BAB IV DATA DAN ANALISIS Pada tahap pengumpulan data, dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dibahas. Data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua bagian data yaitu: 1.
Data Umum Perusahaan
2.
Data Penelitian Pengumpulan data umum perusahaan dan data penelitian tentang klaim
internal pada seksi marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. mulai dari April 2014 sampai Maret 2015. Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder penelitian. 4.1
Data Umum Perusahaan Riwayat perusahaan dimulai dengan berdirinya CV. Surya, yaitu suatu
usaha perdagangan bahan bangunan yang dinamis. Untuk mencapai kedudukan terbaik di industri sanitary, pada tahun 1968 perusahaan mengawali langkahnya dengan menjadi agen dari TOTO Limited Jepang yaitu sebuah perusahaan sanitary wares dan plumbing fitting terbesar di dunia. Melihat prospek usaha yang baik dibidang ini di Indonesia, maka pada tahun 1977 CV. Surya bekerja sama dengan TOTO Limited dan Kashima Trading Company mendirikan sebuah perusahaan patungan yang diberi nama PT. Surya Toto Indonesia dan berkantor pusat di Jl. Tomang Raya No. 18 Jakarta Barat. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan banyaknya sumber daya yang tersedia di Indonesia. Pabrik sanitary pertama dibangun dilokasi Jl. MH. Thamrin Km. 7 Serpong, Tangerang. Pada tahun 1978 pabrik tersebut sudah mulai beroperasi dengan jumlah tenaga kerja 65 orang. Seiring perkembangan produksi dan pemasaran produk, pada tahun 1980 produk hasil produksi pabrik telah mendapatkan pengakuan internasional, sehingga perusahaan dapat melakukan pemasaran ekspor ke beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika.
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya produk yang dihasilkan, diantaranya jenis produk yang makin beragam, penambahan tenaga kerja dan yang paling penting adalah pembangunan pabrik yang berkesinambungan. Pada tahun 1985 pabrik mengalami perluasan untuk produksi perlengkapan sanitary (plumbing fitting), dibangunlah divisi baru di lokasi yang sama. Dengan demikian PT. Surya Toto Indonesia memiliki dua divisi produksi, yaitu divisi sanitary dan divisi fitting. Perkembangan perusahaan terus berjalan hingga pada tahun 1989 perusahaan menambah pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi divisi sanitary di lokasi berbeda yaitu di desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang. Setahun kemudian, pada tahun 1990 PT. Surya Toto Indonesia melepas sahamnya ke Bursa Efek Jakarta dalam rangka meningkatkan
permodalan.
Dengan demikian perusahaan telah go public, sehingga perusahaan berubah menjadi PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Dengan dilepasnya saham melalui bursa efek, maka kepemilikan saham dapat dimiliki oleh masyarakat umum. Perjalanan perusahaan dalam mengembangkan usahanya tidak selalu mulus, hal ini terjadi pada saat badai krisis moneter menerpa negara Indonesia pada tahun 1997. Kondisi ini merupakan ujian berat, namun perusahaan dapat melaluinya dengan baik, tanpa terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja. Hal ini merupakan satu prestasi tersendiri dibanding dengan perusahaan-perusahaan lain saat itu banyak yang mengalami gulung tikar. Ternyata ujian tidak hanya datang melalui terjadinya krisis moneter, karena perusahaan harus bersaing dengan produk-produk yang berasal dari negara-negara tetangga dikawasan Asia, seiring dengan pertumbuhan industri dikawasan Asia terutama China dan Vietnam. Meskipun di awal Milenium ini perusahaan meresmikan pabrik baru pada divisi Sanitary yang berlokasi di desa Bojong, Cikupa, tidak berarti perusahaan mampu melewati rintangan dengan mulus. Segala sesuatu terus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang semakin berat di masa-masa mendatang.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diantara antisipasi perluasan pangsa pasar yang akan datang, perusahaan berusaha terus menyempurnakan sistem manajemen mutu yang telah ada di perusahaan. Penyempurnaan-penyempurnaan ini diantaranya melalui sertifikasi standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 versi 1994 yang kemudian diperbaharui ke versi ISO 9001 versi 2000, dan yang terakhir ke ISO 9001 versi 2008. Selain itu PT. Surya Toto Indonesia juga telah mendapatkan sertifikasi standar mutu dari Negara Jepang JIS (Japanese Induestrial Standard) sejak tahun 2001. 4.1.1 Pemasaran Dalam memasarkan produknya PT. Surya Toto Indonesia memelakukan pemasaran baik di dalam negeri maupun ke luar negeri secara ekspor. 1. Pemasaran Dalam Negeri Dalam memasarkan produknya di dalam negeri, PT. Surya Toto Indonesia mempercayakan kepada PT. Surya Pertiwi selaku agen tunggal. PT. Surya Pertiwi adalah
perusahaan swasta nasional yang berpengalaman dalam
