Bab IV
BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT
Pendapatan yang
merata,
sasaran yang
masyarakat
sebagai
merupakan sulit
masalah
dicapai,
berkurangnya
suatu
namun
kesenjangan
jabatan
pekerjaan,
tingkat
pendidikan
umum,
produktivitas,
prospek
permodalan
dan
lain-lain.
Faktor-faktor tersebut menjadi
adalah salah satu tolok ukur
penyebab
keberhasilan
pendapatan penduduk.
pembangunan.
usaha,
Indikator yang cukup baik untuk
perbedaan
Indikator
tingkat
distribusi
mengukur tingkat pemerataan
pendapatan
pendapatan masyarakat adalah
dengan pengeluaran perkapita
distribusi
akan
pendapatan
yang
didekati
memberikan
petunjuk
masyarakat diantara golongan
aspek pemerataan pendapatan
penduduk
yang telah tercapai. Walaupun
(golongan
pendapatan). Pendapatan sangat
hal masyarakat
tergantung
dari
lapangan usaha, pangkat dan
ini
tingkat
tidak
mencerminkan
pendapatan
yang
sebenarnya namun paling tidak memberikan
petunjuk
untuk
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
49
Bab IV
melihat
arah
dari
perkembangan yang terjadi. Selama
ini
distribusi
untuk
mendapatkan
pengeluaran untuk mengetahui
masyarakat.
informasi
mengenai
pendapatan
sebenarnya
menemui
pendapatan
Dalam realitanya tingkat pengeluaran lurus
akan
berbanding
dengan
tingkat
bermacam kendala diantaranya:
pendapatan.
tidak
pendapatan masyarakat maka
terus
terangnya
responden
memberikan
akan
Semakin
semakin
besar
besar
tingkat
informasi yang sebenarnya, ada
pengeluaran.
Asumsi
yang membesarkan ada pula
menjadi
dalam
yang mengecilkan. Selain itu
untuk
terkadang
pendapatan masyarakat.
pada
menjadi
sebagian
meminta
tidak
orang
informasi
etis
tingkat
mengenai
sebenarnya penggunaan
menjadi
distribusi
4.1. Pengeluaran Rumah Tangga
mendapatkan
pendapatan
mengukur
kajian
untuk
pendapatan yang sebenarnya. Sulitnya
acuan
ini
yang alasan
pendekatan
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang
dapat
memberikan
gambaran tingkat pendapatan
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
50
Bab IV
masyarakat.
Semakin
tinggi
makanan
pada
umumnya
tingkat pendapatan maka porsi
rendah, sebaliknya permintaan
pengeluaran akan bergeser dari
terhadap barang non makanan
pengeluaran
pada umumnya tinggi. Keadaan
makanan
ke
pengeluaran non makanan. Porsi
ini terlihat jelas pada kelompok
pengeluaran tingkat
penduduk
yang
tingkat
konsumsi
makanan
sudah
masyarakat
dengan
pendapatan
tinggi
terhadap
mencapai titik jenuh, sehingga
Kebutuhan
non
makanan
peningkatan pendapatan akan
seperti: perumahan, barang dan
digunakan
jasa, pakaian, dan barang tahan
kebutuhan
lama (kendaraan, perhiasan dan
makanan,
sebagainya)
investasi.
besar dengan
biasanya
lebih
untuk barang
bukan
ditabung,
ataupun
dibanding
masyarakat
Dengan
tingkat
pendapatan
pengeluaran
yang lebih rendah. Pergeseran
memenuhi
demikian, dapat
pola dipakai
sebagai salah satu alat untuk pola
mengukur tingkat pendapatan
pengeluaran dari makanan ke
masyarakat,
dimana
non
distribusinya
merupakan
distribusi
pendapatan
makanan
terjadi
karena
elastisitas permintaan terhadap
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
51
Bab IV
masyarakat dijadikan
yang
dapat
petunjuk
tingkat
pemerataan
Tabel
menggambarkan
terhadap
makanan
dan non makanan. Dalam tabel
pendapatan
masyarakat.
