54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Gambaran umum 4.1.1 Objek Penelitian PT.TECHNOLOGY KARYA MANDIRI yang beralamat di Rukan Puri Botanical Residence Jalan Meruya Selatan Blok H 22 – Joglo – Jakarta 11460 adalah Perusahaan yang dikelola dengan Profesional serta bergerak pada bidang Perdagangan Material Jaringan Telekomunikasi terutama kabel serat optic dan kabel tembaga termasuk Accesoriesnya , disamping itu
PT.TECHNOLOGY
KARYA MANDIRI juga bergerak di Bidang Pekerjaan Jasa Instalasi Jaringan Telekomunikasi dalam hal ini melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pengembangan Jaringan Akses Fibre Optik dan Jarlokat di PT Telekomunikasi Indonesia. Dengan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli dan Kompeten dibidangnya serta kecukupan alat-alat kerja dan sarana kerja maka diharapkan mampu memberikan hasil pekerjaan yang berkwalitas tinggi, yang tentunya merupakan prestasi terbaik bagi perusahaan, yang paling penting adalah memberikan hasil kerja terbaik secara kwalitas dan ketepatan waktu kepada user atas pekerjaan yang dipercayakan kepada PT.TECHNOLOGY KARYA MANDIRI.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI
juga bergerak di bidang
Perdagangan Material perangkat Telekomunikasi antara lain Multiplex, ODC , Radio Link / Accses point dan ONU/MSOAN. PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI didirikan pada tanggal 18 Maret 2009 dengan pengesahan Akte Pendirian Nomor : 08, oleh Notaris Periasman Effendi, SH, . Nama Badan usaha adalah PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI, yang berdomisili di Jl. Raya Meruya Selatan, Joglo, Jakarta 11640, Telephone 021-5855552, 58906449, 58904238-39, Fax. 021-5852896 Bidang usaha dari PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI bergerak di bidang jasa perdagangan khususnya Pengadaan Kabel Telekomunikasi ( kabel Serat Optik dan Kabel Tembaga )
serta Accessoriesnya. Seiring dengan
Perkembangan Sarana telekomunikasi maka, PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI juga mengembangkan usahanya dibidang pekerjaan Jasa Instalasi Jaringan Telekomunikasi dan sarana pendukung yang meliputi pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan bidang Telekomunikasi. Agar
implementasi
dilingkungan
PT.
TECHNOLOGY
KARYA
MANDIRI dapat direalisasi sebagaimana diharapkan, maka pimpinan perusahaan dalam hal ini jajaran Direksi PT. TECHNOLOGY KARYA MANDIRI, selalu membina sumber daya manusia dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan jaman dan kemajuan teknologi yang selalu berubah dan berkembang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
4.1.2. Lambang PT.TECHNOLOGY KARYA MANDIRI
4.1.3. Dasar Pemikiran Filosofi logo mengacu kepada simpul/ikatan/rantai dalam bisnis, yaitu terdiri dari tiga putaran simpul, Karyawan, Direktur dan Klien yang saling berkesinambungan. Dengan adanya 3 unsur tersebut maka terciptalah kerjasama yang baik yang menghasilkan karya-karya yang terbaik dan selalu naik menuju kesuksesan yang melambung tinggi. 4.1.4. Visi dan Misi VISI : Menjadi Perusahaan yang Besar, dan Profesional dibidang usahanya. MISI : ▪ Dengan sepenuh hati : Melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang berkwalitas terbaik dan tepat waktu. Melayani kebutuhan pelanggan melalui produk yang bernilai tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Menghasilkan
laba
yang
memadai
untuk
pertumbuhan
Perusahaan dan mitranya. Meningkatkan kwalitas kinerja para Stakeholdernya 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Perubahan lingkungan bisnis eksternal Perubahan
lingkungan
bisnis
eksternal
ditandai
dengan
adanya
Berubahnya lingkungan bisnis secara dramatis ditandai dengan bergejolaknya lingkungan bisnis, kondisi bisnis yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi dan meningkatnya biaya-biaya operasi dan tekanan kompetitif menciptakan tantangan bagi organisasi yang ingin meraih keunggulan kompetitif. Maka berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Ida Isnaeni selaku direktur PT. Technologi karya mandiri mengenai perubahan lingkungan bisnis eksternal memandang bahwa yang dimaksud dengan lingkungan bisnis eksternal adalah : “Perubahan lingkungan bisnis ekternal itu seperti bergejolaknya lingkungan bisnis yang berasal dari luar (eksternal) kondisi bisnis yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi. Perubahan lingkungan bisnis eksternal terjadi akibat beberapa faktor yang diantaranya sosial, Ekonomi, Politik, dan teknologi tapi itu semua yang bersifat luas. Perubahan lingkungan bisnis juga bisa terjadi akibat adanya perlaku bisnis baru, suplier,atau pembeli. Yah intinya segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis yang berasal dari luar”46
46
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Pada dasarnya perubahan lingkungan bisnis adalah perubahan lingkungan yang datangnya bukan dari pihak internal perusahaan, dengan adanya perubahan lingkungan ini membuka peluang bisnis lebih terbuka untuk para pelaku bisnis baru, sesuai berdasarkan hasil wawancara dengan Lastina G.G selaku kepala keuangan di PT. Technologi karya mandiri mengenai perubahan lingkungan bisnis eksternal bahwa : “Perubahan lingkungan bisnis eksternal itu, perubahan-perubahan mengenai lingkungan bisnis yang datangnya dari luar,seperti adanya standart-standart baru yang harus diterapkan oleh perusahaan yang terjadi akibat pihak eksternal”47 Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Vica selaku kepala Marketing di PT. Technologi karya mandiri mengenai perubahan lingkungan bisnis eksternal bahwa : “Perubahan aturan main bisnis yang ada, dimana kita dituntut untuk meningkatkan kualitas kerja. Aturan main yang saya maksud disini yang dipengaruhi oleh pihak luar perusahaan,yang membuat persaingan bisnis makin kompetitif”48. Dengan adanya perubahan lingkungan bisnis eksternal maka pasti ada beberapa hal yang berubah di dalam perusahaan,hal serupa juga berlaku di PT. Techology karya mandiri, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ida mengenai apakah ada perbedaan yang terjadi di dalam perusahaan terkait masalah perubahan lingkungan bisnis eksternal bahwa :
47
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina RGG, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB. 48 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
“Jelas ada, dengan adanya perubahan lingkungan bisnis eksternal ini menciptakan tekanan kompetitif, tantangan bagi tiap perusahaan untuk bersaing kompetitif dalam meningkatkan SDM dan teknologi terutama dibidang informasi. Dengan berkembangnya teknologi persaingan semakin terbuka dan bisnis semakin kompleks”49 Perubahan lingkungan bisnis eksternal memang menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan mutu SDMnya, SDM merupakan asset kritis organisasi yang tidak hanya diikutsertakan dalam filosofi perusahaan tetapi juga dalam proses perencanaan strategis, hasil wawancara yang tidak jauh berbeda mengenai apakah adanya perubahan akibat perubahan lingkungan bisnis eksternal yang di jawab oleh Lastina bahwa : “Iya, dengan adanya perubahan lingkungan bisnis eksternal ini, perusahaan lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsument sebaik mungkin, dengan adanya perubahan lingkungan bisnis ini maka persaingan yang terjadi lebih kompetitif”50 Contoh dari perbedaan akibat perubahan lingkungan bisnis eksternal salah satunya adalah pembagian daerah yang dilakukan didalam perusahaan, dimana sebelumnya pembagian wilayah berdasarkan divre dan kini pembagian wilayah berdasarkan wilayah. Hasil ini diperoleh berdasarkan wawancara dengan Satvica mengenai apakah adanya perubahan yg terjadi di perusahaan kaitannya dengan perubahan lingkungan bisnis eksternal bahwa : “Perbedaan pasti ada, karena perubahan lingkungan bisnis ini berarti ada atur main bisnis yang berubah. Kalau dulu kita membagi tiap daerah per divre maka kini pembagian daerahnya per 49
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB. 50 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina RGG, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
wilayah, adapun pola pelayanan kami sedikit berubah karena atur baru dari pihak telkom mungkin itu beberapa contoh dari perubahan lingkungan bisnis eksternal”51 Adanya perbedaan didalam perusahaan akibat dari perubahaan lingkungan bisnis eksternal, pasti berdampak pada pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan didalam TKM, seperti yang diungkapkan Ibu Ida mengenai kaitannya apakah ada kaitannya dengan pekerjaan yang dilakukan bahwa : “Ada, dalam menyikapi perubahan lingkungan bisnis eksternal maka hal yang harus dilakukan yaitu meningkatkan mutu SDM. SDM merupakan asset kritis organisasi yang tidak hanya diikut sertakan dalam filosofi perusahaan tetapi juga dalam proses perencanaan strategis. Dalam menyikapi perubahan lingkungan bisnis ini pun, saya berniat menambah jumlah karyawan dan meningkatkan mutu karyawan yang sudah ada serta meningkatkan motivasi seluruh karyawan”52
Selain peningkatan mutu SDM, pekerja juga dituntut untuk lebih profesional dalam bekerja, hal ini yang diungkapkan Lastina G.G bahwa : “Efek dari perubahan linkungan bisnis ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih profesional. Ibu ida selalu mengarahkan setiap karyawan untuk bekerja lebih baik53” Kaitannya dengan pekerjaan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan jawaban yang tadi diberikan oleh Satvica, dia hanya menambahkan semakin tinggu kualitas SDM maka semakin kuat perusahaan tersebut,hal ini berdasarkan wawancara dengan Satvica yaitu : 51
