BAB III PROSES KOMISIONING 3.1.
Tinjauan Umum Setiap mesin produksi baru atau mesin lama yang dimodifikasi
memerlukan proses komisioning. Komisioning adalah proses menjalankan suatu mesin produksi dari mesin selasai dipasang sampai mesin produksi.
Untuk
melakukan komisioning engineer harus mempelajari program dari mesin tersebut. Sehingga setiap bagian mesin tahu fungsinya. Sejalan dengan kemajuan teknologi, mesin-mesin produksi saat ini dikontrol dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Control). PLC mesin press yang dikomisioning ini menggunakan PLC AB (Allen Bradley). PLC Allen Bradley ada beberapa tipe, karena applikasi mesin press ini sangat komplek maka tipe yang dipakai untuk mengontrol adalah Controllogix. Software yang dipakai untuk membuat dan modifikasi program control logic adalah RS Logix 5000. Controllogix bisa diporgram menggunakan beberapa bahasa pemograman. Bahasa pemograman tersebut yaitu : Ladder Logic, Function Block Diagram, Sequential Function Chart dan yang terakhir Structured Text. Ilustrasi bisa dilihat digambar dibawah ini.
45
46
Gambar 3.1 Iilustrasi bahasa pemograman Controllogix Mesin Press yang dikomisioning ini hampir seluruh routine program menggunakan pemograman Ladder logic dan hanya 1 routine yang mengunakan Function Block Diagram. Sebuah mesin atau suatu proses yang menggunakan PLC untuk mengontrol memerlukan alat yang bisa digunakan operator berinteraksi. Sehingga mesin itu bisa operasikan dengan baik. Alat itu adalah HMI (Human Machine Interface). Oleh karena itu mesin Press ini juga menggunakan HMI. Untuk HMI menggunakan PanelView Plus, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Panelview
47
Mesin CuringPress ini programnya cukup komplek setiap bagian mesin mempunyai program sendiri-sendiri. Dan ada program yang mengabungkan semua bagian mesin yang mengatur kapan program tiap-tiap bagian itu bekerja. Tetapi secara garis mesin Curing Press ini terdiri dari: 1. Bagian Masukan (Input) 2. Bagian Pengendali (PLC) 3. Bagian Keluaran (Output) 4. Bagian antarmuka mesin dengan manusia (Human Machine Interface = HIM) Bagian masukan berfungsi untuk memberikan informasi semua keadaan mesin yang sedang terjadi kepada PLC. Bagian masukan pada mesin Curing Press ini berupa: Selector Switch, Push Bottom Switch, Limit Switch, Proximity Switch, Pressure switch, Pressure Transducer, Position Transducer, Thermocouple dll. Bagian Pengendali (PLC) berfungsi mengatur bekerjanya mesin, mulai dari memasukan green tire (Ban Setengah jadi), memamaskan, membentuk dan mengeluarkan. Bagian pengendali ini menerima keadaan mesin dari menerima perubahan parameter Bagian Masukan dan Bagian antarmuka mesin dengan manusia. Dan hasil pengendalian dikirim ke Bagian Output. Bagian output berfungsi menerima hasil pengendalian sehingga mesin bisa berkerja sesuai dengan yang diinginkan. Bagian Output berupa: lampu, solenoid valve, I/P transducer dan Servo valve.
