63
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Dasar (SD) Sidorejo Lor 03 Salatiga merupakan salah satu
Sekolah Dasar Negeri di kota Salatiga. Terletak di jalan Imam Bonjol No. 86 Salatiga. Lingkungan fisik SD Sidorejo 03 terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1 ruang UKS, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru,1 ruang kepala sekolah, 1 ruang alat peraga, 1 rumah dinas penjaga sekolah, kantin sekolah, kamar mandi, halaman sekolah, tempat parkir, Sarana penunjang (wastafel, tempat wudhu, dapur, kamar mandi guru) dan prasarana pembelajaran cukup lengkap karena memiliki , 4 laptop, 3 LCD +layar, 3 komputer, alat peraga yang cukup lengkap dll . Dengan sarana dan prasarana tersebut memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal di sekolah ini. Visi dan misi dari sekolah yang jelas sangat menjamin kelangsungan sekolah tersebut. Adapun visi dari SD Sidorejo 03 Salatiga adalah ”Terciptanya siswa yang bertaqwa, cerdas, terampil, dan kreatif”. Sedangkan misi dari sekolah ini adalah Memberikan bekal ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan
pembelajaran
PAIKEM, 63
meningkatkan
mutu
pendidikan,
64
meningkatkan hubungan dengan masyarakat, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, dan mengembangkan kesenian daerah. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang melibatkan 42 peserta didik. 42 tersebut terdiri dari 19 laki-laki dan 23 perempuan. 4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi ekstrinsik (X1) dan disiplin belajar (X2) sebagai variabel bebas, dan prestasi peserta didik (Y) sebagai variabel terikat. 4.1.2.1 Motivasi Ekstrinsik Gambaran tentang motivasi ekstrinsik peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga dapat dilihat dari analisis deskriptif pada tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Pretest No 1 2 3 4 5
Interval persentase skor 84 < % skor < 100 68 < % skor < 84 52 < % skor < 68 36 < % skor < 52 20 < % skor < 36 Jumlah Sumber : Data Penelitian, Diolah
Frek 5 30 6 1 0 42
% 11.90% 71.43% 14.29% 2.38% 0.00% 100.00%
Kriteria Sangat tinggi (ST) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (SR) Sangat Rendah (SR)
65
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak 5 siswa (11,90%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 30 siswa (71,43%) memiliki motivasi tinggi, sebanyak 6 siswa (14,29%) memiliki motivasi sedang dan hanya 1 siswa (2,38%) memiliki motivasi rendah. Sedangkan hasil perhitungan deskripsi persentase motivasi ekstrinsik post test sebagai berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Post-test
No
Interval persentase skor 1 84 < % skor < 100 2 68 < % skor < 84 3 52 < % skor < 68 4 36 < % skor < 52 5 20 < % skor < 36 Jumlah Sumber : Data Penelitian, Diolah
Frek
%
Kriteria
0 36 6 0 0 42
0.00% 85.71% 14.29% 0.00% 0.00% 100.00%
Sangat tinggi (ST) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (SR) Sangat Rendah (SR)
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak sebanyak 36 siswa (85,71%) memiliki motivasi tinggi, sebanyak 6 siswa (14,29%) memiliki motivasi sedang. Dapat dilihat
terdapat peningkatan dari distribusi frekuensi antara
motivasi ekstrinsik pretest dengan post-test, walaupun ada yang megalami peningkatan dan penurunan. Tetapi rata-rata motivasi ekstrinsik peserta didik kelas VI berada pada kriteria tinggi.
