BAB IV ANALISIS DATA
A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional, sebab pengendalian tersebut terlalu sempit dan memfokuskan diri pada ukuran – ukuran keuangan. Dalam pola persaingan yang semakin kompetitif, manager memerlukan umpan balik yang lebih cepat dibanding sekedar informasi keuangan saja. Pada awal masa kemunculannya, Balanced Scorecard digunakan sebagai sarana untuk mengukur kinerja bisnis. Bermula dari suatu kesimpulan bahwa tolok ukur keuangan yang digunakan selama ini menyebabkan manajemen melakukan kekeliruan akibat bias informasi yang diberikan, maka menyebabkan organisasi tidak dapat merencanakan masa depannya. Oleh karena itu Balanced Scorecard beralih menjadi suatu pengukuran kinerja perusahaan. Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan tolok ukur kinerja keuangan dan melengkapinya dengan tolok ukur non keuangan. Tolok ukur non keuangan masing- masing mempunyai tiga perspektif penting yaitu Perspektif Pelanggan, Persepektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan sehingga kinerja keuangan dapat tercapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
33
34
Sebelum melakukan pengukuran kinerja, terlebih dahulu perusahaan harus menentukan bobot pada masing – masing perspektif Balanced Scorecard, sasaran strategis dan ukuran strategisnya. Pembobotan dilakukan agar pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih terperinci dan terkait langsung dengan kepentingan organisasi. Semakin penting sasaran, maka semakin tinggi pula bobot yang diberikan. Total bobot keseluruhan adalah 100%. Besar nilai pembobotan akan mempengaruhi skor akhir pengukuran kinerja sebab hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja pada periode berjalan. Penilaian terhadap pada PT Nindya Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002 pada Perspektif Keuangan masih mendapatkan prioritas utama yakni sebesar 70% sedangakan Perspektif Pelanggan 10%, Perspektif Proses Bisnis Internal 10% dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 10%. Berikut disajikan dalam tabel mengenai penilaian bobot masing-masing sasaran dan ukuran strategis di PT Nindya Karya (Persero) adalah sebagai berikut :
35
Tabel 4.1 Sasaran dan Ukuran Strategis PT Nindya Karya (Persero) No Sasaran Strategis A Keuangan (70%) 1 Ratio Keuangan
B
C
D
Bobot
Ukuran Hasil
Bobot
70
ROE ROI Cash Ratio Current Ratio Collection Period Perputaran Asset Perputaran Persediaan Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva
20 15 5 5 5 5 5 10
Pelanggan (10%) 1 Peningkatan Pelayanan Terhadap Klien
10
Komplain yang rendah Kepuasan Pelanggan
5 5
Proses Bisnis Internal (10%) 1 Inovasi
10 6
Inovasi Pengerjaan Inovasi Pemasaran Inovasi Manajemen
2 2 2
2 Proses Operasi
2
Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi
2
3 Layanan Purna Jual
2
Garansi pemeliharaan konstruksi
2
Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) 1 Peningkatan kompetensi karyawan
10 4
Pelatihan untuk karyawan
4
2 Peningkatan kepuasan karyawan
54 2
Tingkat pengunduran diri karyawan
4
Karyawan baru yang masuk
2
3 Penambahan karyawan baru
100
TOTAL
100
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Balanced
Scorecard
memberikan
kerangka
untuk
menjelaskan
dan
mengkomunikasikan strategi dengan cara yang konsisten dan komprehensif. Balanced Scorecard memandang strategi yang digunakan untuk sasaran yang dapat menciptakan nilai dari empat perspektif ketika dilakukan pengukuran kinerja.
