BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka kemiskinan, yang ditunjukkan dengan masih tingginya jumlah Keluarga Pra KS yaitu diatas 32% dari jumlah Kepala Keluarga yang ada. 2. Masih terbatasnya kualitas sumberdaya manusia dimana sebagian besar penduduk pada umumnya berpendidikan Sekolah Dasar (lebih dari 50%). 3. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat pedesaan,
terutama
fasilitas
pendidikan
dasar,
kesehatan,
air
bersih,
transportasi, perumahan, jalan lingkungan, saluran limbah dan irigasi. 4. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan perkotaan yang memadai seperti jalan-jalan perkotaan, saluran, air bersih, persampahan, trotoar, taman kota, penerangan jalan, arena bermain dan olah raga. 5. Masih terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah yang ditunjukkan dengan distribusi nilai PDRB per kecamatan. 6. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna serta terbatasnya akses permodalan
dan
akses
informasi,
yang
berakibat
pada
menurunnya
produktivitas dan rendahnya kualitas produk petanian dan industri kecil/rumah tangga serta produk jasa pariwisata. 7. Menurunnya kualitas SDA sebagaimana dapat terlihat dengan semakin sulitnya mendapatkan air bersih dan menurunnya debit air dari sumber-sumber air irigasi dan air baku. 8. Masih rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat karena rendahnya kinerja aparatur, belum efektif dan efisiennya sistem kelembagaan dan manajemen pemerintahan, rendahnya kesejahteraan PNS, yang berakibat pada rendahnya daya saing daerah, dimana berada pada peringkat 22 dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. 9. Masih terbatasnya peran masyarakat dan peran desa/kelurahan dalam proses penyusunan kebijakan publik, penganggaran dan pengawasan.
RPJMD Kabupaten Semarang 2010-2015
IV - 1
B. Identifikasi Faktor Lingkungan Keberhasilan pembangunan daerah selain dipengaruhi oleh kondisi umum, kemampuan keuangan daerah dan permasalahan pokok daerah sebagaimana uraian sebelumnya, juga dipengaruhi oleh permasalahan dari luar daerah baik di tingkat Provinsi, Nasional maupun Global. Beberapa permasalahan tersebut antara lain makin pesatnya persaingan perdagangan global, perubahan iklim dan penurunan kualitas lingkungan, bencana alam, krisis pangan dan energi, serta adanya
kebijakan
pemerintah
baik
yang
terkait
bidang
pemerintahan,
pembangunan maupun pelayanan, dan lain-lain. Guna mengetahui sampai sejauh-mana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap proses pencapaian tujuan pembangunan daerah, perlu dilakukan identifikasi
faktor
lingkungan
tersebut.
Berdasarkan
hasil
survey
dengan
menggunakan angket berupa kuesioner dari berbagai lapisan masyarakat dan kajian melalui diskusi kelompok terfokus (FGD), dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Faktor-faktor lingkungan tersebut dikelompokkan ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatan : a.
Letak Kabupaten Semarang yang berada di jalur lintasan Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, lintasan pantai utara ke daerah pedalaman, dan segitiga emas transportasi regional Jogjakarta, Solo dan Semarang (Joglosemar)
merupakan
posisi
strategis
yang
dapat
mendorong
pembangunan daerah. b.
Kondisi kerukunan hidup antar umat beragama yang kondusif, keragaman budaya masyarakat, dan sikap saling menghormati serta toleransi merupakan kekuatan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan.
c.
Kabupaten Semarang memiliki sumberdaya alam yang cukup besar meliputi sumberdaya lahan, air, mineral, panas bumi, dan lain-lain, apabila dikelola dengan baik akan menjadi modal utama dalam pembangunan daerah.
d.
Sektor industri, jasa (pariwisata) dan pertanian merupakan sektor unggulan Kabupaten Semarang yang banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan
sumber
mata
pencaharian
masyarakat
yang
bisa
dikembangkan menjadi daya saing daerah.
RPJMD Kabupaten Semarang 2010-2015
IV - 2
e.
Penduduk Kabupaten Semarang sebagaian besar merupakan kelompok usia produktif (66,3%) dan menjadi sumber tenaga kerja yang potensial.
f.
Kabupaten Semarang memiliki kearifan lokal seperti gotong royong dan semangat kejuangan yang apabila dipelihara dan ditingkatkan dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di segala sektor.
g.
Kondisi geografis daerah yang sebagian berupa pegunungan dan perbukitan dengan udara sejuk dan panorama alam yang indah dapat menjadi potensi pembangunan pariwisata.
h.
Semakin
baiknya
pelaksanaan
demokrasi,
penegakan
hukum
dan
pemahaman HAM berpengaruh dalam penciptaan situasi yang kondusif di bidang politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan, sehingga dapat mendorong pelaksanaan pembangunan. i.
Meningkatnya kepedulian pemerintah daerah dan masyarakat terhadap kelestarian
lingkungan
dalam
mewujudkan
pembangunan
yang
berkelanjutan, sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya bencana alam. j.
Meningkatnya partisipasi masyarakat termasuk LSM, Dunia Usaha, dan lain-lain dalam proses pembangunan menjadi sangat penting karena pembangunan tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah.
k.
