BAB III STRATEGI DAN KONSEP
3.1 Strategi Komunikasi Pembuatan karya audio visual berupa film dokumenter ini memiliki efek penyampaian pesan komunikasi tersendiri yang diharapkan mampu dimengerti dan diterima oleh penonton yang menjadi target sasaran. Penulis menggunakan tokoh Dedy dan Bapak Gufroni Sakaril karena beliau merupakan seorang tokoh yang mempunyai kecacatan fisik namun memiliki cita-cita dan semangat yang tinggi. Pada film dokumenter ini penulis mengangkat sebuah kisah nyata seorang Dedi Junaedi yang merupakan penyandang cacat dan tuna rungu yang memiliki citacita menjadi seorang polisi, namun sadar akan kekurangan fisiknya Dedi hanya mampu menjadi seorang ”polisi cepek” yang mengatur lalu lintas di daerah Larangan Jakarta Selatan. Ketekunannya membantu kelancaran lalu lintas membuahkan hasil karena Dedi diberikan sebuah penghargaan, menjadi staff kepolisian bahkan diberikan seragam lengkap. Dan disisi lain Bapak Gufroni Sakaril juga memiliki kecacatan fisik, tapi dia mampu menjadi seseorang yang sukses dalam kehidupan yang dia jalani. Dia adalah seorang dosen dan dalam waktu yang sama dia juga merupakan seorang kepala Humas stasiun televisi swasta. Hal ini tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi seorang Dedi Junaedi dan juga Bapak Gufron. Penulis mengharapkan film dokumenter yang dibuatnya dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi kaum muda Indonesia khususnya di Kota besar seperti Jakarta untuk mampu memperjuangkan cita-cita mereka dan tidak mudah menyerah dalam menjalani hidup.
3.1.1 SEGMENTASI Yang menjadi target audience dalam hal ini antara lain: a. Demografi Segmentasi ini ditujukan kepada Pria/Wanita dengan tingkat ekonomi yang berada pada kalangan menengah kebawah dan menengah keatas. Seluruh masyarakat menengah kebawah maupun masyarakat keatas harus mengetahui cerita film tersebut. Karena didalam cerita ini terdapat banyak beberapa jalan cerita yang menceritakan tentang betapa berharganya sebuah citacita yang kita miliki.
b. Geografi DKI Jakarta. Sehubungan dengan kisah yang digunakan dalam cerita ini, maka dilihat dari kelompok para remaja putra maupun putri dimana mereka adalah sebagai generasi muda penerus bangsa. Penulis atau sutradara membuat film ini mencoba mencari masyarakat kota Jakarta saja karna pusat mobilitas dan sumber lapangan pekerjaan berpusat di ibu kota negara ini. agar memberi motivasi kepada semua masyarakat diseluruh daerah propinsi di indonesia agar semua masyarakatnya menjadi lebih baik dalam memperjuangkan cita-cita dan impian dalam membangun bangsa.
c. Psikografi Segmen psikografis adalah umur 16-20 tahun yang telah memiliki kedewasaan fisik dan psikologi yang telah mampu mengolah nalar dan mencerna imajinasi ke dalam bentuk nyata. Banyak pertimbangan dalam pemikiran dan pemilihan akan sesuatu. Telah mampu mencerna jalan cerita yang kompleks dan
psikologis mempunyai kecenderungan menyukai akan sesuatu yang spesifik dan sudah mempunyai kelompok-kelompok tersendiri seperti mempunyai cerita fantasi dan lain-lain. Penggunaan media film dokumenter untuk menuturkan cerita yang menggabungkan antara visual dan audio dengan bentuk visual secara nyata dan penambahan efek-efek visual digital maupun manual untuk lebih mendramatisir cerita agar lebih menarik untuk dilihat. Dalam usia tersebut masyarakat dapat memahami dan menangkap isi dalam cerita tersebut, bahwa pentingnya sebuah cita-cita dalam kehidupan kita..
3.1.2 Judul Film Judul film dokumter ini adalah “Kesuksesan Dibalik Ketidaksempurnaan”. Mengangkat judul tersebut dikarenakan sesuai dengan motivasi dan semangat si tokoh dalam film tersebut dalam mencapai cita-cita. 3.2 Tujuan Komunikasi Pembuatan film dokumenter ini memiliki tujuan komunikasinya tersendiri, yaitu penulis berharap pesan yang terdapat dalam film dokumenter ini dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat dan mampu menjadi inspirasi, serta memotivasi hidup mereka. Maka dari itu diharapkan dengan film dokumenter ini pengenalan profesi tokoh dalam film ini dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh masyarakat yang menjadi target audience. Karna film dokumenter dapat menyampaikan masalah ini secara informatif, edukatif, emosional.
