BAB III ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS DAYA TARIK PESAN (APPEALS) DALAM ILM ANTI ROKOK TERHADAP KEMAUAN BERHENTI MEROKOK YANG DILIHAT DARI TINGKAT KETERLIBATAN PEROKOK
3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian 3.1.1 Uji Validitas Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian. Kuesioner pertama dilakukan untuk menguji keterlibatan perokok, sedangkan kuesioner kedua dilakukan unuk menguji kemauan berhenti merokok. Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan SPSS 22. Data yang digunakan dalam uji validitas instrumen berasal dari 10 perokok remaja. Jumlah item pernyataan untuk kuesioner keterlibatan perokok dengan isu kampanye (X2) sejumlah 38 item. Sedangkan jumlah item pernyataan untuk kuesioner kemauan berhenti merokok (Y) sebanyak 26 item. Cara membaca hasil validitas adalah membandingkan hasil r hitung dalam output SPSS dengan r tabel validitas. Karena dalam penelitian ini memiliki sempel validitas sebanyak 10 orang maka dapat ditentukan derajat bebasnya adalah n-2. Sehingga nilai yang digunakan dalam kasus ini adalah tabel r dengan derajat bebas 8 dan diperoleh nilai 0,632 dengan nilai signifikasi 5% (0,05). Berikut adalah hasil validitas di kedua instrument penelitian ini:
84
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Keterlibatan Perokok dengan Isu Kampanye (X2) Item Pernyataan r. hitung X1 0.708 X2 0.943 X3 0.782 X4 0.873 X5 0.936 X6 0.405 X7 0.873 X8 0.891 X9 0.807 X10 0.836 X11 0.832 X12 0.943 X13 0.824 X14 0.865 X15 0.959 X16 0.959 X17 0.911 X18 0.763 X19 0.668 X20 -0.012 X21 0.638 X22 0.863 X23 0.736 X24 0.917 X25 0.638 X26 -0.554 X27 0.488 X28 -0.355 X29 0.801 X30 0.903 X31 0.866 X32 0.244 X33 0.792 X34 0.959 X35 0.945 X36 0.806 X37 0.824 X38 0.959 Sumber: data diolah 2015
r. tabel 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Invalid Invalid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
85
Pada tabel hasil validitas untuk Kuesioner Keterlibatan Perokok dengan Isu Kampanye (X2) diatas, dapat diketahui bahwa dari 38 item pernyataan terdapat 6 pernyataan yang tidak valid hasil uji validitasnya. Keenam pernyataan itu adalah kolom berwarna kuning dengan nomer pernyataan X6, X20, X26,X27, X28, dan X32. Keenam pernyataan tersebut memiliki kemungkinan-kemungkinan penyebab ketidakvalidan yang akan dijabarkan sebagai berikut. Pernyataan nomer 6 (X6) yang berbunyi ‘saya belum berfikir untuk berhenti merokok sampai saat ini’ berupa pernyataan negatif yang hampir serupa dengan pernyataan positif pada noner 1 (X1) yaitu ‘saya ingin berhenti merokok suatu hari nanti’. Item pernyataan nomer 20 (X20) sebagain besar responden menjawab sangat setuju dan setuju. Item pernyataan X26,X27,X28 tidak valid karena ternyata pernyataan tentang orang tua dan keluarga tidak termasuk dari indikator personal dan lingkungan. Selanjutnya item pernyataan X32 rata-rata jawaban responden tidak singkron dengan pernyataan sebelumnya yang memang berkaitan. Sehingga keenam item pernyataan itu akan dihapus dalam kuesioner penelitian.
86
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kemauan Berhenti Merokok (Y) Item Pernyataan r. hitung X1 0.812 X2 0.553 X3 0.734 X4 0.743 X5 0.691 X6 0.922 X7 0.278 X8 0.878 X9 0.786 X10 0.921 X11 0.921 X12 0.667 X13 0.847 X14 0.923 X15 0.852 X16 0.810 X17 0.840 X18 0.661 X19 0.699 X20 0.200 X21 0.647 X22 0.354 X23 0.692 X24 0.829 X25 0.839 X26 0.802 Sumber: data diolah 2015
r. tabel 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632
Keterangan Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid
Pada tabel hasil validitas untuk Kuesioner Kemauan Berhenti Merokok (Y) diatas, dapat diketahui bahwa dari 26 item pertanyaan terdapat 4 pernyataan yang tidak valid hasil uji validitasnya. Keenam pertanyaan itu adalah kolom berwarna kuning dengan nomer pertanyaan X2, X7, X20, dan X22. Keempat pernyataan tersebut memiliki kemungkinan-kemungkinan
penyebab
ketidakvalidan
yang
akan
dijabarkan sebagai berikut.
