Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN 4.1 Desain Menara 4.1.1 Peraturan Perencanaan Menara Didalam analisa struktur tower pemodelan mengacu pada peraturan Perencanaan struktur baja dan konstruksi tower, antara lain : 1.
Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting Structure (TIA/EIA-222-F, 1991)
2.
AISC committee. 2010. Specification for Structural Steel Building, ANSI/AISC 360-10. USA : AISC
3.
Ms.Tower v.6 , user’s manual.
4.1.2 Pemodelan Strukur Menara Pada tahap ini penulisakan melakukan pemodelan struktur menaraterlebih dahulu dibantudengan program komputer yaitu program Ms-tower, dengan program inipekerjaan pemodelan dapat lebih mudah dikerjakan. Adapun permodelan struktur menara tersebut adalahsebagai berikut : 1. Dalam pemodelan ini tinggi menara awal (eksisting) 45 m diperpanjang (Extend) 3 m
4-1
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.1Konsep Permodelan Penambahan tinggi (Extention) Menara
4-2
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
2. Perletakkan Menara adalah Perletakan Jepit 3. Input beban mati, berupa Berat sendiri menara dengan Berat antenna dengan distribusi beban pembagi 3 (tiga) kaki menara.
Gambar 4.2Konsep Pembebanan Beban Mati 4. Input beban angin yang diterima oleh komponen strukturakan di salurkan pada titik buhul yang ada pada tiap segmen. Sehingga beban akan terbagi-bagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan elevasi struktur
Gambar 4.3Konsep Pembebanan Beban Angin
4-3
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.2 Data Perencanaan Perencanaan menara eksisting adalah menara model tower milik HCPTdengan ketinggian awal adalah 45 meter, data sebagai berikut: 1. Tinggi Menara
: 45.00 meter
2. Perpanjangan 3. Elevasi Tower
: 3.0 meter : 0.0 meter Above Ground Level
4. Lebar Dasar Tower (WB)
: 4.02 meter
5. Lebar Atas tower (TB)
: 1.7 meter
6. Faces
: 3 Legs
7. Face Panel
: XH1, XH3A
8. Fy Profil
: 245 MPa
9. FU Profil
: 400 Mpa
10. FU Baut
: 200 Mpa
11. Fy Baut
: 400 Mpa
12. CHS
: Profil Circle
13. L
: Profil Siku
4.3 Pembebanan Beban yang digunakan yaitu : 4.3.1 Beban Mati Beban mati adalah berat dari semua bagian struktur bersifat tetap.Beban mati meliputi berat sendiri dari struktur.berat antenna dan aksesoris tower. 4.4.1.1 Berat Tower Beban sendiri tower adalah berat yang tergantung dari jenis profil yang digunakan dalam perencanaan struktur tower tersebut. Berat ini secara otomatis akan dihitung sendiri dalam program bantu Ms. Tower V6 Berat sendiri tower dari hasil Ms. Tower adalah sebagai berikut:
4-4
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.4Berat sendiri tower setelah adanya penambahan tinggi (extention) 4.4.1.2 Beban Atenna Beban antenna adalah berat tambahan yang dibebankan pada struktur tower. Berat dari antenna ini sendiri tergantung dari jenis dan jumlah antenna yang terpasang.
Tabel 4.1Berat antenna
4-5
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.3.3 Perhitungan Beban Angin Beban angin, terdiri dari beban angin pada struktur menara dan beban angin pada antenna. Beban angin ini dihitung berdasarkan standard TIA/EIA-222- F. 4.3.3.1 Beban Angin Pada Struktur Menara Contoh Perhitungan untuk Tower 45 M + 3M adalah ketinggian pada ketinggian 45 M yaitu pada perpanjangan tower No. Panel :2 Elevasi :3 m V
= 100 km/hour = 27.78 m/sec
Af
= luasanbersih untuk permukaan segmen satu sisi tower yang
di tinjau (m2) Luasan Segmen Tower = Lebar x panjang x jumlah 1. Horizontal ( L.50x50x5)
= 0.05 x 1.7 x 1
= 0.085
2. Bracing (L.50x50x5)
= 0.05 x 3.45 x 2
= 0.345+
Total (Af)
= 0.430
Ae
= Luasan Circle = Leg ( CHS 88.9x3.2) = 0.0889 x 3 x 2 = 0.532 m2
Kz
= (z/10)2/7 = (46.5/10)2/7 = 1.536
qz
= 0.613 x Kz x V2 = 0.613 x 1.536 x 27.782 = 727.04 Pa = 72.70 kg/m2
F = qz .GH .(Cf . Ae + Ca.Aa)--- tidak lebih ≤ Fijin= 2qz . Gh . Ag Dimana : Gh
= 0.65 + 0.60 / (h/10)1/7 4-6
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
= 0.65 + 0.60/(48/10)1/7 = 1.13 m Ag
= Luas Bruto untuk permukaan satu sisi tower yang ditinjau (m2) = Luas Persegi (panjang x lebar) = 3 x 1.7 = 5.1 m2
e
= rasio kepadatan (AF + Arleg/AG = (0.430+0.532/ 5.1) = 0.189
Cf
= Koefisien Gaya Struktur = 3.4e2 – 4.7e + 3.4 (Penampang Segitiga – Konfigurasi kaki menara) = (3.4 x 0.1892 ) – (4.7 x 0.189) + 3.4 = 2.634
Df
= Faktor Arah Angin untuk komponen flat pada kaki segitiga (Tabel 2 2. TIA/EIA – 222-F. Gambar 4.5 = 1.0 untuk penampang segitiga dan arah angin normal = 0.8 penampang segitiga dan arah angin 60º
Gambar 4.5 (Tabel 2 TIA/EIA-222 F), Faktor Arah Angin
4-7
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Rr
= 0.51 e2 + 0.57 (faktor reduksi untuk komponen structural bundar)RR ≤ 1.0 = (0.51 x 1.1282) + 0.57 = 1.22Rr yang dipakai adalah 1.0
Ae
= luas proyeksi efektif dari komponen struktural pada satu muka (m2) dengan kecepatan angin normal = Df. Af+ Dr.Ar.Rr = ( 1 x 0.430) + (1 x 0.532 x 1) = 0.962 m2
Aa
= Luas proyeksi Linier dari perangkat tower = Jumlah Luasan x tinggi penampang = 0.4 x 3 = 1.2 m2
Ca
= Tergantung pada Aspek Rasio (Tabel.3 TIA/EIA -222-F Gambar 4.6 ) = Aspek Rasio adalah perbandingan tinggi struktur dengan diameter penampang leg = 45/5.322 = 8.455 --Aspek Rasio 7
25 (interpolasi), tipe tangga Flat gunakan Ca = 2.0
Gambar 4.6 (Tabel 3 TIA/EIA-222 F), Aspek Ratio
4-8
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
F
= qz .GH . (Cf . Ae + Ca.Aa) --- tidak lebih ≤ Fijin = 2qz . Gh . Ag
F
= 72.70 kg/m2 x 1.1.3 m x (2.634x 0.962 m2 + 2 x 1.2 m2) = 290.082 kg/m
F ijin
= 2qz . Gh . Ag = 2 x 72.44 kg/m2 x 1.13 m x 5.1 m2 = 837,684 kg/m F < F ijin ……. Oke!