pengeluaran
Banyuasin
tersebut
4.1
digambarkan
persentase pengeluaran rumah
pola
tangga
masyarakat
menurut
jenis
pengeluaran makanan dan jenis
TABEL 4.1. POLA KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2007
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Makanan Jenis Pengeluaran (1) Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan Susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan Lemak Bahan Minuman Bumbu-bumbuan Konsumsi Lain Makanan dan Minuman Jadi Minuman Mengandung Alkohol Tembakau Jumlah Rata-rata Pengeluaran
% (2) 22,81 1,08 10,93 3,44 6,97 7,33 3,14 2,52 5,43 8,02 3,28 4,21 6,04 0,02 14,78 100,00 67,90
1 2 3 4 5 6 7 8
Non-Makanan Jenis Pengeluaran (3) Perumahan Aneka Barang dan Jasa Pendidikan Kesehatan Pakaian Barang Tahan Lama Pajak dan Asuransi Keperluan Pesta
% (4) 52,79 17,67 6,82 4,31 8,89 6,85 0,62 2,05
Jumlah
100,00
Rata-rata Pengeluaran
32,10
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
52
Bab IV
pengeluaran Pada
non
makanan.
pengeluaran
makanan
besar
penduduk
mementingkan
dirinci menurut jenis komoditi
pokok.
makanan.
konsumsi
Sedangkan
pengeluaran
kebutuhan tahun
makanan
2007,
penduduk
makanan
Kabupaten Banyuasin mencapai
dirinci menurut kelompok non
67,90 persen. Dengan kata lain
makanan
perumahan,
sekitar 68 persen pengeluaran
dan
penduduk
aneka
non
Pada
masih
yaitu: barang
jasa,
Banyuasin
pendidikan, kesehatan, pakaian,
untuk
Barang
pengeluaran
tahan
lama,
makanan.
adalah
Sedangkan
untuk
non
pengeluaran untuk pajak dan
makanan sebesar 32,10 persen
asuransi,
dari total pengeluaran selama
dan
pengeluaran
lainnya (untuk pesta dan lain
sebulan.
sebagainya).
komoditi makanan yang paling
Dari
tabel
menunjukkan
bahwa
diatas keadaan
Bila
dilihat
menurut
banyak dikonsumsi adalah padipadian,
tampak
bahwa
makanan
penduduk
tahun 2007 proporsi konsumsi
konsumsi
masyarakat Banyuasin
untuk
Banyuasin terbesar adalah padi-
yang
padian. Setelah itu ikan dan
makanan
masih
menandakan
besar
bahwa
sebagian
kemudian
sayur-sayuran.
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
53
Bab IV
Sedangkan yang
paling
konsumsi
tingkat
konsumsi
rendah
adalah
minuman
yang
mengandung alkohol.
non
jasa dan barang tahan lama dengan
persentase
masing-
masing sebesar 52,79 persen
Sedangkan pengeluaran
perumahan, aneka barang dan
pola makanan
pengeluaran untuk perumahan, 17,67
persen
untuk
aneka
TABEL 4.2. POLA KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2007 Untuk Daerah Perkotaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Makanan Jenis Pengeluaran (1) Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan Susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan Lemak Bahan Minuman Bumbu-bumbuan Konsumsi Lain Makanan dan Minuman Jadi Minuman Mengandung Alkohol Tembakau Jumlah Rata-rata Pengeluaran
% (2) 20,52 1,31 9,59 3,47 9,20 5,98 3,37 2,73 5,09 7,51 3,18 4,92 7,75 15,39 100,00 63,8 8
didominasi pengeluaran untuk
1 2 3 4 5 6 7 8
Non-Makanan Jenis Pengeluaran (3) Perumahan Aneka Barang dan Jasa Pendidikan Kesehatan Pakaian Barang Tahan Lama Pajak dan Asuransi Keperluan Pesta
% (4) 52,55 18,21 10,51 3,34 7,22 4,13 0,80 3,24
Jumlah
100,00
Rata-rata Pengeluaran
36,12
barang
dan
jasa
dan
6,82
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
54
Bab IV
persen
untuk
pengeluaran
pendidikan.
persen
pengeluaran
makanan masyarakat perdesaan
Apabila kita bedakan pola pengeluaran daerah
69,22
menurut
terhadap total pengeluaran.