87
Item pernyataan nomer 2 (X2) tidak valid karena pada dasarnya
setiap
perokok
dalam
tahap
contemplation
maupun
precontemplation telah mengetahui bahaya merokok. Item pernyataan X7 memiliki jawaban responden yang seimbang. Sedangkan pernyataan X20 dan X22 juga memiliki jawaban responden yang hampir seimbang di pilihan setuju dan tidak setuju yang membuat tidak valid. Sehingga keempat item pernyataan itu akan dihapus dalam kuesioner penelitian. 3.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama dengan uji validitas. Setelah menghapus item pernyataan kuesioner yang tidak valid, maka uji reliabilitas baru dapat dilakukan. Data item pernyataan pada kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha dalam output SPSS lebih besar dari pada r tabel. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini: Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Keterlibatan Perokok dengan Isu Kampanye (X2) Cronbach’s Alpha
N of Items
0.988
32
Sumber: data diolah 2015 Instrumen penelitian yang berupa item pernyataan di dalam kuesioner keterlibatan perokok dengan isu kampanye dinyatakan reliabel. Instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,988 lebih besar dari pada r hitung sebesar
88
0,632. Artinya seluruh item pernyataan dalam kuesioner ini memiliki nilai reliabel sebesar 98,8%. Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kemauan Berhenti Merokok (Y) Cronbach’s Alpha
N of Items
0.976
22
Sumber: data diolah 2015 Instrumen penelitian yang berupa item pernyataan di dalam kuesioner kemauan berhenti merokok dinyatakan reliabel. Instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,976 lebih besar dari pada r hitung sebesar 0,632. Artinya seluruh item pernyataan dalam kuesioner ini memiliki nilai reliabel sebesar 97,6%.
3.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah perokok remaja usia 15-19 tahun di Jawa Barat. Jumlah responden telah ditentukan yaitu 100 perokok remaja. Sebelumnya telah dilakukan pengambilan sempel secara kluster dari berbagai kota di Jawa Barat. Metode acak yang dilakukan memunculkan kota Cimahi. Kemudian diacak lagi terpilih Kecamatan Cimahi Tengah. Baru setelah itu dipilihlan beberapa SMA baik swasta atau negeri di Kecamatan Cimahi Tengah. SMA yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Negeri 5 Cimahi, SMA Kartika Siliwangi 4 Cimahi, SMA Pasundan 1 Cimahi, SMA Budi Luhur Cimahi, dan SMK Negeri 1 Cimahi. Kelas yang dituju adalah siswa kelas 10, 11, dan 12 tergantung kesediaan sekolah masing-masing. Untuk
89
jumlah kelas yang diberikan treatment penelitian ini sebanyak 4 kelas dengan pembagian 2 untuk kelas eksperimen dan 2 untuk kelas kontrol. 3.2.1 Usia Karakteristik usia responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 3.1 Kelompok Usia Responden 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
18 Tahun
19 Tahun
Sumber: data diolah 2015 Data yang diambil dari 5 SMA di Kecamatan Cimahi Tengah ini menunjukkan bahwa rata-rata umur terbanyak perokok remaja adalah 17 tahun dengan jumlah 42 responden. Sedangkan untuk usia 16 tahun sebanyak 29 responden, usia 18 tahun sebanyak 20 responden, usia 15 tahun sebanyak 8 responden dan usia 19 tahun sebanyak 1 orang. 3.2.2 Jenis Kelamin Karakteristik responden menurut jenis kelaminnya dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut:
90
Grafik 3.2 Kelompok Jenis Kelamin Responden 100 80 60 40 20 0 Perempuan
Laki-laki
Sumber: data diolah 2015 Penelitian ini memiliki responden dengan rata-rata berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 93% dan responden perempuan sebesar 7% saja.
