BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON
Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS – BTS Micro baru agar sampai ke BSC/ MSC yang tersedia.
3.1. Konsep Perancangan Minilink 3.1.1.
Data Site Planning Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan oleh team RF (Radio Frekuensi), maka dapat ditentukan daerah-daerah yang sesuai dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : a. Lokasi yang dipilih dapat menghasilkan propagasi ruang bebas (free space propagation). b. Mudah dijangkau dalam pelaksanaan pembangunan, serta pada saat pengoperasian dan perawatan. Di bawah ini merupakan data dari team RF pada daerah-daerah perencanaan Minilink pada BTS Micro Cell :
Tabel 3.1 Titik Koordinat dan Ketinggian No.
Path Name
Site Name
MIC_RS_POLRI 1
2
Latitude (S)
Longitude (E)
Ant.Height
6° 16' 02.39''
106° 52' 20.79''
18 m at Tower20 m
6° 15' 46.83''
106° 52' 35.00''
34 m at Tower36 m
6° 12' 22.84''
106° 48' 08.66''
11m
6° 12' 37.12''
106° 47' 54.60''
Building 88 m + 6 m
MIC_RS_POLRI
KEBON_PALA
KEBON_PALA
MIC_BDRCWG100 -
MIC_BDRCWG100 -
_GDG_LOKAWIRA
_GDG_LOKAWIRA
MIC_PNJRNHAN1 -
MIC_PNJRNHAN1
6° 12' 00.40''
106° 48' 55.58''
8m
BANKMEGA_DKH
BANKMEGA_DKH
6° 12' 02.30''
106° 49' 20.10''
Building 36 m + 3m
MIC_TOLBKSTMR -
MIC_TOLBKSTMR
6° 15' 42.00''
107° 01' 01.92''
9m
MERGAHAYU
MERGAHAYU
6° 15' 19.37''
107° 00' 57.31''
32 m at 42 m
MIC_RUKO_PECENONGAN
MIC_RUKO_PECENONGAN1
6° 09' 59.00''
106° 49' 35.03''
13 m
1 - TMN_SARI_RAYA
TMN_SARI_RAYA
6° 09' 40.80''
106° 49' 37.00''
26 m
3
4
5
3.1.2. Perancangan Minilink Dalam membuat sebuah perancangan Minilink dilakukan beberapa langkah-langkah yang ditujukan agar kualitas Minilink tersebut memenuhi nilai standar availability yang di dinginkan oleh PT. Indosat Tbk, yaitu sebesar 99,96%. Berdasarkan parameterparameter dibawah ini, yaitu sebagai berikut. Agar nilai availability sistem pada perancangan ini
bisa
sesuai dengan standar nilai availability yang di inginkan PT. Indosat Tbk, harus di dukung oleh : 1.
Sistem catu daya. Dalam system Minilink ini digunakan system catu daya dengan pemasangan UPS.
2.
Link Budget perencanaan. Daya pancar yang di gunakan sebesar 12 - 26 dBm, loss feeder pada Tx dan Rx masing-masing sebesar 1 dB, sensitifitas perangkat sebesar -50 dBm. Sehingga bisa didapatkan nilai persentase availability sebesar 99,96 %. Dalam bahasan ini diasumsikan bahwa, baik pada butir
NO.1 telah memenuhi persyaratan availability sistem. Jadi yang di bahas didalam perancangan ini hanya butir NO.2 yaitu Link Budget. Kondisi BTS – BTS pada perancangan ini sudah memenuhi syarat LOS (Line of Sight) berdasarkan panjang jarak dari masingmasing HOP yang di dapat dari
latitude dan longitude yang
diperoleh dari hasil survey team RF (Radio Frekuensi). 3.1.2.1. Jarak dan Arah Antenna. Berdasarkan data dari team RF dapat dihitung dan diketahui jarak dan arah dari setiap Antenna Minilink. 1. HOP 1 antara MIC_RS_POLRI dan KEBON_PALA dapat diketahui sebagai berikut : Titik koordinat MIC_RS_POLRI : Latitude
6° 16' 02.39'' S
Longitude
106° 52' 20.79" E
Titik koordinat KEBON_PALA : Latitude
6° 15' 46.83'' S
Longitude
106° 52' 35.00'' E
Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang lintasan pada MIC_RS_POLRI dan KEBON_PALA sejauh 0,64 km dengan arah 42,42o pada MIC_RS_POLRI dan 222,42o pada KEBON PALA. 2. HOP 2 antara MIC_BDRCWG100 dan _GDG_LOKAWIRA dapat diketahui sebagai berikut : Titik koordinat MIC_BDRCWG100 : Latitude
6° 12' 22.84'' S
Longitude
106° 48' 08.66'' E
Titik koordinat GDG_LOKAWIRA : Latitude
6° 12' 37.12'' S
Longitude
106° 47' 54.60'' E
Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang
lintasan
pada
MIC_BDRCWG100
dan
_GDG_LOKAWIRA sejauh 0,62 km dengan arah 224.58o pada MIC_BDRCWG100 dan 44.58o pada _GDG_LOKAWIRA.