tipe
(perdesaan
dan
Sebaliknya non
makanan
persentase terhadap
total
perkotaan) meski terlihat pola
pengeluaran untuk masyarakat
pengeluaran makanan terhadap
perkotaan lebih besar dibanding
total pengeluaran lebih besar
masyarakat perdesaan, dimana
dibanding
tercatat
makanan
pengeluaran tetapi
nilainya
bila
non
melihat
persentasenya
pengeluaran terhadap
36,12
persen
non
makanan
total
pengeluaran
konsumsi makanan masyarakat
untuk
perdesaan
dan 30,78 persen pengeluaran
jauh
dibanding pengeluaran
lebih
besar
persentase makanan
untuk
non
masyarakat
makanan
perdesaan
perkotaan
masyarakat
terhadap
total
(seperti
terlihat
masyarakat perkotaan, dimana
pengeluaran.
tercatat
pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3).
63,88
persen
pengeluaran makanan terhadap total
pengeluaran
masyarakat
untuk
perkotaan
dan
Tahun 2005-2007 pengeluaran cenderung
pola
perkapita sama,
dimana
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
55
Bab IV
pengeluaran besar
makanan
dibanding
lebih
pengeluaran
non makanan, seperti terlihat pada gambar 4.3
TABEL 4.3. POLA KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2007 Untuk Daerah Perdesaan 4.1 Makanan % GAMBARNon-Makanan % POLA PENGELUARAN MAKANAN DAN NON MAKANAN Jenis Pengeluaran Jenis Pengeluaran (1) (2)TAHUN 2005-2007 (3) (4) 23,50 38,32 1 Padi-padian 1 Perumahan 1,01 12,65 2 Umbi-umbian 2 Aneka Barang dan Jasa 11,34 3,91 3 Ikan 3 Pendidikan 3,43 3,40 4 Daging 4 Kesehatan 6,29 6,91 5 Telur dan Susu 5 Pakaian 7,74 5,72 6120Sayur-sayuran 6 Barang Tahan Lama 3,08 0,40 7 Kacang-kacangan 7 Pajak dan Asuransi 2,46 1,15 8 Buah-buahan 8 Keperluan Pesta 5,54 9 Minyak dan Lemak 8,17 10 Bahan Minuman 3,31 11100Bumbu-bumbuan 3,99 12 Konsumsi Lain 5,52 13 Makanan dan Minuman Jadi 0,03 14 Minuman Mengandung 32,1 33,4 Alkohol 35,65 80 14,59 15 Tembakau 100,00 Jumlah Jumlah 100,00 69,22 Rata-rata Pengeluaran Rata-rata Pengeluaran 30,78
60
40 64,35
65,6
67,9
20
Distrib
0
usi Pendapatan Masyarakat 2005 Tahun 2007 Kabupaten Banyuasin
2006 makanan non makanan
2007
56
Bab IV
Pada Gambar 4.2 terlihat terlihat
bahwa
peningkatan perkapita periode
terjadi pengeluaran
sebulan 2005-2007,
kemakmuran
selama
periode
tersebut. Pengeluaran
penduduk
selama
akan berbeda menurut golongan
apabila
pendapatan,
tabel
4.4
akan
peningkatan yang terjadi lebih
menggambarkan
besar
pengeluaran
penduduk
harga barang dan jasa pada
perkapita
kelompok
periode
pendapatan.
dibandingkan
yang
mengindikasikan
kenaikan
sama
akan
menurut
rata-rata
peningkatan
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
57
Bab IV
TABEL 4.4 RATA-RATA PENGELUARAN PERKAPITA PERBULAN MENURUT KELOMPOK PENDAPATAN (RUPIAH)
RATA-RATA PENGELUARAN PENDUDUK PERBULAN
KELOMPOK PENDAPATAN
2005
2006
2007
-1
-3
-4
-5
Kurang dari 40.000 68.787 90.973 123.673 172.132 241.447 369.556 586.83
40.000 - 59.000 60.000 - 79.000 80.000 - 99.999 100.000 - 149.999 150.000 - 199.999 200.000 - 299.999 300.000 – 499.999 Lebih dari 500.000 RATA-RATA PENGELUARAN PERKAPITA
184.680
-
-
78,016 90,467 128,443 177,789 240,964 341,559
70.260 97.709 135.947 177.474 246.419 364.439
528,051
603.025
228.748
249.358
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin.
Tabel menggambarkan
4.4.