36
B. Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan (Financial) Dalam Perspektif Keuangan harus dapat menggambarkan hasil-hasil pilihan strategis yang dibuat dalam perspektif lainnya yang secara bersamaan juga menyusun beberapa perencanaan jangka panjang. Terutama dalam hal keuntungan dan upaya balik modal. Berikut adalah gambaran umum pengukuran kinerja keuangan PT Nindya Karya (Persero) : Tabel 4.2 Pengukuran Perspektif Keuangan TAHUN 2009
URAIAN
REALISASI BOBOT
TAHUN 2008
TARGET 2009
SKOR BOBOT
REALISASI
SKOR
BOBOT
TAHUN 2007
TARGET 2008
SKOR BOBOT
SKOR
REALISASI BOBOT
TARGET 2007
SKOR BOBOT
SKOR
INDIKATOR KEUANGAN 1 Return On Equity (ROE)
12.12%
16
15.00%
20
11.52%
16
15.00%
20
9.78%
14
15.00%
20
2 Return On Investment (ROI)
12.87%
9
18.00%
15
9.12%
7.5
18.00%
15
8.62%
7.5
18.00%
15
3 Cash Ratio
16.57%
3
35.00%
5
11.21%
2
35.00%
5
10.46%
2
35.00%
5
4 Current Ratio (Likuiditas)
110.12%
4
125.00%
5
112.22%
4
125.00%
5
110.44%
4
125.00%
5
5 Collection Periods (hari)
23
4
60
5
30
5
60
5
45
5
60
5
1
5
60
5
1
5
60
5
1
5
60
5
95.37%
4
120.00%
5
90.38%
4
120.00%
5
98.65%
4
120.00%
5
5.07%
4
30.00%
10
8.53%
4
30.00%
10
8.26%
4
30.00%
10
6 Perputaran Persediaan (hari) 7 Perputaran Asset 8 Rasio Modal Sendiri TOTAL
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
49
70
47.5
70
45.5
70
37
Berdasarkan data diatas penjabaran analisis kinerja manajemen pada PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan indikator ukuran kinerja adalah sebagai berikut : 1. ROE (Return On Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara profit bersih (keuntungan netto sesudah pajak). Tabel 4.3 Kriteria Penilaian ROE ROE (%) 15 < ROE 13 < ROE ≤ 15 11 < ROE ≤ 13 9 < ROE ≤ 11 7.9 < ROE ≤ 9 6.6 < ROE ≤ 7.9 5.3 < ROE ≤ 6.6 4 < ROE ≤ 5.3 2.5 < ROE ≤ 4 1 < ROE ≤ 2.5 0 < ROE ≤ 1 ROE < 0
SKOR 20 18 16 14 12 10 8.5 7 5.5 4 2 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : ROE = Laba setelah pajak Modal sendiri
ROE pada tahun 2009 pada PT Nindya Karya (Persero) adalah 12.12 % sedangkan yang ditargetkan adalah 15% hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya laba bersih yang di targetkan oleh perusahaan karena terdapat
38
kenaikan harga material sebagai salah satu item dalam produksi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap pencapaian laba perusahaan. Dalam mengatasi masalah ini perusahaan mengambil langkah yaitu lebih meningkatkan lagi penjualannya dengan tetap menjaga keseimbangan antara prisnsip kehati- hatian dengan pengembangan bisnis yang agresif dan melakukan efisiensi biaya dengan mengevaluasi semua biaya operasional dengan tetap memperhatikan tingkat optimalisasi dari biaya produksi. 2. ROI (Return On Invesment) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahan. Tabel 4.4 Kriteria Penilaian ROI ROI (%) 18 < ROI 15 < ROI ≤ 18 13 < ROI ≤ 15 12 < ROI ≤ 13 10.5 < ROI ≤ 12 9 < ROI ≤ 10.5 7 < ROI ≤ 9 5 < ROI ≤ 7 3 < ROI ≤ 5 1 < ROI ≤ 3 0 < ROI ≤ 1 ROI < 0 Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : ROI = EBIT + Penyusutan Total Asset
SKOR 15 13.5 12 10.5 9 7.5 6 5 4 3 2 1
39
Nilai ROI PT Nindya Karya pada tahun 2009 adalah 12.87 % dan hal ini disebabkan karena penjualan pada tahun 2009 belum mencapai target yang telah
ditetapkan.
Langkah
yang
diambil
oleh
perusahaan
adalah
meningkatkan margin laba dengan efisiensi biaya khususnya biaya- biaya langsung proyek agar tidak terjadi pemborosan sumber daya dalam produksi. 3. Cash Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Tabel 4.5 Kriteria Penilaian Cash Ratio CASH RATIO (%) CR ≥ 35 25 < CR ≤ 35 15 < CR ≤ 25 10 < CR ≤ 15 5 < CR ≤ 10 0 < CR ≤ 5
SKOR 5 4 3 2 1 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus :
Cash Rasio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek Current Liabilities
Cash Rasio PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 adalah sebesar 16.57 % sedangkan target yang ditetapkan adalah 35%, hal ini disebabkan oleh masih tingginya piutang atau termyn dari proyek –proyek yang belum cair.
