BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan dari PT. Ria Sarana Perdana Engineering, dimulai dari sejarah berdirinya hingga saat ini, dan visi, misi perusahaan yang diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap waktunya. 4.1.1 Sejarah PT. Ria Sarana Perdana Engineering PT. Ria Sarana Perdana Engineering adalah perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang pembuatan mesin-mesin produksi plastik pada masanya yang berdiri tahun 1980 oleh Charlie Chandra. Pada saat itu perusahaan sedikit demi sedikit merakit sebuah mesin yang dapat mengolah suatu bahan mentah dan akhirnya perusahaan berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mengolah bahan mentah yaitu berupa biji plastik. Pada tahun 1989 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dalam bidang pembuatan mesin-mesin produski terutama mesin yang mengolah bijibiji plastik, biji plastik yang dimaksud pada awalnya adalah limbah-limbah plastik bekas dari sisa produksi yang kemudian diolah kembali menjadi plastik, contohnya seperti botol-botol plastik minuman yang biasa kita minum, botol-botol tersebut diolah menjadi biji plastik kemudian menghasilkan plastik yaitu kantong plastik, gelas/botol minum dll.
50
51
PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai terlihat peningkatan produksinya yang signifikan tepatnya pada tahun 1992 dalam menciptakan mesin-mesin yang dapat mengolah biji-biji plastik. Pada saat tahun 1998 PT Ria Sarana Perdana Engeneering mendapatkan dampak dari terjadinya krisis moneter, akibatnya banyak karyawan yang mengundurkan diri karena mereka takut tenaganya tidak dibayarkan oleh perusahaan padahal pada masa itu PT. Ria Sarana Perdana Engineering tetap berdiri dan berjalan bahkan masih dapat membayarkan gaji karyawan meskipun ada pengurangan ditingkat produksi. Tahun 2002 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dengan membangun anak perusahaan yaitu PT. Roda Perdana Utama Karya yang masih berhubungan dibidang produksi hanya saja PT. Roda Perdana Utama Karya sebagai jasa yang menerima pengolahan limbah-limbah plastik dari perusahaan lain. Hingga saat ini PT. Ria Sarana Perdana Engineering terus meningkat produksinya dan berkembang, catatan terakhir tahun 2012 perusahaan memiliki 6 buah mesin-mesin besar untuk merakit dan menciptakan mesin-mesin yang menggunakan teknologi berkualitas untuk dapat mengolah biji-biji plastik. 4.1.2 Visi dan Misi PT. Ria Sarana Perdana Engineering PT. Ria Sarana Perdana Engineering memiliki Visi dan Misi untuk terus maju dan berkembang hingga dapat bersaing baik skla nasional maupun skala internasional dalam bidang pembuatan mesin-mesin plastik. Visi Menjadi perusahaan yang terdepan dalam bidang Industri Mesin, terbaik dan inovatif di dalam maupun luar negeri dengan teknologi mutakhir dan hasil
52
berkualitas demi terwujudnya perusahaan yang sehat, mandiri dan dapat memajukan industri Indonesia. Misi -
Menciptakan sistem kerja yang berdisiplin tinggi dan lingkungan kerja yang harmonis.
-
Menjadi perusahaan yang maju hingga memiliki ISO (Internazional Standart Operation) yang berkelas dunia.
-
Maju tumbuh besar hingga dapat bersaing dengan para kompetitor dibidang yang sama dengan kualitas terbaik.
-
Menciptaka tenaga ahli sumber daya manusia yang berkualitas.
4.2 Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah karyawan divisi produksi PT Ria Sarana Perdana Engineering. Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama bekerja mereka. Berikut ini hasil pengelompokan profil responden: 1. Jenis Kelamin Responden Dalam peneitian ini, total responden berjumlah 69 orang responden, dimana sebanyak 59 orang pria dan 10 orang wanita. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
53
Sumber: hasil pengolahan data 2013 Gambar: 4.1 Grafik Jenis Kelamin Responden
2. Usia Responden Dari keseluruhan 69 orang responden, diperoleh responden yang berusia dibawah 20 tahun sebanyak 8 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 28 orang, usia 36-50 tahun sebanyak 18 orang, dan usia diatas 50 tahun sebanyak 15 orang. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
54
Sumber: hasil pengolahan data 2013 Gambar: 4.2 Grafik Usia Responden
3. Lama Bekerjs Responden Dari keseluruhan 69 orang responden, sebanyak 10 orang bekerja dibawah 1 tahun, 13 orang bekerja antara 2 sampai 3 tahun, 21 orang bekerja antara 4 sampai 5 tahun, dan 25 orang telah bekerja diatas 5 tahun. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
55
Sumber: hasil pengolahan data 2013 Gambar: 4.3 Grafik Lama Bekerja Responden
4.3 Analisis Hasil Penelitian 4.3.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode MSI (method of successive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data skala interval. Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel. Pemberian bobot pada kuesioner penelitian, sebagai berikut : -
(SS) Sangat Setuju = 5
-
(S) Setuju = 4
-
(KS) Kurang Setuju = 3
-
(TS) Tidak Setuju = 2
56
-
(STS) Sangat Tidak Setuju = 1 Kemudian, hasil transformasi data yang diperoleh adalah sebagai
berikut: 1. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job Enrichment (X1) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Trasformasi Data Variabel Job Enrichment Data Ordinal
Data Interval
1
1,000
2
2,068
3
2,847
4
3,546
5
4,566
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 2. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job Enlargement (X2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Transformasi Data Variabel JoB Enlargement Data Ordinal
Data Interval
1
1,000
2
1,630
3
2,323
4
3,215
5
4,414
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 3. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Kinerja Karyawan (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
57
Tabel 4.3 Transformasi Data Variabel Kinerja Karyawan Data Ordinal
Data Interval
1
1,000
2
1,657
3
2,337
