BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN
Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1) Dengan membuat analisis soal (item analisis), 2) Dengan menghitung validitas dan keandalan tes (reliabilitas). Selanjutnya dalam skripsi ini akan meneliti tentang kualitas instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dengan mencari: 1. Validitas butir soal tes PAI di SMPN 1 Demak 2. Reliabilitas tes PAI di SMPN 1 Demak 3. Tingkat Kesukaran butir tes PAI di SMPN 1 Demak 4. Daya Pembeda butir tes PAI di SMPN 1 Demak 5. Efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) butir tes PAI di SMPN 1 Demak Adapun analisa yang digunakan untuk mengolah data yang peneliti peroleh yaitu dengan statistik deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.1 Tujuan dilakukan analisis deskriptif menggunakan teknik statistika dengan cara meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.2 A. Deskripsi Data tentang Tes PAI Tes PAI kelas VII yang diselenggarakan di SMPN 1 Demak disusun oleh Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) kota Demak yang kemudian dicetak sendiri oleh SMPN 1 Demak. Dalam penelitian ini sampel
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendakatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 71. 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 86.
61
62 yang digunakan adalah dengan teknik sampling klaster,3 yakni peneliti mengacak kelas VII dan peneliti memilih secara acak 3 (tiga) kelas dan selanjutnya seluruh peserta dari kelas terpilih tersebut dijadikan sebagai sampel yang semuanya berjumlah 113 siswa. Tes PAI ini terdiri dari tes bentuk objektif dan tes bentuk subjektif. Bentuk soal tes objektif ini terdiri dari dua model yaitu model bentuk multiple choice sebanyak 30 soal dan model bentuk fill-in sebanyak 20 soal dan bentuk soal pada tes subjektif adalah tes essay yang terdiri dari 5 soal. Fokus dalam penelitian ini adalah bentuk soal objektif yang bentuknya multiplechoice dan fill-in yang terdiri dari 50 soal. Selanjutnya hasil data yang peneliti peroleh yang berupa hasil jawaban tes siswa pada mata pelajaran PAI kelas VII tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dilihat pada lampiran 1. Kemudian dari lampiran 1 dapat dilakukan koreksi dan menghitung skornya sesuai dengan kunci jawaban yang telah ditentukan, akan diperoleh data hasil tes sebagaimana tertera pada lampiran 2. B. Analisis Tes Objektif Bentuk Multiple Choice Adapun
pembahasan-pembahasan
dalam
pengolahan
dan
penganalisisan tes objektif bentuk multiple choice adalah sebagai berikut: 1. Analisis Validitas Butir Soal Validitas merupakan syarat terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Pada dasarnya analisis validitas butir soal ini digunakan untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Dalam arti butir tersebut dapat menunjukkan kemampuannya di dalam membedakan antara testee yang 3
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan¸ (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hlm. 143.
63 termasuk dalam kategori berkemampuan tinggi yang pada umumnya dapat menjawab
betul
dengan
testee
yang
termasuk
dalam
kategori
berkemampuan rendah yang pada umumnya menjawab salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan uji validitas butir soal menggunakan langkah sebagai beirkut: Langkah I
Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas butir soal nomor 1 sampai dengan nomor 30, perhatikan pada lampiran 2
Langkah II
Mencari varian total (St2), dengan menggunakan rumus:
Mt = Langkah III
∑X
t
N
=
2628 = 23,25663717 = 23,26 3
Mencari deviasi standar total, yaitu SDt, dengan menggunakan rumus SDt =
=
∑X N
2 t
⎡∑ X t ⎤ −⎢ ⎥ ⎢⎣ N ⎥⎦
62644 ⎡ 2628 ⎤ −⎢ 113 ⎣ 113 ⎥⎦
2
2
= 554,3716814 − (23,25663717 )
2
= 554,3716814 − 540,8711724 = 13,500509
= 3,67430388 = 3,67 Langkah IV
Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 sampai 30 dengan rumus:
Mp =
Jumlah skor total testee yang jawab benar Jumlah testee yang menjawab benar
Untuk perhitungan Mp perhatikan tabel sebagai berikut:
64 Tabel 4.1 Perhitungan untuk Memperoleh Mp Butir Soal No Butir 1.
Jumlah Testee yang menjawab dengan jumlah skor totalnya 102 dengan skor total 2397
Mean (Rata-rata hitung) = Nilai Mp 2397 / 102 = 23,500
2.
26 dengan skor total 620
620 / 26 = 23,846
3.
92 dengan skor total 2213
2213 / 42 = 24,054
4.
78 dengan skor total 1985
1985 / 78 = 25,449
5.
80 dengan skor total 1929
1929 / 80 = 24,113
6.
