnya adalah hanya ingin berkumpul saja dengan teman-teman. c. Membuang waktu luang. Panggung belakang yang juga terjadi adalah dimana anggota mengikuti kegiatan berbagi nasi untuk membuang waktu atau mengisi waktu luang.Dari pada tidak ada 71
pekerjaan jadi lebih baik diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Seperti contohnya ikut dalam kegiatan berbagi nasi ini. Apalagi dengan kegiatan yang seperti kegiatan bergentayangan atau membagikan nasi pada malam hari ini dilakukan pada malam hari yang terkadang orang tidak ada kegiatan.Maka
ini
juga
bisa
digunakan
untuk
berkegiatan.Dengan mengikuti kegiatan semacam ini tentu orang tidak akan bosan berada dirumah aja atau tidak ada kegiatan. Hal ini juga disampaikan oleh P.A “Dari pada dikos saja ga ada kegiatan kan lebih baik ikut kegiatan ini, kegiatan ini kan juga banyak manfaatnya kan. Jadi ya ikut saja.Banyak temennya juga.” (Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 9 Juli 2015) Senada dengan yang diucapkan oleh L.N “Banyak yang dateng ya cuma dateng tapi ya kurang dalam berkegiatan. Kumpul-kumpul saja sama temennya. Semaleman disitu tapi kurang dapet sebenernya arti apa itu berbagi. Lha seperti mengisi waktu luang saja” (Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 18 Juni 2015) Hal serupa juga dikatakan oleh F.N “Itu selain buat kebaikan juga bisa juga buat ngisi waktu senggang. Bosan juga mesti to kalau 72
rumah aja ga kemana-mana. Yang penting ga anehaneh, pulangnya ga malem banget sama ati-ati:” (Wawancara: panduan wawancara diluar anggota no.5, tanggal 21 Oktober 2015) Back stage disini lebih terlihat dari keseriusan atau tidaknya orang dalam berkegiatan. Jika memang dia panggung belakang yang dia miliki ikut kegiatan berbagi untuk mengisi waktu senggang maka juga akan sedikit tampak. Dan beberapa anggota juga kurang dapat memaikan perannya dengan baik sehingga dapat dilihat. Seperti yang penuturan T.C “Nah kui kadang juga keliatan mas, yo keliatan to yang serius sama ga enggak. Bisa dibedain kog.Nah itu dia masalahnya yang seperti itu harus diubah sebenere. Kudu ditanamkan nilai sosialnya lagi”(Wawancara: panduan wawancara no.5, tanggal 25 Juni 2015)
Matrik. IV.2 Matrik Motif dan Panggung Belakang atau Back Stage No.
Panggung depan atau Front Stage
Motif Pangung Belakang atau back stage(Dimensi Dramaturgi)
1
Tujuan ingin berbagi
Mencari pacar
2
Keakraban
Ingin berkumpul
3
Agama
Mengisi waktu luang
Sumber: Data yang diolah dari hasil penelitian 73
C. Imbas Dari Panggung Belakang Atau Back Stage Dengan panggung belakang yang ternyatakeluar dari tujuan utama berbagi nasi ini tentu aka nada imbas yang berdampak pada komunitas.dan hal itu dalam komunitas ini terjadi kurangnya tanggung jawab.
