BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1. Implementasi ERP di PT. GMF AeroAsia 4.1.1. Pengertian SAP-Swift SAP-Swift adalah sistem SAP yang sudah dikonfigurasi secara best practice untuk bisnis perawatan pesawat terbang dengan mengacu pada bisnis proses yang sudah lengkap dan teruji dengan baik di semua fungsi yang ada di BAE (British Airways Engineering) yang sudah terbukti diimplementasikan, dan merupakan hasil kolaborasi dengan TATA Consultancy Services (TCS) sebagai partner. SAP-Swift juga memberikan solusi untuk bisnis proses yang lengkap dari semua fungsi, bukan hanya untuk proses E&M (Engineering & Maintenance), tetapi juga secara langsung terintegrasi dengan proses Finance dan Human Resources. SAP-Swift mempunyai empat modul yang saling keterkaitan, yaitu : 1. MRO ( Maintenance Repair and Overhaul) 2. FICO (Finance & Controlling) 3. SCM ( Supply Chain Management) 4. HCM (Human Capital Management) 4.1.2. Implementasi SAP-Swift Implementasi SAP-Swift di PT. GMF AeroAsia meliputi 6 tahapan yaitu: 1. Project Preparation ( persiapan proyek ), November – Desember 2012 2. Business Blueprint ( perencanaan/cetak biru bisnis ), Desember 2012 – Maret 2013 3. Realization and Testing ( realisasi dan pengujian ), Februari – November 2013 4. Final Preparation ( persiapan akhir ), September – Desember 2013 5. Go-Live, Januari 2014 6. Warranty Support ( melakukan garansi ), Januari – Desember 2014
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Detail dari enam tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1. Project Preparation : a. Program
Governance
yaitu
penyusunan
tim
termasuk
Change
Management b. Setup Sandbox yaitu menyiapkan sistem mesin untuk training core user c. Demo Swift MRO Pre-Configured Solution, yaitu mendemonstrasikan SAP-Swift yang original dari British Airways Engineering d. High Level Gap Fit Analysis yaitu menganalisa gap antara SAP-Swift yang diterapkan di British Airways Engineering dengan sistem di GMF 2. Business Blueprint : a. Conduct Workshop (Role Based) yaitu menyelenggarakan workshop yang diikuti oleh core user dan perwakilan departemen b. Data Migration Strategy yaitu menyusun strategi migrasi data c. Setup
Development
Landscape
yaitu
menyusun
pengembangan
perencanaan per area kerja d. Identify Test Scenarios yaitu menyusun scenario test berupa integration test dan user acceptance test e. Core User Training yaitu melakukan training terhadap 47 core user f. Detailed Business Process / Gap Filment Analysis yaitu menyusun proses bisnis yang akan diiplementasikan pada SAP-Swift g. Finalize Business Process yaitu finalisasi terhadap proses bisnis yang ada di semua departemen 3. Realization and Testing : a. Solution Configuration yaitu melakukan tes dan realisasi proses bisnis b. FRICEW Development yaitu pengembangan form, report, interface, conversion, enhancement, dan workarround c. Data Migration – Cleansing / Transformation yaitu melakukan verifikasi data dan input data d. Role and Authorization Setup yaitu mengatur role dan otorisasi penggunaan T-code untuk transaksi e. Unit Testing yaitu melakukan pengujian role dan otorisasi berdasarkan fungsi
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
f. Setup of Test Server yaitu melakukan setup server quality untuk keperluan training dan tes lanjutan g. Data Migration – Rehearsal-1 yaitu migrasi data ke dalam server quality dan pengujian tahap pertama h. Perform Integration Cycle (IR1) yaitu pengujian sistem integrasi data di server quality tahap pertama i. Close Issues in IR1 yaitu menyelesaikan masalah-masalah pada pengujian pertama j. Validate IR1 yaitu melakukan validasi sistem integrasi k. End User Training yaitu melakukan training kepada end user l. Perform Integration Cycle (IR2) yaitu pengujian sistem integrasi data di server quality tahap kedua m. Close Issues in IR2 yaitu menyelesaikan masalah-masalah pada pengujian kedua n. Validate IR2 yaitu melakukan validasi sistem integrasi o. Peform Security Testing yaitu pengujian sistem keamanan p. Mock Data Migration - Rehearsal-2 yaitu pengujian sistem integrasi data di server production dengan menggunakan data yang seolah-olah data riil q. Perform Performance Testing for Critical Transactions yaitu melakukan pengujian transaksi MRO dengan SCM r. Close PSV Issues yaitu menyelesaikan masalah-masalah pada pengujian kedua s. User Acceptance Testing yaitu pengujian user acceptance pada masingmasing fungsi t. Resolve UAT Issues yaitu menyelesaikan masalah pada pengujian user acceptance 4. Final Preparation : a. Setting up of Pre-Production Environment yaitu melakukan setup server production b. Mock Rehearsal-1 yaitu simulasi Go-Live tahap pertama c. Review Go-Live Plans yaitu meninjau kembali perencanaan Go-Live
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Setting up of Pre-Production Environment yaitu melakukan setup server production yang akan dipergunakan e. Mock Rehearsal-2 simulasi Go-Live tahap kedua f. Review Go-Live Plans yaitu meninjau kembali perencanaan Go-Live g. Go-Live Readiness Check yaitu melakukan pemeriksaan kesiapan Go-Live 5.