3.3 Analisis Pernyataan Pada Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kuesioner. Kuesioner pertama merupakan kuesioner keterlibatan perokok dengan isu kampanye yang tujuannya untuk mengetahui terlebih dahulu tingkat keterlibatan di setiap responden. Setelah itu pemberian treatment yang berbentuk penayangan ILM anti rokok baru kemudian responden diminta mengisi kuesioner kedua yang bertujuan untuk mencari tahu nilai kemauan berhenti merokok mereka. 3.3.1 Analisis Kuesioner Tingkat Keterlibatan Kuesioner tingkat keterlibatan terdiri dari 32 pernyataan yang dipisah kedalam 4 indikator. Berikut merupakan hasil distribusi frekuensi di setiap item pernyataan dan analisisnya:
91
Tabel 3.5 Indikator Minat Perokok Tanggapan
X1 Sangat Setuju 41 Setuju 52 Tidak Setuju 7 Sangat Tidak Setuju 0 TOTAL 100 Sumber: data diolah 2015
X2 9 17 63 11 100
Item Pertanyaan X3 X4 X5 55 28 32 28 29 46 17 28 22 0 15 0 100 100 100
X6 21 26 53 0 100
X7 0 43 38 19 100
Keterangan: X1 : Keinginan berhenti merokok X2 : Merokok dan mendapatkan keuntungan X3 : Kesehatan nomer satu X4 : Merokok membangkitkan mood dan ide cemerlang X5 : Berusaha keras untuk berhenti merokok X6 : Mencoba belajar berhenti merokok 4-6 bulan yang akan datang X7 : Tidak peduli kandungan bahaya rokok Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 93% responden memiliki kecenderungan ingin berhenti merokok suatu hari nanti. Sebanyak 74% responden merasa tidak mendapatkan keuntungan dari merokok. Kecenderungan responden merasa kesehatannya nomer satu (83%). Walaupun kesadaran akan bahaya merokok terlihat tinggi, ternyata 57% responden memiliki anggapan bahwa merokok dapat embangkitkan mood dan ide-ide cemerlang. Sebanyak 78% responden merasa perlu berusaha keras untuk berhenti merokok, karena itu lebih dari setengah responden (52%) belum yakin akan mencoba berhenti merokok 4-6 bulan yang akan datang. Walapun demikian sebagian besar responden (57%) telah peduli akan bahaya merokok. Berdasarkan 7 item pernyataan kuesioner ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki keterlibatan tinggi.
92
Tabel 3.6 Indikator Persepsi Perokok Tanggapan
Item Pertanyaan X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
Sangat Setuju 26 5 Setuju 66 35 Tidak Setuju 8 50 Sangat Tidak Setuju 0 10 TOTAL 100 100 Sumber: data diolah 2015
X8
5 6 66 23 100
22 59 16 3 100
31 39 19 11 100
32 23 42 3 100
36 43 21 0 100
2 31 56 11 100
24 39 35 2 100
Keterangan: X8 : Berhenti merokok penting bagi kesehatan X9 : Merokok tidak mengganggu kesehatan X10 : Jika tidak merokok maka ketinggalan zaman/tidak gaul X11 : Merokok tidah hanya jahat pada diri sendiri tapi juga orang lain X12 : Berhenti merokok itu susah dan butuh usaha keras X13 : Iklan rokok lebih menarik dari iklan anti rokok X14 : Merokok tidak hanya merugikan kesehatan tapi juga lingkungan X15 : Merokok bukan penyebab utama orang meninggal X16 : Iklan anti rokok dapat mendorong berhenti merokok Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 92% responden merasa berhenti merokok penting bagi kesehatan. Dimana 60% responden berkecenderungan tidak setuju dengan pernyataan bahwa merokok tidak mengganggu kesehatan. Hal ini berarti tingkat kesadaran akan bahaya merokok bagi kesehatan sudah tinggi. Sedangkan 89% responden juga tidak merasa tidak gaul jika tidak merokok. Sudah 81% responden sadar bahwa rokok tidak hanya membahayakan dirinya, tapi juga orang lain. Seperti pada pertanyaan pada indicator pertama, 70% responden cenderung merasa berhenti merokok itu susah dan butuh usaha keras. Dimana 55% responden sampai saat ini masih merasa iklan rokok lebih menarik dari pada iklan anti rokok.
