BAB III TINJAUAN TEORITIS
A.
Pemungutan Pengertian Pemungutan Menurut kamus umum bahasa indonesia yang dimaksud dengan
pemungutan itu adalah suatu perbuatan hal, cara atau proses dalam memungut iuaran pajak/retribusi.13 Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 1 ayat 49 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.14 Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi yang terutang. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis, kupon dan kartu langganan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pemungutan itu adalah proses atau cara atau perbuatan dalam memungut atau mengambil dari suatu data obyek atau subjek pajak atau retribusi.
13
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,2007), h. 922 14 Undang-undang, Nomor 28 Tahun 2009.....Op.Cit, Pasal 1 ayat 49
25
26
B.
Retribusi 1. Pengertian Retribusi Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena
adanya jasa yang tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara.15 Sedangkan menurut Azhari. S mengatakan bahwa retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh negara terhadap orang atau badan yang mengunakan jasa-jasa yang disediakan oleh negara, dan orang atau badan tersebut mendapatkan kembali yang imbalan secara lansung sebagai balas jasa.16 Dan menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia bahwa yang dimaksud dengan retribusi adalah merupakan pungutan oleh pemerintah sebagai balas jasa.17 Secara umum yang melekat pada pengertian retribusi adalah harus berdasarkan Undang-Undang, sifat pemungutannya dapat dipaksakan, dilakukan oleh negara atau pemerintah daerah, digunakan untuk masyarakat umum yang mengunakan fasilitas pemerintah dan imbalannya langsung dapat dirasakan oleh pembayaran retribusi. 2. Retribusi daerah Retribusi daerah merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelengaraan pemerintah dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan 15
Marihot P.Siahaan, Pajak Daerah...Op Cit, h.5 Azhari. S. Pengantar Perpajakan dan Hukum Pajak, (Pekanbaru: Pusat Perkembangan Pendidikan Universitas Riau, 2014), h. 59 17 Frista Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lintas Media Jombang,2007), h. 958 16
27
kesejahteraan masyarakat. Didaerah Provinsi, Kabupaten/Kota yang diberikan peluang untuk mengali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.18 Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.19 Sedangkan Menurut Josef Riwu Kaho, mengatakan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan umum atau kerena jasa yang diberikan oleh langsung maupun tidak langsung.20 Dengan demikian bila seseorang ingin menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah, maka ia harus membayar retribusi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku didaerah tersebut. Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat ciri-ciri pokok retribusi daerah sebagai berikut: a) Retribusi dipungut oleh daerah. b) Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang langsung dapat ditunjuk.
18
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2002),h.55 19 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan,(Yogyakarta:Graha llmu,2010), h.9 20 Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia Identifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Cet. 8, (Jakarta: PT RAJA Grafindo Persada, 2005)h. 171
28
c) Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau mengunakan jasa yang disediakan pemerintah daerah.21 3. Objek Retribusi Daerah Objek retribusi daerah adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Jasa yang menjadi objek retribusi hanyalah jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah secara langsung. Tidak semua yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenisjenis tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan objek retribusi. Jasa tertentu tersebut dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha dan jasa perizinan tertentu.22 Penetapan jenis-jenis retribusi seperti retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi jasa perizinan tertentu. Penetapan jenis retribusi tersebut tentu nya telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agar terciptanya ketertiban dalam penerapannya sehingga dapat memberikan kepastian bagi masyarakat dan sesuai kebutuhan nyata daerah yang bersangkutan. Objek retribusi dibagi atas tiga golongan retribusi umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu: 1) Objek Retribusi Jasa Umum Retribusi jasa umum adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
21
Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia Identifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Cet. 6, (Jakarta: PT RAJA Grafindo Persada, 2002)h. 154 22 Ahmad Yani, Hubungan.....Op.Cit, h. 56
29
oleh orang pribadi atau badan.23 Sedangkan objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pibadi atau badan.24 Kriteria
retribusi
jasa
umum
ditetapkan
pemerintah
dengan
mempertimbangkan seperti berikut: a) Retribusi jasa umum. a. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi usaha retribusi perizinan tertentu. b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewengangan daerah. c. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum. d. Jasa tersebut layak dikenankan retribusi. e. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelengaraan. f. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efesien serta merupakan salah satu pendapatan daerah. g. Pemungutan retribusi memungkinkan penyedian jasa tersebut dengan tingkat kualitas pelayanan yang lebih baik.25
