43
BAB IV DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Profil Singkat Perusahaan Isi seluruh tulisan mengenai profil singkat perusahan, penulis sarikan dari Web site resmi DAAI TV dan data yang diberkan oleh HRD DAAI TV. DAAI TV Indonesia merupakan salah satu stasiun televisi lokal yang berada di Jakarta dan Medan yang didirikan pada tanggal 25 Agustus 2007 oleh Mansjur Tandiono. Siaran DAAI TV Jakarta dapat diterima oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya melalu Chanel 59 UHF. Sedangkan DAAI TV Medan melalui 51 UHF. Stasiun televisi ini didirikan dengan landasan semangat cinta kasih dan tidak ternoda lewat penyangan program-program acara yang berkualitas dan mendidik audiens, serta menyiarkan program informasi yang bermanfaat bagi permisa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai stasiun televisi di Indonesia, DAAI TV tidak ingin menempatkan dirinya untuk berkompetisi dengan stasiun televisi lainnya. Sebab DAAI TV hanya ingin menempatkan posisinya sebagai stasiun televisi baru yang mewarnai pertelevisian di tanah air sebagai saluran alternatif dengan visi dan misi, yaitu •
Visi
: Menjadi media penyiaran penyebar cinta kasih universal, dan menjernihkan hati para permisanya
•
Misi
: Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan
DAAI TV dengan visi dan misi yang dimilikinya, menjadikan stasiun televisi tersebut menyangkan program-program yang bersifat humanis dengan mengedepankan tiga hal utama bahwa informasi yang
43
44
disampaikan adalah benar, dan mengandung kebajikan serta keindahan terlihat dalam program-program yang ditayangkan yaitu: 1. SOSIAL KEMANUSIAN, dengan Program Dunia Relawan 2. KESEHATAN, dengan Program Dunia Sehat 3. ANAK & KELEUARGA, dengan Program Rumah Dongeng; Koki Kecil; Kartun Animasi Xia Li Zi; Ayo! Tanya Profesor Jenius; 1,2,3, Sayang Semuanya; Children Of The World; Liputan Cilik; House and Living; Meniti Harapan 4. BUDAYA HUMANIS, dengan Program Jurnal DAAI; Permata Tangguh; Mata Hati; Refleksi; DAAI Mandarin 5. MOTIVASI & SPIRITUAL, dengan Program DAAI Inspirasi; Lentera Kehidupan 6. LINGKUNGAN, dengan Program Sahabat Alam 7. Drama, dengan Program Drama; Guest Room; Behind The Scene 8. LIPUTAN TERKINI, dengan Buletin Internasional Di samping program acara harian, DAAI TV juga menayangkan beberapa
program
khusus, yaitu
DAAI Harmoni Ramadhan yang
ditayangkan sepanjang Bulan Suci Ramadhan (setiap harinya selama Ramadhan), DAAI Harmoni Idul Fitri yang ditayangkan pada saat perayaan Idull Fitri, DAAI Harmoni Natal ditayangkan pada saat Hari Natal, dan DAAI Harmoni Waisak ditayangkan pada saat Perayaan Hari Waisak. 4.1.1. Departement AV ART (Audio Visual ART) Departement
AV
ART
merupakan
salah
satu
departemen di DAAI TV yang menangani masalah produksi dan post produksi di DAAI TV. Departemen AV ART dipimpin oleh seorang kepala bagian departemen yang biasa disebut Head of Departement AV ART.
45
Bagian produksi di departemen AV ART terdiri untuk menangani studio siaran, pembuatan PSA (Public Service Advs) untuk perusahaan-perusahaan yang berkerja sama dengan DAAI TV dalam menyebarkan budaya humanis. Bagian post produksi di deparrtemen AV ART DAAI TV terdiri dari beberapa bagian, yaitu : •
Editing yang bertugas mengedit tayangan-tayangan yang ada di DAAI TV agar dapat tayang
•
QC (quality control), bertugas mengkontrol footage atau materi tayangan di DAAI, apakah layak tayang atau tidak.
•
Graphic design, bertugas membuat desain cetak atau print ad yang dibutuhkan oleh pihak DAAI TV. Contohnya adalah promo-promo drama yang ditayangkan oleh DAAI TV, eventevent yang diselengarakan oleh DAAI TV baik on-air maupun off-air.
•
Motion graphic bertugas membuat graphic yang ditayangkan di DAAI TV seperti Opening Billboard Bumper (OBB), Sizi, Bumper
in,
Bumper
out,
transisi
pada
footage
yang
ditayangkan, Closing Billboard Bimper (CBB), dan promo Onair untuk program-program di DAAI TV. 4.2. Hasil Penelitian Pada penelitian “Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program Televisi di Stasiun DAAI TV, penulis menganalisa tiga OBB yang menjadi kasus dalam penelitian yaitu OBB Refleksi, OBB Buletin Internasional, dan OBB Guest Room. Ketiga OBB tersebut mewakili pembagian jenis program yang dilakukan oleh pihak DAAI TV. Program Refleksi merupakan perwakilan
46
dari program-program yang berada dalam kategori budaya humanis. Buletin Internasional merupakan program berita terkini yang dimiliki oleh DAAI TV dengan menyiarkan berita-berita ringan dari berbagai belahan negara dalam format feature. Sedangkan Guest Room mewakili kategori drama yang mempertemukan pemeran drama dengan tokoh asli. TABEL 1 Analisis Tanda Pada Opening Billboard Bumper (OBB) Program Buletin Internasional
Analisis Opening Billboard Bumper (OBB) Program Buletin Internasional
NO 1.
1. Analisis Tanda Sebagai Tanda Tunggal (Analisis Semiotika Dalam Tataran Sintatik) •
Warna putih Menurut Marian L. David dalam buku Design in Dress,
warna
putih
mempunyai
asosiasi
senang,
harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang 57.
57 Darmaprawira, Sulasmi W.A. WARNA TEORI DAN KREATIFITAS PENGGUNAANNYA. Penerbit ITB. Bandung. Hal 37.
47
Pemaknaan warna pada setiap daerah maupun negara
tidaklah
kebudayaan
sama,
maupun
hal
kondisi
ini
bergantung
sosial
pada
dimasyarakat
tersebut. Seperti, warna putih dalam agama hindu melambang
tingkatan
kasta
tertinggi
yaitu
kasta
brahmana. Berbeda dengan masyarakat hindu, masyarakat di Cina menjadikan warna putih sebagai lambang duka cita. Sedangkan masyarakat Jawa Barat menjadikan warna putih sebagai warna suci yang digunakan pada baju pengantin masyarakatnya. Selain itu, warna putih juga melambangkan kekuatan maha tinggi, lambang cahaya, kemenangan yang mengalahkan kegelapan.
Gambar 1 : anggota (relawan) yayasan Budha Tzu Chi (kiri - atas); RS. Tzu Chi I Hualien (kanan – tengah); Universitas Tzu Chi, Taiwan (kiri tengah); Griya Perenungan (kanan - bawah); Rumah Susun Cinta Kasih 1, Jakarta (kiri - bawah);
48
Griya perenungan merupakan sebuah wihara putih dengan empat pilar bundar yang menopang atap melengkung yang menutupi pintu masuk, sebuah bangunan
yang
sederhana
dan
relatif tanpa
kecil
dengan
hiasan,
garis-garis
memberikan
aura
keagungannya dengan berwarna putih 58. Warna putih di Griya
Perenungan
merupakan
warna
yang
melambangkan keagungan tempat tersebut. Sedangkan, bangunan-bangunan yang dibangun oleh para anggota maupun relawan yayasan Budha Tzu Chi menggunakan warna putih, seperti Universitas Tzu Chi, Rumah Sakit Tzu Chi, DAAI TV Taiwan, Rumah susun di Cengkareng, Jakarta Barat, bahkan celana untuk seragam anggota atau relawan Tzu Chi pun berwarna putih. Warna putih bagi para pengikut Master Cheng Yen merupakan warna yang suci, dan warna yang memiliki keagungan tersendiri, sebuah cahaya yang dapat menerangi jalan kehidupannya. Dengan pemaparan diatas, penulis berpendapat bahwa pada visualisasi di OBB Buletin Internasional, warna putih melambangkan kekuatan maha tinggi, dan cahaya. ”ya..seperti diketahui DAAI TV ini mengacu pada Tzu Chi, jadi banyak menggunakan warna itu. Diketahiu bahwa biru itu di Tzu Chi adalah......ehm...(P: kerendahan hati dan kesabarakn kah?). kamu sudah tau? Ya benar (P: 58
Ching, Yu-ing. MASTER CHENG YEN: TELADAN CINTA KASIH. Penerbit PT. Elex Media Komputido. Jakarta. 2005. hal 57.
49
ya saya membaca buku master). Dan warna abuabu membuat orang yang melihatnya tidak panas dan biasanya abu-abu untuk orang yang sudah berumur dan tidak memikirkan dunia...(P: orang yang bijaksanakah?)..ya seperti itu (P: putih itu suci?)..ya” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV •
Warna biru Menurut Marian L. David dalam buku Design Dress, asosiasi seseorang terhadap warna biru adalah damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi, lembut,
menahan
diri,
ikhlas 59.
Warna
biru
juga
melambangkan kesucian, harapan, dan kedamaian 60. Dalam Yayasan Budha Tzu Chi yang didirikan Master Cheng Yen di Taiwan, menjadikan warna biru sebagai warna kerendahan hati dan kesabaran61. Hal ini terlihat dengan dipilihnya warna biru untuk seragam para anggota Yayasan Budha Tzu Chi di Taiwan maupun di yayasan lainnya yang tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam buku Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih, penulis buku tersebut mengibaratkan Master Cheng Yen adalah rembulan dan semua pengikutnya adalah danau yang memantulkan citranya, sehingga relawan ataupun anggota Tzu Chi yang memakai kaos biru merupakan anggota komite yang berkomitmen
59
Darmaprawira, Sulasmi W.A. WARNA TEORI DAN KRATIFITAS PENGGUNAANNYA. Penerbit ITB. Bandung. Hal 37. 60
Darmaprawira, Sulasmi W.A.Ibid. Hal 46.
61
Ching, Yu-ing. Ibid. hal 5.
50
terhadap ajaran Master dalam visi dan misi Yayasan Budha Tzu Chi, serta diharapkan dalam menjalankan visi dan misi yayasan Tzu Chi harus rendah hati dan memiliki kesabaran. Pemilihan warna biru sebagai warna yang memiliki rasa kerendahan hati dan kesabaran sejalan dengan
pendapat
Marian
L.
David
yang
mengasosiasikan warna biru-ungu sebagai warna yang spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana, rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang, dan sentosa. Jika dilihat dalam OBB buletin internasional dan seragam dari yayasan Tzu Chi, biru yang digunakan memang lebih cenderung kearah biru-ungu yang rendah hati dan sederhana. Maka dapat dikatakan bahwa warna biru dalam visualisasi OBB ini memiliki makna sebagai kerendahan hati dan kesabaran.
Gambar 2 : anggota Yayasan Tzu Chi dengan seragamnnya
51
Gambar 3 : OBB Buletin Internasional dengan warna biru cenderung kearah ungu
Mengapa penjelasan ini dihubungan dengan Yayasan Budha Tzu Chi? Perlu diketahui bahwa Stasiun DAAI TV di Taiwan merupakan sebuah stasiun televisi yang didirikan oleh Yayasan Budha Tzu Chi. Biaya operasional DAAI TV Taiwan dibantu melalui relawan daur ulang Tzu Chi dan DAAI TV menyediakan kerja sama korporasi dengan perusahaanperusahaan yang ingin bersama menjadi sahabat DAAI TV disediakan Public Sercive Ads (PSA) yang di tayangkan sebagai pengganti iklan komersial. “Thanks to the concerted efforts of all staff at Da Ai TV, a survey that assesses Taiwan's media conducted by a local university revealed that in 2006, Da Ai TV ranked first in the categories of the best quality TV channel with most impartial and objective reports, as well as the most influential channel on an individual and society. In a nationwide TV viewers rating conducted by AGB Nielsen Media Research, Da Ai TV ranked fifth in channel viewership, and second in primetime viewership among all terrestrial and cable TV in Taiwan. Without the sponsorship of the government, the operation of Da Ai TV is partially supported by Tzu Chi's recycling volunteers, as one fourth of the TV's fund comes from the money made from selling recyclables collected by over 50,000 recycling volunteers around Taiwan. In Da
52
Ai TV, there are no commercial ads, but only public service ads between program breaks.”(http://en.newdaai.tv/) Di Indonesia, DAAI TV hadir sebagai sebuah televisi dengan mengusung semangat cinta kasih universal antar sesama, baik cinta kasih antar manusia maupun cinta kasih kepada alam. Menurut keterangan yang didapat penulis dari pihak mananjemen DAAI TV, DAAI TV di Indonesia didirikan oleh seorang relawan dan insan Tzu Chi yaitu Bapak Mansjur Tandiono. Dalam pendirian DAAI TV ini, beliau dibantu oleh Bapak Hong Tjhin (saat ini menjabat CEO DAAI TV Indonesia) dan Bapak Eric Yao selaku CEO DAAI TV Taiwan mulai dari pembelajaran tentang siaran seperti frekuensi, pemancar, proses dubbing, dan sebagainya. Saat
ini,
karyawan
DAAI
TV
merupakan
karyawan profesional dalam bidang broadcasting (bukan relawan ataupun orang dalam yayasan), karena DAAI TV melakukan recuitment terbuka bagi para profesional di bidang broadcasting untuk mengisi tugasnya masingmasing. Seperti Head of Departement AV ART yang menjadi
narasumber
penulis
dalam
penelitian
ini
merupakan seorang profesonal dalam bidangnya yaitu motion graphic. Sebelum bekerja di DAAI TV beliau bekerja di Metro TV dan O Channel. ”ya..seperti diketahui DAAI TV ini mengacu pada Tzu Chi, jadi banyak menggunakan warna itu. Diketahiu bahwa biru itu di Tzu Chi adalah......ehm...(P: kerendahan hati dan
53
kesabarakn kah?). kamu sudah tau? Ya benar (P: ya saya membaca buku master). Dan warna abuabu membuat orang yang melihatnya tidak panas dan biasanya abu-abu untuk orang yang sudah berumur dan tidak memikirkan dunia...(P: orang yang bijaksanakah?)..ya seperti itu (P: putih itu suci?)..ya” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV •
Tanda selanjutnya adalah tanda yang menyerupai sebuah stupa yang di gayakan atau diciptakan dengan sentuhan modern serta terlihat tidak persis sama dengan penggambaran stupa. Tanda ini dapat dikatakan sebagai ikon dari stupa. Tanda ini dapat disepakati bersama sebagai sebuah
stupa
dengan
memperlihatkan
dan
memperbandingakan gambaran antara stupa secara utuh dengan tanda yang dimaksud penulis.
Gambar 4 : Tanda yang mirip stupa (kiri); stupa di Candi Borubudur (kanan)
Penggambaran simbol stupa yang dilakukan oleh pihak DAAI TV terkesan tidak terlalu terang-terangan sehingga bagi permisa yang melihat sekilas frame atau potongan gambar OBB ini saat penyangan OBB di televisi tidak akan terlalu memperhatikan karena durasi yang singkat dan juga penggambaran dilakukan dengan mengaburkan mata permisa terhadap simbol stupa ini.
54
Di Indonesia, bentuk stupa ini dapat ditemukan di candi-candi yang dibangun oleh para raja terdahulu untuk tempat beribadah maupun tempat tinggal para bihksu maupun bikhsuni. Candi-candi di Indonesia merupakan candi yang pada proses pembangunannya terjadi akulturasi budaya setempat (lokal) dengan budaya dari India berupa agama Hindu ataupun Budha. Bentuk candi yang berupa stupa dapat dilihat oleh kita pada Candi Borubudur yang merupakan salah satu warisan budaya dunia (The World Heritage). Menurut
legenda,
stupa
dalam
pengertian
sekarang merupakan kumpulan dari unsur-unsur yaitu jubah yang dijadikan alas, mangkuk sedekah (patta) secara terbalik, tongkat yang ditancapkan diatasnya. Sehingga sebuah stupa terdiri dari tiga bagian yaitu pada bagian bawah berbentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah bola, dan bagian atas berbentuk kerucut 62. Menurut Drs. Wiyosoyudiseputro dan Drs. R.W. Dhanunegara, bangunan stupa di Candi Borubudur merupakan bentuk perkembangan stupa di India dari zaman Gupta, yang merupakan stupa bertingkat (stupa Praseda) dengan dasar bentuk seperti punden berundak. Dan pada tingkat atas candi Borubudur ditutup dengan mahkota berbentuk stupa genta. Secara struktural, sebuah candi terdiri atas tiga
62
Widyosiswoyo, Supartono. SEJARAH SENI RUPA I. penerbit Universitas Trisakti. 2001. hal 128
55
bagian yaitu: 1). Bagian bawah yang merupakan kaki candi, sebagai alam bawah dimana manusia dalam kehidupannya sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat keduniawian disebut Bhurloka. Pada bangunan
Budha,
Bhurloka
disebut
yaitu
tingkatan
kehidupan
kamadhatu,
sebagai yang
dipengaruhi oleh hawa nafsu (karma)63. Dalam tingkatan kamadhatu, manusia masih terbelenggu keduniawian (nafsu). 2). Bagian tengah yang merupakan badan candi, sebagai alam peralihan dari dunia fana ke dunia baka
disebut
bhuwarloka.
