BAB IV ANALISIS A. Analisis
ajaran
dzikir
jama’ah
Tarekat
Qadiriyyah
Wa
Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang Dalam analisis ajaran zikir ini juga digunakan teori pendekatan psikologi sastra, teori ini merupakan teori yang membahas dengan mempertimbangkan antara relevansi dengan peranan studi psikologi yang mana di sini adalah ketenangan jiwa yang diperoleh dari berzikir. Aspekaspek dari zikir itu sendiri meliputi: 1. Ikhlas Ikhlas adalah ketika kita melakukan sesuatu hal tanpa mengharap imbalan apapun, seperti halnya dalam berzikir. Kata ikhlas harus selalu ada dalam hati kita ketika berzikir, artinya kita mengharap pujian dari orang lain tetapi kita hanya mengharap ridho dan keberkahan dari Allah SWT. Selain itu kita harus fokus kepada Allah SWT ketika berzikir. Seperti ibarat surat Ikhlas, walaupun namanya surat Ikhlas tetapi tidak ada kata Ikhlas satupun, artinya melakukan sesuatu tanpa mengharap apa-apa.1 Secara teoritis,secara etimologi ikhlas berakar dari kata khalasa dengan arti bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Secara terminologi
1
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 8-10, AF (nama inisial) baris ke 7-9, Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 8-10, Sudarmanto baris ke 8-9 dan NS (nama inisial) baris ke 7-8.
56
57
yang dimaksud ikhlas adalah amalan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.2 Ikhlas mempunyai manfaat dan keutamaan tersendiri yaitu membuat hidup menjadi lebih tenang dan tenteram. Karena dalam berbuat apapun dengan niat yang ikhlas maka bisa menjadikan hati lebih tenang termasuk berzikir dengan niat hati yang ikhlas. Selain itu, ikhlas juga mempunyai manfaat yang lain, antara lain: amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT, dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka, diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah SWT, doa kita akan diijabah, dekat dengan pertolongan Allah SWT, mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, akan mendapatkan naungan dari Allah SWT dihari kiamat. Secara psikologi ikhlas dapat diperoleh dari berzikir merupakan relevansi dalam kehidupan yang sangat erat yang telah dicontohkan oleh para jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang. Pasalnya ikhlas yang dilakukan dengan semata-mata
hanya
karena
Allah
SWT
akan
mengakibatkan
ketenangan jiwa. Dari pernyataan informan diatas dengan mengetahui secara teori tentang manfaat dari ikhlas itu sendiri maka dapat disimpulkan bahwa berzikir harus benar-benar dengan niat yang ikhlas, harus fokus hanya memikirkan kepada Allah SWT dan tidak mengharap apapun dari 2
Imam Khanafi Al-Jauhari, Pokok-pokok Ajaran Tasawuf, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2010), h. 131.
58
orang lain yang ada hanya mengharap ridho dan keberkahan dari Allah SWT, karena ikhlas menjadi kunci yang harus ada ketika membaca zikir. 2. Dekat dengan Allah SWT Jika berzikir kepada Allah SWT dengan niat yang khusyuk dalam hati dan ikhlas maka setelah kita berzikir akan merasakan kedekatan kepada Allah SWT dan kita akan merasakan sesuatu yang beda setelah kita berzikir yaitu kita merasa lebih dekat dengan Allah SWT.3 Orang yang senantiasa berzikir (mengingat Allah) hatinya akan tenang. Hidupnya tidak akan pernah terancam dan khawatir. Kecemasan akan menjauhi orang yang selalu berzikir karena merasakan Allah SWT selalu dekat denganNya. Zikrullah akan membawa ketenangan batin karena ingat kepada Allah berarti ingat akan kekuasaanNya. Masalah seberat dan sebesar apapun, sangat kecil dalam pandangan Allah SWT. Penyakit stress tidak mungkin menghampiri orang yang suka mengingat Allah SWT (zikir).4 Jika dikaitkan dengan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka aspek yang satu ini merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu 3
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 17-18, AF (nama inisial) baris ke 15-16, Sudarmanto baris ke 14-15 dan NS (nama inisial) baris ke 14. 4 Imam Khanafi Al-Jauhari, Pokok-pokok Ajaran Tasawuf, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2010), h. 229.