48
Bagian antarmuka mesin dengan manusia befungsi merubah dan melihat parameter-parameter mesin. Bagian ini juga bisa merubah, memanggil dan menabah resep, karena setiap jenis ban yang diolah mempunya waktu pengolahan dan parameter mesin berbeda. Dan bagian ini juga bisa mengatur siapa saja yang boleh parameter tertentu. Jadi tidak setiap orang bisa merubah parameter mesin. Ini diatur sesuai dengan nama pengguna dan password. Alur pengaturan bagian-bagian ini bisa dilihat pada blok diagram pengaturan dibawah ini
Output
Input Input
Pengendali
Output
(PLC) Output
Input
Antarmuka Mesin dengan Manusia (HMI)
Gambar 3.3 Blok Diagram Pengendali Mesin Curing Press bekerja mulai dari mengambil green tire yang dikerjakan oleh bagian loaer. Loader akan turun sampai mencapai green tire yang diletakkan di green tire stand. Lalu chuck loader akan memegang green tire kemudian naik ke posisi Swing In. Setelah berada diposisi Swing In maka loader akan bergerak masuk ke tengah press kemudian chuck loader bergerak turun
49
sampai ke posisi Shaping sehingga bagian Center Mech ada ditengah-tengah green tire. Kemudian centre mech akan bergerak sesuai lebarnya green tire lalu mengembang dengan tekanan 9 – 14 psi. Setelah green tire mengebang maka chuck loader akan melepaskan green tire lalu bergerak keatas menuju posisi early out kemudian bergerak keluar. Apabila loader telah berada diluar maka mold akan turun hingga green tire tertutup oleh mold seluruhnya dan mengucinya. Dan cylinder squeeze akan menekan sebesar 900 – 1200 k Newton. Jika tekanan cylinder squeeze telah mencapai setpoint maka, steam dengan tekanan 200 psi akan melalui center mech sehingga memanaskan green tire dari dalam. Green tire tidak bersentuhan langsung dengan steam tapi dengan karet bladder. Bladder akan diisi steam sehingga menekan green tire. Mold yang menutup green tire memanaskan dari luar dengan suhu 176 Deg C. Steam akan memanaskan selama kira-kira 2.5 menit. Kemudian Nitrogen dengan tekanan 300 psi akan menekan selama 4 menit sehingga kembang ban akan terbentuk sesuai mold yang menutupnya. Valve nitrogen akan menutup dan tekanan sisa di bladder akan dicek selama 3 menit. Jika terjadi kebocoran maka di HMI aka nada alarm. Setelah dicek kebocoran maka tekanan sisa akan buang sampe tidak ada tekanan di dalam bladder. Pengunci mold akan membuka dan mold akan naik keatas. Kemudian center mech akan bergerak keatas dan bladder akan divakum supaya ban yang sudah jadi mudah di ambil oleh unloader. Unloader akan masuk, ketika sudah dibawah ban unloader akan naik sementara center mech akan turun. Setelah ban sudah berada di atas unloader, unloader akan keluar degan membawa ban diatasnya. Kemudian unloader akan miring sehingga ban akan meluncur ke conveyor. Sementara loader mulai mengabil lagi green tire selanjutnya. Jika
50
terjadi masalah saat pengecekan tekanan dan melewati batas-batas yang telah di atur, maka unloader tidak akan meluncurkan ban ke conveyor. 3.2.
Bagian-bagian Mesin Curing Press Pada bagian yang lalu telah dibahas cara kerja mesin curing press secara
umum. Pada bagian kali ini akan dibahas secara lebih detail tentang bagian-bagian dari mesin curing press dilihat dari perangkat kerasnya. 3.2.1. Bagian Loader Bagian Loader berfungsi untuk memasukan green tire ke dalam curing press. Loader juga terdiri 2 bagian besar pertama green tire stand adalah tempat operator meletakan green tire dan bagian kedua Loading device. Green tire stand dilengkapi dengan limit switch yang berfungsi untuk mendeteksi green tire sudah berada ditempatnya. Kondisi limit switch tersebut dipakai oleh loading device untuk mulai turun mengambil green tire. Untuk lebih jelas bisa dilihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Green Tire Stand
51
Bagian-bagian green tire stand sebagai berikut: 1. Limit Switch 2. Delivery device 3.
