Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat kondisi exsisting kampus Universitas Mercu Buana yang cukup asri dan masih terjaga. Dibutuhkan penataan landscape yang baik dengan memanfaatkan tanaman dan pepohonan dikawasan kampus Universitas Mercu Buana. Bangunan yang dirancang juga harus sejalan dengan konsep landscape agar terjadi keselarasan. Selain itu, hangatnya isu tentang pemanasan global, maka di butuhkan bangunan yang tidak menambah efek tersebut. Sehingga dirasa tema arsitektur hijau cocok dengan proyek ini.
b. Pengertian Tema Arsitektur mengurangi
Hijau
dampak
adalah
proses
lingkungan
kenyamanan
manusia
dengan
penggunaan
sumberdaya,
yang
merancang kurang
peningkatan
energi,
dan
bangunan
untuk
baik,
meningkatkan
efisiensi,
pengurangan
pemakaian
lahan,
maupun
pengelolaan sampah yang efektif dalam tataran arsitektur. Arsitektur Hijau juga merupakan suatu cara pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
3.2. Prinsip Arsitektur Hijau Banyak bangunan memiliki beberapa atribut yang dapat digambarkan sebagai ‘hijau’. Beberapa di bagian barat sepenuhnya baik efeknya pada lingkungan. dalam rangka, Karena itu, untuk menunjukkan arsitektur hijau, maka perlu pendekatan terhadap hijau secara menyeluruh, dan memeriksa berbagai bangunan yang masing-masing memiliki satu atau beberapa fitur hijau. Enam prinsip yang diusulkan yang bersama-sama bisa membangun ke dalam arsitektur hijau.
Conserving energy Sebuah bangunan harus dibangun dengan meminimalkan kebutuhan bahan bakar fosil untuk menjalankannya (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
Working with climate Bangunan harus dirancang untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya alami. Jadi, dalam mendisain sebuah bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
Minimizing new resources Sebuah bangunan harus dirancang sehingga dapat meminimalkan penggunaan sumber daya baru dan pada akhir masa pemanfaatannya, untuk membentuk sumber daya untuk arsitektur lain. Mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
Respect for user Arsitektur hijau menyadari pentingnya semua orang yang terlibat dengan itu. Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Respect for site Bangunan akan ‘menyentuh bumi ini dengan lembut’. Tidak merusak lingkungan yang ada.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
3.3. Aplikasi Rancangan Arsitektur Hijau Dikawasan Tropis a. Aplikasi Rancangan Rancangan harus memenuhi kriteria ‘hemat’ dalam menggunakan SDA,
minim
menimbulkan
dampak
negatif,
serta
mampu
meningkatkan kualitas hidup manusia. b. Lokasi dan Tapak Lokasi yang dipilih bukan tempat yang dapat membahayakan kehidupan manusia. c. Pengolahan Tapak dan Peningkatan Kualitas Tapak Massa bangunan, jalan, dan sarana aktivitas ruang luar sebaiknya dibangun tanpa banyak memodifikasi tapak/permukaan tanah, kecuali memang diperlukan perbaikan tanah, misalnya tanah berawa dengan daya dukung rendah. d. Jalur Pedestrian Diperlukan jalur pejalan kaki yang memadai. Rancangan jalur pedestrian yang tidak memadai, akan membuat warga enggan berjalan kaki. Akibatnya mereka akan terdorong menggunakan kendaraan bermotor meskipun menempuh jarak pendek. e. Rancangan Hemat Energi
Meminimalkan perolehan panas matahari
Orientasi bangunan Utara-Selatan (memanjang Timur-Barat)
Organisasi ruang: Aktivitas/ruang utama diletakkan di tengah bangunan, diapit oleh ruang penunjang di sisi Timur-Barat
Memaksimalkan pelepasan panas bangunan
Meminimalkan radiasi panas dari plafond
Hindari radiasi matahari memasuki bangunan atau mengenai bidang kaca
Memanfatkan radiasi matahari tidak langsung untuk menerangi ruang dalam bangunan
Optimalkan ventilasi silang (untuk Bangunan non-AC)
Warna dan tekstur dinding luar bangunan
Rancangan ruang luar
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
f.
