BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan selama lima tahun maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu
yang
meliputi:
uji
normalitas
data,
uji
multikolinearitas,
uji
heteroskedasitas, dan uji autokorelasi, output dari uji diatas adalah sebagai baerikut: A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, serta nilai rata-rata dan standard deviasi dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas. Dimana variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan diubah ke bentuk Logaritma Natural Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
78
79
Tabel 4.1 Descriptive Statistic
N
Minimum Maximum
Mean
Kebijakandividen
45
14,95
151,49
51,4220 28,61184
Kebijakanhutang
45
,10
2,14
,6344
Profitabilitas
45
4,09
125,81
28,3138 32,16213
Ln_nilaiperusahaan 45
-,24
3,98
1,2636
Valid N (listwise)
Std. Deviation
,54269
1,11202
45
Sumber : Output SPSS, data diolah Tabel 4.1 di atas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 45 data. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel independen pertama yaitu Kebijakan Dividen dengan nilai tertinggi (Maximum) adalah 151,49 yaitu PT. Merck Tbk pada tahun 2010 dan nilai terendah (Minimum) adalah 14,95 yaitu PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2012 sedangkan rata – rata (Mean) Kebijakan Dividen pada periode 2010 – 2014 adalah sebesar 51,4220. Kebijakan Hutang memiliki nilai tertinggi sebesar 2,14 yaitu PT. Unilever Tbk pada tahun 2013 dan nilai terendah sebesar 0,10 yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2010 sedangkan rata – rata pada periode 2010 – 2014 yaitu sebesar 0,6344. Profitabilitas memiliki nilai tertinggi sebesar 125,81 yaitu PT. Unilever Tbk pada tahun 2013 dan nilai terendah sebesar 4,09 yaitu PT. Sekar
80
Laut Tbk pada tahun 2010 sedangkan rata – rata pada periode 2010 – 2014 yaitu sebesar 28,3138. Sedangkan Nilai Perusahaan nilai tertinggi ditunjukkan oleh PT. Unilever Tbk sebesar 3,98 dalam bentuk Logaritma Natural pada tahun 2014 dan nilai terendah sebesar -0,24 dalam bentuk Logaritma Natural ditunjukkan oleh PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2010 serta pada periode 2010 – 2014 Nilai Perusahaan memiliki rata – rata sebesar 1,2636.
B. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan di regresikan layak untuk diteliti atau tidak. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan analisi grafik, analisis statistic dan uji kolmogorov smirnov. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut:
81
Gambar 4.1
Sumber : Output SPSS, data diolah Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal, tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Namun demikian dengan hanya melihat histogram dinilai kurang memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, sebagaimana ditampilkan pada gambar 4.2 sebagai berikut:
82
Gambar 4.2 Normal Probability Plot (Data Asli)
Sumber : Output SPSS, data diolah Berdasarkan gambar grafik normal probability plots tersebut titik – titik menyebar menjauh dari garis diagonal. Oleh karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data menyalahi distribusi normal atau tidak normal. Berdasarkan hasil tersebut maka uji normalitas dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural untuk variabel dependen. Hasil setelah ditransformasi ditunjukkan pada Gambar 4.3 sebagai berikut:
83
Gambar 4.3 Normal Probability Plot (Data setelah Transformasi Ln)
Sumber : Output SPSS, data diolah Setelah dilakukan trasformasi ke bentuk logaritma natural maka diketahui bahwa titik – titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal. Oleh karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal. Pengujian normalitas secara statistic juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov – Smirnov nilai signifikansi harus diatas 5%. Hasil uji K – S dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
84
Tabel 4.2 Uji Normalitas (Uji Kolmogorof-Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 45
N Mean Normal Parameters Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z a,b
,0000000 ,42188091
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
,057 ,057 -,056 ,383 ,999
b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, data diolah Berdasarkan hasil tabel tersebut, nilai Kolmogorof – Smirnov sebesar 0,383 dengan signifikansi 0,999. Data singnifikansi tersebut menunjukkan lebih besar dari 0,05 yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen nilai perusahaan memenuhi uji normalitas.
85
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen. Jika variabel independen saling berhubungan, maka nilai kolerasi antar sesama variabel
independen sama dengan
nol.
Untuk
mengetahui
uji
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing – masing variabel seperti pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Model a.
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
D (Constant) e1 Kebijakandividen Kebijakanhutang p Profitabilitas
,958 ,419 ,429
1,044 2,389 2,333
a. Dependent Variable: Ln_nilaiperusahaan Sumber : Output SPSS, data diolah Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari data tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian untuk uji multikolinearitas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi.