Diameter adjustment
4. Axial adjustment 5. Swivel locking Loading device berfungsi mengambil green tire dari tempatnya dan memasukanya ke curing press. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.5 Loader Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut; 1. Odometer sensor 2. Loading cylinder up/down 3. Loading arm
52
4. Gripper cylinder 5. Loading gripper 6. Loading cylinder forward/back 7. Guidance 8. Swivel cylinder 9. Safety switch rod Odometer sensor berfungsi untuk mengukur posisi loading device. Posisi dari loading device bisa dilihat di HMI. Ada beberapa posisi dari loading device antara lain, green tire pickup position, swing-in position, shape position dan earlyout position. Green tire pickup position sebagai acuan kapan loading device berhenti turun ketika mau mengabil green tire. Swing-in position sebagai acuan mulai kapan swivel cylinder bergerak masuk. Shape position sebagai acuan untuk berhenti ketika loading device meletakkan green tire di center mech. Early-out position sebagai acuan ketika loading device bergerak keluar. Naik
dan
turunnya
loding
device
menggunakan
hydraulic
dan
kecepatannya diatur dengan menggunakan servo valve. Karena saat meletakan green tire di center mech perlu ketepatan. Jadi ketika posisi loading device mendekati setpoint maka kecepatannya akan berkurang supaya tidak terjadi benturan dan berhenti dengan tepat. 3.2.2. Bagian Unloader Bagian unloader berfungsi mengambil ban yang sudah jadi dan meletaknya di conveyor. Unloader akan masuk bila press dalam keadaan terbuka dan ban sudah siap diambil. Lalu unloader akan bergerak ke atas untuk
53
mengambil ban, lalu itu unloader mudur. Light barrier sensor akan mendeteksi ban, apabila terdeteksi ada ban maka unloader akan turun. Tetapi kalo tidak terdeteksi ada ban, unloader akan diam. Kalo terjadi seperti ini aka nada alarm di HMI. Jika unloader sudah turun dan ban berada diatasnya maka mejelang proses Curing (memasak dan membentuk ban) selanjutnya selesai, cylinder tilting akan bekerja untuk memiringkan unloader sehingga ban akan meluncur ke conveyor. Dan unloader siap untuk mengambil ban selanjutnya. Untuk lebih detai bagianbagian unloader bisa lihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.6 Unloader Bagian-bagian Unloader: 1. Cylinder up/down 2. Cylinder tilting 3. Cylinder in/out 4. Unloading lift
54
5. Fork unloading 6. Horizontal linear guiding 7. Vertical linear guiding 8. Fork distance adjustment 9. Light barrier sensor 10. Light barrier reflector 3.2.3. Bagian Center Mech Center mech berfungsi untuk memanaskan, membentuk dan mengeluarkan ban. Ketika loader turun menbawa green tire bladder yang ada di center mech akan dibuat vacuum, supaya green tire bisa masuk dengan lancar. Setelah sudah mencapai bawah center mech akan turun untuk menyesuaikan dengan lebar green tire kemudian bladder akan mengembang dengan tekanan 9 – 15 psi. Saat proses curing, steam dan nitrogen akan dialirkan ke bladder. Untuk lebih detail bisa lihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.7 Center Mech
55
Bagian Center Mech 1. Bottom bladder clamping ring 2. Upper bladder clamping ring 3. Stretching cylinder 4. Position sensor 5. Ejection cylinder 6. Internal heating pipe 3.2.4. Bagian Press Drive Press drive (Penggerak Press) berfungsi membuka dan menutup press. Ketika selesai proses memasak dan membentuk ban selesai, press akan membuka penuh dan dikunci supaya tidak turun. Kecepatan diatur oleh PLC dengan mengatur servo valve untuk main press cylinder. Posisi press diukur oleh sensor position. Posisi press diukur beguna untuk pengaturan kecepatan dari press. Saat press mulai membuka, press akan bergerak naik dengan pelan-pelan. Setelah mencapai posisi tertentu, press akan naik dengan kecepatan maksimun. Tapi saat mendekati puncak press kembali naik dengan pelan dan akhirnya berhenti ketika mencapai puncak. Baru kemudian locking device akan mengunci press. Untuk lebih jaelasnya bisa dilihat digambar dibawah ini. Bagian – bagian press drive 1. Main Press Cylinder 2. Locking device 3. Sensor Positions
56
2
3 1
Gambar 3.8 Bagian Press Drive 3.2.5. Bagian Squeeze Bagian ini berfungsi untuk menekan green tire yang ada didalam mold. Tekanan hydraulic 900 – 1200 k Newton. Tekanan ini akan dipertahankan sampai menjelang press akan membuka atau proses curing selesai. Tekanan ini dipertahankan supaya ban yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Jika terjadi masalah squeeze saat mulai proses curing, maka aka nada alarm dan proses tidak akan diteruskan. Alarm juga akan muncul HMI.
57
Bagian squeeze terdiri dari 4 buah cylinder hydraulic, pressure transducer dan solenoid valve. Pressure transducer ini digunakan untuk mengukur tekanan oil yang ada di 4 buah cylinder tersebut. Digambar dibawah ini bisa dilihat letak dari cylinder squeeze.