4
3,199
5
4,379
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 4. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Kepuasan Karyawan (Z) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Transformasi Data Variabel Kepuasan Karyawan Data Ordinal
Data Interval
1
1,000
2
1,736
3
2,495
4
3.339
5
4.440
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.2.1 Uji Validitas Variabel Job Enrichment (X1) Variabel Job Enrichment diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil berikut ini:
58
Tabel 4.5 Validitas Variabel Job Enrichment Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,021
0,20
Tidak Valid
2
0,151
0,20
Tidak Valid
3
0,291
0,20
Valid
4
0,257
0,20
Valid
5
0,154
0,20
Tidak Valid
6
0,344
0,20
Valid
7
0,224
0,20
Valid
8
0,311
0,20
Valid
9
0,509
0,20
Valid
10
0,211
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Karena masih ada butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir 1, 2, 5. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.6 Validitas Job Enrichment (2) Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
3
0,165
0,20
Tidak Valid
4
0,169
0,20
Tidak Valid
6
0,323
0,20
Valid
7
0,300
0,20
Valid
8
0,427
0,20
Valid
9
0,524
0,20
Valid
10
0,217
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
59
Karena masih ada juga butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir 3 dan 4. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.7 Validitas Job Enrichment (3) Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
6
0,305
0,20
Valid
7
0,307
0,20
Valid
8
0,480
0,20
Valid
9
0,512
0,20
Valid
10
0,262
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.2.2 Uji Validitas Variabel Job Enlargement (X2) Variabel Job Enlargement diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.8 Validitas Variabel Job Enlargement Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,511
0,20
Valid
2
0,492
0,20
Valid
3
0,222
0,20
Valid
4
0,505
0,20
Valid
5
0,539
0,20
Valid
6
0,386
0,20
Valid
7
0,496
0,20
Valid
60
8
0,491
0,20
Valid
9
0,549
0,20
Valid
10
0,410
0,20
Valid
11
0,305
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 4.3.2.3 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) Variabel Kinerja Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.9 Validitas Variabel Kinerja Karyawan Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,564
0,20
Valid
2
0,525
0,20
Valid
3
0,267
0,20
Valid
4
0,504
0,20
Valid
5
0,493
0,20
Valid
6
0,368
0,20
Valid
7
0,480
0,20
Valid
8
0,457
0,20
Valid
9
0,503
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
61
4.3.2.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z) Variabel Kepuasan Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.10 Validitas Variabel Kepuasan Karyawan Butir Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,461
0,20
Valid
2
0,431
0,20
Valid
3
0,518
0,20
Valid
4
0,372
0,20
Valid
5
0,505
0,20
Valid
6
0,290
0,20
Valid
7
0,450
0,20
Valid
8
0,426
0,20
Valid
9
0,362
0,20
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 4.3.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS, dimana apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka data dinyatakan reliable. Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha
Kesimpulan
Job Enrichment (X1)
0,615
Reliabel
62
Job Enlargement (X2)
0,787
Reliabel
Kinerja Karyawan (Y)
0,774
Reliabel
Kepuasan Karyawan (Z)
0,745
Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 4.3.3
Uji Normalitas
4.3.3.1 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment (X1) Hasil uji normalitas variabel Job Enrichment berdasarkan uji KolmogorovSmirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic job_enrichment
.090
Df
Shapiro-Wilk
Sig. 69
Statistic *
.200
.990
Df
Sig. 69
.851
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal Keputusan Sig. = 0,200 > 0,05 Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enrichment dinyatakan berdistribusi normal.
63
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Normalitas Variabel Job Enrichment Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enrichment dapat dinyatakan berdistribusi normal. 4.3.3.2 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement (X2) Hasil uji normalitas variabel Job Enlargement berdasarkan uji KolmogorovSmirnov adalah sebagai berikut:
64
Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic job_enlargement
.095
df
Shapiro-Wilk
Sig. 69
Statistic *
.200
.974
df
Sig. 69
.161
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal Keputusan Sig. = 0,200 > 0,05 Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enlargement dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
65
Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Job Enlargement Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enlargement dapat dinyatakan berdistribusi normal. 4.3.3.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) Hasil
uji
normalitas
variabel
Kinerja
Karyawan
berdasarkan
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic kinerja_karyawan
.088
df
Shapiro-Wilk
Sig. 69
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Statistic *
.200
.974
df
Sig. 69
.152
uji
66
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal Keputusan Sig. = 0,200 > 0,05 Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kinerja Karyawan dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karyawan
67
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kinerja Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal. 4.3.3.4 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z) Hasil uji normalitas variabel Kinerja Karyawan berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic kepuasan_karyawan
df
.086
Shapiro-Wilk
Sig. 69
.200
Statistic .978
df
Sig. 69
.277
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal Keputusan Sig. = 0,200 > 0,05 Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kepuasan Karyawan dinyatakan berdistribusi normal.