4.2.4 Beban Angin Pada Beban Antenna Contoh perhitungan antenna untuk tower 45 m, adalah: Nama Antenna
: MW 2 (Cylindris)
Dimensi
: 0.6 m
A :0.2826 m2 Elevasi : + 42.5 m V :27.73 m/s Arah Angin : 30º Kz = (h/10)2/7 = 1.511(dalam m) GH = 0.65 + 0.60 / (h/10)1/7 GH = 1.388 (dalam m) Ca = 0.00398 , Cs = -0.00008 , Cm = - 0.000108 Fa = Ca x A x Kz x GH x v2 Fa = 0.00398 x 0.2826 x 1.511 x 1.388 x 27.782 Fa = 1.820 kg Fs = Cs x A x Kz x GH x v2 Fs = -0.0365 kg 4-9
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
M = Cm x D x A x Kz x GH x v2 M = - 0.000108 x 0.6 x 0.2826 x 1.511 x 1.388 x 27.782 M = 0.0296 kg m
4-10
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.7Koefisien Beban Angin (Table B.1 EIA/TIA – 222 F),
4-11
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Perhitungan antenna yang lain, akan disajikan dalam tabel. Tabel 4.2Perhitungan beban angin pada antenna dengan berbagai sudut angin.
4-12
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4-13
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan tabel tersebut nilai maksimum yang didapat adalah : Fa
=
6.1390 kg(wind angle 60, RF.3 – RF 5)
Fs
=
0.909 kg (wind angle 60, RF.3 – RF 5)
Momen
=
0.4167 kg.m(wind angle 300, RF.3 – RF 5).
4.4 Analisis Penambahan Tinggi Tower Existing dengan beban tambahan Antenna. Setelah semua proses dimulai dari modeling, input pembebanan yang dilakukan melalui Program Ms. Tower tahap berikutnya adalah Running Ms. Tower. Hasil yang akan didapat dari Running Ms. Tower adalah Output gayagaya batang yang bekerja dan besarnya gaya. Selanjutanya tahap berikutnya adalah pengecekan desain menara berdasarkan Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting Structure (TIA/EIA-222-F, 1991) 4.4.1 Persyaratan Desain menara Pada tahap inipersyaratan desain menara ini bertujuan untuk mengecek kekuatan menara dan batang berdasarkan Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting Structure (TIA/EIA-222-F, 1991) Persyaratan analisa dan desain menara berupa: 1. Puntiran (Twist)
= 0,5 °
2. Goyangan (Sway)
= 0,5 ° 4-14
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
3. Perpindahan (Displacement)
= H / 200(H = tinggi tower)
4. Perbandingan Tegangan (Stres Ratio) = < 1,0 4.4.1.1
Puntiran (Twist) dan Goyangan (Sway)
Gambar 4.8Nilai Puntiran dan Goyangan Menara 48 m Berdasarkan hasil perhitungan Ms. Tower didapat pada Panel 1 dengan tinggi48 m mempunyai: Puntiran (Twist), Z-Rot= 0.0290
4.4.1.2
Goyangan (Sway), Y-Rot
= 0.8351
Goyangan (Sway), X-Rot
= 1.0385
Goyangan (Sway) Untuk
perhitungan
kontrol
Goyangan
(Sway)
desain
menara
dapat
diperhitungkan berdasarkan rumus berikut: Goyangan (Sway) = ∆D/∆H < 0.5º ∆D = Selisih defleksi segmen ∆H = Selisih tinggi segmen Sebagai contoh perhitungan dapat dlihat pada perhitungan berikut untuk elevasi ± 0.00 – 5.00 m Tinggi elemen = 5.0 m
4-15
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Defleksi elv. 5.00 = 0.8088 cm Defleksi elv. 10.00 = 0.8188 cm ΔD = Defleksi. elv.5.00 – Defleksi. elv. 10.00 = 0.0100 ΔH = Tinggi elv. 5.00 – tinggi elv. 10.00 = 5.00 m Tan β = ΔD/ΔH = 0.0100/(5.00 ) = 0.0020 = 0.1146°
Tabel 4.3Perhitungan Goyangan (Sway) keseluruhan Berdasarkan dari hasil perhitungan keseluruhan didapatkan: Sway maksimum sebesar :0.6417° 0.6417° < 0.5°…..(Not Ok ) 4-16
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.4.1.3
