BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dalam rangka mengamati sejauh mana kemampuan
siswa memerankan tokoh drama di kelas V MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota Gorontalo tahun ajaran 2012/2013,juga untuk mengamati peran guru dalam materi ini. Untuk mengamati kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama, peneliti menggunakan instrument penelitian berupa format pedoman wawancara dan observasi disertai juga format observasi penilaian. Pada penelitian awal yang dilakukan, peneliti menyerahkan surat ijin penelitian dan rekomendasi dari kampus kepada pihak sekolah, tujuannya agar peneliti mendapat ijin melakukan penelitian. Setelah memperoleh ijin oleh pihak sekolah, maka peneliti pun melakukan observasi awal di kelas V yang akan djadikan objek penelitian. Observasi awal ini untuk mengetahui jumlah siswa dan mengamati keadaan siswa kelas V. A. Hasil Observasi Untuk penelitian selanjutnya, peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran berlangsung. Agar tidak mengganggu konsentrasi siswa saat proses pembelajaran peneliti duduk di belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap upaya guru dalam materi memerankan tokoh drama dan mengamati juga keadaan siswa dalam menerima materi tersebut. Pengamatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan format yang telah disiapkan. Akan tetapi, hasil dari
47 1
observasi yang dilakukan saat itu belum optimal, karena saat memerankan tokoh drama siswa yang tampil hanya empat orang atau perwakilan. Untuk memperoleh kemampuan maksimal dari keseluruhan siswa dalam memerankan tokoh drama, peneliti berkomunikasi dengan guru bidang studi dan kepala
sekolah,
untuk
pertemuan
berikut
peneliti
mengajarkan
materi
memerankan tokoh drama. Pada kesempatan yang sama peneliti juga melakukan observasi langsung tentang hasil kemampuan siswa memerankan tokoh drama. Saat mengajar peneliti menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia. Dalam observasi yang peneliti lakukan melalui materi memerankan tokoh drama, Selain dari aspek kemampuan memerankan, ekspersi dan penghayatan. Memerankan tokoh drama memiliki karakter yang dapat membantu siswa dalam kehidupan sehari-hari. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan, semuanya terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma. Nilai-nilai karakter yang dimaksud seperti yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seperti: nilai karakter dapat dipercaya, rasa hormat, perhatian, tanggung jawab, berani, ketulusan dan saling menghargai. Hubungan nilai-nilai karakter dengan materi memerankan tokoh drama, siswa lebih percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri; memiliki rasa hormat terhadap orang lain, artinya siswa respek terhadap siswa lain yang mempunyai peran yang berbeda; bertanggung jawab yang dapat ditunjukkan
2
melalui sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas, dimana siswa yang telah menerima peran haruslah mampu memerankannya; siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan, dan mengekspresikan dirinya; nilai karakter saling menghargai dapat ditunjukkan siswa melalui sikap memberikan respek atau hormat terhadap siswa lain saat memerankan tokoh drama. B. Hasil Wawancara Selanjutnya, penelitian dilanjutkan dengan mewawancarai guru dan siswa. Terlebih dahulu peneliti mewawancarai guru bidang studi, dalam wawancara ini peneliti menanyakan sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan materi memerankan tokoh drama. Adapun daftar pertanyaan dan hasil wawancara yang diperoleh dari guru adalah sebagai berikut: pertanyaan 1)Bagaimana respon siswa anda jika ada pembelajaran drama? kemudian guru menjawab: awalnya materi ini hanya dijelaskan secara teori, jadi siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Akan tetapi, saat materi ini saya minta mereka untuk memerankan tokoh yang ada dalam drama, mereka memperlihatkan sikap senang dan antusias; Pertanyaan