3.2.1 Pesan Utama Atau Tema Dasar Komunikasi
Profesi tokoh dalam film dokumenter ini mengisahkan tentang kehidupan seseorang yang memiliki kekurangan namun dia terus berusaha menggapai impiannya, dengan semangat yang gigih dan perjuangan yang keras, walaupun ternyata impian yang dia harapkan tidak menjadi kenyataan dan disisi lain berusaha dengan kemampuan yang dia memiliki namun dia mampu menggapai kesuksesan yang tergolong luar biasa. Kenyataan tersebut yang adalah sebagian dari kehidupan yang ada saat ini ditengah-tengah masyarakat, dan kita seperti tidak peduli akan kehadiran mereka, bahkan cenderung meremehkannya.
3.3 Strategi Kreatif Setelah dilakukan penyusunan strategi komunikasi maka akan dilakukan penerapannya kedalam film dokumenter. Adapun uraian pendekatan strategi kreatif yang akan dilakukan demi tercapainya tujuan komunikasi diatas adalah:
3.3.1 Strategi Audio Elemen audio yang dipergunakan dalam pembuatan film dokumenter ini adalah dengan menggunakan efek suara dan dubbing.
3.3.2 Strategi Visual Konsep yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter ini adalah dramatik story, dengan menggunakan warna-warna desaturasi yang memberikan kesan dramatis. Informasi yang disampaikan berupa sebuah cerita kehidupan seharihari seseorang yang memiliki keadaan fisik yang kurang normal, dengan semangat tinggi dalam menjalani sebuah kehidupan yang ia jalani.
Pembuatan film dokumenter ini juga sangat dipengaruhi oleh kamampuan editing yang baik. Karena tanpa kemampuan tersebut informasi yang akan disampaikan sulit untuk dicerna oleh masyarakat dan sulit untuk mempengaruhi emosi masyarakat. Kemudian menggunakan teknik pengambilan gambar dan pengeditan gambar yang sempurna, agar dalam tayangan film tersebut audiens dapat memahami dan mencerna isi dalam cerita film tersebut. Kategori film dokumenter yang digunakan adalah direct cinema, yaitu sebuah film yang berdasarkan sebuah kisah nyata dan direkontruksi, namun diambil dari tempat yang berhubungan langsung dengan kejadian yang diangkat ke dalam film tersebut. Memasukkan ke dalam kategori tersebut karena visual yang diambil merupakan kisah nyata dan diambil secara langsung tanpa skenario dan rekontruksi keadaan yang sebenarnya. 3.3.3 Audio Visual Unsur-unsur desain yang dipilih dalam pembuatan film dokumenter “memotivasi masyarakat usia produktif dalam mencapai cita-cita” adalah sebagai berikut: 1. skema atau keluarga warm color, karena disesuaikan dengan karakter tokoh yang menjadi objek pembahasan dalam film. 2. tipografi serif untuk penulisan teks dan judul untuk menonjolkan kekuatan, sifat klasik namun sekaligus modern 3. sinematografi yang bersifat pelan untuk memberi kesan lebih mendramatisir dan keras dan kerasnya hidup sang tokoh.
4. audio dan musik lebih mengandalkan dengan suasana gitar akustik, untuk merasakan kesan sederhana nemun tetap memiliki emosi yang mendalam.
3.3.4 Strategi Desain 1. film documenter, yg terdiri dari pre-opening, title, opening, background story, main story, closing dan credit title Ukuran
: 720 x 576 PAL
Durasi
:
2. cover dvd 3. cakram/label dvd 4. storyboard 5. storyline 6. stiker 7. poster promosi film, ukuran : 42 x 59 8. kaos 9. x-banner 10. flye 3.3.4.1 Tipography Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.37
37
http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Dan tipografi yang akan digunakan dalam film dokumenter itu adalah :
Citra Helvetica yang kadung melekat pada otoritas membuatnya seolah menawarkan kenyamanan dan stabilitas, itulah pesan tidak langsung yang dipersepsikan pada font ini. Selain itu Helvetica, jaga memiliki tampilan yang bersih dan tidak neko-neko.38 Awalnya Helvetica diciptakan di tahun 1957 oleh desainer Swiss bernama Max Miedenger dan dikenal sebagai Neue Haas Grotesk. Ia menciptakannya dengan menggunakan entah-benda-apa-itu-namanya yang disebut sebagai Akzidenz Grotesk. Kemudian di era 1960-an Neue Haas
38
http://sayapimaji.multiply.com/reviews/item/26/gary_hustwit/hevetica_a_documentary_film
Grotesk diganti dengan plesetan nama Latin untuk Swiss, Helvetia, menjadi Helvetica. 3.3.4.2 Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.39 Warna yang digunakan dalam film dokumenter ini adalah warna desaturasi, menggunakan warna-warna desaturasi karena warna-warna tersebut memiliki kesan dramatis. Bentuk waran-warna desaturasi adalah warna-warna netral dan warna-warna yang mendekati warna sephia.