Go-Live
6. Warranty Support
4.1.3. Transaksi SAP-Swift Tabel 4.1. Transaksi untuk Base Maintenance Vice President Transaksi CN23 CN23 CNS41; ZIW39
Fungsi Mengetahui update dari projaet schedule Melihat Gantt-chart Mengetahui biaya yang sudah terjadi dalam project secara actual
ZIW39
Mengetahui persentase penyelesaian project, Melihat list order secara keseluruhan
IH08
Melihat material yg masuk dalam list Waiting to be used (WTU) Melihat komponen yg masuk dalam list Waiting to repair (WFR) Mengetahui list semua project yang sedang dikerjakan di TB, Mengetahui detail informasi dari revision
IH08 WPS1
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.2. Transaksi untuk Project Manager Transaksi CN23 & CN22 WPS1 ZIW39 ZIW39
Fungsi Preview , Edit, and Print Maintenance Gantt Chart Memeriksa Aircraft Maintenance ETS & STS Memeriksa Open, Progress, Closed Work Memastikan semua Job-cards & MDR's closed, Display daily menu,Memeriksa progress status
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.3. Transaksi untuk Certifying Staff Transaksi
Fungsi
ZRAISEHANGDEF
Membuat MDR (Maintenance Discrepancy and Rectification)
LBK1
Membuat Tech log (AML) stetelah maintenance untuk item yang deferred Meng-close open tech log yang sudah diselesaikan di base maintenance Meng-close HIL (ADD) notification yang sudah diselesaiakn di base maintenacne Preview , Edit, and Print Maintenance Gantt Chart Mengetahui informasi notification Melakukan perubahan terhadap MDR maupun rectification order Memeriksa keberadaan material di gudang
CN23 & CN22 IW23/ ZIW29 IW32 MMBE
WPS1
Memeriksa Open, Progress, Closed Work Memeriksa status of revision Memeriksa schedule of revision, ETS, STST, and ATS Memeriksa daily menu Memeriksa completeness of order Set ATS
ZIW39, IW33
Memastikan All Jobcards & MDR's closed Display daily menu Memeriksa progress status
ZJCPRINT/ ZSEAL
Untuk melakukan print terhadap job card dan MDR
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.4. Transaksi untuk Technician Transaksi
Fungsi
Bar Coding
Me-record actually man-hours used selama pengerjaan maintenance task
MMBE
Memberikan informasi material stock di GMF Store
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.5. Transaksi untuk Production General Manager Transaksi
Fungsi
MMBE
Mengetahui stok material
LT24
Mengetahui semua transfer order yang harus segera di proses
VA03N/VA05N
Mengetahui status pemenuhan material terhadap order Mengetahui daftar list Purchase Order Mengetahui daftar Purchase Requisition Mengetahui ketersediaan material dalam satu revison atau lebih Mengetahui update dari schedule project Mengetahui material yg masuk dalam list Waiting to be used (WTU) & Waiting to repair (WFR) Mengetahui material yang telah expired, Mengontrol agar material di gudang tidak sampai expired Mengetahui daftar SO ( Sales Order )
VL06
Mengetahui material yang telah datang
IW13 / MD04 ME2M ME5A ZREVAVREV CN23 IH08/ MB52 MB5M
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.6. Transaksi untuk Planning Engineer Transaksi CN22
Fungsi Mengubah dan mempublish network
ZREVCERTCARDS Printing control sheet ZSEAL
Printing job
ZIW38/ IW32
Melakukan pengubahan terhadap order
CJ03 IL03 MMBE WPS1
Memeriksa WBS dari project Memeriksa functional location Memeriksa ketersediaan material Membuat paket pekerjaan dalam project
ZDUWB
Mengupload notifikasi ke dalam revision
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.7. Transaksi untuk Planning and Controling General Manager Transaksi
Fungsi
IW47
Mengetahui Produktivitas Man power
CNS41
Mengetahui Cost dalam sebuah project
ZREVAVREP
Mengetahui ketersediaan material dalam satu project/ revision
CN23
Menampilkan project dalam bentuk Barchart
IH08
Melihat material yg masuk dalam list Waiting to be used (WTU) & Waiting to repair (WFR)
IW13
Mengetahui pemenuhan material untuk setiap project atau setiap work center
MD04
Mengetahui antrian material
MMBE
Mengetahui stok material
WPS