memasarkan produk-produk sanitary. Pengalaman dan keunggulan yang dimiliki diantaranya perusahaan memiliki sarana-sarana yang menunjang dari segi armada dan jaringan pemasaran yaitu agen-agen yang berada hampir di seluruh kota besar di Indonesia. Agen pemasaran berjumlah 14 agen dan 800 dealer sangat menunjang prospek pemasaran di dalam negeri. Keunggulan lain adalah tersedianya staff pemasaran yang berpengalaman serta didukung manajemen yang baik. 2. Pemasaran Luar Negeri Dengan keberhasilan P.T. Surya Toto Indonesia mendapat pengakuan kualitas secara internasional dari pasar ekspor dari Singapore Institute of Standard Industrial Research (SISIR) yaitu berupa sertifikat untuk produk sanitary pada tahun 1980. Selain itu dalam rangka untuk memperluas pemasaran di luar negeri, pada tahun 2001 perusahaan juga telah mendapatkan sertifikasi JIS dari negara Jepang. Hal ini memudahkan perusahaan dalam memasarkan produknya di luar negeri. Melalui 19 agen penjualan di luar negeri, maka penjualan ekspor dapat berjalan dengan baik. Adapun negara tujuan ekspor
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
adalah: Jepang, Malaysia, Cina, Korea, Singapura, Vietnam, Brunei, Taiwan, Kuwait, Hongkong, Thailand, Filipina, Pakistan, Amerika Serikat, Qatar, Mesir, Fiji, Uni Emirat Arab, Australia, Selandia Baru, Kamboja, Myanmar dan Saudi Arabia. 4.1.2 Visi Misi, Falsafah dan Tri Sila Perusahaan Visi, misi, falsafah dan tri sila perusahaan dijelaskan sebagai berikut: 1. Visi dan Misi perusahaan Visi Perusahaan: “Menjadi Perusahaan Terkemuka yang dapat Memberikan Kontribusi Terhadap Perkembangan Masyarakat”. Misi Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi. b. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan. c. Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati. d. Menghargai individu dan membina kerjasama. e. Melindungi lingkungan dunia dengan penghematan penggunaan SDA dan energi. 2. Falsafah Perusahaan “Membentuk kualitas ke segala hal yang kita buat”. 3. Tri Sila Perusahaan Tri Sila Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Keseragaman Tindak b. Kepercayaan Pelanggan c. Perkembangan Bersama 4.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas PT. Surya Toto
Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia mempunyai struktur organisasi campuran, yaitu gabungan antara struktur produk dan struktur fungsional. Memiliki struktur produk karena divisi perusahaan dibagi berdasarkan produk
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yaitu Divisi Sanitary untuk produk sanitary, Divisi Fitting untuk produk fitting dan Divisi Kitchen untuk produk kitchen set. Masing-masing divisi dipimpin oleh dua orang Direktur, yaitu Direktur Teknik dan Direktur Produksi. Memiliki struktur fungsional karena perusahaan memiliki Divisi Administrasi dan Keuangan yang fungsinya melayani urusan keuangan dan administrasi baik dari divisi sanitary, fitting dan kitchen. Selain itu perusahaan juga memiliki Divisi Pemasaran untuk melakukan pemasaran dari tiga divisi tersebut. Adapun puncak pimpinan perusahaan di bawah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang membawahi Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berhak menunjuk seorang Presiden Direktur dan Wakil Presiden Direktur. 2. Pembagian Tugas Untuk menjalankan roda organisasi terkait operasional perusahaan, maka masing-masing divisi dan level stuktur organisasi perusahaan membagi tugasnya: a. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham memegang kekuasaan tertinggi dalam struktur perusahaan. RUPS bertugas mengawasi kerja yang dilakukan oleh Dewan Direksi. b. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham serta mengawasi segala kebijakan perusahaan, mengambil segala keputusan yang berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. c. Presiden Direktur Presiden Direktur mempunyai tugas yaitu: i. Memberikan kebijakan perusahaan ii. Mengambil sikap dalam pengembangan perusahaan iii. Memberikan bimbingan kepada bawahan di lingkungan perusahaan iv. Mengadakan pertemuan dengan direksi-direksi perusahaan d. Wakil Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur mempunyai tugas yaitu:
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
i. Membantu tugas Presiden Direktur pada perusahaan ii. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan secara keseluruhan iii. Atas persetujuan Presiden Direktur mengangkat sekretaris guna membantu dalam melaksanakan tugas perusahaan. e. Direktur Marketing Direktur Marketing bertugas sebagai berikut: i. Membuat program perencanaan penjualan di dalam
maupun luar
negeri. ii. Menyiapkan administrasi dan dokumen penjualan iii. Mengadakan evaluasi pasar tahunan atas hasil penjualan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan berikutnya. iv. Mengadakan survey pasar di dalam dan luar negeri. v. Membuat laporan tahunan sebagai pertanggung jawaban. f. Direktur Keuangan dan Administrasi Direktur Keuangan dan Administrasi bertugas sebagai berikut: i. Menyiapkan dokumen, kuitansi dan surat-surat penting yang berhubungan dengan perusahaan. ii. Mengontrol semua kegiatan administrasi keuangan perusahaan iii. Membuat laporan tahunan perusahaan. g. Direktur Sanitary Direktur Sanitary bertugas sebagai berikut: i. Mengadakan penelitian untuk bahan-bahan sanitary ii. Mengadakan perencanaan produk sanitary iii. Melakukan pengontrolan terhadap produk sanitary iv. Melakukan pergudangan produk sanitary h. Direktur Plumbing Fitting Direktur Plumbing Fitting bertugas sebagai berikut: i. Mengadakan perencanaan produk fitting ii. Melakukan pengontrolan terhadap operasional fitting iii. Pengadaan mesin-mesin produksi iv. Melakukan pergudangan produk fitting.