Komitmen pemerintah daerah dalam menjalankan program yang sudah direncanakan menjamin konsistensi pelaksanaan pembangunan daerah.
l.
Kesetaraan dan keadilan gender dalam proses pembangunan yang ditandai
dengan
meningkatnya
partisipasi
perempuan
berpengaruh
terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat. m. Kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah daerah yang memadai menjamin ketepatan dan kecepatan pelayanan publik untuk mendukung terciptanya good governance.
2. Kelemahan : a. Rendahnya kualitas sebagian pelayanan publik menyebabkan iklim investasi kurang kondusif sehingga dapat melemahkan daya saing daerah. b.
Pelaksanaan regulasi yang kurang konsisten terutama berkaitan dengan pemanfaatan tata guna lahan.
c.
Rendahnya kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berwirausaha sehingga menghambat penciptaan lapangan kerja dan kemandirian perekonomian daerah.
RPJMD Kabupaten Semarang 2010-2015
IV - 3
d.
Rendahnya pemenuhan kebutuhan hak-hak dasar masyarakat (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, sarpras, dan lain-lain) menyebabkan masih tingginya jumlah penduduk miskin.
e.
Belum meratanya pembangunan antar wilayah kecamatan, terutama pada wilayah
perbatasan
menyebabkan
terjadinya
kesenjangan
tingkat
kesejahteraan. f.
Rendahnya Pendapatan Asli Daerah dalam membiayai pembangunan daerah menyebabkan ketergantungan pada dana pusat (komposisi Pendapatan Asli Daerah sebesar 11,57% sedangkan Dana Perimbangan dan lain-lain sebesar 88,43%).
g.
Kondisi topografi yang berupa bukit dan gunung menyebabkan rawan longsor,
kekeringan
infrastruktur
dan
sehingga
menjadi
kendala
menyebabkan
dalam
pembangunan
rendahnya
aksesibilitas/
keterjangkauan wilayah.
3. Peluang : a. Masih tingginya minat investor untuk berinvestasi. b. Perkembangan
penerapan
teknologi
informasi
di
berbagai
bidang
pembangunan diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap pola pikir dan kehidupan masyarakat, serta proses pembangunan. c. Semangat pemerintah mereformasi birokrasi untuk mewujudkan good
governance dapat mendorong peningkatan kualitas aparatur pemerintah daerah sehingga mampu menyesuaikan dengan perubahan kondisi masyarakat. d. Adanya
kebijakan
pemerintah
dalam
pelaksanaan
“pembangunan
berkelanjutan” berupa keterpaduan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, yang menjamin upaya daerah dalam mewujudkan keseimbangan antara pembangunan fisik dan non fisik. e. Kebijakan Semarang
pemerintah masuk
tentang
didalam
RTRW
Kawasan
Nasional Strategis
bahwa
Kabupaten
Kedungsapur
yang
berpotensi mendorong berkembangnya ekonomi kawasan. f.
Kebijakan pemerintah untuk membangun infrastruktur strategis skala nasional
berupa
jalan
tol
Semarang-Solo
diharapkan
mendorong
kelancaran lalu-lintas regional, sehingga dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.
RPJMD Kabupaten Semarang 2010-2015
IV - 4
4. Tantangan : a. Kebijakan pemerintah di bidang pertanahan yang belum mampu mengatur secara penuh pengalihan hak atas tanah dan tata guna lahan untuk keperluan pembangunan. b. Adanya kecenderungan perubahan iklim global yang berakibat pada perubahan sistem pola tanam, bencana alam, dan menurunnya kualitas sumberdaya alam. c. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yaitu perdagangan bebas kawasan ASEAN dan China, dapat melemahkan daya saing produk lokal. C.
Isu Strategis Dari hasil identifikasi faktor lingkungan strategis tersebut dapat diketahui beberapa faktor dominan dan potensial yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembangunan daerah. Dari faktor-faktor tersebut selanjutnya dirumuskan menjadi isu-isu strategis yang akan ditangani dalam pembangunan jangka menengah Kabupaten Semarang 2010-2015 yaitu : a. Rendahnya pemenuhan kebutuhan hak-hak dasar masyarakat (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, sarpras, dan terbatasnya lapangan kerja) sehingga angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. b. Rendahnya kualitas SDM masyarakat Kabupaten Semarang sehingga belum mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing tenaga kerja. c. Kurang meratanya pembangunan infrastruktur antar wilayah serta belum optimalnya penataan dan pengembangan kota. d. Lemahnya koordinasi dalam proses perijinan dan kepastian hukum sehingga berpotensi menghambat minat investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Semarang. e. Kurang optimalnya pengelolaan potensi daerah yang ditandai dengan rendahnya produktivitas dan kualitas produk pertanian, industri kecil, pemanfaatan obyek wisata serta kurangnya peran jasa pendukung. f.
Kurang optimalnya peran dan fungsi birokrasi dalam mewujudkan good
governance . g. Kurang optimalnya partisipasi Kelembagaan Desa dan masyarakat dalam proses pembangunan termasuk pembangunan berperspektif gender. h. Menurunnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta upaya pelestariannya.
RPJMD Kabupaten Semarang 2010-2015
IV - 5