66
4.1.2.2. Disiplin Belajar Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan peserta didik dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah. Berdisiplin sangat penting bagi setiap peserta didik. Berdisiplin akan membuat seorang peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tergolong tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif pada tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar Pretest
No 1 2 3 4 5
Interval persentase skor 84 < % skor < 100 68 < % skor < 84 52 < % skor < 68 36 < % skor < 52 20 < % skor < 36 Jumlah Sumber : Data Penelitian, Diolah
Frek 20 16 5 0 1 42
% 47.62% 38.10% 11.90% 0.00% 2.38% 100.00%
Kriteria Sangat tinggi (ST) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (SR) Sangat Rendah (SR)
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak 20 siswa (47,62%) memiliki disiplin belajar yang sangat tinggi, sebanyak 16 siswa (38,10%) memiliki disiplin belajar tinggi, sebanyak 5 siswa (11,90%) memiliki
67
disiplin belajar sedang dan hanya 1 siswa (2,38%) memiliki disiplin belajar sangat rendah Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar Post test
No
Interval persentase skor 1 84 < % skor < 100 2 68 < % skor < 84 3 52 < % skor < 68 4 36 < % skor < 52 5 20 < % skor < 36 Jumlah Sumber : Data Penelitian, Diolah
Frek 8 24 10 0 0 42
%
Kriteria
19.05% Sangat tinggi (ST) 57.14% Tinggi (T) 23.81% Sedang (S) 0.00% Rendah (SR) 0.00% Sangat Rendah (SR) 100.00%
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak 8 siswa (19,05%) memiliki disiplin belajar yang sangat tinggi, sebanyak 24 siswa (57,14%) memiliki disiplin belajar tinggi, sebanyak 10 siswa (23,81%) memiliki disiplin belajar. Dapat dilihat terdapat peningkatan dari distribusi frekuensi antara disiplin belajar pretest dengan post-test, walaupun ada yang megalami peningkatan dan penurunan. Tetapi rata-rata disiplin belajar peserta didik kelas VI berada pada kriteria tinggi. 4.1.2.3. Prestasi Belajar Peserta Didik “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
68
atau angka nilai yang diberikan guru” (Tulus Tu`u, 2004:75). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Prestasi Belajar peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tergolong baik sekali. Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif pada tabel 4.5 dan 4.6. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Pretest
No 1 2 3 4 5
Interval persentase skor Nilai < 50 51 < Nilai < 70 71 < Nilai < 80 81 < Nilai < 90 91 < Nilai < 100 Jumlah Sumber : Data Penelitian, Diolah
Frek 0 0 1 16 25 42
% 0.00% 0.00% 2.38% 38.10% 59.52% 100.00%
Kriteria Kurang Sekali (KS) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Baik Sekali (BS)
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak 25 siswa (59,52%) memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi, sebanyak 16 siswa (38,10%) memiliki prestasi belajar tinggi, sebanyak 1 siswa (2,38%) memiliki prestasi belajar sedang. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Post test No
Interval persentase Frek skor 1 Nilai < 50 0 2 51 < Nilai < 70 0 3 71 < Nilai < 80 3 4 81 < Nilai < 90 9 5 91 < Nilai < 100 30 Jumlah 42 Sumber : Data Penelitian, Diolah
%
Kriteria
0.00% 0.00% 7.14% 21.43% 71.43% 100.00%
Kurang Sekali (KS) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Baik Sekali (BS)
69
Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi persentase diketahui sebanyak 30 siswa (71,43%) memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi, sebanyak 9 siswa (21,43%) memiliki prestasi belajar tinggi, sebanyak 3 siswa (7,14%) memiliki prestasi belajar sedang. Dapat dilihat terdapat peningkatan dari distribusi frekuensi antara prestasi belajar pretest dengan post-test, walaupun ada yang megalami peningkatan dan penurunan. Tetapi rata-rata prestasi belajar peserta didik kelas VI berada pada kriteria baik sekali. 4.1.3 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Uji Normalitas data Salah satau syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data dan model regresi berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-maisng variabel (Santoso 1999:311). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 16 Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.
70
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogrov-smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Data Penelitian, Diolah
Motivasi Ekstrinsik
Disiplin Belajar
Prestasi Belajar
42 91.8810 6.55633 .083 .061 -.083 .536 .936
42 103.8571 13.36463 .129 .105 -.129 .838 .484
42 87.8333 9.32062 .163 .102 -.163 1.059 .212
Data pada Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil uji normalitas nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel motivasi ekstrinsik sebesar 0,536 dengan tingkat signifikansi 0,936 variabel disiplin belajar 0,838 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,484 dan variabel prestasi belajar sebesar 1,059 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,212. Signifikasi dari ke tiga variabel ini semuanya lebih besar dari 0,05, oleh karena itu data hasil pengukuran ketiga variabel berdistribusi normal.