59
sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan berzikir, jika berzikir dengan niat yang ikhlas maka akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT. Karena dekat dengan Allah hanyalah manusia itu yang merasakannya. Setelah mengetahui dari teori dan penjelasan dari informan tentang aspek dekat dengan Allah SWT maka dapat disimpulkan bahwa dengan memperbanyak berzikir maka membuat seseorang tersebut bisa merasakan kedekatan dengan Allah SWT dengan niat yang ikhlas maka kita akan merasakan kedekatan kepada Allah SWT. 3. Fisik Fisik ketika berzikir harus selalu mantap kepada Allah SWT tidak memikirkan yang lain harus hanya menuju kepada Allah SWT bukan yang lain. Manusia harus bertafakur hanya kepada Allah SWT karena itulah yang menyebabkan bisa dekat dengan Allah SWT.5 Fisik merupakan unsur terkasar. Bisa memegangnya, merabanya, melihatnya. Karenanya, perhatian sebagai dari manusia terhadap unsur ini amat besar. Mungkin karena dengan gampang mengenali dan memenuhi kebutuhan unsur ini. Tentu saja ini tidak salah. Akan tetapi, kita harus memberikan perhatian kepada unsur-unsur diri sesuai dengan mana yang paling memengaruhi kehidupan. Begitu juga saat
5
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 20 dan AF (nama inisial) baris ke 18-19.
60
kita sedang berdzikir fisik harus diam khusyuk untuk berzikir kepada Allah SWT.6 Teori psikologi yang digunakan dalam menganalisis aspek yang ketiga ini adalah aspek dari psikologi behaviorisme yang merupakan penganalisisan perilaku yang tampak dan dapat dilihat. Begitu juga dengan fisik saat berzikir, orang lain dapat melihatnya sendiri ketika sedang berzikir. Terlihat dari fisiknya yang ketika itu sedang berzikir. Pernyataan dari informan tersebut maka sudah terbukti bahwa fisik juga menjadi salah aspek dalam berzikir. Jadi dapat disimpulkan bahwa fisik juga berperan penting dalam berzikir, kalau dalam berzikir fisik kita bisa fokus kepada Allah maka zikir bisa sampai kepada Allah SWT dan merasa dekat denganNya. 4. Ruh dan Nafs Ruh dan Nafs menurut para informan adalah ketika kita berzikir harus hanya memikirkan dan fokus kepada Allah SWT, karena fisik kita aja harus menuju kepada Allah SWT apalagi ruh dan Nafs kita harus selalu memikirkan Allah SWT.7 Berbicara tentang ruh maka tidak bisa dilepaskan dari salah satu faktor pendukung yang tak kalah penting, yaitu hati. Dalam hal ini hati mempunyai dua makna, pertama adalah hati sebagai salah satu organ tubuh berupa sepotong daging yang terdapat pada tiap-tiap makhluk
6
Amin Syukur, Zikir Menyembuhkan Kankerku, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2007), h. 57-
58.
7
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 22-23 dan AF (nama inisial) baris ke 21-
22.
61
hidup. Kedua adalah makna hati (qalb, kalbu) sebagai sesuatu yang tak kasat mata (lathifah), tidak dapat diraba, dia adalah bagian utama dari manusia yang berpotensi mencerap (memiliki daya tanggap atau persepsi) untuk mengenal dan mengetahui yang ditujukan kepadanya segala pembicaraan dan penilaian, yang dikecam dan yang dimintai pertanggung jawaban. Sedangkan Nafs mengandung makna (jiwa, diri, nafsu, sukma dsb). Yang mencakup emosi atau amarah dan ambisi atau hasrat dalam diri manusia (biasa disebut nafsu). Makna inilah yang biasa digunakan para ahli tasawuf. Itulah sebabnya manusia diharuskan untuk melawan nafsu ataupun mengekangnya. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak berzikir kepada Allah SWT dengan niat yang ikhlas dan khusyuk hanya kepada Allah SWT.8 Jika dikaitkan dengan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka aspek yang satu ini merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan ruh dan nafs, karena ruh dan nafs tidak terlihat oleh kasat mata dan hanya manusia itu sendiri yang berzikir dan merasakan ruh dan nafsnya ketika berzikir. Setelah mengetahui teori dan penjelasan dari maka dapat disimpulkan bahwa Ruh dan Nafs juga sangat penting dan sangat diperlukan dalam berzikir dan harus fokus hanya kepada Allah SWT. 8
Abu Bakar Aceh, Ilmu Tarekat, (Solo: Ramadhani, 1996), h. 370-371.
