BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT ANAK UNTUK BELAJAR HAFALAN JUZ ‘AMMA DI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH AL-MUNAWAROH KLIDANG LOR KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG
Dalam analisis ini penulis berpijak pada rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan pada perumusan masalah bab terdahulu, yaitu meliputi, upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar hafalan Juz ‘Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang dan analisis faktor yang menghambat dan mendukung hafalan Juz ‘Amma pada anak-anak. Maka lebih lanjut, dibawah ini penulis kemukakan analisis tersebut satu persatu, yaitu: A. Analisis Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Anak Untuk Belajar Hafalan Juz ‘Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang Guru atau pendidik merupakan sosok yang seharusnya mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh ilmunya tersebut dalam proses pembelajaran dalam makna yang luas, toleran, dan senantiasa berusaha menjadikan siswanya memiliki kehidupan yang lebih baik.1 Guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar. Di lingkungan sekolah guru 1
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.4.
64
65
juga merupakan orang tua kedua bagi peserta didik, selain bertugas sebagai pendidik, guru juga mempunyai tugas untuk meningkatkan minat anak dalam pelajaran menghafal khususnya menghafal Juz ‘Amma. Cara agar pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan adalah guru sebagai pendidik harus mampu memiliki keikhlasan yaang tinggi dalam mengajar. Setelah ikhlas tumbuh di hati, maka akan terlihatlah kebahagiaan seorang guru. 2 Berdasarkan wawancara dan observasi, upaya yang dilakukan guru di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang untuk meningkatkan minat anak menghafal Juz ‘Amma adalah sebagai berikut: 1.
Menceritakan Asbabul Nuzul Surat-surat Yang Dihafalkan Anak Dari Juz ‘Amma.3 Dalam upaya tersebut, guru selalu memberi suport dengan menceritakan asbabul nuzulnya surat yang anak hafalkan sehingga mereka paham akan manfaat dalam menghafal Juz ‘Amma, maka timbullah kesemangatan dari diri anak-anak untuk bisa menghafalnya.
2.
Memberikan Motivasi Pada Anak.4
2
Wijaya Kusumah, S.Pd.M.Pd., Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya, (Jakarta:Permata Puri Media, 2012), hlm. 97 3 D.S, Guru Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang, wawancara pribadi, Batang 26 Agustus 2015, pukul 14.00 WIB 4 M.M, Guru Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang, wawancara pribadi, Batang 26 Agustus 2015, pukul 14.00 WIB
66
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.5 Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.6 Untuk memberi motivasi pada anak-anak dalam menghafal Juz ‘Amma yaitu dengan cara memberi suport pada anak agar tambah semangat dan yakin bahwa mereka pasti bisa menghafalkan Juz ‘Amma, dengan memberi pujian dan hadiah bagi anak yang mampu menghafal Juz ‘Amma dengan tartil dan fasih sesuai urutan ayat-ayat dan sesuai ilmu tajwidnya sebagaimana yang telah tertulis dalam kitab tajwid yang mereka pelajari di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh dan mengingatkan kepada anak-anak bahwa barang siapa yang hafal Al-Qur’an akan sangat besar pahalanya yang akan Allah berikan kepadanya. Upaya guru yang dalam meningkatkan minat anak untuk belajar hafalan Juz ‘Amma di Madrasah Diniyah
Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor
Kecamatan Batang Kabupaten Batang adalah dengan cara: a.
Menceritakan Asbabul Nuzul Surat-surat Yang Dihafalkan Anak Dari Juz ‘Amma. Minat anak dalam belajar menghafal Juz ‘Amma tergolong cukup
5
hlm.158
6
Prof. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001),
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remadja Rosdakarya, Bandung, 1997, hlm. 105.
67
antusias, karena sebelum menghafal Juz ‘Amma, guru selalu memberi suport
dengan
menceritakan
asbabul
nuzulnya
surat
yang
anak
hafalkan.sehingga mereka paham akan manfaat dalam menghafal Juz ‘Amma, maka timbullah kesemangatan dari diri anak-anak untuk bisa menghafalnya. b.
