BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling yakni dari angkatan 2009 sampai dengan 2013 yang masih aktif mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.
4.2. Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan penelitian dengan subjek 31 mahasiswi dari program studi Bimbingan dan Konseling yang merokok. Peneliti mulai membagikan skala yang telah dibuat pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai dengan 13 Agustus 2014.
4.3. Analisis Deskripsi dan Hasil Penelitian 4.3.1. Analisis Deskripsi Kontrol Diri Tingkat kontrol diri dari mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling berdasarkan 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. Pemberian skor pada masing-masing responden dengan rumus sebagai berikut :
39
πΌ=
(jumlah item x nilai maksimal) β jumlah item (25 x 4) β 25 = = 18,75 kategori (nilai maksimal) 4 *dibulatkan menjadi 18 I = Interval Adapun rincian yang ditampilkan dalam tabel tingkat kategori kontrol diri mahasiswi sebagai berikut :
Tabel 1.7 Daftar Distribusi Kontrol Diri pada Mahasiswi No Kategori 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat tinggi Jumlah Minimun Maksimum
Rentang skor 25 β 43 44 β 62 63 β 81 82 β 100
Frekuensi 0 1 27 3 31
Prosentase (%) 0 3,2 87,1 9,7 100
55 85
Dilihat dari data distribusi tabel 1.7 dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun mahasiswi 0 (0%) dengan rentang skor 25 β 43 dapat (kategori sangat rendah), sebanyak 1 mahasiswi (3,2%) dengan rentang skor 44 β 62 (kategorikan rendah), sebanyak 27 mahasiswi (87,1%) dengan rentang skor 63 β 81 (kategorikan tinggi), dan sebanyak 3 mahasiswi (9,7%) dengan rentang 82 β 100 (kategori sangat tinggi).
40
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling dominanberkategori tinggi, yakni sebanyak 27 orang dengan prosentase (87,1%).
4.3.2. Analisis Deskripsi Perilaku Merokok Tingkat perilaku merokok pada mahasiswi Bimbingan dan Konseling, berdasarkan 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. Pemberian skor pada masing-masing responden dengan rumus sebagai berikut :
πΌ=
(jumlah item x nilai maksimal) β jumlah item (32 x 4) β 32 = = 24 kategori (nilai maksimal) 4
I = Interval Adapun rincian yang ditampilkan dalam tabel tingkat kategori perilaku merokok pada mahasiswi sebagai berikut :
Tabel 1.8 Daftar Distribusi Perilaku Merokok pada Mahasiswi No Kategori 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat tinggi Jumlah Minimum Maksimum
Rentang skor 32 β 56 57 β 81 82 β 106 107 β 131
Frekuensi 0 1 19 11 31
Prosentase (%) 0 3,2 61,3 35,5 100
69 124 41
Dari daftar distribusi di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun mahasiswi 0 (0%) dengan rentang skor 32 β 56 (kategorikan sangat rendah), sebanyak 1 mahasiswi (3,2%) dengan rentang skor 57 β 81 (kategorikan rendah), sebanyak 19 mahasiswi (61,3%) dengan rentang skor 82 β 106 (kategorikan tinggi), dan sebanyak 11 mahasiswi (35,5%) dengan rentang skor 107 β 131 (kategorikan sangat tinggi). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling yang berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 19yakni dengan prosentase (61,3%) pada perilaku merokoknya.
4.3.3. Uji Hipotesis Setelah seluruh data terkumpul dan dimasukkan dalam komputer kemudian peneliti mengkorelasikan antara kontrol diri dengan dengan perilaku merokok pada mahasiswi. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Kendallβs tau_b dengan bantuan SPSS for Windows Release 16.0. dan hasil analisis diperoleh sebagai berikut :
42
Tabel 1.9 Korelasi antara Kontrol Diri dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswi Progdi BK
Correlations
kontroldiri Kendall's tau_b
kontroldiri
Correlation Coefficient
1.000
.168
.
.199
31
31
Correlation Coefficient
.168
1.000
Sig. (2-tailed)
.199
.
31
31
Sig. (2-tailed) N perilakumerokok
perilakumerokok
N
Dari tabel di atas dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel kontrol diri dengan perilaku merokok pada mahasiswi menunjukkan angka r = 0,168dengan p = 0,199 (p > 0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian hipotesis (Ha) yang berbunyi bahwa ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada mahasiswi program studi Bimbingan Bimbingan dan Konseling ditolak.
43
4.4. Pembahasan Hasil analisis menunjukkan bahwa kontrol diri pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling untuk kategori rendah sebanyak 1 mahasiswi (3,2%), kategori tinggi sebanyak 27 mahasiswi (87,1%) dan kategori sangat tinggi sebanyak 3 mahasiswi (9,7%). Data ini menggambarkan bahwa tingkat kontrol diri dalam penelitian ini adalah tinggi. Selain itu hasil analisis ditemukan bahwa perilaku merokok pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling untuk kategori rendah sebanyak 1 mahasiswi (3,2%), kategori tinggi sebanyak 19 mahasiswi (61,3%) dan kategori sangat tinggi sebanyak 11 mahasiswi (35,5%). Data ini menggambarkan bahwa sebagian dari mahasiswi yang merokok memiliki tingkat perilaku tinggi. Diperoleh hasil koefisien korelasi N = 31 dan menunjukkan koefisien r = 0,168 dimanap = 0,199 (p > 0,05).Tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada mahasiswi yang artinyabahwa tinggi rendahnya skor perilaku merokok tidak diikuti dengan tinggi rendahnya skor kontrol diri (Ho diterima sedangkan Ha ditolak). Hasil penelitian yang dilakukan di kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku
44
merokok. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Zia dan Retno (2008) di Temanggung tentang hubungan kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMAN 1 Parakan diperoleh hasil ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku merokok dan juga sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi perilaku merokok. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kontrol diri terhadap perilaku merokok adalah sebesar 7,1% dan sisanya 92,9% disebabkan oleh faktor lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada mahasiswi dimana ini bertolak belakang dengan penelitian yang ada, dan setelah dianalisis secara lebih lanjut dengan mengkorelasikan dari aspek-aspek kontrol diri dengan perilaku merokok diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri secara keseluruhan (aspek-aspek) dengan perilaku merokok pada mahasiswi. Artinya bahwa tinggi rendahnya skor perilaku merokok pada mahasiswi tidak diikuti dengaan tinggi rendahnya skor kontrol diri.
45