Gambar 3.9 Cylinder Squeeze 3.2.6. Bagian Pengaturan suhu Bagian pengaturan suhu diperlukan untuk mempertahankan suhu mold (Cetakan ban). Karena jika suhu mold tidak stabil maka akan menyebabkan kualitas ban tidak bagus, bahkan kalo suhu mold terlalu rendah akan menyebabkan ban lengket di mold dan jiak terlalu panas ban terlalu masak. Suhu untuk mold diatur antara 172 - 180 Deg C, tergantung jenis ban yang diproduksi. Mold yang dipanaskan ada 2, yang pertama mold bagian atas dan yang keduan mold bagian bawah. Mold dipanaskan oleh steam yang dialirkan dari mold bagian atas kemudian dialirkan ke mold bagian bawah. Sensor suhu diletakkan dimold bagian bawah bertujuan untuk memudahkan pemasangan. Gambar dibawah ini bisa memperjelas system pengaturan suhu di mesin curing press ini.
58
Mold Atas
Mold Bawah
Gambar 3.10 pengaturan suhu mold 3.2.7. Bagian Pengaturan Curing (memasak dan membentuk ban) Bagian ini berfungsi untuk mengalirkan steam dan nitrogen ke bladder. Kapan valve-valve tersebut bekerja diatur oleh PLC. Dibagian ini ada dua macam valve. Pertama control valve hanya buka dan tutup, kedua control valve yang pembukaannya proporsional. Control valve yang pertama digerakan oleh solenoid valve sedangkan control valve kedua diatur oleh I/P transducer (alat yang merubah 4 – 20 mA menjadi 3 – 15 psi). Setiap control valve tersebut harus dipastikan tidak ada yang bocor sebab ada dua sumber yang masuk ke mesin curing press ini. Jadi kalo ada terjadi kebocoran control valve bisa terjadi bercampurnya supply steam dengan nitrogen. Ini akan berdampak turunnya suhu dari steam karena nitrogen yang bertekanan 300 psi akan masuk ke steam yang mempunya tekanan 200 psi. Letak control valve tersebut bisa dilihat di gambar dibawah ini
59
Gambar 3.11 Control Valve Curing
3.3.
Program Mesin Curing Press Program mesin curing press ini dibagi menjadi beberapa program untuk
memudahkan dalam perbaikan jika terjadi masalah. Setiap bagian dari mesin ini mempunyai program sendiri. Tapi program-program tersebut saling berkaitan. Dan program utama yang mengatur semua program tersebut. 3.3.1. Program Utama Program utama mengatur semua program-program tiap-tiap bagian. Adapun program utama ini terdiri dari step 1 sampai dengan step 9. Step-step tersebut bisa dilihat table dibawah ini:
60
Tabel 3.1 program utama Step
Keterangan
Step 1
Idle
Step 2
Start Cycle
Step 3
Load Press
Step 4
Close Press
Step 5
Start Cure
Step 6
Open Press
Step 7
Unload Tire
Step 8
Wait for Restart
Mesin ini mempunyai 2 mode yaitu: mode manual dan mode auto. Dalam kondisi manual press bisa dibuka dan ditutup dan semua bagian mesin bisa dioperasikan secara manual. Kecuali untuk bagian cure tidak bisa dioperasikan secara manual karena valve steam dan nitrogen terbuka bladder tidak akan kuat menahan tekanan steam dan nitrogen. Valve steam dan nitrogen terbuka jika press dalam kondisi tertutup dan ada green tire yang akan dicure. Ketika mesin dalam posisi manual maka status program auto distep 1 (idle). Step program akan pindah dari step 1 ke step 2 apabila mesin dalam kondisi auto, semua bagian dalam kodisi home dan menekan Start Cycle. Jika loader dalam konsidi siap (sudah ada green tire yang siap dicure), maka loader akan mengambil ban dan memasukan ke press (program step 3). Dari program step 1 (idle) bisa langsung ke program step 3 apabila menekan Start thermocouple tire, fasilitas ini perlu login. Ketika green tire udah selesai diletakan dibladder press akan menutup (program step 4). Apabila pada program step 4 green tire sudah dalam kondisi ready to cure maka program akan pindah ke program step 5 (start cure). Dari program step 1 (idle) bisa langsung ke program step 6 (start