Memberikan Motivasi Pada Anak dengan cara memberi suport anak-anak
agar tambah semangat dan yakin bahwa mereka pasti bisa menghafalkan Juz ‘Amma, dengan memberi pujian dan hadiah bagi anak yang mampu menghafal Juz ‘Amma dengan tartil dan fasih sesuai urutan ayat-ayat dan sesuai ilmu sebagaimana yang telah tertulis dalam kitab tajwid yang mereka pelajari di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh dan mengingatkan kepada anakanak bahwa barang siapa yang hafal Al-Qur’an akan sangat besar pahalanya yang akan Allah berikan kepadanya Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.7 Sedangkan dalam buku lain dijelaskan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.8 Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi tanggapan7
Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
hlm. 187.
8
hlm.121.
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.1 2007),
68
tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui
belajar).
Menghafala
adalah
kemampuan
untuk
memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara cepat
dan
tepat,
sesuai
dengan
tanggapan-tanggapan
yang
diterimanya.9 Untuk menghafal surat-surat yang ada pada Juz ‘Amma, dapat memulai dengan surat Al-fatihah terlebih dahulu, kemudian An-naas, Al-falaq, Al-ikhlas hingga seterusnya sampai surat An-naba’.10 Beradasarkan penuturan dari guru Madrasah Diniyah Islamiyah AlMunawaroh Klidang Lor mengenai minat anak dalam belajar hafalan Juz ‘Amma dapat dilihat ketika proses pembelajaran, murid akan kelihatan minatnya dalam pelajaran menmghafal Juz ‘Amma ketika guru memanggil anak satu persatu maju kedepan untuk menghafal surat yang terdapat dalam Juz ‘Amma. Untuk kelas 2 ibtidaiyah menghafalkan surat Al-fatihah sampai dengan surat Al-‘Asr, kelas 4 ibtidaiyah menghafalkan surat At-Takatsur sampai dengan surat AdDuha, dan kelas 5 ibtidaiyah menghafalkan surat Ad-Duha sampai dengan surat An-Naba’. Dalam menghafal Juz ‘Amma, minat anakanak sangat antusias dan mereka tertarik dalam menghafal Juz ‘Amma.
9
Drs. Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum Dalam Landasan Sejarah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2003), hlm.260 10 Ustadz Muhammad Syah Putra, Mudah dan Praktis Menghafal Juz ‘Amma dan Asmaul Husna (Surabaya: Quntum Media, 2013), hlm.37.
69
Di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor dapat dilihat minat anak dalam belajar hafalan Juz ‘Amma cukup baik. Akan tetapi masih ada anak yang kurang minatnya dalam menghafal Juz ‘Amma. Kemampuan anak dalam menghafal
Juz
‘amma itu masing-masing, ada anak yang cerdas untuk mengahafal Juz ‘Amma dan juga masih ada anak yang sedikit lambat, mungkin terbentur dengan pembentukan senang
psikologis karakter yang masih
permainan-permainan yang menyita waktu mereka untuk
mengingat hafalan yang telah mereka hafal. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan penilaian kemampuan anak dalam menghafal Juz ‘Amma di Madrasah Diniyah Islaimyah Al-Munawaroh Klidang Lor untuk kemampuan anak dalam menghafal Juz ‘Amma bahwa anakanak dalam menghafalkan surat-surat pendek yang terdapat dalam Juz ‘Amma cukup baik dan dapat dilihat dari nilai raport anak. 11 B. Analisis Faktor yang Menghambat dan Mendukung Hafalan Juz ‘Amma Pada Anak Setiap anak dalam menghafalkan Juz ‘Amma pasti ada yang namanya faktor penghambat dan pendukung. Adapun faktor yang menghambat dan mendukung untuk belajar hafalan Juz ‘Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Kecamatan Batang Kabupaten Batang adalah:
11
Hj. Maftuchah, Kepala Sekolah MADIN Islamiyah Al-Munawaroh Kecamatan Batang Kabupaten Batang, wawancara pribadi, Batang 27 Agustus 2015, pukul 14.00 WIB.