Penghematan Energi Terbarukan
Energi surya (solar sel)
Energi angin
Energi air
Energi minyak nabati, biogas, syngas, biomassa
Panas bumi
g. Konsep Zero Energy Building Bangunan yang secara keseluruhan (net) tidak mengkonsumsi energi yang bersumber dari listrik negara (PLN) maupun bahan bakar fosil (bahan bakar minyak). h. Material Bangunan
Material terbarukan
Penggunaan material bekas
Daur ulang material
i.
Konservasi Air
j.
Peresapan Air Hujan
k. Meminimalkan Pemanasan Kawasan
Penghijauan kawasan
Penghijauan atap bangunan
Meminimalkan perkerasan muka tanah
3.4. Kaitan Tema Arsitektur Hijau Dengan Judul Dari unsur, bentuk, dan semua faktor pendukung bangunan akan dieratkan kaitannya dengan tema yang diambil yaitu Arsitektur Hijau. Alasan memilih
tema Arsitektur Hijau pada pembangunan
asrama
mahasiswa
Universitas Mercu Buana adalah untuk mendukung dibangunnya suatu akomodasi yang perduli terhadap kelestarian lingkungan, dan asrama ini akan berada di kawasan kampus Universitas Mercu Buana. Penerapan lebih ditekankan pada keterkaitan pemanfaatan energi yang ada pada lingkungan sekitar serta langkah–langkah untuk menciptakan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan untuk kenyamanan pada bangunan asrama serta menampilkan identitas dari arsitektur hijau.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 33
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
3.5. Studi Banding Tema Sejenis A. Menara Mesiniaga Malaysia Penyesuaian gaya arsitektur pada iklim nantinya sangat perlu, akan berkaitan dengan daya tahan bangunan, kenyamanan penghuni, dan kesatuan lingkungan serta dampak ekologi yang akan timbul. Salah satu aplikasi bangunan yang diharapkan sesuai dengan lingkungan dengan iklim tropis adalah Menara Mesiniaga Malaysia, dengan konsep arsitektur bioklimatik, mengetengahkan bangunan dengan green building. Salah satu hal yang dipikirkan pada bangunan ini adalah memanfaatkan energi matahari sehingga hemat pada beberapa komponen bangunan. Iklim tropis memiliki cahaya matahari yang menerangi sepanjang 12jam, sehingga pemanfaatannya dapat berguna untuk bangunan, tentunya dengan beberapa teknik penggunaan, seperti penggunaaan sun shading untuk mengatur seberapa banyak pancahayaan yang masuk. Selain itu diterapkan pula pengolahan lansekap, berupa taman berbentuk spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Lansekap vertikal ini berfungsi sebagai pendingin evaporatif supaya didapat kenyamanan termal (lingkungan disekitar bangunan menjadi tidak terlalu panas), pengaplikasian vegetasi pada strategi lansekap ini disamping menyediakan pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian diluar, juga akan meminimalkan pemantulan panas dan sinar matahari. Selain itu lansekap vertikal dapat meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan monoksida pada bangunan.
Gambar 33. Menara Mesiniaga Malaysia
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 34
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir STUDENT HOUSING UMB ‘ SEGITIGA ‘ ARSITEKTUR HIJAU
3.6. Kesimpulan Prinsip – Prinsip Arsitektur Hijau Dari beberapa prinsip-prinsip arsitektur hijau yang cukup tepat penerapan pada bangunannya adalah prinsip-prinsip menurut Tri Harso Karyono dalam penerapan arsitektur hijau pada bangunan tropis, namun selain prinsip penerapan pada bangunan tropis prinsip-prinsip pengertian arsitektur hijau juga Sesuai dengan iklim di Indonesia yang bersifat tropis. Beberapa prinsip yang akan diterapkan pada desain perencanaan asrama mahasiswa ITI adalah sebagai berikut : 1. Bekerja dan berselaras dengan alam dan Perduli terhadap kondisi iklim sekitar lingkungan, dengan tidak merusak kondisi lingkungan yang telah ada 2. Perduli terhadap pengguna dengan memperhatikan ,kenyamanan pagi pengguna 3. Memperhatikan dalam mengolah tapak dengan memikirkan aktivitas ruang luar sebagai Jalur pejalan kaki yang memadai, peresapan air, penghijauan kawasan. 4. Hemat energy dengan memperhatikan pencahayaan dan penghawaan alami serta penggunaan energy terbarukan 5. Memperhatikan penggunaan material bangunan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 35