61
cure) jika menekan jump into cure. Fasiltas jump into cure hanya bisa dilakukan oleh orang maintenance dan juga membutuhkan login. Jika curing sudah komplit, maka press akan membuka (program step 6). Setelah press sudah terbuka dan open lock sudah aktif, jika kondisi unloader dalam kondisi auto maka unloader akan mengeluarkan ban yang sudah jadi (program step 7). Jika kondisi unloader manual maka program akan pindah ke program step 9 (Resume Unload). Fasilitas start thermocouple tire bisa digunakan oleh orang quality dan maintenance yang mempunya user dan password yang berdeda. Fasilitas ini diperlukan untuk mengecek temperature ban yang dibutuhkan dalam proses cure, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau tidak. Fasilitas jump to cure hanya bisa digunakan oleh maintenance dengan memasukan login untuk maintenance. Fasilitas ini digunakan untuk mengecek kebocoran saat proses cure sedang berjalan. Dan saat menggunakan fasilitas ini maintenance harus memasang penutup bladder, karena tidak menggunakan green tire. Ketika dalam keadaan kritis dan mesin perlu secepatnya dihentikan, operator bisa menekan emergency stop. Dimana pun program step berada, ketika kondisi E-Stop program step mesin akan kembali ke step 1 (idle). Mesin press ini didesain seaman mungkin untuk dioperasikan. 3.3.2. Program Loader Program loader berfungsi untuk mengatur kerja loader untuk mengambil green tire dan memasukkannya ke press. Step-step program loader yang utama hanya ada 18 step. Ketika loader pertama kali Auto, step program akan berada di
62
step 1 Idle. Jika press dalam keadaan auto green tire sudah siap maka ketika Cycle Start ditekan maka Program loader mulai berjalan. Loader mulai bergerak turun mengambil green tire dan memasukannya kedalam press. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tabel dibawah ini. Tabel 3.2 Step program Loader Step Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5 Step 6 Step 7 Step 8 Step 9 Step 10 Step 11 Step 12 Step 13 Step 14 Step 15 Step 16 Step 17
Keterangan Idle Move Loader Down Stop Loader Expand Chuck Move Loader Up Green Tire In Loader Lower Mold Ring Down Loader Swing In Loader Push In Stretch Top Ring Move Loader Down Stop Loader, send TCR to Shape Shaping 1 Release Chuck Move Loader Up Loader Retract Loader Swing Out
Program loader ini ada tambahan program untuk mengantisipasi jika terjadi masalah ketika green tire diambil dan dimasukan ke press. Untuk lebih detil bisa dilihat ditabel dibawah ini.
63
Tabel 3.3 Step program loader saat terjadi masalah
Step Step 22 Step 24 Step 25 Step 26 Step 27 Step 29
Keterangan Tire Drop F ault Lost Green Tire Fault Shaping 1 Fault Vacuum Loader Up Tire Still On Loader Fault
Jika pada step 5 (Move Loader Up) atau step 6 (Green Tire In Loader) green tire jatuh maka step program akan langsung ke Step 22 (Tire Drop Fault) untuk muncul alarm dan memerintahkan loader untuk tetap di luar. Step 24 (Lost Green Tire Fault) aktif apabila pada program step 8 (Loader Swing In) atau step 9 (Loader Push In) atau step 10 (Stretch Top Ring). Setelah step 22 aktif maka step program akan mengaktifkan step program 27 (loader Up). Ketika pada step program 13 (Shaping 1) atau step program 14 (Release Chuck) terjadi masalah shaping maka program akan mengaktifkan step program 26 (Vacuum). Step program 26 ini akan memerintahkan untuk membuat vacuum bladder. 3.3.3. Program Unloader Program ini berfungsi untuk mengatur kerja unloader yaitu, mengambil ban yang sudah selesai dimasak dan dibentuk. Program unloader mempunyai step program utama 12 step program. Untuk lebih jelasnya bisa lihat table dibawah ini.