93
Tabel 3.7 Indikator Situasi Personal Perokok Tanggapan
X17 Sangat Setuju 0 Setuju 10 Tidak Setuju 53 Sangat Tidak Setuju 37 TOTAL 100 Sumber: data diolah 2015
X18 28 69 3 0 100
Item Pertanyaan X19 X20 X21 0 49 17 4 32 37 61 10 41 35 9 5 100 100 100
X22 14 22 48 16 100
X23 24 37 36 3 100
Keterangan: X17 : Sekali merokok akan tetap merokok X18 : Orang yang terbuka terhadap perubahan yang lebih baik X19 : Pertama merokok karena iklan rokok X20 : Sering dianjurkan berhenti merokok oleh keluarga X21 : rokok itu mahal X22 : Saya tinggal di lingkuan perokok cukup banyak X23 : Saya risih berada di lingkungan dengan perokok yang banyak Dari 100 responden dalam penelitian ini, rata-rata termasuk perokok yang memiliki keterbukaan terhadap perubahan yang lebih baik. Dapat dilihat dari 90% responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan akan tetap merokok, ditambah lagi 97% merasa akan menerima perubahan yang lebih baik seperti halnya berhenti merokok. Banyaknya iklan rokok di segala media ternyata tidak menjadi pengaruh utama responden merokok, 96% cenderung merokok dengan alasan lain, bukan karena pengaruh iklan rokok. Terdapat 81% respnden yang telah dianjurkan berhenti merokok oleh orang terdekatnya seperti keluarga. Karena responden dalam penelitian ini adalah remaja, maka 54% cenderung merasa rokok itu mahal. Selanjutnya 64% responden menyatakan tidak tinggal dengan lingkungan perokok.
94
Tabel 3.8 Indikator Pencarian Infomasi Tanggapan
Item Pertanyaan X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
Sangat Setuju 22 0 Setuju 44 7 Tidak Setuju 34 76 Sangat Tidak Setuju 0 17 TOTAL 100 100 Sumber: data diolah 2015
X24
13 25 57 5 100
17 34 41 8 100
31 43 21 5 100
23 52 23 2 100
9 33 47 11 100
31 31 37 1 100
40 48 10 2 100
Keterangan: X24 : Sering menyaksikan dan mengamati iklan anti rokok X25: Iklan rokok menarik dan membuat ingin merokok X26 : Saya mengikuti sosialisasi/follow akun berhenti merokok X27 : Iklan anti rokok menarik dan membuat ingin berhenti merokok X28 : Ingin berhenti merokok ketika menonton iklan anti rokok X29 : Mencari informasi banya merokok tidak hanya dari iklan X30 : Iklan anti rokok hiperbola/berlebihan X31 : Sering tersentuh hati ketika menyaksikan iklan anti rokok X32 : Penasaran kenapa rokok selalu dikatan berbahaya bagi kesehatan Kecenderungan responden sering menyaksikan dan mengamati iklan anti rokok (66%). Dimana 51% menganggap iklan anti rokok itu menarik dan mendorongnya untuk berhenti merokok. Sedangak 75% responden saat ini tidak hanya mencari informasi bahaya merokok hanya mealui iklan anti rokok, tapi juga media lain. Sayangnya masih sedikit responden yang memanfaatkan media sosialisasi bahaya merokok atau mencari informasi melalui sosial media LSM-LSM anti rokok (62%). Selanjutnya 88% responden cenderung merasa penasaran kenapa rokok selalu dikatakan bahaya bagi kesehatan, sehingga mereka cenderung memperhatikan iklan anti rokok danterenyuh ketika melihat fakta yang disajikan dalam iklan (62%).