Dalam
bangunan
Budha, bhuwarloka disebut sebagai rupadhatu, yaitu
tingkatan
dipengaruhi
manusia
rupa 64.
masih
Manusia
banyak
terlepas
dari
masalah keduniawian (nafsu) tetapi masih terikat oleh dunia. 3). Bagian atas yang merupakan atap candi, sebagai tingkatan tertinggi dalam kehidupan seorang manusia
disebut
svarloka
Budha,
svarloka
dikenal
dalam dengan
bangunan sebutan
arupadhatu, yaitu tingkatan yang manusia tidak lagi dipengaruhi oleh rupa. Wujud tingkatan ini digambarkan
63
Widyosiswoyo, Supartono. Ibid. hal 100.
64
Widyosiswoyo, Supartono. Ibid. hal 101
dengan
wujud
lingkaran
yang
56
menggambarkan kekosongan dan tanpa akhir dalam kehidupan manusia, tetapi keabadian bagi yang telah mencapai nirwana 65. Analisis
yang
dilakukan
oleh
penulis
dikonfrimasi ke pihak DAAI TV terutama tim motion graphic, penulis mendapatkan jawaban bahwa objek atau visual yang penulis analisis adalah bentuk stupa, tetapi oleh mereka (tim motion graphic DAAI TV) dikatakan sebagai bentuk dari tower. ”ha..hah..ha.. ngga..apa gara-gara kamu berpikir DAAI identik dengan Budha itu stupa..bukan..bukan itu sebenarnya tower. (P: tower, mas? Tapi biasanya kan tower itu tinggi?ya tidak seperti ini). Itu ujungnya tinggi. Ngga ini tower kok. Kita membuat ini sebagai bentuk tower. Apa karena bentuk bawahnya melebar ya, maka kamu bilang itu stupa? (P: ya..). itu tower” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) Berdasarkan pernyataan tim motion graphic, tanda tersebut merupakan tower, akan tetapi penulis memiliki pandangan yang berbeda dengan tim motion graphic DAAI TV. Penulis tetap menyebut tanda ini lebih menyerupai bentuk stupa daripada tower. Penulis berlandaskan dari data yang ada dan literatur atau referensi yang didapat dengan melihat kemiripan bentuk dari tanda tersebut. Dan penulis berkesimpulan, tanda ini merupakan bentuk sebuah stupa yang oleh umat Budha dijadikan sebagai tempat suci atau tempat beribadah. 65
Widyosiswoyo, Supartono. Ibid. hal 101
57
Penulis mencoba membandingkan gambargambar tower dan gambar-gambar stupa yang penulis dapat dari internet dengan gambar OBB Buletin Internasional berikut :
Gambar 5 : berbagai macam bentuk tower
58
Gambar 6 : berbagai macam stupa dari beberapa negara
Gambar 7 : Cuplikan/ frame dari OBB Buletin Internasional
Melihat perbandingan gambar-gambar yang ada, jika objek visual dari frame atau cuplikan OBB Buletin Internasional merupakan sebuah tower, penulis tidak meilhat visual ini yang mendekati bentuk tower, kecuali bagian atas dari visual tersebut yang berbentuk silinder/ tabung. Dan bentuk yang lainnya tidak mencirikan sebuah bangunan yang mirip dengan tower. Bentuk objek atau visual ini lebih cenderung mendekati bentuk stupa. Lihatlah struktur bentuk OBB, pada bagian bawah terlihat bentuk lingkaran besar, pada bagian tengah terlihat bentuk lingkaran yag lebih keci, dan pada tingkat atas terdapat silinder yang ukutan lingkaranya lebih kecil dari lingkaran kedua. Bentuk-bentuk tersebut mengingatkan pada
59
bentuk stupa yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu pada tingkat bawah berbentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah bola dan pada bagian puncak atau akhir berbentuk kerucut66. Penulis meyakini bahwa tim motion graphic DAAI TV menyangkal bahwa ini stupa, karena stupa merupakan simbol dari umat Buddha. Perlu diketahui bahwa stupa merupakan bangunan suci umat Budha yan digunakan untuk beribadah. Oleh karena itu stupa dapat dikatakan sebagai simbol Budha. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadao DAAI TV, jika tanda ini dikatakan stupa dan secara visual diperlihatkan secara gambar kepada masyarakat kita yang mayoritas adalah muslim?. Apakah tidak akan terjadi pemboikotan terhadap televisi ini? Oleh karena itu, DAAI TV memposisikan sebagai televisi alternatif keluarga yang menayangkan program-program
yang
berlandaskan
cinta
kasih
universal dan menjernihkan hati permisanya. Dimana dalam menyangkan program-programnya, DAAI TV menghindarkan kekerasan, pornografi (seks), dan politik. DAAI TV lebih menyangkan program-program yang
dapat
menambah
wawasan
permisanya,
menanamkan budi perkerti dan cinta kasih. ”Sebagai stasiun televisi di Indonesia, DAAI TV tidak ingin menempatkan dirinya untuk berkompetisi dengan stasiun televisi lainnya. Sebab DAAI TV hanya ingin menempatkan 66
Widyosiswoyo, Supartono. Ibid. hal 128
60
posisinya sebagai stasiun televisi baru yang mewarnai pertelevisian di tanah air sebagai saluran alternatif dengan visi dan misi, yaitu • Visi : Menjadi media penyiaran penyebar cinta kasih universal, dan menjernihkan hati para permisanya • Misi : Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan” (profil singkat perusahaan. www.daaitv.com)
2. Relasi Antar Tanda dalam Teks (Analisis Semiotika Dalam Tataran Semantik) •
Warna putih dengan warna biru Warna putih dengan warna biru menciptakan perpaduan warna yang harmonis dan berkesan soft. Dalam teori warna perpaduan warna ini disebut dengan tints. Perpaduan warna ini dilakukan untuk memberikan penglihatan atau mata kita untuk menikmati warna yang selaras dengan tidak meperlihatkan kekontrasan warna, sehingga
bagi
yang
melihatnya
tidak
akan
ada
perbedaan yang berarti (tidak kontras). Pihak DAAI TV tidak menggunakan warna yang kontras
dalam
Opening
Billboard
Bumper
(OBB)
dilakukan dengan sadar oleh tim motion graphic-nya dengan tujuan memberikan ketenangan permisa dalam menonton OBB tersebut dan membuat penyegaran pikiran penonton sebelum masuk ke programnya. Tim motion graphic menyatakan sedikitnya menggunakan warna dalam setiap OBB bukannya tidak
61
dapat bermain dengan warna-warna lainnya, tetapi memang tim tersebut dituntut untuk membuat OBB yang sesuai dengan karakter institusinya, dalam hal ini adalah DAAI TV yaitu menayangkan program yang dapat menjernihkan hati permisanya. ”............. Motion di daai itu tidak panas jadinya tapi tenang. Dan ini bukan hal gampang., susah!. Karena lebih mudah membuat yang menghentak daripada yang lembut. Kita disini dituntut untuk membuat sesuatu yang lembut tapi ngga terlihat asal-asalan, gampangan gitu. (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) ”Iya sich memang minimalis. Ngga pingin terlalu ribut. Orang biar melihatnya ga terlalu banyak gerakan. Ngga ingin terlalu banyak atribut yang dipakai. Kalau di key frame kita ga perlu pake ya kita ga pake. Kita lebih banyak menggunakan white space. Memperluas white space sehingga konsentrasi orang terfokus pada gerakan yang halus itu. Saat ini di luar pun banyak yang menggunakan white space secara optimal, halhal yang ribet mulai ditinggalkan. Di DAAI lebih banyak menggunakan gaya minimalis, dimulai dari minimalis warna, warna hanya berberapa warna yang dipakai. Sehingga terbentuk karaketer yang kuat . Tetapi secara teknis kita bikin sesuatu yang baru terus, setiap tahun kita akan berganti gaya terus. ” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) ”ya..seperti diketahui DAAI TV ini mengacu pada Tzu Chi, jadi banyak menggunakan warna itu. Diketahui bahwa biru itu di Tzu Chi adalah......ehm...(P: kerendahan hati dan kesabarakn kah?). kamu sudah tau? Ya benar (P: ya saya membaca buku master). .............” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) •
Warna putih dengan tanda yang menyerupai stupa Warna putih dengan tanda yang meyerupai
62
simbol stupa memiliki relasi atau hubungan yang diartikan oleh penulis sebagai sebuah bangunan Budha yang memiliki aura keagungan dan kesucian, karena stupa merupakan salah satu bangunan penting untuk umat
Budha
dan
warna
putih
memiliki
makna
keagungan dan kekuatan yang maha tinggi. Stupa merupakan salah satu bangunan penting untuk umat Budha dapat dijelaskan dengan penjelasan bahwa salah satu stupa di India yang didirikan pada jaman awal berkembangnya agama Budha disana masih digunakan oleh pengikutnya, yaitu Stupa Menara yang menggambarkan Budha mencapai nirwana dan menerima penghormatan dari pemujanya. Padahal sebenarnya Budha adalah seorang manusia yang melepaskan
diri
dari
kehidupan
duniawi
yang
mendapatkan pencerahan. “Budha adalah seorang manusia yang telah sadar, dan ajaran Budha adalah filosofi tentang kesadaran. Umat Budha bukanlah pemuja dewa, namun orang-orang yang bertekad untuk mencerahkan diri mereka sendiri dan menjadi sadar sepenuhnya” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 50) Selain itu, dalam beberapa tingkatan pada bangunan Budha (kamadhatu, arupadhatu), manusia tidak lepas dari hawa nafsu keduniawian yang bersifat fana, barulah pada tingkatan arupadhatu, manusia terbebas dari dunia menunju keabadian di nirwana. Warna putih dapat menunjukan indeks kematian dan nirwana.
63
•
Warna biru dengan tanda yang menyerupai stupa Warna biru dengan tanda yang mnyerupai stupa memiliki keterkaitan dengan spiritualisme diantara keduanya, yaitu warna biru memaknai spiritual dan kerendahan hati serta kesabaran. Sedangkan tanda yang mnyerupai stupa dapat dimaknai dengan melihat kehidupan manusia dalam beberapa tingkatan stupa, kamadhatu, rupadhatu, dan arupdhatu. berawal
Dimana dari
dimulainya
tingkatan
kehidupan
kamadhtu
manusia
yang
lebih
mementingkan sifat keduniawian, pada tingkatan ini manusia
belum
seutuhnya
menjadi manusia
yang
sempurna dalam ajaran Budha, dan manusia tersebut belum memiliki sikap kerendahan hati dan kesabaran, karena manusia yang mementingkan sifat keduniawian cenderung
memiliki
egois
atau
sifat
yang
lebih
mementingkan kesenangan pribadi. Pada tingkatan rupadhatu, dimana manusia sudah terlepas dari sifat keduniawian tetapi masih terikat oleh rupa atau dunia. Pada tingkatan ini, manusia dalam ajaran Budha mulai memikirkan karmanya dimasa mendatang. Mereka memilih untuk berbuat karma baik, karena mereka percaya karma baik yang dilakukan saat ini akan menghasilkan karma baik di masa sekarang maupun masa mendatang. Maka tingkah laku atau perilaku
mereka
pun
dilakukan
agar
karma
baik
64
terlaksana. Sikap kerendahan hati dan kesabaran dalam kehidupan dilakukan untuk mencapai kesempurnaan dalam
kehidupan
saat
ini
maupun
pada
masa
mendatang. Sedangkan
pada
tingkatan
arupadhatu,
manusia berada pada tingkatan sudah tidak memikirkan maslah keduniawian, mereka memperoleh kesempurnaan dan terlepas dari duniawi. Maksudnya, segala sesuatu yang mereka kerjakan di dunia ini dilakukan untuk mencapai karma baik di nirwana. “Sebagian dari kita terlahir dengan upaya untuk mencapai kesempurnaan. Beberapa upaya tersebut mengakar sangat dalam di sanubari; keinginan yang besar akan kesempurnaan ini dibawa dari kehidupan sebelumnya” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 131)
3. Relasi Antara Teks Dengan Kondisi Sosial Atau Wacana Sosial (Analisis Semiotika Dalam Tataran Pragmatik) Tanda dan teks pada visualisasi diatas merupakan sebuah frame atau potongan gambar dari sebuah Opening Billboard Bumper (OBB), tepatnya adalah OBB Program Buletin Internasional di DAAI TV Indonesia. Dibuat oleh tim grafis yang ada di stasiun televisi tersebut
sebagai
pembuka
program
program
Buletin
Internasional yang ditayangkan DAAI TV Indonesia setiap Senin hingga Jum’at pada pukul 21.00 WIB. ”opening. OBB itu sebuah graphic bagian dari sebuah program di tv. Depannya OBB//opening billboard bumper, setelah OBB biasanya dipakai, ada sizi untuk memperkenalkan host atau narasumber ditelevisi, dan di televisi untuk
65
menghaluskan perpindahan antar segmen digunakan transisi, dan kadang-kadang ada beberapa program yang membuat segmen yan terpisah antara satu segmen dengan segmen yang lain dibuat secara terpisah yang biasa disebut bumper. Itu kita yang membuat. Biasanya terakhir ada CBB// closing billboadr bumper ataupun credit title. OBB kan opening merupakan bagian dari program sehingga jembatan aja sich. Fungsi obb sendiri ya pasti jelas sebagai pembuka program jadi orang yang melihat langsung mengenali program tersebut, oh ini program ini, oh ini program ini” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) DAAI TV sebagai sebuah stasiun televisi yang berbeda dengan stasiun televisi khususnya swasta lainnya di Indonesia. DAAI TV merupakan stasiun televisi keluarga yang berlandaskan semangat cinta kasih universal dan menjernihkan hati manusia, yang diwujudkan melalui program-program yang ditayangkannya. DAAI TV lahir ditengah kondisi pertelevisian di Indonesia khususnya Jakarta dan Medan (karena DAAI TV hadir di Indonesia sebagai stasiun televisi lokal atau komunitas di Jakarta dan Medan, tetapi DAAI TV juga hadir di Indonesia sebagai stasiun televisi satelit yang dapat disaksikan melalui televisi berlangganan maupun satelit) hadir dengan format tayangan atau program yang nyaris serupa,
cenderung
tidak
sehat
dengan
menyangkan
kekerasan, pornografi, dan lainnya. DAAI TV menawarkan alternatif tayangan atau program yang berbeda untuk permisa di Indonesia dengan menayangkan program-program yang edukatif, humanis, dan memberikan kesejukan batin para permisanya.
66
“DAAI TV Indonesia didirikan pada Oktober tahun 2006, dengan semangat cinta kasih dan tidak ternoda, menyebarkan informasi yang baik, mengajak para aktifis media massa untuk bersama-sama menciptakan sebuah arus segar dengan aliran yang deras, agar arus segar ini dapat mengelilingi bumi ini, dan menjernihkan hati umat manusia” (http://www.daaitv.co.id/) “Kehidupan telah berubah, jika tanpa perantaraan DAAI TV, maka sisi ketulusan dari kehidupan manusia, tidak akan dapat disiarkan ke seluruh pelosok dunia"( Master Cheng Yen/ sumber: http://www.daaitv.co.id) Pada visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB), beberapa tanda memiliki nilai ideologis budha yaitu warna putih, warna biru dan tanda yang menyerupai stupa. Warna putih memiliki nilai ideologis Budha, terutama yang ajaran Budha yang diajarkan oleh Master Cheng Yen. Hal ini dapat dilihat dari dipergunakannya warna putih pada bangunan-bangunan yang didirikan oleh para pengikut Master Cheng Yen yang dikenal sebagai Master atau Guru dikalangan atau kelompok umat Budha di Taiwan dan seluruh dunia melalui Yayasan yang didirikannya di Taiwan dan menyebar keseluruh penjuru dunia, yaitu Yayasan Budha Tzu Chi. Selain itu, warna biru pun mempunyai nilai ideologis Budha terutama ajaran Master Cheng Yen, yang memaknai warna biru sebagai warna kerendahan hati dan kesabaran, hal ini tertulis dalam buku “Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih” yang ditulis oleh Yu-ing Ching. Aplikasi atau representasi makna warna ini dapat dilihat melalaui seragam komite kehormatan atau anggota maupun relawan dalam Yayasan Budha Tzu Chi di seluruh
67
dunia. Para pengikut maupun anggota Yayasan Budha Tzu Chi laksana danau yang memantulkan citranya dengan Master
Cheng
Yen
sebagai
rembulan.
