BAB I I TINJAUAN T E O R I T I S
2.1. Pengertian Belajar Slameto (2003), mengemukan bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil keseluruhan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungaimya. Tugas seorang pendidik adalah membuat agar proses pembelajaran berlangsung efektif, selain pola pikir siswa perlu diubah dari sekadar memahami konsep dan prinsip keilmuan, juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Menurut Djamarah (2002), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah suatu perubahan dalam diri seorang dari tidak tahu menjadi tahu, belajar merupakan suatru proses untuk memperoleh pengetahuan
dan
keterampilan yang akan menghasilkan suatu kemampuan pemecahan sesuatu bagi seseorang dalam menghadapi keadaan tertentu. Selanjutnya
Segala (2003),
menambahkan
bahwa belajar
merupakan
komponen pendidikan yang berkenaan dengan tujuan da bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisik yang saling keijasama secara terpadu dan sejalan dengan itu belajar dapat dipahami sebagai usaha atau berlatih agar mendapat suatu kepandaian.
Belajar adalah suatu suatu perubahan
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Dari pendapat para ahli terdapatlah kesamaan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan latihan yang terjadi secara sadar, sehingga menimbulkan kecakapan baru dalam diri seseorang untuk menuju kearah perbaikan dan kemajuan.
2.2. Hasil Belajar Hasil akhir dari suatu proses belajar dapat dilihat melalui hasil belajar. Menurut Sudjana (1987), hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah out put yang dicapai berkat adanya proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan penentu akhir dalam rangkaian aktifitas belajar dan keberhasilan siswa dalam belajar tercermin dari hasil evaluasi yang diperolehnya, seperti yang dikemukan oleh Nurkencana (1983), hasil belajar adalah suatu hasil penilaian (evaluasi). Evaluasi diharapkan memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa yaitu pada penguasaan dan kemampuan yang didapatkan setelah memperoleh penglaman belajar. Menurut
Slameto
(2003),
faktor yang mempengaruhi
hasil
belajar
digolongkan menjadi 2 yaitu, faktor internal dan faktor ekstemal. Faktor internal meliputi aspek fisiologi dan psikologis siswa sedangkan ekstemal meliputi aspek yang berasal dari lingkungan sosial mahasiswa itu sendiri.
t
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa dalam aktifitas belajar yang menggambarkan tingkat penguasaan bahan atau keterampilan yang diperoleh dari test yang dilaksanakan, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.3. Pengertian Peta Konsep Peta konsep merupakan ringkasan sistematik tentang apa yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, pemetaan konsep merupakan teknik untuk memahami konsep-konsep dan gagasan-gagasa (Novak dalam Wahidin, 2004). Peta konsep (Concept map) merupakan kerangka pemyataan dari berbagai konsep yang tersusun secara hiraiki. Dengan kata lain peta konsep memperlihatkan suatu struktur intelektual secara hirarki. Konsep yang inklusif atau umum ada dipuncak peta diurutkan kebawah menjadi lebih khusus (Novak dalam Wahidin, 2004). Untuk memudahkan siswa mengorganisasikan pengetahuannya dapat dibuat peta konsep dalam pembelajaran dan merupakan upaya perbaikan pembelajaran biologi yang menggabungkan teori belajar yaitu teori perkembangan Piagets, teori pembelajaran bermakna oleh Ausubel dan teori perkembangan kognitif oleh Bruner (Suryawati, 2002). Peta konsep dapat membantu membuat konsep yang abstrak menjadi konkret dan bermanfaat, membantu meningkatkan ingatan, dan menunjukkan siswa bentuk berfikimya. Peta konsep merupakan representasi visual atau organisasi grafis yang menunjukkan hubungan antar konsep-konsep tertentu. Merill dalam Ibrahim
(2004), mengembangkan empat tipe peta konsep, yaitu peta konsep pohon, rantai kejadian, labah-iabah dan siklus yang sangat berguna didalam mempelajari suatu ilmu. Strategi organisasi menggunakan peta konsep dapat membantu siswa membuat konsep yang abstrak menjadi konkret, meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan menunjukkan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Secara umum ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1. Peta konsep adalah suatu teknik untuk menunjukkan konsep-konep atau preposisi suatu materi peljyaran.
^ 1'•
^'
2. Peta merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi. 3. Peta konsep lebih inklusif. 4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah konsep yang lebih inklusif maka terbentuklah hirarki dari peta konsep itu sendiri. Pembuatan peta konsep dilakukan dengan melakukan sajian visual atau diagram tentang bagaimana ide penting yang terkandung didalam suatu topik dihubungkan satu sama lain. Jadi peta konsep menekankan pada hubungan antar ide, analog dengan peta jalan yang menghubungkan antar tempat. Langkah-langkah membuat peta konsep menurut Arends dalam Ibrahim (2004), adalah sebagai berikut:
,
1. Mengidentifikasikan ide pokok yang melingkupi sejumlah konsep, 2. Mengidentifikasi utama.
.
ide-ide/konsep-konsep sekunder yang menunjang ide . '
3. Tempatkan ide utama ditengah atau dipuncak peta yang akan dibuat.
4. Kelompokkan ide-ide sekunder disekitar ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan dengan ide utama tersebut. Menurut Dahar (1991), untuk menilai peta konsep perlu diperhatikan lima kriteria penilaian yaitu (1) jumlah konsep (2) kesahihan preposisi (3) adanya hirarki (4) adanya keterkaitan silang, dan (5) adanya contoh-contoh.
2.5. Hubungan Penggunaan Peta Konsep dengan Hasil Belajar Ada banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan strategi kognitif peta konsep. Hasil belajar sangat tergantung pada pola pendekatan
belajar dan strategi belajar yang digunakan. Guru harus mampu
menciptakan situasi belajar yang akan menarik dan memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi peta konsep menuntut siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan intelektual mereka, karena mereka harus berusaha menemukan dan merangkai konsep-konsep yang ada pada suatu materi poko bahasan. Selain itu strategi organisasi menggunakan peta konsep dapat membantu siswa membuat konsep yang abstrak menjadi konkret, meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi, dan menunjukkan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Jadi, dengan penerapan strategi organisasi peta konsep menekankan kepada siswa untuk menemukan pola dan konsep-konsep dalam pelajaran biologi sehingga terjadi
pembelajaran
yang bermakna.
Dengan belajar
lebih bermakna
maka
pemahaman dan daya ingat siswa akan lebih baik, dengan demikian hasil belajar akan meningkat.
2.6.Hipotesisi Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian i n i : Penerapan Model pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 2 Pekanbaru T.A. 2007/2008.