95
3.3.2 Analisis Kuesioner Tingkat Kemauan Berhenti Merokok Kuesioner tingkat kemauan berhenti merokok terdiri dari 22 pernyataan yang dipisah kedalam 4 indikator. Berikut merupakan hasil distribusi frekuensi di setiap item pernyataan dan analisisnya: Tabel 3.9 Indikator Pengetahuan Perokok Tanggapan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju TOTAL Sumber: data diolah 2015
X1 33 52 13 2 100
Item Pertanyaan X2 X3 X4 38 5 9 49 24 27 7 46 55 6 25 9 100 100 100
X5 14 35 45 6 100
Keterangan: X1 : Paham akibat buruk dari rokok X2 : Rokok dapat merugikan orang lain dan lingkungan X3 : Tidak khawatir terhadap kesehatan walau mengerti bahaya rokok X4 : Rokok bisa menjadi gerbang awal mengonsumsi narkoba X5 : Merokok adalah bagian kenikmatan hidup Kecenderungan responden dalam penelitian ini sudah memiliki pemahaman yang baik terhadap akibat buruk dari rokok (85%). Dimana 87% responden telah merasa rokok juga merugikan orang lain bahkan lingkungan. Sebanyak 71% responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan ketidak khawatiran terhadap kesehatan walapaun smengerti bahaya merokok. Sehingga hampir semua responden merasa khawatir akan kesehatannya selama ini. Sayangnya 64% responden belum tahu salah satu bahaya merokok yang lain, yaitu rokok bisa menjadi gerbang awal mengonsumsi narkoba. Sedangkan
96
pernyataan ‘merokok adalah bagian kenikmatan hidup’ disetujui oleh 49% dan sisanya merasa tidak setuju. Tabel 3.10 Indikator Nilai Perokok Tanggapan
X6 Sangat Setuju 13 Setuju 42 Tidak Setuju 28 Sangat Tidak Setuju 17 TOTAL 100 Sumber: data diolah 2015
Item Pertanyaan X7 X8 X9 26 31 33 39 33 49 26 25 16 9 11 2 100 100 100
X10 24 30 42 4 100
Keterangan: X6 : Tidak menunggu sakit untuk berhenti merokok X7 : Sedang menyakinkan diri untuk berhenti merokok X8 : Belum memiliki alasan kuat untuk berhenti merokok X9 : Pernah mencoba berhenti merokok X10 : Tidak nyaman ketika berhenti merokok Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 55% responden memiiki kencenderungan tidak akan menunggu sakit untuk berhenti merokok. DImana 65% responden saat ini sedang menyakinkan dirinya sendiri untuk berhenti merokok. Sayangnya 64% saat ini masih belum memiliki alasan kuat untuk berhenti merokok. Walapun 82% responden cenderung mengaku pernah mencoba berhenti merokok, tapi ternyata 54% dari mereka masih merasa idak nyaman ketika mencoba berhenti merokok.
97
Tabel 3.11 Indikator Kepercayaan Perokok Tanggapan
X11 Sangat Setuju 24 Setuju 38 Tidak Setuju 36 Sangat Tidak Setuju 2 TOTAL 100 Sumber: data diolah 2015
X12 11 30 48 11 100
Item Pertanyaan X13 X14 X15 34 15 41 35 49 40 23 30 17 8 6 2 100 100 100
X16 50 25 23 2 100
X17 21 34 38 7 100
Keterangan: X11 : Hidup akan lebih baik tanpa rokok X12 : Percaya rokok tidak akan merugikan hidup X13 : Berhenti merokok adalah tindakan yang baik X14 : Merokok bukanlah tindakan tercela X15 : Hidup akan lebih sehat jika berhenti merokok X16 : Berhenti merokok karena keinginan sendiri X17: Merasa tidak bergairah jika tidak merokok Dari tabel diatas diketahui bahwa 62% responden memiliki kecenderungan merasa hidup akan lebih baik jika tanpa rokok. Dimana 59% responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan ‘rokok tidak akan merugikan hidup’. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian banyak responden telah sadar akan kerugian mengonsumsi rokok, dimana 69% diantaranya merasa berhenti merokok adalah tindakan yang baik. Walaupun demikian 64% responden menganggap merokok bukanlah tindakan tercela. Mengenai kesehatan, 81% responden
telah merasa hidupnya akan lebih sehat jika berhenti
merokok. Walaupun pada dasarnya masih terdapat 55% responden yang masih merasa tidak bergairah ketika tidak merokok. Dan yang terakhir, 75% responden cenderung menyatakan bahwa akan berhenti merokok atas keinginannya sendiri.