Jika
ingin
memperoleh pemahaman akan ajaran Master Cheng Yen dapat dilihat melalui perilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh para pengikutnya. “Para angota Yayasan Budha Tzu Chi juga memiliki keinginan untuk melayanimenghadiahkan kebahagian kepada mereka yang sedih dan mengulurkan tangan kepada siapa saja yang menderita. Keinginan seperti itu telah menjadi bagian hidup banyak anggota yang terbiasa merasakan kehampaan hidup, dan keinginan seperti itu juga memberikan banyak pria dan wanita untuk menjalani hidup hari demi hari” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 160)
Pihak motion graphic DAAI TV yang diwakili oleh Head of Departement AV ART, Bapak Imam F. Kurniawan dalam wawancara dengan penulis mengakui penggunaan warna-warna tersebut mengacu pada yayasan Budha Tzu Chi. Selain kedua warna warna tersebut (biru dan putih) yang memiliki nilai-nilai filososfi yang bersifat spiritual. ”ya..seperti diketahui DAAI TV ini mengacu pada Tzu Chi, jadi banyak menggunakan warna itu. Diketahiu bahwa biru itu di Tzu Chi adalah......ehm...(P: kerendahan hati dan kesabaran kah?). kamu sudah tau? Ya benar (P: ya saya membaca buku master). Dan warna abuabu membuat orang yang melihatnya tidak panas dan biasanya abu-abu untuk orang yang udah ga ...apa...(P: orang yang bijaksanakah?)..ya seperti itu, udah ga keduniawi, pokoknya kesannya dia udah menemukan jati dirinya. (P: putih untuk kesucian?). ya. (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) Tanda yang menyerupai stupa dapat dikatakan
68
merupakan simbol stupa, yang oleh sebagian besar masyarakat Indonesia setuju mengatakan tanda tersebut adalah simbol stupa. Karena masyarakat Indonesia memiliki reference akan simbol stupa yang ada di candi-candi, terutama Candi Borubudur yang terdiri dari kumpulan stupa pada kompleks candinya. Dan stupa itu merupakan simbol dari Budha. Dan nilai filosofi yang terkandung dalam stupa tersebut merupakan cerminan kehidupan manusia di alam fana (dunia) hingga mencapai kesempurnaan sebagai manusia (nirwana) sama halnya Budha yang mencapai kesempurnaannya. Di
dalam
agama
Budha,
seseorang
tidak
mempercayai Budha sebagai Tuhan; justru bahwa Budha adalah manusia yang telah mencapai pencerahan, dan semua orang akan menjadi Budha begitu mereka juga tercerahkan. “Hidup adalah sebuah perjalanan; ketika lahir kita naik kereta api ekspress dan menuju ke tujuan yang tak terhindarkan, yaitu kematian. Pemandangannya terus berubah, dan satusatunya hal bermakna yang dapat kita lakukan adalah menjadi baik dan penuh kasih sayang kepada sesama penumpangnya” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 14)
Ketika wawancara yang dilakukan oleh penulis dan pihak DAAI TV yang diwakilkan oleh Head of Dept. AV ART, Bapak Imam F.Kurniawan, penulis dan beliau menemukan perbedaan pandangan dalam menetapkan tanda tersebut stupa atau tower.
69
Penulis mengatakan tanda tersebut merupakan stupa dan beliau mengatakan tanda itu adalah tower. Tetapi penulis
menjawab
perbedaan
pandangan
dengan
menetapkan tanda tersebut dengan melihat struktur pada visualisasi OBB tersebut dengan memperbandingkan bentuk tower, dan stupa yang tersebar dibeberapa negara.
Coba
bandingkan
gambar-gambar
tower
dan
gambar-gambar stupa yang penulis dapat dari internet dengan gambar OBB Buletin Internasional berikut :
Gambar 8 : berbagai macam bentuk tower
70
Gambar 9 : berbagai macam stupa dari beberapa negara
Gambar 10 : Cuplikan/ frame dari OBB Buletin Internasional
Melihat perbandingan gambar tersebut, jika visual dari
frame
atau
cuplikan
OBB
Buletin
internasional
merupakan sebuah tower, penulis tidak melihat visual ini mendekati bentuk tower, kecuali bagian atas dari visual tersebut yang berbentuk silinder/ tabung. Dan bentuk yang lainnya tidak mencirikan sebuah bangunan yang mirip dengan tower. ”ha..hah..ha.. ngga..apa gara-gara kamu berpikir DAAI identik dengan Budha itu stupa..bukan..bukan itu sebenarnya tower. (P: tower, mas? Tapi
71
biasanya kan tower itu tinggi?ya tidak seperti ini). Itu ujungnya tinggi. Ngga ini tower kok. Kita membuat ini sebagai bentuk tower. Apa karena bentuk bawahnya melebar ya, maka kamu bilang itu stupa? (P: ya..). itu tower.” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV) Visual OBB Buletin Internasional ini, cenderung menyerupai bentuk stupa-stupa yang penulis tampilkan visualnya diatas. Lihatlah bagian bawah visual OBB ini yang berbentuk lingkaran besar disusul dengan bagian tengahnya juga terbentuk dari lingkaran tetapi lebih kecil dari lingkaran pada bagian bawah. Dan pada bagian atas terdapat tabung. Perlu diketahui bahwa bentuk stupa terdiri dari tiga bentuk yaitu pada bagian bawah merupakan bentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah lingkaran, dan bagian atas berbentuk kerucut. Jadi, bila penulis berpendapat visual ini adalah stupa, tidaklah salah karena penulis memperbandingkan bentuk objek pada visualisasi OBB Buletin Internasional dengan bentuk dari tower maupun stupa yang ada di beberapa negara. Dan hasil dari perbandingannya, bentuk stupa lebih banyak kemiripannya daripada bentuk tower. Penyangkalan yang dilakukan oleh pihak motion graphic DAAI TV atas bentuk objek dalam visualisasi OBB Buletin
Internasional
yang
menyatakan
bahwa
objek
tersebut adalah tower, penulis dapat memakluminya. Penulis beranggapan bahwa pihak DAAI TV tidak ingin nilai-nilai budishme yang ditampilkannya diketahui oleh masyarakat
Indonesia
karena
mayoritas
masyarakat
72
Indonesia adalah muslim. Bagaimana tanggapan masyarakat luas mengenai DAAI TV, jika DAAI TV dalam tayangannya secara penuh merepresentasikan ajaran Budha? Bisa-bisa yang terjadi adalah DAAI TV ditinggalkan permisanya dan benar-benar menjadi sebuah televisi yang minoritas penontonnya, hanya berasal dari kalangannya (umat Budha) itu sendiri. DAAI TV tidak ingin stasiun televisi dikenal publik sebagai stasiun yang berideologikan Budhisme (bahwa ideologi
ini
mengandng
ajaran-ajaran
Budha
yang
ditunggangi oleh sebuah kepentingan seperti pemaksaan untuk menerima ajaran tersebut sebagai sebuah keyakinan seseorang) tetapi DAAI TV lebih ingin dikenal sebagai stasiun televisi keluarga yang dapat menjernihkan hati permisa melalui program-program yang ditayangkan. Oleh sebab itu, penulis melihat dalam kasus OBB Buletin
Internasional
penggunaan
tanda-tanda
yang
mengandung nilai-nilai Budhisme dibuat tidak terlalu jelas tetapi dilakukan dengan cara halus (maksudnya tidak terlalu kentara). Tanda-tanda tesebut dihadirkan melalui dipilihnya warna
biru,
warna
putih
visualisasi
OBB
Buletin
Internasional. Dan tanda yang mirip dengan stupa, yang mencirikan umat budha.
73
2.
1.
Analisis Tanda Sebagai Tanda Tunggal (Analisis Semiotika Dalam Tataran Sintatik) • Teks atau kata Buletin yang berwarna hitam Menurut Marian L. david dalam buku Design Dress, warna hitam mempunyai asosiasi terhadap seseorang yaitu kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, dan tidak menentu 67. Dalam agama hindu, warna hitam melambangkan tingkatan kasta terendah yaitu kasta Sudra, artinya gelap dan tidak boleh disentuh68. Dalam agama Budha, kata hitam dapat merujuk pada simbo Yin Yang, dimana Yin merupakan energi positif yang diwakili oleh warna putih sedangkan Yang merupakan energi negatif yang diwakili oleh warna hitam. Dapat dikatakan warna hitam memiliki makna negatif dalam ajaran Budha. Warna hitam selain menunjukan sifat negatif seperti kegelapan dan ketidakabadian, hitam pun dapat
67 68
Darmaprawira, Sulasmi W.A.Op. Cit. Hal 38. Darmaprawira, Sulasmi W.A.Ibid. Hal 39.
74
menunjukan sifat positif yaitu menandakan sifat tegas, kukuh, formal, struktur yang kuat69. Warna hitam merupakan indeks kematian dan melambangkan
kegelapan,
karena
masyarakat
di
Indonesia dan dunia barat melambangkan kematian dengan warna hitam. “Semua mahluk hidup, kaya atau miskin, berkuasa atau tidak, cantik atau sederhana, tampan atau tidak, semuanya pasti mati, dan proses kematian dimulai pada saat kelahiran” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 230) Dalam
manejemen
press,
buletin
adalah
kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang
dicetak
dalam
lembaran
kertas
ukuran
broadsheet, atau ukuran kwarto/ plano dan dilipat seperti surat kabar. Buletin, biasanya terbit tidak teratur atau sering disebut dengan penerbitan berkala. Dalam pengertian visualisasi diatas, buletin merupakan
kumpulan
berita
atau
artikel
yang
ditayangkan secara berkala yaitu setiap Senin hingga Jum’at pada pukul 21.00 WIB di DAAI TV. Dan program Buletin Internasional merupakan kumpulan berita dari mancanegara maupun dalam negeri yang terangkum dalam satu format berita ringan (soft news). ”Program Buletin Internasional merupakan program terkini atau berita Internasional di stasiun DAAI TV. Program Buletin Internasional menyajikan kejadian-kejadian terkini dan liputan feature yang terjadi di berbagai belahan dunia, tersaji dalam ragam liputan mulai dari peristiwa alam, krisis global, 69
Darmaprawira, Sulasmi W.A.Ibid. Hal 49.
75
penemuan teknologi, hingga budaya kemanusian yang dibalut dalam cerita-cerita humanis. Dan dilengkapi dengan informasi prakiraan cuaca dari kota-kota besar di dunia. Program ini ditayangkan oleh DAAI TV setiap Senin hingga Jum’at pukul 21.00 WIB” (promo program Buletin Internasional dan Website Resmi DAAI T/ www.daaitv.co.id) Kata Buletin yang berwarna hitam pada visualisasi diatas memberikan makna atau kesan kuat, formal, dan struktur kuat. Karena warna hitam pada visualisasi OBB Buletin Internasional digunakan pada tulisan Buletin untuk menunjukan sebuah judul program pada akhir durasi OBB tersebut. • Teks atau kata Internasional Kata Indonesia
internasional
merupakan
dalam
(yang
Kamus
berkenaan
Besar dengan)
negara-negara diseluruh dunia. Internasional mengacu pada segala hal yang bersifat universal dan ada diseluruh dunia. Seperti PBB yang merupakan lembaga perdamaian dunia, termasuk kedalam hal bersifat internasional. Dalam
pengertian
ini,
kata
internasional
merujuk pada kejadian-kejadian yang terjadi di berbagai belahan dunia. ”Program Buletin Internasional merupakan program terkini atau berita Internasional di stasiun DAAI TV. Program Buletin Internasional menyajikan kejadian-kejadian terkini dan liputan feature yang terjadi di berbagai belahan dunia, tersaji dalam ragam liputan mulai dari peristiwa alam, krisis global, penemuan teknologi, hingga budaya kemanusian yang dibalut dalam cerita-cerita humanis. Dan dilengkapi dengan informasi prakiraan cuaca dari kota-kota besar di dunia.
76
Program ini ditayangkan oleh DAAI TV setiap Senin hingga Jum’at pukul 21.00 WIB” (promo program Buletin Internasional dan Website Resmi DAAI T/ www.daaitv.co.id) Sama halnya dengan kata ”buletin” diatas, kata Internasional pada konteks ini menunjukan sebuah judul program yaitu ”Buletin Internasional”. 2. Relasi Antar Tanda Dan Teks (Analisis Semiotika Dalam Tataran Semantik) • Kata buletin yang berwarna hitam dengan internasional yang berwarna putih Buletin merupakan kumpulan artikel yang terbit secara berkala dan internasional merajuk pada negara-negara di dunia. Hubungan antara buletin dan internasional dapat diartikan sebagai kumpulan artikel atau berita dari seluruh negara-negara yang ada di dunia ini, termasuk Indonesia sendiri. Karena Indoneia adalah sebuah negara yang sudah diakui secara de facto maupun de jure oleh dunia internaional sebagai sebuah negara yang merdeka. Pihak DAAI TV menjadikan buletin
dan
internasional sebagai sebuah program acara yang berisikan berita-berita dari mancanegara yang bersifat berita lunak (soft news) dengan beragam liputan mengenai peristiwa alam, krisis global, pertumbuhan teknologi, hingga kebudayaan-kebudayaan dari seluruh dunia. Format berita atau programnya berupa feature. ”Program Buletin Internasional merupakan program terkini atau berita Internasional di stasiun DAAI TV. Program Buletin
77
Internasional menyajikan kejadian-kejadian terkini dan liputan feature yang terjadi di berbagai belahan dunia, tersaji dalam ragam liputan mulai dari peristiwa alam, krisis global, penemuan teknologi, hingga budaya kemanusian yang dibalut dalam cerita-cerita humanis. Dan dilengkapi dengan informasi prakiraan cuaca dari kota-kota besar di dunia. Program ini ditayangkan oleh DAAI TV setiap Senin hingga Jum’at pukul 21.00 WIB” (promo program Buletin Internasional dan Website Resmi DAAI T/ www.daaitv.co.id) Kata internasional berwarna putih dengan background yang berwarna biru memberikan kesan pada mata yang melihat kontras. 3. Relasi Antara Teks Dengan Kondisi Sosial Atau Wacana Sosial (Analisis Semiotika Dalam Tataran Pragmatik) Menurut penulis, pada visualisasi ini tidak adanya relasi antara teks dengan kondisi atau wacana sosial, karena penulis melihat visualisasi ini sebagai sesuatu frame atau cuplikan visualisasi OBB Buletin Internasional yang berada pada akhir durasi OBB, sehingga frame ini berfungsi menghadirkan judul atau nama program yang ditayangkan. Sehingga pada akhir tayangan OBB, para permisa dapat mengetahui program apa yang ingin dilihat atau ditonton.
78
Tabel 2 Analisis Tanda Pada Opening Billboard Bumper (OBB) Program Refleksi Analisis Tanda Pada Opening Billboard Bumper (OBB)
NO
Program Refleksi 1.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Warna hijau Menurut Marian L. David dalam buku Design Dress, warna hijau memiliki asosiasi kurang pengalaman, tumbuh, tenang, cemburu, iri hati, kaya, segar, dan istirahat 70. Warna hijau berasosiasi pada hijaunya alam, tumbuhan-tumbuhan,
sesuatu
berkembang.
Hijau
menghadirkan
keseimbangan
yang
sebagai
hidup
pusat
yang
dan
spectrum
sempurna
dan
sebagai sumber kehidupan. Hijau melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian,
70
kebangkitan,
kesegaran,
kemudahan,
Darmaprawira, Sulasmi W.A. WARNA TEORI DAN KRATIFITAS PENGGUNAANNYA. Penerbit ITB. Bandung. Hal 37.