88 dengan skor total 2124
2124 / 88 = 24,136
7.
95 dengan skor total 2260
2260 / 95 = 23,789
8.
109 dengan skor total 2549
2549 / 109 = 23,385
9.
65 dengan skor total 1611
1611 / 65 = 24,785
10.
111 dengan skor total 2589
2589 / 111 = 23,324
11.
99 dengan skor total 2317
2317 / 99 = 23,404
12.
92 dengan skor total 2213
2213 / 92 = 24,054
13.
80 dengan skor total 1892
1892 / 80 = 23,650
14.
77 dengan skor total 1869
1869 / 77 = 24,272
15.
84 dengan skor total 2018
2018 / 84 = 24,024
16.
88 dengan skor total 2115
2115 / 88 = 24,034
17.
84 dengan skor total 1989
1989 / 84 = 23,679
18.
81 dengan skor total 1946
1946 / 81 = 24,025
19.
63 dengan skor total 1548
1548 / 63 = 24,571
20.
101 dengan skor total 2382
2382 / 101 = 23,584
21.
108 dengan skor total 2544
2544 / 108 = 23,556
22.
107 dengan skor total 2511
2511 / 107 = 23,467
23.
56 dengan skor total 1369
1369 / 56 = 24,446
24.
98 dengan skor total 2275
2275 / 98 = 23,214
25.
91 dengan skor total 2190
2190 / 91 = 24,066
26.
108 dengan skor total 2539
2539 / 108 = 23,509
27.
87 dengan skor total 2060
2060 / 87 = 23,678
65 28.
84 dengan skor total 2051
2051 / 84 = 24,417
29.
99 dengan skor total 2337
2337 / 99 = 23,606
30.
95 dengan skor total 2270
2270 / 95 = 23,895
Langkah V
Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbis dari nomor 1 sampai nomor 30 Tabel 4.2
Perhitungan untuk Mengetahui Koefisien Korelasi Point Biserial (rpbis) dalam Rangka Uji Validitas Butir Soal Nomoe 1 sampai 30 No.
Mp
Mt
SDt
p
Q
Butir
rp bis =
Mp − Mt SD t
p q
rtabel
Interpretasi
(5%)
1.
23,500
23,26
3,67
0,90
0,10
(0,065)(3) = 0,195
0,195
Valid
2.
23,846
23,26
3,67
0,23
0,77
(0,160)(0,547) = 0,088
0,195
Drop
3.
24,054
23,26
3,67
0,81
0,19
(0,216)(2,065) = 0,446
0,195
Valid
4.
25,449
23,26
3,67
0,69
0,31
(0,596)(1,492) = 0,889
0,195
Valid
5.
24,113
23,26
3,67
0,71
0,29
(0,232)(1,565) = 0,363
0,195
Valid
6.
24,136
23,26
3,67
0,78
0,22
(0,239)(1,883) = 0,450
0,195
Valid
7.
23,789
23,26
3,67
0,84
0,16
(0,144)(2,291) = 0,330
0,195
Valid
8.
23,285
23,26
3,67
0,96
0,04
(0,034)(4,899) = 0,167
0,195
Drop
9.
24,785
23,26
3,67
0,58
0,42
(0,416)(1,175) = 0,489
0,195
Valid
10.
23,324
23,26
3,67
0,98
0,02
(0,017)(7) = 0,119
0,195
Drop
11.
23,404
23,26
3,67
0,88
0,12
(0,039)(2,708) = 0,106
0,195
Drop
12.
24,054
23,26
3,67
0,81
0,19
(0,216)(2,065) = 0,446
0,195
Valid
13.
23,650
23,26
3,67
0,71
0,29
(0,106)(1,565) = 0,166
0,195
Drop
14.
24,272
23,26
3,67
0,68
0,32
(0,276)(1,458) = 0,402
0,195
Valid
15.
24,024
23,26
3,67
0,74
0,26
(0,208)(1,687) = 0,351
0,195
Valid
16.
24,034
23,26
3,67
0,78
0,22
(0,211)(1,883) = 0,397
0,195
Valid
17.
23,679
23,26
3,67
0,74
0,26
(0,114)(1,687) = 0,192
0,195
Drop
18.
24,025
23,26
3,67
0,72
0,28
(0,208)(1,604) = 0,334
0,195
Valid
19.
24,571
23,26
3,67
0,56
0,44
(0,357)(1,128) = 0,403
0,195
Valid
20.
23,584
23,26
3,67
0,89
0,11
(0,088)(2,844) = 0,250
0,195
Valid
21.
23,556
23,26
3,67
0,96
0,04
(0,081)(4,899) = 0,397
0,195
Valid
22.