23
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2008,(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008),h. 14 Marihot P.Siahaan, Pajak Daerah.... Op Cit, h. 437 25 Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah.... Op Cit, h. 438 24
30
Jenis - jenis retribusi jasa umum diantaranya adalah: a. Retribusi pelayanan kesehatan. b. Retribusi pelayanan sampah/kebersihan. c. Retribbusi pengatiann biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan cipil. d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat. e. Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum. f. Retribusi pelayanan pasar. g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor. h. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran. i. Retribusi pengantian biaya cetak peta. j. Retribusi pengujian kapal perikanan.26 2) Objek Retribusi Jasa Usaha Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Sedangkan objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial. Kriteria retribusi jasa usaha diantaranya adalah: b) retribusi jasa usaha a. rertibusi jasa usaha bersifat bukan pajak dan bukan retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu
26
Mardiasmo, Perpajakan.... Op Cit,h. 15
31
b. jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapat nya harta yang dimiliki atau dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah daerah.27 Jenis - jenis retribusi jasa usaha diantaranya adalah: a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah. b. Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan. c. Retribusi tempat pelelangan d. Retribusi terminal. e. Retribusi tempat khusus parkir f. Retribusi tempat penginapan. g. Retribusi penyedotan kakus. h. Retribusi rumah potong hewan. i. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal. j. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga. k. Retribusi penyeberangan diatas air. l. Retribusi pengolahan limbah cair. m. Retribusi Penjualan produksi daerah.28 3) Objek Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas 27 28
Mariho P. Siahaan, Pajak Daerah....Op Cit, h. 441 Mardiasmo, Perpajakan.... Op Cit,h. 16
32
kegiatan pemanfaatan ruang, pengunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Sedangkan objek retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, pengunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Kriteria retribusi jasa perizinan tertentu diantaranya adalah: c) retribusi perizinan tertentu a. perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi b. perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum c. biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelengaraan izin tersebut dan biaya untuk mengulangi dampak negatif dari pemberi izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.29 Jenis - jenis retribusi perizinan diantaranya adalah: a. Retribusi izin mendirikan bangunan. b. Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol.
29
Mariho P. Siahaan, Pajak Daerah...Op Cit, h. 445
33
c. Retribusi izin gangguan. d. Retribusi trayek.30 4. Subjek Retribusi Daerah Subjek retribusi daerah sebagai berikut adalah: a. Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang mengunakan atau menikmati pelayanan jasa umum
yang
bersangkutan. b. Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang mengunakan
atau
menikmati
pelayanan
jasa
usaha
yang
bersangkutan. c. Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang atau badan yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah.31 C.
Pasar Pengertian Pasar Menurut kamus besar bahasa indonesia pasar adalah merupakan tempat
orang berjual beli.32 Sedangkan menurut Peraturan Bupati Kabupaten Rokan Hulu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat pembelanjaan, pasar tradisional, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.33
30
Mardiasmo, Perpajakan.... Op Cit,h. 16 Mardiasmo, Perpajakan..... Op Cit,h. 17 32 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux,(Semarang: Widya Karya,2005), h .361 33 Peraturan Bupati Kabupaten Rokan Hulu tentang Pengelolaan Pasar Modern, Tradisional Kota Pasir Pengaraian. No.29 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 7 31
34
Dan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.34 Dari beberapa pengertian pasar diatas dapat disimpulkan bahwa pasar adalah tempat dimana bertemu antara penjual dan pembeli yang melakukan tranksaksi secara langsung dan biasanya melakukan tawar-menawar terlebih dahulu. D.
Pendapatan Asli Daerah Dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah mensyaratkan bahwa adanya pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah jumlah dana daerah yang merupakan hak setiap daerah, pendapatan daerah meliputi pendapatan asli daerah (PAD), Dana perimbangan, dan lain-lain penerimaan yang sah.35 Sejalan dengan pendapatan daerah tersebut pemerintah daerah diharapkan lebih mampu mengali sumber-sumber keuangan khususnya untuk retribusi daerah untuk memenuhi kebutuhan pemerintah daerah dalam memajukan daerahnya melalui pendapatan asli daerah (PAD).