berikut 2)Apa kendala yang anda temui saat mengajarkan materi memerankan tokoh drama? gurunya menJawab: kendala yang saya temui, diantaranya masih kurangnya keberanian siswa untuk tampil di depan, rendahnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan; Selanjutnya pertanyaan 3)Langkah apa yang anda lakukan untuk pembelajaran drama terutama materi memerankan tokoh drama? guru menjawab: awalnya materi ini hanya dijelaskan secara teori tanpa meminta siswa untuk memerankannya. Akan tetapi, indikator dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Solusinya, dengan meminta siswa untuk
3
memeran tokoh drama, sehingga indikator dan tujuan pembelajaran bisa tercapai; pertanyaan 4)Apakah siswa anda mampu memerankan tokoh drama? selanjutnya guru menjawab: mulanya saya ragu, selanjutnya dengan latihan dan pemantapan akhirnya mereka menunjukkan kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Tak bisa dipungkiri juga dalam memerankan tokoh drama banyak kendala yang dihadapi terutama cara mereka berdialog, intonasi, ekspresi, emosi, dan penghayatan/penjiwaan; pertanyaan berikut 5)Bagaimana siswa anda menjiwai peran tokoh yang dimainkan? Selanjutnya guru menjawab: penjiwaan atau penghayatan merupakan faktor penting dalam sebuah drama. Drama akan terlihat nyata apabila penjiwaan atau penghayatan dalam memerankan tokoh drama dapat diperankan dengan baik. Cara mereka dalam menjiwai peran, yaitu harus menentukan watak dari tokoh, apakah tokoh tersebut antagonis atau protagonist; pertanyaan 6)Apakah siswa anda mampu melafalkan kalimat dengan baik saat memerankan tokoh drama? berikut jawaban guru: ya, mereka mempunyai kemampuan dalam melafalkan kalimat. Akan tetapi, kemampuan ini hanya bisa dilakukan oleh siswa sebanyak 42,11%. Mengapa demikian, karena mereka yang lain mengalami kendala dengan penghafalan; kemudian pertanyaan berikut 7)Apakah mimik wajah siswa anda sesuai dengan tokoh drama yang diperankan? Jawab guru: bisa dikatakan mereka mampu mengekspresikan tokoh yang diperankan, kemampuan ini dimiliki oleh siswa sebanyak 52,63%. Sedikit kendala yang mereka hadapi saat mengekspresikan tokoh yang diperankan adalah ketika mereka harus mengekspresikan tokoh yang sedang menangis; pertanyaan 8)Apakah siswa anda mampu menirukan intonasi suara sesuai dengan
4
percakapann dalam dialog? Guru menjawab: untuk intonasi dalam memerankan tokoh drama, siswa memiliki kemampuan dengan level 60% sampai 70%; selanjutnya pertanyaan berikut yang peneliti ajukan 9)Apakah siswa anda menggunakan kostum yang sesuai dengan tokoh drama? dan guru menjawab: nah, untuk kostum mereka tetap menggunakan pakaian seragam sekolah. Nanti untuk kedepannya, saya akan mengusahakan mereka menggunakan kostum yang sesuai dengan tokoh drama. karena hal ini, harus mendapat ijin dari kepala madrasah/sekolah; pertanyaan terakhir yang diajukan peneliti adalah 10)Dalam memerankan tokoh drama pasti membutuhkan alokasi waktu yang tidak sedikit. Apakah alokasi waktu anda cukup untuk materi memerankan tokoh drama? jawaban guru: upaya yang saya lakukan untuk itu, saya harus memilih dan menentukan cerita drama yang sesuai dengan alokasi waktu. Saya hanya memilih cerita drama yang dialognya tidak terlalu banyak untuk diperankan, begitu juga dengan adegan yang ada dalam drama tersebut. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti berkesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama pada umumnya siswa memiliki kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Namun dalam beberapa aspek masih perlu perhatian dan bimbingan dari guru. Selanjutnya wawancara dilakukan dengan siswa. Pada kesempatan ini, peneliti menanyakan delapan pertanyaan yang berhubungan dengan materi memerankan tokoh drama. Peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh orang siswa. Diantaranya, wawancara dilakukan dengan siswa bernama Nurahmad Mufadol. Pertanyaan 1) Apakah kamu suka dengan pelajaran bahasa Indonesia?