68
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kepuasan Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal.
4.3.4
Analisis Korelasi
Sebelum melakukan analisis jalur (path analysis), penulis terlebih dahulu melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel yang diteliti.
69
4.3.4.1 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Job Enlargement (X2). Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.16 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) Correlations job_enrichment job_enlargement job_enrichment
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N job_enlargement
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
**
.408
.000 69
69
**
1
.408
.000 69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) adalah sebesar 0.408. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Job Enlargement (X2) Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan variabel Job Enlargement (X2) Dasar Pengambilan Keputusan:
70
-
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) dengan variabel Job Enlargement (X2).
4.3.4.2 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.17 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) Correlations kinerja_karyawa job_enrichment job_enrichment
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N kinerja_karyawan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
n .362** .001
69
69
**
1
.362
.001
71
N
69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.362. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang rendah dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Kinerja Karyawan (Y) Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan variabel Kinerja Karyawan (Y) Dasar Pengambilan Keputusan:
-
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.001 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
72
4.3.4.3 Analisis Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.18 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) Correlations kinerja_karyawa job_enlargement job_enlargement
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N kinerja_karyawan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
n **
.980
.000 69
69
**
1
.980
.000 69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.980. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat kuat dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Kinerja Karyawan (Y)
73
Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan variabel Kinerja Karyawan (Y) Dasar Pengambilan Keputusan -
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
4.3.4.4 Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job Enrichment
(X1)
memiliki
hubungan
dengan
Kepuasan
Karyawan
(Z).
Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut: Tabel 4.19 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z) Correlations kepuasan_karya job_enrichment job_enrichment
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N kepuasan_karyawan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
wan **
.638
.000 69
69
**
1
.638
.000
74
N
69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job Enrichment (X1) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.638. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang kuat dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z) Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Y) Dasar Pengambilan Keputusan:
-
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
75
4.3.4.5 Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan (Z) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z). Penghitungan dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.20 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan(Z) Correlations kepuasan_karya job_enlargement job_enlargement
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N kepuasan_karyawan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
wan **
.538
.000 69
69
**
1
.538
.000 69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job Enlargement (X2) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.538. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z) Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)
76
Dasar Pengambilan Keputusan:
-
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2) terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
4.3.4.6 Korelasi Antara Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z) Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Kinerja Karyawan (Y) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z). Penghitungan dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.21 Korelasi Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z) Correlations kinerja_karyawa kepuasan_karya n kinerja_karyawan
Pearson Correlation
wan 1
Sig. (1-tailed) N kepuasan_karyawan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
.509** .000
69
69
**
1
.509
.000
77
N
69
69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Kinerja Karyawan (Y) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.509. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Kinerja Karyawan (Y) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z) Ha: Variabel Kinerja Karyawan (Y) berhubungan secara signifikan dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z) Dasar Pengambilan Keputusan:
-
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
-
Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kinerja Karyawan (Y) terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
78
4.3.4.7 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Berdasarkan seluruh uji korelasi dan uji signifikansi yang dilakukan, dapat dirangkum hasil analisis korelasi antar variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Hubungan antara
Korelasi
Sifat Hubungan
X1 dengan X2
0,408
Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
X1 dengan Y
0,362
Rendah, Positif dan Signifikan
X2 dengan Y
0,980
Sangat Kuat, Positif dan Signifikan
X1 dengan Z
0,638
Kuat, Positif dan Signifikan
X2 dengan Z
0,538
Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
Y dengan Z
0,509
Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.5
Analisis Jalur Sebelum melakukan analisis, penulis hendak menampilkan diagram jalur
hubungan kausalitas antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), Kinerja Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z) yang diajukan penulis berdasarkan teori-teori yang ada:
79
Gambar 4.8 Model Diagram Jalur Variabel X1, X2, Y dan Z Untuk melakukan analisa jalur (path analysis), maka struktur hubungan pada diagram jalur diatas akan dibagi menjadi 2 model, yaitu: -
Sub-struktur 1, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kepuasan Karyawan (Y). Berikut ini grafik substruktur 1:
Gambar 4.9 Model Diagram Jalur Sub-struktur 1
80
-
Sub-struktur 2, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), Kinera Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z). Berikut ini grafik sub-struktur 2:
Gambar 4.10 Model Diagram Jalur Sub-struktur 2