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
v. Mengusahakan peningkatan produktivitas dan efisiensi disegala hal dan memberikan laporan secara berkala. Struktur organisasi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk seperti pada Gambar 4.1
Presiden Direktur dan Wakil Presiden Direktur
Direktur Administrasi & Keuangan
Direktur Pemasaran
Bagian Pemasaran Ekport & Lokal
Bagian Keuangan dan Akuntansi
Direktur Teknik
Bagian Pengembangan Umum & SDM
Bagian Pengadaan & Pembelian
Direktur Produksi
Bagian Perencanaan & Pengendalian Produksi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) 4.1.4 Kegiatan Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Dalam kegiatan tersebut menghasilkan beragam produk berupa barang sanitary dan fitting untuk keperluan kamar mandi dan perlengkapannya. Produknya sering digunakan oleh golongan konsumen menengah ke atas, real estat, perumahan, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Berbagai produk yang dihasilkan sebagai berikut: 1. Divisi Sanitary Divisi Sanitary memproduksi peralatan sanitary dengan bahan dasar keramik yang meliputi: a. Closet Jongkok dan Closet Duduk
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Wastafel c. Bidet (Tempat Buang Air Kecil Bagi Wanita) d. Urinal (Tempa Buang Air Kecil Bagi Laki-laki) e. Accessories (Perlengkapan Kamar Mandi) f. Sink (Tangki Air Untuk Closet Duduk) 2. Divisi Fitting Divisi Fitting memproduksi peralatan sanitary dengan bahan dasar logam kuningan yang meliputi: a. Faucet (Keran Air) b. Mixing Faucet (Keran Pencampuran Air Panas dan Dingin) c. Lavatory (Keran Air untuk Wastafel) d. Stop valve (Stop Keran) e. Waste Fitting (Trap Pembuangan Air) f. Jet Washer (Alat Pembilas) g. Shower Head dan Shower Hand (Alat untuk Mandi) h. Flush Valve (Pembilas Urinal) i. Accessories (Perlengkapan Asesoris Kamar Mandi) 4.1.5 Proses Produksi Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia terbagi ke dalam dua jenis produk berdasarkan bahan baku yang digunakan dan prosesnya, yaitu produk yang dihasilkan oleh Divisi Sanitary dan produk yang dihasilkan oleh Divisi Fitting. 1. Garis Besar Proses Produksi Mengingat penelitian dilakukan pada proses marking yang terdapat di Divisi Fitting, maka penjelasan mengenai proses produksi hanya pada proses-proses yang terkait dengan proses plating sesuai dengan garis besar bagan aliran proses. Proses produksi di Divisi Fitting dilakukan melalui tahapan-tahapan proses yang disebut seksi sesuai garis besar prosesnya. Adapun tahapan proses produksi dapat dijelaskan dengan urutan seperti Gambar 4.2
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Raw Material Raw Material & Parts from supplier
Supplier
Process 1. Casting 2. Forging
Process Machining
Plastic material
Process Polishing
Process Injection
Process Plating
Process Marking
Process Assembly Gambar 4.2 Garis Besar Aliran Proses Produksi Fitting (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) Berdasarkan Gambar 4.2 dijabarkan sebagai berikut: a. Supplier Supplier ini menyediakan bahan material yang diperlukan untuk proses pencetakan part di proses Casting dan Forging. Material untuk proses pencetakan Casting berupa Brass Ingot dan material untuk pencetakan Forging berupa Brass Bar for Forging. Selain material tersebut supplier juga menyediakan dalam bentuk Brass Bar dalam berbagai ukuran dan bentuk serta Part yang siap untuk diproses machining. b. Seksi Injection Proses injection adalah proses pencetakan produk yang menggunakan material plastik. Bahan plastik yang digunakan adalah jenis resin
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
polypropylene, bahan ini digunakan karena mempunyai nilai impak dan kekuatan yang baik serta tahan terhadap suhu dan bahan-bahan kimia. Jenis-jenis produk yang dibuat dengan bahan plastik diantaranya adalah hand shower, seat and cover, handle dan jenis acsesories lain. Proses pencetakan injection dimulai dengan pencairan bahan polypropylene yang berbentuk butiran-butiran. Pencairan dilakukan dalam tabung pemanas yang bersuhu 1200–2600 C, sehingga bahan mengalami plastisisasi. Selanjutnya bahan yang sudah mencair diinjeksikan ke dalam cetakan dengan tekanan. Hasil pencetakan selanjutnya didinginkan dengan menggunakan media air dengan suhu tertentu untuk menjaga terjadinya penyusutan. c. Seksi Casting Proses Casting adalah proses pencetakan dengan teknik pengecoran logam cair yang dipanaskan sampai dengan suhu ± 10000C kemudian dituang ke dalam cetakan (mould) untuk membentuk produk sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Mould bagian luar dibentuk sesuai bentuk barang yang dikehendaki, sedangkan untuk mendapatkan bentuk bagian dalam dari produk digunakan cetakan inti (core) yang menggunakan bahan pasir silica (SiO2). Bahan yang digunakan untuk membuat cetakan bagian luar berasal dari jenis Berillium Cuprum (BeCu). Kerja Casting merupakan kerja awal dari rangkaian tahapan proses produksi fitting.
Hampir
sebagian besar seluruh komponen utama atau bagian body dibuat dengan proses casting. Tujuan kerja casting adalah pemenuhan kebutuhan kerja machining baik dari segi jumlah maupun kualitas sesuai rencana produksi yang telah ditetapkan. d. Seksi Forging Proses Forging adalah proses pembentukan produk dengan menggunakan bahan baku bras bar (batang kuningan) yang dipanaskan dengan suhu ± 7500C dan dicetak menggunakan cetakan (Die) dengan sistem tekan (press) dengan beban hingga ± 150 ton sesuai dengan bentuk dan ukuran produk yang diinginkan. Kerja Forging juga merupakan kerja awal dari rangkaian tahapan proses produksi fitting. Hampir sebagian besar seluruh
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
komponen pembantu atau tambahan dibuat dengan proses forging. Tujuan kerja forging adalah pemenuhan kebutuhan kerja machining baik dari segi jumlah maupun kualitas sesuai rencana produksi yang telah ditetapkan. e. Seksi Machining Proses machining adalah salah satu proses produksi yang ada di divisi fitting. Hasil proses machining sangat menentukan kemampuan rakit dari setiap komponen terhadap produk akhir (finished good) yang akan dibuat. Proses machining pada dasarnya adalah kelanjutan dari proses sebelumnya, namun proses machining juga dapat merupakan awal proses bagi sebuah produk/part yang berasal dari bahan raw material misalnya brass bar atau brass pipe. Dalam proses machining sangat dituntut ketelitian yang tinggi sesuai spesifikasi produk. Karena hasil dari proses machining sangat menentukan kemampuan dan kualitas rakitan produk. Selain itu proses machining juga membentuk bagian-bagian produk yang tidak terbentuk dalam proses-proses sebelumnya, misalnya ukuran diameter luar dan dalam, panjang atau tinggi, tingkat kehalusan permukaan, ketelitian toleransi (kesuaian), jenis dan bentuk drat, dan lainlain. Untuk melaksanakan proses machining agar mendapatkan produk yang sesuai dengan spesifikasi setiap produk, maka digunakan berbagai jenis mesin, peralatan dan perkakas lainnya. Jenis mesin yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik produk yang akan dibuat. Karakteristik produk yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi biasanya digunakan mesin yang sederhana dan dengan tingkat presisi yang sesuai. Sedangkan untuk produk yang membutuhkan ketelitian, akurasi atau tingkat kerumitan yang cukup tinggi dikerjakan dengan mesin-mesin yang sesuai, yang biasanya operasionalnya dikontrol dengan sistem komputerisasi. Beberapa jenis mesin yang digunakan untuk proses machining diantaranya: i.