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 52 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB. 53 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina RGG, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
“Yah yang tadi saya sebutkan, seperti pembagian daerahnya menjadi perwilayah atau pun standar pelayanan baru yang ditetapkan oleh telkom supaya kami tetap dapat bekerja sama dengan telkom. Untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis ini diperlukan peningkatan mutu dari SDM, semakin tinggi kualitas SDM maka semakin kuat perusahaan tersebut.54” Dampak dari perubahan lingkungan bisnis eksternal ini pasti berimbas terhadap kinerja karyawan, seperti adanya karyawan yang terdemotivasi akibat perubahan lingkungan bisnis ini. Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh Ibu Ida , Satvica dan lastina yang menjawab tidak jauh berbeda mengenai demotivasi karyawan di TKM, mereka mengatakan belum ada pemecatan di TKM akibat perubahan lingkungan bisnis, namun ada beberapa karyawan yang dipindahkan posisinya untuk lebih efektif dalam bekerja,hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu Ida bahwa : “Demotivasi yang terjadi akibat perubahan lingkungan bisnis eksternal kalau sampai terjadi pemecatan belum ada, tetapi kalau perpindahan divisi ada beberapa. Karyawan saya yang sekiranya tidak menunjukan kemajuan di bidang tertentu, biasanya saya pindahkan ke divisi lain55
4.2.2 Gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi pada fungsi produksi dan regulasi Inti dari komunikasi didalam organisasi adalah berfungsi sebagai produksi dan regulasi, inovasi serta sosial dan pemeliharaan. Hal ini lah yang harus sangat diperhatikan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis eksternal agar dapar
54
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 55 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
bersaing dengan pelaku bisnis lain yang semakin kompleks, dan dalam pelaksanaanya harus di sertain gaya kepemimpan dan gaya komunikasi yang tepat pula. Seperti hasil wawancara dengan Ibu Ida mengenai gaya kepemimpinan bagaimanakah yang tepat dalam fungsi produksi dan regulasi bahwa : “Produksi hal vital jadi saya tidak mau ada kesalahan didalah hal ini, untuk masalah produksi saya memimpin dengan sangat tegas dan hati-hati karena saya sendiri juga tidak mau mengecewakan pelanggan dari TKM. Produksi harus selalu diawasi dengan baik, dari pengawasan digudang dan kontrol ke pabrikan saya mau semua dilakukan dengan benar dan karyawan bekerja dengan tidak ada kesalahan untuk produksi ini. Kalau regulasi saya sangat menghargai keputusan yang sudah dibuat jadi untuk peraturan yang sudah ada harus dipatuhi tanpa pakai tapi. Semua ini berlaku untuk semua karyawan yang ada di TKM56” Gaya kepemimpinan yang tegas sangat tampak dalam fungsi produksi dan regulasi, hal serupa juga dikemukakan oleh Lastina mengenai gaya kepemimpinan Ibu Ida dalam fungsi produksi dan regulasi bahwa : “Dalam produksi, atau penyediaan barang, Ibu memimpin dengan tegas sekali. Apa yang Ibu perintahkan harus segera dilaksanakan kalau sudah menyangkut produksi. Karena tidak ingin mengecewakan pelanggan dari TKM. Untuk soal regulasi atau peraturan Ibu cukup tegas, dimana apa yang sudah menjadi peraturan maka harus dipatuhi oleh seluruh karyawan tidak terkecuali Ibu Ida sendir57” Gaya kepemimpinan yang sangat mengutamakan pekerjaan sangat tampak dalam fungsi produksi dan regulasi, hal ini disampaikan oleh Satvica bahwa :
56
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 57 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
“Kepemimpinan yang sangat mengutamakan kerja, dimana produksi salah satu hal vital didalam perusahaan. Ibu mengawasi dengan serius masalah produksi dari stock yang ada digudang dan yang berasal dari pabrikan. Dalam hal regulasi sudah jelas apa saja yang harus dipatuhi kan sudah ada, sudah diberi tahu saat akan bekerja di TKM mengenai peraturan-peraturan yang ada jadi kalau ada yang melanggar maka harus menanggung resikonya58” Perhatian yang lebih diberikan oleh Ibu Ida dalam gaya kepemimpinannya dalam fungsi produksi dan regulasi, beliau selalu nanyakan stock digudang dan mencek ke pabrikan mengenai produksi ini, hal ini diungkapkan berdasarkan hasil wawancara dengan Deny sebagai kepala gudang di TKM bahwa : “Gaya kepemimpinan yang saya lihat tegas dan profesional, dalam hal produksi Ibu sebisa mungkin memberikan pelayanan terbaik bagi rekan kerja TKM, dengan menyediakan barang dengan kualitas terbaik bagi pelanggan, jadi Ibu sangat memperhatikan hal produksi. Untuk regulasi saya kurang paham nih maaf yah59” Selain gaya kepemimpinan yang baik juga diperlukan gaya komunikasi yang tepat dalam kepemimpinan, seperti pada fungsi produksi dan regulasi Ibu Ida mengkomunikasikannya dengan tegas dan jelas hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ida bahwa : “Gaya komunikasi yang tegas dan jelas, buat masalah produksi kan sudah jelas apa-apa saja tugas yang harus dilakukan mulai dari pengecekan ke gudang sampai komunikasi ke pabrikan. Seperti yang ada di Misi TKM yang kalau tidak salah itu melaksanakan pekerjaan dengan hasil kualitas terbaik dan tepat waktu, jadi tidak ada alasan kesalahan buat produksi ini. Untuk regulasi komunikasi
58
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 59 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
yang tegas itu sudah pasti, peraturan harus ditegakan sesuai dengan yang ada di perusahaan tidak ada pengecualian60” Gaya komunikasi yang intens juga diperlihatkan oleh Ibu Ida dalam fungsi produksi dan regulasi, beliau selalu mengecek langsung ke gudang stock kabel yang ada biasanya secara langsung kegudang atau mengunakan media telfon, hal ini diungkapkan oleh Lastina bahwa : “Komunikasi yang bersifat intens, Ibu selalu cek ke gudang apakah stock kabel atau asesoris dalam keadaan ready stock. Dalam perkerjaannya Ibu Ida mengutamakan pelayanan dan kualitas, untuk itu Ibu rajin telfon ke gudang ataupun pabrikan untuk hal produks61” Hal serupa juga ungkapkan oleh Satvica mengenai gaya komunikasi yang diterapkan oleh Ibu Ida dalam fungsi produksi dan regulasi namun disini Vica lebih berpendapat bahwa gaya komunikasi yang dilakukan lebih profesional, seperti selalu menjaga hubungan baik dengan pabrikan agar stock barang yang diberikan lancar, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Satvica bahwa : “Komunikasi yang sifatnya profesional, Ibu selalu menjaga hubungan baik dengan pabrikan yang menyuplai produksi kabel untuk TKM, komunikasi selalu ibu jaga dengan pabrikan agar kerjasama mengenai produksi barang tetap baik, dalam hal regulasi Ibu mengkomunikasikan dengan tegas mengani apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan karyawannya62”
60
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 61 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 62 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Tidak jauh berbeda dengan jawaban dari Ibu Ida, mas Deny mengatakan gaya komunikasi yang tegas dan jelas yang digunakan Ibu dalam fungsi produksi dan regulasi, mas Deny mengatakan bahwa : “Komunikasi yang lebih tegas dalam mengkontrol masalah produksi, menjaga komunikasi yang baik dengan pabrikan yang menyuplai produksi untuk TKM, supaya kabel yang dibutuhkan selalu bisa dipantau63” 4.2.2.1 Menentukan tujuan perusahaan. Menentukan tujuan perusahaan merupakan salah satu bagian dari fungsi produksi dan regulasi, hal ini menjadi penting karena perusahaan harus mempunyai tujuan dalam pelaksanaannya juga harus mencari cara untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam menentukan tujuan dari perusahaan yang diterapkan Ibu Ida Isnaeni berdasarkan hasil wawancara bahwa : “Kepemimpinan yang mau tegas, dan dapat menerima pendapat dan masukan dari pihak lain. Penetapan tujuan perusahaan tidak dapat dicapai hanya dengan satu orang melainkan butuh masukan dari banyak pihak dan pertimbangan dalam menentukan tujuan dari perusahaan serta butuh kerja sama tim yang tangguh dan solid untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri64” Tidak hanya kepemimpinan yang tegas namun gaya kepemimpinan yang transparan,
dalam
menentukan
tujuan
dari
perusahaan
Ibu
Ida
biasa
mendiskusikan dengan karyawannya,hal ini diperoleh berdasarkan wawancara dengan Lastina bahwa : 63
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 64 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