3. HOP 3 antara MIC_PNJRNHAN1 dan BANKMEGA_DKH dapat diketahui sebagai berikut : Titik koordinat MIC_PNJRNHAN1 : Latitude
6° 12' 00.40'' S
Longitude
106° 48' 55.58'' E
Titik koordinat BANKMEGA_DKH : Latitude
6° 12' 02.30'' S
Longitude
106° 49' 20.10'' E
Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang
lintasan
pada
MIC_PNJRNHAN1
dan
BANKMEGA_DKH sejauh 0,77 km dengan arah 95.32o pada MIC_PNJRNHAN1 dan 275.32o pada BANKMEGA_DKH. 4. HOP 4 antara MIC_TOLBKSTMR dan MERGAHAYU dapat diketahui sebagai berikut : Titik koordinat MIC_TOLBKSTMR : Latitude
6° 15' 42.00'' S
Longitude
107° 01' 01.92'' E
Titik koordinat MERGAHAYU : Latitude
6° 15' 19.37'' S
Longitude
107° 00' 57.31'' E
Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang lintasan pada MIC_TOLBKSTMR dan MERGAHAYU sejauh 0,71 km dengan arah 348.48
o
pada MIC_TOLBKSTMR
dan 168.48 o pada MERGAHAYU. 5. HOP
5
antara
MIC_RUKO_PECENONGAN1
dan
TMN_SARI_RAYA dapat diketahui sebagai berikut : Titik koordinat MIC_RUKO_PECENONGAN1 : Latitude
6° 09' 59.00'' S
Longitude
106° 49' 35.03'' E
Titik koordinat TMN_SARI_RAYA : Latitude
6° 09' 40.80'' S
Longitude
106° 49' 37.00'' E
Berdasarkan latitude dan longitude yang dijabarkan di atas maka dapat diketahui jarak sesuai dengan perhitungan yaitu panjang
lintasan
pada
MIC_RUKO_PECENONGAN1
dan
TMN_SARI_RAYA sejauh 0,56 km dengan arah 6.18o pada
MIC_RUKO_PECENONGAN1
dan
186.18o
pada
TMN_SARI_RAYA. 3.1.2.2. Diameter Antenna dan Frekuensi Kerja. Diameter antena yang akan digunakan pada Minilink Ericsson ini berdasarkan Link Budget yang diinginkan. Karena jarak antara HOP saling berdekatan dan kurang dari 1 Km, maka menggunakan antenna berdiameter 0,3 m. Frekuensi yang akan digunakan harus dipastikan terlebih dahulu agar belum digunakan oleh operator lain. Untuk mengetahui frekuensi tersebut sudah digunakan atau belum pada operator lain, maka pihak perusahaan harus mengajukan surat perizinan penggunaan frekuensi kepada Departemen Pos dan Telekomunikasi. Pada Minilink Ericsson untuk BTS Micro Cell ini menggunakan frekuensi kerja pada 23 GHz.