4.3.5.1 Interpretasi Statistik Deskriptif Sebelum melakukan analisa jalur, akan diinterpretasikan terlebih dahulu hasil uji statistik deskriptif pada variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z). Interpretasi statistik deskriptif akan diawali dengan pembuatan kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel tersebut. Untuk membuat kriteria, terlebih dahulu ditentukan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, yang terdiri dari kelas pertama “sangat tidak baik”, kelas kedua “tidak baik”, kelas ketiga “cukup baik”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”
81
Selanjutnya menggunakan rumus Sturges untuk lebar kelas, yaitu (Xmax – Xmin) / Jumlah Kelas. Penghitungan dilakukan menggunakan nilai baru dengan skala interval dari variabel X1, X2, Y, dan Z. Berikut ini adalah hasil penghitungan dan interpretasi nilai dari semua variabel:
Tabel 4.23 Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z
Interval Variabel
Kriteria
X1
Interval Variabel
Kriteria
X2
4,56 sampai 3,85
Sangat Baik
4,14 sampai 3,51
Sangat Baik
3,85 sampai 3,13
Baik
3,50 sampai 2,87
Baik
3,12 sampai 2,41
Cukup Baik
2,86 sampai 2,23
Cukup Baik
2,40 sampai 1,69
Tidak Baik
2,22 sampai 1,59
Tidak Baik
1,68 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
1,50 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
Interval Variabel
Kriteria
Interval Variabel
Kriteria
Y
Z
4,37 sampai 3,69
Sangat Baik
4,44 sampai 3,75
Sangat Baik
3,68 sampai 3,00
Baik
3,76 sampai 3,07
Baik
2,99 sampai 2,31
Cukup Baik
3,06 sampai 2,37
Cukup Baik
2,30 sampai 1,62
Tidak Baik
2,36 sampai 1,67
Tidak Baik
82
1,61 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
1,66 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
Selanjutnya, data statistik deskriptif yang diperoleh dari output SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24 Deskriptif Data X1, X2, Y, dan Z Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
job_enrichment
69
3.366
.4094
job_enlargement
69
3.425
.5287
kinerja_karyawan
69
3.377
.5607
kepuasan_karyawan
69
3.303
.5398
Sumber: Hasil Data Pengolahan, 2013 Berdasarkan kriteria pada tabel 4.26, dapat dilakukan penilaian terhadap mean dari setiap variabel:
Tabel 4.25 Hasil Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z Variabel
Nilai mean
Penilaian
Job Enrichment (X1)
3,36
Baik
Job Enlargement (X2)
3,42
Baik
Kinerja Karyawan (Y)
3,37
Baik
Kepuasan Karyawan (Z)
3,30
Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
83
4.3.5.2 Analisis Jalur Sub-struktur 1 A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 1
Tabel 4.26 Anova Sub-struktur 1 c
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
20.572
2
10.286
.807
66
.012
21.378
68
Residual Total
df
F
Sig.
841.609
a
.000
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement b. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Hipotesis: Ho: Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y. Ha: Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y. Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Simpulan: Variabel Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Sehingga, pengujian secara individual dapat dilakukan.
84
Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat diketahui melalui tabel Model Summary berikut ini:
Tabel 4.27 Model Summary Sub-struktur 1 Model Summaryc
Model
R
R Square
1
.981
a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.961
.11055
.962
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement b. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Diketahui nilai RSquare sebesar 0.962 atau sama dengan 96,2%. Jadi, variabel X1 dan X2 mempengaruhi variabel Y sebesar 96,2% dan sisanya sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε1) = √ 1 – R² = √ 1 – 0,962 = 0,1949
B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Variabel Y Table 4.28 Coefficients Sub-Struktur 1
a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.040
.120
job_enrichment
.063
.036
1.059
.028
job_enlargement
a. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Coefficients Beta
t
Sig. .335
.739
.046
1.747
.085
.999
38.138
.000
85
Hipotesis: Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig = 0,085 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Variabel Y Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient sub-struktur 1 pada sub-bab sebelumnya. Hipotesis: Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y Dasar Prngambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig = 0,000 atau ,< 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
86
Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(Beta)
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig.
Pengujian
Determinasi
Koefisien Variabel Lain
Kontribusi X1 Terhadap Y
X2 Terhadap Y
0,046
0,999
0,085
0,000
Tidak
0,962
Signifikan
=
Kontribusi
96,2%
0,1949
Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur 1 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
X1 0,046
0,1949
Y
0,408 0,999
X2
Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub-struktur 1
87
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 1 sebagai berikut: Y = ρyX1 + ρyX2 + ε1 Y = 0,046 + 0,999 + 0,1949 Dimana R² = 0,962 Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 1, dapat diartikan bahwa: -
Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) secara simultan dan signifikan sebesar 96,2% dan sisanya sebesar 3,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
-
Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin rendah.
-
Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin rendah.
88
4.3.5.3 Analisis Jalur Sub-struktur 2 A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 2 Tabel 4.30 Anova Sub-struktur 2
a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
9.904
3
3.301
Residual
9.907
65
.152
19.811
68
Total
F
Sig.
21.659
.000b
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement, kinerja_karyawan b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Hipotesis: Ho: Variabel X1, X2, dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Ha: Variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
89
Simpulan: Variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z). Sehingga, pengujian secara individual dapat dilakukan. Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan Y terhadap Z dapat diketahui melalui tabel Model Summary berikut ini: Tabel 4.31 Model Summary Sub-struktur 2
d
Model Summary
Model
R
R Square c
1
.707
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
.477
.39041
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement, kinerja_karyawan b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Diketahui nilai RSquare sebesar 0.500 atau sama dengan 50%. Jadi, variabel X1, X2 dan Y mempengaruhi variabel Z sebesar 50% dan sisanya sebesar 50% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε2) = √ 1 – R² = √ 1 – 0,500 = 0,7071
90
B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Z Tabel 4.32 Coefficients Sub-struktur 2
a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.090
.425
job_enrichment
.664
.130
job_enlargement
.314
kinerja_karyawan
.224
Coefficients Beta
t
Sig. .213
.832
.504
5.128
.000
.471
.308
.668
.507
.435
.271
.957
.045
a. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Hipotesis: Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig = 0,000 atau >0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Z Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya.