5
Alasannya! Jawab: ya, saya suka; selanjutnya pertanyaan 2)Apakah kamu menyenangi guru mata pelajarannya? Jawab: ya, karena gurunya baik; pertanyaan 3)Materi apa yang kamu sukai saat pembelajaran bahasa Indonseia? Jawab: saya suka membaca puisi, menulis karangan; berikut pertanyaan 4)Bagaimana dengan materi memerankan tokoh drama? Jawab: senang juga, karena saya bisa belajar acting; pertanyaan 5)Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat memerankan tokoh drama? Jawab: hal-hal yang perlu diperhatikan seperti harus memahami isi teks drama, intonasi, mimic dan penghayatan; berikutnya pertanyaan 6)Salah satu unsur yang ada dalam drama adalah peran atau pemain. Menurutmu, peran apa saja yang ada dalam drama! Jawab : peran utama, peran pembantu atau pelengkap, antagonis, protagonist; pertanyaan berikut 7)Saat memerankan tokoh drama, apakah kamu mampu dalam menghayati isi drama? Jawab: ya; berikut pertanyaan terakhir dari peneliti 8)Menurutmu, sulit atau mudah saat memerankan tokoh drama! Jawab : saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam memerankan tokoh drama dari beberapa aspek yang menjadi pengamatan, siswa telah mampu memerankannya. Pada aspek penghayatan peran yang diberikan, siswa masih mengalami kesulitan. Hasil dari wawancara antara guru dan siswa dapat dijadikan data yang konkrit oleh peneliti. C. Hasil Tes Perbuatan Pada penelitian ini, untuk mengukur kemampuan siswa peneliti menggunakan instrument penilaian dalam bentuk tes perbuatan. Adapun indikator yang menjadi tolok ukur pada tes perbuatan yaitu kemampuan memerankan,
6
ekspresi atau mimic, dan penghayatan isi drama. Dari tes yang dilakukan diperoleh hasil yang cukup baik, yaitu dari 19 siswa, 13 atau 68,42% sudah mampu memerankan tokoh drama dan 6 siswa atau 31,58% tidak mampu. Untuk lebih rincinya terdapat pada tabel 4. D. Hasil Dokumentasi Untuk mendukung hasil penelitian, peneliti menggunakan dokumentasi dalam bentuk video rekaman siswa saat memerankan tokoh drama. Selain itu, peneliti juga menggunakan foto sebagai bukti dalam penelitian deskriptif ini. Video rekaman dan foto yang dibuat peneliti lebih fokus pada siswa dalam menggambarkan kemampuan siswa saat memerankan tokoh drama.
4.1.1
Temuan Umum Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, maka gambaran umum
yang dapat peneliti uraikan adalah guru dan peneliti telah berupaya untuk memaksimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk materi memerankan tokoh drama di kelas V, metode yang digunakan adalah bermain peran. Metode ini untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Adapun hasil observasi terhadap siswa kelas V dari materi memerankan tokoh drama, mereka menunjukkan sikap senang, antusias, dan aktif. Akan tetapi, masih ada juga siswa yang malu dan kaku serta malas dalam memerankan drama. Selain itu, melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan guru yang bersangkutan dan siswa kelas V, maka hasilnya adalah peneliti dapat mengumpulkan data serta informasi penting yang dapat menjelaskan kemampuan
7
siswa kelas V dalam memerankan tokoh drama. Untuk mendukung hasil wawancara dan observasi tersbut, maka peneliti pun menggunakan instrument penilaian melalui tes perbuatan atau unjuk kerja sesuai dengan indikator yang harus dicapai dalam materi memerankan tokoh drama. Dalam kemampuan siswa memerankan tokoh drama ada 2 (dua) faktor yang sangat penting dan dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor yang berasal dari diri sendiri diantaranya kemampuan, minat dan bakat, serta emosi.Sedangkan untuk faktor eksternal
yang dapat
mempengaruhi kemampuan siswa memerankan tokoh drama yaitu kemampuan berbahasa, perkembangaan moral, dan kemampuan sosial.