3.2.
Unjuk Kerja Sistem Perancangan 3.2.1. Perhitungan Redaman Transmisi Redaman Ruang Bebas dan Gas-gas Atmosfer Redaman ruang bebas yaitu penurunan kualitas sinyal yang disebabkan oleh propagasi, untuk Link point to point dengan saluran transmisi bersifat lossless maka perhitungan
redaman
ruang bebas dapat dicari dengan menggunakan model propagasi umum (Free Space Loss). Karena frekuensi kerja yang digunakan
diatas 7 GHz maka redaman gas-gas atmosfer perlu diperhitungkan terutama uap air dan oksigen dengan menggunakan grafik atenuasi pada lampiran Proyek Akhir ini, lalu didapatkan nilai Loss totalnya dengan persamaan (2.13) yaitu : Ltotal = 92.45 + 20 Log Dkm + 20 Log FGHz + a + b + c + d + e ..... (2.13) Biasanya untuk perhitungan redaman di ruang bebas faktor redaman asap, kabut dan redaman gas-gas lain sangat kecil sehingga biasanya diabaikan. Untuk faktor a dan c dapat dilihat harganya pada grafik penentuan redaman akibat hujan dan gas yang terdapat pada lampiran Proyek Akhir ini. Untuk redaman H2O pada frekuensi 23 GHz sebesar 0,017 dB/Km dan redaman O2 pada frekuensi 23 GHz sebesar 0,017 dB/Km. Berikut perhitungan untuk menentukan total redaman dari H2O dan O2 : •
HOP 1 Redaman Total H2O = Distance x Redaman H2O Redaman Total H2O = 0,64 x 0,017 Redaman Total H2O = 0,01088 dB Redaman Total O2 = Distance x Redaman O2 Redaman Total O2 = 0,64 x 0,017 Redaman Total O2 = 0,01088 dB
•
HOP 2 Redaman Total H2O = Distance x Redaman H2O Redaman Total H2O = 0,62 x 0,017 Redaman Total H2O = 0,01054 dB
Redaman Total O2 = Distance x Redaman O2 Redaman Total O2 = 0,62 x 0,017 Redaman Total O2 = 0,01054 dB •
HOP 3 Redaman Total H2O = Distance x Redaman H2O Redaman Total H2O = 0,77 x 0,017 Redaman Total H2O = 0,01309 dB Redaman Total O2 = Distance x Redaman O2 Redaman Total O2 = 0,77 x 0,017 Redaman Total O2 = 0,01309 dB
•
HOP 4 Redaman Total H2O = Distance x Redaman H2O Redaman Total H2O = 0,71 x 0,017 Redaman Total H2O = 0,01207 dB Redaman Total O2 = Distance x Redaman O2 Redaman Total O2 = 0,71 x 0,017 Redaman Total O2 = 0,01207 dB
•
HOP 5 Redaman Total H2O = Distance x Redaman H2O Redaman Total H2O = 0,56 x 0,017 Redaman Total H2O = 0,00952 dB Redaman Total O2 = Distance x Redaman O2 Redaman Total O2 = 0,56 x 0,017 = 0,00952 dB Redaman Total O2 = 0,00952 dB
Tabel 3.2 Total redaman (H2O) dan (O2) Redaman (dB/Km)
Redaman Total (dB)
NO
Distance
Frekuensi
HOP
(Km)
(GHz)
(H2O)
(O2)
(H2O)
(O2)
1
0,64
23
0,017
0,017
0,01088
0,01088
2
0,62
23
0,017
0,017
0,01054
0,01054
3
0,77
23
0,017
0,017
0,01309
0,01309
4
0,71
23
0,017
0,017
0,01207
0,01207
5
0,56
23
0,017
0,017
0,00952
0,00952
Sedangkan untuk redaman hujan dapat dicari dengan rumus regresi linier. Untuk mempermudah perhitungan dapat juga dilihat pada grafik redaman hujan yang terdapat pada lampiran. Untuk menghitung Redaman Hujan efektif perlu dihitung terlebih dahulu panjang lintasan efektif dengan menggunakan persamaan (2.12) :
Lef =
•
L (1 + 0,045.L)
….. (2.12)
HOP 1 Lef =
0,64 (1 + 0,045 × 0,64)
Lef = 0,622 Km Redaman Hujan Efektif = Lef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,622 x 17 Redaman Hujan Efektif = 10,575 dB