91
Hipotesis: Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig = 0,507 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
D. Pengujian Secara Individual Variabel Y Terhadap Variabel Z Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya. Hipotesis: Ho: Variabel Y tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Ha: Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Dasar Pengambilan Keputusan: Sig. ≥ 0,05 Ho diterima Sig. < 0,05 Ho ditolak Keputusan: Sig = 0,045 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
92
Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 2 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(Beta)
X1 Terhadap Z
0,504
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig.
Pengujian
Determinasi
0,000
0,308
0,507
0,271
0,045
Lain
Signifikan
Tidak Signifikan
Y Terhadap Z
Variabel
Kontribusi
Kontribusi X2 Terhadap Z
Koefisien
0,500 =
0,7071
50%
Kontribusi Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur 2 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
Y
0,504
0,7071
0,271
Z
0,308
X2 Gambar 4.12 Diagram Jalur Sub-struktur 2
93
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 2 sebagai berikut: Z = ρzX1 + ρzX2 + ρZY + ε2 Z = 0,504 + 0,308 + 0,271 + 0,7071 ε2 Dimana R² = 0,500 Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 2, dapat diartikan bahwa: -
Kepuasan Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) secara simultan dan signifikan sebesar 50% dan sisanya sebesar 50% dipengaruhi oleh variabelvariabel lain di luar penelitian ini.
-
Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin rendah.
-
Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin rendah.
-
Semakin tinggi tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka akan diikuti dengan tingkat Kepuasan Karyawan (Z) yang dirasakan saat bekerja. Begitu juga
94
sebaliknya, semakin rendah tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka tingkat Kepuasan karyawan (Z) juga akan mengalami penurunan. 4.3.6
Analisis Ketepatan Prediktor Setelah diperoleh koefisien pengaruh pada analisis jalur, dilakukan uji
validitas hasil riset dengan analisis ketepatan predictor. Analisis dilakukan menggunakan angka Standar Error of Estimate yang diperoleh dari tabel Model Summary, dan angka standar deviasi yang diperoleh dari tabel Descriptive Statistic. 4.3.6.1 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1 Tabel 4.34 Rangkuman Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1
Standart Error of Estimate
Keterangan
Standar Deviasi
Hasil
Erichment
0,110
<
0,409
Prediktor Benar
Job Enlargement (X2)
0,110
<
0,582
Prediktor Benar
Kinerja Karyawan (Y)
0,110
<
0,560
Prediktor Benar
Variabel
Job (X1)
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 1, semua variabel eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat dan benar.
95
4.3.6.2 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2 Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2
Standart Error of Estimate
Keterangan
Standar Deviasi
Hasil
Erichment
0,390
<
0,409
Prediktor Benar
Job Enlargement (X2)
0,390
<
0,582
Prediktor Benar
Kinerja Karyawan (Y)
0,390
<
0,560
Prediktor Benar
Kepuasan Karyawan (Z)
0,390
<
0,539
Prediktor Benar
Variabel
Job (X1)
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 2, semua variabel eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat dan benar.
96
4.4. Rangkuman Hasil Analisis 4.4.1 Hasil Analisis Keseluruhan Simultan Jadi, keseluruhan pengaruh kausalitas variabel Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan dampaknya terhadap Kepuasan Karyawan (Z) secara simultan dengan garis yang berwarna biru dapat digambarkan dalam model struktur sebagai berikut:
X1
0,504
0,046 0,1949 0,962
Y
0,7071 0,271
Z
0,500 0,999
X2
0,308
Gambar 4.13 Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian
Berdasarkan seluruh koefisien jalur dari hubungan kausalitas yang ada, dapat diketahui Pengaruh Kausal Langsung (PKL) dan Pengaruh Kausal Tidak Langsung (PKTL) dari setiap variabel yang diteliti. Berikut ini hasil tersebut yang ditampilkan dalam bentuk tabel:
97
Tabel 4.36 Rangkuman Hasil Pengaruh Berdasarkan Koefisien Jalur Pengaruh
Koefisien
Variabel
Jalur
Pengaruh Kausal Langsung
Tidak
Pengaruh
Langsung
Bersama
X1 Terhadap Y
0,046
0,046
-
-
X2 Terhadap Y
0,999
0,999
-
-
X1 Terhadap Z
0,504
0,504
0,046 x 0,271
-
= 0,012 X2 Terhadap Z
0,308
0,308
0,999 x 0,271
-
= 0,270 Y Terhadap Z
0,271
0,271
-
-
-
-
-
0,962
-
-
-
0,500
ε1
0,1949
0,1949
-
-
ε2
0,7071
0,7071
-
-
X1 dan X2 Terhadap Y X1, X2 dan Y Terhadap Z