“Kepemimpinan yang transparan, Keputusan tertinggi dalam menentukan tujuan dari perusahaan ada di Ibu Ida tetapi beliau biasanya selalu mendiskusikannya dengan karyawan terlebih dahulu, karena yang menjalankan perusahaan itu nantinya seluruh karyawan juga.Ibu sangat meperhatikan produksi dan karyawannya65” Gaya kepemimpinan yang tegas dan cenderung memotivasi karyawan adalah hal yang diungkapkan Satvica dalam kaitannya dengan menentukan tujuan dari perusahaan, berdasarkan hasil wawancara bahwa : “Kepemimpinan yang tegas dan memotivasi para karyawan. Dalam mementukan tujuan dari perusahaan Ibu Ida mengajak karyawannya untuk ikut membantu dan bekerja sama baik dalam bentuk pendapat mengenai tujuan dari perusahaan maupun merangkul karyawan untuk bekerja sama dalam penerapan tujuan dari tujuan perusahaan66” Sedangkan mas Deny berpendapat mengenai gaya kepemimpinan Ibu dalam menentukan tujuan dari perusahaan bahwa : “Dalam menentukan tujuan dari perusahaan Ibu memimpinnya dengan gaya yang lebih jelas dan tegas, Ibu menanamkan tujuantujuan apa yang akan dicapai perusahaan kepada setiap karyawan memberitahu cara mencapainya dan meminta pendapat kepada karyawan mengenai cara mencapai tujuan itu sendiri apa bila karyawan mempunyai masukan67” Gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida sendiri dalam menentukan tujuan dari adalah komunikasi yang dapat menjelaskan dengan baik kepada
65
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 66 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 67 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
karyawan mengenai apa-apa saja yang menjadi tujuan dari perusahaan, ini berdasarkan hasil wawancara dengan beliau bahwa : “Komunikasi yang jelas pastinya agar setiap karyawan bisa memahami maksud dari tujuan perusahaan, serta komunikasi yang sepeti memotivasi jadi tidak hanya sekedar memberiktahukan tujuan dari perusahaan itu apa tapi juga secara tidak langsung memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu juga. Untuk itu dalam mengkomunikasikan tujuan dari perusahaan harus jelas dan dapat memotivasi untuk dapat bekerja baik dan solid sebagai tim68” Gaya komunikasi yang seperti mengajak atau memotivasi karyawan untuk mencapainya di ungkapkan mbak Tina berdasarkan hasil wawancara bahwa : “Komunikasi yang jelas dan seperti mengajak karyawannya tuh untuk mencapai ikut mencapai apa yang menjadi tujuan dari perusahaan itu. Jadi dalam menkomunikasikan tujuan dari perusahaan Ibu gak sekedar memberitahu saja tetapi gaya komunikasinya seperti mengajak kita untuk ikut berperan serta dalam mencapai tujuan itu69” Tidak jauh berbeda dengan mbak Tina, hal serupa juga dikemukakan oleh mbak Vica mengenai gaya komunikasi yang memotivasi karyawan dalam mengkomunikasikan tujuan dari perusahaan bahwa : “Komunikasi yang sifatnya membangun dan memotivasi karyawan, dalam mengkomunikasikan tujuan dari perusahaan Ibu menyampaikan dengan gaya komunikasi yang memotivasi karyawan, agar setiap karyawan merasa tertantang untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri70 68
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 69 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 70 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Mas Deny juga mengatakan hal yang sama yaitu gaya komunikasi yang memotivasi karyawan dalam menkomunikasikan tujuan dari perusahaannya, ini berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny yaitu : “Komunikasi yang memotivasi karyawannya, dalam mengungkapkan tujuan dari perusahaan Ibu mengkomunikasikannya tuh seperti sedang memotivasi karyawan, mungkin tujuannya agar saat diberi arahan tujuan dari perusahaan maka karyawan akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut71”
4.2.2.2 Menetapkan area permasalahan Yang kedua dalam fungsi produksi dan regulasi adalah menetapkan area permasalahan, hal ini menjadi penting karena dalam permasalahan apabila tidak dicari akar dari permasalahannya dapat berdampak terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil wawacara dengtan Ibu Ida mengenai gaya kepemimpinan yang bagaimana yang diterapkan oleh beliau dalam menetapkan area permasalahan bahwa : “Dalam kaitannya dengan permasalahan diperusahaan, atau konflik seorang pemimpin harus menetapkan dasar permasalahan, alasanalasan apa saja yang menimbulkan masalah ini mencari jalan keluarnya bersama yaitu win-win solution72” Sedangkan menurut mbak Tina dalam menentukan area permasalahan Ibu Ida cenderung akan memangil orang yang terlibat dalam masalah tersebut dan
71
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 72 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
mendiskusikannya bersama-sama untuk dicari jalan keluarnya, ini berdasarkan hasilwawancara dengan mbak Tina yaitu : “Dalam menetapkan area permasalahan ibu Ida akan memanggil orang yang berhubungan dengan masalah itu lalu mendiskusikan dan mencari solusinya. Kalau permasalahan yang bersifat umum Ibu mendiskusikan dengan seluruh karyawan, tetapi untuk beberapa permasalahan yang sifatnya khusus atau rahasia, ibu biasanya mendiskusikan dengan saya dan Vika73” Hal serupa dikatakan oleh mbak Vica dalam menetapkan area permasalahan
Ibu
akan
mendiskusikanya
bersama
namun
disini
Vica
menambahkan gaya kepemimpinan yang adil dan tegas, berdasarkan hasil wawancara dengan Satvica bahwa : “Gaya kepemimpinan yang tegas dan adil, dalam penetapan area permasalahan ibu akan mencari tau asal muasal masalah terlebih dahulu, mengumpulkan data mengenai masalah tersebut lalu mencari jalan keluarnya. Dalam mencari jalan keluar juga dilakukan bersama-sama dengan staf khusus diperusahaan secara musyawarah74” Sedangkan mas Deny berpendapat mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan Ibu Ida dalam menetapkan area permasalahan adalah : “Kepemimpinan yang transparan, Ibu akan lebih terbuka dalam menentukan area masalah dengan cara tidak pilih kasih, semua karyawan itu sama. Dalam menetapkan area permasalahan Ibu memimpin dengan caranya tuh mencari akar dari permasalahan dan didiskusikannya bersama-sama75”
73
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 74 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 75 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Gaya komunikasi yang diterapkan oleh Ibu Ida dalam menetapkan area permasalahan bersifat dua arah,berliau mendisukusikan masalah yang ada untuk di cari akar permasalahan dan cara untuk memecahkannya hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu ida yaitu : “Komunikasi yang dua arah, untuk menetapkan area permasalahn kita harus mencari itu tadi, dasar dari permasalahannya itu apa ? dengan cara diskusi tatapmuka langsung dengan para karyawan76 Sedangkan menurut mbak Tina mengenai gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida dalam menetapkan area permasalahan adalah mau menerima pendapat yang logis dan kreatif dari karyawannya, seperti hasil wawancara dengan mbak Tina bahwa : “Komunikasi yang dua arah, dalam menetapkan permasalahan Ibu Ida biasanya mendiskusikan dengan karyawan. Mendengarkan , dan menerima saran yang logis dari karyawannya77” Hal serupa dikatakan mas Deny namun dia menambahkan Ibu dengan jujur mengkomunikasikannya tanpa pilih kasih, dengan seprofesional mungkin untuk menetapkan area permasalahan ini berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny bahwa : “Komunikasi yang tegas dan jujur, dimana harus tegas dalam penyelesaian masalah didalam perusahaan. Jangan sampai nanti ada pihak yang merasa dirugikan karena ada masalah yang timbul
76
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 77 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
diperusahaan. Menurut saya masalah yang ada harus diselesaikan dengan profesional tidak boleh pilih kasih78”
4.2.2.3 Menilai kinerja karyawan Dalam menangapi perubahan lingkungan bisnies eksternal harus dilakukan penilaian yang tepat bagi karyawan, ini semua tidak lepas dari peran SDM yang sangat penting. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ibu Ida dalam menilai kinerja karyawan lebih melihat ke hasil kerja yang diberikan,hal ini disampaikan berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ida yaitu : “Menilai karyawan dengan berdasarkan hasil tugas yang diberikan. Kreatifitas dari karyawan itu sendiri serta pendapat-pendapat atau masukan yang diberikan kepada TKM79” Gaya kepemimpinan dalam menilai kinerja Ibu Ida juga disampaikan hal yang tidak jauh berbeda oleh mbak Tina yaitu : “Yang terpenting bagi ibu tuh hasil kerja, dan sejauh mana orang tersebut mau berusahan untuk menghasilkan yang terbaik. Ibu orang yang mau mendengarkan masukan-masukan dari karyawannya, jadi ibu menilai kinerja juga dari masukan-masukan yang diberikan karyawannya80” Sedangkan mbak Vica berpendapat gaya kepemimpinan yang Ibu terapkan dalam menilai kinerja itu lebih seperti tidak hanya menilai namun juga memotivasi karyawannya dalam penyampaian hasil kinerjanya,ini dikatakan mbak Vica saat wawancara yaitu : 78
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 79 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 80 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
“Kepemimpinan yang terbuka dalam penilaian serta memotivasi karyawannya agar lebih baik. Dalam menilai kinerja karyawan Ibu akan sangat terbuka mengenai apa-apa saja kekurangannya serta kesalahannya memberi sanksi atas kesalahan yang ada namun tetap memotivasi karyawannya untuk lebih baik lagi kedepannya81” Hal berbeda disampaikan oleh mas Deny,bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan Ibu Ida lebih melihat kedisiplinan karyawan, serta kemauan untuk bekerja keras,ini berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny yaitu : “Kepemimpinan yang sangat mengutamakan kedisiplinan, Ibu sangat menyukai orang yang disiplin waktu dan pekerja keras, dalam menilai kinerja ibu sangat usaha yang ditampilkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Namun tetap hasil kerja yang paling ibu junjung tinggi82” Gaya komunikasi juga perlu diperhatikan dalam menilai kinerja karyawan, karena gaya komunikasi yang salah dapat membuat karyawan merasa seperti tersingung, gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida dalam menilai kinerja karyawan berdasarkan hasil wawancara bahwa : “Komunikasi yang tegas, dalam penilaian kinerja kan sudah ditentukan apa-apa saja yang td sudah menjadi penilaian untuk kinerja karyawan dan dalam penyampaiannya juga harus tegas dan tidak bertele-tele. Apabila karyawan kinerjanya tidak memuaskan maka harus di seperti di motivasi tetapi dengan cara mengkritik kinerjanya dengan tegas83”
