BAB III Tahapan Pendampingan KTH
Teknik Pendampingan KTH
| 15
Pelaksanaan kegiatan pendampingan KTH sangat tergantung pada kondisi KTH,
kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi oleh KTH dalam
melaksanakan
pembangunan
kehutanan,
maupun
kebutuhan
dan
permasalahan
berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan KTH.
Oleh karena itu tidak ada acuan pelaksanaan pendampingan KTH yang baku, yang dapat diterapkan di semua lokasi. Dalam konsep pendampingan, perlu digarisbawahi bahwa peran pendamping adalah sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dan lainnya, sehingga peran utama harus dilakukan oleh KTH itu sendiri. Untuk melaksanakan kegiatan pendampingan yang berdaya guna dan berhasil guna, garis besar tahapan yang perlu dilakukan oleh para pendamping adalah: A. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal dan fondasi bagi pelaksanaan pendampingan kegiatan pembangunan kehutanan. Tahap persiapan bertujuan menyadarkan dan memotivasi KTH agar mau berpartisipasi dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan mereka. Kesadaran tentang manfaat dan pentingnya kegiatan pendampingan
bagi KTH, akan memotivasi
KTH untuk terlibat aktif dalam kegiatan pendampingan. B. Tahap Identifikasi Tahap identifikasi merupakan suatu tahap dimana pendamping bersama masyarakat
mengenali
dan
menggali
potensi
sumberdaya
dan
permasalahan berkaitan dengan pembangunan kehutanan di wilayah pendampingan. Ketepatan dalam mengidentifikasi merupakan hal penting
yang
harus
diperhatikan
karena
akan
mempengaruhi
keberhasilan pendampingan. Identifikasi bersama masyarakat penting Teknik Pendampingan KTH
| 17
dilakukan karena seringkali persepsi dan penilaian pendamping kurang tepat atau tidak sesuai dengan persepsi dan penilaian masyarakat. C. Tahap Perencanaan Tahap ini merupakan tahap penentuan kegiatan pendampingan yang terkait
dengan
program
pembangunan
kehutanan
yang
akan
dilaksanakan. Penentuan kegiatan pendampingan ini dipertimbangkan atas dasar hasil dari tahap identifikasi. Pelibatan masyarakat secara aktif dalam
proses
perencanaan
merupakan
tahap
penting
untuk
menumbuhkan sense of belonging terhadap kegiatan pendampingan yang direncanakan. Pada tahapan ini penting sekali pendamping memperhatikan peranannya sebagai fasilitator, yang memberikan berbagai alternatif tetapi tidak mengambil keputusan untuk masyarakat. Masyarakat sendiri yang menentukan pilihan program yang ditawarkan pendamping, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. D. Tahap Pelaksanaan Inti dari tahap pelaksanaaan pendampingan KTH ialah meningkatkan kapasitas KTH dalam melakukan empat aspek kelola yaitu kelola kelembagaan, kelola sosial, kelola usaha dan kelola lingkungan. 1. Peningkatan kapasitas dalam kelola kelembagaan Pelaksanaan pendampingan dalam kelola kelembagaan adalah kegiatan dalam rangka menumbuhkembangkan kelembagaan KTH sehingga menjadi organisasi yang dinamis dan mandiri. Kelola kelembagaan tidak hanya berkaitan dengan administrasi dan struktur organisasi, tetapi juga mengembangkan aturan dan kesepakatan kelompok yang mengatur hubungan antara pengurus dan anggota, kepemimpinan dan regenerasi/kaderisasi pemimpin. 18 | Teknik Pendampingan KTH
Berikut beberapa kegiatan pendampingan kelola kelembagaan: a. Penyusunan dan pengembangan struktur organisasi kelompok tani hutan b. Pembagian tugas, peran dan tanggung jawab pengurus c. Penyusunan dan internalisasi aturan kelompok d. Penyusunan kelengkapan administrasi kelompok (buku-buku administrasi, papan nama kelompok, dan sebagainya) e. Pengembangan
manajemen
kelompok
tani
hutan
melalui
pembelajaran bersama (‘learning together’) f.
Pembentukan kader dan regenerasi kepemimpinan dalam kelompok.