Melihat kesesuaian pesawat di lapangan dan di system, Melihat availability slot secara system
WPS1
Mengetahui semua project/ revision yang ada di Base Maintenance
WPS1 / CN23
Mengetahui schedule (Plan, STS, ETS, ATS) setiap project
WPS1 / ZIW39
Mengetahui persentase penyelesaian project secara aktual
ZIW39 / IW33
Melihat created order dalam 1 project atau secara keseluruhan project
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.8. Transaksi untuk Engineer Transaksi
Fungsi
ZIW39 IW32 MMBE ZJCPRINT, ZSEAL ZRAISEHANGDEF
Memeriksa status of order Meng-edit order yang telah dibuat untuk component, RO, etc Give information the material stock in GMF Store Senior Technician responsible for searching maintenance manual and print it if required Senior Technician create MDR through SWIFT after found defect during maintenance
Senior Technician responsible for creating Rectification Order (RO) while create MDR, Ask ZRAISEHANGDEF assistance from PE if any complex MDR that require PE assistance ZRAISEHANGDEF
Record actually man-hours used during performed maintenance task
Insert material in the order if rectification require ZRAISEHANGDEF material, Inform PE if any material PN not exist in SWIFT Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.9. Transaksi untuk Maintenance Shift Manager / Production Manager Transaksi
Fungsi
IW23/ ZIW29
Melakukan perubahan terhadap MDR maupun rectification order Preview , Edit, and Print Maintenance Gantt Chart Melihat kesiapan kapasitas manpower yang ada untuk mengerajakan load dalam satu work center Mengetahui informasi notification
WPS1
Memeriksa Aircraft Maintenance ETS & STS
ZIW39
Memeriksa Open, Progress, Closed Work
IW32 CN23 & CN22 ZCPWL
Memastikan semua Jobcards & MDR's closed, Display daily menu, memeriksa progress status ZRAISEHANGDEF Membuat MDR ZIW39
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.10. Transaksi untuk Material Store Keeper / Store Manager Transaksi
Fungsi
LX02 Q, MB1B Q
Memastikan PN Project Stock tidak ada di 1000
LX02, ME21N, VL10B, VL02N
Tidak ada PN UNMOVED dan tidak dibutuhkan di GAH3 1000
MIGO, MB01
Memastikan setiap barang yang masuk sesuai Requirement
IH08
Tidak ada Material WTC & WTU di Work Area
LT22
Tidak ada Technical Order (TO) Open
IH08
Tidak ada material WFR di GAH3 3000
LT01, LT12, LT 10
Menyimpan part yang berada di XDC dan G70 10402E yang belum ada TO Transfer sesuai segregasinya.
LT11, VL02N
Memastikan setiap permintaan terpenuhi sesuai Requirement.
LX02 M, MB1B M
Mengontrol keberadaan part pooling
MB51
Memeriksa pergerakan material yang RTS
VL02N
Memastikan part unserviceable terkirim ke Cardex/Shop
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.11. Transaksi untuk Procurement General Manager Transaksi
LT24 ME2M ME5A ZREVAVREV MMBE
Fungsi Mengetahui semua transfer order yang harus segera di proses Mengetahui daftar list Purchase Order Mengetahui daftar Purchase Requisition Mengetahui ketersediaan material dalam satu revison atau lebih Mengetahui stok material
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.11. Transaksi untuk Procurement General Manager (lanjutan) Transaksi
Fungsi
VA03N/VA05N
Mengetahui material yang telah expired, Mengontrol agar material di gudang tidak sampai expired Mengetahui update dari schedule project Melihat material yg masuk dalam list Waiting to be used (WTU) & Waiting to repair (WFR) Mengetahui status pemenuhan material terhadap order Mengetahui daftar SO ( Sales Order )
VL06
Mengetahui material yang telah datang
MB5M CN23 IH08/ MB52 IW13 / MD04
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.12. Transaksi untuk Procurer Transaksi
Fungsi
ADSUBCON FBL1N IW21 MB51 MB52 ME28 ME2M/ ME2N
Membuat Purchase Order subcontract / outsource Memeriksa pending payment fro TA-TX Melakukan update master data Memeriksa historical material consumption Mengetahui list material dalam suatu storage locaton Release Purchase Order Memeriksa historical order
ME2N
Reporting Purchase Orders by PO Number
ME54N
