76
BAB IV ANALISIS PROSES
4.1
Tahapan Produksi Perancang yang bertugas sebagai Art Director dimana dalam hal yang
berkaitan dengan visualisasi yang dilakukan dengan dua tahapan, yaitu pra produksi dan produksi.
4.1.1
Pra Produksi Dalam proses pra produksi adalah proses awal dalam pembuatan kampanye “Jaxplore”. Adapun tahapan-tahapan dalam pra produksi, yaitu : 1. Tahap Brainstorming Yaitu dimana perancang selaku art director bekerja sama dengan copywriter untuk membangun sebuah big idea dari kampanye periklanan ini, dan terciptalah Jaxplore - Jakarta Explore. 2. Tahap Pembuatan Storyboard Setelah penyusunan storyline yang dilakukan copywriter, lalu
perancang
membuat
perancangan
berdasarkan big idea yang sudah disepakati. 3. Tahap Pemilihan Director of Photography
http://digilib.mercubuana.ac.id/
visualisasi
77
Dalam tahap ini, perancang mencari DOP yang sudah berpengalaman dalam hal pengambilan gambar untuk film pendek maupun company profile. Perancang menemukan satu orang DOP yang sudah memiliki jam terbang tinggi, menguasai teknik pengambilan gambar untuk video maka DOP tersebut dapat diandalkan dalam proses shooting kampanye iklan Jaxplore. 4. Tahap Pemilihan Lokasi Dalam pemilihan lokasi untuk dapat diliput, perancang selaku art director bekerjasama dengan copywriter untuk menentukan lokasi yang kemudian disetujui oleh project manager. 5. Tahap Pemilihan Talent Talent adalah sebagai alat bantu dalam proses pembuatan video series Jaxplore. Karena, target audience yang sudah disepakati adalah untuk warga negara asing maka dalam pemilihan talent percancang meminta bantuan kepada teman yang mempunyai guru bahasa inggris yang berkewarganegaraan asing lalu diperkenalkan dengan Zuska dan Ronja. Kemudian perancang mengajak salah satu senior jurusan Broadcasting di Universitas Mercu Buana untuk bergabung dalam pembuatan video series Jaxplore yaitu Asyaf. Asyaf juga adalah seorang aktor yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
sudah
membintangi
beberapa
judul
FTV,
karena
kemampuannya dalam berakting jadi membuat perancang yakin untuk mengajak Asyaf bergabung dalam pembuatan video series Jaxplore.
4.1.2
Produksi Setelah melalui proses tahapan pra produksi, perancang kemudian melakukan proses shooting bersama Director of Photography dan Pilot Drone berdasarkan hasil sketsa gambar yang telah dibuat. Proses shooting untuk tiga video series Jaxplore dilakulan dalam delapan hari dengan beberapa lokasi pengambilan gambar yang berbeda. Berikut adalah beberapa dokumentasi berupa foto-foto pada saat kegiatan shooting berlangsung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Gambar 4.1 Proses shooting bersama DOP dan talent
Gambar 4.2 Art Director bersama pilot drone dan team DOP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Gambar 4.3 Take voice over bersama para talent
4.2
Lembar Kerja Produksi 4.2.1 a.
Lembar Kerja Art Director Proses Pembuatan Logo
Gambar 4.4 Proses produksi logo Jaxplore Sumber : Perancang Dalam perancangan kampanye iklan Jaxplore dibutuhkan sebuah identitas kampanye periklanan berupa logo. Logo yang mewakili kampanye iklan Jaxplore dibuat berdasarkan tiga video series yang sudah ditentukan, yaitu art & culture, culinary, dan nature. Dimana dalam logo Jaxplore memasukan ikon yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
mewakili ketiga video series tersebut. Maka dari itu perancang memutuskan untuk memasukan ikon ondel-ondel mewakili tema video art & culture, sendok dan garpu mewakili tema video culinary, kemudian tema video nature diwakili dengan ikon sunset. Tidak hanya tiga ikon tersebut yang dimasukan dalam logo, ikon kompas pun dimasukan dalam logo karena melambangkan untuk melangkah lebih jauh lagi atau lebih mengeksplor dalam petualangan ke kota Jakarta. Font yang digunakan dalam pembuatan logo yaitu Philosopher. Font tersebut cocok untuk sebuah logo bertemakan adventure atau traveling.
