40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan adalah data Laporan Keuangan PT. Pupuk Kaltim dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Langkah-langkah dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan. 2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan. 3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan. 4. Menganalisa laporan keuangan. Adapun metode yang digunakan adalah analisis horizontal (dinamis), yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Dalam pelaksanaan analisis laporan keuangan teknik yang dilakukan adalah analisis rasio, merupakan teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Adapun analisis yang dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan adalah:
41
1. Analisis Likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. 2. Analisis Rentabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 3. Analisis
Aktivitas,
yang
mengukur
seberapa
efektif
perusahaan
menggunakan sumber dayanya.
4.2 Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rentabilitas dan Aktivitas. 4.2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi atau untuk memenuhi kebutuhan akan kewajiban jangka pendeknya. a. Current Ratio Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 PT. Pupuk Kaltim Current Ratio (Dalam Rupiah) Keterangan
2006
2007
2008
2009
Current Asets
2.042.382.148.719
1.884.042.049.076
3.066.733.874.124
4.008.498.623.720
Current Liabilities Rasio
1.696.292.357.164 120,40 %
1.291.001.418.538 145,94 %
2.149.782.421.733 142,65 %
2.459.556.738.362 162,98 %
42
Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa current ratio PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 120,40 % rasio ini berarti setiap Rp 100 hutang lancar dijamin dengan Rp 120,40 aktiva lancar. Sementara pada tahun 2007 rasio lancarnya meningkat menjadi 145,94 % hal ini berarti setiap Rp 100 hutang lancar dijamin dengan Rp 145,94 aktiva lancar. Ditahun berikutnya 2008 mengalami penurunan menjadi 142,65 % yang disebabkan meningkatnya jumlah kewajiban lancar dalam tahun berjalan. Dan pada tahun 2009 rasio lancarnya meningkat kembali menjadi 162,98 yang artinya setiap Rp 1 kewajiban dijamin dengan Rp 162,98 aktiva lancar. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan setiap tahunnya. b. Quick Ratio Quick Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar setelah dikurangi dengan persediaan. Hasil perhitungan quick ratio adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 PT. Pupuk Kaltim Quick Ratio Keterangan Current Assets Inventory Current Liabilities Rasio
2006
2007
2008
2009
2.042.382.148.719
1.884.042.049.076
3.066.733.874.124
4.008.498.623.720
641.397.024.794
576.420.365.307
1.444.701.480.452
1.143.811.630.844
1.696.292.357.164 82,59 %
1.291.001.418.538 101,29 %
2.149.782.421.733 75,45 %
2.459.556.738.362 116,47 %
43
Dari tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa quick ratio PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 82,59 %, rasio ini berarti bahwa setiap Rp 100 hutang lancar dijamin dengan Rp 82,59 aktiva lancar. Sementara pada tahun 2007 quick rationya meningkat menjadi 101,29 % ini berarti setiap Rp 100 hutang lancar dijamin dengan Rp 101,29 aktiva lancar. Ditahun berikutnya 2008 mengalami penurunan menjadi 75,45 % disebabkan meningkatnya jumlah kewajiban lancar dalam tahun berjalan. Dan pada tahun 2009 rasio lancarnya meningkat kembali menjadi 116,47 yang artinya setiap Rp 100 hutang lancar dijamin dengan Rp 116,47 disebabkan meningkatnya aktiva lancar pada tahun tersebut
4.2.2 Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Hasil perhitungannya sebagai berikut : a. Return On Equity/ROE Return On Equity/ROE adalah rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau para pemegang saham. Hasil perhitungan ROE ditunjukkan dalam tabel berikut :
44
Tabel 4.3 PT. Pupuk Kaltim Return On Equity/ROE Keterangan
2006
2007
2008
2009
Net Income
375.453.044.979
412.965.121.882
627.825.027.371
832.371.307.071
Net Worth Rasio ROE
2.945.399.845.284 12,75 %
3.228.433.064.449 12,79 %
3.703.198.274.861 16,95 %
4.364.202.238.316 19,07 %
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa Return On Equity PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 12,75 %, rasio ini berarti bahwa setiap Rp 100 modal sendiri bisa menghasilkan Rp 12,75 laba usaha. Pada tahun 2007 menjadi 12,79 %, peningkatan tingkat Return On Equity yang dialami perusahaan disebabkan oleh peningkatan laba bersih perusahaan pada tahun 2007. Tahun 2008 nilai rasionya meningkat menjadi sebesar 16,95 % rasio ini berarti bahwa setiap Rp 100 modal sendiri bisa menghasilkan Rp 16,95 laba usaha. Pada tahun 2009 Return On Equity menjadi 19,07 %, disebabkan meningkatnya laba bersih perusahaan. b. Rentabilitas Ekonomis/RE Rentabilitas Ekonomis adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Hasil dari perhitungan rentabilitas ekonomi ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
45
Tabel 4.4 PT. Pupuk Kaltim Rentabilitas Ekonomis Keterangan
2006
2008
2009
810.790.179.775
790.399.168.136
1.054.589.733.727
1.244.923.823.703
6.226.864.488.953 13,02 %
5.886.913.419.002 13,43 %
7.089.017.041.526 14,88 %
8.414.882.023.295 14,79 %
EBIT Total Assets Rasio RE
2007
Dari tabel diatas,menunjukkan bahwa Rentabilitas Ekonomis PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 13,02 %, rasio ini berarti bahwa setiap Rp 100 yang dioperasikan perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp 13,02 Pada tahun 2007 Rentabilitas Ekonomis naik menjadi sebesar 13,43 % rasio ini berarti bahwa setiap Rp 100 yang dioperasikan perusahaan menghasilkan Rp 13,43 laba usaha. Tahun 2008 Rentabilitas Ekonomis naik menjadi sebesar 14,88 % yang disebabkan meningkatnya laba sebelum pajak dan beban bunga. Pada tahun 2009 Rentabilitas Ekonomis meningkat menjadi sebesar 14,79 % yang disebabkan meningkatnya laba sebelum pajak dan beban bunga.