23,467
23,26
3,67
0,95
0,05
(0,056)(4,359) = 0,244
0,195
Valid
23.
24,446
23,26
3,67
0,50
0,50
(0,323)(1) = 0,323
0,195
Valid
66 24.
23,214
23,26
3,67
0,87
0,13
(-0,013)(2,587) = -0,034
0,195
Drop
25.
24,066
23,26
3,67
0,81
0,19
(0,220)(2,065) = 0,454
0,195
Valid
26.
23,509
23,26
3,67
0,96
0,04
(0,068)(4,899) = 0,333
0,195
Valid
27.
23,678
23,26
3,67
0,77
0,23
(0,114)(1,830) = 0,209
0,195
Valid
28.
24,417
23,26
3,67
0,74
0,26
(0,315)(1,687) = 0,531
0,195
Valid
29.
23,606
23,26
3,67
0,88
0,12
(0,094)(2,708) = 0,255
0,195
Valid
30.
23,895
23,26
3,67
0,84
0,16
(0,173)(2,291) = 0,396
0,195
Valid
Berdasarkan perhitungan dari soal-soal tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, yang dapat dilihat pada lampiran II dan hasilnya pada tabel 4.2, maka bersumber dari data yang disajikan dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Validitas Butir Soal pada Tes Objektif dalam Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No
Validitas butir soal
Jumlah
Prosentase
1.
Valid
23
76,7%
2.
Drop (Invalid)
7
23,3%
Hasil analisis terhadap butir-butir soal tes objektif dalam tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.2 di atas, maka bersumber dari data tersebut penulis mendapatkan keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk valid dan invalid (drop). Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas dan pada perhitungan yang juga tertera pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebanyak 23 butir soal atau sekitar 76,7% butir soal pada tes tersebut dinyatakan memiliki validitas, sedangkan 7 butir soal lainnya dinyatakan dalam kategori invalid (drop) yaitu sekitar 23,3%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI tersebut memiliki validitas sedang. Soal-soal
67 yang perlu direvisi adalah soal-soal yang drop atau invalid yaitu nomor 2, 8, 10, 11, 13, 17, 24 sedangkan yang perlu perhatian khusus yaitu nomor 24 karena hasilnya adalah negatif.
2. Analisis Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingkan di sini adalah ketelitiannya, yaitu sejauhmana tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Suatu tes sebagai alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan berulangkali kepada subjek yang sama/sejenis, senantiasa menunjukkan hasil (dalam hal ini skor/nilai) yang tetap sama (sifatnya ajeg atau stabil). Ajeg atau tetap di sini berarti tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan uji reliabilitas tes adalah sebagai berikut: Langkah I
Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka uji reliabilitas tes dengan menampilkan 30 butir soal, perhatikan pada lampiran 3.
Langkah II
Mencari varian total (St2), dengan menggunakan rumus:
S 2t =
=
ΣX 2t −
(ΣX t ) 2 N N
6906.384 113 113
62644 −
=
62644 − 61118,44248 113
=
1525,55752 = 13,50050903 113
68 Langkah III
Melakukan perhitungan untuk mengetahui reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR20 2 ⎡ n ⎤⎡St − ∑ pi q i ⎤ r11 = ⎢ ⎢ ⎥ 2 St ⎣ n − 1⎥⎦ ⎢⎣ ⎥⎦
⎡ 30 ⎤ ⎡13,50050903 − 4,4845 ⎤ =⎢ ⎢ ⎥ 13,50050903 ⎣ 30 − 1⎥⎦ ⎣ ⎦ = (1,034482759 )(0,667827339 )
= 0,690855868 = 0,691 Suatu tes sebagai alat ukur, dikatakan memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang kali kepada subjek yang sama/sejenis, senantiasa menunjukkan hasil (dalam hal ini adalah skor atau nilai) yang tetap sama (sifatnya ajeg atau stabil). Ajeg atau tetap di sini berarti tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Berdasarkan perhitungan di atas, yaitu pada uji reliabilitas tes dimana
koefisien
reliabilitas
(r11)
sebesar
0,691,
selanjutnya
diinterpretasikan dengan melihat table 3.1, maka dapat disimpulkan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak memiliki reliabilitas cukup atau sedang. 3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesulitan (item difficulty) merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit atau seberapa mudah sebuah butir soal bagi peserta uji. Sehingga dari analisis ini dapat diketahui bahwa suatu butir soal tes itu bermutu atau tidak. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan langkah sebagai berikut: Langkah I
Menghimpun tes yang dikerjakan siswa, perhatikan pada lampiran 1
69 Langkah II
Menskor tes yang dikerjakan siswa dengan kunci yang telah ditentukan, yaitu benar nilai 1, salah nilai 0, kemudian menghitung jumlah jawaban betul untuk setiap butir soal, perhatikan pada lampiran 4.