62
5. Akal Akal menjadi aspek yang kelima dalam berzikir, artinya fisik, ruh dan nafs harus fokus kepada Allah SWT apalagi akal yang jelas-jelas akal adalah salah satu keistimewaan dari ciptaan Allah SWT yang mempunyai akal sendiri. Jadi akal harus fokus menuju kepada Allah SWT ketika kita berzikir kepada Allah SWT bukan memikirkan yang lain.9 Akal mempunyai beberapa makna, pertama pengetahuan yang berkaitan tentang hakikat segala sesuatu yang bertempat di dalam hati. Kedua adalah bagian dari manusia yang menyerap kemampuan, seperti telah diketahui bahwa didalam diri setiap orang ada semacam wadah untuk menampung pengetahuan, oleh karena itu kata akal kadang juga digunakan untuk menyebutkan tentang sifat yang melekat pada diri seseorang yang berpengetahuan.Berpegang pada akal semata, hanya akan mendatangkan kemudharatan. Akal juga dibutuhkan disaat kita berdzikir yaitu ketika berdzikir kita harus hanya memikirkan Allah SWT.10 Jika dikaitkan dengan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka aspek yang satu ini merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan akal, karena akal 9
Hasil wawancara dengan Da’iyem baris ke 24 dan NS (nama inisial) baris ke 20-22. Abu Bakar Aceh, Ilmu Tarekat, (Solo: Ramadhani, 1996), h. 370-371.
10
63
tidak terlihat oleh kasat mata dan hanya manusia itu sendiri yang berzikir dan merasakan akalnya ketika berzikir. Teori menjelaskan bahwa akal sangat dibutuhkan ketika berzikir dan menurut informan mengatakan juga bahwa akal sangat berperan penting ketika kita melakukan zikir kepada Allah SWT. Dari penjelasan teori dan hasil wawancara tersebut maka bisa dikatakan bahwa berzikir harus tetap memikirkan hanya kepada Allah SWT bukan yang lain. 6. Hati (qalb) Hati merupakan aspek terpenting dalam berzikir, kalau aspek yang lain bisa fokus kepada Allah SWT apalagi hati yang merupakan unsur terpenting dalam berzikir. Jadi ketika kita berzikir hati harus selalu khusyuk dan fokus hanya kepada Allah SWT bukan fokus yang lain.11 Hati merupakan unsur terpenting untuk menjalani kehidupan. Qalbberarti segumpal daging yang berbentuk bundar memanjang, terletak pada pinggir kiri dada. Lobang-lobang ini diisi dengan darah hitam yang merupakan sumber dan tambang nyawa atau ruh. Hatilah yang bisa menembus ruang dan waktu, merasa, berdialog, berinteraksi dengan siapapun termasuk dengan Allah SWT termasuk ketika kita berzikir kepada Allah SWT.12
11
Hasil wawancara dengan Sudarmanto baris ke 24-25. Amin Syukur, Zikir Menyembuhkan Kankerku, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2007), h.
12
63.
64
Jika dikaitkan dengan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka aspek yang satu ini merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan hati (qalb), karena hati (qalb) tidak terlihat oleh kasat mata dan hanya manusia itu sendiri yang berzikir dan merasakan hatinya ketika berzikir. Menurut keterangan dari informan tersebut dan dicocokan dengan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa hati harus menjadi inti dan aspek terpenting dalam berzikir yang hanya fokus kepada Allah SWT karena hatilah yang bisa berinteraksi. B. Analisis
ketenangan
jiwa
jama’ah
Tarekat
Qadiriyyah
Wa
Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang Ketenangan jiwa merupakan salah satu dari pembahasan teori psikologi itu sendiri. Ketenangan jiwa didapat dari berbagai sumber salah satunya adalah berzikir kepada Allah SWT. Ketenangan jiwa mempunyai beberapa aspek yang meliputi: 1. Kebahagiaan Kebahagiaan yang diperoleh setelah berzikir sangat diperlukan utuk membuat hati kita menjadi lebih tenang, karena kunci dari kebahagiaan sajati adalah ketenangan jiwa dan ketenangan jiwa diperoleh setelah berzikir. Jadi kebahagiaan menjadi yang terpenting dalam berzikir untuk mendapat ketenangan jiwa. Selain itu
65
kebahagiaan juga diperoleh dari saling tolong menolong sesama manusia.13 Kebahagiaan sejati seseorang tidak bisa diukur dengan banyaknya harta atau kekayaan, status atau pangkat sosial dalam kemasyarakatan dan
atau
semua
kemewahan
yang
dimiliki
oleh
seseorang.