81
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 82 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 83 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Berbeda dengan Ibu Ida, mbak Tina berpendapat dalam menilai kinerja gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida lebih terbuka dan menyampaikannya dengan ramah ini berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Dalam menilai kinerja, Ibu lebih terbuka dan menyampaikannya dengan cukup ramah yah menurut saya. Apabila hasil kinerja yang kurang baik kadang Ibu Ida marah,tetapi dia akan memberi teguran dengan tenang dan memberikan pengarahan84” Sedangkan mbak Vica berpendapat bahwa Ibu dalam menilai kinerja gaya komunikasinya cenderung lebih terbuka dan rileks dalam penyampaiannya,ini disampaikan mbak Vica yaitu : “Komunikasi yang terbuka, dan rileks dalam memberikan pernilaian, dalam memberikan penilaian kepada karyawan Ibu ida akan mengkomunikasikan dengan rileks dan bersahabat agar karyawan juga tidak merasa tertekan. Apa bila ada kekurangan maka akan di motivasi agar bisa lebih baik lagi85” Hal serupa disampaikan oleh mas Deny mengenai gaya komunikasi yang digunakan Ibu ida dalam menilai kinerja yaitu : “Komunikasi yang sopan dan santai, walaupun saat memberikan penilaian ada yang menurut ibu buruk namun beliau tetap memberikan penilaiannya dengan nada yang pelan dan baik, tidak membentak atau kasar lah isitilahnya86”
84
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 85 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 86 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
4.2.2.4 Mengkoordinasi karyawan, sesuai dengan tugasnya masing-masing Termaksud dalam fungsi produksi dan regulasi yang keempat adalah mengkoordinasi, sesuai dengan tugasnya masing-masing, disini Ibu Ida menerapkan gaya kepemimpinan yang membagi karyawan menjadi beberapa divisi, seperti berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ida yaitu : “Dalam mengkoordinasi karyawan saya memimpin dengan lebih membagi tiap karyawan menjadi beberapa divisi sesuai dengan kemampuan dari karyawan. Disini saya sangat menghargai pekerjaan dan kerja sama tim yang solid, jadi saya sebisa mungkin memimpin dan mengarahkan tiap divisi untuk dapat bekerjasama dengan baik87” Tidak jauh berbeda disampaikan oleh mbak Tina, namun disini dia menambahkan gaya kepemimpinan Ibu menciptakan karyawan untuk bisa lebih bekerja sama dengan solid,berdasarkan hasil waancara yaitu : “Dalam koordinasi Ibu menempatkan karyawan ke divisinya masing-masing sesuai dengan keahliannya, Dalam memimpin koordinasi Ibu selalu menunjukan untuk setiap divisi agar dapat bekerja sama dengan solid88”
Sedangkan mbak Vica mengatakan gaya kepemimpinan Ibu dalam mengkoodinasi adalah lebih tegas dan profesional, dalam mengkoodinasi Ibu menjelaskan dengan rinci mengenai apa-apa saja yang menjadi tugas karyawan, berdasarkan hasil wawancara dengan Satvica yaitu :
87
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 88 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
“Kepemimpinan yang tegas dan profesional, dalam mengkoordinasi karyawan Ibu Ida menjelaskan apa-apa saja tugas tiap karyawan masing-masing, serta memotivasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penerapan mengkoodinasi karyawan Ibu membagi karyawan ke beberapa divisi, dengan tugasnya masing-masing89” Hal yang tidak jauh berbeda dengan jawaban dari mbak Tina,diungkapkan mas Deny yaitu gaya kepemimpinan yang menuntut karyawan untuk bisa lebih solid dalam melaksanakan pekerjaan,hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny mengenai gaya kepemimpinan yang bagaimana yang diterapkan Ibu Ida yaitu : “Dalam mengkoordinasi sesuai dengan tugasnya masing-masing Ibu memimpinya dengan mengutamakan kerja sama tim yang solid, dengan kerja sama tim yang solid maka pengkoodinasi akan lebih mudah. Dalam mengkoordinasi Ibu memberikan arahan kepada setiap divisi mengenai tugasnya masing-masing90” Dalam mengkoodinasi karyawan sesuai dengan tugasnya masingmasing,dibutuhkan gaya komunikasi yang tepat, dalam hal ini gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida dalam mengkoordinasi karyawan sesuai dengan tugasnya masing-masing adalah : “Komunikasi yang jelas mengenai tugas dari karyawan itu apa-apa saja dalam pengkoodinasiannya, saya tidak terlalu ambil pusing mengenai tugas dalam koordinasi karena tiap divisi punya kepalanya masing-masing, dan mereka nanti yang memberi laporan kesaya91”
89
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 90 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 91 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Sedangkan mbak Tina berpendapat Ibu Ida menerapkan gaya komunikasi yang jelas dan tegas dalam mengkoordinasi karyawan dengan tujuan agar karyawan dapat mengerti, sesuai dengan hasil wawancara yaitu : “Komunikasi yang jelas dan tegas, dalam mengkoordinasi karyawan Ibu menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan dengan jelas dan apa bila ada yang kurang mengerti akan di beri kesempatan bertanya agar nantinya tidak ada kesalahan dalam pelaksanaannya92” Sedangkan mbak Vica berpendapat mengenai gaya komunikasi yang digunakan Ibu Ida dalam mengkoodinasi adalah : “Komunikasi yang Jelas dan tegas, dalam penyampaian kepada para karyawan harus jelas mengenai apa-apa saja yang menjadi tugas tiap karyawan. Biasanya Ibu berkomunikasi secara lisan dalam menyampaikan koordinasi kepada karyawan, maksudnya disini agar ada feedback dari karyawan untuk bertanya atau memberikan masukan-masukan93”
Berbeda dengan yang lain, mas Deny berpendapat Ibu Ida gaya komunikasi yang digunakan lebih berstruktur, ini disampaikan berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny yaitu : “Dalam mengkoordinasi Ibu mengkomunikasikannya lebih berstruktur, dimana Ibu memberikan perintah kepada kepala divisi dan baru kepala divisi memberikan lanjutan perintah itu kepada karyawan94”
92
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 93 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 94 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
4.2.2.5 Menetapkan standart output kinerja Menentukan standart output kinerja menjadi sangat penting di dalam pelaksanaan pekerjaan di organisasi gunanya adalah untuk membuat karyawan termotivasi dan mempunya pandangan mengenai apa-apa saja yang harus dicapai untuk mewujudkan tujuan organisasi,gaya kepemimpinan yang menyesuaikan dengan kemampuan karyawan untuk menentukan standart output kinerja menjadi salah satu bentuk cara untuk menentukan standart output kinerja karyawan pandangan ini disampainkan oleh ibu Ida yaitu : “Untuk output kinerja saya akan menyesuaikan dengan kapasitas dari karyawan. Biasanya saya menanyakan sampai mana kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dan itu akan saya jadikan standart output kinerja tetapi tentu saja saya mengharapkan hasil yang lebih, tetapi disini saya tidak mau memaksakan”95 Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh mbak Tina, dalam kepemimpinannya Ibu Ida mendiskusikan dengan karyawannya mengenai output kinerja apa yang akan dituju hal ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Tina yaitu : “Dalam menentukan output kinerja, ibu mendiskusikan dengan karyawannya hasil bagaimanakah yang nantinya mau dicapai dan bagaimana cara mencapai output yang diinginkan itu tadi. Ibu gak mungkin memberikan standar output kinerja yang karyawan itu sendiri tidak bisa mencapainya”96 Dalam menentukan output kinerja haruslah jelas apa-apa yang akan dihasilkan, dalam pelaksanaannya tidak jauh berbeda mbak Satvica juga 95
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 96 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang mendiskusikan dengan karyawan mengenai apa-apa yang mau dihasilkan juga di terapkan Ibu Ida. Hal ini disampaikan oleh mbak Vica yaitu : “Yang Tegas, dalam menentukan standar output kinerja harus jelas apa-apa saja yang harus dicapai, agar karyawan termotivasi untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Dalam menentukan standat output kinerja Ibu akan mendiskusikan dengan karyawannya karena setiap karyawan mempunyain kemampuan masing-masing maka output kinerja disesuaikan dengan keahlian karyawan.”97
Hal berbeda disampaikan kepala warehouse TKM yaitu mas Deny, didalam pelaksanaanya Ibu tidak pernah memberikan standart output tertentu hanya memberikan perintah saja,hal ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny yaitu : “Selama ini sih saya di TKM belum pernah yang namanya ada standart output kinerja, Ibu tidak pernah ngasih standart kerja buat saya. Jadi saya hanya mengerjakan sebisa saya lalu hasilnya saya kasih ke Ibu”98 Dalam menentukan standart output kinerja juga diperlukan gaya komunikasi yang tepat dalam mengkomunikasikan apa-apa saja yang akan dijadikan hasil pekerjaan, gaya komunikasi yang dua arah menjadi salah satu pilihan dalam menjalankan fungsi menetapkan standart output kinerja, pandangan ini disampaikan Ibu Ida yaitu :