Langkah III
Menghitung indeks kesukaran untuk setiap butir soal dengan rumus: P=
∑X Sm N
Keterangan: ΣX
= Jumlah testee yang menjawab benar
P N Sm
= Indeks kesulitan = Jumlah peserta testee = Skor Maksimum
Selanjutnya langkah ketiga dilakukan dan telah diketahui jumlah testee yang menjawab betul, selanjutnya melakukan perhitungan untuk memperoleh indeks kesukaran butir yang merupakan nilai dari setiap butir soal. Untuk itu perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Perhitungan untuk Mengetahui Tingkat Kesukaran Butir Soal Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No. Btr 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
(ΣX)
102 26 92 78 80 88 95 109 65 111 99 92 80 77
P =
∑
X
S
N
m
0,903 0,230 0,814 0,690 0,708 0,779 0,841 0,965 0,575 0,982 0,876 0,814 0,708 0,681
Interpretasi No. (ΣX) Btr Mudah 16. 88 Sukar 17. 84 Mudah 18. 81 Sedang 19. 63 Mudah 20. 101 Mudah 21. 108 Mudah 22. 107 Mudah 23. 56 Sedang 24. 98 Mudah 25. 91 Mudah 26. 108 Mudah 27. 87 Mudah 28. 84 Sedang 29. 99
P =
∑
X
S
N
m
0,779 0,743 0,717 0,558 0,894 0,956 0,947 0,496 0,867 0,805 0,956 0,770 0,743 0,876
Interpretasi
Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
70 15.
84
0,743
Mudah
30
95
0,841
Mudah
Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang hasilnya tertera pada tabel 4.4 di atas, maka diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal Mata Pelajaran PAI Kelas VII pada SMPN 1 Demak No.
Jumlah
Prosentase
1.
Tingkat Kesukaran Butir Soal Sukar
1
3,3 %
2.
Sedang (cukup)
5
16,7 %
3.
Mudah
24
80 %
Berdasarkan analisis terhadap perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.4 di atas, maka dapat diperoleh keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk dalam kategori sukar, cukup/sedang dan mudah. Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa soal-soal tes tersebut jika dilihat dari tingkat kesukarannya, yaitu 3,3% butir soal termasuk dalam kategori sukar, 16,7% termasuk butir soal yang sedang/cukup tingkat kesukarannya, dan 80% dari jumlah seluruh soal tersebut memiliki derajat kesukaran yang mudah. Jadi sebanyak 80% memiliki tingkat kesukaran yang mudah, sehingga pada tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dikategorikan sebagai tes yang memiliki derajat kesukaran mudah. 4. Analisis Daya Pembeda
Sebuah butir soal dikatakan baik apabila butir soal tersebut mempunyai daya untuk membedakan kemampuan antara testee yang
71 berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda ini sangat penting sebab salah satu dasar yang dipegangi untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan bahwa kemampuan peserta didik itu berbeda-beda, dan butir-butir item tes hasil
belajar
itu
haruslah
mampu
memberikan
hasil
tes
yang
mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan antara testee tersebut. Dengan melakukan analisis butir ini dapat diketahui butir mana yang baik dan yang tidak. Dalam arti butir tersebut dapat menunjukkan kemampuannya dalam membedakan antara testee yang termasuk dalam kategori pandai yang pada umumnya dapat menjawab betul dengan testee yang termasuk dalam kategori bodoh yang pada umumnya dalam menjawab salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis daya pembeda butir tersebut, sebagai berikut: Langkah I
Setelah lembar soal dikoreksi, selanjutnya membagi testee menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah, perhatikan pada lampiran 5
Langkah II
Menjumlahkan skor untuk testee kelompok atas dan kelompok bawah, kemudian mencari BA, BB, PA dan PB, perhatikan pada lampiran 5
Langkah III
Menghitung Daya Pembeda untuk setiap butir soal dengan rumus: D=
BA BB − = PA − PB JA JB
Untuk melakukan langkah ketiga ini akan penulis tuangkan dalam tabel 4.6, untuk mempermudah membaca sehingga langsung diketahui indeks daya pembeda butir soal.
