BAB III PENYUSUNAN PROGRAM BAB 3 PENYUSUNAN PROGRAM Dalam pembuatan program bantu ini diperlukan suatu diagram alir (flowchart) agar memudahkan dalam proses pembuatan program bantu ini. Selain untuk memudahkan dalam proses pembuatan program bantu ini, flowchart ini juga berguna sebagai panduan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam prosedur perhitungan baik itu perhitungan tebal perkerasan lentur maupun perhitungan tebal perkerasan kaku. Flowchart program bantu ini akan diuraikan berdasarkan metode perhitungan tebal perkerasan, yaitu tebal perkerasan lentur Metode Analisa Komponen dan tebal perkerasan kaku Metode Bina Marga. 3.1 DIAGRAM ALIR PROGRAM (FLOWCHART)
Sebelum pembuatan program terlebih dahulu dibuat suatu diagram alir atau flowchart. Diagram alir ini adalah tahapan-tahapan proses dalam program bantu ini nantinya agar lebih memudahkan dalam pembuatan program. Tahapan-tahapan dalam program ini terbagi dua, yaitu tahapan untuk perhitungan tebal perkerasan lentur dan tahapan untuk perhitungan tebal perkerasan kaku. Masing-masing tahapan dalam prosedur perhitungan tesebut juga memiliki tahapan di dalam prosedur pehitungannya. Agar flowchart terlihat lebih jelas maka penulis disini memaparkan flowchart untuk masing-masing prosedur perhitungan secara bertahap sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perhitungan. 3.1.1 FLOWCHART TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE ANALISA KOMPONEN
1).
Flowchart untuk mendapatkan nilai LER
29
30
START
Umur Rencana
Lebar Perkerasan
Jumlah Lajur
Jumlah Arah
Tabel 2.1
Jenis Kendaraan
Pertumbuhan Lalu-lintas
C
Rumus 2.5 Rumus 2.8
Rumus 2.3 & 2.4
E
LEP
LER
Gambar 3.1 Flowchart untuk Mendapatkan Nilai LER
% kendaraan berat
31
2).
Flowchart untuk mendapatkan nilai FR, IPt, Ipo
Gambar 3.2 Flowchart Nilai FR, IPt, Ipo
3).
Flowchart untuk mendapatkan nilai ITP START
CBR
IPo
IPt
DDT
Rumus 2.1
ITP Gambar 3.3 Flowchart Nilai ITP
32
4).
Flowchart untuk mendapatkan tebal perkerasan (d) START
Koefisien a ITP
Jenis Bahan Perkerasan Rumus 2.9
D Gambar 3.4 Flowchart Nilai Tebal Perkerasan (d)
3.1.2 FLOWCHART TEBAL PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA
1). Flowchart untuk mendapatkan nilai fr, FK, R, dan Cd
Gambar 3.5 Flowchart Nilai Cd, FK, fr, dan R
33
2). Flowchart untuk mendapatkan nilai Jumlah Repetisi Beban
Gambar 3.6 Flowchart Repetisi Beban
34
3). Flowchart untuk mendapatkan nilai tebal perkerasan kaku (d)
Gambar 3.7 Flowchart Nilai d
35
3.2 PENJELASAN PROGRAM
Program bantu yang dibuat ini diberi nama sesuai dengan pembuat program, yaitu Fransis’ Pavement Program (FPP). Program ini dapat menghitung tebal perkerasan lentur dan perkerasan kaku sesuai dengan input yang diberikan, berdasarkan metode Bina Marga. Penggunaan FPP ini dapat menggantikan pekerjaan perhitungan yang memakan waktu lama karena adanya perhitungan dengan cara “trial and error”. Selain itu FPP juga bisa menggantikan fungsi nomogram dan grafik yang dipakai dalam perhitungan. Program FPP ini sangat mudah digunakan di komputer karena tidak memerlukan spesifikasi komputer yang cukup tinggi. Persyaratan minimum komputer untuk instalasi program ini adalah: - PC dengan prosesor 1 GB - VGA 32 MB dan resolusi monitor 1024 x 768 pixels - Windows /XP - RAM 128 MB - CD-ROM drive - Harddisk free space 10 MB Agar program ini dapat digunakan, terlebih dahulu diinstalasi ke komputer yang akan digunakan. Program FPP ini menggunakan satuan metrik sebagai satuan dalam perhitungannya. Dan agar input bisa dibaca oleh program maka komputer yang akan menggunakannya harus memakai Regional Setting English (United States). 3.2.1 PENGOPERASIAN PROGRAM