Horizontal (Displacement) Tinggi keseluruhan struktur = 48 m Standart maksimum = H/200 = 48/200 = 0.24m = 24 cm
Gambar 4.9 Nilai Displacement Menara 48 m Berdasarkan dari hasil Ms. Tower didapat nilai Displacement maksimum = 0.2542m = 25.42 cm 25.42 cm >24 cm…(Not Ok )
4-17
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.4.1.4
PerbandinganTegangan (Stress Ratio) Berdasarkan hasil dari analisa yang didapat dari Running Ms. Tower untuk rasio tegangan yang terjadi pada rangka batang 1842 tidak cukup kuat ditunjukkan dengan adanya batang yang berwarna merah. Hal ini disebabkan karena rasio tegangan batang tersebut adalah 1.115artinya melebihi nilai rasio tegangan dari yang disyaratkan AISC-LRFD yaitu 1 sehingga batang tesebut memerlukan perkuatan agar nilai rasio < dari 1.0. Hasil Output tersebut dapat dilihat pada lampiran
Gambar 4.10View Menara &Batang member 1842 berwarna merah 4-18
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Hasil untuk Ratio tegangan batang 1841 > 1,0 dalam table ditunjukkan adanya tanda bintang dapat dilihat pada Output Ms. Tower sebagai berikut:
Gambar4.11Stress rasio batang 1842 Stres rasio = 1.115 > 1 Berikut ini Resume Hasil Analisa untuk Penambahan Tinggi Tower dengan Tambahan Beban antenna (Extend 3m) Batas Keterangan Desain Kecepatan Angin Operational (22.40 m/detik)
Deskripsi
Hasil
Puntiran/Twist 0.0290 < 0.50 Ok (degreee) Goyangan/Sway(degree) 0.6417 > 0.50 Not Ok Horizontal 0.2542 > 0.24 Not Ok Displacement (m) Kecepatan Angin Maksimum (27.78 m/detik) Max. Stress Ratio Leg 1.115 > 1.00 Not Ok Bracing 0.742 < 1.00 Ok Horizontal 0.297 < 1.00 Ok Redundant 0.691 < 1.00 Ok Tabel 4.4Hasil Analisa untuk Perpanjangan Tower dengan Tambahan Beban antenna (Extend 3m)
4-19
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.5 Analisis Perkuatan Tower akibat Penambahan tinggi dan beban tambahan Antenna Dalam analisa sebelumnya sudah diketahui bahwa hasil dari Perpanjangan (Extention) menara dan penambahan beban antenna menunjukan
bahwa
menara tersebut tidak cukup kuat, sehingga menara tersebut tidak dapat di implementasikan. Dengan kata lain menara tersebut memerlukan perkuatan pada batang yang mengalami tegangan. Dalam hal ini perkuatan yang dilakukan pada pemabahasan ini adalah penambahan batang pada batang-batang yang mengalami tegangan melebihi 1,0 4.5.1 Pemodelan Perkuatan Menara Tahapan untuk Perkuatan menara sama saja dengan analisa awal, hanya menambahkan batang pada batang yang mengalami rasio tegangan melebihi 1,0 Penambahan batang tersebut mngakibatkan adanya penambahan Berat pada menara tersebut Berikut hasil Ms. Tower untuk berat menara setelah adanya perkuatan
Gambar 4.12Berat sendiri tower setelah Perkuatan (strengthening)
4-20
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Setelah menara diberi perkuatan dan diRunning ulang dengan menggunakan program Ms. Tower penulis akan melakukan pengecekan ulang yaitu pengecekan kembali sesuai persyaratan desain menara 4.5.2 Persyaratan Desain menara Pada tahap inipersyaratan desain menara ini bertujuan untuk mengecek kekuatan menara dan batang berdasarkan Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting Structure (TIA/EIA-222-F, 1991) Persyaratan analisa dan desain menara berupa: 1.
Puntiran (Twist)
= 0,5 °
2.
Goyangan (Sway)
= 0,5 °
3.
Perpindahan (Displacement) = H / 200(H = tinggi tower)
4.
