BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode 2007-2011. Data yang digunakan berupa data kuartalan. Gambaran masing-masing variabel dijabarkan sebagai berikut: 1.
Variabel Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Data penerimaan pajak bumi dan bangunan untuk Kota Gorontalo diperoleh dari Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kota Gorontalo. Karena data laporan berupa data tahunan maka sebelum diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan interpolasi data dari data tahunan ke data kuartalan. Teknik interpolasi menggunakan teknik interpolasi linear (Insukindro, 2000) yang dirumuskan sebagai berikut:
Y 4, 5 12 Y Y 1, 5 1 Y Y Y 4 12 1, 5 1 Y Y Y 4 12 4, 5 1 Y Y Y 4 12
Q1 1 Q2 Q3 Q4
4
t
t
t 1
t
t
t 1
t
t
t 1
t
t
t 1
Berdasarkan hasil interpolasi tersebut akan dihasilkan perkiraan nilai penerimaan PBB di Kota Gorontalo untuk setiap kuartal selama periode yang diamati. Perkembangan besarnya PBB yang berhasil dicapai di Kota Gorontalo selama periode yang diamati adalah sebagai berikut:
1,200,000,000
1,000,000,000
800,000,000
600,000,000
400,000,000
200,000,000
0
Gambar 2: Perkembangan PBB di Kota Gorontalo Periode 2007 – 2011 Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 menunjukkan trend peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah PBB di Kota Gorontalo dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pertambahan jumlah objek pajak yang merupakan dampak positif dari kemajuan ekonomi di Kota Gorontalo. Selain pertambahan jumlah objek pajak, kenaikan nilai dasar dalam penetapan NJOP juga memainkan peran penting dalam peningkatan perolehan PBB. Selain kedua hal tersebut, peningkatan PBB ini juga dapat disebabkan oleh peningkatan optimalisasi pajak terutama dalam hal efisiensi dan efektivitas pemungutan pajak.
2.
Variabel PAD Untuk data PAD pada setiap kuartalan, dalam penelitian ini juga diperoleh dari Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kota Gorontalo. Gambaran perkembangan PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 adalah sebagai berikut:
25,000,000,000
20,000,000,000
15,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000
0
Gambar 3: Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Gorontalo Selama Periode 2007-2011 Sumber: data diolah, 2012
Untuk realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Gorontal selama periode 2007-2011 juga menunjukkan trend yang positif. Pada akhir tahun 2009 dan sepanjang tahun 2010 nilai PAD yang berhasil diperoleh Kota Gorontalo sempat menurun. Penurunan ini diakibatkan tidak efektifnya pelaksanaan pemungutan PAD terutama dalam bentuk retribusi. Ini dibuktikan dengan realisasi target PAD pada tahun 2010 yang hanya sebesar 88,45%. Walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 namun pada tahun berikutnya PAD yang berhasil diperoleh Kota Gorontalo kembai meningkat secara signifikan. 4.2. Analisis Regresi 4.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Penentuan Hipotesis Ho : data variabel dependen berdisribusi normal
H1 : data variabel dependen tidak berdistribusi normal 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan indikator Z. 4. Penentuan Kriteria uji Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-hitung dengan Z tabel. Jika nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan dengan melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha 5. Kesimpulan Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Hasil Pengujian Normalitas
One-Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Test Pendapatan Asli Daerah N
20 a,b
Normal Parameters
Mean
13107452501
Std. Deviation Most Extreme Dif f erences
3283119605
Absolute
.174
Positive
.174
Negative
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.779
Asymp. Sig. (2-tailed)
.579
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) sebesar 0.779. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel dependen (PAD) berdistribusi normal. 4.2.2 Hasil Analisis Regresi Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis regresi antara penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dengan PAD. Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 4: Hasal Model Regresi Sederhana Coefficients a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
1420397461.720
1E+009
19.414
1.758
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan hasil analisis di atas maka model regresi antara penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dengan PAD adalah sebagai berikut: Y 1.420.397.461, 720 19, 414 X
Interpretasi dari model analisis regresi diatas adalah sebagai berikut: 1. Rata-rata besarnya PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 jika seandainya tidak terdapat pengaruh dari PBB adalah sebesar Rp.1.420.397.461,720 2. Terdapat pengaruh positif dari PBB terhadap PAD. Semakin tinggi PBB maka PAD juga akan semakin tinggi. Setiap peningkatan satu PBB sebesar satu satuan akan meningkatkan PAD sebesar 19,414 satuan
4.2.3 Pengujian Model Regresi Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit).Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut: 1.