4.1.2
Temuan Khusus Temuan khusus dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas V
MI Al-Anshar Hulonthalangi berdasarkan wawancara, observasi langsung dalam proses pembelajaran, ataupun melalui penilaian kemampuan dalam memerankan tokoh drama, diperoleh hasil yang baik. Hasil yang baik ditunjukkan dengan keadaan siswa lebih aktif, antusias, termotivasi, dan merasa senang dengan materi memerankan tokoh drama. Kendati demikian, dalam memerankan tokoh drama masih terdapat kekurangan terutama latar tempat dan property atau kostum yang digunakan belum sesuai dengan isi yang ada dalam drama. Dalam memerankan tokoh drama yang menjadi tujuan utama adalah kompetensi atau kemampuan berbicara yang ditunjukkan melalui cara mereka berdialog. Dari jumlah 19 siswa, 13 siswa atau 68,42 % diantaranya telah memiliki kemampuan dalam
8
memerankan tokoh drama dan yang tidak mampu ada 6 siswa atau 31,58%. Akan tetapi, dari hasil observasi kesulitan yang dialami siswa ada pada aspek penghayatan. Siswa masih belum optimal dalam menghayati isi drama, hal itu terjadi karena waktu yang diberikan pada siswa untuk memahami isi drama sangatlah singkat. Seperti yang dijelaskan pada langkah-langakah mementaskan drama, siswa harus diberikan waktu untuk latihan secara berulang-ulang. Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat dilihat secara rinci pada tabel 4. di bawah ini. Aspek yang diamati No
Nama Siswa
Kemampuan memerankan M KM TM 3 2 1
Ekspresi/mimic
Penghayatan isi cerita M KM TM 3 2 1
Jmlh Skor
PersenTase %
Ket
√
6
66,66
KM
√
8
88,88
M
√
6
66,66
KM
√
√
9
88,88
M
√
√
7
77,77
M
3
33,33
TM
88,88
M
M 3
√
KM 2
TM 1
√
1
Firmansyah R. Azhar
2
Jefri Mohamad
3
Ilham Mardjun
4
Ikbal Moko
5
Moh. Ikhwan
6
Moh. Ikhsan
7
Moh. Ikhsan Husain
8
Moh. Nawar Bakari
9
Nurahmad Mufadol
√
10
Rahmat Mudin
√
11
Wahyu G. Lamala
√
12
Zainal Sorongan
13
Dea Agustina
√
14
Fadlun Nusi
√
√
15
Nabila F. Mohamad
√
√
16
Nirwana Gobel
√
√
17
Safira Gobel
√
√
18
Siti M. Garusu
√
√
19
Samsia Daud
√
√ √
√
√ √ √ √ √
√
√
√
√
8
√
√
6
77,77
9
100
M
√
7
77,77
M
√
8
88,88
M
3
33,33
TM
7
77,77
M
9
100
M
√
8
88,88
M
√
8
88,88
M
9
100
M
√
8
88,88
M
√
6
66,66
KM
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √
√ √
Jumlah
12
5
2
11
6
2
4
13
2
Presentase
63, 16
26, 31 %
10, 52 %
57, 89 %
31, 58 %
10, 53 %
21, 05 %
68, 42 %
10, 53 %
Keterangan :
Mampu : 13 orang Kurang Mampu : 4 orang
Tidak Mampu
9
: 2 orang
KM
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas V, maka kemampuan siswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Firmansyah Rifai Azhar Saat proses pembelajaran berlangsung siswa ini terlihat diam, tidak terlalu memperhatikan penjelasan guru. Kemampuan yang dimilikinya dikategorikan kurang mampu dengan perolehan nilai 66.66. Kekurangmampuan siswa ini dipengaruhi kemampuan sosialnya, dimana dalam bergaul siswa ini terlihat pasif. 2. Jefri Mohamad Siswa ini adalah siswa pindahan dari Paguyaman. Akan tetapi, kemampuan yang dimilki siswa ini tidak terlalu buruk. Terbukti dengan hasil yang ia dapatkan dari materi memerankan tokoh drama adalah 88,88, bisa dikatakan siswa ini mampu. Akan tetapi, dari aspek penghayatan siswa ini masih kurang mampu. 3. Ilham Mardjun Siswa ini juga merupakan siswa pindahan.Saat proses pembelajaran berlangsung siswa ini terlalu banyak main. Dia tidak sepenuhnya memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Dalam memerankan tokoh drama, siswa ini bisa dikatakan tidak mampu, dapat terlihat dari hasil perolehan nilainya yaitu 66,66. Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa ini adalah perkembangan moralnya.