70
1.
Faktor Penghambat Faktor penghambat hafaalan Juz ‘Amma pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan:12 Faktor lingkungan yang menghamabat hafalan Juz ‘Amma pada anak anak adalah: a.
Kondisi Keluarga Kurangnya pengawasan dari orang tua dalam memperhatikan anak untuk belajar
menghafalkan Juz ‘Amma di rumah, yang
mengakibatkan anak itu malas belajar untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan akhirnya anak itu kurang maksimal hafalannya. b.
Kondisi lingkungan Kecenderungan anak-anak terhadap bermain masih tinggi. Anak-anak suka bermain jadi di waktu siang harinya digunakan untuk berm ain dan hanya menyisihkan sedikit waktu untuk menghafalkan Juz ‘Amma.
2.
Faktor Pendukung Faktor pendukung hafalan Juz ‘Amma pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan:13 Faktor lingkungan yang mendukung hafalan Juz ‘Amma pada anak anak adalah: 12
Dina Setiawan, Guru Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang, wawancara pribadi, Batang 26 Agustus 2015, pukul 14.00 WIB. 13 Muhammad Mansur, Guru Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang, wawancara pribadi, Batang 26 Agustus 2015, pukul 14.00 WIB.
71
a.
Kondisi Keluarga Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama. Orang tua dengan sabar mau mengantarkan anaknya berangkat sekolah dan menunggunya sampai pulang sekolah, memberi uang saku lebih kepada anak agar anak mau berangkat sekolah untuk menuntut ilmu agama Islam khususnya dalam menghafalkan surat-surat yng terdapat dalam Juz ‘Amma yang sudah guru tugaskan.
b.
Kondisi Lingkungan Semakin banyaknya televisi yang menayangkan kompetisi hafalan Juz ‘Amma sehingga banyak anak yang ingin meniru penampilan tersebut, adanya ngaji rutin Al-Qur’an yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Munawaroh setiap ba’dal Maghrib. Semua itu merupakan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung untuk hafalan Juz ‘Amma pada anak. Faktor penghambat yaitu faktor lingkungan. Maksud dari faktor lingkungan itu sendiri yaitu kondisi keluarga dan kondisi lingkungan. Maksud dari kondisi keluarga adalah kurangnya pengawasan dari orang tua dalam memperhatikan anak untuk belajar
menghafalkan Juz ‘Amma di rumah, yang
mengakibatkan anak itu malas belajar untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan akhirnya anak itu kurang maksimal hafalannya. Kondisi lingkungan maksudnya adalah kecenderungan anak-anak terhadap bermain masih tinggi. Anak-anak suka bermain jadi di waktu siang harinya digunakan
72
untuk berm ain dan hanya menyisihkan sedikit waktu untuk menghafalkan Juz ‘Amma. Kemudian yang merupakan faktor pendukung untuk hafalan Juz ‘Amma pada anak adalah faktor lingkungan faktor lingkungan. Maksud dari faktor lingkungan itu sendiri yaitu kondisi keluarga dan kondisi lingkungan. Maksud dari kondisi keluarga adalah orang tua dengan sabar mau mengantarkan anaknya berangkat sekolah dan menunggunya sampai pulang sekolah, memberi uang saku lebih kepada anak agar anak mau berangkat sekolah untuk menuntut ilmu agama Islam terutama dalam menghafalkan surat-surat yng terdapat dalam Juz ‘Amma yang sudah guru tugaskan. Sedangkan yang dimaksud dari kondisi
lingkungan
adalah
semakin
banyaknya
televisi
yang
menayangkan kompetisi hafalan Juz ‘Amma sehingga banyak anak yang ingin meniru penampilan tersebut, adanya ngaji rutin Al-Qur’an yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Munawaroh setiap ba’dal Maghrib.