Melakukan Release PR Suatu Permintaan Material Monitor Kebutuhan Material dalam suatu Maintenance Project
ZREVAVREP MM03
Melihat MRP Parameter pada Master Data material
ME01/ QI01 ME03 ME13 ME21N
Memasukkan source list to system Melihat source Pembelian Material Melihat Record Purchase per Vendor Membuat Purchase Order / PO Memeriksa PR for related Part Number, Check Open Purchase Requisition / MRP Tracking
ME5A/ MD04
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.13. Transaksi untuk Production Engineering Transaksi
Fungsi
CV01N
CV04N, CV02N IW13, ZIW39 ZIW39 CC01, IA05 IQ03, IH09, IH08 MMBE, MD04 ZREVAVREP ZIA09
Membuat lampiran manual seperti AMM, CMM, SRM atau Drawing di Sistem untuk kebutuhan RO MDR atau PD Sheet Mengecek list-list DMS yang telah dibuat jika ada update manual jika ada dari Authority maupun manufacture Mengetahui dan memeriksa kebutuhan material di Order Melihat dan memeriksa List Update MDR Membuat standard RO MDR dan PD Sheet Mengetahui Status Exist tidaknya Part Number di dalam Sistem Mengetahui stok material Mengetahui ketersediaan material dalam satu project/ revision Mengecek list tasklist RO yang telah dibuat
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
Tabel 4.14. Transaksi untuk Satellite Planner
Transaksi
Fungsi
CJ2B
Release Project for Maintenance Turnaround Time (TAT) changed karena NIL material, customer request, etc. Mencetak Jobcard & MDR Release Order for Maintenance
CN22 WPS1, ZSEAL ZIW38, IW32
ZREVCERTCARDS Mencetak Jobcard & MDR Inventory ZIW38, ZTECO1
Technical Completion for Maintenance Order
WPS1
Memeriksa Date, Func.Loc., Order, PMPS, Scheduling, etc. Memeriksa Project Center Memeriksa Date, Status Published, Zone, Gantt Chart, etc. Release Revision for Maintenance
WPS1, LBK1, IW21
Withdrawn, Cancelled, Deferred Work
WPS1, ZIW39 CJ03 CN23
Sumber : SAP-Swift Document (2015)
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.15. Transaksi untuk Fleet Logistic Controller Transaksi
Fungsi
MB1B
Memindahkan Part Pooling dari Local Store ke Sloc
ZREVAVREP, IW13
Melihat ketersediaan material per project, Melihat pemenuhan material per work center
ZRTS
Mengembalikan material serviceable yang tidak dibutuhkan di SLoc
ADSUBCON
Membuat perintah pengiriman part pooling pada system
CCM2, IL03
Memastikan part yang ter-remove dari pesawat akan ter-install secara system
IH08, MB52
Melihat material yg masuk dalam list Waiting to be used (WTU)
IH08, MB52
Melihat komponen yg masuk dalam list Waiting to repair (WFR)
IW32
Melakukan permintaan transfer material ke SLoc
MD04, MB51
Melihat progres pergerakan material
ME21N
Membuat permintaan material/part antar plant
MMBE
Melihat lokasi ketersediaan material
VL02N
Memeriksa pengiriman part/component
WPS1
Melihat status revision dan order
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
4.2. Data Penelitian 4.2.1. Data Primer Menurut Sugiyono (2014), data primer diperoleh dari interview atau wawancara dan kuesioner. Data primer yang diperoleh dengan cara interview atau wawancara dilakukan kepada pihak Core User SAP-Swift dan Manager pada Dinas Base Maintenance PT. GMF AeroAsia. Data primer juga diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner dengan responden End User dan Manager. End User dan Manager tersebut telah mendapatkan training SAP-Swift dan telah mendapatkan User ID sesuai dengan
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
role and responsibility-nya. Kuesioner didistribusikan kepada 165 responden yang merupakan pengguna SAP-Swift.
4.2.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data-data perusahaan seperti Dokumen SAPSwift dan Base Maintenance KPI BSC Achievement. Data SAP-Swift terdiri dari informasi modul, Critical Success Factor, dan SAP-Swift Project Time Frame, yang akan dibahas pada Bab V. Sedangkan data Base Maintenance BSC Achievement merupakan data pencapaian kinerja Dinas Base Maintenace PT. GMF AeroAsia periode 2013 (sebelum implementasi SAP-Swift) dan periode 2014 (periode pelaksanaan SAP-Swift).