Perbandingan Tegangan (Stres Ratio) = < 1,0
4.5.2.1 Puntiran (Twist) dan Goyangan (Sway)
Gambar 4.13Nilai Puntiran dan Goyangan Menara 48 m 4-21
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan Ms. Tower didapat pada Panel 1 dengan tinggi 48 m mempunyai: Puntiran (Twist), Z-Rot
= 0.0290
Goyangan (Sway), Y-Rot
= 0.7142
Goyangan (Sway), X-Rot
= 0.8894
4.5.2.2 Goyangan (Sway) Untuk perhitungan kontrol Goyangan (Sway) desain menara dapat diperhitungkan berdasarkan rumus berikut: Goyangan (Sway) = ∆D/∆H < 0.5º ∆D = Selisih defleksi segmen ∆H = Selisih tinggi segmen Sebagai contoh perhitungan dapat dlihat pada perhitungan berikut untuk elevasi ± 0.00 – 5.00 m Tinggi elemen = 5.0 m Defleksi elv. 5.00 = 0.7497 cm Defleksi elv. 10.00 = 0.7571 cm ΔD = Defleksi. elv.5.00 – Defleksi. elv. 10.00 = 0.0074 ΔH = Tinggi elv. 5.00 – tinggi elv. 10.00 = 5.00 m Tan β = ΔD/ΔH = 0.0100/(5.00 ) = 0.0015 = 0.0848°< 0.5° …..(Ok)
4-22
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.5Perhitungan Goyangan (Sway) keseluruhan Berdasarkan dari hasil perhitungan keseluruhan didapatkan: Nilai Sway maksimum sebesar :0.4675° 0.4675° < 0.5°…..(Ok )
4.5.2.3 Horizontal Displacement Tinggi keseluruhan struktur = 48 m Standart maksimum = H/200 = 48/200 = 0.24 m = 24 cm
4-23
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.14 Nilai Displacement Perkuatan Menara 48 m Berdasarkan dari hasil Ms. Tower didapat nilai Displacement maksimum = 0.2160m = 21.60 cm 21.60 cm <24 cm…(Ok )
4-24
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.5.2.4 Perbandingan Tegangan (Stress Ratio) Setelah menara diberi perkuatan dandiRunning Ms. Tower.Hasil Output tersebut dapat dilihat pada lampiran 2
Gambar 4.15Analisa Perkuatan Running Ms.Tower 4-25
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan dari gambar di atas menunjukkan sudah tidak ada elemen berwarna merah pada menara yang telah diperkuat. Dengan kata lain untuk rasio batang tersebut lebih dari 1dan menara tersebut sudah cukup kuat.
Gambar 4.16 Tampak Perkuatan Leg pada Batang 1842 Berikut ini Resume dari Hasil Analisa dari Perkuatan Tower dengan Penambahan tinggi (Extend 3m) dan Beban antenna Batas Keterangan Desain Kecepatan Angin Operational (22.40 m/detik)
Deskripsi
Hasil
Puntiran/Twist 0.0290 < 0.50 Ok (degreee) Goyangan/Sway(degree) 0.4675 < 0.50 Ok Horizontal 0.2177 < 0.24 Ok Displacement (m) Kecepatan Angin Maksimum (27.78 m/detik) Max. Stress Ratio Leg 0.950 < 1.00 Ok Bracing Ok 0.745 < 1.00 Horizontal 0.298 < 1.00 Ok Redundant 0.695 < 1.00 Ok Tabel 4.6Hasil Analisa dari Perkuatan Tower dengan Penambahan tinggi (Extend 3m) dan Beban antenna 4-26
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4.6 CEK KEKUATAN, KEKAKUAN, KESTABILAN BATANG TARIKdan TEKAN 4.6.1 Cek Kekuatan dan Kestabilan Pada Batang Tarik CHS165.2X7.1 Di dapat dari hasil Running Ms towertegangan tarik Max pada batang 2004 sebesar 426 kN. Batang yang mengalami tegangantarik maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.17 View Batang Tarik Maksimum CHS 165.2x7.1 Diketahui : Baja CHS165.2x7.1 P
= 426 kN
L
= 1.314 m = 1314 mm
Ag
= 35.2 cm2 = 3520 mm2
rx
= 5.595 cm = 55.95 mm
An
= 2992 mm2
Fy
= 245
Fu
= 400
Dengan φ adalah factor tahanan, yang besarnya adalah : 4-27
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
φ = 0.90 Untuk kondisi leleh, dan φ = 0.75 Untuk kondisi fraktur. Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Leleh berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.Ag.Fy
φPn
= 0.90 x 3520 x 245 = 776160 N/mm2 = 776.160kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 426 kN ≤ 776.160 kN (OK) Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Fraktur berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.An.Fu
φPn
= 0.75 x 2992 x 400 = 897600 N/mm2 = 897.600kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 426 kN ≤ 776.160 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tarik 4-28
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kelangsingan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan λ = L/r , Nilai λ diambil maksimum< 240 Periksa kelangsingan batang Tarik. 𝐿
1314
𝑟
55.95
λ= =
= 23.49<240 (OK)
Jadi profil CHS165.2 x 7.1tersebut Kuat. 4.6.2 Cek Kekuatan dan Kestabilan Pada Batang Tekan CHS165.2X7.1 Di dapat tegangan tekan Max pada batang CHS165.2 x7.1 melalui programMS-Tower, pada batang 2044 sebesar P = -468.715 kN. Batang yang mengalami tegangan tekan maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.18 View Batang Tekan Maksimum CHS 165.2x7.1 Diketahui : Jenis Baja yang pakai adalah Baja Pipa CHS. Dimensi Baja = CHS 165.2 x 7.1 mm Nu = -468.715kN L = 1.314 m = 1314 mm 4-29
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Ag =35.2 cm2 = 3520 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006) rx = 5.595 cm = 55.95 mm An = 2992 mm2 Fy = 245 Fu = 400 E = 200.000 N/mm 2 K = 1 (SNI 03-1729-2002) φ c = 0.85 Hitung kekuatan batang Tekan berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-17292002) : Daya dukung Nn struktur tekan di hitung sebagai berikut : 𝐹𝑦
Nn = φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔
Dengan besarnya ω ditentukan oleh λc, yaitu : Untuk λc < 0,25
maka ω = 1
Untuk 0,25< λc <1,2 maka ω =
1.43 1.6−0.67𝜆𝑐
Untuk λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2 Dimana λc =
λc =
𝐾𝐿
𝐹𝑦
𝑟𝜋
𝐸
1 𝑥 13.14
245
5.59 𝑥 3.14
200.000
λc = 0.000917 Berdasarkan ketentuan diatas jika λc < 0,25 maka didapat ω = 1 Nn
𝐹𝑦
= φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 0,85 x 3520 x 245 = 500192N/mm2
4-30
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
= 500.192 kN Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 harus memenuhi : Nu < φ Νn 468.715 kN<500.192 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tekan. Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan berikut : 1 𝑥 1314
λx
=
𝐾𝑥𝐿
λcx
=
𝜆𝑥
𝐹𝑦
𝜋
𝐸
=
𝑟𝑥
55.95
=
= 23.46
23.46
245
3.14
200000
0,25< λcx <1,2 -----> ωx = ωx
=
= 0.261
1.43 1.6−0.67 𝜆𝑐𝑥
1.43 1.6−(0.67 𝑥 0.261)
= 1.0034 Nn
𝐹𝑦
= Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 3520x
𝑁𝑢 𝜑.𝑁𝑛
=
245 1.0034
468.715
= 859477 N/mm2 = 859.477 kN =0.6415 < 1 (Ok)
0.85 𝑥 859.477
Jadi profil CHS165.2 x 7.1tersebut Kuat.