2. Peningkatan kapasitas dalam Kelola Sosial Pendampingan KTH dalam mengembangkan kelola sosial yaitu menumbuhkembangkan modal sosial kelompok : kepercayaan, kejujuran, keswadayaan dan kerja sama/gotong royong sehingga menjadi kelompok yang dinamis, kokoh, mandiri dan berkelanjutan. Berikut beberapa kegiatan pendampingan kelola sosial antara lain: a. Menumbuhkembangkan semangat kekeluargaan, kerjasama, kesetaraan, partisipasi, dan keswadayaan b. Memperkuat rasa tanggung jawab c. Meminimalisir konflik internal dan eksternal d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar e. Mengembangkan kegiatan yang bermanfaat bagi kelompok dan masyarakat sekitar f.
Melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal berkaitan dengan pelestarian sumberdaya alam dan hutan;
Teknik Pendampingan KTH
| 19
3. Peningkatan kapasitas dalam Kelola Kawasan dan Kelola Usaha Pendampingan dalam kelola kawasan dilakukan dalam rangka menumbuhkan partisipasi kelompok tani hutan terhadap kegiatan pembangunan kehutanan dalam kawasan. Secara tidak langsung kegiatan kelola kawasan dapat menjaga keutuhan kawasan dan melestarikan fungsi ekologis hutan. Sementara pendampingan kelola usaha dilakukan dalam rangka memfasilitasi
KTH
sehingga
dapat
meningkatkan
pendapatan
kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan angotanya. Pendampingan kelola kawasan dan kelola usaha dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a.
Kelola Kawasan 1) Memfasilitasi identifikasi potensi sumberdaya alam di dalam dan sekitar hutan 2) Memfasilitasi izin pengelolaan kawasan hutan melalui HKm, HD atau HTR berdasarkan potensi yang ada 3) Memfasilitasi pengelolaan sumberdaya hutan dan lahan dengan arif dan bijaksana 4) Memfasilitasi pengembangan potensi jasa lingkungan dan ekowisata 5) Memfasilitasi penyelesaian konflik tata batas wilayah/tenurial kawasan hutan
b. Kelola Usaha 1) Memfasilitasi penguatan dan pengembangan usaha kelompok 2) Memfasilitasi Inventarisasi asset kelompok tani kehutanan (luas lahan garapan kelompok, sarprodi, modal berjalan, dsb) 3) Memfasilitasi penyusunan analisis usaha tani kehutanan 20 | Teknik Pendampingan KTH
4)
Memfasilitasi penguatan modal kelompok
5)
Memfasilitasi penyusunan strategi pengembangan usaha tani kehutanan
6)
Memfasilitas divesifikasi usaha produktif kehutanan lainnya
c. Pengembangan Jaringan Kemitraan 1)
Memfasilitasi akses informasi teknologi, pemasaran dan permodalan dengan berbagai pihak
2)
Memfasilitasi kegiatan-kegiatan Temu Usaha kelompok tani hutan dengan Pelaku Usaha, bank, dan dinas perkoperasian
3)
Memfasilitasi KTH dalam melakukan perjanjian kerjasama / penyusunan MOU dengan Pelaku Usaha
4. Peningkatan kapasitas dalam Kelola Lingkungan Kelola lingkungan adalah tentang bagaimana kontribusi dan peran keberadaan kelompok terhadap peningkatan kualitas lingkungan sekitar. Keberadaan kelompok harus mampu menjadi contoh dan pelopor
terhadap
kelestarian
lingkungan
sekitar
sehingga
memberikan kehidupan yang lebih nyaman bagi masyarakat sekitar. Kegiatan kelompok harus mampu memberikan dampak positif yang dapat dinikmati oleh masyarakat lainnya diluar kelompok. Salah satu kegiatan nyata yang dapat dirasakan bersama adalah melalui kegiatan kelola lingkungan. Beberapa kegiatan kelola lingkungan yang perlu didampingi yaitu: a.
Melakukan kegiatan penghijauan swadaya
b. Memelihara daerah aliran sungai sekitar lokasi kelompok c.
Berpartisipasi dalam pencegahan kebakaran hutan
d. Meminimalisir tindakan penebangan liar dan perambahan hutan e.
Menjaga dan melestarikan mangrove Teknik Pendampingan KTH
| 21
f.