98
Tabel 3.12 Indikator Sikap Perokok Tanggapan
X18 Sangat Setuju 37 Setuju 53 Tidak Setuju 8 Sangat Tidak Setuju 2 TOTAL 100 Sumber: data diolah 2015
Item Pertanyaan X19 X20 X21 21 12 45 37 37 34 17 50 20 25 1 1 100 100 100
X22 3 22 60 15 100
Keterangan: X18 : Mempertimbangkan secara matang ketika akan berhenti merokok X19: Ingin berhenti ketika menyaksikan iklan anti rokok menyeramkan X20: Iklan anti rokok humor lebih bisa mengkritik dan menyentuh hati X21: Saya memiliki niat untuk berhenti merokok X22: Saya akan tetap merokok Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir semua responden akan mempertimbangkan secara matang-matang ketika akan bergenti merokok (90%). Dimana 58% responden cenderung ingin berhenti merokok ketika menyaksikan iklan anti rokok yang menyeramkan. Selanjutnya 51% responden cenderung tidak setuju bahwa iklan anti rokok yang lucu dapat mengkrtik dan menyentuh hati pemirsanya untuk berhenti merokok. Sehingga dengan kata lain, responden cenderung lebih banyak memiliki niatan berhenti merokok ketika melihat iklan anti rokok yang menyeramkan. Selanjutnya sudah 79% responden memiliki niatan untuk berhenti merokok. Terakhir hanay 25% responden saja yang berpendirian akan tetap merokok, sedangkan sisanya akan berhenti merokok.
99
3.4 Analisis Deskriptip Penelitian Analisis data berupa hasil dari nilai kemauan berhenti merokok dalam setiap kelompok pada delapan kelompok eksperimen. Kedelapan kelompok tersebut akan dikodekan menjadi A 1 , A 2 , B 1 , B 2 , A 1 B 1 , A 2 B 1 , A1B2, A2B2. 3.4.1 Data Kemauan Berhenti Merokok dari Kelas Eksperimen dengan Penayangan ILM Anti Rokok Jenis Fear Appeals (A 1 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelas eksperimen dengan penayangan ILM anti rokok ‘Berhenti Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmatimu’ yang berjenis fear appeals berjumlah 50 responden. Pada analisis deskriptif data A 1 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 78. Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Data A 1 Nilai Kemauan Frekuensi 41-50 1 51-60 20 61-70 13 71-80 16 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 1 21 34 50
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok eksperimen ini adalah 64,66 dengan nilai tengan (median) 64. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 74. Perokok yang menyaksikan ILM dengan fear appeals paling banyak mendapatkan skor kemauan berhenti merokok
100
antara 51-60. Walaupun demikian, kemauan berhenti merokok pada kelompok ini dapat dikatan tinggi karena 16 orang memiliki nilai tertinggi di antara 71-80. Diagram 3.3 Histogram Data A 1
Sumber: data diolah 2015 3.4.2 Data Kemauan Berhenti Merokok dari Kelas Kontrol dengan Penanyangan ILM Anti ROkok Jenis Humor Appeals (A 2 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelas kontrol dengan penayangan ILM anti rokok ‘Selamatkan Dirimu dan Lingkungan dengan Berhenti Merokok’ yang berjenis humor appeals berjumlah 50 responden. Pada analisis deskriptif data A 2 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 73.
101
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Data A 2 Nilai Kemauan Frekuensi 41-50 17 51-60 9 61-70 23 71-80 1 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 17 26 49 50
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok kontrol ini adalah 56,52 dengan nilai tengan (median) 58. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 63. Perokok yang menyaksikan ILM dengan humor appeals paling banyak mendapatkan skor kemauan berhenti merokok antara 61-70. Kemauan berhenti merokok pada kelompok ini dapat dikatan rendah karena 17 orang memiliki nilai terendah di antara 41-50. Diagram 3.4 Histogram Data A 2
Sumber: data diolah 2015
102
3.4.3 Data
Kemauan
Berhenti
Merokok
dari
Perokok
dengan
Keterlibatan Tinggi (B 1 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelas dengan kriteria perokok keterlibatan tinggi berjumlah 50 responden. Pada analisis deskriptif data B 1 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 78. Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Data B 1 Nilai Kemauan Frekuensi 41-50 0 51-60 1 61-70 32 71-80 27 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 0 1 33 50
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok ini adalah 68,62 dengan nilai tengan (median) 68. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 63. Perokok yang memiliki keterlibatan tinggi paling banyak mendapatkan skor kemauan berhenti merokok antara 61-70. Pada kelompok ini nilai kemauan berhenti merokoknya tinggi karena didukung dengan 27 orang lainnya yang memiliki skor tertinggi sekitar 71-80.