71
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Prestasi Belajar 1,0
,8
Expected Cum Prob
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
,8
1,0
Observed Cum Prob
Grafik 4.1 Penyebaran Plot pada Perhitungan Normalitas Data Terlihat dari grafik di atas, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti bahwa berdistribusi normal. 4.1.3.2 Uji Linieritas Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas Motivasi Ekstrinsik ANOVA
motivasi Ekstrinsik
Between Groups
(Combined) Linear Term
Within Groups Total Sumber : Data Penelitian, Diolah
Sum of Mean Squares df Square F
Sig.
377.252 13 29.019 .865
.595
Weighted 1.600
1
1.600
.048
.829
Deviation 375.652 12 31.304 .933
.529
939.248 28 33.545 1316.500 41
72
Dari data pada Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil uji linieritas untuk variabel prestasi belajar dan motivasi ekstrinsik dengan F sebesar 0,933 dengan p = 0,529. Karena signifikasi p = 0,529 yang lebih besar dari 0,05 maka hubungan antara variabel prestasi belajar dengan motivasi ekstrinsik adalah linier. Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas Disiplin Belajar ANOVA Sum of Squares df Disiplin Between (Combined) 452.179 13 Belajar Groups Linear Weighted 88.202 1 Term Deviation 363.977 12 Within Groups 3404.607 28 Total 3856.786 41 Sumber : Data Penelitian, Diolah
Mean Square 34.783 88.202 30.331 121.593
F .286 .725 .249
Dari data pada Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil uji linieritas untuk variabel prestasi belajar dan disiplin belajar dengan F sebesar 0,249 dengan p = 0,933. Karena signifikasi p = 0,933 yang lebih besar dari 0,05 maka hubungan antara variabel prestasi belajar dengan disiplin belajar adalah linier. 4.1.4 Uji Hipotesis Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier yang dilakukan melalui analisa statistik dengan mengunakan program SPSS 16 for windows. Hasil analisis tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Sig. .990 .402 .993
73
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
Correlations t
Sig.
Zeroorder
Partial Part
(Constant)
9.775 15.962
Motivasi Ekstrinsik
.504
.185
.355
2.72 .010 3
.525
.400
.327
.306
.091
.438
3.36 .002 5
.576
.474
.404
Disiplin Belajar
.612 .544
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil pada tabel 4.7 diperoleh model regresi hubungan antara Motivasi Belajar (X1), Disiplin Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) :
Berdasarkan model regresi tersebut diperoleh koefisien regresi variabel motivasi ekstrinsik sebesar 0,504 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan motivasi ekstrinsik siswa sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan prestasi belajar sebesar 0,504, sedangkan koefisien regresi untuk variabel disiplin belajar sebesar 0,306 menyatakan bahwa setiap peningkatan disiplin belajar siswa sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan prestasi belajar sebesar 0,306. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
74
Model regresi tersebut diuji kebermaknaannya menggunakan uji parsial (t) dan uji simultan (F). 4.1.4.1 Uji Parsial (uji t) 1.
Efektivitas motivasi ekstrinsik (X1) terhadap prestasi belajar siswa (Y) Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan adanya efektivitas motivasi ekstrinsik terhadap prestasi belajar peserta didik Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga, maka dilakukan pengujian secara parsial dengan menggunakan SPSS. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diketahui thitung =2,723 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010, karena harga signifikansi kurang dari 0,05 yang berarti hipotesis (Ha) diterima, dengan demikan adanya efektivitas motivasi ekstrinsik yang signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga.
2.
Efektivitas disiplin belajar (X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) Berdasarkan hasil pengujian dengan perhitungan analisis regresi berganda menggunakan program SPSS 16 for windows diperoleh thitung = 3,365 dengan harga signifikansi sebesar 0,002, karena harga signifikansi kurang dari 0,05, yang berarti hipotesis (Ha) diterima, dengan demikan adanya efektivitas disiplin belajar yang signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik Kelas Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga.