2.
Penentuan Hipotesis Ho
: seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signfikan)
H1
: minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signfikan)
Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3.
Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F.
4.
Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima
5.
Kesimpulan Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 5: Hasil Pengujian Anova
Berdasarkan hasil di atas didapat nilai F-hitung sebesar 121,977. Adapun nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas pembilang (df1) sebesar k = 1 dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar N-k-1 = 20-1-1 = 18 adalah sebesar 4,4139. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih besar F-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data.
4.2.4 Pengujian Hipotesis Setelah pengujian model dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian signfikansi pengaruh dari variabel X (PBB) terhadap PAD. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Hipotesis Ho H1
: tidak terdapat pengaruh PBB terhadap PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 : terdapat pengaruh PBB terhadap PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji signfikansi pengaruh dalam model regresi akan digunakan uji t. 4. Penentuan Kriteria Uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan t-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima 5. Kesimpulan Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 6: Hasil Pengujian Hipotesis Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
t
(Constant)
1E+009
1E+009
1.058
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
19.414
1.758
11.044
a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui nilai t-hitung untuk variabel Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebesar 11,044. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 18 sebesar 2,101. Jika dibandingkan dengan nilai t-hitung yang diperoleh maka nilai t-tabel masih lebih kecil dari t-hitung sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel penerimaan PBB terhadap PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 pada tingkat kepercayaan 5%.
4.2.5 Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara NPM denga PAD unilever selama periode 2007-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 7: Koofesian Determinasi Persamaan Linier Model Sum m ary b Model 1 R
.933a
R Square
.871
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.864 1209579579.10
a. Predictors: (Constant), Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0.871. Nilai ini berarti bahwa sebesar 87,1% perubahan PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011 dipengaruhi oleh penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang diperoleh, sedangkan sisanya sebesar 12,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa penerimaan PBB mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap besarnya PAD Kota Gorontalo selama periode 2007-2011. Ini ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi yang sangat tinggi yakni mencapai 87,1%. Tingginya kontribusi PBB terhadap PAD ini menunjukkan bahwa besar kecilnya PAD Kota Gorontalo sangat ditentukan oleh besarnya pajak terutama PBB yang berhasil dihimpun. Peran penting pajak dalam menentukan besarnya PAD dapat dimaklumi karena salah satu komponen PAD yang cukup vital adalah pajak baik pajak daerah maupun dan bagi hasil yang bersumber dari pajak. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Dana perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Salah satu kompenen dana bagi hasil yang berasal dari pajak adalah bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB). Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam menghasilkan pendapatan daerah. Masalah yang tengah dihadapi oleh pemerintah daerah adalah lemahnya kemampuan pendapatan daerah untuk menutupi biaya dalam melaksanakan belanja pembangunan daerah yang setiap tahunnya semakin meningkat. Dengan ditetapkannya UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah kabupaten/kota dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan sumber-sumber keuangan sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki keuangan daerahnya.
Memperhatikan hasil tersebut serta mempertimbangkan hasil analisis yang telah dilakukan maka Pemerintah Daerah sudah seharusnya mampu mengoptimalkan pengelolaan potensi pajak yang ada di daerahnya. Hal ini disebabkan pemerintah daerah harus mengelola keuangan daerahnya sendiri dengan meningkatkan penerimaan daerahnya untuk dapat membiayai pengeluaran atau belanja daerah secara efektif dan efisien. Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat didaerahnya. Untuk mewujudkan tugasnya tersebut maka pemerintah daerah harus memiliki sumber keuangan yang cukup dan memadai kerena untuk pelaksanaan pembangunan daerah itu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Salah satu sumber keuangan untuk penyelenggaraan pembangunan daerah tersebut adalah dari dana perimbangan yang mana salah satunya merupakan dana bagi hasil pajak yang bersumber dari pajak bumi dan bangunan (PBB).