97
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 98 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
“Saya biasa mendiskusikan dengan karyawan saya,mengenai hasil kerjaan yang bagaimana yang harus dicapai, dan point-point apa saja yang harus di kejar. “99
Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh mbak Tina mengenai gaya komunikasi yang digunakan dalam menetapkan stadart output kinerja yaitu : “Biasanya sih didiskusikan dahulu, seperti saya aja di keuangan dimana saya dan Ibu membahas berdua mengenai apa-apa saja outpun kinerja yang harus saya capai. Jadi ada penyesuaian antara perintah dengan kemampuan saya miliki agar nanti dapat saya pertanggung jawabkan.”100 Gaya komunikasi yang tegas dan jelas harus diterapkan dalam menetapkan standart output kinerja di dalam perusahaan setidaknya itu adalah pandangan yang disampaikan oleh mbak Satvica yaitu : “Gaya komunikasi yang tegas, dalam menentukan standart output kinerja Ibu Ida mengkomunikasikannya dengan jelas dan tegas agar karyawan mengerti betul dan mampu menerapkan sesuai dengan standart output yang diterapkan.”101
4.2.2.6 Memberikan perintah, kepada orang lain mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan Dalam memberikan perintah kepada orang lain mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan gaya kepemimpinan yang tegas dan jelas dana memberikan
99
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 100 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 101 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
perintah harus dilakukan dalam perusahaan, pandangan ini disampaikan oleh Ibu Ida yaitu : “Kepemimpinan yang cukup tegas dalam memberikan perintah kepada karyawan saya, dalam memberikan perintah dengan sejelas mungkin saya jelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan untuk tugas yang saya berikan biasanya secara lisan agar karyawan bisa bertanya apabila kurang mengerti.”102 Dalam memberikan perintah seorang pemimpin harus jelas dan harus dapat mengarahkan karyawan untuk dapat melaksanakan perintah yang diberikan untuk itu dalam kepemimpinannya harus tegas dalam memberikan perintah, pandangan seperti itu disampaikan oleh mbak Tina yaitu : “Ibu mempunyai keyakinan yang kuat mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan karyawannya, Ibu mengarahkan dan mengajarkan karyawannya. Ibu memberikan perhatian tinggi terhadap tugas, untuk itu ibu biasa perintah mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan dengan secara lisan, tetapi kadang juga lewat memo ataupun telfon.”103 Selain kepemimpinan yang tegas juga apa yang diperintahkan Ibu Ida tidaklah di lawan atau dikompromikan,hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan mbak Vica yaitu : “Kepemimpinan yang tegas dan jelas, dalam memberikan perintah apa yang Ibu katakan tidak boleh dilawan lah istilahnya dan setiap karyawan harus menuruti apa yang Ibu katakan.”104
102
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 103 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 104 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Tidak jauh berbeda dengan mbak Tina, kepemimpinan yang tegas juga diterapkan oleh Ibu ida, pandangan ini disampaikan oleh mas Deny yaitu : “Dengan memberikan perintah yang tegas, Dalam memberikan perintah Ibu biasanya secara tatapmuka secara langsung, jadi karywan mengerti apa yang ibu inginkan dan dapat bertanya dengan ibu apa bila ada yang tidak dimengerti.”105 Dalam penyampaian pesan dalam memberikan perintah harus jelas dan dapat mengunakan media tertentu, gaya komunikasi yang digunakan dalam memberikan perintah dapat juga dilakukan secara langsung namun juga dapat memanfaatkan media yang ada, pandangan tersebut diberikan oleh Ibu Ida yaitu : “Bisa secara lisan, telfon, sms, atau memo, namun memberikan perintah itu akan lebih efektif kalau dilakukan secara langsung dengan orang yang bersangkutan. Sejauh ini pemanfaatan media telfon sms atau memo sudah bisa dipahami oleh karyawan saya. Yah kalau saya gak sibuk-sibuk banget saya biasa memberikan perintahnya secara langsung.”106 Dalam memberikan perintah mengenai apa-apa yang dilakukan juga dapat dilakukan dengan gaya komunikasi yang berstruktur, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Tina yaitu : “Kalau memberikan perintah, Ibu lebih berstruktur dalam memberikan perintahnya. Ibu memberikan perintah bisa lewat memo, sms atau secara lisan”107 Tidak jauh berbeda hal disampaikan oleh mbak Satvica, komunikasi dua arah yang Ibu gunakan dalam memberikan perintah dan harus jelas dalam memberikan perintah itu sendiri ,hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Vica yaitu : 105
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 106 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 107 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
“Komunikasi yang sifatnya dua arah, jadi Ibu Ida bisa mendapatkan feedback dari karyawan dalam memberikan perintah, dalam memberikan perintah akan lebih efektif apabila dikatakans secara langsung dibandingkan lewat media. Namun untuk kondisi tertentu Ibu juga memberikan perintahnya melalui media seperti telfon atau sms”108 Gaya komunikasi yang berstruktur manjadi salah satu cara yang tepat dalam memberikan pesan untuk memberikan perintah, pandangan ini disampaikan oleh mas Deny yaitu : “Komunikasi yang berstruktur, namun kadang Ibu juga memberikan perintah dengan secara langsung. Tergantung perintahnya juga sih kalau perintah yang sifatnya penting dan mendadak pasti komunikasinya secara tatapmuka. Tapi pada umumnya biasanya lewat atasan dolo baru nanti atasan ngasih ke bawahanya.”109
4.2.2.7 Memberikan instruksi, mengatakan kepada orang lain cara melaksanakan perintah, mengembangkan prosedur dan kebijakan Memberikan instruksi, mengatakan kepada orang lain cara melaksanakan perintah, mengembangkan prosedur dan kebijakan menjadi sangat penting didalam perusahaan, gaya kepemimpinan yang tepat juga dibutuhkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Gaya kepemimpinan yang selalu memberikan contoh dalam memberikan instruksi salah satu cara ygn tepat, pandangan ini disampaikan Ibu Ida yaitu : “Dengan memberikan contoh, mengatakan dengan tegas perintah yang saya berikan. Kalau yang berkaitan dengan prosedur dan 108
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 109 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
kebijakan itu biasanya kami diskusi bersama-sama, apa mungkin kebijakan saya ada yang salah ataupun karyawan punya masukan, yahh.. kita sharing disaat rapatlah.”110 Gaya kepemimpinan yang tegas dan memberikan kepercayaan kepada karyawan dalam melaksanakan instruksi adalah kepemimpinan yang diterapkan Ibu Ida,hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Tina yaitu : “Dalam bagaimana cara melaksanakan perintah ibu memberikan penjelasan secara lisan, maksudnya agar lebih jelas dan tidak ada miss komunikasi. Dalam hal mengembangkan prosedur dan kebijakan di perusahaan, ibu biasa membicarakan di rapat mingguan, untuk kebijakan selalu ibu bahas dengan seluruh karyawan karena kebijakan yang ditentukan nantinya untuk karyawan itu sendiri”111 Tidak jauh berbeda mbak Vica juga berpendapat gaya kepemimpinan yang tegas serta memberikan contoh dalam memberikan instruksi, hal ini berdasarkan wawancara dengan mbak Vica yaitu : “ Ibu seorang yang tegas dalam memimpin, dalam memberikan instruksi Ibu juga sangat tegas dan jelas mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan mengenai bagaimana cara melaksanakan perintah Ibu juga menjelaskan dengan jelas dan disertai contoh agak karyawan dapat memahaminya”112 Dalam memberikan instruksi, gaya kepemimpininan yang tidak jauh berbeda dengan memberikan perintah, pandangan ini disampaikan oleh mas Deny yaitu :
110
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 111 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
“Dalam memberikan perintah gaya kepemimpinan yang Ibu terapkan kurang lebih sama dengan saat memberikan instruksi, tidak ada yang jauh berbeda. Dalam hal pengembangan prosedur dan kebijakan saya kurang mengerti jadi agak sulit menjawabnya.”113 Saat memberikan instruksi harus dilakukan dengan sejelas mungkin agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh karyawan, gaya komunikasi bersifat lisan dan tatap muka dapat menjadi pilihan yang tepat, pandangan tersebut diberikan Ibu Ida yaitu : “Gaya komunikasi yang bersifat lisan, atau secara langsung dengan begitu karyawan akan lebih mengerti instruksi yang disampaikan dan dapat bertindak secara cepat dan juga tidak cekatan,dan apabila karyawan tidak mengerti dia dapat bertanya langsung”114 Komunikasi yang jelas dilakukan secara lisan memang sangat tepat dalam memberikan instruksi kepada karyawan namun dalam pelaksanaan penggunaan media juga sangat perlu dimanfaatkan, pandangan ini dikemukakan oleh mbak Tina yaitu : “Komunikasi yang tegas, dan secara lisan atau tatap muka. Tergangantung instruksinya juga sih, kadang kalau tidak terlalu penting bisa lewat memo atau sms, atau apabila Ibu sedang tidak di kantor yah bisa lewat telfon. Cuman biasanya sih secara langsung ke orangnya”115 Gaya komunikasi yang tidak terlalu terbelit-belit dan cenderung seperti memberikan kepercayaan lebih kepada karyawan untuk menjalankan instruksi