79
keremajaan,
keyakinan,
kepercayaan,
keimanan,
pengharapan, dan kesanggupan 71. •
Potongan cermin atau figura Potongan cermin, yang disatukan kembali memiliki makna kehidupan di dunia berbeda-beda, tetapi dapat
direkatkan
dalam
sebuah
bingkai
yang
berlandaskan cinta kasih antar sesama. Potongan cermin dapat diibaratkan sebagai potongan-potongan cerita manusia dalam memaknai kehidupannya yang terpotret dalam sebuah figura atau bingkai. Sebuah cermin yang retak dapat direkatkan atau disatukan kembali dengan lem. Kehidupan yang berbeda di dunia ini dapat disatukan dengan cinta dan sikap saling menghormati serta menghargai. •
Teks atau kata Kehidupan Teks
atau
kata
kehidupan
menjelaskan
tentang perjalanan manusia di dunia ini, mulai dari ia dilahirkan, menjalani kehidupan hingga ia meninggal. “Hidup adalah sebuah perjalanan; ketika lahir kita naik kereta api ekspress dan menuju ke tujuan yang tak terhindarkan, yaitu kematian. Pemandangannya terus berubah, dan satusatunya hal bermakna yang dapat kita lakukan adalah menjadi baik dan penuh kasih sayang kepada semua penumpang” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 14) “Menjalani kehidupan dengan melangkah hatihati dan berbicara dengan kewaspadaan, ketika membawa ambisi di bahu kiri dan pengabdian di bahu kanan” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 31) 71 Sanyoto, Sadjiman Ebdi. NIRMANA (DASAR-DASAR SENI DAN DESAIN). Edisi Revisi. Jalasutra. Yogyakarta. Hal 58
80
Kehidupan di mulai saat tangis pertama seorang bayi di dunia, dilanjutkan saat bayi tersebut beranjak menjadi seorang anak-anak hingga menjadi dewasa. Perjalanan dari bayi hingga dewasa yang diwarnai dengan suka maupun duka, tangis dan bahagia, memberi
dan
menerima,
semua
itu
merupakan
kehidupan. Dalam menjalani kehidupan, kita sebagai sesama mahluk Tuhan di muka bumi harus saling membantu dan berbagi serta menyebarkan cinta kasih antar sesama. Menjalani kehidupan pun kita, sebagai manusia harus menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, maksudnya hubungan kita dengan Tuhan dan hubungan kita dengan orang lain. 2. Relasi antar tanda dalam teks •
Warna Hijau dengan potongan cermin atau figura Warna hijau dengan potongan cermin atau figura memilik pengertian sebagai sebuah kehidupan di dunia, hidup ini beragam pilihannya. Dan setiap mahluk yang menjalani kehidupan memiliki keyakinan dan pandangan yang berbeda dalam menjalani hidupnya. Keyakinan dan pendangan yang berbeda dalam menjalani hidup ini dapat disatukan melalui sikap saling menghargai dan menolong antar sesama dan hidup dengan berlandaskan cinta kasih.
•
Warna hijau dengan teks kehidupan Warna hijau dengan diketahui melambangkan
81
keimanan,
kepercayaan,
pengharapan,
dan
kesanggupan, hal itu ada di dalam siklus kehidupan manusia di dunia ini. Seorang manusia dalam perjalanan hidupnya memiliki keimanan dan kepercayaan sebagai mahluk Tuhan yang berbakti dengan menjalankan ajaran-Nya sebaik-baiknya. Ia
(manusia)
juga
memiliki
pengharapan
dalam hidupnya untuk kehidupan yang lebih baik. Dan semua itu dibutuhkan kerja keras untuk mencapai harapan terbaik dalam hidupnya. “ Ketika seseorang menunggu untuk melihat apa yang telah disimpan karma untuknya, dia tak dapat bermalas-malasan saja namun harus terus bekerja keras” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 334) •
Potongan cermin atau figura dengan teks kehidupan Potongan cermin atau figura dengan teks kehidupan
menegaskan
pernyataan
penulis
dalam
memaparkan makna yang terkandung dalam visualisasi tersebut.
Bahwa
kehidupan
merupakan
sebuah
perjalanan hidup seseorang, dan potongan cermin atau figura merupakan gambaran kehidupan seseorang. Relasi keduanya saling melengkapi makna hidup seseorang di dunia yang memandang kehidupan tidak hanya berisi kesenangan saja tetapi juga kehidupan ini berisi penderitaan.
82
3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Visualisasi diatas merupakan frame atau bagian dari visualisasi OBB Program Refleksi di DAAI TV. Program Refleksi merupakan program dokumenter yang di tayangkan DAAI TV setipa hari Selasa pada pukul 20.30
WIB.
Program
ini mengkisahkan
kehidupan
disekitar kita yang dapat menjadikan inspirasi atau pembelajaran bagi yang menontonnya. Sebagai sebuah OBB dari Refleksi, visualisasi ini berada pada durasi detik pertama dari OBB tersebut. Sebagai visualisasi yang berada pada detik pertama visualisasi ini, dapat menarik perhatian permisa yang menonton program Refleksi. Permisa
menerka-nerka
maksud
dari
visualisasi ini, apakah makna dari visualisasi ini? Penulis memaparkan dalam penelitian ini, dengan menguraikan tanda-tanda yang terdapat dalam visualisasi ini dan menjelaskanya hubungan antar tanda atau teks tersebut. Hubungan
antara
teks
tersebut
dengan
wacana sosial atau masyarakat, penulis berpendapat bahwa setiap manusia di dunia ini memiliki kehidupan yang berbeda, tak ada kehidupan yang sama antara satu orang dengan yang lainnya. Dalam menjalaninya, setiap orang memiliki pandangan dan pilihan atas hidupnya. Kehidupan yang berbeda, kita dalam melihat cara hidup bangsa Indonesia yang beragam suku, agama, bahasa, dan budaya, mulai dari sabang hingga
83
marauke, hidup bangsa ini berbeda. Tetapi mereka terjalin dalam satu nafas yaitu Bhineka Tunggal Ika. ”semua agama berada jauh di atas batasan buatan manusia, dan sebuah agama yang baik mengetahu tak adanya batasaan- baik ras, bangsa, maupun geografis” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 334) Sama halnya dengan pemikiran Master Cheng Yen kehidupan di Indonesia tak mengenal batasan kecuali orang tersebut yang membatasi dirinya dengan perbedaan-perbedaan yang ada. Sesungguhnya hidup bertoleransi yang selalu diterapkan di masyarakat kita dapat memupus semua batasan yang ada dengan pemerintah yang mengawasi kehidupan bermasyarakat sebagai sebuah aparatur negara dengan perundangundangan dan peraturannya. 2.
84
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Pigura Pigura
dalam
pengertian
sebenarnya
merupakan gambar atau lukisan yang berbingkai72. Pigura
dapat
memiliki
makna
sebagai
gambaran
kehidupan yang kita jalani dengan segala tata sosial maupun peraturan yang ada sebagai bingkai perilaku kita di dunia. “Kebijaksanaan adalah dorongan internal yang baik dan berbudi luhur. Hal ini menunjukan kecakapan seseorang untuk membedakan kebaikan dari kejahatan. Dan hal ini dapat dilihat dalam kemampuannya untuk memisahkan yang benar dari yang salah” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 164)
Seorang anak terlahir di dunia meneruskan untuk mencerna dan menyerap pembelajaran dan terlahir dengan hak yang tak terbatas untuk menggunakan pikiran sebagai hasil karma baik, serta perlu berjuang meraih
kebijaksanaan
dalam
hidup
ini.
Dengan
kebijaksanaan, seseorang berjuang melayani yang lain, untuk
memberikan
manfaat
bagi masyarakat,
dan
berkontribusi bagi umat manusia. •
Kata “Cermin” Cermin dalam pengertian sebenarnya adalah kaca
yang
digunakan
untuk melihat muka
ketika
berdandan 73. Dalam pengertian kiasan, kata cermin merujuk kepada sesuatu yang patut menjadi contoh 72 73
Tim penyusu. KAMUS BAHASA INDONESIA UMUM. CV. Mawar Gempita. Hal 400 Tim penyusu. KAMUS BAHASA INDONESIA UMUM. CV. Mawar Gempita. Hal 107
85
teladan atau pelajaran bagi diri kita. “……jika kamu berpikir Master adalah rembulan dan semua pengikutnya adalah danau yang memantulkan citranya, sangatlah penting untuk melihat sebanyak mungkin pantulan bulan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Master” (Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 13) Dalam kalimat diatas, dapat dijelaskan bahwa para pengikut Master (Master Chen Yen) merupakan cerminan dari ajaran Master. Mereka (para pengikutnya) menjadikan Master sebagai teladan dan mempraktikkan ajarannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Jadi, untuk lebih memahami master, dapat diketahui melalui para pengikutnya. Itu yang dimaksud kata cermin dalam kiasan, bahwa cermin merupakan pantulan sikap dan perilaku seseorang yang menjadi teladan terdapat pada diri orang lain. Cermin juga dapat memberikan kiasan dalam sebuah kehidupan di dunia memiliki dua sisi yang berbeda. Bahwa tidak semua kehidupan di dunia ini sama, tetapi hidup ini berbeda bahkan dapat juga bertolak belakag. Contohnya adanya istilah dalam masyarakat kita tentang ”Si Miskin” dan ”Si Kaya” yang secara kasat mata
dibedakan
dengan
kepemilikan
harta
dalam
hidupnya. ”Si miskin” ini dideskripsikan sebagai seorang yang kekurangan materi sehingga ia perlu seseorang untuk menolong. Dan ”Si Kaya” ini adalah seseorang yang bercukupan dalam hal materi.
86
Dengan bercermin ini, diantara keduanya (”Si Kaya” dan ”Si Miskin”) dapat memaknai hidup ini. ”Si kaya” dapat bercermin di luar sana masih banyaknya kehidupan yang berbeda dengan dia. Dan dia sebagai ”Si Kaya” diharapkan sumbangsihnya untuk ”Si Miskin”. ”Si Miskin” dapat bercermin pula pada ”Si Kaya”, masih
ada orang-orang yang
peduli pada
hidupnya dengan bersumbangsih membantu hidupnya untuk lebih memperbaiki kualitas hidupnya. •
Kalimat
“yang
memperkaya
rasa
kemanusiaan
mengungkapkan Kasih dalam ketulusan” Kalimat “yang memperkaya rasa kemanusiaan mengungkapkan Kasih dalam ketulusan” menjelaskan apa yang dikerjakan untuk bersumbangsih terhadap dunia ini adalah sebuah ungkapan rasa kemanusiaan. ”Seorang pemberi harus berterima kasih kepada si penerima. Jika kemurahan hati Anda tulus, si penerima akan tahu bahwa Anda tidak hanya memeberinya hadiah, namun juga rasa hormat Anda” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 181 ”memberi dipandang sebagai perbuatan baik, dan seorang pemberi selalu dianggap sebagai orang baik. Namun di bawah syap kebajikan seperti itu, ada angin pendukung yang tidak bisa diabaikan, yaitu si penerima” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 181) Seseorang
yang
tegerak
untuk
bersumbangsih terhadap dunia melalui tindakannya menjadikan dirinya sebagai seorang pemberi. Seorang pemberi sejati memberikan dua hal pada saat yang sama, hadiah dan penghormatan tertingginya. Dan saat pemberi
87
sejati menyaksikan bahwa pemberiannya diterima, dia akan menerima sesuatu yang lebih dari si penerima yaitu rasa terima kasih yang tulus. •
Anak-anak Pada tanda anak-anak terdapat indeks yang mengikutinya yaitu ekspresi kesedihan yang tergambar di muka mereka. Dan ekspresi kesedihan yang tergambar dalam muka mereka merupakan indeks dari beratnya kehidupan yang mereka jalani.
Gambar 11 : ekspresi anak-anak dalam salah satu frame OBB Refleksi
Mengapa beratnya kehidupan yang mereka jalani menjadi indeks dari kesedihan mereka? Lihatlah sekitar mereka yang terekan dalam visualisasi OBB Refleksi
ini
adalah
keadaan
yang
gelap,
yang
memberikan kesan negatif dalam pemaknaannya. 2. Relasi antar tanda dalam teks •
Pigura dengan kata cermin Pigura kehidupan
yang
merupakan kita
sebuah
jalani di dunia
gambaran dan
cermin
merupakan pantulan perilaku kita terhadap sesuatu yang kita yakini sebagai panduan hidup di dunia. Contohnya, para pengikut Master Cheng Yen
88
yang tergabung dalam Yayasan Budha Tzu Chi dalam kehidupan
sehari-hari,
perilakunya
dibingkai
dalam
sebuah ajaran yang berkomitmen terhadapat ajaran Master. Salah satunya adalah memiliki rasa welas asih terhadap sesama. •
Kalimat
“yang
memperkaya
rasa
kemanusiaan
mengungkapkan Kasih dalam ketulusan” dengan anakanak Anak-anak
merupakan
sebuah
awal
perjalanan hidup seorang manusia. Pada masa ini, seorang anak mulai belajar untuk mengenal dunia. “…..Dan kami melindungi anak-anak, bukan karena mereka keturunan kami, namun karena mereka tak bersalah dan tak berdaya, mereka juga memerlukan perhatian yang penuh cinta dan welas asih” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 142) ”Di mata umat Budha, semua mahluk adalah setara. Secara alamiah, kita berkeinginan untuk memberikan cinta dan welas asih kita kepada mereka tanpa memandang siapa mereka atau apa pekerjaan mereka” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 142) Ketulusan seseorang dalam menganggap atau lebih memikirkan dan memperlakukan anak-anak orang lain sebagai anaknya sendiri dapat memperkaya rasa kemanusiaannya. Coba bayangkan, andai semua pemimpin politik yang memiliki hak untuk menyatakan peperangan akan memikirkan anak laki-laki orang lain sebagai anaknya sendiri, tentu akan ada lebih sedikit peperangan yang terjadi. Jika semua orang yang berperang akan
89
memikirkan korban mereka sebagai orangtua atau saudara kandung atau anak-anak mereka, mungkin kejahatan akan berkurang, perdamaian akan tecipta. Begitu pun dalam hal kemiskinan, jika banyak orang yang bercukupan memiliki welas asih dan cinta yang
tulus
terhadap
anak-anak
yang
kekurangan,
mungkin banyak anak-anak yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya, dan kemiskinan akan berkurang. 3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Menurut penulis, frame atau cuplikan visualisasi OBB Refleksi ini menggambarkan kondisi masyarakat kita yang masih hidup dalam keterbatasan. Dimana
kemiskinan
menjadi
masih
melanda
Indonesia dan menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, walaupun Badan Pusat Statistik menyebutkan penunurunan angka kemiskinan di Indonesia periode Maret 2008-Maret 2009 sebesar 2,43 juta jiwa. Sampai Marert 2009, jumlah penduduk miskin di Indonesia 32,53 jiwa penduduk. Dengan masih tingginya angka kemiskinan, masih banyak pula orang-orang yang membutuhkan bantuan dari orang-orang yang bercukupan. Berdasar inilah nilai-nilai yang ingin diberikan kepada permisa DAAI TV melalui program Refleksi melihat kehidupan di sekitar kita sudut pandang yang berbeda. Unsur menangkap
visual
pada
sebuah
nilai
OBB yang
Refleksi
ini
dapat
humanis,
yaitu
90
memperlakukan semua orang dengan tulus dan tidak membeda-bedakanya sama halnya saudara sendiri dapat menimbulkan rasa cinta dan welas asih pada diri kita. Sikap ini merupakan sebuah sikap cerminan ajaran Budha yang diajarakan Master Cheng Yen kepada para pengikutnya di Yayasan Budha Tzu Chi yang biasanya disebut para insan Tzu Chi. ”Perkataan Confucius telah menjadi lebih sekedar perkataan bagi para anggota Yayasan Budha Tzu Chi. Para anggota kami secara terus-menerus menjalankan kata-kata ini. Di dalam pikiran setiap orang dari mereka, ada sebuah prinsip emas, bhwa di dunia ini semua orang tua adalah orangtua dan kakekku, semua orang yang sebaya umurku adalah saudara laki-laku dan saudara perempuanku, dan semua anak-anak adalah anak-anakku dan cucucucuku” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 143) Penggunaan visual yaitu anak-anak, pigura, dan kalimat-kalimat dalam visualisasi OBB ini merepresentasikan perkataan yang penulis dapatkan di buku Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih, karangan Yu-ing Ching. Dan menurut penulis, visualisasi ini, sesuai dengan tujuan
program
dari Refleksi
yaitu
ingin
menggugah
kesadaran seseorang untuk berbuat sesuatu yang lebih atau bersumbangsih bagi masyarakat melalui kisah-kisah yang diangkat oleh program ini. “yang membedakan program Refleksi dengan program yang lainnya adalah tujuan keberhasilannya. Keberhasilan film dokumenter adalah terletak pada ketika masyarakat itu tergerak kemudian bersimpati atau bahkan melakukan tindakan sesuatu atas persolan yang diangkat oleh film dokumenter itu” (Ari Trismana, Produser Refleksi. Sumber : DAAI TV Company Profile 2009, http://www.daaitv.co.id/profil.html)
91
3.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Anak-anak yang saling berangkulan Pada tanda ini diiukti oleh senyum yang terkulum dibibir mereka memberikan kecerian pada diri anak-anak tersebut (indeks). Di sini kita melihat sosok anak kecil yang polos atau murni. Mereka terlihat menikmati hidupnya walaupun mungkin sebenarnya mereka hidup secara pas-pasan.