Mesin Turret (Turret besar dan kecil)
ii.
Mesin Drill (single head dan double head)
iii. Mesin Lathe single spindle iv. Mesin Bending
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
v.
Mesin Milling (vertical, horisontal dan polygon)
vi. Mesin Press (hidrolik dan pneumatic) vii. Mesin Rim (vertikal dan horisontal) viii. Mesin Numerical Control/NC (NC Bar, NC Forging) ix. Mesin Machining Center x.
Mesin Gerinda
Dalam pelaksanaan proses machining sering kali produk melalui proses yang bermacam-macam menggunakan mesin yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. f. Seksi Polishing Proses polishing pada prinsipnya adalah proses kerja yang menitik beratkan pada finishing bagian permukaan luar agar didapatkan permukaan produk yang halus dan mengkilap. Proses polishing dilakukan dengan dua tahapan, yaitu proses dengan menggunakan abrasive belt (ampelas) dan setelah itu dilanjutkan dengan proses buffing yang menggunakan kain buff yang telah dibentuk sedemikian rupa. Ukuran kekasaran abrasive belt yang digunakan misalnya #100, #400, #600. Proses abrasive belt dilakukan secara berurutan dari tingkat yang paling kasar ke yang lebih halus. Selanjutnya dilakukan proses buffing, dimana saat proses buffing digunakan bahan pembantu yang dapat membuat produk menjadi lebih halus dan mengkilap. Bahan pembantuyang biasa digunakan adalah bahan yang terbuat dari campuran bahan kimia, misalnya SiO2, Al2O3 dan CrO3, yang komposisi campuran dan proses pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhannya. Proses polishing ini dilakukan secara manual, namun sekarang ada juga mesin robot yang melakukan proses polishing tersebut, yaitu mesin MEFSA yang berfungsi untuk proses buffing dan mesin Robotik untuk proses abrasive belt. Selanjutnya hasil dari proses polishing ini dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu proses pelapisan (plating). g. Seksi Plating Plating adalah salah satu proses produksi yang kerja pokoknya adalah melapisi produk agar didapatkan produk yang lebih indah dan awet. Proses pelapisan ini menggunakan sistem elektrolisa yang melibatkan peralatan
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan mesin-mesin serta cairan kimia. Proses plating diawali dengan sub proses pre treatment atau proses kimia plating dan electroplating pada plating plastic dan plating metal. Pretreatment adalah proses untuk membersihkan kotoran pada produk seperti minyak, debu dan kotorankotoran lain yang dapat menurunkan kualitas hasil proses plating. Elektroplating adalah metoda yang membuat lapisan logam dipermukaan produk dengan melakukan elektrolisa benda kerja sebagai katoda didalam cairan yang mengandung jenis garam logam. Jadi proses plating adalah proses pelapisan logam ke elektroda untuk manjaga substrat dengan memberikan permukaan yang sifat dan dimensinya berbeda dengan logam dasarnya. Secara garis besar electroplating yang dilakukan di PT. Surya Toto Indonesai dibagi dalam empat jenis disesuaikan dengan produk yang ingin dihasilkan, yaitu plating Nikel Chrome Plating, Plastic Plating, Gold Plating dan Pearl Plating. h. Seksi Marking Marking
merupakan
proses
pemberian
logo
atau
merk
untuk
mengidentifikasi barang-barang maupun dari suatu kelompok penjual dan untuk membedakan produk mereka dari para pesaing. i. Seksi Assembling Proses assembling adalah proses perakitan produk, yaitu merakit beberapa komponen atau part menjadi sebuah barang jadi (finished goods). Komponen yang dirakit menjadi barang jadi berasal hasil proses produksi di internal pabrik maupun barang-barang yang berasal dari supplier baik lokal maupun impor. Proses perakitan produk dilakukan berdasarkan gambar barang jadi. Hasil proses perakitan selanjutnya dilakukan pengetesan berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Pengetesan dilakukan sebagai jaminan kualitas produk yang akan dijual di pasar. Metode proses perakitan produk yang diterapkan di PT. Surya Toto Indonesia dilakukan dengan sistem sel, yaitu pengelompokan produkproduk yang mempunyai karakteristik yang sama dikerjakan dalam satu sel. Sistem sel ini mempermudah dalam proses pengendalian kualitas dan produktivitas. Selain itu sistem sel dapat mempermudah perencanaan
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
produksi karena jumlah lot produksi dapat dibuat lebih fleksibel, lot kecil maupun lot besar. Hasil perakitan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas secara menyeluruh yang dilakukan oleh petugas QC finished goods. Setelah itu produk disimpan di gudang barang jadi sebelum dikirim ke pelanggan. j.