103
Diagram 3.5 Histogram Data B 1
Sumber: data diolah 2015 3.4.4 Data
Kemauan
Berhenti
Merokok
dari
Perokok
dengan
Keterlibatan Rendah (B 2 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelas kelas dengan kriteria perokok keterlibatan rendah berjumlah 50 responden. Pada analisis deskriptif data B 2 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 62. Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Data B 2 Nilai Kemauan Frekuensi 41-50 18 51-60 28 61-70 4 71-80 0 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 18 46 50 50
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok ini adalah 52,56 dengan nilai tengan (median) 53. Selanjutnya nilai
104
kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 45. Perokok yang memiliki keterlibatan rendah paling banyak mendapatkan skor kemauan berhenti merokok antara 51-60. Pada kelompok ini nilai kemauan berhenti merokoknya rendah karena 18 orang lainnya yang memiliki skor terendah sekitar 41-50. Diagram 3.6 Histogram Data B 2
Sumber: data diolah 2015 3.4.5 Data Kemauan Berhenti Merokok dari Perokok yang Ditayangkan ILM Anti Rokok Jenis Fear Appeals dengan Keterlibatan Tinggi (A 1 B 1 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelompok dengan penayangan ILM anti rokok ‘Berhenti Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmatimu’ yang berjenis fear appeals dan memiliki keterlibatan tinggi berjumlah 25 responden. Pada analisis deskriptif data A 1 B 1 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 66 dan nilai tertinggi adalah 78.
105
Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Data A 1 B 1 Nilai Kemauan Frekuensi 61-65 0 66-70 9 71-75 12 76-80 4 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 0 9 21 25
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok ini adalah 72 dengan nilai tengan (median) 72. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 74. Pada kelompok yang menyaksikan ILM dengan fear appeals dan memiliki keterlibatan tinggi kecenderungan skor kemauan berhenti merokoknya berikisar 71-75 ebanyak 12 orang dan 9 orang dengan nilai 66-70. Hal ini dapat disimpulkan tingkat kemauan berhenti merokok pada kelompok ini sangat tinggi. Diagram 3.7 Histogram Data A 1 B 1
Sumber: data diolah 2015
106
3.4.6 Data
Kemauan
Berhenti
Merokok
dari
Perokok
yang
Ditanyangkan ILM Anti Rokok Jenis Humor Appeals dengan Keterlibatan Tinggi (A 2 B 1 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelompok dengan penayangan ILM anti rokok ‘Selamatkan Dirimu dan Lingkungan dengan Berhenti Merokok’ yang berjenis humor appeals dan memiliki keterlibatan tinggi berjumlah 25 responden. Pada analisis deskriptif data A 2 B 1 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 73. Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Data A 2 B 1 Nilai Kemauan Frekuensi 56-60 1 61-65 13 66-70 10 71-75 1 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 1 14 24 25
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok eksperimen ini adalah 65,24 dengan nilai tengan (median) 65. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 63. Pada kelompok yang menyaksikan ILM dengan humor appeals dan memiliki keterlibatan tinggi kecenderungan skor kemauan berhenti merokoknya berikisar 61-65 ebanyak 13 orang dan 10 orang dengan nilai 66-70. Hal ini dapat disimpulkan tingkat kemauan berhenti merokok pada kelompok ini tinggi.