92
Gambar 12 : ekspresi yang sedang berangkulan dalam salah satu frame OBB Refleksi
Kedua sosok anak ini, terlihat berasal dari keluarga kaum marjinal di perkotaan dengan warna kulit yang gelap dan menggunakan kaos yang berkesan kotor (dekil). ”refleksi pada pembuatannya obbnya, kita mengangkat tema bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi. Bahwa hidup ini bukan saja milik kita. Si kaya dapat bercermin di luaran sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dan si miskin dapat bercermin bahwa hidup ini ada harapan untuk hidup yang lebih baik” (wawancara dengan Bp. Imam) •
Kalimat “memberi makna” Memberi makna terdiri dari dua kata yaitu memberi dan makna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberi mempunyai pengertian menyerahkan sesuatu kepada seseorang. ”Memberi dipandang sebagai perbuatan baik, dan seorang pemberi selalu dianggap sebagai orang baik. Namun di bawah sayap kebajikan seperti itu, ada angin pendukung yang tidak bisa diabaikan, yaitu si penerima” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 181) ”Saya sering berkata kepada para anggota Yayasan Budha Tzu Chi bahwa pada saat memberi, kalian harus berterima kasih pada penerima. Jika rasa terima kasih kalian tulus,
93
si penerima akan tahu bahwa kalian tidak hanya memberinya hadiah, namun juga rasa hormat Anda” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 182) Pengertian makna dibedakan dari arti di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Memberi makna, jika merujuk pada perkataan Master Cheng Yen adalah memberi bukan hanya memberikan sesuatu seperti hadiah kepada penerima hadiah, melainkan juga memberikan penghormatan diri kita terhadap penerima. Dan kita akan mendapatkan balasan rasa hormat juga dari penerima. Tanpa penderitaan mereka, bagaimana mungkin kita punya kesempatan untuk membantu menghapus penderitan mereka? •
Kalimat “memberi makna lebih pada kisah kehidupan di sekitar kita” Memberi makna lebih pada kisah kehidupan di sekitar kita, artinya adalah bersumbangsih melakukan sesuatu terhadap lingkungan sekitar kita. “Aku akan mengatakan kepada beliau bahwa aku memutuskan untuk mengambil kewajiban membawa keranjangku akan ada makanan terbesar di dunia! Di dalam keranjangku akan ada makanan untuk memberi makan tubuhtubuh dari semua mahluk hidup, kebijaksanaan untuk mengembangkan pikiran mereka, serta cinta dan welaa asih untuk mengobati hati mereka” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 240)
94
Seseorang yang paling beruntung adalah seseorang yang dapat memberikan kebahagian tidak hanya kepada keluarga yang terdiri dari beberapa orang saja, melainkan kepada masyarakat dan negaranya yang terdiri atas banyak pria dan wanita, tua dan muda, kaya dan
miskin,
sehat
dan
sakit.
Serta
memberikan
kebahagian melalui cinta kasih ke semua mahluk hidup, karena mahluk hidup adalah setara, dan semua mahluk hidup adalah berharga untuk dihargai dan dicintai. Kita dapat memberikan makna lebih pada kehidupan disekitar kita dengan memberikan kebahagian dan cinta yang tulus serta mengulurkan tangan untuk meringankan Sehingga
penderitaan
dunia
ini
yang
dapat
ada
disekitar
terbebas
dari
kita.
segala
penderitaan yang ada. •
Seorang siswi sekolah dasar Melihat
tandanya
pada
visualisasi
OBB
Refleksi, kita sepakat tanda tersebut adalah seorang siswi yang dari sekolah dasar (SD). Lihatlah seragam yang digunaknnya, kemeja putih dan rok merah yang menunjukan bahwa ia adalah seorang siswi sekolah dasar. Mengapa sebagai
seorang
pendididikan
demikian? siswi
mulai dari
Pengalaman
yang TK
sudah
hingga
penulis
menenyam
SMA,
penulis
menggunakan seragam putih-merah saat duduk dibangku sekolah dasar. Jadi penulis berkesimpulan tanda tersebut
95
adalah seorang siswi, karena ia menggunakan rok dan berambut panjang, lebih tepatnya siswi sekolah dasr.
Gambar 13 : seorang siswi sekolah dasar dalam salah satu frame OBB Refleksi
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan pertama dan sangat penting perannya dalam dunia pendidikan.
Pemerintah
Indonesia
menetapkan
pendidikan dasar sembilan tahun untuk warganya. Dan pendidikan ini dimulai sekolah dasar selama enam tahun dan dilanjutkan kejenjang pendidikan sekolah menengah pertama selama tiga tahun. •
Pegunungan batu dengan jalan aspal Pegunungan batu dengan jalan aspal dalam OBB Refleksi hadir dalam beberapa frame dengan objek pada frame yang berbeda. Pegunungan batu dengan jalan aspal menjadi sebuah background dari frame-frame tersebut. Penulis tidak mengerti maksud pihak DAAI TV menggunakan pegunungan batu dengan jalan aspal ini sebagai sebuah background, karena penggunaan visual
96
ini tidak ada relevansi dengan keseluruhan objek-objek yang menyertainya. Objek-objek yang menyertai background ini berhubungan dengan makna kehidupan yang disebut pihak DAAI TV sebagai sebuah refleksi kehidupan manusia, dan pihak DAAI TV menterjemahkan kedalam sosok-sosok yang dapat mewakili kehidupan ini. Tapi dengan adanya background yang menurut penulis tidak berhubungan sungguh sangat disayangkan.
Gambar 14 : penggunaan pegunungan batu dengan jalan aspal dalam beberapa frame OBB Refleksi
”refleksi pada pembuatannya obbnya, kita mengangkat tema bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi. Bahwa hidup ini bukan saja milik kita. Si kaya dapat bercermin di luaran sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dan si miskin dapat bercermin bahwa hidup ini ada harapan untuk hidup yang lebih baik” (wawancara dengan Bapak Imam) Mengapa
penulis
berpendapat
antara
background dengan objek-objek yang menyertainya tidak saling berhubungan? Jika memang lebih menyoroti tentang kehidupan, terutama kemiskinan tentunya dapat
97
digunakan pendekatan visual yang lebih bersifat humanis bukan sesuatu yang bersifat natural. Menurut penulis pegunungan batu ini sangat bersifat natural sekali. Seakan-akan objek yang ada dalam frame-frame tersebut melangkah kedalam sebuah dunia imajiner (tidak nyata) atau khayalan, entah berada di dunia mana. 2. Relasi antar tanda dan teks •
Kalimat “memberi makna” dengan kalimat “memberi makna lebih pada kisah kehidupan di sekitar kita” “Memberi makna” dengan “memberi makna lebih pada kisah kehidupan di sekitar kita” memiliki pengertian memahami penderitaan orang lain dan mau bersumbangsih meringankan penderitaan mereka. Dalam bersumbangsih, kita mengenal konsep si pemberi dan si penerima. Si pemberi adalah seseorang atau sekelompok orang yang memberikan sesuatu kepada si penerima untuk meringankan penederitaannya. Dengan
bersumbangsih,
bukankah
si
pemberi
memberikan makna lebih pada kehidupan si penerima? Dan dengan bersumbangsih, si pemberi pun merasakan makna lebih pada kehidupannya? 3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Relasi antara teks dengan kondisi atas wacana sosial pada frame ini dapat ditelusuri dari makna-makna yang ada dari beberapa tanda yang hadir dalam visualisasi ini.
98
Tanda – tanda tersebut hadir untuk membentuk suatu nilai yang memberikan pemahaman bahwa kehidupan ini alangkah baiknya jika kita dapat bersumbangsih dan kita tidak boleh menatap sebelah mata terhadap seorang yang menderita. Karena sesungguhnya ”si pemberi berutang kepada si penerima”. Indonesia miskinnya,
dengan
menjadikan
masih
mayarakat
banyak yang
penduduk
berkecukupan
seharusnya melihat ini sebagai sebuah peruntungan untuk melakukan sesuatu yang dapat memperbaiki keadaan ini. Menurut penulis, tanda-tanda yang hadir dalam frame OBB ini, merepresentasikan program Refleksi sebagai program
dokumenter
yang
menayangkan
kisah-kisah
perjuangan dan kehidupan disekitar kita yang tidak kita sadari, kisah-kisah tersebut terjadi di masyarakat kita. Dan
program
Refleksi
lebih
bersifat
budaya
humanis, tim motion graphic menterjemahkan ”Refleksi” sebagai sebuah cerminan kehidupan manusia yang memiliki dua sisi. ”refleksi pada pembuatannya obbnya, kita mengangkat tema bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi. Bahwa hidup ini bukan saja milik kita. Si kaya dapat bercermin di luaran sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dan si miskin dapat bercermin bahwa hidup ini ada harapan untuk hidup yang lebih baik” (wawancara dengan Bapak Imam F. Kurniawan, Head of Departement AV ART DAAI TV)
99
4.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Kalimat “melihat dunia” Melihat dunia merupakan sebuah kalimat persuasif (ajakan) bagi yang membacanya untuk melihat sesuatu atau fenomena yang terjadi disekitarnya. Dengan “melihat dunia”, masyarakat diajak untuk memahami realita hidup yang sesungguhnya. Bahwa kehidupan ini tidak hanya berisi kesenangan tetapi juga berisi penderitaan, dan hidup ini tidak statis (baca: tidak berubah) tetapi hidup ini penuh dengan harapan bagi yang ingin berusaha dan bekerja keras.
•
Kalimat “dengan pantulan yang berbeda….seperti kasih dalam ketulusan” ”Dengan kasih
dalam
pantulan
ketulusan”
yang
berbeda....seperti
memberikan
pengertian
memaknai hidup dengan sudut pandang yang berbeda, akan membuat hidup kita lebih berharga dan bersyukur.
100
Penalaran ini, penulis sarikan dari sebuah cerita seorang relawan Tzu Chi di Taiwan, Josephine yang tertulis di buku Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Josephine,
sebelum
mengenal
Tzu
Chi
menjalani kehidupan yang penuh berkah tetapi ia tidak merasa bahagia. Dia merasa apa pun yang telah diberikan oleh suaminya adalah bayaran dari utangnya, sehingga suaminya harus memberi lebih banyak lagi kepadanya. Hingga suatu hari, ia berkesempatan bertemu Master dan berbincang-bincang. Master mengatakan sesuatu yang membuat Josphine sadar akan hidupnya yang kurang dari kehidupannya, yaitu ia tidak pernah merasa bersyukur mendapatkan seorang suami yang baik dan mencoba untuk menghargai perbuatan yang dilakukan suaminya untuk dirinya. Setalah
mengetahuinya,
Josephine
pun
menjadi seorang istri yang lebih baik dan wanita yang lebih bahagia, ia mampu memberi apa yang ia miliki jauh lebih banyak kepada orang-orang yang kurang beruntung dibanding dirinya. •
Anak kecil yang tidak berseragam sedang menggenggam sandal ditangannya Anak kecil yang tidak berseragam sedang menggemgam
sandal
di
tangannya
dapat
direpresentasikan salah satu anak di Indonesia ini yang
101
tak dapat melanjutkan pendidikannya dengan kemiskinan yang membelitnya. Sosok dia, dalam masyarakat kita dapat menjadi sebuah simbol kemiskinan. Mengapa? Lihatlah dijalan-jalan ibukota, khususnya Jakarta, sosok-sosok seperti ini dapat kita temukan di perempatan-perempatan ibukota. Walaupun tidak semua sosok yang ada diperempatan-perempatan
itu
merupakan
anak-anak
putus sekolah karena kemiskinan. Ada juga yang seharusnya masih dapat meneruskan sekolah tetapi mereka lebih memilih untuk menjadi anak jalanan karena lebih menggiurkan untuk mendapatkan uang. Sosok anak kecil dalam visualisasi OBB Refleksi ini, penulis melihatnya sebagai seorang anak yang masih memiliki keinginan untuk maju. Ditunjukan dengan bahasa tubuh yang ada, anak ini ingin bersekolah kembali. Penulis melihatnya dari, tubuh anak kecil ini yang
menghadap
sebuah
cermin
besar
yang
di
hadapannya ada seorang siswa berseragam sekolah menengah pertama. Dari bahasa tubuh ini seakan anak ini, berkata ”kapan aku bisa menggunakan seragam itu?”. atau ”akankah aku bisa mengenakan itu (seragam sekolah)?”.
102
•
Cermin Cermin dalam pengertian sebenarnya adalah kaca
yang
digunakan
untuk melihat
muka
ketika
berdandan. Dalam pemaknaan visualisasi OBB ini, cermin menjadi
sebuah
kehidupan
yang
benda berbeda
yang
dapat
dari orang
memantulkan yang
berdiri
dihadapannya. Melihat perbedaan yang ada pada diri kita dengan melihat orang lain. Dalam OBB ini, perbedaan tampak pada seorang anak kecil tak berseragam dengan pantulan atau bayangan akan seorang anak yang beseragam sekolah. Hal ini mengisyaratkan harapan dan cita-cita bagi anak kecil tersebut. Dan membawa permisa melihat sebuah kehidupan yang kontras antara realita dan harapan. •
Siswa yang berseragam sekolah menengah pertama Siswa ini, dalam OBB Refleksi di tempatkan sebagai sebuah bayangan akan realita yang ada dari anak kecil tak berseragam. Sebagai sebuah bayangan, anak kecil yang berseragam sekolah menengah pertama ini merupakan perwujudan harapan dan cita-cita dari anak yang berdiri di hadapan cermin tersebut.
2. Relasi antar tanda dan teks •
Kalimat “melihat dunia” dengan kalimat “dengan pantulan yang berbeda….seperti kasih dalam ketulusan”
103
Kedua kalimat ini jika digabungkan akan menjadi
‘melihat
dunia
dengan
pantulan
yang
berbeda…seperti kasih dalam ketulusan’. Relasi keduanya adalah memandang atau melihat hidup kita dengan sudut pandang yang berbeda dengan
ketulusan
yang
ada
di
dalamnya
akan
menjadikan diri kita sebagai seorang manusia yang dapat bersyukur akan nikmat-Nya. Hingga seseorang tersebut dapat berkontribusi terhadap hidup orang lain dan alam semesta ini dengan kepandaian dan kebijaksanaan hidupnya. Jika seseorang sudah merasa cukup menjadi orang yang lebih baik dan bahagia, orang tersebut akan dapat memberikan apa yang dimilikinya untuk orangorang yang kurang beruntung dibandingkan dirinya. “Orang yang berbahagia menciptakan rumah yang bahagia dan dari itu dia mampu bersumbangsih kepada negaranya dan akhirnya kepada dunia” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 21) •
Anak kecil yang tidak berseragam sedang menggenggam sandal ditangannya, siswa yang berseragam sekolah menengah pertama dan cermin Ketiga tanda ini membangun suatu kondisi antara realita dan mimpi dari seorang anak kecil yang hidup dalam kekurangan atau miskin. Realita dari ketiga tanda tersebut berada pada anak kecil yang tak berseragam dan mimpi berada pada
104
sosok anak yang berseragam. Serta cermin menjadi penghubung antara keduanya. 3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Relasi yang terjadi antara teks yang ada pada OBB dengan kondisi atau wacana sosial, sama halnya dengan dengan pemaparan pada relasi bagian (5). Tanda-tanda yang hadir merupakan kelanjutan dari representasi akan makna hidup yang melihat dunia dengan berbeda. Pada
frame
OBB
ini,
makna
kehidupan
diterjemahkan kedalam bahasa visual yang simbolis. Seperti kekontrasan penggambaran anak kecil yang tak berseragam dengan anak yang berseragam dalam sebuah cermin, yang berorientasi kemiskinan dan harapan. 5.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Sepasang manusia yang sedang menuntun Sepasang manusia yang sedang menuntun mereperesentasikan bahwa di dunia ini manusia hidup
105
sebagai mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk hidup. Dengan
berinteraksi
seseorang
mengenal
Mengenal
karakter
dengan
kehidupan orang
orang
yang
yang
lain,
beragam.
berbeda-beda,
penghidupan yang berbeda, cara berikir, dan sebagainya. Tetapi pada hakekatnya manusia tidak akan mampu hidup seorang diri tanpa orang lain. Bayangkan visual ini hanya mengadirkan salah satu dari kedua orang tersebut? Tidak ada makna yang dapat penulis paparkan dalam penulisan. Penulis hanya beranggapan visual tersebut sebagai tempelan saja. Dengan
sepasang
manusia
yang
saling
menuntun, penulis memaknai visual tersebut sebagai simbol gotong royong atau sikap saling membantu sesama. “semua kehidupan adalah setara, dan oleh karena itu semua memiliki hak yang setar untuk dicintai dan dihargai…….” (Master Cheng Yen. Sumber : Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih) •
Seorang laki-laki (indikasi seorang nelayan) Seorang laki-laki dalam visual diatas penulis representasikan sebagai seorang nelayan. Mengapa nelayan? Penulis merepresentasikan demikian dengan mengikuti tanda yang hadir selanjutnya dalam visualisasi diatas yaitu sebuah perahu nelayan.