•
HOP 2 Lef =
0,62 (1 + 0,045 × 0,62)
Lef = 0,603 Km Redaman Hujan Efektif = Lef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,603 x 17 Redaman Hujan Efektif = 10,254 dB •
HOP 3 Lef =
0,77 (1 + 0,045 × 0,77)
Lef = 0,744 Km Redaman Hujan Efektif = Lef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,744 x 17 Redaman Hujan Efektif = 12,652 dB •
HOP 4 Lef =
0,71 (1 + 0,045 × 0,71)
Lef = 0,688 Km Redaman Hujan Efektif = Lef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,688 x 17 Redaman Hujan Efektif = 11,696 dB •
HOP 5 Lef =
0,56 (1 + 0,045 × 0,56)
Lef = 0,546 Km
Redaman Hujan Efektif = Lef x Redaman Hujan Redaman Hujan Efektif = 0,546 x 17 Redaman Hujan Efektif = 9,286 dB
Tabel 3.3 Redaman hujan efektif Frekuensi
Redaman Hujan
Distance /
(GHz)
(dB/Km)
Lintasan (Km)
NO HOP
Panjang
Redaman
Lintasan Efektif
Hujan Efektif
(Km)
(dB)
1
23
17
0,64
0,622
10,575
2
23
17
0,62
0,603
10,254
3
23
17
0,77
0,744
12,652
4
23
17
0,71
0,688
11,696
5
23
17
0,56
0,546
9,286
Bila semua redaman sudah diketahui, lalu bisa dihitung redaman ruang bebas dan gas atmosfer dengan persamaan (2.13) : Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log Dkm + 20 Log FGHz +Redaman H2O+ Redaman O2 + Redaman Hujan ..... (2.13) •
HOP 1 Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log 0,64 + 20 Log 23 + 0,01088 + 0,01088 + 10,575 Lfs + Latm = 126,405 dB
•
HOP 2 Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log 0,62 + 20 Log 23 + 0,01054 + 0,01054 + 10,254
Lfs + Latm = 125,808 dB HOP 3
•
Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log 0,77 + 20 Log 23 + 0,01309 + 0,01309 + 12,652 Lfs + Latm = 130,093 dB HOP 4
•
Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log 0,71 + 20 Log 23 + 0,01207 + 0,01207 + 11,696 Lfs + Latm = 128,430 dB HOP 5
•
Lfs + Latm = 92,45 + 20 Log 0,56 + 20 Log 23 + 0,00952 + 0,00952 + 9,286 Lfs + Latm = 123,953 dB
Tabel 3.4 Redaman ruang bebas dan gas atmosfer Loss
Redaman NO HOP
Redaman
Distance /
Hujan
Lintasan
(dB/Km)
(Km)
Frekuensi
Redaman Total Panjang Lintasan
(GHz)
Free
Hujan (dB)
Efektif (Km)
Space
Efektif (dB)
(H2O)
(O2)
(dB)
1
23
17
0,64
0,622
10,575
0,01088
0,01088
126,405
2
23
17
0,62
0,603
10,254
0,01054
0,01054
125,808
3
23
17
0,77
0,744
12,652
0,01309
0,01309
130,093
4
23
17
0,71
0,688
11,696
0,01207
0,01207
128,430
5
23
17
0,56
0,546
9,286
0,00952
0,00952
123,953
3.2.2. Redaman Feeder Karena kabel coaxial yang dipakai pada perencanaan ini masing – masing memiliki redaman 1 dB untuk Tx dan Rx yang dapat dilihat diawal perancangan. Dari hasil perhitungan redaman ruang bebas dan gas atmosfer dan redaman feeder maka dapat dihitung redaman total pada HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) yaitu : •
HOP 1 Ltot = (Lfs + Latm) + Lfeeder Ltot = 126,405 + 2 Ltot = 128,405 dB
•
HOP 2 Ltot = (Lfs + Latm) + Lfeeder Ltot = 125,808 + 2 Ltot = 127,808 dB
•
HOP 3 Ltot = (Lfs + Latm) + Lfeeder Ltot = 130,093 dB + 2 Ltot = 132,093 dB
•
HOP 4 Ltot = (Lfs + Latm) + Lfeeder Ltot = 128,430 + 2 Ltot = 130,430 dB
•
HOP 5 Ltot = (Lfs + Latm) + Lfeeder Ltot = 123,953 + 2 Ltot = 125,953 dB
3.3.