3.3.4.3 Ide Cerita a. Sinopsis Jakarta merupakan ibukota Negara dipercaya banyak orang memiliki peluang besar untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat diusia produktif tidak memiliki semangat untuk mencapai impian dan cita-citanya. Dari sekian banyak penduduk Jakarta, banyak masyarakat yang memiliki fisik normal namun mereka tidak memiliki semangat dalam menjalani hidup. Di sisi lain ada seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan fisik terus berjuang mempertahankan impiannya dan bekerja keras dalam kehidupan yang dijalani.
39
http://id.wikipedia.org/wiki/Warna
Ia tinggal di dalam kesedarhanaan, namun kegigihan dalam menjalani kehidupan sangatlah tinggi. Ketidaksempurnaan fisik bukanlah halangan baginya untuk mengejar impian dan cita-citanya. Dedi
Junaidi
adalah
salah
satu
orang
yang
memiliki
ketidaksempurnaan fisik namun semangat juang dan cita-citanya memberikan kehidupan sempurna karena impian dan cita-cita yang Ia raih terwujud Dedi Junaedi lahir di Jakarta pada tahun 1972. merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Dedi terlahir dalam kondisi fisik yang cacat, dia tidak memiliki kaki yang sempurna. Bahkan sampai menginjak dewasa dia tidak dapat berbicara, hanya bahasa isyarat yang dapat dilakukannya untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Dedi tinggal bersama kakak kandungnya yang bernama Pak Nuradi. Sejak kecil Dedi terbiasa hidup mandiri. Makan, minum, berpakaian, dan aktivitas lainnya dilakukannya dengan sendiri tanpa merepotkan orang-orang disekitarnya. Pada usia 15 tahun, Dedi sudah mulai bekerja menjadi tukang parkir dijalan raya Ciledug. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan penghasilan guna membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Dedi bercita-cita menjadi seorang Polisi, sehingga dalam bekerja dia selalu menggunakan seragam polisi. Seragam Polisi tersebut didapat dari seorang anggota Polisi yang merasa kagum akan semangat Dedi dalam menjalani pekerjaan sebagai tukang parkir. Kini usianya menginjak 35 tahun, berarti selama 20 tahun dia berprofesi menjadi tukang parkir. Setiap harinya mulai pukul 07.00 pagi Dedi sudah bersiap-siap dijalan raya untuk menertibkan laulintas. Profesi ini dia jalani dengan tekun, tak kenal lelah dan sabar walaupun kondisi fisik kurang sempurna. Penghasilan yang didapat mulai dari Rp.100-Rp.1000/kendaraan. Itupun kadang-kadang, karena tidak semua pengendara melintas memberi uang terhadapnya. Namun Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur rezeki setiap mahluk-Nya, sehingga
penghasilan Dedi jika dikumpulkan setiap harinya bisa mencapai Rp.20.000-Rp.30.000. Dedi sudah dikenal orang banyak, karena perjuangannya dalam membantu mengatur lalulintas. Sehingga Dedi sering disebut juga sebagai ”Polisi Cepe”, karena berseragam polisi dan mendapatkan uang cepe dalam mengatur lalulintas. Selain mengatur lalulintas dijalan raya Ciledug, Dedi juga menjadi tukang parkir di Apotik Taman Asri Ciledug. Hal ini dilakukannya setelah mengatur lalulintas di jalan raya Ciledug pada pagi dan sore hari. Walau dengan berjalan secara perlahan-lahan menuju tempat bekerja, Dedi tetap semangat dalam membantu menertibkan lalulintas. Dia dikenal sebagai sosok yang ramah, tegas, dan sabar. Orang-orang disekelilingnya menghormati Dedi karena sifatnya yang baik tersebut. Tepat pukul 21.00, Dedi mengakhiri pekerjaannya. Penghasilan yang didapat dihitungnya dan dia bergegas pulang menuju rumah untuk beristirahat serta memberi uang hasil bekerja untuk keluarganya. Selain Dedi Junaidi ada juga yang memiliki ketidaksempurnaan fisik tetapi tetap semangat dalam menjalani hidup. Pak Gufroni Sakaril juga memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna seperti Dedi Junaidi.