Gambar 4.5 Logo Jaxplore Sumber : Perancang Warna yang digunakan perancang adalah warna-warna analogus, dan berikut pembahasan warna dalam logo Jaxplore : a. Hijau gelap yang melambangkan sebuah ketenagan, teguh, dan rasa aman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
b. Orange melambangkan kesan bersemangat dan juga warna ini merupakan symbol dari petualangan dan optimis. c. Biru tua melambangkan kepercayaan diri
Gambar 4.6 Warna RGB untuk Logo Jaxplore Sumber : Perancang
b. Proses Editing Video Series Tahapan berikutnya setelah proses shooting yaitu proses editing. Dalam proses editing perancang melakukannya sendiri, karena perancang dapat menguasai software Adobe Premiere Pro CS6. Proses editing memakan waktu kurang lebih tiga minggu, dimana proses dalam editing mengenai pemilihan gambar, mengurutkan setiap scene berdasarkan storyboard, sinkroniasi teks, voice over, dan instrumental backsound. Berikut adalah proses pengerjaan editing :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Gambar 4.7 Editing tiga video series Jaxplore (Adobe Premiere Pro CS6) Sumber : Perancang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
c.
Proses Peracangan Desain YouTube Channel Pemilihan media YouTube dikarenakan saat ini situs yang unggul dalam pengunggahan video dengan jumlah pengguna hingga 1 milyar orang, sehingga iklan yang ditayangkan dapat mengenai sasaran sesuai dengan perubahan konsumsi media yang ada pada masyarakat dunia. Saat ini banyak konsumen yang mencari review mengenai rencana pembelian suatu produk atau jasa atau tempat liburan sekalipun sebelum mereka memutuskan untuk melakukan pembelian. Dengan audio visual maka audience dapat menentukan sendiri apakah layak untuk dibeli atau didatangi. Survey dari berbagai sumber juga membuktikan bahwa generasi Milenials menghabiskan waktu lebih banyak menonton konten video dari YouTube daripada tv konvensional. Untuk desain cover YouTube Channel dibuat simple namun juga menarik untuk dilihat. Materi video untuk YouTube Channel juga dibuat semenarik mungkin karena, untuk meningkatnya subscribers, likes, share, juga comments.
Gambar 4.8 Desain YouTube Channel Sumber : Perancang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
d. Proses Peracangan Desain Mobile App Dengan mengembangkan mobile app, diharapkan dapat meningkatkan engagement dengan target audience. Mobile app ini memiliki fitur location based, dimana nantinya pengguna dapat melakukan check-in di lokasi wisata yang ada, kemudian mengupload foto dan caption dengan menjawab challenge yang disediakan, dan setiap kali melakukan check in di lokasi tertentu akan
mendapatkan
poin
yang
harus
dikumpulkan
untuk
mendapatkan reward tertentu. Pengguna juga dapat membagikan lokasi dan rewardnya ke social media. Selain itu, juga akan ada fitur untuk memberikan saran destinasi sesuai dengan lokasi terdekat. Desain yang dibuat untuk Mobile App yaitu Simple User Interface yang dimana tidak terlalu banyak memainkan warna agar tetap simple dan mudah untuk dibaca. Kemudian, file App tidak terlalu besar agar memudahkan user mengunduhnya dan juga user friendly. Bersifat informatif tentang hidden places di Jakarta kemudian juga menggunakan opsi log in dengan Facebook agar memudahkan user mengaksesnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Gambar 4.9 Desain Mobile App Jaxplore Sumber : Perancang
e.