23,86
persen dibanding tahun
rata-rata
2006,
sedangkan tahun 2007
pengeluaran per kapita tahun
adalah Rp 249.358 atau terjadi
2006 sebesar Rp. 228.748 atau
kenaikan sebesar 9,01 persen
terjadi
dibanding tahun 2006.
kenaikan
perkapita
pengeluaran
perbulan
sebesar
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
58
Bab IV
4.2. Tingkat Pemerataan Pendapatan Masyarakat
lapangan kerja,
Pendapatan tidak yang
selalu
penduduk
merata,
sering
bahkan
terjadi
justru
usaha,
kesempatan
produktivitas
masing
masingindividu,
kewiraswastaan,
modal
dan
lain-lain.
sebaliknya, sebagian ada yang
Kalau
berpenghasilan kecil dan hanya
perorangan
cukup
membeli
dari seluruh wilayah pemerintah
untuk
pendapatan tadi
(upah,
gaji)
kebutuhan
makan
saja,
(Negara, Propinsi, Kabupaten,
sebaliknya
ada
yang
Kota)
besar
atau
ditambah dengan sewa tanah
sehingga
selain
yang digunakan untuk kegiatan
kebutuhan makanan terpenuhi,
usaha (industri, perdagangan,
kebutuhan non makanan akan
tempat hiburan dan lain-lain),
beragam. Sebagian orang lagi
ditambah
penghasilannya berada diantara
atas
kedua
yang
berpenghasilan besar
sekali
modal
dengan
dan
keuntungan
Perbedaan pendapatan tersebut
entrepeneur/wiraswasta,
akan
antara
merupakan
disebabkan
pendidikan
oleh
umum,
diterima
bunga
para
lain
tadi.
lagi
kemudian
oleh
tingkat
orang/kelompok
dijumlah
nasional/regional,
pendapatan manakala
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
59
Bab IV
pendapatan nasional/regional ini
besar
dibagikan secara merata kepada
distribusi
seluruh
Ketimpangan
penduduk
/negara
di
wilayah
tersebut,
dikatakan
maka distribusi
pendapatannya sebaliknya
merata,
jika
pendapatan
pembagian
nasional/regional
pula
pendapatan.
seperti
karena
itu
diadakan
yang
tersebut.
dalam
pendapatannya.
distribusi
Ketimpangan
yang
sebelumnya pendapat tentang
tinggi,
pendapatan
tergantung pembagian tersebut. perbedaaan
pada
atau
rendah
mapan
Sampai
tentang
pendapatan
Seperti
dijelaskan
dari
berbagai
maupun
distribusi pendapatan dikatakan sedang,
untuk
sekarang ini belum ditemukan
ketimpangan
ketimpangan
menarik
penelitian.
kecil, ada yang sedang, dan ada ada
ini
menyangkut hidup orang, oleh
teori
dikatakan
distribusi
pendapatan
tersebut tidak merata (ada yang
besar)
ketimpangan
tingkat
ukuran
ketimpangan
yang
beragam
perbedaaan
tetapi dalam publikasi ini hanya
pendapatan
digunakan Teori Gini Ratio dan
Semakin
besar
Kriteria Bank Dunia.
pembagian
pendapatan ini berarti semakin
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
60
Bab IV
TABEL 4.5 DISTRIBUSI PENDAPATAN KABUPATEN BANYUASIN MENURUT GINI RASIO DAN KRITERIA BANK DUNIA TAHUN 2005 – 2007
Tahun
Nilai Gini Rasio
Kriteria bank dunia 40 %
40 %
20 %
Terendah Menengah (3) (4)
Tertinggi (5)
(1)
(2)
2005
0,228
24,97
34,23
40,81
2006
0.201
27,26
38,60
34,14
2007
0,229
24,05
41,14
34,81
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin. Tabel 4.5.