4.3. Analisis Statistik Inferensial Pada penelitian ini menggunakan analisis statistik Structural Equation Modeling menggunakan sofeware SEM AMOS version 19. Model terdiri dari tiga variabel laten yang terdiri dari Implementasi ERP, Non-Financial Performance, dan Financial Performance, dengan detail sebagai berikut : a. Implementasi ERP sebagai Variabel Laten Eksogen (variabel bebas). b. Non-Financial Performance sebagai Variabel Laten Endogen (variabel tak bebas) terhadap Implementasi ERP dan Variabel Laten Eksogen (variabel bebas) terhadap Financial Performance. c. Financial Performance sebagai Variabel Laten Endogen (variabel tak bebas) terhadap Implementasi ERP dan Non-Financial Performance. Variabel Laten Implementasi ERP mempunyai variabel manifes sebagai berikut : a. TMS : Top Management Support b. BPR : Business Process Reengineering c. PTM : Project Team & Change Management d. EFC : Effective Communication e. MEP : Monitoring and Evaluation of Performance Variabel Laten Non-Financial Performance mempunyai variabel manifes sebagai berikut : a. CSI : Customer Satisfaction Index
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. TAT : Turn Around Time Ratio c. PRD : Productivity Variabel Laten Financial Performance mempunyai variabel manifes sebagai berikut : a. RVN : Revenue b. OPM : Operating Profit Margin c. CPQ : Cost of Poor Quality Hubungan antar variabel digambarkan dalam Path Diagram pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1 di bawah ini terlihat nilai Chi Square sebesar 73,914 dan Probability sebesar 0,001. Pada Model SEM, untuk menurunkan nilai Chi Square dan menaikkan nilai probability dapat ditempuh dengan cara memodifikasi model.
Gambar 4.1. Model Awal Penelitian Pada Tabel 4.1. terdapat nilai covariances terbesar pada e3 -- e12 yaitu sebesar 19,814.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.16. Hasil Output Modification Indices pada Model Awal Modification Indices (Group number 1 ‐ Default model) Covariances: (Group number 1 ‐ Default model)
e7 e3 e3 e3 e4 e4 e5
<--> <--> <--> <--> <--> <--> <-->
e8 e12 e8 e1 e12 e8 e3
M.I.
Par Change
4,121 19,814 5,654 4,275 7,926 4,792 4,021
0,207 0,428 0,282 -0,279 -0,269 -0,257 -0,238
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Model kemudian dimodifikasi dengan cara menghubungkan e3 dengan e12, dan menghasilkan Path Diagram di bawah ini.
Gambar 4.2. Model Setelah Modifikasi
4.3.1. Uji Asumsi Model 4.3.1.1. Ukuran Sampel Menurut Santoso (2007), ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM berjumlah 15 kali jumlah indikator. Menurut Ghozali (2005) 58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ukuran sampel yang direkomendasikan antara 100 sampai 200. Menurut Hair et al. (2010), ukuran sampel minimum untuk jumlah konstruk di bawah lima adalah 100 sampai 200. Dalam penelitian ini jumlah indikator (variabel manifes) sebanyak 11 sehingga ukuran sampel yang diperlukan sebanyak 165. Sampel tersebut kemudian diseleksi dan menghasilkan 161 ukuran sampel yang dapat dilakukan pengujian lanjutan, dan 4 ukuran sampel yang tidak lulus seleksi (data outlier). Adapun data outlier adalah responden ke-37, responden ke-102, responden ke-141, dan responden ke-144. Nilai critical ratio (c.r) setelah penghapusan data outlier adalah 1,892 dari sebelumnya 3,233 (data dinilai normal jika nilai c.r. pada probabilitas 0,05 adalah diantara -1,96 sampai dengan 1,96).
4.3.1.2. Uji Normalitas Pada Tabel 4.17. tentang Assesment of Normality terlihat bahwa secara umum semua indikator berdasarkan nilai c.r. tidak berada dalam range nilai yang direkomendasikan,yaitu antara -1,96 sampai dengan 1,96, secara multivariate pada penelitian ini memiliki nilai normalitas 3,233 (tidak berada pada skala -1,96 sampai dengan 1,96) sehingga data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi data dengan tidak menggunakan data yang termasuk ke dalam outliers pada penelitian ini. Hasil uji normalitas setelah dilakukan seleksi data dengan tidak menggunakan data yang termasuk outliers yaitu data responden ke-37, responden ke-102, responden ke-141, dan responden ke-144, maka hasil uji normalitasnya dapat dilihat pada Tabel 4.18. Pada Tabel 4.18. tentang Assesment of Normalitiy terlihat bahwa secara umum semua indikator berdasarkan nilai c.r. berada dalam range nilai yang direkomendasikan, yaitu antara
-1,96 sampai dengan 1,96.