Hitung Defleksi (Perpanjangan atau Perpendekan) sebagai syarat Kekakuan. ∆ = Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. Dimana : ∆ =
S. L 𝐴 .𝐸
S = Gaya batang akibat beban yang bekerja. 4-31
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
L = Panjang Batang A = Luas Penampang Batang E = Modulus Elastisitas Batang Dimana : ∆ actual ≤ ∆ limit. ∆ limit = ∆
L 240
=
=
131.4 240
= 0.546 cm
468715 x 1314 3520 x 200000
= 0.0874 cm ≤ 0.546cm (Ok)
4.6.1 Cek Kekuatan dan kestabilan pada batang untuk Penambahan tinggi (Extention) Menara Untuk Panel 2 dengan Member sebagai berikut:
1. Member Leg Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang Tarik CHS88.9 x 3.2 Di dapat dari hasil Running Ms towertegangan tarik Max pada batang 102 sebesar 1.019 kN. Batang yang mengalami tegangantarik maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
4-32
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.19 View Batang Tarik Maksimum CHS88.9 x 3.2 Diketahui : Baja CHS88.9 x 3.2 P
= 1.019 kN,
L
= 1.5 m = 1500 mm
Ag
= 8.616 cm2 = 861.6 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 3.03206 cm = 30.321 mm
An
= 732.32 mm2
Fy
= 245
Fu
= 400
Dengan φ adalah factor tahanan, yang besarnya adalah : φ = 0.90 Untuk kondisi leleh, dan φ = 0.75 Untuk kondisi fraktur. Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Leleh berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.Ag.Fy 4-33
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
φPn
= 0.90 x 861.55 x 245 = 189971 N/mm2 = 189.971kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 1.019 kN ≤ 189.971 kN (OK) Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Fraktur berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.An.Fu
φPn
= 0.75 x 732.32 x 400 = 219708 N/mm 2 = 219.708kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 1.019 kN ≤ 219.708 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tarik Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kelangsingan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan λ = L/r , Nilai λ diambil maksimum< 240 Periksa kelangsingan batang Tarik. 4-34
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan 𝐿
1500
𝑟
30.32
λ= =
= 49.47<240 (OK)
Jadi profil CHS 88.9 x 3.2 tersebut Kuat. Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang Tekan CHS88.9 x 3.2 Di dapat tegangan tekan Max pada batang CHS88.9 x 3.2 melalui program MS-Tower, pada batang 122 sebesar P = -2.409 kN. Batang yang mengalami tegangan tekan maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.20 View Batang Tekan Maksimum CHS88.9 x 3.2 Diketahui : Jenis Baja yang pakai adalah Baja Pipa CHS. Dimensi Baja = CHS 88.9 x 3.2 mm Nu
= - 2.409 kN
L
= 1.5 m = 1500 mm
Ag
= 8.6155 cm2 = 861.55 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 3.03206 cm = 30.321 mm
An
= 732.32 mm2 4-35
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Fy
= 245
Fu
= 400
E
= 200.000 N/mm2
K
= 1 (SNI 03-1729-2002)
φc
= 0.85
Hitung kekuatan batang Tekan berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-17292002) : Daya dukung Nn struktur tekan di hitung sebagai berikut : Nn = φ .Ag .fcr = Ag .
𝐹𝑦 𝜔
Dengan besarnya ω ditentukan oleh λc, yaitu : Untuk λc < 0,25
maka ω = 1
Untuk 0,25< λc <1,2 maka ω =
1.43 1.6−0.67𝜆𝑐
Untuk λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2 Dimana λc =
λc =
𝐾𝐿
𝐹𝑦
𝑟𝜋
𝐸
1 𝑥 15.00
245
3.032 𝑥 3.14
200000
λc = 0.055 Berdasarkan ketentuan diatas jika λc < 0,25 maka didapat ω = 1 Nn
𝐹𝑦
= φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 0,85 x 861.6 x 245 = 179428N/mm2 = 179.428 kN
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 harus memenuhi : 4-36
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Nu < φ Νn 2.409 kN<179.428 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tekan. Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan berikut : λx
=
𝐾𝑥𝐿
λcx
=
𝜆𝑥
𝐹𝑦
𝜋
𝐸
𝑟𝑥
1 𝑥 1500
=
30.32
=
= 49.47
49.47
245
3.14
200000
0,25< λcx <1,2 -----> ωx = ωx
=
= 0.551
1.43 1.6−0.67 𝜆𝑐𝑥
1.43 1.6−(0.67 𝑥 0.551)
= 1.161 Nn
𝐹𝑦
= Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 861.6x
𝑁𝑢 𝜑.𝑁𝑛
=
245 1.161
2.409
= 181819 N/mm2 = 181.819 kN = 0.0155< 1 (Ok)
0.85 𝑥 181.819
Jadi profil CHS88.9 x 3.2 tersebut Kuat.