VI di Sekolah Dasar
75
4.1.4.2 Uji Simultan (uji F) Untuk mengetahui efektivitas antara motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar terhadap prestasi peserta didik Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga, secara simultan dilakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengujian secara simultan ini dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan ANOVAb Sum Squares
Model 1
of df
Mean Square F
Sig.
Regression 1562.123
2
781.061
.000a
Residual
39
51.275
1999.711
15.233
Total 3561.833 41 a. Predictors: (Constant), Disiplin Belajar, Motivasi Ekstrinsik b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil pengujian dengan perhitungan analisis regresi berganda menggunakan program SPSS 16 for windows diperoleh Fhitung = 15,233 dengan harga signifikansi sebesar 0,000, karena harga signifikansi kurang dari 0,05, menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu “motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi peserta didik Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga” diterima.
76
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y maka dilakukan perhitungan koefisen determinasi baik secara parsial maupun secara simultan. 1. Parsial Untuk mengetahui besarnya efektivitas antara X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y secara parsial dilakukan dengan mengkuadratkan besarnya korelasi parsial dari hasil analisis data yang diperoleh. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows diketahui bahwa besarnya korelasi parsial antara X1 terhadap Y sebesar 0.400 sehingga dapat diketahui bahwa besarnya efektivitas antara X1 terhadap Y sebesar 16%. Sedangkan besarnya koefisien correlations antara X2 terhadap Y sebesar 0.474 sehingga dapat diketahui bahwa besarnya efektivitas antara X2 terhadap Y sebesar 22.47%. 2. Simultan Untuk mengetahui besarnya efektivitas antara variabel X1 dan X2 terhadap Y secara simultan dapat diketahui dari besarnya korelasi antara X1 dan X2 yang dikuadratkan (R square). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows diketahui bahwa Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,439 (berasal dari 0,6622). Namun untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik digunakan Adjusted R Square, sebesar 0,410. Hal ini berarti hanya
77
41%
secara
bersama-sama
variabel-variabel
independent
dapat
menjelaskan prestasi belajar. Sedangkan sisanya 100% - 41% = 69% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Adjusted R Square Square
Model R
R Std. Error of the Estimate
1 .662a .439 .410 7.16063 a. Predictors: (Constant), Disiplin Belajar, Motivasi Ekstrinsik 4.1.4.4 Uji Beda Mean ( Paired sample t-test) Paired sample t-test digunakan untuk uji beda pada sample yang berpasangan. Tabel 4.13 Hasil Uji Beda Mean Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Std. Deviatio Error n Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Prestasi Belajar pretest -10.06241 1.55266 -7.46900 41 Prestasi 4.33333 1.19767 2.791 Belajar postest Sumber : Data Penelitian, Diolah
Sig. (2tailed)
Pair 1
.008
78
Hipotesis alternatif diterima, jika nilai rata-rata hasil lebih baik setelah diberikan treatment (perlakuan) dari sebelum diberi treatment (perlakuan). Dengan demikian, penggunaan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga. Dari tabel diatas terlihat bahwa besarnya t hitung adalah 2,791 dengan tingkat signigikansi 0,008. Besarnya t tabel untuk df=41 adalah 1,6828. Karena besarnya t hitung 2,791 > t tabel 1,6828 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada perbedaan antara prestasi belajar pretest dan posttest dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi belajar bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga. 4.2 Pembahasan Hasil perhitungan analisis data menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi belajar peserta didik Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03
secara parsial dan simultan. Hal ini
menunjukkan bahwa besar kecilnya perubahan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tulus, 2004 : 75). Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik merupakan
79
hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa tergolong baik sekali dengan nilai antara 91-100. Prestasi tersebut menggambarkan bahwa rata-rata kemampuan belajar Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 dari semua mata pelajaran yang diberikan tergolong sangat tinggi. Prestasi tersebut tidak lepas dari faktor motivasi ekstrinsik dan faktor disiplin belajar dalam diri peserta didik, meskipun tidak dipungkiri banyak faktor yang mempengarui prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Merson U Sangalang dalam Kartini Kartono (1990: 6), yang menyatakan bahwa kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kesehatan, cara belajar, disiplin belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dari faktor-faktor tersebut motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prestasi yang dicapai siswa. Hasil penelitian ini ternyata menerima hipotesis penelitian yang diajukan, dimana motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar secara parsial dan simultan efektif terhadap prestasi belajar Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03. Semakin tinggi motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar diikuti dengan perubahan prestasi belajar ke arah yang positif. Motivasi ekstrinsik merupakan hal yang sangat penting selain motivasi intrinsik dalam rangka seseorang menjalankan halhal yang berkaitan dengan pengembangan dirinya, termasuk dalam belajar.