Demi
kelancaran sebuah
kegiatan
tentu
diperlukan sebuah tanggug jawab yang bisa dipegang teguh oleh seseorang. Jika dia tidak bisa menjalankan tanggung jawab tersebut dengan baik tentu akan menimbulkan masalah. Tanggung jawab sendiri didiri setiap anggota Berbagi Nasi Solo masih perlu ditanamkan lagi.Karena peneliti melihat masih kurangnya tanggung jawab yang dimiliki anggota.sehingga sering kurang terkodorninasi dengan baik saat kegiatan. Seperti waktu kegiatan membagikan nasi kamis malam. Yang mengurusi kegiatan ini hamper Cuma 1 atau 2 orang saja. Dari yang mulai menyebarkan broadcast di BBM, memesan nasi, mengambil nasi, mengisi kegiatan, dan menutup kegiatan. Disitu hanya dilakukan oleh 1 sampai 2 orang saja.Dan seringnya hanya dilakukan oelh orang tersebut. Seperti yang dituturkan A.P: “Harapannya ya kita harus bisa, harus sadarlah sadar diri untuk dari masing-masing anggota untuk berfikir bagaimana kita memajukan bersama yang dibutuhin cuman kalau aku kesadaran dari masing-masing sama keluangan waktunya mungkin jadi enggak cuman kadang ikut 74
kegiatan datang kekegiatan jadi enggak itu itu aja enggak apa, monoton. sekalisekali ikut abntu kek persiapanpersiapan cuman didateng dihari H kalau malem dateng pas jam 10 karna itu untuk membantu persiapan mungkin kalu rutinitas dari broadcast dari pesen nasi dari ambil nasi kayak gitu jadi enggak. kalau pribadi aku pribadi itu ngrasain gini suatu saat kalau aku saat itu disuruh mimpin breafing untuk breafing malam hari itu lho aku mikirnya jadi gini kok itu yang yang punya hajat yang punya acara kok aku sendiri kau gitu lho karna sumber broadcastnya dari aku , pesen nasinya dari aku juga kan ambil nasinya juga akun kan habis itu aku ikut bagiin habis itu aku pimpin breafing tutup breafing kayak gitu kan kayak sehari itu hari gitu lho. jadi kesadarannya yang dimaksud kayak gitu” (Wawancara: panduan wawancara no.14, tanggal 9 Juli 2015) Hal yang sama juga dituturkan oleh T.C: “Watak orang kana da yang males. Ga mau muter gak mau gini-gini lah itu. Yang buat anu ya watak to pemalas. Dia jauh-jauh dari rumah gak dateng kesini malem-malem tujuannya katanya beramal kenapa gak harus berangkat muter ajasekalian disini Cuma sekom percuma kan. Itu masalahnya. Cobalah dipikir menurut saya seperti itu.” (Wawancara: panduan wawancara no.3, tanggal 25 Juni 2015) Masalah tanggung jawab ini tidak hanya kruang didalam anggota yang sudah lama bergabung saja namun didalam anggota yang baru bergabung pun juga dirasa kurang.Imbasnya pun cukup serius, dimana belum banyak munculnya regenerasi-regenerasi yang dapat meneruskan kepengurusan diberbagi nasi.Baik itu menjadi ketua, seketaris, bendahara dan lainnya.
75
Tanggung
jawab
dan
mau
bekerja
keras
demi
kerlangsungan komunitas ini masih perlu dibenahi lagi didalam setiap individu anggota Berbagi Nasi Solo.ini juga nampak dimana ketua berbagi nasi sudah hampir 2 tahun tidak ganti. Karena belum menemupkan sosok yang pas atau mampu dan mau menanggung tanggung jawab ini. Hal ini diungkapakan M.A: “Parah soalnya sudah dua tahun ini udah enggak ada regenerasi mas, makanya saya bingung mas. ya pengennya gitu mas tapi dari pengasuh-pengasuhnya belum boleh mas. harus tetep itu dulu mas yang pusing yang atasan mas. Sebenernya semunya kapasistas buat jadi ketua itu ada mas cuma mau apa neggak itu aja jadi kalau saya pikir orangorang yang rutin anggota baru yang rutin itu juga punya kapasitas buat memimpin mas soalnya pengalaman saya pun dulu juga kayak gitu saya ndak saya ndak bisa apa-apa ndak bisa ngomong cuma saya gara-gara saya rutin saya ditunjuk teus belaja rngomong gitu jadi terbiasa mas” (Wawancara: panduan wawancara no.13, tanggal 21 Mey 2015) Hal senada diutarakan T.C: “Kalau regenerasi setahun ini belum ada sih soalnya kita udah susunan anu tu, tapi ternyata temen-temen-temen diajak rapat aja sulit. Sebenere ada rapate itu sama mbak lies tapi temen-temen diajak kordinasi pada ga mau.” (Wawancara: panduan wawancara no.13, tanggal 25 Juni 2015) Hal yang sama juga dituturkan L.N: “Dimana pun namanya oraganisasi sosial itu harus ada regenerasi teapi kembali lagi orang nya mau enggak, 76