40
Dengan demikian perusahaan harus lebih baik lagi dalam mengelola piutangnya dan menggunakan prinsip kehati- hatian dalam mengerjakan proyek- proyek swasta atau proyek non pemerintah karena potensi untuk piutang tak tertagih lebih besar. 4. Current Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam
membayar kewajiban
jangka
pendeknya
dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Tabel 4.6 Kriteria Penilaian Current Ratio CURRENT RATIO (%) 125 ≤ Current Ratio 110 < Current Ratio ≤ 125 100 < Current Ratio ≤ 110 95 < Current Ratio ≤ 100 90 < Current Ratio ≤ 95 Current Ratio < 90
SKOR 5 4 3 2 1 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus: Current Rasio =
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Untuk Current Rasio PT Nindya Karya (Persero) memiliki persentase 110.12% ,persentase ini masih belum dapat mencapai target dan hal ini disebabkan oleh turunnya sales dan masih tingginya piutang atau termyn yang belum cair. Secara umum proyek- proyek yang dikerjakan telah memiliki anggaran biaya yang telah ditetapkan dan sumber dana yang akan
41
digunakan, serta proyek juga memiliki time schedule yang telah direncanakan, sehingga apabila termyn atau pembayaran atas progress pekerjaan tersendat maka PT Nindya Karya (Persero) mengambil langkah untuk mengambil kredit jangka pendek
untuk bisa tetap menjalankan
produksinya yang berdampak pada penambahan kewajiban lancar. Dalam hal ini PT Nindya Karya (Persero) haruslah lebih cermat dalam menentukan pasar agar piutang dapat ditagih untuk proses produksi yang berkelanjutan. 5. Collection Periods atau Perputaran Piutang : Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Collection Period Collection Period (CP) CP ≤ 60 60 < CP ≤ 90 90 < CP ≤ 120 120 < CP ≤ 150 150 < CP ≤ 180 180 < CP ≤ 210 210 < CP ≤ 240 240 < CP ≤ 270 270 < CP ≤ 300 300 < CP
SKOR 5 4.5 4 3.5 3 2.4 1.8 1.2 0.6 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : Perputaran Piutang =
Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha
42
Perputaran piutang PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 perputaran sudah dapat mencapai apa yang ditargetkan, namun untuk piutang proyek lama perlu adanya manajemen pengelolaan piutang yang lebih baik. 6. Untuk perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang di jual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan (PP) PP ≤ 60 60 < PP ≤ 90 90 < PP ≤ 120 120 < PP ≤ 150 150 < PP ≤ 180 180 < PP ≤ 210 210 < PP ≤ 240 240 < PP ≤ 270 270 < PP ≤ 300 300 < PP
SKOR 5 4.5 4 3.5 3 2.4 1.8 1.2 0.6 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : Perputaran Persediaan =
Total Persediaan Total Pendapatan Usaha
Dapat kita lihat pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) mencapai target pada rasio perputaran persediaan.
43
7. Rasio Perputaran Asset adalah Rasio yang mengukur efisiensi aset perusahaan dalam menciptakan penjualan , nilai rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara produktif Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Perputaran Total Asset (TATO) PERPUTARAN TOTAL ASSET 120 ≤ TATO 105 < TATO ≤ 120 90 < TATO ≤ 105 75 < TATO ≤ 90 60 < TATO ≤ 75 40 < TATO ≤ 60 20 < TATO ≤ 40 TATO ≤ 20
SKOR 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : Perputaran Asset =
Total Pendapatan Total Asset
Di tahun 2009 perputaran asset PT Nindya Karya (Persero) adalah 95.37% sehingga masih belum mencapai target yang ditetapkan meskipun deviasinya masih kecil. Langkah yang diambil oleh perusahaan adalah meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya produksi. 8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset adalah Rasio yang menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
44
Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Tabel 4.10 Kriteria Penilaian Rasio Modal Sendiri Terhadap Asset (TMS Terhadap TA) TMS Terhadap TA TMS Terhadap TA < 0 0 ≤ TMS Terhadap TA < 10 10 ≤ TMS Terhadap TA < 20 20 ≤ TMS Terhadap TA < 30 30 ≤ TMS Terhadap TA < 40 40 ≤ TMS Terhadap TA < 50 50 ≤ TMS Terhadap TA < 60 60 ≤ TMS Terhadap TA < 70 70 ≤ TMS Terhadap TA < 80 80 ≤ TMS Terhadap TA < 90 90 ≤ TMS Terhadap TA < 100
SKOR 0 4 6 7.25 10 9 8.5 8 7.5 7 6.5
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Rumus : Total Modal Sendiri = Total Modal Sendiri Total Asset
Pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) rasio Modal Sendiri Terhadap Asset ditetapkan sebesar 5.07%. Dengan pencapaian penjualan sesuai target dan laba bersih yang diharapkan dapat dicapai maka peningkatan Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Asset dapat terwujud.