Kebahagiaan yang sesungguhnya atau kebahagiaan yang sejati atau hakiki itu terletak pada ketenangan hati seseorang. Sudah banyak orang yang kaya raya dengan harta kekayaan mereka, namun kekayaan yang mereka miliki tidak bisa menjadikan hati mereka menjadi tenang, akan tetapi sebaliknya, justru harta kekayaan yang mereka kumpulkan membuat mereka lalai, lupa dan sibuk untuk senantiasa mengejar kekurangan, hal ini karena berapapun harta benda dan kekayaan yang mereka miliki masih saja mereka anggap masih kurang. Sumber kebahagiaan sejati adalah ketenangan hati atau ketenangan jiwa yang merupakan suatu anugerah dari Allah SWT yang sangat berharga. Setiap orang pasti menginginkannya, namun hanya sedikit sekali orang yang mendapatkannya. Hal ini dikarenakan banyak manusia yang melupakan penciptaNya, dan melupakan zat pemberi kebahagiaan, dan melupakan tentang zat sang pencipta yang merupakan ketenangan didalam jiwa atau hati yang sebenarnya.14
13
Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 29-31 dan NS (nama inisial) baris
ke 27-28.
14
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama, 1990), h. 33-34.
66
Teori psikologi yang digunakan dalam menganalisis aspek yang satu ini adalah aspek ego dari Sigmund Freud yang mengatakan bahwa komponen kepribadian yang bertanggung jawab menangani dengan realitas, maksudnya adalah melakukan sesuatu dengan cara yang dapat diterima di dunia nyata. Dengan kata lain kebahagiaan yang diperoleh seseorang itu bisa diterima oleh orang lain, yaitu dengan berzikir yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan khusyuk hanya kepada Allah SWT. Setelah mengetahui teori bahagia dan penuturan dari informan maka dapat disimpulkan bahwa kunci bahagia bukan sekedar berzikir dan ketenangan jiwa saja tetapi kuncinya juga harus saling tolong menolong dengan sesama manusia. 2. Rasa kasih sayang Kasih sayang bukan hanya didapat dari manusia saja tetapi kasih sayang juga didapat
dari Allah SWT yang diperoleh dari
memperbanyak berzikir kepada Allah SWT. Kasih sayang bisa dirasakan oleh manusia jika manusia selalu memperbanyak zikir kepada Nya. Jadi rasa kasih sayang dapat diperoleh dari mana saja termasuk setelah kita berzikir kepada Allah SWT dan manusia yang ikhlas dengan zikirnya maka akan merasakan kasih sayang dari Allah SWT.15
15
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 36-38 dan Da’iyem baris ke 34-35.
67
Rasa kasih sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri berlandaskan hati nurani yang luhur. Rasa kasih sayang bisa didapat dari mana saja, salah satunya adalah setelah berzikir kepada Allah SWT. Rasa kasih sayang tersebut dirasakan oleh orang yang berzikir dengan niat ikhlas, maka akan merasakan selalu disayangi oleh Allah SWT.16 Jika dikaitkan dengan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka aspek yang satu ini merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan rasa kasih sayang yang diperoleh seseorang dari berzikir, yang bisa merasakan hanyalah orang tersebut dan orang lain tidak bisa merasakannya. Setelah mengetahui informasi dari informan dan mengetahui teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rasa kasih sayang harus saling memberikan kepada orang lain dengan kata lain saling timbal balik. Jadi, selain dengan memperbanyak berzikir rasa kasih sayang juga didapat dengan hubungan timbal balik antar sesama manusia. 3. Rasa aman Rasa aman juga diperoleh dari setelah kita berzikir kepada Allah SWT karena rasa aman yang sebenarnya adalah datang dari Allah 16
