TEKNIK PENGUJIAN VALIDITAS TES DAN VALIDITAS ITEM TES HASIL BELAJAR
Tugas Makalah pada Mata Kuliah Evaluasi Mutu Hasil Belajar Dosen: Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag.
Oleh: Iqbal Rezza Fahlevie
(20100720015)
Fikriyani Thoyyibah
(20100720018)
Wahyu Prastiyani
(20100720022)
Eka Nur Astuti
(20100720028)
Awan Sutrisno
(20100720042)
Edwin Arif Rahman
(20100720071)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012
A. PENDAHULUAN Evaluasi dalam pendidikan mempunyai fugsi yang sangat penting. Dikarenakan dengan adanya evaluasi elevator dapat menyimpulka apakah tujuan yang diinginkan atau ditetapkan sudah tercapai dengan baik dan tepat waktu atau terdapat problem-problem yang muncul saat proses pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan. Jika tidak mencapai tujuan yang diharapkan maka elevator dapat mencari solusi permasalahan tersebut sehingga dalam pelaksanaan selanjutnya menjadi lebih baik. Ruang lingkup evaluasi pendidikan meliputi : 1. Evaluasi mengenai program pengajaran 2. Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran 3. Evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran) Dalam melakukan evaluasi hendaknya dilakukan secara keseluruhan tidak setengah-setengah dan mencakup seluruh aspek, berkesinambungan dan teratur terlepas dari faktor-faktor subjektif yaitu evaluasi harus objektif. Salah satu proses dalam evaluasi adalah teknik pengujian validitas tes dan validitas tes hasil belajar. Tes tersebut bertujuan untuk menentukan apakah suatu tes hasil belajar telah memilki validitas atau daya ketepatan mengukur, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu dari segi tes itu sendiri sebagai suatu totalitas dan dari segi temnya, sebagai bagian tak terpisahkan dari tes tersebut. Validitas sendiri merupakan salah satu ciri ang menandai tes hasil belajar yang baik.
B. PEMBAHASAN 1. Teknik Pengujian Validitas Test Hasil Belajar Analisis terhadap tes hasil belajar dapat dilkukan dengan dua cara, yaitu : a. Logical Analysis, menganalisis dilakukan dengan berpikir secara rasional atau dengan menggunakan logika. Cara ini memiliki daya ketepatan mengukur. Istilah lainnya adalah validitas rasional atau validitas ideal.
2
Dalam menentukan tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional atau belum, dapat dilakukan penelurusan dari dua segi, yaitu : 1) Validitas Isi ( Content Validity) Validitas isi merupakan validitas yang dilihat dari dari segi tes itu sendiri sebagai alat ukur hasil belajar. Sejauh mana hasil belajar peserta didik, isinya sudah dapat mewakili secara menyeluruh terhadap materi yang seharusnya diujikan. Oleh karena itu, materi yang diajarkan pada umumnya terdapat dalam GarisGarisBesar Program Pengajaran, yang merupakan penjabaan darri kurikulum yang telah ditentukan. Dalam prakteknya, validitas isi dari
suatu
hasil
belajar
dapat
diketahui
dengan
cara
membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan intruksional khusus yang sudah ditentukan oleh masing-masing mata pelajaran. Jika analisi secara rasional tersebut menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus didalam tes hasil belajar, maka tes hasil belajar yang sedang diuji validitas isinya dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan cara diskusi panel. Dalam diskusi tersebut para pakar yang dinilai memiliki keahlian yang berhubungan dengan mata pelajaran yang di ujikan, dimintai pendapat dan rekomendasinya terhadap isi atau materi yang terkandung dalam tes hasil belajar yang bersangkutan. Hasil diskusi tersebut dijadikan pedoman atau bahan acuan untuk memperbaiki atau atau menyempurnakan tes hasil belajar tersebut. Kegiatan analisis validitas ini dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah tes hasil belajar dilaksanakn. b. Validitas Kontruksi ( construct validity) Pengertian secara etimologis kata montruksi bermakna susunan, kerangka, atau rekaan. Dapat dipahami bahwa, validitas kontruksi merupakan validitas yang ditilik dari segi susunan,
3
kerangka, atau rekaan. Secara terminologis, suatu tes belajar dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas kontruksi, jika tes hasil belajar tersebut ditinjau dari segi susunan, kerangka, atau keraannya, telah dapat secara tepat mencerminkan suatu kontrusi dala teori psikologis. Maksudnya bahwa seorang peserta didik dapat dirici dalam beberapa ranah tertentu. Misalnya, Benjamin Bloom yag membagi dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Tes hasil belajar dikatakan telah memiliki validitas susunan apabila butir-butir soal atau item yang membangun tes tersebut benar-benar
secara
(Taksonomi
Bloom).