45
C. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer) Proyek-proyek yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) adalah Proyek – proyek Pemerintah dan Proyek Swasta, Perspektif pelanggan ini mempunyai bobot 10% dengan ukuran strategis yaitu kepuasan pelanggan dan keluhan pelanggan. PT Nindya Karya (Persero) terdapat 15% keluhan atau komplain yang masuk dari target yang ditetapkan adalah 0% yang telah ditetapkan artinya skor yang diperoleh dalam sasaran ini adalah 85%, sedangkan pada kepuasan pelanggan mencapai 85 % dari target yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap perspektif pelanggan PT Nindya Karya (Persero) mengukur penilain kinerja dengan jumlah komplain atau keluhan yang ada pada proyek – proyek dengan membandingkan dengan item-item proyek yang dikerjakan. Dengan demikian dapat dicontohkan kriteria penilainnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Contoh Penilaian Komplain Pelanggan
NO
Jumlah
Jumlah
Item Pekerjaan
Komplain
Nama Proyek
1
Proyek A
30
5
2
Proyek B
20
2
3
Proyek C
10
2
4
Proyek D
10
1
5
Proyek E
10
1
80
11
Jumlah Persentase Keluhan : 13% Persentase Kepuasan : 87%
Sumber : PT Nindya Karya (Perero)
46
Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Komplain Pelanggan Komplain (%) Komplain ≥ 50 40 ≤ Komplain < 50 30 ≤ Komplain < 40 20 ≤ Komplain < 30 10 ≤ Komplain < 20 0 ≤ Komplain < 10
SKOR 0 1 2 3 4 5
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Kepuasan Pelanggan Kepuasan (%) 90 ≤ Kepuasan < 100 80 ≤ Kepuasan < 90 70 ≤ Kepuasan < 80 60 ≤ Kepuasan < 70 50 ≤ Kepuasan < 60 Kepuasan < 50
SKOR 5 4 3 2 1 0
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Tabel 4.14 Pengukuran Perspektif Pelanggan
NO
URAIAN
TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR
1 Komplain yang rendah
15%
4
0%
5
13%
4
0%
5
20%
3
0%
5
2 Kepuasan Pelanggan
85%
4
100%
5
87%
4
100%
5
80%
4
100%
5
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Perusahaan terus berusaha untuk mengembangkan kekuatan secara struktural dengan menanamkan pondasi untuk pertumbuhan yang lebih agresif memakai strategi-
47
strategi yang lebih tepat guna memacu peningkatan pertumbuhan. Sebagaimana komitmen perusahaan untuk lebih fokus kepada pelanggan, maka PT. Nindya Karya (Persero) menjaga kualitas pekerjaan dari segi biaya, mutu dan waktu dengan peningkatan implementasi ISO 9001:2008, maupun SMK3/OHSAS 18001:2007 serta SML ( Sistem Manajemen Lingkungan ) ISO 14001:2004. dengan implementasinya (Penjelasan perhitungan perspektif pelanggan pada lampiran) .
D. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran yang ingin diwujudkan pada perspektif ini adalah Inovasi, Proses Operasi, dan Layanan Purna Jual, pada pengukuran kinerja didalam Balanced Scorecard ditentukan dari satu rantai proses yang lengkap, dimulai dari proses inovasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi keinginan pelanggan. Setelah itu ditindaklanjuti dengan melakukan proses operasi yaitu mendistribusikan produk kepada pelanggan dan terakhir menyediakan jasa layanan purna jual untuk menambah nilai kepada pelanggan. Berikut adalah kriteria penilaian beberapa indicator dalam perspektif bisnis internal :
Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Inovasi Pengerjaan
Inovasi Pengerjaan ≥5 3 ≤ IP< 5 1 ≤ IP< 3 Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
SKOR 2 1.5 1
48
Tabel 4.16 Kriteria Penilaian Inovasi Pemasaran (Produk Baru)
Inovasi Produk Baru ≥ 10 5 ≤ IP< 10 1 ≤ IP< 5
SKOR 2 1.5 1
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Tabel 4.17 Kriteria Penilaian Intregasi Pekerjaan
Integrasi Pekerjaan (%) ≥ 85 70 ≤ Integrasi < 85 55 ≤ Integrasi < 70
SKOR 2 1.5 1
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Pemeliharaan
Pemeliharaan (%) ≥ 85 60 ≤ Pemeliharaan < 85 40 ≤ Pemeliharaan < 60
SKOR 2 1.5 1
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Dalam analisis Perspektif Proses Bisnis Internal perlu dilakukan identifikasi proses bisnis internal yang diunggulkan PT Nindya Karya (Persero) sebagai berikut :
49
Tabel 4.19 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal
NO
URAIAN
TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR
1 Inovasi Pengerjaan
1
1
2
2
1
2
1
2
1
2 Inovasi Pemasaran
1
1
2
2
1
2
1
2
-
3 Inovasi Manajemen
1
2
1
2
1
2
1
2
2 0
1 1 1
2 2
-
0
1
2
4
Pelaksanaan konstruksi yang Terintregrasi
80%
1.5
100%
2
83%
1.5
100%
2
75%
1.5
100%
2
5
Garansi Pemeliharaan
85%
2
100%
2
81%
1.5
100%
2
80%
1.5
100%
2
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
1. Proses Inovasi PT Nindya Karya (Persero) dalam menjalankan strategi bisnisnya antara lain sebagai Perusahaan Jasa Konstruksi menawarkan rangkaian jasa konstruksi sesuai dengan kebutuhan spesifik para pelanggannya baik untuk proyekproyek pemerintah maupun pihak swasta. Dalam Pelaksanaan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa, pekerjaan terintegrasi (engineering, procurement dan construction/EPC), rancang bangun, building management, industri pabrikasi, agro industri, ekspor impor, perdagangan umum, jasa penyewaan, jasa keagenan, pengelolaan kawasan, sistem development, teknologi informasi, pengembang serta kepariwisataan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta
50
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan Proses inovasi dalam perusahaan memang terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya proses declining atas jasa yang dihasilkan. Berikut adalah Beberapa Inovasi yang terus akan dikembangkan oleh PT Nindya Karya (Persero) :
a.
Inovasi proses atau pengerjaan Inovasi ini berkaitan dengan metode konstruksi yang digunakan, termasuk di dalamnya berbagai penghitungan ekonomis sebuah proyek. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Dengan demikian PT Nindya Karya ( Persero) harus lebih bisa berinovasi dalam proses atau pengerjaan suatu proyek dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian dengan cara menjalin kerja sama yang sinergis dengan menggandeng Quantity Surveyor (QS) yang benar-benar handal dan teruji maupun tenaga ahli bidang konstruksi. Dalam hal ini Quatity Surveyor (QS), seperti kita ketahui bersama, adalah pakar ekonomi-konstruksi yang mampu melakukan kalkulasi secara tepat dengan memperhitungkan berbagai aspek ekonomi selama proses konstruksi berlangsung. Para pengusaha konstruksi pun akan dapat dihindarkan dari potensi kerugian karena nilai terbaik dari setiap uang
51
yang dikucurkan (best value for money) benar-benar dicermati selama proses pengerjaan proyek berlangsung.
b.
Inovasi pemasaran
Inovasi ini berkaitan dengan perencanaan yang matang untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh konsumen, termasuk di dalamnya melakukan promosi, sehingga para konsumen tetap setiap memakai jasa perusahaan. Hal ini juga berkaitan dengan inovasi pengerjaan atau pekerjaan baru dan berhubungan dengan penentuan harga (pricing) yang akan ditawarkan ke konsumen. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Hal yang perlu diperhatikan adalah PT Nindya Karya (Persero) harus dapat meluncurkan produk baru seperti pembuatan-pembuatan mega proyek yang tentunya harus didukung oleh sumber daya yang memadai agar target market yang akan dicapai dapat terpenuhi.
c.