Seksi Quality Control Quality Control merupakan serangkaian proses pengendalian kualitas yang dilakukan di PT. Surya Toto Indonesia dimulai sejak bahan baku sampai dengan barang jadi. Proses pengendalian kualitas di proses produksi memegang peranan sangat penting untuk menciptakan produk yang berkualitas. Hal ini didasari oleh pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan yang menginginkan produk berkualitas tinggi sepadan dengan biaya yang telah mereka keluarkan. Proses pengendalian kualitas dilakukan secara menyeluruh di setiap tahapan proses produksi. Jenis pengendalian dilakukan berdasarkan karakteristik di masing-masing proses dengan membandingkan hasil proses dengan karakteristik dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Dengan melakukan pengendalian di masing-masing proses maka dapat menjamin produk yang dihasilkan di akhir proses telah memenuhi standar kualitasnya. Beberapa contoh dan metode pengendalian kualitas yang digunakan diantaranya: i. Pengendalian kemampuan proses, dengan metode pengendalian kualitas secara statistik (stastistical proses control). ii. Pengendalian kualitas bahan baku, dengan memeriksa karakteristik, spesifikasi, komposisi dan kandungan material sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. iii. Pengendalian kualitas produk hasil proses, dengan memeriksa dimensi, penampilan, dangan fungsi dengan membandingkan dengan gambar kerja, spesifikasi dan standar yang ditetapkan. iv. Pengendalian kualitas barang jadi, dengan melakukan pengetesanpengetesan fungsi sesuai dengan spesifikasi fungsi dan standar yang telah ditetapkan.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2
Tahapan PLAN
4.2.1 Flow Proses Produksi Seksi Marking Alur produksi marking seperti Gambar 4.3 5
MARKING LASER/ HAN'S LASER
PLATING
6
TAMPO PRINT
WARE HOUSE
OVEN
ASSEM B LING
Gambar 4.3 Flow proses produksi Seksi Marking (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 2015) Flow produksi marking terdiri dari: 1. Flow Proses Marking Laser/Han’s Laser Adapun flow proses marking laser/han’s laser seperti Gambar 4.4 SETTING MESIN, JIG & LENS FOCUS
PROSES PERSIAP AN
TEST LASER
PROSES LASER MARKING
PENGIRI MAN
Gambar 4.4 Flow Proses Marking Laser/Han’s Laser (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 2015) 1.
Proses Persiapan a. Menyiapkan Peralatan Kerja b. Menyiapkan Standar Kerja & Gambar Teknik c. Menyiapkan Part yang akan di proses
2.
Setting Mesin, Setting Jig, Setting Lens Focus: a. Menghidupkan komputer mesin hans laser Untuk panggil program/up date program baru. b. Setting jig pada base laser. c. Setting focus lens dengan part yang akan di laser
3.
Test Laser: a. Proses test laser b. Memeriksa visual hasil laser c. Ukur jarak Marking
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.
Proses Laser Marking a. Mengambil dan memasukkan barang pada jig b. Proses laser ==> Pilih salah satu cara : 1. Tekan 2 tombol Run secara bersamaan (Untuk proses laser memakai pintu otomatis) 2. Tekan Enter (Untuk proses laser tanpa memakai pintu otomatis) c. Memeriksa visual hasil laser. d. Memberi label inisial/No Karyawan pemeriksa.
5.
Pengiriman. a. Menghitung jumlah barang yang sudah selesai diperiksa. b. Mengisi slip pengiriman. c. Mengirim part hasil proses laser dan pastikan kemasannya sesuai Standar Kerja.
2.
Flow Proses Tampo Print Adapun flow proses tampo print seperti pada Gambar 4.5
PROSES PERSIAP AN
PENIMBAN GAN WARNA
PENCAMPUR AN CAT & SETTING MESIN TAMPO PRINT
PROSES TAMPO PRINT
Gambar 4.4 Flow Proses Tampo Print (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 2015) 1.
Proses Persiapan a. Siapkan Dik & SK Tampo Print b. Siapkan APD proses mesin Tampo Print c. Siapkan peralatan kerja d. Menyiapkan Perlengkapan warna
2.
Penimbangan Warna. a. Menimbang Ink cup (Mangkok tinta). b. Tuangkan Cat pada Ink cup (Mangkok tinta). c. Tuangkan Hardner dalam cat pada Ink cup d. Tuangkan Tinner dalam cat dan hardner pada Ink cup
3.
Pencampuran Cat dan Setting Mesin Tampo Print
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.Mengaduk Cat b. Pasang Film tampo print pada Ink cup c. Jepit Ink Cup dan film d. Membalik Posisi Ink Cup dan Tinta e. Pasang Ink Cup pada mesin tampo print Kencangkan baut pengunci Film bagian bawah. f. Kencangkan Baut pengunci Film bagian Samping. g. Kencangkan Baut pengunci Film bagian Atas h. Putar ke posisi On Tombol otomatis untuk mengocok cat pada ink cup i. Pasang Pat (karet spon stample/pemindah warna) j. Pasang Jig Tampo. k. Menyetting posisi Jig dan Part pada mesin Tampo l. Kencangkan Baut pengunci Jig Tampo m. Setting Pressure gauge 4.
Proses Tampo Print a. Periksa satu-satu dan Lap dengan Tinner permukaan part yang akan diproses Tampo print. b. Proses Tampo print. c. Menempatkan part yang sudah proses Tampo Print
3.
Flow Proses Oven Adapun flow proses oven seperti pada Gambar 4.5 PEMERIK SAAN RUANG OVEN
PROSES PERSIAP AN
SETTING MESIN OVEN DAN PENEMPATAN LOYANG/KERAN JANG OVEN
PROSES TAMPO PRINT
Gambar 4.5 Flow Proses Oven (Sumber: PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 2015) 1.
Proses Persiapan a. Siapkan Dik & SK mesin oven b. Siapkan APD proses mesin Oven c. Siapkan peralatan kerja
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Pemeriksaan Ruang Oven a. Periksa kebersihan ruang oven b. Periksa lubang angin c. Periksa besi penyangga
3.
Setting Mesin Oven dan Penempatan Loyang/keranjang Oven a. Lakukan setting temperatur b. Setting lamanya waktu oven c. Masukkan hasil produksi yang sudah di tata pada loyang atau keranjang oven ke dalam mesin oven d. Tekan Tombol ON dibawah Timer untuk memulai Oven e. Tekan OFF
4.