106
Gambar 15 : Seorang laki-laki dengan perahu nelayan
•
Kalimat “berbagi dalam kekurangan” Kalimat “berbagi dalam kekurangan”, mampu bersumbangsih walau keadaan atau kehidupannya pun serba kekurangan. “Berbagi dalam kekurangan” berbagi memaknai hidup untuk hidup yang lebih indah.
•
Kalimat “sebuah semangat dalam keterbatasan, memberi makna lebih pada kisah-kisah kehidupan disekitar kita….” ”Sebuah
semangat
dalam
keterbatasan,
memberi makna lebih pada kisah-kisah kehidupan diseitar kita...”,
semangat berjuang untuk memaknai
hidup lebih baik dari hari esok menjadikan sebuah harapan yang tertanam dalam hati dan menjadikan sebuah kerja keras untuk mewujudkannya. 2. Relasi antar tanda dan teks •
Sepasang manusia yang saling menuntun dengan kalimat “berbagi dalam kekurangan” Sepasang manusia yang saling menuntun dengan kalmat “berbagi dalam kekurangan” memaknai setiap manusia, apapun keadaannya memiliki sifat untuk dapat berbagi dengan sesama.
107
•
Sepasang manusia yang saling menuntun dengan kalimat’ “sebuah semangat dalam keterbatasan, memberi makna lebih pada kisah-kisah kehidupan disekitar kita…” Hidup dalam keterbatasan, tidak membuat diri kita lupa untuk saling membantu dan bersumbangsih. Justu
dengan
keterbatasan
yang
ada, kita
dapat
menciptakan sebuah semangat untuk lebih memaknai hidup ini. •
Kalimat “berbagi dalam kekurangan” dengan kalimat “sebuah semangat keterbatasan, memberi makna lebih pada kisah-kisah kehidupan disekitar kita..” Kedua kalimat ini, saling melengkapi satu dengan yang lainya. Dengan berbagi, kita memberikan semangat dan makna lebih pada kehidupan disekitar kita, walau
bentuk sumbangsih
tidaklah mewah. Tetapi
dengan pemberian yang tulus dapat memberikan rasa penghargaan yang tulus dari si penerima. Hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk mengurangi penderitaan orang lain dapat memberikan semangat dan kebahagian untuk orang tersebut. 3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Visual pada frame ini, mencermati kehidupan sosial yang ada dimasyarakat bawah. Bagaimana kaum bawah, walau dengan kekurangannya masih dapat berempati dan bersumbangsih terhadap orang lain. Penulis mencermati, dari beberapa frame yang mengangkat tema kehidupan ini, tim motion graphic DAAI TV
108
lebih banyak menggunakan visual yang merepresentasikan kaum miskin atau bawah. Lihatlah kembali frame-frame sebelumnya penggambaran yang dilakukan lebih banyak menggambarkan kaum marjinal yang dapat membuat emosi dan hati penonton tergugah dengan melihatnya. Bagi penulis, hal ini sah-sah saja dilakukan oleh tim motion graphic DAAI TV. Tetapi penulis melihat ini adanya
ketidakseimbangan
yang
dilakukan
dalam
menterjemahkan konsep yang dibuat. Adanya pengingkaran dari tema yang diutarakan saat penulis mewawancarai Bapak Imam F. Kurniawan sebagai Head of Departemen AV ART dan salah satu tim motion graphic DAAI TV. ”refleksi pada pembuatannya obbnya, kita mengangkat tema bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi. Bahwa hidup ini bukan saja milik kita. Si kaya dapat bercermin di luaran sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dan si miskin dapat bercermin bahwa hidup ini ada harapan untuk hidup yang lebih baik” (wawancara dengan Bapak Imam F. Kurniawan, Head of Departement AV ART DAAI TV)
Dari
wawancara
diatas,
pihak
DAAI
TV
menjelaskan tema yang diangkat dalam OBB Refleksi ini adalah kehidupan yang memiliki dua sisi. Tetapi dalam penterjemahan tema ke dalam bahasa visual yang dilakukan, penulis
melihat
adanya
ketidakkonsistenan
pemilihan
visualnya. Penulis melihat visual yang ada dalam OBB Refeleksi ini lebih banyak mencermati kehidupan kaum bawah atau miskin. Selain menggambarkan kemiskinan, ada hal-hal positif yang diterjemahkan kedalam bahasa visual
109
yaitu semangat untuk bersumbangsih terhadap hidup orang lain dan semangat untuk meraih harapan dan cita-cita yang lebih baik. Nilai ideologis yang terkandung dalam frameframe di OBB Refleksi adalah nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat. Hidup adalah saling berbagi, hidup adalah harapan,
hidup
kebahagian,
adalah
dan
kekurangan,
hidup
adalah
hidup
adalah
ketulusan
dalam
menjalaninya. Selain nilai yang ada di masyarakat, nilai ideologis yang muncul dalam bahasa visual OBB Refleksi adalah nilai stasiun televisi DAAI TV, yang menjadi media penyebar cinta kasih
universal
untuk
masyarakat
Indonesia
dengan
berlandaskan tiga prinsip utama yaitu kebajikan, kebenaran, dan keindahan. Prinsip keindahan DAAI TV, hadir dalam visual OBB Refleksi dengan pemilihan objek-objek yang secara estetika merupakan sebuah objek visual yang sesuai dengan tema dan cara penggambaran baik. DAAI TV menggambarkan kondisi masyarakat miskin dengan indah, maksudnya dengan style atau gaya yang menjadi ciri khas DAAI TV dalam menggambarkan keadaan kaum marjinal. DAAI TV dapat menggambarkan keadaan kaum marjinal dengan memperhatikan segi artistik visual tersebut. Maksudnya, keadaan kaum marjinal identik dengan kotor dan sesuatu yang tidak beraturan, tetapi DAAI TV dalam
110
menggambarkannya membuat keadaan itu menjadi enak dilihat dan enak ditonton. Dan tidak membuat permisanya memandang sebelah mata terhadap visual tersebut. Visual-visual yang ada berkesan ’bersih’ atau ’clean’ walau visual tersebut memiliki makna kemiskinan. Lihatlah gambar-gambar dibawah dan rasakan kesannya. Apakah Anda sependapat?
Gambar 16 : kehidupan kaum miskin dalam sudut padang DAAI TV terasa ‘clean’
6.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Teks DAAI Teks DAAI merupakan identitas institusi, yakni
111
DAAI TV. •
Teks Refleksi Teks dokumenter
di
refleksi DAAI
merupakan TV,
judul
mengangkat
program
kisah-kisah
disekitar kita yang dapat memaknai kehidupan kita dan orang banyak 2. Relasi antar tanda dan teks •
Teks DAAI dan teks Refleksi Kedua teks menjelaskan program Refleksi ini adalah milik DAAI. Dan program ini ditayangkan di DAAI TV.
3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Relasi antara teks dengan kodisi sosial atau wacana sosial pada frame OBB ini adalah frame ini menjelaskan program yang ditayangkan oleh DAAI TV adalah Program Refleksi, sebuah program dokumenter yang menayangkan kisah-kisah yang terjadi dalam masyarakat. Dan diharapkan dengan program Refleksi ini masyarakat Indonesia
dapat
tergerak
lebih
untuk
bersumbangsih
terhadap masyarakat, keluarga, dan negaranya, tanpa membeda-bedakan ras, agama, dan suku.
112
TABEL 3 Analisis Tanda Pada Opening Billboard Bumper (OBB) Program Guest Room Analisis Opening Billboard Bumper (OBB) Program Guest Room
NO 1.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Huruf G yang berwarna putih Huruf G merupakan huruf ketujuh dari abjad yang kita ketahui (a, b, c, d, e, f,g,…..). huruf G dalam konteks OBB program Guest Room adalah huruf pertama dalam kata guest room, sehingga huruf G disini menandakan pada OBB ini merupakan OBB untuk program guest room, khususnya guest room dari drama “Kisah Keluarga Parikin” yang ditayangkan oleh stasiun DAAI TV pada tanggal 1 April 2010 hingga 10 April 2010. OBB ini dirancang sebagai pembuka program guest room yang selalu mengiringi drama yang ditampilkan oleh DAAI TV. Dalam guest room ini ditampilkannya para pemeran drama dan tokoh
113
asli dari drama tersebut. Format acara guest room ialah talk show yang dipandu oleh host dengan beberapa bintang tamu, bisa berupa aktor dan aktris dalam drama tersebut maupun para tokoh asli yang diangkat cerita kehidupannya dalam drama. Huruf G pada OBB ini berwarna putih, karena adanya background yang berwarna biru, sehingga
adanya
kontras
warna
diantara
keduanya. Walaupun kontras yang terjadi tidak terlalu mencolok, tetapi permisa yang melihatnya dapat merasakan jika tanda tersebut adalah huruf G (G-nya huruf kapital). •
Bentuk lingkaran yang berwarna biru Lingkaran
yang
berwarna
biru
merupakan bagian dari sebuah identitas dari huruf G, yang menjadi fokus perhatian dalam frame OBB Guest Room ini. •
Bentuk lingkaran yang berwarna ab-abu Lingkaran yang berwarna abu-abu pun adalah bagian dari identitas huruf G. lingkaran abu-abu
ini
membatasi
huruf
G
dengan
background yang berwarna senada tetapi dengan intensitas warna yang berbeda. Pada background warna abu-abu yang dipergunakan adalah abuabu yang mendekati putih.
114
2. Relasi antar tanda dalam teks •
Huruf G yang berwarna putih dengan bentuk lingkaran
yang
berwarna
biru,
dn
lingkaran
berwarna abu-abu Relasi yang terjadi adalah ketiganya membentuk satu kesatuan hingga terciptanya sebuah identitas untuk OBB Guest Room ini. 3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Menurut
penulis,
frame
ini
meupakan
representasi dari programnya yaitu guest room melalui huruf G dan karakter OBB DAAI TV dengan pemilihan warna, yaitu warna abu-abu, putih, dan biru. Dari karakter warna, kita mengetahui ketiga warna
tersbut
pada
pembahasan
OBB
Buletin
Internasional merupakan nilai ideologis DAAI TV, yang mengacu pada ajaran Master Cheng Yen. 2.
115
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
film dengan beberapa ekpresi Film pertama kali lahir diparuh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Pada visualisai OBB Guest Room diatas, adanya ekspresi-ekspresi manusia pada film. Ada yang tertawa, terdiam, atau yang penuh penderitaan.
Gambar 17 : ekspresi-ekspresi dalam film
Visualisasi
ini,
menggambarkan
dalam sebuah drama, cerita yang dibangun akan terasa
hidup
jika
pemerannya
dapat
mengekspresikan cerita kedalam mimik wajahnya. Istilahnya adalah seorang akor atau aktris harus dapat menghidupkan karakter yang diperankannya di drama. •
Teks atau tulisan scene 01 Dalam dunia ferfilman scene 01 memberikan pengertian adegan nomor 01 yang
116
sesuai dengan yang tercantum dalam skenario. Biasanya
dalam
pembuatan
film,
pada proses pra produksi, yang pertama kali dilakukan adalah membuat script breakdown, yaitu mengurai tiap adegan dalam skenario menjadi daftar yang berisi sejumlah informasi. Dan
untuk
membuat
script
breakdown, kita membuat script breakdown sheet yakni lembaran yang berisi informasi tentang setiap adegan yang ada dalam film. Tulisan scene no biasanya terdapat pada script breakdown sheet yang digunakan untuk menulis adegan keberapa sesuai dengan adegan yan tercantum dalam skenario. 2. Relasi antar tanda dan teks •
Film dengan berbagai ekspresi dan scene 01 Relasi
keduanya
menggambarkan
sebuah dunia perfilman. Film digunakan dalam dunia perfilman untuk merekam (shooting) dan digunakan untuk menayangkan film
tersebut
(bisa). Sedangkan scene 01 merupakan bagian dari debuah tahapan film. Keduanya bisa menjadi gambaran adegan scene 01 yang ada adalah adeganadegan yang terekam dalam film yang terwakili dengan ekspresi-ekspresi yang ada.
117
3. Relasi antara teks dengan kondisi sosial atau wacana sosial Menurut penulis, untuk sebuah opening program talk show yang membahas drama di DAAI TV, kedua tanda tersebut dapat merepresentasikan tujuan program, yaitu membicarakan drama yang ditayangkan dengan para pemeran utama dan tokoh asli. Masyarakat juga lebih memahami tanda tersebut untuk sebuah opening program talk show drama karena tanda-tanda tersebut biasa digunakan dalam perfilman. Menurut
penulis,
tidak
akan
adanya
pertentangan dari masyarakat yang menyasikan OBB ini, untuk menggambarkan acaranya. Masyarakat akan menerima visual ini seperti apa adanya. 3.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Tanda orang dengan stroke berwarna putih Tanda orang dengan stroke berwarna putih menandakan pertemuan beberapa orang.
118
Dalam visuasilsasi frame OBB guest room, ada empat tanda yang terlihat. Satu tanda orang dengan stroke berwarna putih besar berada di sebelah kanan “ruang bincang-bincang” menjelaskan ruangan ini dapat digunakan untuk berbicang-bincang Satu
tanda
disebelah
kiri
“host”
memberikan penjelasan acara bincang-bincang ini dipandu oleh seorang “host” Dua tanda berada dibawah “guest” menandakan acara bincang-bincang ini akan dihadiri oleh beberapa narasumber atau bintang tamu, bisa pemeran utama atau tokoh asli dari drama tersebut. •
Kata Host yang berwarna putih Host dalam kamus bahasa Inggris memiliki arti pembawa acara.
•
Kata Guest yang berwarna putih Guest
dalam
bahasa
Innggris
memiliki arti tamu. Pada OBB Guest Room, guest merupakan narasumber yang dimintai keterangan oleh
host
dalam
sebuah
ruangan
yang
membicarakan pengalaman ketika shooting drama di DAAI TV. •
Kalimat “Ruang Bincang-bincang” Guest room jika dialih bahasakan
119
kedalam bahasa Indonesia menjadi ruang tamu. Kata guet room terdiri dari dua kata yaitu guest yang berarti tamu dan room yang memilik arti ruang. Mengapa pihak motion graphic DAAI TV pada OBB Guest Room ada kalimat ruang bincang-bincang? Dalam pengertian ini guest room menjadi sebuah bincang-bincang atau talk show yang
dipandu
oleh
seorang
host
dengan
mendatangkan narasumber, yaitu pemeran utama dan tokoh asli drama tersebut. Talk
show
ini dilakukan
didalam
sebuah ruangan yang diset menjadi sebuah ruang, mirip dengan ruang tamu yang ada dirumahrumah. Ada sofa untuk host dan bintang tamu, meja,
dan
pernak-pernik
yang
mendukung
berjalannya program ini. •
Tanda panah yang berwarna putih Tanda panah ini menunjukan sebuah ruang seorang
bincang-bincang host
dan
yang
dipandu
mendatangkan
oleh
beberapa
narasumber untuk drama di DAAI TV ada pada program Guest Room. 2. Relasi antar tanda dalam teks Relasi antar tanda dalam teks di frame OBB guest room ini, menjelaskan program ini merupakan program bincang-bincang antara host dengan guest.