72 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Kelas VII Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam No. Btr 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
BA
BB
JA
JB
30 7 29 26 24 30 30 31 29 31 30 31 24 27 30 30 26 29 25 29 31 31 25 28 31 31 28 30 30 31
25 5 19 10 13 16 21 28 9 30 28 19 19 12 17 18 19 15 12 23 26 27 10 28 16 27 22 11 24 20
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
PA = BA/JA 0,97 0,23 0,94 0,84 0,77 0,97 0,97 1,00 0,94 1,00 0,97 1,00 0,77 0,87 0,97 0,97 0,84 0,94 0,81 0,94 1,00 1,00 0,81 0,90 1,00 1,00 0,90 0,97 0,97 1,00
PB = BB/JB 0,81 0,16 0,61 0,32 0,42 0,52 0,68 0,90 0,29 0,97 0,90 0,61 0,61 0,39 0,55 0,58 0,61 0,48 0,39 0,74 0,84 0,87 0,32 0,90 0,52 0,87 0,71 0,35 0,77 0,65
DB = PA - PB
Interpretasi
0,16 0,07 0,33 0,52 0,35 0,45 0,29 0,10 0,65 0,03 0,07 0,39 0,16 0,48 0,42 0,39 0,23 0,46 0,42 0,20 0,16 0,13 0,49 0,00 0,48 0,13 0,19 0,62 0,20 0,35
Lemah/jelek Lemah/jelek Cukup/sedang Baik Cukup/sedang Baik Cukup/sedang Lemah Baik Lemah/jelek Lemah/jelek Cukup/sedang Lemah/jelek Baik Baik Cukup/sedang Cukup/sedang Baik Baik Cukup/sedang Lemah/jelek Lemah/jelek Baik Lemah/jelek Baik Lemah/jelek Lemah/jelek Baik Cukup/sedang Cukup/sedang
Berdasarkan perhitungan tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, dapat dilihat pada lampiran V dan hasilnya tertera pada tabel 4.6. bersumber dari data yang disajikan dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.7 berikut di bawah ini:
73 Tabel 4.7 Daya Pembeda Butir Soal Tes dalam Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No. 1. 2. 3. 4. 5.
Daya Pembeda Soal Lemah Sekali Lemah / jelek Cukup / sedang Baik Baik sekali
Jumlah 0 11 9 10 0
Prosentase 0% 36,7 % 30 % 33,3 % 0%
Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.6 yang kemudian diperoleh hasil pada tabel 4.7 di atas, dapat diketahui prosentase pembeda butir soal, 36,7% termasuk dalam kategori lemah/jelek, 30% mempunyai daya pembeda yang cukup atau sedang dan 33,3% mempunyai daya pembeda yang baik, sedangkan pembeda soal yang lemah sekali dan baik sekali tidak ditemukan dalam butir-butir soal tersebut. Berdasarkan dari hasil yang ada dapat diketahui bahwa butir-butir soal yang ada hanya 63,6% memiliki daya pembeda yang memadai, sehingga dapat dikatakan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 pada SMPN 1 Demak memiliki daya pembeda sedang/cukup. 5. Analisis Fungsi Pengecoh (Distraktor)
Tes objektif yang berbentuk multiplechoice dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawaban/option. Option dalam penelitian ini berjumlah empat buah, dan dari kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu salah satu di antaranya adalah merupakan jawaban benar, sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah (distraktor). Distraktor yang baik adalah mampu berperan sebagaimana fungsinya yaitu sebagai perusak, penjebak atau pengecoh terhadap sebagian testee. Distraktor dapat dikatakan efektif jika semua distraktor (opsi-salah) sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes, karena
74 itu untuk mengetahui efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) akan dilakukan analisis. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: Langkah I
Menghitung banyaknya testee yang menjawab option, berikut akan penulis tuangkan dalam tabel 4.8. Tabel 4.8
Perhitungan Sebaran Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Alternatif-alternatif Jawaban No Butir A 1 1 2 21 3 10 4 14 5 22 6 5 7 3 8 3 9 7 10 (111) 11 13 12 13 6 14 28 15 10
Option B C (102) 9 (16) 1 4 7 9 (78) (80) 7 8 (88) (95) 11 (109) 1 (65) 23 1 1 (99) 19 (92) (80) 14 (77) 1 10 (84)
D 1 75 (92) 11 4 12 4
17 1 2 9 6 9
No Butir 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A 8 18 13 35 (101) 5 2 11 (98) 14 (108) 3 19 10 (95)
Option B C 10 7 (84) 3 8 10 10 5 1 11
(107) (56) 12 2 8 7 4 3
1 39 2 (91) 1 (87) (84) 11
D (87) 8 (81) (63)
(108) 3 7 1 8 2 15 3 (99) 4
Catatan : A, B, C, D : Alternatif jawaban (option) yang disediakan ( ) : Alternatif jawaban betul Langkah II
Menghitung efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) dengan rumus: Banyaknya testee yang menjawab option x100% Jumlah testee yang mengikuti tes
Setelah langkah pertama dilakukan sehingga diketahui jumlah testee yang menjawab option, selanjutnya perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.9, sebagai berikut:
75 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Fungsi Distraktor Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No Option Butir 1 A B* C D 2 A B* C D 3 A B C D* 4 A B C* D 5 A B* C D 6 A B C* D 7 A B* C D 8 A B* C D 9 A B* C D 10 A*
Jml Testee Jwb Option 1 102 9 1 21 16 1 75 10 4 7 92 14 9 78 11 22 80 7 4 5 8 88 12 3 95 11 4 3 109 1 0 7 65 23 17 111
Perhit Jml Distraktor (%) 0,9
Interpretasi
Tidak berfungsi baik
8,0 0,9 18,6
Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
0,9 66,4 8,8 3,5 6,2
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
12,4 8,0
Berfungsi baik Berfungsi baik
9,7 19,5
Berfungsi baik Berfungsi baik
6,2 3,5 4,4 7,1
Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
10,6 2,7
Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
9,7 3,5 2,7
Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik
0,9 0 6,2
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
20,4 15,0
Berfungsi baik Berfungsi baik
76
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
B C D A B C* D A B C* D A B* C D A B* C D A B C* D A B C D* A B* C D A B C D* A B C D* A* B C D
1 0 1 13 1 99 0 0 19 92 2 6 80 14 9 28 77 1 6 10 10 84 9 8 10 7 87 18 84 3 8 13 8 10 81 35 10 5 63 101 1 11 0
0,9 0 0,9 11,5 0,9
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
0 0 16,8
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
1,8 5,3
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik
12,4 8,0 24,8
Berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik
0,9 5,3 8,8 8,8
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik
0,9 7,1 8,8 6,2
Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik
15,9
Berfungsi baik
2,7 7,1 11,5 7,1 8,8
Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik
31,0 8,8 4,4
Berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
0,9 9,7 0
Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
77 21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
A B C D* A B* C D A B* C D A* B C D A B C* D A* B C D A B C* D A B C* D A B C D* A* B C D
5 0 0 108 2 107 1 3 11 56 39 7 98 12 2 1 14 0 91 8 108 2 1 2 3 8 87 15 19 7 84 3 10 4 0 99 95 3 11 4
4,4 0 0
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik
1,8
Tidak berfungsi baik
0,9 2,7 9,7
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
34,0 6,2
Berfungsi baik Berfungsi baik
10,6 1,8 0,9 12,4 0
Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
7,1
Berfungsi baik
1,8 0,9 1,8 2,7 7,1
Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik Berfungsi baik
13,3 16,8 6,2
Berfungsi baik Berfungsi baik Berfungsi baik
2,7 8,8 3,5 0
Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik Tidak berfungsi baik
2,7 9,7 3,5
Tidak berfungsi baik Berfungsi baik Tidak berfungsi baik
Keterangan: *) Tanda bintang pada option adalah jawaban benar.
78 Berdasarkan analisis terhadap perhitungan banyaknya testee yang menulis option/alternatif jawaban soal tes objektif yang berbentuk multiple choice dengan empat pilihan jawaban A, B, C, dan D pada tes sumatif semester genap kelas VII mata pelajaran PAI di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005. penyebaran dapat dilihat pada tabel 4.9, maka dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Perhitungan Sebaran Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Alternatif-alternatif Jawaban No 1 2
Kondisi Distraktor Telah berfungsi dengan baik Tidak berfungsi dengan baik
Jumlah 45 45
Prosentase 50 % 50 %
Hasil perhitungan analisis yang ada pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 dapat diketahui kondisi distraktor, dimana pemasangan distraktor pada butir soal tersebut sebagian belum dapat berfungsi dengan baik, artinya distraktor yang ada belum dapat merangsang/mengecoh testee yang mengikuti tes tersebut untuk memilih yang bukan sebagai kunci jawaban atau pengecoh. Meskipun demikian terdapat 50% dari option distraktor yang dipasang sudah berfungsi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) yang ditampilkan dalam tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 pada SMPN 1 Demak sudah cukup efektif. C. Analisis Tes Objektif Bentuk Fill-In
Tes objektif bentuk fill-in biasanya berbentuk cerita/karangan. Katakata penting dalam cerita/karangan itu beberapa di antaranya dikosongkan (tidak dinyatakan), sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan. Tes objektif bentuk fill-in cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan atau pengenalan saja.