Gain Antena Tx dan Rx Antena yang banyak digunakan pada sistem transmisi gelombang radio adalah antena dengan reflektor parabola, besarnya penguatan antena tergantung berdasarkan diameter dan frekuensi kerja sistem radio tersebut. Dibawah ini adalah Tabel jumlah gain total berdasarkan pada diameter antena dan frekuensi yang digunakan masing-masing HOP. Perhitungan ini bisa dilihat pada persamaan (2.14) yaitu : G = 20,4 + 20 log D + 20 log f + 20 log η ….. (2.14) •
HOP 1 G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7 G = 68,16 dB
•
HOP 2 G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7 G = 68,16 dB
•
HOP 3 G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7 G = 68,16 dB
•
HOP 4 G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7 G = 68,16 dB
•
HOP 5 G = 20,4 + 20 log 0,3 + 20 log 23 + 20 log 0,7 G = 68,16 dB Tabel 3.5 Gain Total Diameter Antena
NO
Gain (dB)
Frekuensi (D)(m)
Gain Total
µ
HOP
(Ghz) SITE A
SITE B
1
0,3
0,3
23
2
0,3
0,3
3
0,3
4 5
(dB) SITE A
SITE B
0.7
34,08
34,08
68,16
23
0.7
34,08
34,08
68,16
0,3
23
0.7
34,08
34,08
68,16
0,3
0,3
23
0.7
34,08
34,08
68,16
0,3
0,3
23
0.7
34,08
34,08
68,16
3.4.
Penentuan Daya Terima Untuk menghitung daya penerimaan dihitung dari daya pancar antena pengirim (Pt) dikurangi oleh redaman transmisi
total (Ltotal),
kemudian ditambahkan dengan penguatan antena pada masing-masing stasiun pengirim dan penerima (Gtotal) dengan persamaan (2.15) : RSL = Pt – Ltotal + Gtotal ….. (2.15) •
HOP 1 RSL = 24 – 128,405 + (34,08 + 34,08 ) RSL = -36,25 dBm
•
HOP 2 RSL = 24 – 127,808 + (34,08 + 34,08 ) RSL = -35,65 dBm
•
HOP 3 RSL = 24 – 132,093 + (34,08 + 34,08 ) RSL = -39,93 dBm
•
HOP 4 RSL = 24 – 130,430 + (34,08 + 34,08 ) RSL = -38,27 dBm
•
HOP 5 RSL = 24 – 125,953 + (34,08 + 34,08 ) RSL = -33,80 dBm
Tabel 3.6 RSL Tx POWER
LOSS total
(dBm)
(dB)
1
24
2
NO HOP
3.5.
Gtx (dB)
Grx (dB)
RSL (dBm)
128,405
34,08
34,08
-36,25
24
127,808
34,08
34,08
-35,65
3
24
132,093
34,08
34,08
-39,93
4
24
130,430
34,08
34,08
-38,27
5
24
125,953
34,08
34,08
-33,80
Perhitungan Daya Threshold Penerimaan Pada awal perencanan link microwave ini sudah ada besar nilai bawaan dari perangkat untuk daya thresholdnya yaitu sebesar -50 dBm.
3.6.