K. Sukardji, Agama-agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 48-49.
68
SWT karena Allah maha melindungi, dan kalau kita memperbanyak berzikir insyaallah kita akan merasakan aman dan merasa dilindungi oleh Allah SWT.17 Rasa aman adalah rasa tanpa ada kekhawatiran pada suatu hal dan hidup tanpa ada rasa takut dengan kondisi kondusif. Hak atas rasa aman merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar. Setiap manusia pasti membutuhkan hak atas rasa aman terhadap dirinya, dalam hal ini keamanan adalah komponen penting untuk menciptakan keadaan agar terpenuhinya hak atas rasa aman pada masyarakat yang ada. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam.Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Untuk itu manusia diharuskan selalu berzikir kepada Allah SWT untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT agar senantiasa dilindungi oleh Allah SWT.18 Teori yang digunakan dalam menganalisa aspek ketenangan jiwa yang ketiga ini adalah menggunakan teori psikologi id. Yang merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. 17
Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 31, Sudarmanto baris ke 30, NS (nama inisial) baris ke 30. 18 Adeng Mukhtar Ghazali, Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan dan Agama, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 81-82.
69
Jadi, manusia harus mempunyai rasa aman dari sejak lahir, karena itu rasa aman juga bisa diperoleh dari memperbanyak berzikir kepada Allah SWT dengan niat yang ikhlas dan khusyuk kepada Allah SWT. Jadi dapat disimpulkan bahwa kunci dari rasa aman adalah memperbanyak berzikir dan berdo’a dan akan merasakan selalu dalam lindungan Allah SWT. 4. Rasa harga diri Rasa harga diri selalu menjadi yang terpenting dalam diri manusia karena harga diri merupakan aspek terpenting dalam diri manusia dan rasa harga diri harus selalu dijaga oleh diri sendiri supaya tidak merasa diinjak-injak oleh orang lain. Salah satu cara menjaga harga diri adalah dengan memperbanyak berzikir kepada Allah SWT.19 Harga diri (self esteem) adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran diri. Seseorang yang tidak memiliki harga diri akan selalu merasakan rendah diri. Rendah diri yang menetap dan berlebihan mungkin diakibatkan oleh prestasi yang buruk, depresi, dan tindak kejahatan. Keseriusan problem ini akan tergantung bukan hanya kepada sifat dari rasa rendah diri individu, tetapi pada kondisi lainnya. Saat perasaan rendah diri diiringi dengan kesulitan pada masa transisi atau problem keluarga, untuk itu maka
19
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 41-43, AF (nama inisial) baris ke 40-41, Sudarmanto baris ke 38-39.
70
harus memperbanyak berzikir untuk menghilangkan rasa rendah diri tersebut.20 Teori yang digunakan dalam menganalisa aspek ketenangan jiwa yang keempat ini adalah menggunakan teori psikologi id. Yang merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Rasa harga diri juga ada sejak manusia itu ada, dan rasa harga diri harus dijaga dengan cara ruh dan nafs manusia tidak boleh melakukan hal buruk dan selalu berzikir kepada Allah SWT dengan khusyuk. Setelah mengetahui penuturan dari salah satu informan dan teori yang berkaitan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa harga diri harus dijaga dengan cara memperbanyak berzikir sehingga harga diri kita selalu terjaga dengan baik. 5. Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu sudah ada sejak kita kecil karena rasa ingin tahu merupakan rasa yang dirasakan oleh akal ketika berpikir dan rasa ingin tahu bisa diperoleh dengan memperbanyak berzikir, dari berzikir maka akan merasakan ingin tahu untuk mencari tahu apa hikmah yang sebenarnya dibalik berzikir, yaitu untuk ketenangan jiwa.21 Rasa ingin tahu dapat merupakan sumber dari adanya kreatifitas seseorang terhadap lingkungannya sehingga menciptakan pribadi yang produktif dan mampu bersaing dalam perkembangan lingkungan
20
K. Sukardji, Agama-agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 50-51. 21 Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 49-50, Da’iyem baris ke 45-46, Sudarmanto baris ke 44-45.