64
Tabel 3.4 Step program Unloader Step Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5 Step 6 Step 7 Step 8 Step 9 Step 10 Step 11
Keterangan Idle LMR Up, TCR Stretch, Vacuum On Top C lamp Ring Stretch Position & Vacuum On Unloader Horizontal & Vacuum Req Send Unloader In Lower Mold Ring Down & Unluader Up Send Unloader Out Send Unloader Down Start New Loading Wait to Release Tilt Unloader
3.3.4. Program Center Mech Program center mech berfungsi untuk mengatur bladder. Pengatur shaping 1 ketika green tire sudah berada dibladder. Mengatur TCR (Top Clam Ring) dan LMR (Lower Mold Ring). Program center mech tidak mempunya step program. Program center mech menerima perintah dari step program loader dan step program unloader. 3.3.5. Program Press Motion Program press motion berfungsi untuk mengatur buka dan tutup press ketika proses curing akan dimulai dan proses curing telah selesai. Saat mesin sedang jalan auto ataupun manual program perss motion tidak mempunyai stepstep program, dan bekerja hanya menerima perintah dari program utama. Program press motion mempunyai step program untuk setup mold. Ketika mold ban diganti, mesin press memerlukan setup mold karena ukuran mold
65
berbeda tergantung jenis ban yang diproduksi. Step program untuk mold setup bisa dilihat tabel dibawah ini. Tabel 3.5 Step program mold setup
Step Step 0 Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5 Step 6 Step 7 Step 8 Step 9 Step 10 Step 11
Keterangan Idle Manually Raise All Rods Close Press with mold until stall pos ition Lower Rods to closed limit mold Setup Engage Locks for Mold Setup Apply Squeeze Pressure Hold Squeeze time after reaching setpoint Remove Squeeze Delay Unlock until squeeze Off Delay Unlock F inished Open Press Finished, R eturn to idle
Selain buka dan tutup press, program press motion mengatur Squeeze. Squeeze adalah tekanan yang press bagian atas dan bawah untuk menekan mold sehingga mold benar-benar rapat tidak ada celah. Besar tekanan sequeeze sebesar 900 – 1200 k Newton. 3.3.6. Program Curing Program curing adalah program yang mengatur proses memasak dan membentuk ban. Program ini berjalan ketika press dalam kondisi tertutup, Squeeze sudah mencapai setpoint dan safety interlock dalam kondisi normal. Safety untuk mesin press ini sangat penting mengingat tekanan dalam mold yang begitu besar. Safety saat proses curing ada safety interlock software dan safety interlock hardware.
66
Pada program curing ini ada 8 step program. Step-step tersebut bisa kita lihat ditabel dibawah ini: Tabel 3.6 step program curing Step Step 0 Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5 Step 6 Step 7
Keterangan Home 1.38 Mpa Steam 2.07 Mpa Gas Gas Flush Gas/Leak/Extend Slow Deflate Cold Water Flush Deflate
Di program curing ini ada 7 control valve yang fungsinya berbeda-beda dan membuka sesuai dengan konfigurasi valve disetiap step program. Ketujuh valve tersebut adalah: 1. Steam Valve 2. Gas Valve 3. Main Drain Valve 4. Steam/Gas Transfer Valve 5. Cold Water Valve 6. Slow Steam Valve
3.4.
Proses Komisioning Proses komisioning dimulai ketika mesin press selesai dipasang dan kabel-
kabel sudah disambung. Sebelum panel dinyalakan, kita harus memastikan kabel power tidak ada yang hubung singkat. Kemudian nyalakan panel dan ukur
67
tegangan yang masuk panel. Ukur tegangan 3 phase 460 Volt AC, tegangan control 120 Volt AC dan untuk DC 24 Volt. Jika semua tegangan sudah masuk kita harus mengecek putaran motor Hydraulic sesuai dengan putaran pompa hydraulic. Di mesin press ini ada 3 buah motor yaitu pompa untuk press sebelah kiri, pompa press sebelah kanan dan pompa pendingin atau penyaring oli hydraulic. Hidupkan power supply controllogix dan download programnya. Hidupkan power control 24 Volt DC. Dan mulai untuk cek input dan output dari Controllogix. Kita harus check semua jenis input dan output, baik input/ouput digital maupun input/output analog bahkan input RTD. 3.4.1. Konfigurasi Input/Output Untuk mempelancar komisioning sebaiknya kita harus tahu konfigurasi input/output controllogic system yang digunakan pada mesin press ini. Module input dan output yang terpasang di chassis controllogix yaitu: 1. 1756-IF8 (Analog Input 8 channel input) 2. 1756-IR6I (RTD input 6 channel) 3. 1756-IB32 (Digital Input DC 32 point) 4. 1756-OF4 (Analog Output 4 channel) 5. 1756-OB32 (Digital Output DC 32 point) Chassis controllogix yang digunakan yaitu 1756-A17
chassis yang
menpunya 17 slot. Processor dipasang di Slot pertama. Slot kedua dan ketiga tempat
dipasangnya
1756-ENBT.