Perhitungan Fading Margin Sistem Fading Margin adalah cadangan daya yang direncanakan akan digunakan oleh sistem, dan fading margin untuk HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) dapat dilihat pada Tabel persamaan (2.16) yaitu : FM sistem = RSL - Pth ….. (2.16) •
HOP 1 FM sistem = -36,25 – (-50 ) FM sistem = 13,75 dB
•
HOP 2 FM sistem = -35,65 – (-50 ) FM sistem = 14,35 dB
dibawah ini yang dihitung berdasarkan
•
HOP 3 FM sistem = -39,93 – (-50 ) FM sistem = 10,07 dB
•
HOP 4 FM sistem = -38,27 – (-50 ) FM sistem = 11,73 dB
•
HOP 5 FM sistem = -33,80 – (-50 ) FM sistem = 16,20 dB
Tabel 3.7 Fading margin Tx NO
Receiver
Fading
Threshold
Margin
(dBm)
(dB)
LOSS POWER
HOP
Gtx (dB)
Grx (dB)
RSL (dBm)
total (dB) (dBm)
1
24
128,405
34,08
34,08
-36,25
-50
13,75
2
24
127,808
34,08
34,08
-35,65
-50
14,35
3
24
132,093
34,08
34,08
-39,93
-50
10,07
4
24
130,430
34,08
34,08
-38,27
-50
11,73
5
24
125,953
34,08
34,08
-33,80
-50
16,20
Sehingga dari Fading Margin sistem tersebut dapat dihitung Unavailability sistem yang direncanakan berdasarkan persamaan (2.18) yaitu : Unavailability = 6.10-5.a.b.f.d3.10-FM/10 ….. (2.18)
•
HOP 1 Unavailability = 6 x 10-5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,643 x 10-13,75/10 Unavailability = 7,628.10-6
•
HOP 2 Unavailability = 6 x 10-5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,623 x 10-14,35/10 Unavailability = 6,040.10-6
•
HOP 3 Unavailability = 6 x 10-5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,773 x 10-10.07/10 Unavailability = 3,100.10-5
•
HOP 4 Unavailability = 6 x 10-5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,713 x 10-11,73/10 Unavailability = 1,658.10-5
•
HOP 5 Unavailability = 6 x 10-5 x 1 x 0,5 x 23 x 0,563 x 10-16,20/10 Unavailability = 2,907.10-6
Tabel 3.8 Unavailability a NO
Fading b
Frekuensi
Distance
(tropis)
(GHz)
(Km)
(tanah HOP
Margin
biasa)
Unavailability
(dB)
1
1
0.5
23
0,64
13,75
7,628.10-6
2
1
0.5
23
0,62
14,35
6,040.10-6
3
1
0.5
23
0,77
10,07
3,100.10-5
4
1
0.5
23
0,71
11,73
1,658.10-5
5
1
0.5
23
0,56
16,20
2,907.10-6
Availability propagasi yang dimiliki system pada HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) dapat dihitung dari persamaan (2.17) yaitu : AVprop = 1 – Unavailability ….. (2.17) •
HOP 1 = 1 – (7,628 . 10-6) = 0.9999923724
•
HOP 2 = 1 – (6,040 . 10-6) = 0.9999939602
•
HOP 3 = 1 – (3,100 . 10-5) = 0.9999690029
•
HOP 4 = 1 – (1,658 . 10-5) = 0.9999834185
•
HOP 5 = 1 – (2,907 . 10-6) = 0.9999970932
Maka availability HOP untuk HOP (1, 2, 3, 4, dan 5) sistemnya adalah : AVhop = (AVprop)4 x 100% …..(2.18) •
HOP 1 = (0.9999923724)4 x 100% = 99.99 %
•
HOP 2 = (0.9999939602)4 x 100% = 99.99 %
•
HOP 3 = (0.9999690029)4 x 100% = 99.98 %
•
HOP 4 = (0.9999834185)4 x 100% = 99.99 %
•
HOP 5 = (0.9999970932)4 x 100% = 99.99 %