71
sekelilingnya. Dalam keseharian, rasa ingin tahu identik dengan perkembangan kreatif seseorang yang menentukan bagaimana seseorang tersebut dapat memberikan penjelasan mengenai apa yang ditangkapnya dari materi pelajaran yang diberikan. Dalam perkembangannya, perasaan ingin mengetahui segala hal yang baru ini akan menjadi modal utama bagi seseorang untuk lebih mudah mewujudkan apa yang ada dalam benak mereka, yaitu sebuah gagasan untuk dijadikan kenyataan. Rasa keingintahuan yang besar adalah landasan untuk menjadi seorang dengan ide-ide cemerlang, yang selanjutnya akan mempengaruhi kecerdasan seorang anak. Untuk mengasah rasa ingin tahu tersebut seseorang juga diperlukan untuk memperbanyak berzikir kepada Allah SWT.22 Teori yang digunakan dalam menganalisa aspek ketenangan jiwa yang kelima ini adalah menggunakan teori psikologi id. Yang merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Akal menjadi tumpuan dalam rasa ingin tahu ini, karena akal manusia tidak bisa dilihat oleh kasat mata, dan untuk mengasah rasa ingin tahu seseorang diperlukan juga untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Kesimpulannya adalah rasa ingin tahu harus ada sejak kecil karena kita harus mengerti sekolah dan kita harus mengasah rasa ingin tahu
22
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama, 1990), h. 39-40.
72
itu dengan cara memperbanyak berzikir dan untuk mengetahui hikmah yang sebenarnya dibalik berzikir. 6. Rasa bebas Kebebasan merupakan hak asasi manusia dan setiap manusia harus mempunyai hak itu, karena jika tidak maka manusia itu akan merasakan kesenjangan dalam berbuat. Tapi untuk mendapatkan kebebasan yang lebih bisa didapat dengan kita memperbanyak berzikir, insyaallah kita akan merasakan kebebasan yang diperoleh dari Allah SWT.23 Kebebasan didalam hak asasi manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi manusia dalam kaitannya dengan bebas beragama, setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang didalam instrumen internasional seperti hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan beragama.Selain itu juga disarankan untuk selalu berzikir kepada Allah SWT untuk mendapatkan rasa kebebasan yang diberikan oleh siapapun.24 Teori yang digunakan dalam menganalisa aspek ketenangan jiwa yang keenam ini adalah menggunakan teori psikologi sastra id. Yang merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir.
23
Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 43-45, Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 41-42, NS (nama inisial) baris ke 38. 24 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama, 1990), h. 38.
73
Kebebasan merupakan hak setiap manusia, dalam hati manusia pasti ingin mempunyai hak kebebasan tersebut. Jadi, untuk memperoleh kebebasan selain dari hak manusia juga dibutuhkan untuk selalu berzikir kepada Allah SWT dengan hati yang ikhlas. Jadi kesimpulannya adalah rasa kebebasan merupakan hak manusia masing-masing dan manusia harus mempunyai hak tersebut karena kebebasan merupakan hak asasi manusia selain dengan memperbanyak berzikir. C. Analisis peranan zikir dalam ajaran tarekat terhadap ketenangan jiwa jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang Setelah manusia berzikir maka akan merasakan ketenangan jiwa dalam
hati
karena
ketenangan
jiwa
juga
bisa
diperoleh
dari
memperbanyak berzikir dan selalu ingat kepada Allah SWT. Bukan cuma itu, berzikir juga dengan niat ikhlas. Karena ikhlas mempunyai manfaat tersendiri yaitu menjadikan hati manusia menjadi lebih tenang dan tenteram, dan dengan segala yang berhubungan dengan manusia, seperti unsur yang ada pada manusia antara lain: fisik, ruh, nafs, akal dan hati, dan jika unsur itu semua bisa fokus hanya kepada Allah SWT maka hati bisa merasakan kedekatan kepada Allah SWT. Keikhlasan mempunyai manfaat tersendiri yaitu membuat hidup menjadi lebih tenang lagi. Jadi jika melakukan sesuatu dengan niat yang ikhlas maka akan merasakan ketenangan dalam hidup. Termasuk
74
ketikaberzikir kepada Allah SWT dengan niat yang ikhlas maka akan juga merasakan ketenangan dalam hati dan jiwa manusia. Kebutuhan manusia seperti: rasa kasih sayang, rasa aman, rasa bebas, rasa harga diri dan rasa ingin tahu akan terpenuhi jika merasakan kebahagiaan, karena kunci dari ketenangan jiwa adalah merasakan kebahagiaan yang sejati. Jika membaca zikir dengan niat yang ikhlas dan semua unsur manusia terfokus hanya kepada Allah SWT maka kebutuhan manusia tersebut bisa didapat dengan mudah dengan pertolongan Allah SWT. Setelah berzikir dengan niat yang ikhlas dan fokus hanya kepada Allah SWT dan merasakan kebahagiaan serta kebutuhan manusia bisa terpenuhi maka manusia akan merasakan ketenangan didalam jiwa dan hati. Karena kunci dari ketenangan jiwa itu sendiri adalah merasakan kebahagiaan yang sejati selain itu juga memperbanyak berzikir kepada Allah SWT. Ketenangan jiwa dan hati didapat dari melakukan sesuatu dengan niat yang ikhlas dan juga merasakan kebahagiaan dalam hati. Karena sudah dijelaskan diatas kunci dari ketenangan jiwa adalah adalah perasaan bahagia dalam hati dan merasakan keikhlasan dalam hati. Untuk memperoleh kebahagiaan itu sendiri manusia diperlukan untuk selalu memperbanyak berzikir kepada Allah SWT.25
25
Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 58-59, AF (nama inisial) baris ke 55-57, Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 55-56, Sudarmanto baris ke 54-55, NS (nama inisial) baris ke 49-50.