Beliau
mampu
menjadi
orang
yang
sukses
dalam
kehidupannya karena Ia sangat mengutamakan pendidikan. Pria kelahiran sragen 22 februari 1966 ini memulai aktifitas dari pukul 08.00 pagi. Setiap hari senin sampai jum’at dia bekerja di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta sebagai kepala humas, selama 12 tahun ia bekerja. Selain itu pada hari sabtu dan minggunya beliau juga mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta dijakarta, Selama sembilan tahun ia mengajar. Beliau sangat cerdas dan energik dalam memberikan materinya. Walaupun memiliki fisik yang kurang Pak Gufroni Sakaril tetap semangat dalam meraih cita-cita. b. Treatment
Dedi terlahir dalam kondisi fisik yang cacat, dia tidak memiliki kaki yang sempurna. Bahkan sampai menginjak dewasa dia tidak dapat berbicara, hanya bahasa isyarat yang dapat dilakukannya untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Dalam usianya yang ke 35 tahun, selama 20 tahun dia berprofesi menjadi tukang parkir. Setiap harinya mulai pukul 07.00 pagi Dedi sudah bersiap-siap dijalan raya untuk menertibkan lalulintas. Penghasilan yang didapat mulai dari Rp.100-Rp.1000/kendaraan. Itupun kadang-kadang, karena tidak semua pengendara melintas memberi uang terhadapnya. Namun Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur rezeki setiap mahluk-Nya, sehingga penghasilan Dedi jika dikumpulkan setiap harinya bisa mencapai Rp.20.000-Rp.30.000. Dedi sudah dikenal orang banyak, karena perjuangannya dalam membantu mengatur lalulintas. Sehingga Dedi sering disebut juga sebagai ”Polisi Cepe”, karena berseragam polisi dan mendapatkan uang cepe dalam mengatur lalulintas. Selain mengatur lalulintas dijalan raya Ciledug, Dedi juga menjadi tukang parkir di Apotik Taman Asri Ciledug. Hal ini dilakukannya setelah mengatur lalulintas di jalan raya Ciledug pada pagi dan sore hari. Tepat pukul 21.00, Dedi mengakhiri pekerjaannya. Penghasilan yang didapat dihitungnya dan dia bergegas pulang menuju rumah untuk beristirahat serta memberi uang hasil bekerja untuk keluarganya. Selain Dedi Junaidi ada juga yang memiliki ketidaksempurnaan fisik tetapi tetap semangat dalam menjalani hidup. Pak Gufroni Sakaril namanya, ia juga memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna seperti Dedi Junaidi. Beliau mampu menjadi orang yang sukses dalam kehidupannya karena Ia sangat mengutamakan pendidikan. Pria kelahiran sragen 22 februari 1966 ini memulai aktifitas dari pukul 08.00 pagi. Setiap hari senin sampai jum’at dia bekerja di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta sebagai kepala humas, selama 12 tahun ia bekerja. Selain itu pada hari sabtu dan minggunya beliau juga mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta dijakarta, Selama sembilan tahun ia
mengajar. Beliau sangat cerdas dan energik dalam memberikan materinya. Walaupun memiliki fisik yang kurang Pak Gufroni Sakaril tetap semangat dalam meraih cita-cita.
3.3.5 Strategi Media Startegi media adalah taktik dalam menentukan media yang tepat yang akan digunakan dalam melakukan sebuah penyampaian informasi. Dan di sini strategi media yang akan digunakan menggunakan media audio visual yaitu film dokumenter karena media audio visual adalah media yang membutuhkan dua panca indra dalam berkomunikasi sehingga memungkinkan untuk lebih mudah di mengerti oleh remaja. Media audio visual yang digunakan berbentuk kepingan CD atau biasa kita sebut DVD. Menggunakan media ini karena selain mengandung unsur audio visual, permasalahan yang diangkat lebih mudah disampaikan dengan adanya unsur verbal dan non-verbal yang disampaikan dalam film tersebut. Selain itu dengan menggunakan media tersebut, audience dapat melihat sebuah realita kehidupan yang ingin penulis sampaikan mengenai sebuah harapan dan cita-cita.
3.3.6 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Distribusi DVD ini dilakukan disekolah-sekolah, perpustakaan karena sebagai pedoman pendukung pembelajaran pada setiap siswa – siswi disekolah tersebut dan agar dalam menyaksikan film tersebut para siswa maupun siswi dapat menghormati cita cita mereka, sehingga termotivasi untuk menggapai cita-cita mereka.. Pada tempat-tempat tersebut diharapkan akan dapat sering terjadi perubahan oleh para pecinta film khususnya oleh audience yang telah menyaksikan film dokumenter yang berjudul ”Kesuksesan Dibalik Ketidaksempurnaan” yang akan dipublikasikan ketika dalam masa-masa kelulusan siswa-siswi sekolah.