ENBT
pertama
digunakan
untuk
68
komunikasi controllogix dengan HMI (Panelview) dan yang kedua untuk komunikasi dengan mesin-mesin yang lainnya. Didalam program bisa dilihat susunan input dan output. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.12 Konfigurasi I/O Controllogix Input digital dan Input Analog harus dicek dan dipastikan tidak ada masalah. Input digital bisa berupa proximity, limit switch, contact relay, photo sensor. Sedangkan untuk input analog bisa berupa arus, tegangan, RTD. Untuk slot 3 dan 4 terpasang 1756-IF8, module analog input ini memiliki 8 channel dan inputnya bisa berupa arus atau tegangan. Konfigurasi bisa dilakukan controllogix dan bisa memilih arus atau tegangan. Kita juga bisa menentukan skala input dan skala nilai yang akan dibaca oleh program controllogix. Misalnya 4 mA = 0 dan 20 mA =100. Konfigurasi module analog ini
69
setiap channel saling terpisah. Konfigurasi yang dipilih harus disesuaikan dengan kabel signal yang disambung ke module analog input ini.
Gambar 3.13 konfigurasi modul analog input Daftar analog input di slot 3 dan slot 4 bisa dilihat tabel dibawah ini. Tabel 3.7 Daftar Input Slot 3 Slot - Channel Local:3:I.CH0DATA Local:3:I.CH1DATA Local:3:I.CH2DATA Local:3:I.CH3DATA Local:3:I.CH4DATA Local:3:I.CH5DATA Local:3:I.CH6DATA Local:3:I.CH7DATA
Keterangan B175L closing pressure left B501L Internal pressure left B505L bladder leakage left reserve B110L press position cylinder left B130L position loader cylinder left B165L top clamp ring cylinder left reserve
Tabel 3.8 Daftar Input Slot4 Slot - Channel Local:4:I.CH0DATA Local:4:I.CH1DATA Local:4:I.CH2DATA Local:4:I.CH3DATA Local:4:I.CH4DATA Local:4:I.CH5DATA Local:4:I.CH6DATA Local:4:I.CH7DATA
Keterangan B175R closing pressure right B501R Internal pressure right B505R bladder leakage right reserve B110R press position cylinder right B130R position loader cylinder right B165R top clamp ring cylinder right reserve
70
Untuk slot 3 dan 4 terpasang 1756-IR6I, module RTD memiliki input 6 channel. Tipe RTD dipilih diprogam controllogix dan harus sesuai dengan RTD yang terpasang di mesin.
Gambar 3.14 konfigurasi Modul RTD Tabel 3.9 Daftar Input RTD Slot 5 Slot - Channel Local:5:I.CH0DATA Local:5:I.CH1DATA Local:5:I.CH2DATA Local:5:I.CH3DATA Local:5:I.CH4DATA Local:5:I.CH5DATA
Keterangan R570L temperature I platen left R570L temperature II platen left R570R temperature I platen right R570R temperature II platen right reserve R038 oil temperature
Tabel 3.10 Daftar Input RTD Slot 6 Slot - Channel Local:6:I.CH0DATA Local:6:I.CH1DATA Local:6:I.CH2DATA Local:6:I.CH3DATA Local:6:I.CH4DATA Local:6:I.CH5DATA
Keterangan R576L internel temperature I left R576L internel temperature II left R576R internel temperature I right R576R internel temperature II right reserve reserve
71
Untuk slot 7 dipasang module Analog Output 1756-OF4 yang mempunyai analog output sebanyak 4 channel.