86
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan homoskedastisitas. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjdi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik Scatter Plot seperti pada gambar 4.4 di bawah ini: Gambar 4.4 Scatter Plot (Data Asli)
Sumber : Output SPSS, data diolah
87
Berdasarkan gambar grafik scatter plot tersebut titik – titik membentuk pola menyempit di sekitar angka nol, sehingga dengan demikian hasil ini menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil tersebut maka uji heteroskedastisitas dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural untuk variabel dependen. Hasil setelah ditransformasi ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut: Gambar 4.5 Scatter Plot (Data setelah Tranformasi Ln)
Sumber : Output SPSS, data diolah Setelah dilakukan trasformasi ke bentuk logaritma natural maka diketahui bahwa titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka nol atau tidak membentuk pola yang jelas. Oleh karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data tidak terjadi heteroskedastisitas.
88
4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari aotukorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai uji D-W dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 4.4 Pengambilan Keputusan Korelasi Hipotesis nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi positif atau negative sumber: Imam Ghazali. 2011 : 101
Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
Jika 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 – du
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson b
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1
,925a
,856
,846
,43704
1,735
a. Predictors: (Constant), profitabilitas, kebijakandividen, kebijakanhutang b. Dependent Variable: Ln_nilaiperusahaan
Sumber : Output SPSS, data diolah
89
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil uji Durbin – Watson sebesar 1,735, sedangkan dalam tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 45 dan jumlah variabel independen (k) = 3 dengan tingkat signifikansi 0,05 didapat dL = 1,3832 dan dU = 1,6662. Sehingga nilai 4 – dL = 4 – 1,3832 = 2,1668 dan 4 – dU = 4 – 1,6662 = 2,3338. dU < d < 4-dU = 1,6662 < 1,735 < 2,3338. yang artinya tidak ada autokorelasi positif atau negative. Hasill ini dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai berikut: Gambar 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson
Tidak Ada Autokorelasi 1,735 Ada Autokorelasi + 1,3832
Ada Autokorelasi 1,6662
2
2,3338
2,6168
C. Hasil Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
90
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B ,665
Std. Error ,170
Beta
,000 -,886 ,042
,002 ,188 ,003
-,010 -,432 1,207
T
Sig.
3,911
,000
-,171 -4,722 13,334
,865 ,000 ,000
(Constant) 1
Kebijakandividen Kebijakanhutang Profitabilitas
a. Dependent Variable: Ln_nilaiperusahaan Sumber : Output SPSS, data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Ln_nilai perusahaan =
0,665 + 0,000 kebijakan dividen + -0,886
kebijakan hutang + 0,042 profitabilitas Persamaan tersebut di atas mempunyai makna: 1) Koefisien regresi Kebijakan Dividen sebesar 0,000 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen Kebijakan Dividen dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,000. 2) Koefisien regresi Kebijakan Hutang sebesar 0,886 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen kebijakan hutang dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Nilai Perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 0,886.
91
3) Koefisien regresi Profitabilitas sebesar 0,042 dan bertanda Positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen Profitabilitas dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,042. b. Uji Signifikansi 1. Uji Statistik t (Parsial) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui dari ketiga variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan) adalah variabel Kebijakan Hutang dan Profitabilitas dengan nilai signifikan 0,000. Sedangkan Kebijakan Dividen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan variabel Kebijakan Dividen sebesar 0,865 lebih besar dari tingkatan signifikansi sebesar 0,05. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) H01
:
Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Ha1 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Kebijakan Dividen menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,171 dengan nilai signifikansi sebesar 0,865 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%.