120
4.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Kalimat ‘cerita menarik dari pemeran utama dan tokoh asli Kalimat ‘cerita menarik dari pemeran utama dan tokoh asli’ memberikan gambaran pada kita, bahwa program guest room ini menampilkan atau menyajikan tayangan bincang-bincang yang didapat dari para tokoh utama dalam drama dan tokoh asli yang ceritanya diangkat dalam drama tersebut. Dalam program ini, mereka (pemeran utama dan tokoh asli) menceritakan pengalaman suka, dukanya bermain drama tersebut. Dan tokoh asli dalam program ini menceritakan bagaimana perasaannya mengenai cerita hidupnya yang diangkat kelayar kaca.
121
6.
1. Analisis tanda sebagai tanda tunggal •
Teks atau tulisan guest room Teks atau tulisan ini memperjelas bagian OBB ini sebagai OBB guest room. Dan tanda yang menunjukan akhir durasi OBB ini adalah OBB untuk Guest Room.
122
4.3. Pembahasan Dalam analisis penelitian ini, penulis tidak hanya melihat tanda yang ada dalam teks berupa OBB program di DAAI TV sebagai sebuah representasi program-program
tersebut tetapi juga melihat adanya
penyebaran kekuasaan yang tersembunyi dibalik DAAI TV (ideologi). Oleh karena itu, membongkar ideologi yang berada di balik ketiga OBB ini penulis menggunakan analisis tanda dengan menguraikan tanda-tanda berserta makna yang terkandung dalam visualisasi ketiga OBB tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Raymond Williams bahwa ideologi merupakan sistem produksi makna. Dan sesuai pemikiran Althusser yang juga menggunakan pendekatan semiotika ketika berbicara ideologi Dimana ide-ide atau gagasan-gagasan OBB pada ketiga program di DAAI TV ‘bernafaskan’ ajaran Budhisme yang diajarkan oleh Master Cheng Yen. Master Cheng Yen dalam buku Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih yang ditulis oleh Yu-ing Ching menjelaskan ajaran Budha yang diyakininya dan diajarkan kepada para murid-muridnya maupun para pengikutnya. Beliau mengajarkan ajaran Budha kembali kebentuk yang sederhana yang berhubungan dengan sikap hidup dan cara hidup yang membumi dan sehari-hari. “Ajaran Budha tidak berasal dari Tiongkok, namun dari India Utara. Budha-berarti Yang Tercerahkan- lahir pada suatu masa di India sebagai seorang pangeran pada abad ke-6 SM. Beliau dilahirkan di Taman Lumbini, Kapilavasthu, di perbatasan Nepal sekarang. Sebagai seorang laki-laki muda, dia menyaksikan penderitaan dalam hidupnya, menghabiskan bertahuntahun untuk mencari kebanaran, dan pada akhirnya mencapai pencerahan dan menjadi Budha” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 136)
123
“Saya ingin sekali melihat kata-kata Budha diterima oleh semua mahluk hidup, dan setiap mahluk hidup menjalankan ajaran Budha. Sehingga kebencian akan diganti dengan cinta kasih, kekejaman akan diganti dengan welas asih, egoisme akan diganti dengan altruisme, dan kekerasan diganti dengan perdamaian. Pada saat itu, kemurnian dan kebajikan dalam setiap mahluk hidup akan muncul, semua kehidupan akan diperlakukan dengan penuh hormat, dan setiap mahluk bumi yang biasa akan menjadi orang suci” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 196) “Ajaran Budha tidak mudah untuk dipahami, dan hendaknya dibuat sederhana dan membumi. Jika ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ajaran Budha akan dipraktikkan oleh lebih banyak orang…..terutama generasi yang lebih muda” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 198) “Dua ribu lima ratus tahun yang lalu di India Utara, ajaran Budha merupakan agama sederhana yang berhubungan dengan sikap hidup dan cara hidup yang membumi. Namun kitab sucinya dibawa ke Tiongkok dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin, beberapa bagian menjadi rumit dan membingungkan. Dan kemudian kitab suci tersebut menjadi lebih buruk ketika fantasi dan mitologi-mitologi yang dibuat ditambahkan untuk menakuti-nakuti atau membuat orang terkesan. Saya dan murid-murid saya telah mencoba yang terbaik untuk membawa ajaran Budha kembali ke cara yang sederhana, dan saya berharap Anda (penulis buku- Yu-ing Ching) sudah paham semua yang telah kita bahas” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 198) Ide-ide
atau
gagasan-gasan
yang
‘bernafaskan’
ajaran
Budhisme, pada Opening Billboard Bumper (OBB) Buletin Internasional merujuk pada penggunaan warna biru, warna putih, dan simbol stupa. Penggunaan warna biru yang merupakan representasi makna yang terkandung dalam warna biru oleh para pengikut Master Cheng Yen sebagai sikap kerendahan hati dan kesabaran, menjadikan landasan penulis untuk menetapkan warna biru yang digunakan merupakan representasi ajaran Budhisme yang diajarkan Master.
124
Sikap rendah hati dan sabar tercermin pada sikap pengikut Master yang menggunakan seragam Komite Yayasan Budha Tzu Chi dalam melaksanakan perkataan Master untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan mahluk hidup lainnya. Mereka yang berseragam biru merupakan anggota komite dari Yayasan Budha Tzu Chi adalah figur sentral dari yayasan yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan sumbangan bulanan, melakukan kunjungan keluarga, dan membuat laporan kasus mengenai orang-orang miskin dan menderita. Para anggota tersebut percaya akan perbuatan baik jauh lebih bermakna ketimbang melakukan ritual seperti membakar dupa. “Semua anggota Yayasan Budha Tzu Chi, baik pria maupun wanita, mengenakan pakaian berwarna sama,” Alex menjelaskan (seorang relawan) “Dikatakan bahwa Master Cheng Yen yang merancang seragam tersebut memilih warna biru tua sebagai warna kerendahan hati dan kesabaran” (Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 5) Selain warna biru, warna putih pun menunjukan representasi ajaran Master Cheng Yen. Warna putih memiliki keagungan tersendiri untuk sebuah wihara yang dibangun untuk Master, murid-muridnya dan para pengikutnya berkumpul, Griya Perenungan. “……..kemudian kami melihat Griya Perenungan berdiri dalam cahaya fajar. Tempat itu merupakan wihara putih dengan empat pilar bundar yang menopang atap melengkung yang menutupi pintu masuk,…….” (Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 57)
Warna putih pun digunakan para pengikut Master dalam mendirikan bangunan-bangunan yang berada dalam naungan Yayasan Budha Tzu Chi, seperti Rumah Susun Cinta Kasih Cengkareng, Perumahan Cinta Kasih di Aceh, Universitas Tzu Chi di Taiwan, Rumah Sakit di Hualien, dan sebagainya.
125
Tanda stupa ini, tidak dapat dipungkiri lagi memiliki nilai Budhisme yang nyata bagi masyarakat kita, walaupun penggambarannya dilakukan dengan halus (tidak secara gamblang). Stupa, bagi masyarakat Budha mempunyai nilai yang luhur sebagai sebuah tempat beribadah. Selain itu, stupa memiliki nilai filosofis terhadap kehidupan manusia di dunia dengan beberapa tingkatan (fase) kehidupan hingga ia mencapai nirwarna. Oleh karena itu, tanda stupa ini dapat dikatakan sebagai simbol Budhisme. Nilai filosofis stupa, dimulai dengan tingkatan terbawah yang disebut kamadhatu, dimana manusia masih dipenuhi oleh hawa nafsu (karma). Pada tingkatan selanjutnya rupadhatu yaitu tingkatan manusia yang telah terlepas dari hawa nafsu tetapi masih terikat oleh dunia. Dan tingkatan terkahir yang merupakan tingkatan tertinggi dalam kehidupan seorang manusia, arupadhatu. Pada tingkatan ini, manusia sudah terlepas dari masalah keduniawian dan keabadian bagi yang telah mencapai nirwana. Pada OBB Refleksi, tanda yang hadir merupakan representasi dari program yang ditayangkan, Refleksi. Refleksi adalah sebuah program dokumenter yang mengkisahkan kehidupan manusia dari sudut pandang yang berbeda, dan diharapkan dengan penyangan program ini, masyarakat berempati dan tergerak untuk melakukan tindakan yang berarti dari kisah atau persoalan yang diangkat oleh program tersebut. Penulis menemukan teks yang hadir dalam OBB Refleksi secara keseluruhan lebih banyak menyoroti kehidupan kaum marjinal yang ada di Indonesia (baca sekitar kita). Bagaimana kemiskinan yang melanda Indonesia mengakibatkan banyaknya anak-anak yang hidup dalam kekurangan dan menyebabkan
126
mereka tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Bagaimana penghidupan masyarakat nelayan di Indonesia yang jauh dari kata sejahterah. Serta bagaimana kita, sebagai orang-orang yang mempunyai penghidupan yang lebih baik dari mereka, melihat kehidupan dengan cara yang berbeda, bahwa kehidupan tak selamanya abadi, penuh dengan kesenangan dan hura-hura. Dan tujuan yang ingin dicapai pada program ini adalah bagaimana orang-orang yang mampu atau berkecukupan dapat berbuat lebih bagi mereka yang kekurangan, memberi makna lebih pada kehidupan mereka. Hal-hal tersebut menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan oleh para pengikut dan murid-murid Master Cheng Yen, yang tergabung dalam sebuah kelompok atau yayasan yang didirikan yaitu Yayasan Budha Tzu Chi. Para pengikut maupun anggota Yayasan Budha Tzu Chi pada awal mulanya memiliki empat proyek utama yang dilakukan, yaitu amal, pengobatan, pendidikan, dan budaya humanis. Mereka (para pengikut Master) bekerja sebagai satu tim, untuk melaksanakan proyek tersebut dan mewujudkan cita-cita Master, yaitu “Satu mata mengamati seribu mata, dan satu tangan berfungsi seribu tangan”. Tetapi teks OBB Refleksi yang hadir jika dikatakan secara keseluruhannya
merupakan
representasi
program,
penulis
dalam
menganalisis ataupun menilai bahwa teks tersebut kurang mewakili program acara tersebut. Perlu diketahui bahwa program dokumenter merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik, mulai dari teknik pengambilan gambar, teknik editing dan teknik penceritaan berbeda dengan program-
127
program acara lainnya. Pada pembagian jenis program, dokumenter berada pada posisi program berita lunak (soft news). Mengapa teks yang ada di OBB Refleksi kurang mewakili program Refleksi? Penulis dalam wawancara dengan Bapak Imam F. Kurnaiwan, selaku salah seorang tim motion graphic dan Head of Departement AV ART menjelaskan reprensentasi tim motion graphic dan produser dalam mentejemahkan program Refleksi adalah kehidupan manusia di dunia memiliki dua sisi yang berbeda. Dimana kehidupan ini bukan hanya milik kita seorang, tetapi kita hidup bersama dengan orang lain. Pihak DAAI TV, menjelaskan bahwa tema OBB Refleksi adalah kehidupan yang memiliki dua sisi. Pandang bahwa “si kaya” bercermin dengan hidup “si miskin’’
untuk memaknai hidupnya dan “si miskin”
bercermin akan nasib baik “si kaya”, hidup yang lebih baik didapat dengan kerja keras. ”refleksi pada pembuatannya obbnya, kita mengangkat tema bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi. Bahwa hidup ini bukan saja milik kita. Si kaya dapat bercermin di luaran sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dan si miskin dapat bercermin bahwa hidup ini ada harapan untuk hidup yang lebih baik” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV)
Jika tema yang ingin diangkat oleh DAAI TV pada OBB Refleksi adalah kehidupan yang memiliki dua sisi, teks yang diterjemahkan kurang merepresentasikan hal tersebut. Teks yang ada lebih cenderung mengajak kita untuk melihat kehidupan kaum marjinal dan mengajak permisa untuk melihat hidup dengan sisi yang berbeda. Teks pada OBB Refleksi mengajarkan kita, bagaimana untuk melihat hidup yang kita jalani dari sudut pandang yang berbeda, bahwa
128
hidup kita mungkin lebih baik dari pada kehidupan yang diangkat kisahkisahnya oleh program Refleksi ini. Keempat bagian atau frame di bawah ini, menjadi kunci akan makna
dari
keseluruhan
OBB
Refleksi.
Keempat
frame
tersebut
menghadirkan makna yang penulis utarakan diatas.
Gambar 18 : Potongan frame OBB Refleksi
Selain sebagai representasi program, teks pada OBB Refleksi dapat dikatakan juga sebagai representasi dari nilai-nilai yang hadir dalam ajaran Master Cheng Yen, yaitu bahwa ajaran Budha adalah cara hidup yang aktif dan positif. Dan sebagai umat Budha menolong masyarakat yang menderita dan membawa kebahagian bagi mereka yang hidup dalam kesedihan merupakan pembuktian bahwa ajaran Budha bukanlah suatu kepercayaan dari orang-orang miskin yang terabaikan, yang tinggal di negara-negara terbelakang dan milik kelas bawah. “Ajaran Budha adalah cara hidup yang positif dan aktif, dan kita umat Budha akan meneruskan perbuatan baik kita untuk membantu masyarakat yang menderita, dan membawa kebahagian bagi mereka yang hidup dalam
129
kesedihan” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 381) Berbeda dengan kedua OBB, OBB Guest Room menurut analisis penulis merupakan representasi dari program tersebut. Teks yang hadir pun menunjukan isi program tersebut. Sebagai sebuah opening program untuk acara talk show, OBB Guest Room dapat merepresentasikan ha tersebut dengan jelas. Dimana teks yang hadir dalam tanda menjelaskan program ini adalah program bincang-bincang yang menghadirkan seorang host atau pembawa acara dan bintang tamu yang merupakan pemeran utama atau tokoh asli dari drama tersebut. Materi dari perbincangan ini adalah cerita-cerita menarik yang dialami oleh para pemeran utama maupun tokoh asli dari drama ini. Dari ketiga OBB yang menjadi kasus penelitian, musik yang terdengar dari ketiga OBB ini terdengar sederhana dengan tempo atau irama yang menghanyutkan, hal ini merupakan tuntutan yang diberikan institusi (DAAI TV), untuk menggiring permisa DAAI TV menjernihkan hatinya dengan program-program yang ditayangkan. ”membuat karakter suatu obb dapat dilihat dari warna, huruf, musik, style/ gaya itu setiap tv berbeda, dan motion. Kalau di DAAI memang ada karakter yang kuat. Biasanya kita bermain di color yang sedikit. Dengan musik kita bisa membangun karakter dari obb. Biasanya di motion ada pemainan key frame yang dapat mengarahkan gerakan-gerakan dari motion tersebut kearah bite, soft, atau kearah.....nah di DAAI ini, key framenya ga pendek-pendek tapi panjang sehingga mengarahkan kearah lembut, lebih halus dan pengennya sich menenangkan. Motion di daai itu tidak panas jadinya tapi tenang. Dan ini bukan hal gampang., susah!. Karena lebih mudah membuat yang menghentak daripada yang lembut. Kita disini dituntut untuk membuat sesuatu yang lembut tapi ngga terlihat asal-asalan, gampangan gitu. ” (wawancara dengan pihak DAAI TV, Bp. Imam sebagai Head of Departement AV ART sekaligus salah satu tim motion graphic di DAAI TV)
130
Hal tersebut menjelaskan kepada penulis bahwa secara internal di DAAI TV telah terjadi konsep hegemoni yang oleh Antonio Gramsci dikatakan sebagai penerimaan kelompok yang didominasi oleh kelompok yang berkuasa berlangsung dalam proses damai, tanpa tindakan kekerasan73 Dimana tim motion graphic, telah terdominasi oleh keinginan klien (dalam hal ini produser dan stasiun DAAI TV) untuk menciptakan sebuah OBB yang tidak hanya dapat merepresentasikan program, tetapi juga dapat membangun sebuah identitas atau karaker OBB yang dimiliki oleh DAAI TV. Dimana pada saat ini, penulis mengetahui pihak DAAI TV terutama bagian AV ART-nya sedang membangun sebuah identitas yang menggambarkan DAAI TV Indonesia sebagai sebuah televisi yang sesuai dengan visi dan misinya. Karakter sebuah OBB, dapat dibangun melalui warna yang digunakan, jenis tipografi, musik penunjang, dan gaya visual dari OBB tersebut. Seperti karakter warna biru yang ditampilkan pada OBB Buletin Internasional di DAAI TV memiliki makna kerendahan hati dan kesabaran. Berbeda dengan warna biru pada program Metro Hari Ini di Metro TV. Warna biru pada Metro Hari Ini memiliki kesan tegas. Perbedaan pemaknaan warna biru pada kedua program tersebut (Buletin Internaional dan Metro Hari Ini), melihat tujuan kedua program tersebut. Walaupun sama-sama program berita, kedua program ini memiliki perbedaan dalam menayangkan materi acaranya. Buletin Internasional menayangakan materi-materi berita ringan yang berhubungan dengan budaya humanis, bencana, kemanusian, kebudayaan. Sedangkan Metro Hari Ini menayangkan berita-berita terkini.