113
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 114 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 115 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
kira-kira seperti itu pandangan yang diberikan mbak Vica, berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Instruksi yang Ibu berikan tidak terlalu sulit, bisasanya Ibu mengkomunikasikan instruksinya lebih tidak terlalu gimana gituh, lebih santai lah mungkin karena karyawan yang ada di TKM itu sudah lama bekerja dengan Ibu jadi beliau sudah tau dan percaya mengenai instruksi yang akan diberikan itu hasilnya akan bagaimana”116 Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh mas Deny, komunikasi yang tidak bertele-tele dan santai dalam memberikan instruksi, karena sudah bekerja sama dengan jangka waktu yang cukup lama, berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Komunikasi yang Ibu berikan tidak terlalu bertele-tele sih, karena mungkin Ibu sudah terbiasa bekerja dengan saya, Vica, Tina, atau Supri atau yang lain. Jadi cuman memberikan sedikit instruksi tidak yang terlalu bagaimana sekali”117
4.2.2.8 Memimpin dan mempengaruhi karyawan Yang termaksud dalam fungsi produksi dan relugasi yang terakhir adalah kaitannya dengan memimpin dan mempengaruhi karyawan, gaya kepemimpinan yang mau mendengarkan masukan dari bawahan serta memimpin dengan hati merupakan pandangan yang diberikan Ida Isnaeni yaitu : “Memimpin itu sudah menjadi tugas dari pemimpin, seorang pemimpin harus memimpin dengan hati nurani, harus dapat 116
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 117 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
menerima masukan-masukan dari karyawan,namun tetap harus profesinal dalam pekerjaannya harus tetap mengutamankan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan. Seorang pemimpin harus tau apa yang akan dilakukannya, serta harus dapar mempengaruhi karyawannya, mempengaruhi disini saya lebih seperti mengarahkan karyawan untuk dapat bekerja maksimal.”118 Memimpi dengan tegas serta memberikan rasa kepercayaan kepada karyawannya adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ibu Ida, pandangan ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Tina yaitu : “Dalam memimpin Ibu Tegas, dan sangat menghargai pekerjaan bahkan sampai kuliahnya sendiri terganggu akibat pekerjaan. Namun Ibu tetapi tetap mau menerima masukan dan saran dari karyawan yang dianggap kreatif dan logis. Ibu mempunya rasa percaya terhadap karyawannya, dan sangat menghargai sesama anggota. Dalam mempengaruhi Ibu akan melalui pendekatan persuasif terhadap karyawan.”119 Hal yang tidak jauh berbeda dengan yang lain, gaya kepemimpinan yang tegas dan profesioan tampak dalam kepemimpinan Ibu ida, pandangan ini disampaikan mbak Vica yaitu : “Gaya kepemimpinan yang tegas dan profesional dalam pelaksanaan kerja, Ibu memberikan perhatian yang tinggi akan kerja dan juga manusianya, dimana hasil kerja adalah yang utama dan SDM yang mengerjakan juga di perhatikan agar dapat mencapai hasil yang memuaskan. Dalam mempengaruhi Ibu biasa melakukan dengan pendekatan individu kepada karyawan, sejauh ini hampir semua karyawan loyal kepada perusahaan dan Ibu sudah bisa dibilang berhasil mempengaruhi karyawan”120
118
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 119 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 120 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Kepemimpinan yang tidak otoriter serta mau mendekatkan diri dengan karyawannya untuk bekerja sama dengan baik, pandangan mengenai gaya kepemimpinan dalam memimpin ini disampaikan mas Deny berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Kepemimpinan yang tidak otoriter dan mau mendengarkan serta bekerja sama dengan baik dengan karyawan, dalam memimpin Ibu sangat tegas namun tidak otoriter kepada bawahannya. Dalam hal mempengaruhi Ibu lebih mendekatkan diri kekaryawan dengan lebih bersifat individu”121 Dalam kaitannya dengan memimpin dan memperngaruhi, pemimpin yang baik adalah yang dapat berkomunikasi dua arah mau mendengarkan masukan dari karyawannya serta pemimpin yang juga mau dipimpin, pandangan ini berikan Ida Isnaeni yaitu : “Gaya komunikasi yang mau mendengarkan pendapat dari karyawan, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memimpin dah dapat dipimpin, untuk mempengaruhi karyawan yah.. harus dilakukan dengan pendekatan individu, harus secara santai dan rileks.”122 Gaya komunikasi yang tegas dan melakukan pendekatans secara individu merupakan salah satu contoh yang dapat diterapkan, pandangan ini di sampaikan mbak Tina yaitu : “Dalam memimpin Ibu berkomunikasi dengan tegas namun tetap bisa membawa karyawannya tuh tetap nyaman, dalam hubungannya dengan mempengaruhi karyawan ibu lebih
121
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 122 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
melakukan pendekatan individu kepada karyawannya, biasanya makan siang bersama atau ngopi.”123 Hal yang tidak jauh berbed disampaikan mbak Vica, dia menyampaikan dalam memimpin Ibu cukup tegas dan dapat menempatkan dirinya tidak hanya sebagai pemimpin namun juga seperti teman dengan karyawanya, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Vica, yaitu : “Dalam memimpin Ibu berkomunikasi dengan cukup tegas, Ibu bisa membuat setiap karyawan merasa segan dengan Ibu Ida awalpun beliau seorang wanita namun kharisma pemimpinnya sudah cukup terlihat. Dalam memimpin Ibu Ida biasa berkomunikasi dengan bahasa yang tidak terlalu formal kepada karyawannya, mungkin maksudnya agar bisa lebih dekat dengan karyawan. Dalam mempengaruhi karyawan Ibu Ida bekomunikasi dengan santai atau lebih seperti teman dengan karyawannya sendiri.”124 Sama dengan pendapat yang lain, namun disini mas Deny menambahkan bahwa Ibu Ida tetap dapat mengendalikan emosinya ketika memimpin dan tetap bisa terlihat tenang untuk menghadapi masalah, pandangan ini diungkapkan oleh mas Deny yaitu : “Dalam memimpin Ibu itu tegas tetapi tetap santai, pokoknya bisa membuat karyawannya nyaman secara keseluruhan, tapi kadang kalau lagi marah ibu suka terlihat jengkel namun masih bisa mengendalikan diri dan tampak tenang di depan karyawanya.”125
4.2.3 Gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi pada fungsi sosial dan pemeliharaan 123
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 124 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 125 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Fungsi sosial dan pemeliharaan adalah fungsi dimana perusahaan harus dapat menjaga kekompakan dari karyawan serta membuat karyawan merasa nyaman serta meningkatkan motivasi karyawan, yang termaksud dari fungsi sosial dan pemeliharaan adalah membuat karyawan merasa dihargai, menjaga hubungan antar pribadi didalam organisasi dan meningkatkan motivasi untuk tujuan individu dan tujuan perusahaan. 4.2.3.1 Membuat karyawan merasa dihargai Gaya kepemimpinan yang tepat sudah seharusnya diterapkan dalam kaitannya membuat karyawan merasa dihargai, karena karyawan adalah aset dari perusahaan. Gaya kepemimpinan yang tidak egois dan mau mendengarkan masukan-masukan merupakan salah satu bentuk gaya kepemimpinan yang tepat, pandangan ini diungkapkan Ida Isnaeni yaitu : “Dengan cara mendengarkan masukan-masukan dari karyawan, tidak bersikap otoriter. Saling percaya dan mempercayai, serta memberikan hadiahlah istilahnya atau award untuk karyawan yang menunjukan perkembangan karirnya di TKM”126 Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan mbak Tina, dia mengatakan Ibu mengikut sertakan karyawan dalam mengambil keputusan diperusahaan, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Tina yaitu : “Dengan cara mendengarkan masukan, pendapat dan mengikutsertakan karyawan dalam keputusan yang melibatkan perusahaan. Ibu juga memberikan kepercayaan yang sama
126
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
terhadap tiap karyawan yang membuat dihargai”127
karyawan merasa
Kepemimpinan yang berdasarkan azaz kebersamaan, kepemimpinan yang mengangap semua karyawan itu sama, direktur juga karyawan di perusahaan, pandangan ini disampaikan mbak Vica yaitu : “Kepemimpinan yang berdasarkan azas kebersamaan, dimana tidak ada karyawan yang dianak emaskan. Dalam kepemimpinannya Ibu Ida menerima saran –saran yang dapat membuat perusahaan ini menjadi maju, mungkiin disitu juga karyawan merasa dihargai ketika masukannya diterima oleh pemimpin. Cara lai Ibu membuat karyawan merasa dihargai adalah dengan mengikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan kebijakan di perusahaan.”128 Dengan memimpin dengan tidak otoriter serta bersikap ramah dengan karyawan, bisa membuat karyawan merasa nyaman dan merasa dihargai diperusahaan, yaitu : “Dengan tidak memimpin secara otoriter, disini Ibu sudah bisa membuat karyawan yang ada TKM merasa dihargai. Ibu memimpin dengan bijaksana dan ramah, dimana Ibu seperti menempatkan dirinya sendiri seperti karyawan.”129 Gaya komunikasi juga hal sangat penting untuk diperhatikan dalam kaitannya membuat anggota merasa dihargai. Gaya komunikasi yang berazazkan kesamaan adalah salah satu cara paling tepat untuk membuat karyawan merasa dihargai, pandangan ini disampaikan oleh Ibu Ida Isnaeni yaitu :