34
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009... Op Cit. Pasal 116 ayat 1 Nunuy Nur Afiah, Akutansi Pemerintah ''Implementasi Akutansi Keuangan Pemerintah Daerah", Cet. 1, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Offset, 2009), h. 15 35
35
Pendapatan asli daerah yang disebut juga dengan (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah dari pungutan pajak dan retribusi berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah yang ada.36 Sedangkan dalam Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, menyatakan sesuai dengan pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa pendapatan asli daerah tersebut meliputi: 1. PAD bersumber dari: a. Pajak daerah. b. Retribusi daerah. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. d. Lain-lain PAD yang sah. 2. Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. b. Jasa giro. c. Pendapatan bunga. d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
36
Budi Yono, Potensi Retribusi Parkir terhadap Peningkatan PAD diSelat Panjang dalam Prefektif Ekonomi Islam, Skripsi UIN Suska Riau, (Pekanbaru, 2014), h. 28
36
e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.37 1. Pajak daerah Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah disamping ratribusi daerah. Pengertian pajak secara umum telah diajukan oleh para ahli, misalnya Rochmad Sumitro yang merumuskan bahwa pajak ialah iuaran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang keuangan. Pendapat lain juga diajukan oleh Soemohamidjojo merumuskan bahwa Pajak ialah iuaran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang-barang, jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.38 Sedangkan menurut Mardiasmo menyatakan bahwa yang dimaksud pajak daerah adalah pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang
berlaku
yang
digunakan
untuk
membiayai
penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.39
37
Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. pasal 6 ayat 1 38 Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah... Cet. 8. Op Cit, h. 144 39 Mardiasmo, Perpajakan..... Op Cit, h. 12
37
Sedangkan ciri-ciri yang menyertai pajak daerah dapat diikhtiarkan seperti berikut: a. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah. b. Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang. c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kententuan undangundang dan/atau peraturan hukum lainnya. d. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelengaraan urusan-urusan rumah tangga daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah sabagai hukum publik. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak daerah adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dipergunakan guna membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik. 2. Retribusi daerah Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya adalah retribusi daerah. Pengertian retribusi secara umum adalah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang mengunakan jasa-jasa negara atau merupakan iuaran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk. Sedangkan
pengertian
retribusi
daerah
menurut
Panitia
Nasrun
merumuskan retribusi daerah sebagai berikut Retribusi daerah adalah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik
38
daerah untuk kepentingan umum atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung.40 Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah. 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain: Kekayaan daerah yang dipisahkan berarti kekayaan daerah yang dilepaskan dan penguasaan umum yang dipertanggung jawabkan melalui anggaran
belanja
daerah
dan
dimaksudkan
untuk
dikuasai
dan
dipertanggungjawabkan sendiri. Dalam hal ini hasil laba perusahaan daerah merupakan salah satu daripada pendapatan daerah yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.41 Laba perusahaan daerahlah yang diharapkan sebagia sumber pemasukan bagi daerah. Oleh sebab itu dalam batas-batas tertentu pengelolaan perusahaan perusahaan harus tetap berpegang pada prinsip ekonomi secara umum.42 Sifat perusahaan daerah diantaranya: 1) Perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat: a. Memberikan jasa b. Menyelenggarakan kemanfaatan umum c. Memupuk pendapatan 40
Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah... Cet. 8. Op Cit, h. 170 http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html. Akses tanggal 30 Agustus 2015 42 Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah... Cet. 8. Op Cit, h. 187 41
39
2) Tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan membangun ekonomi nasional umumnya untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan ketentraman serta ketenagakerjaan dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur.43 Berdasarkan ketentuan diatas maka walaupun perusahaan daerah merupakan
salah
satu
komponen
yang
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusinya bagi pendapatan daerah, tapi sifat utama dari perusahan daerah bukanlah berorientasi pada keuntungan saja akan tetapi justru dalam memberikan jasa dan menyelengarakan kemanfaatan umum. 4. Lain-lain pendapatan asli daerah (PAD) yang sah antara lain: a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. b) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. c) Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. d) Pendapatan denda pajak. e) Pendapatan denda retribusi. f) Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan. g) Pendapatan dari pengembalian. h) Fasilitas sosial dan fasilitas umum. i) Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. j) Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.44
43
Josef Riwu Kaho, Prosfek Otonomi Daerah... Cet. 8. Op Cit, h. 188 http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/2012/05/administrasi-keuangan-daerah-2/. Akses tanggal 30 Agustus 2015 44