92
Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) H02 :
Kebijakan Hutang tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Ha2 :
Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Kebijakan Hutang
menghasilkan nilai t hitung sebesar -4,722 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa Ha2 diterima sedangkan H01 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) H03 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Ha3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Profitabilitas menghasilkan nilai t hitung sebesar 13,334 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa Ha3 diterima sedangkan H03 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%. 2. Uji Statistik F (Simultan) Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependennya secara bersama – sama (simultan). Hasil uji statistik F akan ditunjukkan dalam tabel berikut:
93
Tabel 4.7 Hasil Regresi Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares
Mean Square 3
15,526
Residual 7,831 41 Total 54,410 44 a. Dependent Variable: Ln_nilaiperusahaan
,191
Regression
46,578
Df
1
F 81,286
Sig. ,000b
b. Predictors: (Constant), profitabilitas, kebijakandividen, kebijakanhutang Sumber : Output SPSS, data diolah H04 : Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas tidak berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan. Ha4 :
Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji F sebesar 81,286 dengan
signifikansi 0,000 dibawah 5% maka dapat disimpulkan bahwa H04 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini menunjukkan secara simultan variabel independen yang terdiri dari Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 3. Koefisien Determinasi (R2) Output SPSS untuk pengujian Koefisien Determinasi ditampilkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
94
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R
R Square
,925a
,856
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,846 ,43704
a. Predictors: (Constant), profitabilitas, kebijakandividen,kebijakanhutang b. Dependent Variable: Ln_nilaiperusahaan Sumber : Output SPSS, data diolah Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R2 sebesar 0,846 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 84,6%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan mendekati 100% dan sisanya 15,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam variabel regresi dalam penelitian ini.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan. 1) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan secara parsial Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa Kebijakan Dividen menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,171 dengan nilai signifikansi sebesar 0,865 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa
95
Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori sinyal (Signaling Theory) yang mengatakan bahwa Kenaikan jumlah dividen dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa depan. Kenaikan dividen seringkali menyebabkan kenaikan harga saham yang berarti bahwa nilai perusahaan meningkat.90 Tetapi hasil penelitian ini membuktikan teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividen Irrelevance Theory), Menurut Modigliani dan Miller (MM) nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya rasio pembayaran dividen tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Modigliani dan Miller lebih mendukung “dividen tidak relevan”. Teori ini juga mengasumsikan bahwa investor tidak memiliki perbedaan dalam hal dividen dan capital gains, menurut mereka keduanya itu tidak mempengaruhi apapun.91 Kebijakan dividen berpengaruh negatif tidak signifikan dapat diartikan bahwa besar kecilnya dividen yang dibagikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
90
Pancawati Hardiningsih, Determinan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007, JAI. Vol.5, No.2, 2009, 231-250. 91
Hal, 86.
Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut, (Yogyakarta : graha ilmu, 2010),
96
Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mafizatun Nurhayati menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.92 2) Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan secara parsial Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa Kebijakan Hutang menghasilkan nilai t hitung sebesar -4,772 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Hutang berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya, yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan negatif yang signifikan artinya setiap ada penambahan hutang, maka akan menurunkan nilai perusahaan dan juga sebaliknya. Penggunaan hutang pada tingkat dimana pembayaran angsuran dan beban bunga yang lebih besar dari pada manfaat hutang, maka akan menurunkan nilai perusahaan karena akan meningkatkan resiko perusahaan dan dapat meyebabkan kebangkrutan.93
92
Mafizatun Nurhayati, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, 2013. 93 Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya, Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.4, No.2, 2013.
97
Jika dilihat pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kebijakan hutang dibawah 1, yaitu 0,64. Ini berarti rata-rata perusahaan industri barang konsumsi lebih banyak menggunakan pendanaan dari modal sendiri. sehingga semakin kecil penggunaan hutang perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan juga sebaliknya. Hasil penelitian ini membuktikan teori Trade-Off, Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang. Trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan.94 3) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan secara parsial Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa Profitabilitas menghasilkan nilai t hitung sebesar 13,334 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas
94
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houton, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Erlangga, 2001), Hlm. 13.
98
bepengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil ini membuktikan teori sinyal yang menyatakan bahwa Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan
yang
berhasil
membukukan
laba
yang
meningkat,
mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatkan harga dipasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. 95 Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mafizatun Nurhayati menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.96 4) Analisis
Pengaruh
Kebijakan
Dividen,
Kebijakan
Hutang
dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan secara simultan. Dari hasil Uji F diketahui bahwa secara simultan variabel independen yang terdiri dari Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan dengan nilai F hitung 81,286 dengan signifikansi 0,000 di bawah 5% artinya besar
95
Dwi Ayuning Tyas dan Kurnia, Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi sebagai variabel antara, Volume 1 no. 1, 2013. 96 Mafizatun Nurhayati, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, 2013.
99
kecilnya
semua
variabel
independen
tersebut
secara
simultan
memepengaruhi Nilai Perusahaan. Hasil Penelitian ini didukung oleh Dhony Yuartha Afrillian yang menunjukkan hasil bahwa secara simultan Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.97
97
Dhonny Yuartha Afrillian, “Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Manufaktur di BEI periode tahun 2009-2012”, Skripsi: Fakultas Ekonomi, Unibersitas Negeri Semarang. 2013.