karena sebenarnya sebaiknya tahun 2013 baru ada regenerasi ini tidak. enggak apa 2 yang penting dia bertanggung jawab” (Wawancara: panduan wawancara no.13, tanggal 18 Juni 2015) Tanggung jawab masih merupakan hal yang masih sukar ditemui di komunitas ini.Walau pun memang masih banyak yang loyal terhadap komunitas ini dan mau benar-benar bertanggung jawab dan bekerja keras, namun banyak juga yang tidak mau bertanggung jawab atau hanya sekedar ikut dalam dkegiatan saja kegiatan saja.Namun adanya panggung belakang yang dimiliki oleh anggota maka ini secara otomatis akan berpengaruh juga terhadap keseriusan anggota itu sendiri dalam komunitas ini. dan hal itu sudah nampak dalam hal tanggung jawab. Bilang memang panggung belakang ini lebih kuat dari pada panggung depan maka tidak akan kuat rasa memiliki pada komunitas ini dan akan memiliki sedikit kesadaran akan tanggung jawab. Maka dengan begitu perlu diberikan tindakan baik itu secara verbal maupun nonverbal yang fungsinya agar dapat menguatkan rasa kurang tanggung jawab.Sehingga dapat menjalankan kegiatan dengan lancar bagi semua anggota.berbagi sudah seperti ritual yang harus dipatuhi oleh semua anggota. Dan itu harus dijaga dengan berbagi bentuk tindakan yang selayaknya memang diperlukan baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
77
Gambar IV.7 Salah satu anggota Berbagi Nasi Solo yang sering mengambil nasi Sumber: Dokumentasi Peneliti D. Pembahasan Komunitas Berbagi Nasi Solo menekankan nilai-nilai sosial dalam menggerakkan kegiatan sosial yang diikuti oleh anggotanya. Kegiatan sosial ini bertujuan membantu orang lain dan demi untuk memupuk rasa kepedulian didalam hati anggota. dengan begitu seseorang kan lebih peduli dan akan membantu yang lain jika ada yang mengalami kesusahan. Rasa inilah yang ingin dibentuk dalam komunitas berbagi nasi.Namun tidak semua anggota menjadikan hal tersebut sebagai motivasi dalam ikut berkegiatan.Ada motivmotiv lain yang sebenarnya ada didalam diri anggota. Sehingga muncul panggung belakang dan panggung depan dalam diri anggota komunitas. Panggung depan atau front stage ialah anggota komunitas berkegiatan dengan tujuan awal dari
78
komunitas ini yaitu ingin berbagi terhadap sesame dan ingin membantu. Panggung depan ini yang selalu ingin ditampilkan dalam setiap berkegiatan. Karena memang komunitas ini komunitas yang bergerak dibidang sosial jadi sudah seharusnya anggota juga memiliki tujuan sosial tersebut dan harus memaikan perannya agar dapat meyakinkan audiens.Dan dalam hal ini berhasil, buktinya banyak anggota-anggota baru yang bargabung setiap ada kegiatan. Ini menunjukkan bahwa peran yang dimainkan berhasil dan dapat menyakinkan orang lain. Panggung depan sangat dijaga agar dapat dijalankan terus dengan sebaik-baiknya oleh actor karena jika tidak itu bisa mengancam komunitas ini. Panggung depan yang coba dilihatkan atau ditonjolakan adalah seperti anggota yang bertujuan ingin membantu sesama atau memang peduli terhadap orang lain. sehingga motif yang dia miliki dalam bergabung dikomunitas sama dengan tujuan dari komunitas tersebut. Lalu agama, agama menngajarkan untuk bersedekah dan itu yang coba dilakukan oleh beberapa anggota.dengan bergabung dalam komunitas ini dan ikut berbagi maka dia dapat memudahkan untuk bersedekah. Dan yang terakhir ada keakraban, kearaban membentuk rasa saling bersatu dan diharapkan dengan kearkraban akan memunculkan ide-ide dalam kegiatan yang sifatnya sosial. Panggung belakang atau back stage didalam anggota memang susah digali lebih dalam. Namun peneliti menemukan