80
Ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak dilakukan dengan motivasi yang kuat, maka hasilnya pun tidak akan memuaskan sebagaimana diharapkan. Seperti yang diungkapkan Mc Donald dalam Oemar Hamalik (2003: 106) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Agar motivasi tetap efektif, perlu didukung oleh disiplin diri tinggi, dengan tetap konsisten menjalankan hal-hal yang sudah direncanakan, dalam rangka mencapai apa yang diinginkan, sambil tetap menghormati aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Motivasi merupakan sesuatu pemberian motif, penimbunan sesuatu hal yang menimbulkan dorongan, motivasi juga dapat diartikan faktor yang mendorong orang bertindak dengan cara tertentu. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan dorongan pada awal belajar, pada proses belajar dan hasil akhir belajar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menginformasikan tentang usaha belajar mereka jika dibanding dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, jika terbukti kegiatan usahanya belum memadai maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil. Pengarahan kegiatan belajar untuk mengetahui bahwa mereka belum belajar secara efektif dapat dilakukan agar siswa dapat melakukan perubahan atas perilaku belajarnya. Dalam upaya mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa, ada hal yang sekiranya dapat membantu upaya mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang individu
81
mendapatkan sesuatu tentang hubungan dengan sesama dan peran orang tua sebagai pembentuk kepribadian dari individu itu sendiri. Dalam upaya mengatasi motivasi belajar yang rendah, peranan orang tua sangatlah besar dengan memberikan didikan kepada anak sejak kecil sebagai pedoman dimasa yang akan datang yaitu menanamkam sikap suka belajar dan mengembangkan potensi diri lewat belajar. Selain peran orang tua, guru juga memiliki andil yang cukup besar terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan siswa. Untuk itu guru harus mampu melakukan optimalisasi penerapan prinsip belajar, adanya kedinamisan dalam pembelajaran serat mampu memanfaatkan pengalaman dan kemampuan siswa. Siswa yang termotivasi akan menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap dan mengingat apa yang telah dipelajari. Dalam proses belajar mengajar seharusnya guru mengerti kapan siswa perlu dimotivasi selama proses belajar sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar siswa. Selain motivasi ekstrinsik, faktor lain yang juga efektif terhadap prestasi belajar siswa adalah disiplin belajar. Disiplin belajar merupakan pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah. Dengan sadar akan kewajibannya sebagai seorang pelajar maka siswa akan menunjukkan sikap mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dimanapun mereka berada.
82
Di sekolah siswa akan masuk ke dalam kelas tepat pada waktunya, mengikuti pelajaran sesuai jadwal yang ditentukan dan mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah. Jika di rumah siswa juga sadar akan kewajibannya sebagai pelajar. Mereka akan mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya, belajar secara teratur untuk mempersiapkan materi pada hari berikutnya dan mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan dibawa ke sekolah pada malam hari. Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan dapat dilakukan baik oleh orang tua, guru atau sekolah. Penetapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa dan pemberian hadiah atau pujian pada siswa yang berprestasi merupakan salah satu upaya untuk melatih kedisiplinan siswa. Hal ini dilakukan agar ada keseimbangan antara apa yang mereka lakukan dengan apa yang mereka peroleh. Terkadang ada kecenderungan bahwa sekolah atau orang tua hanya memberikan sangsi atau hukuman kepada siswa-siswa yang melakukan pelanggaran disiplin, akan tetapi disisi lain hal ini tidak diimbangi dengan memberikan hadiah atau pujian bagi mereka yang telah melaksanakan atau menegakkan disiplin.