10
4. Ikbal Moko Siswa ini adalah salah satu siswa favorit yang ada di kelas V. Siswa ini anaknya baik, penurut, cukup aktif di kelas, dan dia juga ketua kelas. Kemampuannnya dalam memerankan tokoh drama juga baik, dia dapat memperoleh nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu, walaupun siswa ini masih kurang mampu dalam menghayati isi drama. 5. Moh. Ikhwan Siswa ini merupakan salah satu siswa yang memperoleh nilai 77,77. Dari hasil yang diperoleh siswa ini dapat dikategorikan mampu. Saat proses pembelajaran siswa ini cukup serius dan memperhatikan penjelasan guru. Dari kemampuan sosialnya siswa ini disenangi teman-temannya. 6. Moh. Ikhsan Siswa ini adalah saudara kembar dari Moh.Ikhwan.Akan tetapi, mereka memiliki sikap yang berbeda, siswa ini bersikap tak perduli terhadap guru yang sedang mengajar dan siswa ini sering bertengkar dengan teman. Selain itu, siswa ini lebih suka bermain dan sering tidak hadir. Dalam kemampuan memerankan tokoh drama siswa ini hanya memperoleh nilai 33,33. Rendahnya kemampuan siswa ini dipengaruhi oleh kurangnya minat belajar dalam belajar. 7. Moh. Ikhsan Husain Dalam memerankan tokoh drama siswa ini memperoleh nilai 88,88. Dengan demikian, siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama. Kekurangan yang dimiliki siswa ini dalam materi memerankan tokoh drama
11
terdapat pada aspek penghayatan isi cerita. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa ini terlihat sangat memperhatikan apa yang dijelaskan guru. 8. Moh. Nawar Bakari Dari hasil yang diperoleh saat memerankan tokoh drama siswa ini dapat dikategorikan mampu, dengan perolehan nilai 77,77. Kendala yang ia miliki saat memerankan tokoh drama, siswa ini masih terilhat gugup dan malu, sehingga berdampak pada intonasi dan pelafalan yang kurang jelas, selain itu siswa ini juga masih kurang mampu dalam menghayati isi cerita. 9. Nurahmad Mufadol Salah satu siswa yang hiper aktif di kelas adalah siswa ini. Disetiap proses pembelajaran anak ini sangat aktif, dan siswa ini juga sangat memberikan respon saat guru bertanya. Salah satu kemampuan yang dimiliki siswa ini terlihat saat memerankan tokoh drama. Ia mempunyai kemampuan dalam memerankan, berekspresi dan juga menghayati perannya. Nilai yang diperoleh adalah 100, dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan salah satu siswa berprestasi yang ada di MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota Gorontalo. Kemampuan berbahasanya juga cukup baik dan siswa ini juga mempunyai keinginan untuk jadi actor. 10. Rahmat Mudin Salah satu siswa pindahan adalah siswa ini.Awalnya siswa ini duduk di kelas empat sangat pendiam. Setelah naik ke kelas lima siswa ini banyak berubah terutama dalam sikap dan perilaku. Akan tetapi, saat memerankan tokoh drama siswa ini terlihat antusias, terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 77,77.