Proses Perancangan Website Website ini dirancang diperuntukan untuk memberikan segala informasi mengenai kampanye dari Jaxplore mulai dari informasi tips travel, travel plan hingga place recommendation.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Gambar 4.10 Desain Website Jaxplore Sumber : Perancang Website yang perancang buat merupakan jenis website landing page dengan gaya bootstrap yaitu website dengan satu halaman dengan sistem scrool hal ini dilakukan karena perancang ingin berfokus hanya kepada informasi apa yang disampaikan oleh Jaxplore. Landing pages kurang dari 5 detik ketika di direct ke website agar visitor tidak menunggu lama. Adanya pop up promotion mobile app untuk mendirect visitor mengunduh mobile app Jaxplore. Menampilkan foto dan video yang menarik untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
meningkatkan engagement. Adanya fitur travel arrangement memebrikan kemudahan visitor untuk memilih unusual places yang ingin dikunjungi.
f.
Proses Perancangan Social Networking Tak jauh dari media consumption dari target audience yang aktif dalam social media, perancang memanfaatkan platform yang sehari-hari digunakan oleh audience untuk memaksimalkan pesan yang ingin disampaikan. Dengan adanya Facebook, Twitter, dan Instagram, dapat memberikan informasi lebih lanjut dari video series yang telah ditampilkan melalui YouTube. Dari social media ini pun, dapat mulai menciptakan engagement dengan audiencenya. Misalnya melalui hashtag, gambar-gambar atau video yang menarik mengenai kuliner atau lokasi wisata, dan kuis-kuis berhadiah. Untuk desain social networking dibuat simple namun juga menarik untuk dilihat. Materi video dan foto untuk social networking juga dibuat semenarik mungkin karena, untuk meningkatnya engagement dan juga likes, share, juga comments.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Gambar 4.11 Desain Facebook Page Jaxplore Sumber : Perancang
Gambar 4.12 Desain Twitter Page Jaxplore Sumber : Perancang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Gambar 4.13 Desain Instagram Feed & Profile Jaxplore Sumber : Perancang
g.
Proses Perancangan Video Placement Ads Tujuan adanya placement dari ads di YouTube dan Instagram sebagai trigger atau penarik perhatian untuk memboost audience agar mengunjungi YouTube Channel Jaxplore ataupun website yang sudah dirancang diatas. Video Ads ini berdurasi 15 detik dengan menampilkan beberapa cuplikan dari ketiga kategori video series yang dibuat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Gambar 4.14 Editing Video Placement Ads Jaxplore Sumber : Perancang
4.3
Kendala dan Pemecahan Cukup banyak kendala yang dihadapi perancang dan tim dalam pengerjaan
kampanye iklan Jaxplore. Dimulai dari kendala pemilihan talent, cukup sulit untuk menemukan Warga Negara Asing karena dilingkungan perancang tidak memiliki kerabat seorang WNA, namun kendala tersebut terpecahkan ketika perancang menanyakan pada salah satu teman yang ternyata memiliki guru bahasa inggris yang berkewarganegaraan asing. Setalah menemukan talent, lalu perancang mengahadapi kandala dalam berbahasa inggris yang lancar namun karena salah satu talent mengerti sedikit bahasa Indonesia lalu perancang dapat berkomunikasi dengan sedikit bahasa Indonesia. Kemudian, kendala yang dihadapi juga masalah dengan ketersediaan waktu antara talent dan juga Director of Photography, namun semua itu masih bisa diatasi dengan menyamakan jadwal antara talent dan DOP. Dan juga kendala dalam pengisian suara atau voice over pada suara laki-laki, karena talent laki-laki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
yang bernama Asyaf kurang lancar dalam mengucapkan bahasa inggris yang jelas, namun hal tersebut dapat diatasi dengan perancang menemukan talent untuk voice over yang berasal dari China yang bernama Sami Luo, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki Sami Luo akhirnya take voice over dapat diselesaikan dengan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/