127
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 128 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 129 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
“Komunikasi yang dilandasi azas kesamaan, komunikasi yang terbuka, komunikasi dimana setiap karyawan dapat mengutarakan pendapatnya dengan rileks dan santai.”130 Komunikasi yang tidak terlalu formal juga dapat membuat karyawan merasa rileks dan merasa lebih santai dalam berkomunikasi dengan atasan sehingga merasa bisa lebih nyaman di perusahaan, pandangan ini disampaikan oleh mbak Tina yaitu : “Komunikasi yang bersifat kekeluargaan, komunikasi yang rileks dan santai serta tidak arogan dimana seorang pemimpin mau mendengarkan masukan serta keluhan dari karyawannya.”131 Hal yg serupa disampaikan oleh mbak Vica, komunikasi yang bersifaat kekeluargaan dan rileks yang diterapkan ibu Ida yaitu : “Komunikasi yang sifatnya kekeluargaan atau lebih informal, dengan begini maka karyawan akan merasa lebih dekat dengan pemimpin tanpa ada perbedaan status seperti seorang bos dan anak buah.”132 Tidak berbeda dengan yang lain pendapat yang sama juga disampaikan mas Deny mengenai gaya komunikasi untuk membuat karyawan merasa dihargai, yaitu : “Komunikasi yang rileks dan lebih informal, komunikasi yang tidak terlalu formal bisa membuat karyawan merasa lebih rileks dan merasa dihargai di perusahaan. “133
130
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 131 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 132 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 133 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
4.2.3.2 Menjaga hubungan diantar pribadi didalam organisasi Termaksud dala fungsi sosial dan pemeliharaan yang kedua adalah menjaga hubungan diantar pribadi, gaya kepemimpinan yang selalu menjaga rasa hormat didalam organisasi adalah yang tepat untuk menjaga hubungan antar pribadi, pandangan ini disampaikan Ida Isnaeni yaitu : “Kepemimpinan yang selalu mengajarkan rasa saling menghormati didalam perusahaan, dimana rasa saling menghormati dan saling menghargai merupakan dasar untuk menciptakan seperti iklim yang membuat karyawan dapat menjaga hubungan antar pribadi diorganisasi. Semua karyawan di TKM saling membutuhkan jadi tidak ada karyawan yang harus merasa paling dibutuhkan, semua sama dan semua harus saling menghargai diantara sesama”134 Hal berbeda disampaikan mbak Tina, tidak ada cara khusus dalam gaya kepemimpinan dalam menjaga hubungan antar pribadi, pandangan ini disampaikan oleh mbak Tina yaitu : “Dalam menjaga hubungan antar pribadi, gak ada hal khusus yang ibu lakukan yah paling hanya mengingatkan agar tidak miss komunikasi, dan supaya agar lebih akrab agar teamworknya lebih mantab lagi.”135
Kepemimpinan
yang
berazaz
kan
kekeluargaan
adalah
gaya
kepemimpinan yang diterapkan Ida Isanaeni, hal ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Vica yaitu : “Kepemimpinan yang berazaskan kekeluargaan, dimana didalam perusahaan semua adalah keluarga, setiap karyawan harus dapat menjaga hubungan dengan karyawan lain. Ibu juga kadang 134
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 135 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
melakukan gathering untuk membuat karyawan lebih akrab satu sama lainnya.”136 Tidak berbeda dengan yang disampaikan oleh mbak Vica, hal yang hampir sama disampaikan mas Deny, kepemimpinan yang berdasarkan kekeluargaan dan menghargai sesama anggota harus di tumbuhkan, pandangan ini disampaikan mas Deny yaitu : “Kepemimpinan yang lebih kekeluargaan, di TKM Ibu Ida paling bisa menjaga hubungan dia dengan karyawan dan hubungan karyawan sesama karyawan itu sendiri. Kadang Ibu melakukan gathering yang tujuannya untuk menjaga hubungan antara karyawan.”137 Gaya komunikasi yang berazaskan kesamaan juga digunakan Ibu Ida dalam menjaga hubungan antar pribadi didalam organisasi, pandangan ini disampaikan Ibu Ida yaitu : “Yah itu tadi dengan komunikasi yang berlandaskan kesamaan ini, maka orang-orang akan memiliki sikap saling peduli dan dapat membina serta menjaga hubungan dengan baik.”138 Gaya komunikasi yang bersifat saling menjaga empati yang tinggi didalam perusahaan juga menjadi penting dalam menjaga hubungan antar pribadi ndidalam organisasi, hal ini diungkapkan mbak Tina berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Komunikasi yang memelihara empati yang tinggi, untuk menjaga hubungan antar peribadi harus ada rasa kebersamaan yang tinggi
136
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 137 Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB 138 Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
jadi setiap karyawan dapat menghargai karyawan lain dengan sangat baik”139 Hal yang sama diungkapkan oleh mbak Vica terhadap gaya komunikasi yang diterapkan Ibu Ida dalam menjaga hubungan antar pribadi didalam organisasi, yaitu harus dapat menjaga empati yang tinggi, pandangan ini disampaikan mbak Vica berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Saya setuju dengan jawaban Tina, komunikasi yang memelihara empati yang tinggi sangat tampak dalam gaya komunikasi yang diterapkan Ibu Ida dalam menjaga hubungan antar pribadi.”140 Gaya komunikasi yang santai dan rilek, serta sesekali melakukan gathering disampaikan mas Deny dalam gaya komunikasi yang digunakan Ibu dalam menjaga hubungan antar pribadi, hal ini berdasarkan hasil wawan cara dengan mas Deny yaitu : “Sama kaya itu tadi komunikasi yang santai dan rileks,biasanya saat gathering suasananya santai dan karyawan berkomunikasi dengan lebih informal disinilah hubungan antar pribadi sebenarnya sedang dibangun.”141
4.2.3.3 Meningkatkan motivasi untuk tujuan individu dan organisasi Termaksud dalam fungsi sosial dan pemeliharaan yang terakhir adalah meningkatkan
motivasi
untuk
tujuan
individu
dan
organisasi,
dalam
pelaksanaannya gaya kepemimpinan yang selalu mengarahkan dan memberik
139
Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 140 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 141
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
dorongan mengenai apa-apa saja yang ingin dicapai untuk tujuan individu dan organisasi menjadi penting, pandangan ini disampaikan Ida Isnaeni yaitu : “Kepemimpinan yang dapat mengarahkan karyawan untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan individu sekaligus untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam memotivasi karyawan harus mengunakan caracara yang sifatnya lebih santai jangan terlalu formal jadi karyawan lebih bisa menyimak dan santai.”142 Gaya kepemimpinan yang selalu memberikan nasehat dan masukan juga diungkapkan mbak Tina dalam kaitannya memingkatkan motivasi karyawan untuk tujuan individu dan tujuan organisasi,berdasarkan hasil wawancara yaitu : “Untuk memotivasi karyawan agar mencari tujuan individu, biasa memberikan masukan dan nasehat tentang hidup. Ibu biasa cerita tentang perjuangan dia dalam membangun TKM dari situ karyawan biasanya termotivasi untuk berusaha lebih baik untuk dirinya sendiri. Untuk tujuan perusahaan ibu selalu memberikan dorongan moral agar karyawan mau bekerja lebih giat dan loyal kepada perusahaan.”143 Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan kepala marketing TKM mbak Vica mengenai gaya kepemimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk tujuan individu dan organisasi, berdasarkan hasil wawancara dengan mbak Vica yaitu : “Dalam memotivasi karyawan, gaya kepemimpinan yang yang sifatnya membangun yang ibu terapkan. Ibu memberi motivasi kepada karyawan melalui banyak cara seperti memberikan masukan, atau bahkan mengkritik karyawan. Dalam memotivasi karyawan untuk tujuan individu Ibu selalu memberikan semangat 142
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 143 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
untuk mencapai apa yang diinginkan tiap individu karyawannya dalam tujuan organisasi Ibu pastinya lebih akan memberikan masukan-masukan serta dorongan untuk terus memotivasi karyawannya.”144 Gaya kepemimpinan yang selalu memandang kedepan demi pencapaian tujuan individu serta memberikan kritikan yang membangun adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan Ibu Ida, pandangan ini disampaikan mas Deny yaitu : “Kepemimpinan yang berorientasi kedepan, dimana Ibu selalu memberikan motivasi kepada karyawannya untuk lebih baik demi kemajuan perusahaan. Kalau motivasi untuk tujuan individu Ibu memotivasinya dengan memberikan semangat kerja untuk meningkatkan prestasi individu karyawan itu sendiri.”145 Gaya komunikasi yang tepat juga pasti dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan, gaya komunikasi yang memberikan semangat serta masukan-masukan yang sifatnya membangun menjadi plihan yang benar, pandangan ini disampaikan Ida Isnaeni yaitu : “Komunikasi yang sifatnya membangun, memberikan spirit untuk dapat memenuhi kebutuhan individu itu sendiri. Kalau rasa keinginan untuk bekerja itu sudah ada maka tujuan dari perusahaan akan tercapai dengan sendirinya. Biasanya dengan memberikan reward yang sesuai kepada pegawai yang berprestasi dalam bekerja, dan juga memberikan suasana yang agak berbeda kepada para pegawai yah seperti mengadakan kegiatan diluar kantor, selain situasainya yang berbeda juga dapat membuat karyawan merasa lebih rileks dalam bekerja,lalu disitu saya biasanya