12
Nilai ini dapat dikategorikan mampu, walaupun dalam penghayatan siswa ini masih mengalami kesulitan. 11. Wahyu G. Lamala Nilai yang diperoleh siswa ini saat memerankan tokoh drama adalah 88,88. Dari nilai yang diperoleh siswa ini dikategorikan mampu.Kemampuan siswa saat memerankan tokoh drama terlihat dari kemampuannya saat memerankan tokoh yang diperankan dan ekspresi atau mimik yang tepat.Dari komunikasi yang terjalin dengan teman-temannya sangat baik. 12. Zainal Sorongan Usia siswa ini sudah hampir 14 tahun.Siswa ini di kelas IV pernah tidak naik kelas, di kelas V juga demikian, siswa ini adalah siswa yang tidak bisa naik ke kelas VI pada tahun ajaran 2011-2012. Adapun nilai yang diperoleh dari materi memerankan tokoh drama ini hanya 33,33, dengan demikian siswa ini dikategorikan tidak mampu dalam memerankan tokoh drama.Siswa ini terlihat. Siswa ini bisa dikatakan anak berkebutuhan khusus, karena siswa ini mampu membaca, akan tetapi tidak mampu dalam menulis. Apa yang ia baca, sulit ia tuangkan dalam bentuk tulisan. 13. Dea Agustina Dalam memerankan tokoh drama siswa ini dikategorikan mampu dengan perolehan nilai 77,77. Siswa ini sangat komunikatif dan sering berbahasa Indonesia yang baik, karena ia pindahan dari Jakarta. Saat memerankan tokoh drama, dari lafal atau pengucapan anak ini mampu, kesulitan yang ia temui ada pada ekspresi atau mimik. dan penghayatan.
13
14. Fadlun Nusi Siswa ini sangat baik, rajin, pandai dan selalu datang lebih awal dibanding teman-teman sekelasnya.Selan itu, siswa ini adalah juara kelas pada semester ganjil.Dalam memerankan tokoh drama siswa ini mendapat nilai 100, artinya siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama.Walaupun dari hasil wawancara siswa ini mengatakan dia sedikit kesulitan dalam menghafal dialog. 15. Nabila Farha Mohamad Prestasi siswa ini juga sangat bagus dikelasnya. Siswa ini selalu mendapat juara, dari kelas satu siswa ini juara dua dan sekarang di kelas lima pada semester ganjil memperoleh juara tiga. Saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga mengamati kemampuannya. Dia mampu berinteraksi dengan baik, serta mampu dalam memerankan tokoh drama. Nilai yang diperolehnya adalah 88,88. Siswa ini sedikit kesulitan dalam penghayatan atau penjiwaan. 16. Nirwana Gobel Dalam memerankan tokoh drama, kemampuan siswa ini ditunjukkan dengan ekspresi atau mimik yang tepat dan intonasi serta pelafalan yang baik. Akan tetapi, kesulitan yang ia temui ada pada penghayatan. Nilai yang diperoleh siswa ini 88,88 dengan kategori mampu. Adapun hal negatif dari anak ini ditunjukkan dengan seringnya ia datang terlambat ke sekolah. Setelah dikonfirmasi keterlambatannya karena anak ini harus menunggu saudaranya yang lain untuk berangkat ke sekolah bersama-sama. Siswa ini mempunyai empat
bersaudara
yang
kesemuanya
14
bersekolah
di
MI
Al-Anshar
Hulonthalangi Kota Gorontalo. Anak ini sangat baik dan sopan dalam pergaulannya. 17. Safira Gobel Siswa ini adalah adik dari Nirwana Gobel, tetapi mereka bukan saudara kembar
seperti
Moh.Ikhwan
dan
Moh.Ikhsan.