Analog output tersebut digunakan untuk
mengontrol pressure saat shaping dan mengontrol kecepatan dari cylinder mesin press untuk membuka atau menutup. Modul ini bisa mengeluarkan tegangan atau arus sesuai dengan kebutuhan Konfigurasi 1756-OF bisa dilihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.15 Konfigurasi Modul Analog Output Tabel 3.11 Daftar Analog Output Slot 7 Slot - Channel Local:7:O.CH0DATA Local:7:O.CH1DATA Local:7:O.CH2DATA Local:7:O.CH3DATA
Keterangan Regulation Shape Left Regulation Shape Right Regulation prop. Throttle Left Regulation prop. T hrottle Right
Untuk Slot 8 sampai dengan 12 dipasang module digital input 1756-IB32. Setiap module digital input ada 32 point input. Konfigurasi module digital input bisa dilihat gambar dibawah ini.
72
Gambar 3.16 konfigurasi module digital input Untuk slot 13 sampai dengan slot 16 dipasang modul output 1756-OB32. Modul ini mempunya 32 titik output 24 Volt DC. Konfigurasi modul output ini bisa lihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.17 konfigurasi modul digital output 3.4.2. Cek Input dan Output Dalam pengecekan
input dan output kita harus mengetahui cara
bagaimana cara menyambung input/output digital, analog dan input RTD. Karena
73
kemungkinan terjadinya kesalahan itu ada. Sehingga kalo terjadi kesalahan bisa memperbaiki kesalahan tersebut. Setiap input dan ouput harus dicek satu persatu dan harus sesuai dengan program. Jika ada input atau output tidak sesuai dengan program maka mengakibatkan mesin tidak berjalan dengan semestinya atau tidak jalan sama sekali, bahkan bisa menyebabkan kecelakaan. Jadi dalam pengecekan input dan output ini, seorang engineer harus teliti dan berhati-hati supaya tidak terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan kecelakaan. 3.4.3. Test fungsi dan squence Setelah pengecekan input dan output selesai, kita harus melakukan pengetesan fungsi. Fungsi-fungsi manual yang harus dicek yaitu: 1. Buka dan tutup press. 2. Fungsi manual Loader 3. Fungsi manual Unloader 4. Fungsi manual Center Mech 5. Fungsi manual Squeeze 6. Fungsi Valve-valve curing Ketika fungsi-fungsi manual sudah selesai mulailah melakukan t sequence auto. Dengan menekan Cycle Start Loader mulai bergerak secara otomatis. Mulai mengambil green tire. Dan green tire mulai masuk dan bergerak turun untuk meletakkan green tire di tengah-tengan center mech, lalu kita stop berarti untuk proses loading auto sudah bekerja dengan baik.
74
Pengetesan sequence curing autoharus dilakukan dengan memasang cap di center mech. Tutup press kemudian mesin di auto dan start Curing. Maka akan mulailah berjalam proses curing. Setelah selesai press akan membuka dan unloader mulai bergerak otomatis untuk mengambil ban yang sudah jadi, unloader akan tersedat karena curing hanya menggunakan cap. Jika semua fungsi-fungsi manual dan otomatis berjalan dengan baik, maka mesin press pun siap untuk curing ban pertamanya. Sebelum mulai memproduksi masih ada beberapa tahap untuk mengetesan kualitas hasil curing. Terutama di test suhu ban selama proses curing. Untuk test hasil curing menggunakan green tire yang dipasang thermocouple dibeberapa titik. Kemudian green tire tersebut dimasak dan dibentuk. 3.4.4. Monitor Produksi dan Penyempurnaan Program Monitor produksi setelah mesin curing press mulai produksi diperlukan karena program belum teruji bisa mengontrol mesin dengan baik. Setelah mesin produksi lebih dari 24 jam, nanti akan ketahuan kekurangan mesin tersebut. Dan kita harus jeli jika terjadi masalah, apa masalahnya hanya sementara atau masalah tersebut disebabkan oleh kurang sempurnanya program atau masalahnya berasal dari desain mesin itu sendiri. Selain masalah yang harus diperbaiki, tetapi kita juga harus bisa menyempurnakan program tersebut sehingga bisa berjalan dengan efisien. Jadi ketika melihat sesuatu yang kurang bagus, perbaiki dan sempurnakan.