144
Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB. 145
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
memberikan penjelasan mengenai visi dan misi instansi dan apa yang akan dicapai harus sesuai dengan tujuan organisasi”146 Hal yang sama juga diungkapkan mbak Tina, dalam memotivasi untuk tujuan individu dan organisasi Ibu ida lebih seperti memberikan masukan yang membangun serta krtikan dan nasehat, hal ini diproleh berdasarkan hasil wawan cara dengan mbak Tina yaitu : “Dalam memotivasi tujuan individu dan organisasi Ibu mengkomunikasikan dengan lebih memberikan dorongan ,masukan, serta kritikan yang sifatnya membangun demi kemajuan individu karyawan dan perusahaan”147 Gaya komunikasi yang santai menjadi cara ibu Ida dalam menimbulkan motovasi kerja karyawan demi tujuan individu dan organisasi hal berdasarkan hasil wawan cara dengan mbak Vica yaitu : “Komunikasi yang santai, saat membangun motivasi individu seseorang Ibu Ida melakukannya dengan santai biasanya di luar jam kantor dengan sekedar ngobrol-ngobrol memberikan masukan atau memberikan semangat untuk karyawan. Seedangkan dalam tujuan organisasi Ibu berkomunikasi dengan yang lebih formal, biasanya dilakukan pada saat breifing kantor disana Ibu memberikan masukan, kritikan serta semangat untuk lebih memajukan organisasi.”148 Tidak berbeda dengan yang lain gaya komunikasi yang memberikan semangat dan dorongan serta spirit dalam bekerja yang digunakan Ibu ida, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan mas Deny yaitu :
146
Wawancara yang dilakukan dengan Ida Isnaeni, Direktur PT. Technologi Karya Mandiri, Rabu 20 April 2011, pukul 14.00 WIB 147 Wawancara yang dilakukan dengan Lastina G.G, Keuangan PT. Tecnology Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 12.30 WIB 148 Wawancara yang dilakukan dengan Satvica, Marketing PT. Technologi Karya Mandiri, Sabtu 30 April 2011, pukul 14.45 WIB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
“Komunikasi yang seperti menyemangati karyawannya untuk mencapai ujuan individu yang diinginkan, untuk tujuan perusahaan Ibu mengkomunikasikannya dengan lebih seperti memberikan semangat kerja dan kritikan yang membangun.”149
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti, maka dalam pembahasan ini peneliti akan menganalisa hasil penelitian sesuai dengan kerangka pemikiran konsep yang menjadi acuan peneliti sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang ada, serta mengemukakan temuantemuan yang didapat dari hasil penelitian ini. Perubahan lingkungan bisnis ekternal adalah seperti bergejolaknya lingkungan bisnis yang berasal dari luar (eksternal) kondisi bisnis yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi dan meningkatnya biaya-biaya operasi dan tekanan kompetitif menciptakan tantangan bagi organisasi yang ingin meraih keunggulan kompetitif. Pada
dasarnya
perubahan
lingkungan
bisnis
eksternal
menuntut
perusahaan untuk bisa lebih kompetitif dalam bersaing, perubahan lingkungan bisnis eskternal ini juga membawa dampak bagi perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan mutu SDMnya. Perubahan yang diakibatkan perubahan lingkungan bisnis eksternal kaitannya dengan pekerjaan juga berpengaruh yang membuat pembagian daerah perdivre kini menjadi per wilayah.
149
Wawancara yang dilakukan dengan Deny, Warehouse PT. Tecnology Karya Mandiri, Selasa 3 mei 2011, pukul 12.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
Perubahan lingkungan bisnis memaksa pekerja untuk lebih bisa profesional dalam menjalankan tugasnya. Pekerjaan dapat diselesaikan, salah satunya tergantung kepada pemimpin, Pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang dinginkan dengan cara-cara yang memperlancar produktifitas, moral tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan dan kesinambungan dalam organisasi. Bicara mengenai pemimpin pasti tidak lepas dari gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi, pemimpin yang pintar adalah pemimpin yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dan mengunakan gaya komunikasi tepat dalam pelaksanaan kerjanya. Pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan kepada orang lain dengan cara dan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin dalam menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya berbeda pada setiap individu dan dapat berubah-ubah. Kesemuanya itu adalah untuk terciptanya kesatuan dan persatuan dalam pikiran serta berbuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, gaya kepemimpinan dibagi menjadi 5 yaitu : gaya pengalah (Impoverished Style), gaya pertengahan (middle of the road style), gaya tim (team style), gaya santai (country club style), gaya kerja (task style). Gaya komunikasi adalah sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu, gaya komunikasi dibagi menjadi 6 yaitu : The controlling style, the
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
equalitarian style, the structuring style, the dynamic style, the relinguishing style dan the withdrawal style. Gaya kepemimpinan yang tepat mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, gaya kepemimpinan yang tepat dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis sangat perlu diperhatikan, seperti halnya gaya kepemimpinan dalam fungsi produksi dan regulasi dan sosial pemeliharaan didalam perusahaan yang diterapkan di TKM, berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ida Isnaeni selaku direktur utama PT.Technologi Karya Mandiri dan beberapa karyawannya yaitu mbak Satvica, mbak Tina dan mas Deny, menyatakan gaya kepemimpinan yang tegas dan mau menerima pendapat serta saran yang bersifat logis dan kreatif juga pemimpin yang menunjukan kebutuhan akan saling mempercayai dan saling menghargai diantara sesama anggota, juga menghargai pekerjaan. Fungsi produksi dan regulasi menjadi tujuh bagian yaitu : Menentukan tujuan, menetapkan area permasalahan, menilai kinerja, mengkoordinasi, menentukan standart output kinerja, memberikan perintah dan instruksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber gaya kepemimpinan yang dominan dalam fungsi ini lebih ke arah gaya tim dimana Ibu Ida sebagai pemimpin mengikutsertakan karyawannya dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, menerima masukan dari karyawan dan memberikan rasa percaya kepada karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Namun ada beberapa hal yang menurut peneliti masih menjadi kekurangan dalam gaya kepemimpinan yang diterapkan seperti pada penentuan standart output kinerja yang harusnya bisa lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
tegas dalam menentukan output apa yang mau dihasilkan, mendiskusikan dengan karyawan terlebih dahulu memang perlu mengenai output kinerja namun tetap seorang pemimpin harus tetap menentukan sendiri apa saja yang mau dia inginkan kalai mendiskusikan dengan karyawan itu mungkin cara mencapai dari standart output yang telah ditentukan saja. Gaya komunikasi dalam fungsi produksi dan regulasi lebih bervariatif, dalam memberikan perintah gaya komunikasi yang digunakan lebih berstruktur atau structuring style, namun secara keseluruhan dapat dilihat gaya komunikasi yang digunakan lebih ke the equalitarian, dimana proses komunikasi yang terjadi bersifat dua arah baik secara lisan maupun tertulis dan dilakukan secara terbuka, artinya dalam gaya komunikasi ini setiap karyawan dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam fungsi sosial dan pemeliharaan yang dibagi menjadi 3 yaitu : membuat karyawan merasa dihargai, menjaga hubungan antar pribadi dan memotivasi demi tujuan individu dan organisasi. Menurut peneliti gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah cukup membuat karyawan merasa dihargai dan nyaman di perusahaan, dengan menerapkan azaz kebersamaan dan azaz kesamaan gaya kepemimpinan tim dan gaya komunikasi equalitarian style yang digunakan sejauh ini sudah dapat membuat karyawan merasa nyaman didalam perusahaan dan loyal kepada perusahaan. Gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi yang diterapkan dalam fungsi produksi dan regulasi, serta sosial dan pemeliharaan menurut peneliti sudah cukup
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, karena gaya kepemimpinan yang mau mendengarkan masukan serta memberikan perhatian yang tinggi terhadap kerja dan manusia serta gaya komunikasi yang bersifat dua arah dan memanfaatkan media yang ada. Namun ada beberapa kekurangan menurut peneliti dalam gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi yang diterapkan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan, kepemimpinan yang kekeluargaan memang baik namun disini hubungan antar pemimpin dan karyawan seperti sudah keluarga sendiri dan apa bila ada pelanggaran hanya akan diberikan peringatan saja bukan berupa hukuman atau bahkan pemecatan terhadap karyawan. Sangat kekeluargaannya di sini sampai membuat aturan yang sudah ada tidak terlalu berlaku, ini membuat nilai profesional dalam bekerja menjadi berkurang dan berkesan kurang tegas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/