Hitung Defleksi (Perpanjangan atau Perpendekan) sebagai syarat Kekakuan. ∆ = Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. Dimana : ∆ =
S. L 𝐴 .𝐸
S = Gaya batang akibat beban yang bekerja. L = Panjang Batang A = Luas Penampang Batang E = Modulus Elastisitas Batang 4-37
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Dimana : ∆ actual ≤ ∆ limit. ∆ limit = ∆
L 240
=
=
150 240
= 0.625. cm
2409 x 1500 861.6 x 200000
= 0.0209 cm ≤ 0.625cm (Ok)
2. Member Horizontal Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang TarikL50x50x5 Di dapat dari hasil Running Ms towertegangan tarik Max pada batang Horizontal untuk Perpanjangan pada batang149 sebesar 0.793 kN. Batang yang mengalami tegangantarik maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.21 View Batang Tarik Maksimum L50x50x5 Diketahui : Baja L50x50x5 P
= 0.793 kN,
L
= 0.85 m = 850 mm
Ag
= 4.8 cm2 = 480 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006) 4-38
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
r
= 6.5 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.52 cm = 15.2 mm
An
= 408 mm2
Fy
= 245
Fu
= 400
Dengan φ adalah factor tahanan, yang besarnya adalah : φ = 0.90 Untuk kondisi leleh, dan φ = 0.75 Untuk kondisi fraktur. Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Leleh berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.Ag.Fy
φPn
= 0.90 x 480 x 245 = 105840 N/mm2 = 105.840kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 0.793 kN ≤ 105.840 kN (OK) Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Fraktur berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.An.Fu
φPn
= 0.75 x 408 x 400 = 122400 N/mm2 = 122.4kN 4-39
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 0.793 kN ≤ 122.4 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tarik Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kelangsingan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan λ = L/r , Nilai λ diambil maksimum< 240 Periksa kelangsingan batang Tarik. 𝐿
850
𝑟
15.2
λ= =
= 55.92<240 (OK)
Jadi profil L50x50x5 tersebut Kuat. Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang Tekan L50x50x5 Di dapat tegangan tekan Max pada batang L50x50x5 melalui program MS-Tower, pada batang 150 sebesar P = -0.741 kN. Batang yang mengalami tegangan tekan maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
4-40
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.22 View Batang Tekan Maksimum L50x50x5 Diketahui : Jenis Baja yang pakai adalah Baja Siku. Dimensi Baja = L50x50x5 mm Baja L50x50x5 P
= 0.741kN,
L
= 0.85 m = 850 mm
Ag
= 4.8 cm2 = 480 mm2 (Tabel SNI 07-2054-2006)
r
= 6.5 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.52 cm = 15.2 mm
Fy
= 245
Fu
= 400
E
= 200.000 N/mm2
K
= 1 (SNI 03-1729-2002)
φc
= 0.85
Hitung kekuatan batang Tekan berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-17294-41
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
2002) : Daya dukung Nn struktur tekan di hitung sebagai berikut : 𝐹𝑦
Nn = φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔
Dengan besarnya ω ditentukan oleh λc, yaitu : Untuk λc < 0,25
maka ω = 1
Untuk 0,25< λc <1,2 maka ω =
1.43 1.6−0.67𝜆𝑐
Untuk λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2 Dimana λc =
λc =
𝐾𝐿
𝐹𝑦
𝑟𝜋
𝐸
1 𝑥 85
245
6.5 𝑥 3.14
200000
λc = 0.145 Berdasarkan ketentuan diatas jika λc < 0,25 maka didapat ω = 1 Nn
𝐹𝑦
= φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 0,85 x 480 x 245 = 99960N/mm2 = 99.960 kN
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 harus memenuhi : Nu < φ Νn 0.741 kN<99.960 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tekan. Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan berikut : λx
=
𝐾𝑥𝐿 𝑟𝑥
=
1 𝑥 850 15.2
= 55.92 4-42
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
λcx
=
𝜆𝑥
𝐹𝑦
𝜋
𝐸
=
55.92
245
3.14
200000
0,25< λcx <1,2 -----> ωx = ωx
=
= 0.623
1.43 1.6−0.67 𝜆𝑐𝑥
1.43 1.6−(0.67 𝑥 0.623)
= 1.209 Nn
𝐹𝑦
= Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 480x
𝑁𝑢 𝜑.𝑁𝑛
=
245 1.209
= 97270 N/mm2 = 97.27 kN
0.741
= 0.0089< 1 (Ok)
0.85 𝑥 97.27
Jadi profil L50x50x5 tersebut Kuat. Hitung Defleksi (Perpanjangan atau Perpendekan) sebagai syarat Kekakuan. ∆ = Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. Dimana : ∆ =
S. L 𝐴 .𝐸
S = Gaya batang akibat beban yang bekerja. L = Panjang Batang A = Luas Penampang Batang E = Modulus Elastisitas Batang Dimana : ∆ actual ≤ ∆ limit. ∆ limit = ∆
L 240
=
=
85 240
= 0.354. cm
741x 850 480 x 200000
= 0.0656 cm ≤ 0.625 cm (Ok)
4-43
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
3. Member Bracing Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang TarikL50x50x5 Di dapat dari hasil Running Ms towertegangan tarik Max pada batang Bracing untuk Perpanjangan pada batang108 sebesar 2.381
kN. Batang yang
mengalami tegangantarik maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.23 View Batang Tarik Maksimum L50x50x5 Diketahui : Baja L50x50x5 P
= 2.381 kN,
L
= 1.724 m = 1724 mm
Ag
= 4.8 cm2 = 480 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
r
= 6.5 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.52 cm = 15.2 mm
An
= 408 mm2
Fy
= 245
Fu
= 400
Dengan φ adalah factor tahanan, yang besarnya adalah : 4-44
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