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan hasil analisis jalur sebagai berikut: 1. Hipotesis sub-struktur 1, yaitu “Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Y)”. Diperoleh hasil bahwa, secara simultan (keseluruhan) variabel XI dan X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y. Namun, secara
98
individual kontribusi variabel Job Enrichment (X1) dinyatakan tidak signifikan Terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) dan kontribusi variabel Job Enlargement (X2) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Y). 2. Hipotesis sub-struktur 2, yaitu “Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z)”. Diperoleh hasil bahwa, secara simultan (keseluruhan) variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z. Namun, secara individual kontribusi variabel Job Enrichment (X1) dinyatakan signifikan, kontribusi variabel Job Enlargement (X2) dinyatakan tidak signifikan, dan kontribusi variabel Kinerja Karyawan (Y) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z). 3. Pengaruh kausal langsung dan tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y sebesar 0,046 (pengaruh total) b. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Z sebesar 0,504 Pengaruh tidak langsung variabel X1 terhdap Z sebesar 0,012 Total pengaruh variabel X1 terhadap Z adalah sebesar 0,516 c. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y sebesar 0,999 (pengaruh total) d. Pengaruh langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,308 Pengaruh tidak langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,270
99
Total pengaruh variabel X2 terhdap Z adalah sebesar 0,578 e. Pengaruh langsung variabel Y terhdap Z sebesar 0,271 f. ε 1 sebesar 0,1949 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Y. g. ε 2 sebesar 0,7071 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Z. 4.4.2
Hasil Analisis Individual Berdasarkan analisis jalur yang dilakukan secara simultan diatas, telah
diketahui Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) dapat mempengaruhi tingkat Kinerja Karyawan (Y) secara positif dan signifikan. Serta Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) melalui Kinerja Karyawan (Y) terbukti mempengaruhi tingkat Kepuasan Karyawan (Z) sebesar 50% secara positif dan signifikan. Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan tersebut, kemudian dilakukan uji pengaruh secara individual dan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Berdasarkan temuan pada penelitian ini, Job Enrichment berkontribusi sebesar 0,046² x 100% = 0,21% dan tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job Enrichment tidak dapat mempengaruhi peningkatan Kinerja Karyawan secara signifikan, meskipun Job Enrichment dan Kinerja Karyawan menunjukkan hasil yang baik, itu artinya karyawan masih melaksanakan tanggung jawabnya atas Job Enrichment yang diberikan.
100
2. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job Enlargement adalah sebesar 0,999² x 100% = 99,80% dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job Enlargement dapat mempengaruhi tingkat Kinerja Karyawan secara signifikan. 3. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z). Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job Enrichment adalah sebesar 0,504² x 100% = 25,40% dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Job Enrichment mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan, itu artinya karyawan mendapatkan kepuasan meskipun ada Job Enrichment atas tugasnya. 4. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z). Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job Enlargement adalah sebesar 0,308² x 100% = 9,48% dan tidak signifikan terhadap
Kepuasan
Karyawan.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
Job
Enlargement tidak ada kontribusi langsung terhadap Kepuasan Karyawan, artinya dengan adanya Job Enlargement karyawan merasa bahwa tidak ada kepuasan karena pekerjaan yang mereka kerjakan tidak hanya pekerjaan yang sehari-hari mereka kerjakan melainkan ada perluasan pekerjaan baru yang harus mereka kerjakan.
101
5. Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z). Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Kinerja Karyawan adalah sebesar 0,271² x 100% = 7,34% dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Karyawan dapat mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan. 4.5
Pembahasan Berdasarkan rangkuman hasil pengaruh seluruh koefisien jalur yang telah
dianalisis, dapat digambarkan hasilnya sebagai berikut:
X1 \
0,504 0,046
0,1949
Y
0,7071
0,271
0,271
Z
0,999 0,308
X2 Gambar 4.14 Pembahasan Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian
Garis yang berwarna merah menunjukkan bahwa variabel eksogen (bebas) tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat).