Secara multivariate data pada penelitian ini memiliki nilai normalitas 1,892 (berada pada skala -1,96 sampai dengan 1,96), sehingga data telah terdistribusi secara normal dan memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas Sebelum Seleksi Data Assessment of normality (Group number 1)
Variable RVN OPM CPQ PRD TAT CSI TMS BPR PTM EFC MEP Multivariate
min 8 7 7 8 7 6 9 8 6 8 6
max 15 15 15 15 14 15 15 15 15 15 15
skew 0,406 0,447 0,11 -0,001 -0,142 -0,049 0,151 -0,079 -0,008 0,065 -0,127
c.r. 2,128 2,345 0,576 -0,008 -0,744 -0,255 0,793 -0,413 -0,043 0,34 -0,667
kurtosis -0,465 0,086 -0,292 -0,542 -0,724 -0,418 -0,15 -0,145 0,261 -0,472 0,514 8,514
c.r. -1,22 0,224 -0,765 -1,421 -1,897 -1,096 -0,394 -0,381 0,685 -1,238 1,347 3,233
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Tabel 4.18. Hasil Uji Normalitas Setelah Seleksi Data Assessment of normality (Group number 1)
Variable RVN OPM CPQ PRD TAT CSI TMS BPR PTM EFC MEP Multivariate
min 8 7 7 8 7 6 9 8 6 8 6
max 15 15 15 15 14 15 15 15 15 15 15
skew 0,315 0,476 0,077 -0,031 -0,121 -0,081 0,148 -0,062 0,101 0,047 -0,134
c.r. 1,633 2,468 0,399 -0,16 -0,627 -0,42 0,766 -0,323 0,522 0,243 -0,696
kurtosis -0,668 0,15 -0,242 -0,506 -0,718 -0,39 -0,086 -0,166 0,233 -0,525 0,611 5,044
c.r. -1,73 0,388 -0,628 -1,311 -1,859 -1,011 -0,224 -0,431 0,602 -1,359 1,582 1,892
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
4.3.1.3. Uji Outlier Uji outlier adalah pengujian kenormalan data. Data yang tidak normal atau masuk dalam kategori outlier akan mempengaruhi kenormalan data secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan penghilangan data responden yang termasuk kategori outlier tersebut. Uji outlier dapat dilihat dari hasil keluaran software AMOS Versi 19.0 pada bagian Observations farthest from the centroid
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(Mahalonobis distance). Pada pengujian ini didapatkan empat data outlier yaitu responden ke-37, responden ke-102, responden ke-141, dan responden ke-144. Kemudian dilakukan penghapusan empat outlier tersebut. Setelah dilakukan penghapusan, ternyata nilai c.r. menjadi 1,892, yang dapat dilihat pada Tabel 4.18. Pada Tabel 4.19. ditampilkan hasil uji outlier tersebut. Data yang menjadi fokus perhatian uji outlier adalah nilai Mahalanobis distance p1 dan p2. Kategori data outlier adalah p1 atau p2 lebih kecil dari 0,05 menurut Hair et al (2010), Santoso (2007), dan Ghozali (2005). Nilai p1 atau p2 yang lebih kecil dari 0,05 terdapat pada observation number 73, 102, 141, dan 144. Tabel 4.19. Hasil Uji Outlier Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
98 116 37 144 141 102 48 24 36 100 62 63 117 13 97 74 68 145 4 94 139 79
30,39 27,666 27,458 26,487 25,907 25,537 19,955 19,062 18,976 18,97 18,303 18,071 18,003 17,943 17,893 17,881 17,622 17,588 17,466 17,207 16,948 16,943
0,001 0,004 0,004 0,005 0,007 0,008 0,046 0,06 0,062 0,062 0,075 0,08 0,082 0,083 0,084 0,084 0,091 0,092 0,095 0,102 0,109 0,11
0,203 0,122 0,028 0,013 0,005 0,002 0,638 0,779 0,691 0,568 0,697 0,675 0,592 0,504 0,416 0,318 0,329 0,254 0,22 0,239 0,264 0,194
Sumber :HasilPengolahan Data (2015)
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.2. Uji Kesesuaian
Hasil pengujian model penelitian setelah menjalani pengujian asumsi
model dapat terlihat pada Gambar 4.3. berikut :
Gambar 4.3. Hasil Pengujian Model Penelitian
Hipotesis yang menjelaskan kondisi data empiris dengan model atau teori adalah : Ho : Data empiris identik dengan teori atau model (Hipotesis akan diterima apabila P > 0,05) H1 : Data empiris berbeda dengan teori atau model (Hipotesis akan ditolak apabila P < 0,05). Pada Gambar 4.3. terlihat bahwa penelitian ini memiliki nilai Probalitas (P) sebesar 0,109 sehingga sesuai dengan rekomendasi pengolahan data dengan menggunakan SEM. Nilai probabilitas yang direkomendasikan adalah Probalitas (P) > 0,05 menurut Hair et al (2010), Santoso (2007), dan Ghozali (2005). Dalam menentukan suatu model dapat dinyatakan sesuai (fit) tidak hanya menggunakan nilai probabilitas (P), ada beberapa persyaratan lain yang harus dipenuhi antara lain Absolute Fit Measure, Increamental Fit Measure dan Parsimoniuos Fit Measure dengan target tingkat kesesuaian yang telah ditentukan. Setelah