Keduanya
memiliki
kemampuan akademik. Kakak beradik ini saling bersaing dalam meraih prestasi. Menurutnya, kakaknya lebih unggul saaat pelajaran matematika. Kemampuan siswa ini dapat dilihat dengan perolehan nilai saat memerankan tokoh drama yaitu nilai 100. Jadi, kemampuan siswa ini dapat dikategorikan mampu saat memerankan tokoh drama dibanding kakaknya. Siswa ini juga mempunyai kemampuan sosial yang baik saat bergaul. 18. Siti Magfirah Garusu Dari hasil observasi, siswa ini sangat pendiam, dia tidak terlalu banyak berbicara. Akan tetapi, saat memerankan tokoh drama siswa ini mampu meraih nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan siswa yang rajin datang ke sekolah. Kesulitan siswa ini juga pada aspek penghayatan. 19. Samsia Daud Siswa ini cukup pendiam di kelas.Saat guru menjelaskan siswa ini seperti menghayal.Dia terlihat memperhatikan penjelasan guru.Akan tetapi, saat guru memberikan pertanyaan siswa ini tak mampu menjawab. Setelah dilakukan observasi terhadap siswa ini, informasi yang diperoleh siswa ini kurang mendapat perhatian di rumahnya, karena ia hanya tinggal bersama neneknya
15
yang sudah renta. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kegiatan belajarnya. Dapat terlihat dari nilai yang diperoleh saat memerankan tokoh drama yaitu 66,66. Siswa ini dikategorikan kurang mampu.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam belajar, khususnya saat materi memerankan tokoh drama. a)
Kemampuan Siswa Dalam memerankan tokoh drama aspek yang paling penting ialah
berbicara, siswa harus dapat berkomunikasi dengan baik. Dalam memerankan tokoh drama siswa harus mempunyai kompetensi kebahasaan yang memadai serta unsur-unsur yang menjadi syarat agar proses kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat lancar, baik dan benar. Kompetensi tersebut diantaranya adalah lafal, intonasi, ejaan, mimik/ekspresi, dan sebagainya. Dengan memerankan tokoh drama memberikan kemungkinan kepada para siswa untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang tak dapat mereka kenali tanpa bercermin kepada orang lain. Kendati demikian, materi memerankan tokoh drama tidaklah mudah, dalam hal ini guru harus lebih kreatif, terutama dalam memilih materi drama, serta memilih peran untuk siswa, hendaklah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Kemampuan memerankan tokoh drama
dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar, dapat memungkinkan terjadinya
16
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. b)
Minat dan Bakat Siswa Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan serta diikuti dengan perasaan senang (Slameto, 2010:57). Minat merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa. Dan sebaliknya, bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Dan materi drama diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam belajar. Apabila dalam diri siswa sudah ada bakat yang dimiliki tentunya hal tersebut dapat meningkatkan minat dalam diri siswa. Karena dengan bakat yang ada, siswa tidak akan merasa terpaksa dalam melakukan sesuatu kegiatan. Begitu pula dalam belajar siswa tentu tidak akan merasa terpaksa. Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat menggali minat dan bakat siswa yang terpendam. Mereka dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri mereka. Selain itu, melalui materi memerankan tokoh drama diharapkan muncul kreativitas, daya pikir dan daya khayal dari siswa. Disamping itu, siswa juga diharapkan mampu menikmati dan memperluas
wawasan
kehidupan
serta
kemampuan berbahasa.
17
meningkatkan
pengetahuan
dan
c)
Emosi Pembelajaran drama mempunyai peran yang cukup penting untuk melatih
siswa dalam mengasah sisi-sisi kemampuan berekspresi dalam bidang seni. Terlebih lagi dalam aspek memerankan suatu tokoh drama, dengan kemampuan memerankan tokoh drama, siswa akan dapat mengasah mental dan emosi mereka. Selain itu dengan memerankan suatu tokoh drama, siswa akan dapat menyelami berbagai karakter dari berbagai tokoh dalam drama yang diperankannya. Dengan begitu, siswa akan terlatih untuk dapat terus mengaktualisasikan diri di dalam lingkungannya. Salah satu faktor pendukung dalam memerankan tokoh drama adalah emosi. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi dalam memerankan tokoh drama diperlukan untuk memberikan ekspresi yang nyata terhadap suatu peran.
4.2.2
Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa terutama
dalam materi memerankan tokoh drama, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bahasa Karena bahasa digunakan sebagai alat atau media komunikasi dengan sesama manusia, maka perkembangan kemampuan berbahasa turut mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi siswa. Dengan dapat berbahasa khususnya berbicara, maka
siswa dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya,
mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian
18
sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku orang lain. Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Komunikasi berarti pertukaran pikiran dan perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka siswa harus menggunakan bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak berkomunikasi. Sebaliknya, siswa pun harus memahami bahasa yang digunakan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berbahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan, diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Berbicara juga berkenaan dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau dibicarakan. Apabila siswa tidak dapat menggunakan bahasa dengan baik dan jelas, maka ia akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikir dan dirasakannya. Demikian juga, apabila pikiran siswa kacau, maka bahasa yang digunakan juga kacau. Belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara lisan, tulisan, maupun isyarat merupakan suatu proses yang panjang dan rumit. Kegiatan belajar bahasa ini akan efektif apabila siswa siap atau matang untuk belajar bahasa. Kesimpulannya, kemampuan memerankan tokoh drama harus dapat ditunjang dengan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan kemampaun siswa dalam berbahasa. Kemampuan siswa dalam berbahasa sangat penting saat melakukan dialog atau percakapan.