(kemerataan) tiap tahun terjadi
menggambarkan
naik turun meski fluktuasinya
Distribusi
pendapatan menurut Gini rasio
tidak
dan kriteria Bank Dunia. Dari
bahwa nilai
Nilai Gini Rasio tahun 2005-
2006
tercatat
2007
relatif
lebih
terlihat
bahwa
pendapatan Kabupaten menunjukan rendah (merata), tingkat
tingkat
masyarakat Banyuasin ketimpangan hanya saja ketimpangan
signifikan. gini
Dijelaskan rasio
tahun
sebesar
0.201
baik
tahun-tahun dimana
indeks
0.228
pada
dibanding sebelumnya
gini
tercatat
tahun
2005,
kemudian indeks gini melebar
62 Distrib
usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
61
Bab IV
lagi
di
tahun
2007
tercatat
sebesar 0.229 pada tahun 2007. Begitu
olah
Bank
Dunia
tersebut,
terlihat selama periode 2005-
juga
ukuran
distribusi pendapatan
menurut
pendapatan
(dengan
kriteria Bank Dunia, pendapatan
pendekatan
pengeluaran)
masyarakat
masyarakat
Kabupaten
di
Kabupaten
2007
tingkat
ketimpangan
Banyuasin pada tahun 2005-
Banyuasin
2007
Hal tersebut terlihat dari 40
terlihat
adanya
tergolong
pemerataan yang tinggi atau
persen
terjadi
berpenghasilan
ketimpangan
taraf
kelompok
rendah.
penduduk rendah
rendah. Distribusi pendapatan
menerima lebih dari 17 persen
menurut
(25,90
kriteria
Bank
memperhatikan
Dunia
persen)
persentase
pendapatan.
pendapatan yang diterima oleh
menjelaskan
40
pendapatan
persen
penduduk
berpendapatan rendah. Berdasarkan
kabupaten kriteria
ketimpangan
Pendapatan
tahun
2007
Bank Dunia.
dari
total
Gambar
4.3
distrubusi masyarakat Banyuasin menurut
di pada
kriteria
25,90%
32,92%
masyarakat
yang
dikeluarkan
Gambar 4.2 Distribusi Pendapatan Masyarakat
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007 Kelas I (40%)
41,18%
Kelas II (40%)
Kelas III (20%)
62
Bab IV
Kabupaten Banyuasin Menurut Kriteria Bank Dunia Tahun 2007
Apabila kita mengkaji lagi
ketimpangan rendah (nilai gini
tingkat pemerataan pendapatan
rasio perdesaan dan perkotaan
antara daerah perkotaan dan
< 0,35),
daerah perdesaan kita melihat adanya
perbedaan
di
kedua
daerah tersebut seperti terlihat pada tabel 4.6. Dari tabel 4.6 terlihat
bahwa
distribusi
pendapatan di daerah perkotaan dan di perdesaan
menunjukan
TABEL 4.6 DISTRIBUSI PENDAPATAN KABUPATEN BANYUASIN MENURUT GINI RASIO DAN KRITERIA BANK DUNIA DIBEDAKAN MENURUT TIPE DAERAH TAHUN 2007
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
63
Bab IV
Tipe Daerah
Kriteria bank dunia
Nilai Gini Rasio
40 %
40 %
20 %
Terendah Menengah Tertinggi
(1)
(2)
Perkotaan
0,213
23,69
43,51
32,80
Perdesaan
0,206
26,45
40,47
33,08
(Kelurahan meskipun tingkat ketimpangan
Rimba
di daerah perdesaan cenderung
kecamatan
lebih
desa
kecil
dibanding terlihat
(lebih
merata)
daerah
dari
perdesaan
perkotaan
nilai
gini
lebih
rasio rendah
dibanding gini rasio perkotaan. Desa/kelurahan
dengan
tipe perkotaan (urban) sebagian besar
terletak
talang
kelapa
di
Kecamatan
(kecuali
desa
Betung
Asam),
dan
Desa
Ibu
Banyuasin
terdekat
Kota I
dan
(Kelurahan
Mariana, Desa sungai gerong), Sedangkan
Desa/kelurahan
lainnya bertipe desa/kelurahan perdesaan
(rural),
seperti
terlihat pada lampiran 1. Demikian
juga
tingkat
pemerataan distribusi menurut kriteria
Bank
Dunia
terlihat
gasing dan pangkalan benteng),
bahwa distribusi pendapatan di
Ibu
daerah
kota
kecamatan
Betung
perkotaan
dan
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
64
Bab IV
perdesaan terlihat ketimpangan
lebih dari 17 % dari jumlah
rendah
pendapatan.
kelompok
(40
%
penduduk
rendah
menerima
Distrib usi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Banyuasin Tahun 2007
65