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi, langkah berikutnya adalah melakukan analisa model yang ada yang dinyatakan dengan sesuai (Fit) atau tidak sesuai (tidak fit). Hasil analisa model dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Target-Tingkat Kesesuaian Target-Tingkat Kesesuian
Ukuran Absolute Fit Indices Chi-Square
Nilai χ2 kecil
Probabilitas CMIN/DF GFI AGFI RMR Increamental Fit Indices NFI CFI IFI RFI Parsimoniuos Fit Indices PNFI PCFI RMSEA
AIC
Hasil Estimasi
Tingkat Kesesuian
p > 0.05 <5 Mendekati 1 Mendekati 1 Mendekati 0
51,261 0,109 1,282 0,948 0,913 0,114
Fit Fit Fit Fit
Mendekati 1 Mendekati 1 Mendekati 1 Mendekati 1
0,922 0,981 0,982 0,893
Fit Fit Fit Fit
Diantara 0 dan 1 Diantara 0 dan 1 < 0,08 Lebih kecil dari Saturated Model(<132) atau Independence Model (<680,481)
0,671 0,714 0,042
Fit Fit Fit
103,261
Fit
Fit
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Berdasarkan Tabel 4.20, keseluruhan model mempunyai tingkat kesesuaian fit, yang berarti bahwa Measurement Model dan Structure Model dapat dilanjutkan.
4.3.3. Uji Parameter Model Uji parameter model digunakan untuk mengetahui nilai λ (faktor loading), bobot faktor (regression weight) dan reliabilitas dari model yang telah dibangun
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk menguji parameter model. Pengujian ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan pengujian validitas dan tahapan pengujian realibilitas. 1.
Uji Validitas Pengujian terhadap validitas variabel dilakukan dengan melihat nilai Signifikansi (Sig) yang diperoleh tiap variabel indikator dibandingkan dengan nilai ά (0,05).
kemudian
Sig ≤ 0,05 maka tolak H0, artinya
variabel indikator tersebut merupakan konstruktor yang valid bagi variabel tertentu. Indikator yang memiliki factor loading dibawah batas minimum tersebut akan dikeluarkan dari model pengukuran. Analisa dilakukan berdasarkan Tabel 4.21. Tabel 4.21. Tabel Uji Validitas Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
MEP EFC PTM BPR TMS CSI TAT PRD CPQ OPM RVN
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
Implemen_ERP Implemen_ERP Implemen_ERP Implemen_ERP Implemen_ERP NonFin_Perform NonFin_Perform NonFin_Perform Fin_Perform Fin_Perform Fin_Perform
Estimate 0,724 0,701 0,623 0,621 0,609 0,655 0,708 0,699 0,767 0,793 0,563
Sumber : HasilPengolahan Data (2015)
Tabel 4.21. pada kolom estimate menunjukkan factor loadings setiap indikator terhadap konstruk yang terkait. Karena tidak ditemukan factor loading dengan nilai di bawah 0,5 maka semua indikator diikutsertakan dalam model dan model pengukuran dan dinyatakan valid menurut Hair et al. (2010), Santoso (2007), dan Ghozali (2005). 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator suatu variabel bentukan yang menunjukan derajat setiap indikator sebagai konstruktor variabel bentukan. Pendekatan dalam menilai sebuah model
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengukuran (measurement model) ini adalah dengan menilai besaran composite reliability serta masing-masing konstruk. Berikut disajikan Tabel 4.22 yang menjelaskan hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya. Tabel 4.22. Hasil Uji Hubungan Antar Variabel Laten dengan Indikatornya Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
No
Variabel
1
Implementasi ERP
2
3
Financial Performance
Non-Financial Performance
Indikator
Nilai (Nilai Loading Loading)2
erorr (1(nilai loading)2)