Isi Check Sheet Pengunaan Mesin Oven Mengisi check sheet penggunaan mesin oven yang harus di tulis: a. Tanggal b. Nomor PRO c. Nomor Part d. Jumlah e. Temperatur f. Waktu g. Petugas Berikut mesin-mesin yang ada di seksi marking seperti Tabel 4.1 Tabel 4.1 Mesin di seksi marking SEKSI
MESIN
MARKING
JUMLAH
MARKING LASER DAIICHI
2
HAN'S LASER
6
TAMPO PRINT
3
3 OVEN (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia Tbk 2015) 4.2.2 Identifikasi 4M-1L Dari fenomena pada bab 1 bahwa klaim marking tidak center menduduki urutan pertama atau yang terbanyak yang menyumbangkan klaim pada seksi marking yaitu sebanyak 46 kasus dari 73 kasus atau sebanyak 63 %. Untuk 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengetahui penyebab dominan marking tidak center di seksi marking dilakukan wawancara atau interview terhadap beberapa karyawan berdasarkan lamanya bekerja diantaranya adalah: 1. Maryanto masa kerja 25 tahun jabatan group leader 2. Tukirin masa kerja 27 tahun jabatan group leader 3. Sutriyono masa kerja 24 Tahun jabatan senior worker 4. Yanto Asmara Dani masa kerja 19 tahun jabatan senior worker 5. Eri Gunawan masa kerja 15 tahun jabatan operator Adapun sumbang saran dari karyawan seperti Tabel 4.2 Tabel 4.2 Sumbang Saran dari Karyawan No
Penyebab
Faktor Penyebab
1
Kurang Teliti
Manusia
2
Ngantuk
Manusia
3
Kurang Sehat
Manusia
4
Banyak Pikiran
Manusia
5
Ruangan Sempit
Lingkungan
6
Lay Out penempatan barang sebelum dan sesudah Lingkungan proses sempit
7
Tidak memakai 2 kitbox (kotak)
Metode
8
Mengobrol saat proses kerja
Manusia
9
Mesin sering error
Mesin
10
Material tidak rata
Material
11
Kit box banyak kotoran
Mesin
12
Lampu mesin sudah tidak standart
Mesin
13
Ruangan kerja tidak dikunci
Lingkungan
14
Bekerja belum tuntas
Metode
15
Banyak lembur
Manusia
16
Operator baru
Manusia
17
Tidak melihat gambar teknik dan standart kerja
Metode
18
Kondisi barang banyak
Lingkungan
19
Kerja terburu-buru
Manusia
20
Base jig mesin mudah goyah
Mesin
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.2 Sumbang Saran dari Karyawan (Lanjutan) Tabel 4.2 Sumbang Saran dari Karyawan (Lanjutan) Faktor Penyebab Penyebab
No 21
Stopper Tabel jig mudah goyah Saran dari Karyawan (Lanjutan) Mesin 4.2 Sumbang
22
Mesin sudah lama (tua)
Mesin
23
Kinerja mesin sudah tidak standard
Mesin
24
Jig masih potensi goyang
Mesin
25
Belum ada Jig
Mesin
26
Banyak barang prioritas
Metode
27
Lokasi kerja tidak resik
Lingkungan
28
Material chrome tipis
Material
29
Barang tipe baru
Material
30
Spesifikasi barang berbeda (serupa tapi tak sama)
Material
31
Barang sulit di setting pada mesin
Material
32
Kerja kurang hati-hati
Manusia
33
Stopper jig menggunakan lilin
Mesin
34
Penempatan barang tidak teratur (barang sebelum Metode dan sesudah marking masih campur)
35
Belum ada pokayoke pada jig
36
Plating salah kirim barang (harusnya ke proses Metode
Mesin
marking, langsung visual) 37
Salah dalam pemakaian jig
Manusia
38
Operator tidak disiplin
Manusia
39
Kesalahan dalam pengoperasian mesin
Mesin
40
Lokasi tempat kerja panas
Lingkungan
41
Skill Up karyawan kurang
Manusia
42
Kurang kontrol atasan
Manusia
43
Hubungan antar karyawan kurang harmonis
Manusia
44
Barang Test/Barang baru
Material
(Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) 1.
Stratifikasi Berdasarkan Faktor Stratifikasi berdasarkan faktor dijabarkan berdasarkan faktor masing-
masing penyebab. Faktor penyebab manusia seperti Tabel 4.3
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.3 Faktor Penyebab Manusia No
Faktor Penyebab Manusia
1
Kurang Teliti
2
Ngantuk
3
Kurang Sehat
4
Banyak Pikiran
5
Mengobrol Saat Proses Kerja
6
Banyak Lembur
7
Operator Baru
8
Kerja Terburu-buru
9
Kerja Kurang Hati-hati
10
Lelah
11
Operator tidak Disiplin
12
Skill Up Karyawan Kurang
13
Kurang Kontrol Atasan
14
Hubungan Antar Karyawan Kurang Harmonis (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015)
Faktor penyebab mesin seperti Tabel 4.4 Tabel 4.4 Faktor Penyebab Mesin No
Faktor Penyebab Mesin
1
Mesin sering error
2
Lampu Mesin Sudah tidak standart
3
Base Jig Mesin Mudah Goyah
4
Stopper Jig Mudah Goyah
5
Mesin Sudah Lama (Tua)
6
Jig masih potensi goyang
7
Belum ada Jig
8
Stopper Jig Menggunakan Lilin
9
Part mudah bergerak
10
Kesalahan dalam Pengoperasian Mesin
11
Kinerja Mesin sudah tidak Standart (Sumber: Pengolahan Sendiri)
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Faktor penyebab metode seperti Tabel 4.5 Tabel 4.5 Faktor Penyebab Metode No
Faktor Penyebab Metode
1
Tidak memakai 2 kitbox saat menempatkan barang sebelum dan sesudah proses
2
Bekerja belum tuntas
3
Tidak melihat gambar teknik dan standart kerja
4
Banyak barang prioritas yang harus dikerjakan
5
Penempatan barang tidak teratur (Barang sebelum dan sesudah proses masih campur) Plating atau proses sebelumnya salah kirim (Harusnya proses marking,
6
Langsung ke ware house) (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) Faktor penyebab material seperti Tabel 4.6 Tabel 4.6 Faktor Penyebab Material Faktor Penyebab Material
No 1
Material tidak rata
2
Material chrome tipis
3
Barang type baru
4
Spesifikasi barang berbeda (Serupa tapi tak sama)
5
Barang sulit di setting pada mesin
6
Barang test (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015)
Faktor penyebab lingkungan seperti Tabel 4.7 Tabel 4.7 Faktor Penyebab Lingkungan No
Faktor Penyebab Lingkungan
1
Area Kerja Sempit
2
Ruangan tidak di Kunci
3
Kondisi Barang Banyak
4
5S Lokasi Kerja Masih Kurang
5
Lokasi Tempat Kerja Panas (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Prinsip yang dipakai untuk membuat Fishbone diagram adalah sumbang
saran melalui Brainstorming. Berdasarkan latar belakang masalah bahwa penyebab terbanyak yang meloloskan klaim kualitas seksi marking adalah marking tidak center. Berikut diagram Sebab Akibat (Fishbone) untuk masalah marking tidak center seperti gambar 4.6
Gambar 4.6 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) Berdasarkan analisa diagram sebab akibat (Fishbone) diatas terdapat 10 akar penyebab masalah yang menyebabkan marking tidak tidak center yaitu: 3. Banyak Lembur 4. Operator Baru 5. Kurang Kontrol Atasan 6. Barang Tipe Baru 7. Material Tidak Rata 8. Stoper Jig Menggunakan Lilin 9. Jig Masih Potensi Goyang 10.