102
Sementara, garis yang berwarna hitam menunjukkan bahwa variabel eksogen (bebas) tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat). Trimming pada hasil model analisis jalur tidak dilakukan karena hasil yang diperoleh setelah trimming tetap menunjukkan pengaruh yang signifikan pada variabel X2 terhadap Y, X1 terhadap Z, dan Y terhadap Z. Walaupun demikian, terjadi perubahan koefisien jalur yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.37 Perubahan Koefisien Jalur Pengaruh Variabel
Koefisien Jalur bila dilakukan Model Trimming
X2 Terhadap Y
0,638
X1 Terhadap Z
0,980
Y Terhadap Z
0,509
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.5.1
Job Enrichment (X1) Berdasarkan hasil pengaruh Job Enrichment yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 3,058 pada butir 7 dalam dimensi “melakukan pekerjaan vertikal” yaitu indikator “penambahan beban kerja vertikal” yang dijawab oleh karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering. Job Enrichment memberikan beban kerja kepada karyawan dalam hal kualitas atau kompleksitasnya yaitu tolak ukur yang berkaitan dengan kemampuan, skill ataupun kecerdasan, misalnya staff produksi yang bekerja mengontrol mesin-mesin baru diminta untuk menjadi asisten manajer produksi yang pekerjaannya melakukan persiapan untuk segala macam kegiatan mulai dari perencanaa hingga pembelian bahan baku. Itu
103
artinya karyawan diberi tugas yang levelnya diatas pekerjaan pokoknya saat ini, maka dari itu karyawan memberikan penilaian terhadap Job Enrichment yang dikerjakan sebagai beban kerja yang dapat menurunkan kinerja mereka. Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enrichement yang diberikan kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,110 pada butir 8 dalam dimensi “membuka saluran umpan balik” yaitu indikator “menyangkut kinerja”. Adanya Job Enrichment merupakan suatu penambahan pekerjaan bagi karyawan. Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan, tentunya karyawan itu bisa mendapatkan umpan balik dari perusahaan berupa hasil kinerja mereka yang baik ataupun kurang baik dalam menjalankan pekerjaanya. Dalam hal ini perusahaan kurang memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai hasil kinerja mereka sehingga karyawan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap adanya Job Enrichment, melainkan yang perusahaan berikan hanya bagaimana karyawan bisa bekerja sesuai keinginan perusahaan tanpa memberikan umpan balik terhadap hasil kerja karyawan. Adapun hasil jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tertinggi sebesar 3,757 pada butir 1 dalam dimensi “menggabungkan tugas” yaitu indikator “sifat kerja yang lebih menantang”. Bahwa karyawan menjawab Job Enrichment selain sebagai beban kerja juga merupakan suatu tantangan pekerjaan dimana karyawan mendapatkan kesempatan belajar dalam bidang pekerjaan yang baru sehingga karyawan dapat memiliki pengalaman serta pengetahuan yang lebih terhadap pengayaan pekerjaan.
104
4.5.2
Job Enlargement (X2) Berdasarkan hasil pengaruh Job Enlargement yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 3,120 pada butir 8 dalam dimensi “Job Enlargement membuat pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator “tekanan kerja”. Bahwa adanya Job Enlargement memberikan tekanan kerja pada karyawan, karena karyawan dituntut untuk mampu menjalankan pekerjaan yang lebih luas dalam bentuk kuantitas yaitu tolak ukur yang berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang masih dalam satu level dengan pekerjaan pokoknya, misalnya karyawan yang bertugas merakit mesin diminta untuk mengecek hasil akhir dari mesin yang sudah jadi. Hal tersebut merupakan ekspansi pekerjaan secara horizontal dan hasil ini disebut juga memperluas cakupan pekerjaan (job range). Job Enlargement memberikan tekanan kerja kepada karyawan namun tidak semua dapat melaksanakan Job Enlargement karena karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, jika tidak pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik. Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enlargement yang diberikan kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,168 pada butir 6 dalam dimensi “Job Enlargement membuat pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator “menurunkan motivasi”. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang lebih besar diharapkan peusahaan dapat memotivasi karyawan dalam bekerja serta memberikan peluang untuk menghasilkan kinerja yang baik. Namun pada karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering mereka kurang termotivasi karena menurut karyawan Job Enlargement adalah bentuk pekerjaan tambahan yang masih dalam level yang sama sehingga hanya meningkatkan jumlah pekerjaan yang mereka lakukan dan tanggung jawabnya menjadi lebih besar, maka dari itu Job Enlargement yang diberikan perlu diperbaiki agar karyawan lebih termotivasi.
105
Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,633 pada butir 11 dalam dimensi “tingkat aktivasi Job Enlargement” yaitu indikator “kedisiplinan”. Dalam penambahan tugas pekerjaan bukan hanya tanggung jawab yang lebih besar namun dalam proses pengerjaannya perlu kedisiplinan untuk menyelesaikan pekerjaannya, terbukti pada karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering bahwa mereka memiliki kedisiplinan tinggi baik dalam kedisiplinan waktu, kedisiplinan dalam pekerjaan dan terbukti perusahaan benarbenar menerapkan kedisiplinan yang tinggi demi terciptanya hasil kerja yang baik. 4.5.3
Kinerja Karyawan (Y) Berdasarkan pengaruh Kinerja Karyawan yang memilik hasil rata-rata paling