Melindungi
satwaliar
dilindungi
dan
mencegah
terjadinya
perburuan satwaliar g. Melakukan kegiatan gotong royong pengelolaan sampah di lingkungan sekitar h. Melakukan gotong royong membagun sarana kebersihan dan kesehatan umum E.
Tahap Evaluasi Tahap evaluasi merupakan tahap penilaian dan pengawasan bersama semua pihak terhadap pelaksanaan pendampingan. Tahap pelaksanaan evaluasi meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai dari kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan pendampingan kelompok tani hutan. 1. Monitoring Monitoring diarahkan untuk mengetahui/mencatat progress dan realisasi serta permasalahan yang dihadapi kelompok tani hutan berlandaskan perencanaan yang telah disusun serta kondisi sarana prasarana kelompok dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kehutanan; 2. Evaluasi Evaluasi diarahkan untuk mengetahui/mencatat/menilai efektifitas dan dampak kegiatan pendampingan kelompok tani hutan dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga petani serta kelestarian fungsi hutan dan lingkungan. 3. Pelaporan Laporan pendampingan diperlukan oleh instansi untuk mengetahui kinerja
pendamping
22 | Teknik Pendampingan KTH
dan
dampak
yang
terlihat
dari
hasil
pendampingan. Hasil dan dampak kegiatan pendampingan tersebut tentunya harus terekam dalam sebuah laporan.Laporan ini kemudian dapat dijadikan acuan pelaksanaan pendampingan sejenis baik oleh pendamping
lain
maupun
oleh
instansi
terhadap
sasaran
pendampingan lainnya. F.
Tahap Terminasi Tahap terminasi merupakan tahap akhir dari proses pendampingan, dimana seluruh program/kegiatan telah berjalan dan kelompok tani hutan dianggap telah mencapai tahap mandiri sehingga proses pendampingan harus diakhiri. Pendamping meninggalkan komunitas secara bertahap namun masih berperan sebagai mitra bagi kelompok tani hutan/ masyarakat yang telah didampinginya. Pada akhirnya sebuah kelompok tani hutan dituntut untuk dapat lebih mandiri
dan
unggul
dibandingkan
kondisi
sebelum
dilakukan
pendampingan. Sehingga fungsi pendampingan sedikit demi sedikit dapat dikurangi porsinya sampai kelompok tani hutan benar-benar telah mandiri dan bahkan diharapkan kelompok tani hutan yang berhasil di dampingi ini akan memberikan pendampingan ulang kepada kelompok tani hutan lainnya atau masyarakat sekitarnya. Dalam tahap ini, pendamping harus benar-benar yakin bahwa proses pemberdayaan dan kegiatan dalam kelompok akan terus berjalan meskipun kelompok sudah tidak didampingi. Pendamping pada tahap ini berperan sebagai mitra bagi kelompok tani hutan yang sudah didampingi dengan tugas sebatas: 1. Memberikan informasi baru tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan dan usaha kelompok
Teknik Pendampingan KTH
| 23
2. Menjembatani hubungan kelompok dengan mitra usaha, pemerintah dan mitra lainnya 3. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi kelompok jika diminta. Bagi pendamping, tahap terminasi ini merupakan sebuah akhir dari kegiatan pendampingan terhadap kelompok tani tertentu dan akan melanjutkan pendampingan di kelompok tani lain bahkan pendamping bisa membuka jaringan yang lebih luas untuk dapat mempengaruhi kebijakan publik. Namun bagi kelompok tani hutan yang didampingi, tahap ini adalah sebuah langkah awal untuk mengelola kegiatan sendiri secara mandiri dan berkelanjutan, berhadapan dengan permasalahan nyata yang lebih kompleks dan mampu mengatasi permasalahan sendiri. Tahap terminasi ini menunjukkan bahwa kelompok tani hutan yang didampingi telah mencapai kemandiriannya. Berikut adalah kriteria kelompok yang sudah mandiri: 1. Kelembagaan yang mantap (aturan kelompok yang mengikat, kepemimpinan, pembagian peran, keswadayaan dan
kerja sama
internal yang solid); 2. Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan Demokratis; 3. Usaha Produktif Berkembang 4. Akses pemasaran, permodalan, teknologi informasi (kemitraan) berkembang 5. Pendapatan/Ekonomi Meningkat 6. Dampak nyata terhadap pelestarian sumberdaya hutan & lingkungan
24 | Teknik Pendampingan KTH