Inovasi Manajemen
Inovasi ini berhubungan erat dengan bagaimana kerangka kerja antar departemen dalam perusahaan konstruksi dikelola dengan baik. Hal ini berkaitan dengan desain kelembagaan yang coba dibangun, baik di dalam
52
perusahaan maupun asosiasi. Misalnya, asosiasi memelopori penerbitan Pusat Informasi Konstruksi yang sangat berguna bagi anggota. PT Nindya Karya (Persero) tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Indonesia. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Proses Operasi
PT. Nindya Karya (Persero) tetap pada jalur bisnis utamanya melakukan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa serta pekerjaan terintegrasi (Engineering, Procurement dan Construction/EPC). Perusahaan tetap berupaya untuk mengembangkan usaha di bidang EPC (Engineering, Procurement dan Construction) dengan strategi pemasaran yang baru dan pembentukan Tim Task Force guna mempercepat pencapaian sehingga diperoleh bidang EPC yang benar-benar bisa terealisasi dalam menyediakan jasa perancangan, perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan bangunannya secara simultan. Keunggulan didapat melalui keunggulan penetapan harga dengan metode pelaksanaan yang sudah terencana dengan cermat dan telah memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan. Melakukan kebijakan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta peningkatan kualitas teknologi yang
53
digunakan sesuai dengan perkembangannya untuk mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien. Disamping penerapan strategi pemasaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam merebut pasar. Dalam pelaksanaannya ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) dapat mencapai 80% dari target yaitu 100% dalam Perspektif Bisnis Internal. Langkah yang diambil oleh PT Nindya Karya (Persero) agar dapat mencapai targetnya dalam Proses Operasi ini adalah terus meningkatkan tenaga ahli dibidang konstruksi agar mendapat kepercayaan oleh konsumen untuk mengerjakan proyek- proyek secara intregasi atau keseluruhan.
3. Layanan Purna Jual Dalam penerpan layanan Purna Jual PT Nindya Karya (Persero) memberikan garansi untuk setiap item pada proyek yang telah dikerjakan.Apabila dalam periode garansi proyek tersebut mengalami ketidak sesuaian spesifikasi ataupun kerusakan maka akan dilakukan repair untuk memenuhi keinginan para pelanggan. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) mencapai 85% dari target yang telah ditetapkan dalam Perspektif Bisnis Internal. Dengan demikian bahwa tidak seluruhnya proyek – proyek yang dikerjakan dalam masa pemeliharaan dilakukan
oleh PT Nindya Karya
(Persero), untuk itu kualitas produksi dan tenaga ahli yang dimiliki dapat menjadi nilai jual yang tinggi apabila hal tersebut dicapai dengan demikian
54
maka akan muncul peluang baru pekerjaan yang dapat meningkatkan profit bagi perusahaan.
E. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Pembelajaran Dan Pertumbuhan Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur
organisasi termasuk dalam perspektif ini adalah
pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Kekuatan PT Nindya Karya (Persero) terutama terletak pada komitmennya terhadap inovasi dan kemampuannya untuk merekrut, melatih dan menempatkan dan mempertahankan
sumber daya manusia dalam rangka
menghantarkan pelayanan yang berkualitas dan tepat waktu kepada pelanggan.