107
Diagram 3.8 Histogram Data A 2 B 1
Sumber: data diolah 2015 3.4.7 Data Kemauan Berhenti Merokok dari Perokok yang Ditayangkan ILM Anti Rokok Jenis Fear Appeals dengan Keterlibatan Rendah (A 1 B 2 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelompok dengan penayangan ILM anti rokok ‘Berhenti Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmatimu’ yang berjenis fear appeals dengan keterlibatan rendah berjumlah 25 responden. Pada analisis deskriptif data A 1 B 2 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 62. Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi Data A 1 B 2 Nilai Kemauan Frekuensi 41-45 0 46-50 1 51-55 7 56-60 13 61-65 4 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 0 1 8 21 25
108
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok ini adalah 57,32 dengan nilai tengan (median) 58. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 59. Pada kelompok yang menyaksikan ILM dengan fear appeals dan memiliki keterlibatan rendah kecenderungan skor kemauan berhenti merokoknya berikisar 56-60 sebanyak 13 orang dan 7 orang dengan nilai 51-55. Hal ini dapat disimpulkan tingkat kemauan berhenti merokok pada kelompok ini rendah. Diagram 3.9 Histogram Data A 1 B 2
Sumber: data diolah 2015 3.4.8 Data Kemauan Berhenti Merokok dari Perokok yang Ditayangkan ILM Anti Rokok Jenis Humor Appeals dengan Keterlibatan Rendah (A 2 B 2 ) Hasil olah data kemauan berhenti merokok dari kelas dengan penayangan ILM anti ‘Selamatkan Dirimu dan Lingkungan dengan Berhenti Merokok’ yang berjenis humor appeals dengan keterlibatan
109
rendah berjumlah 25 responden. Pada analisis deskriptif data A 2 B 2 terlihat nilai kemauan berhenti merokok terendah adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 56. Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Data A 2 B 2 Nilai Kemauan Frekuensi 41-45 10 46-50 7 51-55 7 56-60 1 61-65 0 Sumber: data diolah 2015
Frekuensi Kumulatif 10 17 24 25 25
Rata-rata (mean) nilai kemauan berhenti dalam kelompok eksperimen ini adalah 47,80 dengan nilai tengan (median) 48. Selanjutnya nilai kemauan berhenti merokok yang sering muncul (modus) adalah 45. Pada kelompok yang menyaksikan ILM dengan humor appeals dan memiliki keterlibatan rendah kecenderungan skor kemauan berhenti merokoknya berikisar 41-45 sebanyak 10 orang serta 7 orang dengan nilai 46-50 dan 7 orang dengan nilai 51-55. Hal ini dapat disimpulkan tingkat kemauan berhenti merokok pada kelompok ini sangat rendah.
110
Diagram 3.10 Histogram Data A 2 B 2
Sumber: data diolah 2015
3.5 Uji Prasarat Penelitian 3.5.1 Uji Normalitas Selain uji validitas dan reliabilitas item instrumen yang dilakukan sebelum terjun ke lapangan, dalam penelitian ini juga menggunakan uji normalitas sebagai uji prasarat sebelum menguji hipotesisnya. Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variabel yang diteliti mendekati populasi distrubusi normal atau tidak (Sufren dan Natanael, 2014:65). Dengan kata lain, uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini normal atau tidak. Pengujian normalitas ini memiliki fungsi untuk menjadi patokan apakah dalam penelitian ini nanti data dapat diolah dengan uji statistik parametrik atau non parametrik. Sehingga dalam penelitian ini
111
menggunakan uji normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS. Data yang digunakan adalah total jawaban kuesioner dari masing-masing jenis kuesioner. Berikut adalah hasil tes normalitas dalam penelitian ini: Tabel 3.21 Uji Normalitas Kuesioner Keterlibatan Perokok dan Kemauan Berhenti Merokok One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
SKOR
SKOR
KEMAUAN
KETERLIBATAN
100
100
Mean
60.5900
92.2000
Std. Deviation
9.65160
11.46272
Absolute
.078
.074
Positive
.054
.063
Negative
-.078
-.074
Test Statistic
.078
.074
Asymp. Sig. (2-tailed)
.138
.200
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Sumber: data diolah 2015 Data untuk kuesioner keterlibatan perokok dengan isu kampanye dan kuesioner kemauan berhenti merokok dapat dilihat melalui tabel di atas. Syarat data terdistribusi normal apabila nilai (p) atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Pada kolom Skor Keterlibatan nilai (p) sebesar 0,200 > 0,05. Nilai (p) pada kolom Skor Kemauan adalah 0,138 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan kedua data dalam kuesioner ini terdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan melakukan uji statistik parametrik.
112
3.5.2 Uji Homogenitas Pada penelitian ini, salah satu uji prasyarat lagi yang digunakan sebelum uji hipotesis adalah uji homogenitas. Uji homogenitas biasanya menjadi uji prasarat dalam membuktikan hipotesisi komparatif (uji beda). Fungsi uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah varian dalam kelompok yang diperbandingkan sama atau homogen (Sufren dan Natanael, 2014:137). Tabel 3.22 Uji Homogenitas Nilai Kemauan Berhenti Merokok Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: SKOR KEMAUAN F
df1
2.569
df2 3
Sig. 96
.158
Sumber: data diolah 2015 Uji homogenitas dengan menggunakan rumus Levene di SPSS tersebut menyatakan bahwa nilai Sig. sebesar 0,158 > 0,05 sehingga data dalam penelitian ini dapat dikatakan homogen sehingga uji TwoWay ANOVA dapat dilakukan.
113