75
Segala gundah dan resah bersumber dari bagaimana hati menyikapi kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup, besar kemungkinan yang muncul adalah suasana resah dan gelisah. Artinya, tidak tenang. Ketidaktenangan juga bisa timbul akibat perbuatan dosa. Hati ibarat cermin dan dosa adalah debu, semakin berbuat dosa, semakin menumpuk debu yang mengotori cermin. Karena itu, meraih ketenangan jiwa dan hati kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir.26 Sumber ketenangan jiwa sejati
adalah
kebahagiaan
yang
merupakan suatu anugerah dari Allah SWT yang sangat berharga. Setiap orang pasti menginginkannya, namun hanya sedikit sekali orang yang mendapatkannya. Hal ini dikarenakan banyak manusia yang melupakan penciptaNya, dan melupakan zat pemberi kebahagiaan, dan melupakan tentang zat sang pencipta yang merupakan ketenangan didalam jiwa atau hati yang sebenarnya.27 Ketenangan
jiwa
mempunyai
beberapa
faktor
diantaranya
memperbanyak berzikir. Sumber ketenangan jiwa yang hakiki bersumber daripada Allah SWT. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menghadirkan Allah SWT dalam segala keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Kuatnya hubungan kita dengan Allah SWT akan membuatkan jiwa seseorang itu menjadi kuat, tidak mudah goyah. Apabila kita lalai
26
Samsul Amin Ghofur, Rahasia Dzikir dan Doa, (Yogyakarta: Darul Hikmah, 2010), h.
145.
27
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama, 1990), h. 33-34.
76
mengingat Allah SWT maka ia membuka peluang bagi syaitan mempengaruhi fikiran kita.28 Jika dianalisis dengan menggunakan teori psikologi maka dapat digunakan teori pendekatan psikologi behaviorisme, maka peranan zikir terhadap ketenangan jiwa merupakan tindakan alam bawah sadar dari manusia itu sendiri, karena manusia mempunyai alam bawah sadar yang tidak nampak atau terlihat oleh orang lain kecuali manusia itu sendiri yang merasakannya. Sama halnya dengan ketenangan jiwa yang dirasakan oleh manusia yang berzikir dengan niat ikhlas dan khusyuk hanya kepada Allah SWT maka akan menjadikan jiwanya lebih tenang lagi. Pada intinya adalah manusia harus memperbanyak berzikir dengan niat yang ikhlas dan jika kita sudah merasakan bahagia didalam hati karena berzikir, disitu akan merasakan ketenangan jiwa yang sebenarnya yang didapat dari Allah SWT. Dari penuturan informan dan dikaitkan secara teoritis maka dapat disimpulkan bahwa memperbanyak berzikir dengan niat yang ikhlas dan hanya fokus kepada Allah SWT, dan hati merasakan bahagia setelah berzikir maka akan mengakibatkan hati dan jiwa manusia yang berzikir itu menjadi lebih tenang. Jadi kunci dari ketenangan jiwa dan hati adalah memperbanyak berzikir kepada Allah SWT dengan niat yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam hati hanya kepada Allah SWT.
28
Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam, (Bandung: Mandar Maju, 1989), h. 22.