φ = 0.90 Untuk kondisi leleh, dan φ = 0.75 Untuk kondisi fraktur. Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Leleh berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.Ag.Fy
φPn
= 0.90 x 480 x 245 = 105840 N/mm2 = 105.840kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 2.381 kN ≤ 105.840 kN (OK) Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Fraktur berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.An.Fu
φPn
= 0.75 x 408 x 400 = 122400 N/mm 2 = 122.4kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 2.381 kN ≤ 122.4 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tarik 4-45
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kelangsingan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan λ = L/r , Nilai λ diambil maksimum< 240 Periksa kelangsingan batang Tarik. 𝐿
1724
𝑟
15.2
λ= =
= 113.42<240 (OK)
Jadi profil L50x50x5 tersebut Kuat. Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang Tekan L50x50x5 Di dapat tegangan tekan Max pada batang L50x50x5 melalui program MS-Tower, pada batang 126 sebesar P = -0.754 kN. Batang yang mengalami tegangan tekan maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.24 View Batang Tekan Maksimum L50x50x5 Diketahui : Jenis Baja yang pakai adalah Baja Siku. Dimensi Baja = L50x50x5 mm 4-46
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Baja L50x50x5 P
= 0.754 kN,
L
= 1.724 m = 1724 mm
Ag
= 4.8 cm2 = 480 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
r
= 6.5 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.52 cm = 15.2 mm
Fy
= 245
Fu
= 400
E
= 200.000 N/mm2
K
= 1 (SNI 03-1729-2002)
φc
= 0.85
Hitung kekuatan batang Tekan berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-17292002) : Daya dukung Nn struktur tekan di hitung sebagai berikut : 𝐹𝑦
Nn = φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔
Dengan besarnya ω ditentukan oleh λc, yaitu : Untuk λc < 0,25
maka ω = 1
Untuk 0,25< λc <1,2 maka ω =
1.43 1.6−0.67𝜆𝑐
Untuk λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2 Dimana λc =
λc =
𝐾𝐿
𝐹𝑦
𝑟𝜋
𝐸
1 𝑥 172.4
245
15.2 𝑥 3.14
200000
λc = 0.126 Berdasarkan ketentuan diatas jika λc < 0,25 maka didapat ω = 1 4-47
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Nn
𝐹𝑦
= φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 0,85 x 480 x 245 = 99960N/mm2 = 99.960 kN
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 harus memenuhi : Nu < φ Νn 0.754 kN<99.960 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tekan. Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan berikut : λx
=
𝐾𝑥𝐿
λcx
=
𝜆𝑥
𝐹𝑦
𝜋
𝐸
𝑟𝑥
=
1 𝑥 1724 15.2
=
= 113.4
113.4
245
3.14
200000
= 1.26
λcx>1,2 -----> ωx = 1,25 λc2 = 1.25 x 1.262 = 1.984 Nn
𝐹𝑦
= Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 480x
𝑁𝑢 𝜑.𝑁𝑛
=
245 1.984
0.754
= 59274 N/mm2 = 59.27 kN = 0.0149< 1 (Ok)
0.85 𝑥 59.27
Jadi profil L50x50x5 tersebut Kuat. Hitung Defleksi (Perpanjangan atau Perpendekan) sebagai syarat Kekakuan. ∆ = Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. Dimana : ∆ =
S. L 𝐴 .𝐸
S = Gaya batang akibat beban yang bekerja. 4-48
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
L = Panjang Batang A = Luas Penampang Batang E = Modulus Elastisitas Batang Dimana : ∆ actual ≤ ∆ limit. ∆ limit = ∆
L 240
=
=
172.4 240
= 0.718 cm
741x 1724 480 x 200000
= 0.133 cm ≤ 0.718 cm (Ok)
4. Member Plane Bracing Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang TarikL40x40x4 Di dapat dari hasil Running Ms towertegangan tarik Max pada batang Plane Bracing untuk Perpanjangan pada batang155 sebesar 0.115 kN. Batang yang mengalami tegangantarik maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
Gambar 4.25 View Batang Tarik Maksimum L40x40x4
4-49
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Diketahui : Baja L40x40x4 P
= 0.115 kN,
L
= 0.85 m = 850 mm
Ag
= 3.08 cm2 = 308 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
r
= 6.0 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.21 cm = 12.1 mm
An
= 261.8 mm2
Fy
= 245
Fu
= 400
Dengan φ adalah factor tahanan, yang besarnya adalah : φ = 0.90 Untuk kondisi leleh, dan φ = 0.75 Untuk kondisi fraktur. Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Leleh berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.Ag.Fy
φPn
= 0.90 x 380 x 245 = 83790 N/mm2 = 83.79kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 0.115 kN ≤ 83.79 kN (OK) Hitung kekuatan batang Tarik Pada Kondisi Fraktur berdasarkan rumus 4-50
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
LRFD (SNI 03-1729-2002) : φPn
= φ.An.Fu
φPn
= 0.75 x 261.8 x 400 = 78540 N/mm2 = 78.54 kN
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar Pu, maka harus memenuhi : Pu ≤ φ Pn 0.115 kN ≤ 78.54 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tarik Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kelangsingan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan λ = L/r , Nilai λ diambil maksimum< 240 Periksa kelangsingan batang Tarik. 𝐿
850
𝑟
12.1
λ= =
= 70.25<240 (OK)
Jadi profil L40x40x4 tersebut Kuat. Cek Kekuatan, Kekakuan dan Kestabilan Pada Batang Tekan L40x40x4 Di dapat tegangan tekan Max pada batang L40x40x4 melalui program Ms.Tower, pada batang 157 sebesar P = -0.056kN. Batang yang mengalami tegangan tekan maksimum dengan tanda garis lebih tebal.