Mesin Sudah Tua
11.
Plating Salah Kirim Barang
10 Area Kerja Sempit 55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rekapitulasi NGT (Nominal Group Technique)
4.2.3
Dari 10 akar penyebab masalah kemudian dicari penyebab dominan. Untuk menentukan prioritas masalah yang harus diatasi maka dilakukan konsensus 10 akar penyebab masalah diatas dengan menggunakan tools Nominal Group Technique (NGT). Metode ini digunakan dengan melibatkan karyawan sesksi marking dengan menerapkan pendekatan brainstorming. Beberapa karyawan masa kerjanya sudah lama diminta untuk memberikan penilaian terhadap 10 akar penyebab masalah diatas. Penilaian yang diberikan didasarkan atas besarnya pengaruh antara akar penyebab masalah terhadap masalah yang ditimbulkannya yaitu marking tidak center. Masing-masing anggota memberikan penilaiannya dengan melakukan ranking dari mulai akar penyebab yang paling berpengaruh sampai kepada yang kurang berpengaruh. Akar penyebab yang memiliki pengaruh paling besar diberikan angka maksimal 10 berdasarkan 10 akar penyebab masalah terhadap marking tidak center sedangkan untuk yang pengaruhnya paling kecil diberikan angka 1. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi menggunakan Nominal Group Technique (NGT) marking tidak center seperti Tabel 4.8 Tabel 4.8 Rekapitulasi NGT (Nominal Group Technique) NO
Faktor Penyebab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Score
Total
Maryanto
Tukirin
Sutriyono
Yanto.
Eri.
Banyak Lembur
2
1
1
3
2
9
Operator Baru Kurang kontrol atasan Barang Tipe Baru
9
10
9
9
9
46
1
2
2
1
1
7
3
4
4
4
3
18
Material tidak rata Stoper jig menggunakan lilin Jig masih potensi goyang Mesin Sudah Tua Plating salah kirim barang Area Kerja Sempit
4
5
5
6
4
24
10
9
10
10
10
49
6
8
8
8
7
37
5
3
3
2
5
18
7
7
7
7
8
36
8
6
6
5
6
31
(Sumber: Pengolahan Sendiri 2015)
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penentuan akar penyebab dominan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑁𝐺𝑇 ≥
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 +1 2
𝑁𝐺𝑇 ≥
10 𝑋 5 +1 2
𝑁𝐺𝑇 ≥ 26 Jadi dapat disimpulkan bahwa akar penyebab yang dianggap paling dominan menyebabkan klaim marking tidak center adalah yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 26, yaitu: 1. Stopper jig menggunakan lilin 2.
Operator Baru.
3.
Jig masih potensi goyang
4.
Seksi sebelumnya (Plating) salah kirim barang
5.
Area Kerja Sempit Berdasarkan analisa data pada perhitungan NGT (Nominal Group
Technique) maka di dapat 5 faktor penyebab yang diduga dominan menyebabkan klaim marking tidak center yang bisa dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan NGT (Nominal Group Technique) No
Faktor Penyebab
Score
1
Stopper jig menggunakan lilin
49
2
Operator Baru
46
3
Jig masih potensi goyang
37
4
Seksi sebelumnya (Plating) salah kirim barang
36
5
Area Kerja Sempit
31 (Sumber: Pengolahan Sendiri 2015)
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebelum dilakukan perencanaan perbaikan, untuk lebih memastikan hubungan kelima akar penyebab dominan diatas terhadap marking tidak center, Peneliti melakukan pengamatan lapangan terlebih dahulu. 1.
Stopper jig menggunakan lilin Saat ini pada proses marking laser untuk stopper jig menggunakan lilin
seperti pada Gambar 4.7
Gambar 4.7 Stopper Jig Menggunakan Lilin (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk) Berdasarkan Gambar 4.7 stopper jig masih menggunakan lilin masih berpotensi jig goyang jadi bisa mempengaruhi hasil marking menjadi tidak center. 2.
Operator Baru Klaim akibat marking tidak center sebagian besar dikerjakan oleh operator baru di seksi marking. Berikut data klaim yang di sebabkan oleh operator baru seperti pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Data klaim perkaryawan
(Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015)
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.
Jig Masih Potensi Goyang Berikut gambar Jig masih potensi goyang seperti Gambar 4.8: pin
stopper
Gambar 4.8 Jig Potensi Goyang (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) Pada Jig stopper hanya terdapat pada bagian bawah Pada bagian atas yang dekat dengan lokasi toto marking tidak ada stopper, hanya terdapat pin masih ada Potensi part tidak posisi tetap saat proses marking (goyang) karena ukuran pin lebih kecil dari lubang sehingga marking tidak center Yang menjadi tumpuan hanya jig bagian bawah padahal jarak marking diukur dari bagian atas dari part. 4.