4.2.3 Rasio Aktivitas Aktivitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar tingkat efektifitas perusahaan dalam menggunakan dananya. a. Total Assets Turnover Total Assets Turnover merupakan perbandingan antara penjualan netto dengan jumlah aktiva. Hasil dari perhitungan Total Assets Turnover ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
46
Tabel 4.5 PT. Pupuk Kaltim Total Assets Turnover Keterangan
2006
2007
2008
2009
Sales
5.019.648.244.054
5.833.818.545.415
9.731.820.205.571
8.215.314.704.986
Total Assets Rasio
6.226.864.488.953 0,80 X
5.886.913.419.002 1,00 X
7.089.017.041.526 1,37 X
8.414.882.023.295 0,97 X
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa total assets turnover PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 0,80 kali, untuk setiap Rp 100 aktiva, perusahaan menghasilkan Rp 0,80 penjualan pada tahun 2006. Pada tahun 2007 menjadi 1 kali, peningkatan tingkat Total Assets Turnover yang terjadi pada perusahaan disebabkan oleh peningkatan penjualan perusahaan yang disertai dengan peningkatan total aktiva pada tahun 2007. Pada tahun 2008 juga mengalami peningkatan sebesar 1,37 kali yang artinya untuk setiap Rp 100 aktiva, perusahaan menghasilkan Rp 1,37 penjualan pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2009 Total Assets Turnover mengalami sedikit penurunan menjadi 0,98 kali yang memperlihatkan perusahaan mengalami penurunan dalam mengelola aktivanya secara efektif. b. Working Capital Turnover Working Capital Turnover merupakan perbandingan antara penjualan netto dengan hutang lancar setelah dikurangi dengan aktiva lancar.
47
Tabel 4.6 PT. Pupuk Kaltim Working Capital Turnover Keterangan
2006
2007
2008
2009
Sales
5.019.648.244.054
5.893.818.545.415
9.731.820.205.571
8.215.314.704.986
Current Assets Current Liabilities Rasio
2.042.382.148.719
1.884.042.049.076
3.066.733.874.124
4.008.498.623.720
1.696.292.357.164 14,50 X
1.291.001.418.538 9,94 X
2.149.782.421.733 10,61 X
2.459.556.738.362 5,30 X
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa working capital turnover PT. Pupuk Kaltim tahun 2006 sebesar 14,50 kali, hal ini berarti bahwa modal kerja yang berputar dalam suatu persuklus kas dari perusahaan rata-rata 14,50 kali dalam setahun. Pada tahun 2007 menurun menjadi 9,94 kali. Hal
ini
memperlihatkan
kurang
efisiennya
perusahaan
dalam
memanfaatkan modal kerja yang tersedia. Pada tahun 2008 Working Capital Turnover meningkat sedikit menjadi 10,61 kali yang artinya memperlihatkan perusahaan lebih efisien dalam memanfaatkan modal kerja yang tersedia. Untuk tahun 2009 Working Capital Turnover perusahaan turun menjadi 5,30 kali, nampaknya perusahaan mengalami penurunan efisiensi dalam mengelola modal kerjanya.
4.3 Pembahasan Sebagai alat untuk mengukur kinerja PT. Pupuk Kaltim, dalam pembahasan ini menggunakan kriteria dan standar pengukuran kinerja keuangan. Pembahasan dari hasil perhitungan rasio likuiditas, rentabilitas dan aktivitas adalah sebagai berikut :
48
49
Setelah melakukan analisa dengan menggunakan beberapa rasio keuangan, penulis mencoba membahas dari masing-masing rasio tersebut. Adapun pembahasannya sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas yang kurang baik secara umum antara lain: a. Quick ratio yang kurang baik dapat terlihat pada tahun 2006 dan tahun 2008 karena memiliki quick ratio yang kurang sehingga jika dilihat dari sisi keefektifan pengggunaan aktiva lancar akan disimpulkan kekurang efektifan penggunaannya karena terlihat banyak
dana
yang
tertanam
yang
tidak
menghasilkan
keuntungan. 2. Rasio Aktivitas yang kurang baik secara umum adalah: a. Working Capital Turn Over yang kurang baik terlihat pada tahun 2006 dan tahun 2009 karena memiliki working capital turn over yang kurang dari standar rasio, sehingga jika dilihat dari sisi keefektifan pengggunaan aktiva lancar akan disimpulkan kurang efisiennya perusahaan dalam memanfaatkan modal kerja yang tersedia. b. Total asset turn over yang kurang baik terlihat pada tahun 2006 dan tahun 2009 karena memiliki total asset turn over yang kurang jika dilihat rasio ini menunjukkan bahwa manajemen belum cukup efektif dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.