Tabel 4.20 Kriteria Penilaian Pelatihan Karyawan
Jumlah Pelatihan ≥ 3000 2500 ≤ Pelatihan < 3000 2000 ≤ Pelatihan < 2500 1000 ≤ Pelatihan < 2000 1000 ≤ Pelatihan Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
SKOR 4 3 2 1 0
55
Tabel 4.21 Kriteria Penilaian Pengunduran Diri Karyawan (PDK)
Jumlah Pengunduran Diri ≥ 15 10 ≤ PDK < 15 5 ≤ PDK < 10 2 ≤ PDK < 5 0 ≤ PDK < 2
SKOR 0 1 2 3 4
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Untuk kriteria penilaian pada perekrutan karyawan baru kriteria penilaiannya disesuaikan dengan jumlah target yang ditetapkan, hal ini dilakukan karena setiap tahunnya jumlah karyawan baru yang dibutuhkan berbeda dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan perusahaan. Sedangkan hasil pengukuran untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 4.22 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
NO
URAIAN
TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR
1 Pelatihan untuk karyawan
2,786
3
3,000
4
2,230
3.0
3,000
4
1,835
2
2,000
3
2 Tingkat pengunduran diri
3
3
-
4
96%
3.8
100%
4
100%
4
100%
4
3 Karyawan baru masuk
20
2
20
2
10
2
10
2
4
2
4
2
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
56
1. Pelatihan Karyawan Guna menunjang perusahaan dalam mengembangkan kemampuan yang lebih baik pada tahun 2009 target yang di tetapkan adalah 3000 pelatihan untuk karyawan baik pelatihan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pelatihan karyawan tersebut meliputi pelatihan bagi karyawan dari bidang teknik maupun non teknik dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia di PT Nindya Karya (Persero). Langkah yang diambil perusahaan adalah lebih fokus kepada peningkatan mutu sumber daya karena yang menjadi nilai jual perusahaan adalah kemampuan SDM dalam menghasiikan produk yang berkualitas. 2. Tingkat Pengunduran Diri karyawan Pada tahun 2009 tingkat pengunduran diri karyawan sebesar 3% dari jumlah karyawan PT Nindya Karya (Persero), sedangkan target yang ditetapkan adalah 0%. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan, dengan demikian PT Nindya Karya (Persero) perlu meningkatkan kepuasan karyawan untuk menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan. 3. Karyawan Baru Masuk Untuk perekrutan karyawan PT Nindya Karya (Persero) melakukan kerja sama dengan konsultan untuk proses penyaringan karyawan. Hal ini dilakukan agar Sumber Daya Manusia yang bekerja di perusahaan memilki kualitas dan kompetensi yang dapat diandalkan oleh PT Nindya Karya (Persero) di masa yang akan datang. Pada indikator karyawan baru yang masuk dalam perspektif
57
pembelajaran dan pertumbuhan selalu dapat mencapai target yang ditetapkan hal ini dapat disimpulkan bahwa minat masyarakat terhadap perusahan BUMN masih sangat tinggi untuk itu hal ini dapat dijadikan sebagai motivasi kepada perusahaan agar dapat menjadi perusahaan yang lebih baik. Secara garis besar pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat di gambarkan sebagai berikut :
58
Tabel 4.6 Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) dengan Balanced Scorecard Tahun 2009 Sasaran Strategis Ratio Keuangan (70%)
Pelanggan (10%) Peningkatan Pelayanan Terhadap Klien Proses Bisnis Internal (10%) Inovasi
Proses Operasi Layanan Purna Jual
Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) Peningkatan kompetensi karyawan Peningkatan kepuasan karyawan Penambahan karyawan baru
Sumber : PT Nindya Karya (Persero)
Ukuran Strategis ROE ROI Cash Ratio Current Ratio Collection Period Perputaran Asset Perputaran Persediaan Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva JUMLAH
Target
Realisasi
Satuan Target
(a)
(b)
Realisasi
15.00% 18.00% 35.00% 125.00% 60 120.00% 60 30.00%
12.12% 12.87% 16.57% 110.12% 23 95.75% 1 5.07%
Persen Persen Persen Persen Hari Persen Kali Persen
Komplain yang rendah Kepuasan Pelanggan JUMLAH
0 100
Inovasi Pengerjaan Inovasi Pemasaran Inovasi Manajemen Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi Garansi pemeliharaan konstruksi JUMLAH
2 2 1 100 100
Pelatihan untuk karyawan Tingkat pengunduran diri karyawan Karyawan baru yang masuk JUMLAH TOTAL
3000 0 20
15 85
1 1 1 80 85
2786 3 20
Persen Persen
Produk Produk Produk Persen Persen
Pelatihan Persen Orang
Pencapaian Target (c = b : a) 81 72 47 88 100 80 100 17 584
Bobot
Skor
(d)
(e = c x d)
20 15 5 5 5 5 5 10 70
1,616 1,073 237 440 500 399 500 169 4,934
10
425 425 850
10
100 100 200 160 170 730
85 85 170
5 5
50 50 100 80 85 365
2 2 2 2 2
93 97 100 290 74.73
4 4 2 10 100
371 388 200 959 7,473