79
beberapa kepentingan-kepentingan pribadi yang ada didalam beberapa anggota yang menjadikannya harus memaikan perannya sedemikian rupa agar tidak diketahui oleh orang lain. kepentingan itu seperti mencati jodoh atau pacar,memang beberapa actor tidak bisa memaikan perannya dengan baik sehingga panggung belakang sdikit bisa diketahui oleh orang lain. Anggota komunitas juga sudah mengetahui bahwa ada beberapa anggota yang memang istilhnya sambil menyelam minum air, atau ikut kegiatan dan sekalian mencari pacar. Tujuan lainnya dalam panggung belakang ingin sekedar berkumpul saja.Keakraban yang terjalin dianta para anggota justru bisa menjadi boomerang bagi kmunitas ini.Yang dimaksud adalah keakraban yang terbentuk malah justru perlahan melunturkan tujuan awal komunitas ini.yaitu yang awalnya bertujuan ingin membantu gelandangan malah justru asik berkumpul dan bercengkrama dengan teman seanggota. Sehingga nilai-nilai dalam kegiatan tidak dapat dirasakan. Sehingga setiap datang dalam kegiatan bukan karena ingin melakukan kegiatan sosial tapi mungkin memang ada tujuan itu akan tetapi lebih banyak karena ingin berkumpul dengan rekan seanggota. Panggung belakang juga menunjukan bahwa ada beberapa anggota mengikuti kegiatan karena untuk membuang waktu.Dari pada tidak ada kegiatan maka bergabung dalam komunitas
80
ini.namun sekali lagi terkadang actor tidak dapat memaikan perannya dengan baik contohnya akan tampak berbeda dimana orang yang memang bergabung dengan tujuan sosial dan dengan tujuan hanya sekedar ikut saja. Keaktifan dan pertisipasinya dalam berkegiatan tentu akan berbeda. Anggota yang sekedar ikut akan nampak lebih pasif dari pada yang memang tujuannya sosial. Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi panggung depan atau front stage dan panggung belakang atau back stage yang dimaikan oleh anggota berbagi nasi. Memang masih banyak anggota yang menjadikan panggung depan sebagai tujuan awal bergabung dan berkegiatan. Namun juga beberapa anggota memiliki panggung belakang yang dimiliki. Dan mencoba ditutupi sehingga harus memainkan perannya dalam panggung depan. Sehingga berusaha untuk memperliatkan bahwa motif yang memiliki memang bertujuan mulian. Akan tetapi disini actor tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Sehingga panggung belakang yang seharusnya ditutupi justru malah diketahui oleh orang lain. kegagalan memainkan peran ini terjadi karena actor tidak memainkan perannya secara maksimal, dalam berkegiatan terlihat pasif dan kurang pertisipasi dan tidak memiliki tanggung jawab dalam komunitas. Karena itu maka orang lain menjadi tau dan dapat membedakan antara yang memang ikhlas berbagi dan yang ada
81
memiliki tujuan lain dalam panggung belakangnya. Atau bisa katakanaan bahwa stigma yang dilakukan oalh anggota kurang bekerja dengan baik sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang ada
dipanggung
belakangnya.Goffman
menekankan
bahwa
pertunjukan yang dibawakan suatu tim sangat bergantung pada kesetiaan setiap anggotanya. Setiap anggota tim memegang rahasia tersembunyi bagi khalayak yang memungkinkan kewibawaan tim tetap terjaga. Dalam kerangka yang lebih luas, sebenarnya khalayak juga dapat dianggap sebagai bagian dari tim pertunjukan. Artinya agar pertunjukan sukses, khalayak juga harus berpartisipasi untuk menjaga agar pertunjukan secara keseluruhan berjalan lancar.
Situasi Sosial Panggung Depan/Front Stage
Motif Perilaku Berbagi
Menampakan Tujuan Komunitas
1. Kepedulian 2. Keakraban 3. Agama
Memiliki Tujuan/motif lain
1. Mencari Pacar 2. Sekedar Berkumpul 3. Mengisi waktu luang
Kegiatan Berbagi Panggung Belakang/Back Stage
Bagan IV.1Motif Perilaku Berbagi Dalam Dimensi Dramaturgi
82