kecil sebesar 3,109 pada butir 2 dalam dimensi “kemampuan individu” yaitu indikator “minat”. Bahwa perusahaan melihat dan menilai karyawan mana yang memiliki minat terhadap pekerjaan yang diberikan, karena masih banyak karyawan yang kurang baik kinerjanya, salah satu faktor minat lah yang mempengaruhi hal tersebut dengan hasil rata-rata paling terkecil. Oleh sebab itu perusahaan melihat dan menilai kinerja karyawan agar karyawan nyaman dan bisa disesuaikan dengan mintanya tersebut sehingga pekerjaannya dapat dipertanggung jawabkan, hal tersebut menunjukkan bahwa minat karyawan terhadap pekerjaannya sangat berpengaruh pada hasil kerja mereka. Sementara itu, penilaian terhadap Kinerja Karyawan yang diberikan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,156 pada butir 8 dalam dimensi “dukungan organisasional” yaitu indikator “pelatihan dan pengembangan”. Bahwa dengan adanya tugas-tugas tambahan baru pelatihan dan pengembangan sangat diperlukan agar karyawan tetap menjaga tanggung jawab tugasnya. Dalam hal ini
106
perusahaan kurang memberikan pelatihan dan pengembangan pada setiap tugastugas baru yang dikerjakan karyawan sehingga karyawan tidak bekerja secara maksimal sebab pada tugas tambahan yang berada diatas level pekerjaan pokoknya memberikan kesulitan bagi karyawan untuk mengerjakannya maka dari itu sebelumnya perusahaan harus memberikan pelatihan terlebih dahulu agar karyawan bisa dengan mudah mengerjakan tugasnya yang berada dilevel atas dari pekerjaan pokoknya dan secara otomatis karyawan akan berkembang dengan memiliki kemampuan yang baru dalam pekerjaannya tersebut. Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3.554 pada butir 5 dalam dimensi “usaha yang dicurahkan” yaitu indikator “kehadiran”. Hal ini karena masing-masing karyawan memiliki motivasi yang berbeda mengenai suatu pekerjaan sehingga kehadiran mereka untuk bekerja sangatlah berpengaruh penting karena dari rajinnya karyawan bekerja maka karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun pada karyawan yang malas bekerja mereka akan mendapatkan hasil kerja yang kurang memuaskan dan akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. 4.5.4
Kepuasan Karyawan (Z) Berdasarkan pengaruh Kepuasan Karyawan yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 2,976 pada butir 1 dalam dimensi “pembayaran gaji dan kompensasi” yaitu indikator “keputusan promosi dibuat secara adil”. Karyawan berharap akan kebijakan perusahaan yang memberikan promosi jabatan secara adil kepada karyawan yang berpotensi, karena selama ini jika ada karyawan yang resign maka atasan hanya menunjuk karyawan yang dekat dengan atasan lah yang akan menempatkan posisi tersebut tanpa melihat karyawan itu berpotensi atau tidak.
107
Sementara karyawan lain yang berpotensi tidak memiliki kesempatan itu, padahal banyak karyawan berpotensi yang tepat untuk menerima promosi jabatan tersebut secara adil. Maka hal ini yang menyebabkan karyawan merasa perusahaan tidak adil dalam memberikan kesempatan bagi karyawan yang berpotensi dan dapat menduduki posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, posisi tersebut misalnya seperti posisi sebagai manajer produksi atau kepala bagian dari divisi produksi. Sementara itu, penilaian terhadap Kepuasan Karyawan memiliki hasil ratarata terkecil sebesar 3,030 pada butir 2 dalam dimensi “pembayaran gaji dan kompensasi” yaitu indikator “pembayaran gaji dilakukan secara adil”. Karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering merasa tidak puas terhadap pemberian gaji yang diterima karena karyawan divisi produksi diberikan tugas tambahan namun gaji yang mereka terima tidak sesuai, gaji mereka sebagai karyawan divisi produksi sama dengan karyawan divisi lain yang tidak diberikan tugas tambahan. Hal ini yang menyebabkan karyawan divisi produksi tidak puas terhadap pemberian gaji yang tidak adil sehingga berdampak pada kinerja mereka. Adapun karyawan menyatakan puas pada butir 8 dalam dimensi “hubungan dengan rekan kerja” yaitu indikator “adanya suasan kekeluargaan antar rekan kerja” yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,568. Salah satu faktor yang mendukung karyawan dalam bekerja adalah rekan kerja, bahwa karyawan bisa bekerja sama, saling membantu, kompak dalam hal yang pekerjaan, dapat menjalin hubungan yang harmonis ketika bekerja karyawan satu dan karyawan lainnya sehingga sesama karyawan akan merasa senang ketika bekerja dalam lingkungan kerja yang memiliki suasana kekeluargaan yang baik dan bersahabat.
108
4.6
Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, apabila perusahaan hendak mempertahankan
dan meningkatkan terus Kepuasan Karyawan saat bekerja, maka perusahaan perlu memperhatikan unsur-unsur Job Enrichment dan Job Enlargement untuk meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu, khususnya pada karyawan divisi produksi. Terutama pada Job Enrichment, karena unsur Job Enrichment tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan langsungnya terhadap kepuasan karyawan, dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan Job Enlargement terhadap Kepuasan Karyawan. Sementara untuk meningkatkan Kinerja Karyawan secara langsung dan signifikan, variabel yang memiliki dampak pengaruh terbesar adalah Job Enlargement, Job Enlargement memberikan kontribusi secara positif dan signifikan. Job Enrichemnt berkontribusi secara positif namun tidak signifikan untuk dapat meningkatkan Kinerja Karyawan. Namun pada Job Enrichment diperoleh hasil bahwa Job Enrichment dapat mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara positif dan signifikan, sehingga Kinerja Karyawan dan Kepuasan Karyawan lah yang sebaiknya mendapatkan perhatian terlebih dahulu. Hal tersebut agar karyawan tetap bertanggung jawab dan bekerja dengan baik atas Job Enrichment dan Job Enlargement yang diberikan kepada karyawan. Walaupun demikian secara tidak langsung Job Enrichment dan Job Enlargement tetap dapat meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu kemudian dampaknya akan menghasilkan Kepuasan Karyawan yang lebih besar.