79 Analisis yang dilakukan pada tes objektif bentuk fill-in dalam penelitian ini ialah mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda. Penskoran yang digunakan pada tes objektif bentuk fill-in ini adalah jawaban betul diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. 1. Analisis Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes dapat diketahui dari derajat kesukaran/taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang/cukup. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan langkah sebagai berikut: Langkah I
Menghimpun tes yang dikerjakan siswa, perhatikan pada lampiran 6
Langkah II
Menskor tes yang dikerjakan siswa dengan kunci yang telah ditentukan, yaitu benar nilai 1, salah nilai 0, kemudian menghitung jumlah jawaban betul untuk setiap butir soal, perhatikan pada lampiran 7.
Langkah III
Menghitung indeks kesukaran untuk setiap butir soal dengan rumus: P=
∑X Sm N
Keterangan: ΣX
= Jumlah testee yang menjawab benar
P
= Indeks kesulitan
N
= Jumlah peserta testee
Sm
= Skor Maksimum
Selanjutnya langkah ketiga dilakukan dan telah diketahui jumlah testee yang menjawab betul, selanjutnya melakukan perhitungan untuk
80 memperoleh indeks kesukaran butir yang merupakan nilai dari setiap butir soal. Untuk itu perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Perhitungan untuk Mengetahui Tingkat Kesukaran Butir Soal Bentuk Fill-In Kelas VII Mata Pelajaran PAI No Butir 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
∑X
78 109 74 81 76 101 108 51 110 105 107 95 43 74 89 105 80 96 96 79
N
113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113
Sm
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P =
∑
X
S
N
m
0,690 0,965 0,655 0,717 0,673 0,894 0,956 0,451 0,973 0,929 0,947 0,841 0,381 0,655 0,788 0,929 0,708 0,850 0,850 0,699
Interpretasi
Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang
Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif (tes objektif bentuk fill-in) mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang dapat dilihat pada lampiran 7 dan hasilnya tertera pada tabel 4.11 di atas, dan dengan bersumber dari data tersebut, maka diperoleh informasi sebagai tertera pada tabel 4.11 item soal yang perlu direvisi yaitu soal-soal yang termasuk dalam kategori soal sukar dan soal mudah yaitu item nomor 32, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49. Bersumber dari data yang disajikan maka dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.12 di bawah ini:
81 Tabel 4.12 Tingkat Kesukaran Butir Soal Bentuk Fill-In Mata Pelajaran PAI Kelas VII Semester 2 pada SMPN 1 Demak No 1. 2. 3.
Tingkat Kesukaran Soal Sukar Cukup / Sedang Mudah
Jumlah 0 7 13
Prosentase 0% 35% 65%
Berdasarkan analisis terhadap perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.11 di atas, maka dapat diperoleh keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk dalam kategori sukar, cukup/sedang dan mudah. Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa soal-soal tes tersebut jika dilihat dari tingkat kesukarannya, yaitu 35% termasuk butir soal yang sedang/cukup tingkat kesukarannya, dan 65% dari jumlah seluruh soal tersebut memiliki derajat kesukaran yang mudah. Sedangkan yang termasuk dalam kategori sukar tidak ditemukan dalam butir soal tersebut. Jadi sebanyak 65% memiliki tingkat kesukaran yang mudah, sehingga pada tes sumatif bentuk fill-in mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dikategorikan sebagai tes yang memiliki derajat kesukaran mudah. 2. Analisis Daya Beda
Daya Pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan
tinggi/pandai
dengan
testee
yang
kemampuannya
rendah/bodoh, demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut dengan betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab item tersebut dengan salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis daya pembeda butir tersebut, sebagai berikut:
82 Langkah I
Setelah lembar soal dikoreksi, selanjutnya membagi testee menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah, perhatikan pada lampiran 8
Langkah II
Menjumlahkan skor untuk testee kelompok atas dan kelompok bawah, kemudian mencari BA, BB, PA dan PB, perhatikan pada lampiran 8
Langkah III
Menghitung Daya Pembeda untuk setiap butir soal dengan rumus: D=
BA BB − = PA − PB JA JB
Untuk melakukan langkah ketiga ini akan penulis tuangkan dalam tabel 4.13, untuk mempermudah membaca sehingga langsung diketahui indeks daya pembeda butir soal. Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bentuk Fill-In Kelas VII Semester Genap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam No. Btr 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
BA
BB
JA
JB
30 31 29 28 31 30 31 26 31 31 31 29 27 31 31 31 29 31
12 27 14 15 11 22 28 7 30 30 26 23 4 11 17 26 14 20
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
PA = BA/JA 0,97 1,00 0,94 0,90 1,00 0,97 1,00 0,84 1,00 1,00 1,00 0,94 0,87 1,00 1,00 1,00 0,94 1,00
PB = BB/JB 0,39 0,87 0,45 0,48 0,35 0,71 0,90 0,26 0,97 0,97 0,84 0,74 0,13 0,35 0,55 0,84 0,45 0,65
DB = PA - PB
Interpretasi
0,58 0,13 0,49 0,42 0,65 0,26 0,10 0,58 0,03 0,03 0,16 0,20 0,74 0,65 0,45 0,16 0,49 0,35
Baik Lemah Baik Baik Baik Cukup/sedang Lemah Baik Lemah Lemah Lemah Cukup/sedang Baik Sekali Baik Baik Lemah Baik Cukup/sedang
83 49. 50.