1. TMS : Top Management Spt.
0,609
0,371
0,629
2. BPR : Business Process Reengin. 3. PTM : Project Team & Change Management 4. EFC : Effective Communication 5. MEP : Monitoring and Evaluation of Performance
0,621
0,386
0,614
0,623
0,388
0,612
0,701
0,491
0,509
0,724
0,524
0,476
Total
3,278
2,160
2,840
0,563
0,317
0,683
2. OPM : Op. Profit Margin
0,793
0,629
0,371
3. CPQ : Cost of Poor Quality
0,767
0,588
0,412
Total
2,123
1,534
1,466
1. CSI : Customer Satisfaction Index
0,655
0,429
0,571
2. TAT : Turn Around Time Ratio 3. PRD : Productivity
0,708
0,501
0,499
0,699
0,489
0,511
Total
2,062
1,419
1,581
1. RVN : Revenue
Sumber : HasilPengolahan Data (2015)
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selanjutnya dihitung composite reliability dari setiap konstruk dengan menggunakan rumus construct reliability, hasilnya adalah sebagai berikut:
Implementasi
ERP
=
(Σ std.loading) 2 (Σ std.loading) 2 Σe
(3,278) 2
=
(3,278) 2,840
=
2
j
10,745 0,791 13,585
Financial Performance=
(Σ std.loading) 2 (Σ std.loading) 2 Σe
= j
(2,123) 2 (2,123) 2 1,446
=
4,507 0,755 5,973
Non-Financial Performance=
(Σ std.loading) 2 (Σ std.loading) Σe
=
2
(2,062) 2 (2,062) 1,581
=
2
j
4,252 0,729 5,833
Dari hasil perhitungan dengan construct reliability, konsistensi internal dari indikator-indikator dalam model penelitian ini diterima, sebab hasil perhitungannya diatas 0,70. Nilai yang digunakan untuk sebuah tingkat reliabilitas yang diterima minimal 0,70 menurut Hair et al. (2010), Santoso (2007), dan Ghozali (2005). 4.4. Korelasi antar Dimensi
Interprestasi angka korelasi menurut Sugiyono (2007) 0
– 0,199 : Sangat lemah
0,20 – 0,399 : Lemah 0,40 – 0,599 : Sedang 0,60 – 0,799 : Kuat 0,80 – 1,0
: Sangat kuat
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.23. Matrik Korelasi antara Dimensi pada Implementasi ERP dengan Financial Performance Financial Performance Operating Cost of Poor Revenue Profit Margin Quality
Implementasi ERP Top Management Support
0.244
0.343
0.332
Business Process Reengineering
0.249
0.35
0.338
Project Team & Change Management
0.373
0.525
0.508
0.28
0.395
0.382
0.29
0.408
0.394
Effective Communication Monitoring and Evaluation of Performance Sumber : HasilPengolahan Data (2015)
Pada Tabel 4.23. terlihat korelasi yang termasuk kategori sedang adalah korelasi Project Team & Change Management dengan Operating Profit Margin sebesar 0,525, Project Team & Change Management dengan Cost of Poor Quality sebesar 0,508, dan Monitoring and Evaluation of Performance dengan Operating Profit Margin sebesar 0,408.
Tabel 4.24. Matrik Korelasi antara Dimensi pada Implementasi ERP dengan Non-Financial Performance Non-Financial Performance Customer Turn Around Productivity Satisfaction Time Ratio Index
Implementasi ERP Top Management Support Business Process Reengineering
0.231
0.234
0.217
0.236
0.239
0.221
Project Team & Change Management
0.476
0.483
0.447
Effective Communication
0.266
0.269
0.249
Monitoring and Evaluation of Performance
0.275
0.278
0.257
Sumber : HasilPengolahan Data (2015)
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada Tabel 4.24. terlihat korelasi yang termasuk kategori sedang adalah korelasi Project Team & Change Management dengan Productivity sebesar 0,476, Project Team & Change Management dengan Turn Around Time Ratio sebesar 0,483, dan Project Team & Change Management dengan Customer Satisfaction Index sebesar 0,447.
Tabel 4.25. Matrik Korelasi antara Dimensi pada Non-Financial Performance dengan Financial Performance Financial Performance
Revenue
Operating Profit Margin
Cost of Poor Quality
Productivity
0.33
0.464
0.449
Turn Around Time Ratio
0.334
0.471
0.455
Customer Satisfaction Index
0.309
0.435
0.421
Non-Financial Performance
Sumber : HasilPengolahan Data (2015)
Pada Tabel 4.25. terlihat korelasi yang termasuk kategori sedang adalah korelasi Productivity dengan Operating Profit Margin sebesar 0,464, Productivity dengan Cost of Poor Quality sebesar 0,449, dan Turn Around Time Ratio dengan Operating Profit Margin sebesar 0,471, Turn Around Time Ratio
dengan Cost of Poor Quality sebesar 0,445, Customer Satisfaction Index dengan Operating Profit Margin sebesar 0,435, dan Customer Satisfaction Index dengan Cost of Poor Quality sebesar 0,421.
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/