Seksi Sebelumnya (Plating) Salah kirim Barang Banyaknya part mirip membuat seksi plating salah kirim barang ke sesksi
marking. Berikut data kelolosan barang dari seksi plating seperti pada gambar Gambar 4.9
Gambar 4.9 Data Kelolosan Barang dari Seksi Plating (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015 2015)
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.
Area Kerja Sempit Area kerja seksi marking yang sempit membuat karyawan bekerja kurang
nyaman bisa dilihat pada gambar 4.10
Gambar 4.10 Area Kerja Marking (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) 4.3
Tahapan DO (Merencanakan dan Melaksanakan Perbaikan)
4.3.1 Merencanakan Perbaikan Untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam tahap ini dilakukan perencanaan tindakan perbaikan dengan mengikuti prinsip 5W+1H (Why, What, Where, When, Who & How). Secara lebih jelas, rencana perbaikan terdapat pada Tabel 4.11
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.11 Rencana Perbaikan dengan Prinsip 5W+1
(Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) 4.3.2
Melaksanakan Perbaikan Setelah dilakukan rencana perbaikan pada Tabel 4.11 , tahap berikutnya
adalah melaksanakan perbaikan sebagai berikut: 1. Proses marking menggunakan stopper jig besi dengan posisi jig dan stopper tidak renggang sehingga tidak potensi jig goyang. Seperti pada Gambar 4.11
Gambar 4.11 Stoper Jig Besi (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015)
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Melakukan pendidikan Kompetensi Karyawan untuk operator baru, baik karyawan baru maupun karyawan pindahan. Berikut daftar induk lisensi karyawan marking seperti pada Gambar 4.12
Gambar 4.12 Daftar Induk Lisensi Kompetensi (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) 3.
Pemasangan stopper pada bagian atas dan bawah pada jig agar pada proses marking laser jig tidak goyang seperti pada Gambar 4.13 pin
stopper
Gambar 4.13 Jig dengan Stoper atas dan bawah (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015)
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Membuat jig contoh barang serupa tapi tak sama seperti pada Gambar 4.14
Gambar 4.14 Jig Serupa tapi tak sama (Sumber: Plating PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) 5. Area marking diatur kembali lay out penempatan barang sesudah dan sebelum periksa dan perbaikan kondisi mesin marking seperti pada Gambar 4.15
Gambar 4.15 Area Lay Out Marking setelah Perbaikan (Sumber: Marking PT. Surya Toto Indonesia, Tbk) 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4
Tahapan CHECK (Memeriksa Hasil Setelah Perbaikan) Setelah proses perbaikan selesai dilaksanakan, maka langkah berikutnya
adalah memeriksa hasil perbaikan. Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya penurunan klaim internal seksi marking pada periode April 2014 sampai dengan Maret 2015 sebanyak 73 klaim dan pada periode April 2015 sampai dengan November 2015 sebanyak 26 klaim. Berikut adalah klaim internal seluruh seksi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Periode April 2015 sampai dengan November 2015 seperti pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.16 Tabel 4.12 Klaim Internal Periode April 2015 sampai dengan November 2015 No
Seksi
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Ttl
1
CA
11
9
12
12
13
10
7
11
85
2
QC
5
8
4
6
6
25
15
2
71
3
TECH
7
8
7
6
9
8
7
9
61
4
MC 2
6
9
5
6
9
8
6
8
57
5
MC 5
5
5
8
7
9
5
4
5
48
6
PL 2
8
11
3
3
8
3
4
4
44
7
MARK
3
1
7
1
7
3
3
1
26
8
MC 3
5
1
6
1
1
1
2
17
9
MC 1
2
4
1
1
4
2
15
10
PL 1
3
1
2
3
2
13
11
WH
3
1
2
1
12
PROCU
1
13
ASSY
2
14
IJ3
1
15
IJ4
1
16
PLP
17
PO 3
3
18
PO 2
1
19
FO1
1
20
PO 1
1
2 1
1
1
1 2
3 2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1 1
10 9
1
1
6
1
6 6
1
5 5
1
1
4
2
1
3
1
1
2
(Sumber: QA PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015)
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/
100 80 60 40
PO 1
FO1
PO 2
PO 3
PLP
IJ4
IJ3
ASSY
PR…
WH
PL 1
MC 1
MC 3
MA…
PL 2
MC 5
MC 2
QC
CA
0
TE…
20
Gambar 4.16 Grafik Klaim Internal Seksi (Sumber: QA PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 2015) Berdasarkan hasil perbaikan klaim internal seksi marking mengalami penurunan dari 73 klaim menjadi 26 klaim atau kalau dihitung secara rata-rata sebelum perbaikan 6.08 klaim dan setelah perbaikan 3.25 klaim mengalami penurunan sebesar 53 %. Tahapan ACTION (Membuat Standarisasi Perbaikan)
4.5
Setelah memeriksa hasil perbaikan langkah selanjutnya adalah membuat standar perbaikan seperti pada Tabel 4.13 Tabel 5.1 Hasil Perbaikan NO
FAKTOR PENYEBAB DOMINAN
PERBAIKAN
1
Stopper Jig Menggunakan Lilin
Pemasangan Stopper jig besi dengan posisi jig dan stopper tidak renggang sehingga tidak akan berpotensi jig goyang
2
Operator Baru
Melakukan pendidikan Kompetensi Karyawan dengan instruktur Atasan seksi
3
Jig Masih Potensi Goyang
Pemasangan stopper pada bagian atas dan bawah pada jig
4
Plating salah Kirim Barang
Membuat jig contoh barang serupa tapi tak sama
Area Kerja Sempit
Area marking diatur kembali lay out penempatan barang sesudah dan sebelum periksa dan perbaikan kondisi mesin marking
5
(Sumber: Pengolahan Sendiri 2015) 65 http://digilib.mercubuana.ac.id/
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/