19
2. Perkembangan Moral Teori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai kebudayaan semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi social anak dan lingkungannya, Kurnia, dkk, dalam bukunya Perkembangan Belajar Peserta Didik (2007:3-23). Pada sikap dan perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan dengan nilai mengenai sesuatu yang dikatakan baik dan benar, patut dan seharusnya terjadi. Ada nilai-nilai yang perlu dipertahankan, ada yang diasimilasi ke arah kemajuan atau perubahan progresif. Dalam hal ini, guru perlu menjadikan siswa tidak hanya cerdas dan pandai, tetapi juga siswa mampu bersosialisasi dengan baik. Materi memerankan tokoh drama dapat membantu siswa dalam hal yang positif, siswa dilatih untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik.Selain itu, melalui materi ini siswa bisa lebih memahami karakter atau watak yang harus ditiru. Mereka akan mampu mengidentifikasi setiap karakter yang harus diperankan. 3. Kemampuan sosial Siswa
adalah
makhluk
sosial.
Sebagai
makhluk
sosial,
siswa
membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap siswa dapat berubah karena interaksi dan saling pengaruh antar sesama siswa dan orang dewasa lainnya.Salah satu hal yang sangat penting dalam pekembangan sosial adalah pentingnya
20
pengalaman sosial awal bagi perkembangan dan perilaku sosial sekarang dan selanjutnya pada masa remaja dan dewasa. Anak yang lebih memilih berinteraksi dengan manusia akan mengembangkan keterampilan atau kemampuan sosial yang lebih baik daripada anak yang bermain sendiri dengan benda dan alat permainannya. Siswa yang memiliki pengalaman sosial yang baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok sosialnya. Selain itu, siswa juga dapat menunjukkan sikap positif terhadap diri sendiri. Sikap sosial yang terbentuk akan sulit diubah dibandingkan
dengan
perilaku
sosialnya.
Keberhasilan
siswa
dalam
perkembangan sosial ditunjukkan melalui kemampuannya untuk melakukan penyesuaian sosial. Yang dimaksud dengan penyesuian sosial yaitu keberhasilan anak dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain dalam pergaulan hidup seharihari. Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Untuk memperoleh perkembangan sosial yang optimal, siswa perlu melakukan sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial sesuai sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui belajar berperilaku, memainkan peran sosial, dan sikap sosial yang dapat diterima orang lain. Memainkan peran
sosial
dapat
diimplementasikan dalam
materi
memerankan tokoh drama. Siswa dapat memerankan peran yang sesuai ataupun yang tidak sesuai dengan perilakunya dalam kehidupan nyata. Contohnya, dalam
21
kehidupan nyata siswa yang pendiam, kemudian oleh guru diberikan peran yang lebih aktif. Dengan sendirinya siswa itu akan belajar berperilaku seperti peran yang ia perankan. Kemampuan siswa memerankan tokoh drama dapat menumbuhkan sikap sosial terhadap lingkungan. Sikap sosial siswa dalam lingkungan dapat ditunjukkan dengan kemampuan siswa berinteraksi, berkomunikasi, memiliki kepedulian, dan peran serta siswa. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan, maka dapat dipahami hal tersebut dapat berpengaruh dalam keefektifan belajar siswa, khususnya saat siswa memerankan tokoh drama. Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Lebih lanjut, Slameto (2010:73) mengungkapkan bahwa kecakapan dan ketangkasan belajar siswa berbeda secara individual. Sangatlah penting bagi guru dalam membantu siswa memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien.
22