73
Eriyanto. ANALISIS WACANA SEBUAH PENGANTAR ANALISIS TEKS MEDIA. LKis. Yogyakarta. Hal 103.
131
Akhirnya, teks pada OBB Program di stasiun televisi DAAI menjadi suatu bentuk representasi ideologi ajaran Budhisme yang berasal dari ajaran Master Cheng Yen. Dan teks tersebut yang oleh Yasraf Amir Piliang dalam buku Dunia Yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan sebagai sebuah mekanisme yang disebut kekerasan simbol (symbolic violence) Kekerasan simbol, menurut Pierre Bourdie di dalam Language and Symbolic Power, adalah sebuah bentuk kekerasan yang halus dan tak tampak, yang menyembunyikan di baliknya pemaksaan dominasi 74. Artinya dominasi (ide, gagasan, kekuasaan) dilakukan dengan cara yang sangat halus, sehingga ia tidak sebagai sebuah pemaksaan dominasi. Konsep kekerasan simbol di dalam institusi media massa, khususnya DAAI TV dapat diciptakan melalui program-program yang ditayangkan. Dan pada OBB yang tayang di DAAI TV, kekerasan simbol terjadi ketika teks-teks dalam OBB dimaknai sebagai representasi DAAI TV berserta ajaran Master Cheng Yen. Dimana teks-teks yang hadir dalam OBB, hadir secara halus dalam merepresentasikan DAAI TV dengan mengaburkan tanda-tanda tersebut. Sehingga permisa yang melihatnya atau menonton menganggap sebagai sesuatu yang wajar dan tidak mempertanyakannya. Bukankah hal ini menjadi satu bentuk hegomonisasi yang dikatakan oleh Gramsci? Dan hal ini berarti media massa, khususnya DAAI TV telah bekerja menggiring individu-individu dengan kerelaannya dan kehendaknya menerima nilai-nilai yang diberikan?.
74 Piliang, Amir Yasraf. DUNIA YANG DILIPAT: TAMASYA MELAMPAUI BATAS-BATAS KEBUDAYAAN. Jalasutra. Yogyakarta. Hal 359
132
Master Cheng Yen, Yayasan Budha Tzu Chi dan Ideology State Apartus (ISA) yang digunakannya Dengan memaparkan pembahasan diatas, penulis melihat adanya kekuasaan yang tersembunyi dibalik DAAI TV. Melihat kekuasaan tersembunyi dimulai dengan mengetahui siapa yang berada dibalik kekuasaan tersebut, kepentingannya apa dan untuk siapa kepentingan ini, bagaimana kepentingan ini dapat dijalankan. Pertama, dalam kekuasaan yang tersembunyi di DAAI TV ini ada sesosok yang menjadi penting atau sentral dalam kehadiran DAAI TV sebagai media komunikasi, sepanjang pengetahuan penulis, merupakan media baru yang bersifat duniawi digunakan umat Budha dalam menyebarkan ajaran atau nilai-nilainya, sosok tersebut adalah Master Cheng Yen. Master Cheng Yen dalam buku Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih, menjelaskan ajaran Budha berdasarkan pemikiran beliau adalah
ajaran
Budha
yang
dapat
berkontribusi
bagi
masyarakat,
memperkenalkan ajaran Budha ke seluruh masyarakat serta menunjukan bahwa ajaran Budha bukanlah ajaran pasif melainkan sebuah ajaran yang aktif. Serta membawa ajaran Budha kembali ke cara sedehana yang berhubungan dengan sikap hidup dan cara hidup yang membumi. “Saya ingin sekali melihat kata-kata Budha diterima oleh semua mahluk hidup, dan setiap mahluk hidup menjalankan ajaran Budha. Sehingga kebencian akan diganti dengan cinta kasih, kekejaman akan diganti dengan welas asih, egoisme akan diganti dengan altruisme, dan kekerasan diganti dengan perdamaian. Pada saat itu, kemurnian dan kebajikan dalam setiap mahluk hidup akan muncul, semua kehidupan akan diperlakukan dengan penuh hormat, dan setiap mahluk bumi yang biasa akan menjadi orang suci” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 196) “Ajaran Budha tidak mudah untuk dipahami, dan hendaknya dibuat sederhana dan membumi. Jika ini
133
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ajaran Budha akan dipraktikkan oleh lebih banyak orang…..terutama generasi yang lebih muda” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 198) “Dua ribu lima ratus tahun yang lalu di India Utara, ajaran Budha merupakan agama sederhana yang berhubungan dengan sikap hidup dan cara hidup yang membumi. Namun kitab sucinya dibawa ke Tiongkok dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin, beberapa bagian menjadi rumit dan membingungkan. Dan kemudian kitab suci tersebut menjadi lebih buruk ketika fantasi dan mitologi-mitologi yang dibuat ditambahkan untuk menakuti-nakuti atau membuat orang terkesan. Saya dan murid-murid saya telah mencoba yang terbaik untuk membawa ajaran Budha kembali ke cara yang sederhana, dan saya berharap Anda (penulis buku- Yu-ing Ching) sudah paham semua yang telah kita bahas” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 198) “Ajaran Budha adalah cara hidup yang positif dan aktif, dan kita umat Budha akan meneruskan perbuatan baik kita untuk membantu masyarakat yang menderita, dan membawa kebahagian bagi mereka yang hidup dalam kesedihan” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 381)
Dijelaskan dalam buku itu juga, ketika pertama kali tekad Master untuk dapat berkontribusi terhadap masyarakat timbul saat Master melihat seorang wanita yang keguguran akibat tidak adanya rumah sakit yang menerima wanita itu karena tidak ada biaya pengobatan. Kejadian ini membuat hat Master pilu, karena menurut Master hidup seseorang lebih berharga daripada uang. Setelah kejadian itu, tiga orang suster Katolik datang ke pondok Master untuk mengunjungi beliau. Mereka (ketiga suster Katolik) telah mendengar
komitmen
Master
untuk
dapat
berkontribusi
kepada
masyarakat, namun merasa bahwa pengabdiannya berjalan di arah yang salah. Saat itu terjadi diskusi yang panjang. Dan para suster tersebut menyebutkan semua jenis rumah sakit, sekolah, dan organisasis Katolik, namun tak pernah ada satu pun yang milik Buddhis. Mereka mengatakan
134
bahwa di mata dunia, umat Budha hanyalah kelompok orang-orang pasif yang tidak berkontribusi apa-apa terhadap masyarakat. Dan pada saat itu, Master pun ditawari kesempatan untuk meninggalkan Hualien ke sebuah wihara besar di Jar-ye, sebuah kota di selatan Taiwan. Namun para penduduk Hualien yang mendengar rencana tersebut, memohon Master untuk tetap tinggal. Melihat hal ini Master tersenyum, dan mengingat tentang Kwan-yin, Dewi Welas Asih dan pelindung bagi semua yang dalam kesedihan. Menurut legenda, ada Dewi Kwan-yin yang memiliki seribu mata untuk melihat dan seribu tangan untuk menolong. Dan pada saat itulah Master berkata “Kitalah yang akan menjadi mata Kwan-yin yang penuh perhatian dan tangannya yang penuh manfaat, lalu dunia tak pernah lagi menyebut kita sebagai kelompok Buddhis yang pasif!”. Maka lahirlah sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Budha Tzu Chi, Tzu artinya “cinta dan kebajian”, dan Chi artinya “welas asih” pada tanggal 24 Maret 1996, dengan tiga puluh anggota aktif yang merupakan ibu rumah tangga, yang dari mereka semua dana yayasan pertama kali didapatkan. Dana tersebut dikumpulkan melalui pengumpulan koin lima puluh sen yang ditampung dalam wadah bambu setiap harinya, dan akan diserahkan setiap bulannya kepada Master untuk disalurkan kepada orang-orang yang menderita. “Buddhism is principle…Tzu Chi is implementation. Only through implementation, principle can be revealed and understood.” Thus, the mission of Tzu Chi includes eight categories: Charity, Medicine, Education, Culture, International Disaster Relief, Bone Marrow Donation, Community Volunteerism and Environmental Protection…the so called “One step, eight footprints. Tzu Chi members get together with wisdom and help each other with love. When there is need for help, they respond quickly and solve problems in no time, and carry out the function of “Seeing by one eye, a thousand eyes see simultaneously, and with one hand in action, a
135
thousand hands work together.” Wherever Tzu Chi goes, good health, peace and love follow close behind.” (Master Cheng Yen) (http://www.us.tzuchi.org/usa/home.nsf/about/index)
Master Cheng Yen pernah berkata bahwa Budha merupakan sebuah prinsip dan Tzu Chi merupakan sebuah implemetasi ajaran Budha. Melalui implementasi, sebuah ajaran dapat diungkap dan dipahami. Tetapi perlu diketahui bahwa sering kali sebuah implementasi melibatkan representasi pribadi seseorang, oleh karena itu apa yang dikatakan Master Cheng Yen ini tidak dapat dikatakan sebagai represebtasi umat Budha secara keseluruhan. Untuk menunjang misi Yayasan Budha Tzu Chi, yang meliputi kegiatan Amal, Pengobatan, Pendidikan, Budaya Humanis, Bantuan Bencana
Internasional,
Donor
Sumsum
Tulang
Belakan,
Relawan
Komunitas, Dan Pelestarian Lingkungan, yayasan ini memerlukan saluransaluran komunikasi yang dapat memperkenal luaskan yayasan ini. Dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman, media massa memungkin untuk digunakan oleh yayasan sebagai apartus Negara ideologis, yaitu sebuah apartus atau saluran untuk menyebarkan atau memperkenalkan sebuah ideologi ke masyarakat. Sesuai dengan pemikiran Louis Althusser yang memperkenalkan ideological state apartus (ISA), bahwa apartus Negara ideologis berfungsi secara massif dan menonjol lewat ideologi 75. Jika ingin mengetahui gambaran tentang suatu masyarkat di suatu jaman, maka lihatlah media massa di jaman itu. Dengan perkembangan teknologi, media massa yang paling berpengaruh saat ini
75
Althusser, Louis. TENTANG IDEOLOGI: MARXISME STRUKTURALIS, PSIKOANALISIS, CULTURAL STUDIES. Jalasutra. Yogyakarta. Hal 25.
136
adalah televisi. Dimana televisi mempunyai pengaruh untuk membentuk sebuah gaya hidup suatu masyarakat76. Yayasan Budha Tzu Chi menggunakan ISA media massa, yaitu DAAI TV dengan mekanisme kekerasan simbolnya untuk mengabadikan sejarah yang dimilikinya dan menjadi saksi kejadian di suatu jaman. Maka pada tahun 1998, stasiun televisi DAAI milik Tzu Chi mulai mengudara di Taiwan melalui penyiaran satelit sehingga siarannya dapat diterima di seluruh
dunia,
termasuk
Indonesia
melalui program-program
yang
ditayangkannya. Untuk Indonesia sendiri, dengan mendapatkan perijinan dari Gubernur DKI Jakarta serta KPI Jakarta DAAI TV dapat hadir sebagai televisi lokal di Jakarta melalui channel 59 UHF dan di Medan melalui Channel 51 UHF pada tahun 2007 Selain DAAI TV, ISA media massa yang digunakan oleh Yayasan Budha Tzu Chi, di Indonesia dalam merekam jejak indahnya cinta kasih Tzu Chi ini adalah Buletin Tzu Chi dan media cetak pendukung seperti poster atau brosur. Dan buku-buku yang berisikan ajaran Master Cheng Yen yang telah diterjemahan pun ikut diterbitkan untuk lebih memperkenalkan Tzu Chi ke masyarakat. Selain media massa elektronik, televisi, memperkenalkan Yayasan Budha Tzu Chi
dilakukan melalui web site resmi Tzu Chi
Indonesia, www.tzuchi.or.id, yang diluncurkan pada tahun 2005. Web site ini
berisikan
berita-berita
mengenai
Yayasan
Tzu
Chi,
kata-kata
perenungan Master Cheng Yen, resep vegetarian, Lagu-lagu Tzu chi, bahkan informasi dari kantor-kantor penghubung di berbagai kota di Indonesia.
76
76
Piliang, Amir Yasraf. Op. Cit. Hal 303
137
Selain itu ada juga bagaimana cara menjadi relawan, cara berdonasi, dan sebagainya. Diharapkan web site ini menjadi media Yayasan Tzu Chi untuk menebarkan cinta kasihnya melewati batas jarak dan waktu77. Selain media cetak, elektronik dan we site, Yayasan Budha Tzu Chi juga mendirikan Jing Si Books & Café di kawasan Kelapa Gading dan Pluit. Jing-si berarti Griya Perenungan, maksudnya adalah toko buku ini berfungsi sebagai tempat pengisian dan perkembangan rohani seluruh insan Tzu Chi. Di toko ini selain buku-buku dan majalah terbitan Tzu Chi, para pengunjung dapat juga menikmati secangkir the atau kopi sambil berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama pengunjung sambil membaca koleksi buku yang tersedia. Selain ISA media massa, ISA seni digunakan Yayasan Tzu chi untuk memperkenalkan Tzu Chi ke masyarakat melalui lagu-lagu yang menceritakan Tzu Chi dan kegiatannya. Drama yang diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh orang-orang yang berada disekitar Tzu Chi, seperti para penerima bantuan, ataupun para relawan Tzu Chi. Membangun sekolah-sekolah Tzu Chi yan didalamnya tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga membangun karakter para siswa-siswi Tzu Chi untuk menjadi seseorang yang memilki budi perketi dan cinta kasih serta welas asih, seperti ajaran Master menjadikan ISA Pendidikan di fungsikan sebagai salah satu apartus yang digunakan Yayasan Tzu Chi dalam menyebarkan nilai-nilainya. “sebuah sekolah yang baik seharusnya memberikan penekanan yang setara dalam keterampilan dan nilai” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 115)
77
http://www.tzuchi.or.id/Kebudayaan.php
138
Pendirian rumah sakit milik Yayasan Tzu Chi yang menjadi sebuah rumah sakit yang tidak hanya mengobati tubuh yang sakit, namun juga hati yang terluka. Rumah sakit ini dibangun untuk meringankan penderitaan orang-orang yang sakit, seperti Budha yang memberikan cinta dan welas asih untuk para muridnya yang sakit. “penyakit adalah salah satu dari banyak penderitaan yang tak terhindarkan di antara kelahiran dan kematian, dan kita seharusnya berbuat segenap daya demi menolong mereka yang sakit untuk merasa lebih bahagia” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 106) “sebuah rumah sakit Buddhis adalah rumah sait cinta kasih, seperti wihara, tidak hanya mengobati tubuh yang sakit namun juga hati yang terluka” (Master Cheng Yen. Sumber: Master Cheng Yen: Teladan Cinta Kasih. Hal 110) Dari pemaparan diatas, membawa kita ke arah pemahaman mengenai sesuatu yang merupakan kesatuan pokok ISA keseluruhan yang digunakan Yayasan Budha Tzu Chi, yaitu ISA Agama. Dimana ISA ini berfungsi secara masif dan menonjol melalui “ideologi”, sesuatu yang menyatukan keanekaragaman mereka, tentunya adalah keberfungsian ajaran Master Cheng Yen dalam yayasan Tzu Chi untuk membuktikan bahwa ajaran Budha merupakan cara hidup yang aktif dan positif dan umat Budha akan meneruskan perbuatan baik untuk menolong masyarakat yang menderita dan membawa kebahagiaan bagi mereka yang hidup dalam kesedihan. Ideological State Appartus (ISA) dikatakan pasif, karena apartus ini berfungsi melalui ideologi artinya apartus Negara ideologis tidak bersifat memaksa orang untuk menjadi bagian ajaran ataupun ideologi ini. Tetapi dengan menggunakan apartus Negara ideologis ini, Yayasan Budha Tzu Chi dapat memperkenalkan visi dan misinya kepada seluruh dunia,
139
sehingga dunia dapat mengetahui kontribusi yang dilakukan Tzu Chi untuk masyarakat. Penulis mengharapkan masyarakat Indonesia yang pluraris dapat memahami hal ini, sehingga tidak terjadi anggapan yang negatif akan keberadaan yayasan Buha Tzu Chi ataupun ISA pendukung yang digunakan yayasan untuk memperkenalkan visi dan misi yayasan seperti DAAI TV, Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Perumahan Cinta Kasih, dan sebagainya. Melihat keberadaan yayasan ini dengan cara berbeda yaitu sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan meringankan penderitaan mereka.