4-51
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.26 View Batang Tekan Maksimum L40x40x4
Diketahui : Jenis Baja yang pakai adalah Baja Siku. Dimensi Baja = L40x40x4 mm Baja L40x40x4 P
= 0.056 kN,
L
= 0.85 m = 850 mm
Ag
= 3.08 cm2 = 308 mm2(Tabel SNI 07-2054-2006)
r
= 6.0 mm(Tabel SNI 07-2054-2006)
rx
= 1.21 cm = 12.1 mm
Fy
= 245
Fu
= 400
E
= 200.000 N/mm2
K
= 1 (SNI 03-1729-2002)
φc
= 0.85 4-52
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Hitung kekuatan batang Tekan berdasarkan rumus LRFD (SNI 03-17292002) : Daya dukung Nn struktur tekan di hitung sebagai berikut : 𝐹𝑦
Nn = φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔
Dengan besarnya ω ditentukan oleh λc, yaitu : Untuk λc < 0,25
maka ω = 1
Untuk 0,25< λc <1,2 maka ω =
1.43 1.6−0.67𝜆𝑐
Untuk λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2 Dimana λc =
λc =
𝐾𝐿
𝐹𝑦
𝑟𝜋
𝐸
1 𝑥 850
245
12.1 𝑥 3.14
200000
λc = 0.783 Berdasarkan ketentuan diatas jika λc < 0,25 maka didapat ω = 1 Nn
𝐹𝑦
= φ .Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 0,85 x 308 x 245 = 64141N/mm2 = 64.141 kN
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 harus memenuhi : Nu < φ Νn 0.056 kN<64.141 kN (OK) Hitung Kestabilan/Kelangsingan Struktur Tekan. Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan berikut :
4-53
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
λx
=
𝐾𝑥𝐿
λcx
=
𝜆𝑥
𝐹𝑦
𝜋
𝐸
𝑟𝑥
=
1 𝑥 850 12.1
=
= 70.24
70.24
245
3.14
200000
0,25< λcx <1,2 -----> ωx = ωx
=
= 0.782
1.43 1.6−0.67 𝜆𝑐𝑥
1.43 1.6−(0.67 𝑥 0.782)
= 1.328 Nn
𝐹𝑦
= Ag .fcr = Ag . 𝜔 = 308x
𝑁𝑢 𝜑.𝑁𝑛
=
245 1.328
= 230060 N/mm2 = 230.06 kN
0.056
= 0.00028< 1 (Ok)
0.85 𝑥 230.06
Jadi profil L40x40x4 tersebut Kuat. Hitung Defleksi (Perpanjangan atau Perpendekan) sebagai syarat Kekakuan. ∆ = Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. Dimana : ∆ =
S. L 𝐴 .𝐸
S = Gaya batang akibat beban yang bekerja. L = Panjang Batang A = Luas Penampang Batang E = Modulus Elastisitas Batang Dimana : ∆ actual ≤ ∆ limit. ∆ limit = ∆
L 240
=
=
85 240
= 0.354 cm
56x 850 308 x 200000
= 0.0077 cm ≤ 0.354 cm (Ok)
4-54
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Kontrol Kelangsingan Profil Panel 2
CHS 88.9x3.2
L.40x40x4
D/t ≤ 2200/fy
b/t ≤ 200/√fy
88.9/3.2 ≤ 22000/245
40/4 ≤ 200/√245
27 ≤ 89
10 ≤ 13
Oke
Oke
L.50x50x5 b/t ≤ 200/√fy 50/5 ≤ 200/√245 10 ≤ 13
Oke
4.7 SAMBUNGAN Desain sambungan member (Leg dengan Leg).
Diketahui : 1. Kuat Tekan Ultimit Maksimum Tu
= 450kN
Vx
= 17.647kN
Vy
= 30.828kN
Db (Diameter Baut) Existing = 18 mm Tebal Plat
= 19 mm 4-55
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Pelat
= 220 mm
Fu Geser
= 800 Mpa
Fy Baut
= 240 Mpa
φ Geser
= 0.75
Fu Pelat
= 400 Mpa
ab (Luas bruto penampang bautpada daerah tak berulir) = ¼πD2= 379.94 mm2 Fy Pelat
= 245 Mpa
φ Leleh
= 0.90
φ Fraktur
= 0.75
2. Hitung Perencanaan Baut Geser : φ. Rn = φ.0,5. Fub.ab = 0,75(0,5).(800).(1).(1/4.π.182) = 76.302kN / baut Tumpu : φ. Rn= φ. 2,4.db.tp.FuP
= 0,75(2,4).(18).(19).(400) = 246.24kN / baut
3. Hitung Perencanaan Pelat : Ag Plate
= ¼ πD2 = ¼ x 3.14 x 2202 mm = 37994 mm2
An Plat
= Ag – n.d.t = 37994 – 6 x 18 x 19 mm = 35942 mm2
Leleh : φ. Tn = φ. Fy.Ag
= 0,90(400).(37994) = 13677kN
Fraktur : φ. Tn = φ. Fu.An = 0,75(245).(35942) = 6604kN = 6604 kN> Tu = 450 kN (OK)
4-56
Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan
4. Hitung Jumlah Baut : Σ = 450/ 76.302= 5.89 ~ diambil = 6 baut / kaki tower.
Gambar 4.26. Tampak Sambungan antar Leg
4-57