tepat
mengukur
Validitas
aspek-aspek
kontruksi
dapat
berfikir dilakukan
penganalisisannya dengan cara melakukan pencocokan antara aspek-aspek berfikir yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan intruksional khusus. Sama halnya dengan validitas isi pemikiran yang digunakan dalam validitas kontruksi juga menggunakan logika secara logis atau rasional. Jika hasil analisis menunjukkan aspek-aspek berfikir yang terdapat dalam soal tes hasil belajar sudah diungkap dengan tepat maka tes hasil belajar dapat dinyatakan sudah memiliki validitas kontruksional. Selain itu, analisis validitas kontruksional juga bisa dilakukan dengan diskusi panel dan pengujian dapat dilakukan sebelum atau sesudah tes hasil belajar dilaksanakan. b. Empirical analysis, menganalisis yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris (nyata). Maksudnya ketepata mengukur yag didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik atau validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengematan dilapangan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki aliditas empirik apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di lapangan,
4
terbukti bahwa tes hasil belajar itu secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur dengan tes hsil belajar tersebut. Untuk dapat menentukan apakah tes hsasil belajar sudah memiliki validitas empirik atau belum, dapat dilakukan analisis dengan dua cara, yaitu : 1) Validitas Ramalan (Predictive Validity) Setiap kali kita menyebutkan istilah “ramalan”, maka didalamnya akan terkandung pengertian mengenai “sesuatu yang bakal terjadi dimasa mendatang” atau “ sesuatu yang pada saat sekarang ini belum terjadi, dan akan terjadi pada waktu-waktu yang akan mendatang. Apabila istilah “ramalan” itu dikaitkan dengan validitas tes, maka yang dimaksud dengan validitas ramalan dari suatu test adalah suatu kondisi yang menujukan seberapa jauhkah sebuah tes telah telah dapat dengan secara tepat menujukan kemampuannya untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru pada sebuah perguruan tinggi misalnya, adalah
suatu tes yang diharapkan
mampu meramalka keberhasilan studi para calon mahasiswa dalam mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi tersebut pada masa-masa yang akan datang. Brdasarkan nilai-nilai hasil tes seleksi yang tinggi (= baik) yang berhasil diraih oleh para peserta tes seleksi tersebut, maka mereka dinyatakan lulus dan dapat diterima sebagai mahasiswa pada perguruan tinggi tadi; sedangkan para peserta tes seleksi yang nilai-nilai hasil tesnya rendah (=jelek), dinyatakan tidak lulus dan karenanya tidak dapat diterima sebagai calon mahasiswa baru diperguruan tinggi yang bersangkutan. Dalam menghitung validitas ramalan dari tes seleksi peserta, nilai hasil belajar calon mahasiswa ditetapkan sebagai kriterium, tolak ukur, atau alat pemandingnya. Dengan kata lain terdapat hubungan searah yang sangat erat atara tes yang sedang diuji
5
validitasnya dengan kriterium yang telah ditentukan. Karena itu hubungan diantara kedua variable tersebut adalah termasuk dalam kategori hubungan searah, yang dalam ilmu statistik dikenal dengan korelatif positif. Dalam rangka mencari korelasi tersebut menggunakan teknik analisis korelasional product moment dari Karl Pearson.
xy
=
( (
)(
)(
) )
Langkah-langkah perhitungan : Menentukan Hipotesis nihil (Ho) yang akan diuji. Mencari ∑fx′ ∑fy′
∑fx′²
∑x′y′
∑fy′²
N (jumlah responden)
Menghitung nilai korelasi pada x′ atau Cx′ dengan rumus
Cx′ = Menghitng nilai korelasi pada y′ atau Cx′ dengan rumus
Cy′ = Menghitung nilai SDx′ dengan rumus
SDx′ = 1 √
(
)
Menghitung nilai SDy’ dengan rumus
SDx′ = 1 √
(
)
Menghtung nilai indeks korelasi rxy Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi hasil perhitungan (rxy) atau (ro) dengan menggunakan derajat kebebasan (db) sebesar N - nr (dengan nilai nr = 2). Dilihat pada
6
taraf signifikansi (rt)5% dan 1%. Jika ro lebih besar dari rt, maka terdapat krelasi yang positif, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun 1%. Dengan begitu Ho ditolak. Menarik kesimpulan, yaitu secara empirik apakah tes yang sedang diuji tersebut sudah dapat dibuktikan kebenarannya atau apakah tes tersebut sudah memiliki validitas ramalan yang meyakinkan. Jika nilainya signifikan berbarti tes tersebut sudah memiliki validitas ramalan yang meyakinkan, dan jika nilainya tidak signifikan berarti tes tersebut belum memenuhi valididtas ramalan. 2) Validitas Bandingan (Concurrent Validity) Validitas bandingan dikenal juga dengan istilah validitas sama saat dikarenakan validitas tes itu ditentukan atas dasar data hasil tes yang dilaksanakan dalam kurun waktu yang sama. Istilah lainnya adalah validitas pengalaman, karena validitas tes tersebut ditentukan atas dasar pengalaman yang diperoleh. Dalam menguji validitas bandingan, data yang mencerminkan pengalaman masa lalu dibandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh saat ini. Jika suatu tes yang ada sekarang ini mempunyai hubungan yang searah dengan hasil tes berdasar pengalaman yang lalu, maka tes yang memiliki karakteristik seperti di atas dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan. Apabila dikaitkan dengan penjelasan tentang validitas ramalan dapat dipahami bahwa keduanya merupakan validitas yang ditinjau dalam hubungannya dengan alat pengukur lain yang dipandang sebagai patokan dalam menentukan tinggi rendahnya validitas alat pengukur yang sedang diteliti. Sama halnya dengan validitas ramalan, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya dapat menggunakan teknik analisis korelasional product moment dari Karl Pearson. Jika korelasi antara variabael X (tes pertama) dengan 7
variabel Y (tes berikutnya) adalah positif dan signifikan, maka tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas bandingan. Berikut rumus untuk menghitung validitas bangdingan: xy
=
( √*
(
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: xy
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan.
2. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar a. Pengertian Validitas Item Validitas item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas) dalam mengukur apa yang searusnya diukur leawat butir item tersebeut. Maksud dari tes sebagai suatu totalitas dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butirbutir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau semakin menurun. Pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sebenarnya validitas tes akan sangat dipengaruhi oleh atau sangat tergantung pada validitas yang dimiliki oleh masing-masing butir item yang membangun tes tersebut. Makna lebih lanjut dari pernyatan tersebut bahwa validitas dari masing-masing butir item yang membangun tes itu, akan dapat diketahui dengan cara melihat besar kecilnya “dukungan” yang diberikan oleh masing-masing butir item yang bersangkutan terhadap tes sebagai keseluruhan. Permasalahan yang mungkin timbul adalah validitas item dapat memiliki validitas yang tinggi sedangkan validitas tes dikatakan invalid dalam satu tes hasil balajar. Hal ini terjadi karena skor pada item dan skor total tidak sejajar. Dengan kata lain, sebuah item
8
memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. b. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini sebagai variabel teerikat (dependent variable), sedangkan skor item sebagai variabel bebas (independent variabale). Maka, untuk menganalisis validitas item-item tes dapat menggunakan teknik korelasi. Menurut teori yang ada, apabila variabel I berupa data diskret murni atau data dikotomik (data yang hanya memiliki dua kemungkinan jawaban: benar-salah), sedangkan variabel II berupa data kontinu, maka teknik korelasi yang tepat untuk digunakan dalam mencari korelasi antara variabel I dengan variabel II adalah teknik korelasi point biserial, yaitu: pbi =
√
Keterangan: pbi =
koefisien korelasi biserial
Mp = skor rata-rata hitung butir item yang dijawab benar oleh testee Mt = skor rata-rata dari skor total SDt = standar deviasi dari skor total p
= proporsi testee yang menjawab benar pada butir item yang diujikan
q
= proporsi testee yang menjawab salah pada butir item yang diujikan
Langkah-langkah perhitungan dalam mencari validitas:
Mencari mean dari skor total (Mt): Mt =
9
Mancari deviasi standar total (SDt): SDt = √
(
)
Xt = skor total setiap testee yang menjawab benar pada tes
Menentukan p: (
)
Mencari mean dari jawaban benar per butir item nomor (Mp): Mp =
Menentukan q: q=1–p
Memasukkan ke rumus koefisien korelasi biserial ( pbi).
C. KESIMPULAN 1. Teknik pengujian validitas tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Logical analysis, penganalisisan dengan menggunakan logika (berpikir secara logika). b. Empirical
analysis,
penganalisisan
yang
dilakukan
dengan
mendasarkan diri pada kenyataan empiris. 2. Untuk menentukan validitas hasil belajar melalui logical analysis, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu: a. Validitas isi (content validity), penganalisisan terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil balajar tersebut. b. Validitas konstruksi (construct validity), penganalisisan terhadap susunan atau konstruksi yang terkandung dalam tes hasil balajar tersebut. 3. Untuk menentukan validitas hasil belajar melalui empirical analysis, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu:
10
a. Validitas ramalan (predictive validity), suatu kondisi yang menujukan seberapa jauhkah sebuah tes telah telah dapat dengan secara tepat menujukan kemampuannya untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Validitas ramalan dapat dihitung menggunakan teknik analisis korelasional product moment dari Karl Pearson.
xy
(
=
(
)(
)(
) )
b. Validitas bandingan (concurrent validity), tes yang dilakukian dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat talah mampu menunjukkan adanya hubungan searah antara tes pertama dengan tes berikutnya. Berikut rumus untuk menghitung validitas bangdingan: xy =
( √*
(
) +*
)(
) (
) +
4. Teknik pengujian validitas item hasil belajar adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas) dalam mengukur apa yang searusnya diukur leawat butir item tersebeut. 5. Teknik pengujian validitas item hasil belajar menggunakan teknik korelasi point biserial, dengan rumus: pbi =
√
DAFTAR PUSTAKA
Anas sudijono. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
11