54
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4. 1.
Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel penelitian disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4 Des criptive Statistics Harga s aham ROA PBV
Mean -.041424 -.058633 .074367
Std. Dev iation .4913406 .6416777 .4407083
N 33 33 33
Sumber : Lampiran 1 (data diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y) dengan jumlah data (N) sebanyak 33, memiliki mean - 0,41424, standar deviasi 0,4913406, Variabel ROA (X1) dengan jumlah data (N) sebanyak 33, memiliki mean - 0,058633, standar deviasi 0,6416777, sedangkan Variabel PBV (X2) dengan jumlah data (N) sebanyak 33, memiliki mean 0,074367, standar deviasi 0,44070083. 4. 2.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Untuk dapat diperoleh model regresi yang terbaik, maka dibutuhkan sifat tidak bias linier terbaik (BLUE/Best Linear Unbiased
55
Estimator) dari penaksir atau prediktor. Serangkaian uji dapat dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan BLUE ini, yaitu uji normalitas, uji gejala multikolinieritas, uji gejala autokorelasi, dan uji gejala heteroskedastisitas. 4.2 1. Hasil Uji Normalitas Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986:172). Untuk itu, sebelum dilakukan pengujian lanjutan, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan signifikansi sebesar 5%. Pengujian dilakukan terhadap nilai residual dari model regresi karena jika terdapat normalitas, maka nilai residual akan terdistribusi secara normal dan independen (Ghozali, 2005:27). Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 5 One -Sam ple Kolm ogor ov-Sm irnov Te s t N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences
Mean Std. Deviation Abs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Harga s aham 33 -.041424 .4913406 .085 .085 -.072 .486 .972
ROA
PBV
33 -.058633 .6416777 .195 .195 -.090 1.118 .164
33 .074367 .4407083 .091 .091 -.087 .525 .946
a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data.
Sumber : Lampiran 2 (data diolah)
Berdasarkan hasil pada tabel 5, pengujian terhadap nilai unstandardized residual menghasilkan nilai asymptotic significance lebih besar dari 0,05.
56
Sesuai dengan kaidah pengujian maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.2 2. Hasil Uji Multikolinieritas Pengujian terhadap gejala multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang serius antar variabel independen yang digunakan dalam model regresi. Untuk mendeteksi apakah antara variabel-variabel independen yang digunakan mempunyai kolinieritas yang tinggi atau tidak digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Hasil analisis terhadap nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Variabel
Tolerance
VIF
ROA (X1) PBV (X2)
0,936 0,936
1,609 1,609
Sumber : Lampiran 3 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, nilai tolerance untuk semua variabel independen dalam penelitian bernilai lebih besar dari 0,1 sedangkan nilai VIF untuk semua variabel independen di dalam penelitian ini bernilai kurang dari 5. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. 4.2 3. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul (error term) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak
57
efisien, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Hasil pengujian dengan menggunakan Durbin-Watson Statistic (DW) menunjukkan nilai dW-hitung sebesar 1,359 (lampiran 4). Sedangkan nilai Tabel dW untuk data observasi (n) sebanyak 33 dan variabel 2 independen (k) pada Tabel Durbin-Watson akan diperoleh nilai batas atas (dU) = 1,577 dan batas bawah (dL) = 1,321, sedangkan nilai 4-dU = 2,423 dan nilai 4-dL = 2,679 hal ini menujukan bahwa nilai dW berada pada nilai antara dL dan dU sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada keputusan dalam uji gejala autokorelasi pada model regresi.
4.2 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan metode grafik plot. Berdasarkan garifik scatterplot pada lampiran 5, terlihat titik-titik dengan pola menyebar secara acak pada posisi di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi. 4. 3.
Hasil Uji Hipotesis
Pengujian Ha bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama perubahan Return on Asset (ROA) dan Price to Book Value (PBV) terhadap perubahan harga saham, Berdasarkan uji F atau anova (lampiran 6) diperoleh Fhitung 1,968 nilai ini lebih kecil dari Ftabel 3,316
58
(1,746 < 3,316) dan nilai sig. 0,157 lebih besar dari 0,05 (0,235 > 0,05), hal ini mengindikasikan bahwa perubahan Return on Asset (ROA) dan Price to Book Value (PBV), secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. 4. 4.
Pembahasan
4.4.1. Model Regresi Yang Terbentuk Persamaan regresi yang di hasilkan adalah Y = - 0,053 – 0,252 – 0,043 + e Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar (- 0,053), Hasil ini menunjukkan apabila semua variabel independen bernilai nol, maka harga saham perusahaan nilainya akan sebesar (- 0,053). 2. Koofisien regresi variabel Return on Asset (X1) sebesar – 0,252, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan Return on Asset (ROA) mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,252. Koofisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Return on Asset (ROA) dan harga saham, semakin naik nilai Return on Asset (ROA) maka nilai harga saham semakin menurun. 3. Koofisien regresi variabel Price to Book Value (X2) sebesar – 0,043, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan Price to Book Value (PBV) mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan 0,043. Koofisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Price to Book Value (PBV) dan harga saham,
59
semakin naik nilai Price to Book Value (PBV) maka nilai harga saham semakin menurun. 2
4.4.2. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi (R ) 4.4.2.1.Hasil Uji Koefisien Korelasi Koofisien korelasi menunjukan hubungan, antara variabel dependen (harga saham terhadap (ROA dan PBV). Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai korelasi antar variabel antara lain sebagai berikut (lampiran 6) : 1. Hubungan korelasi variabel Y (harga saham) terhadap variabel X1 (ROA) diperoleh nilai -0,039 dan nilai sig 0,054. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan korelasi antara variabel Y (harga saham) terhadap variabel X1 (ROA). 2. Hubungan korelasi variabel Y (harga saham) terhadap variabel X2 (PBV) diperoleh nilai -0,122 dan nilai sig 0,500. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan korelasi antara variabel Y (harga saham) terhadap variabel X2 (PBV). 3. Hubungan korelasi variabel X1 (ROA) terhadap variabel X2 (PBV) diperoleh nilai 0,253 dan nilai sig 0,155. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan korelasi antara variabel variabel X1 (ROA) terhadap variabel X2 (PBV).
60
2
4.4.2.2.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R ) 2
Besarnya koefisien determinasi (R ) menunjukkan sampai seberapa besar proporsi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan sebagai prediktor nilai variabel dependen memiliki ketepatan prediksi yang tinggi juga. Berdasarkan hasil uji regresi (lampiran 6), diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,116 atau 11,6% Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (ROA dan PBV) hanya mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen (harga saham) sebesar 11,6% sedangkan sisanya sebesar 88,4% dijelaskan oleh variabel lain, yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 4.4.3. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian Hipotesis yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel independen X1 dan X2 (ROA dan PBV) terhadap variabel dependen Y (harga saham) Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro dan Andreani (2008) yang menemukan fakta bahwa Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Manulang (2004) yang menemukan fakta bahwa Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap harga saham.