31 26
19 15
31 31
31 31
1,00 0,84
0,61 0,48
0,39 0,36
Cukup/sedang Cukup/sedang
Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif (tes objektif bentuk fillin mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang dapat dilihat pada lampiran 8 dan hasilnya tertera pada tabel 4.13. Soal-soal yang perlu direvisi adalah soal-soal yang lemah daya pembedanya yaitu soal nomor 32, 37, 39, 40, 41, 46. Kemudian dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.14 di bawah ini. Tabel 4.14 Daya Pembeda Butir Soal Tes Bentuk Fill-In dalam Tes Sumatif Kelas VII Semester 2 Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak
No 1. 2. 3. 4. 5.
Daya Pembeda Soal Lemah Sekali Lemah Cukup/sedang Baik Baik Sekali
Jumlah 0 6 5 8 1
Prosentase 0% 30% 25% 40% 5%
Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.13 yang kemudian diperoleh hasil pada tabel 4.14 di atas, dapat diketahui prosentase pembeda butir soal, 30% termasuk dalam kategori lemah/jelek, 25% mempunyai daya pembeda yang cukup atau sedang dan 40% mempunyai daya pembeda yang baik, dan 5% mempunyai daya pembeda yang baik sekali. Sedangkan pembeda soal yang lemah sekali tidak ditemukan dalam butir-butir soal tersebut. Berdasarkan prosentase tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa instrumen tes PAI buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam kelas VII semester genap di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 memiliki Daya Pembeda yang baik. D. Pembahasan Hasil Penelitian
Secara keseluruhan hasil analisis data menunjukkan bahwa kualitas instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang berbentuk multiple
84 choice dan fill in sudah cukup memadai. Untuk lebih jelasnya, sesuai dengan masalah penelitian ini hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar butir soal tes sumatif yang berbentuk multiple choice adalah valid, hanya sebagian kecil saja yang invalid. Dengan kata lain, sebagian besar butir dapat mengukur kemampuan testee secara terpercaya. 2. Secara keseluruhan tes sumatif yang berbentuk multiple choice cukup bisa diandalkan untuk mengukur kemampuan testee. Dengan kata lain, tes tersebut cukup memadai untuk dapat menghasilkan skor yang relatif stabil. 3. Secara rata-rata, butir-butir tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice dan berbentuk fill in memiliki tingkat kesulitan yang mudah. Dengan kata lain, soal tersebut tidak begitu sulit bagi testee. 4. Secara rata-rata, daya pembeda butir-butir soal tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice adalah cukup, sedangkan pada butir-butir soal yang berbentuk fill in rata-rata dapat diterima , bahkan dapat dikategorikan mempunyai daya pembeda yang baik. Dengan kata lain, butir-butir tes tersebut memiliki kemampuan yang terpercaya untuk membedakan testee berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 5. Secara rata-rata, instrumen tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice memiliki fungsi distraktor yang cukup berfungsi dengan baik. Dengan kata lain, distraktor dalam tes tersebut cukup dapat mengecoh testee terutama testee yang mempuntai kemampuan rendah. Dengan kualitas yang cukup memadai pada instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam di Demak khususnya di SMPN 1 Demak yang berbentuk multiple choice dan berbentuk fill in (tes objektif) tersebut, kiranya pembuatan tes sumatif di masa mendatang perlu dirancang dengan lebih baik. Setidaknya, tes tersebut harus mempunyai
muatan yang jelas tolok ukurnya dan dibuat dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan tes yang ideal. Karena pembuatan tes tersebut dilakukan setiap semester, kemungkinan penyebab utama kurangnya kualitas instrumen tes tersebut adalah kurang penguasaan metode
85 pembuat tes oleh para pembuatnya yakni tim MGMP. Karena itu, dalam rangka menghasilkan tes yang baik perlu peningkatan ketrampilan para pembuat tes yakni tim MGMP dan guru Pendidikan Agama Islam pada umumnya. Dengan kemampuan dan ketrampilan yang baik diharapkan tes sumatif yang dibuat akan mampu melaksanakan fungsinya sebagai prediktor keberhasilan belajar yang baik bagi anak didiknya.