Setelah program FPP diinstalasi ke komputer maka program itu akan siap digunakan. Setelah FPP dibuka maka tampilan awal yang muncul adalah form About yang berisikan informasi tentang kegunaan program dan nama si pembuat program. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan meng-click pada tombol OK seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8. Form yang berikutnya muncul adalah form Home pilihan untuk menghitung tebal perkerasan lentur atau tebal perkerasan kaku. Pengguna program harus
36
memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Form ini juga berisi tentang informasi spesifikasi komputer yang dibutuhkan. Form ini dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.8 Tampilan Awal Program FPP
Gambar 3.9 Tampilan Form Pilihan Perhitungan
37
3.2.2 PROGRAM PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
Untuk memulai proses perhitungan tebal perkerasan lentur, terlebih dahulu click pada speed button Flexible pada form Home. Setelah di-click maka akan muncul form Flex Bina Marga Calculator [1]. Pada form ini pengguna harus memasukkan data-data input yang diminta, antara lain: umur rencana, pertumbuhan lalu lintas, lebar perkerasan, jumlah lajur, dan jumlah arah. Kemudian input tersebut diprose dan dilanjutkan ke form berikutnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Tampilan Input Data pada Form Flex Bina Marga Calculator [1]
Pada form berikutnya adalah form Flex Bina Marga Calculator [2]. Pada form ini si pengguna program harus memasukkan input jenis kendaraan, volume kendaraan, dan beban kendaraan. Kemudian diproses untuk mendapatkan LER. Pada form ini juga akan dihitung angka ekivalen masing-masing kendaraan serta nilai koefisien untuk kendaraan ringan dan kendaraan berat. Nilai LER yang didapat akan ditampilkan juga pada form berikutnya, begitu juga dengan nilai persentase jumlah kendaraan berat, karena nilai-nilai ini akan berguna juga pada perhitungan selanjutnya.
38
Gambar 3.11 Tampilan Input Data Kendaraan
Pada form Flex Bina Marga Calculator [3] input data yang akan dimasukkan adalah data curah hujan, kelandaian, jenis lapis perkerasan, roughness, dan klasifikasi jalan. Data ini diproses untuk mendapatkan nilai FR, IPo, dan IPt.
Gambar 3.12 Tampilan Form Flex Bina Marga Calculator [ 3]
39
Seperti pada form-form sebelumnya, data-data yang didapat dari hasil perhitungan masih akan disimpan untuk mendapatkan hasil pada form berikutnya. Pada form Flex Bina Marga Calculator [4] input data yang dimasukkan adalah data jenis bahan dan CBR masing-masing lapisan. Data ini akan diproses dengan cara meng-click tombol ITP,DDT pada sebelah kiri bawah form, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.13. Form terakhir adalah form Flex Bina Marga Calculator [5] pada gambar 3.14. form ini adalah form terakhir yang nantinya data-data yang didapat dari proses form sebelumnya ditambah data input-an yang berupa kofisien a masingmasing lapisan untuk mendapatkan tebal perkerasan masing-masing lapisan. Setelah proses selesai maka output d dan pernyataan “Perhitungan Selesai” akan muncul. Setelah proses selesai, si pengguna dapat menggunakan tombol sebelah kanan bawah form untuk kembali ke awal program atau untuk keluar program.
Gambar 3.13 Tampilan Form Flex Bina Marga Calculator [4]
40
Gambar 3.14 Tampilan Form terakhir Metode Analisa Komponen
3.2.3 PROGRAM PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU
Sama seperti program perhitungan tebal perkerasan lentur, untuk menghitung tebal perkerasan kaku maka pada form Home si pengguna harus memilih opsi button Rigid. Program perhitungan tebal perkerasan kaku juga memiliki tahapan-tahapan yang akan dibedakan sesuai dengan form masingmasing. Pada form awal, gambar 3.15, adalah form Rigid NAASRA Calculator [1] berisikan form yang harus di-input-kan oleh pengguna. Input yang diminta program antara lain adalah: lebar perkerasan, jumlah lajur, jumlah arah, peranan jalan, kuat tekan beton, dan pertumbuhan lalu-lintas. Khusus untuk pertumbuhan lalu-lintas, dalam program ini memberikan tiga alternatif pilihan sesuai dengan data yang ada. Kemudian pengguna meng-click tombol R FK CD fr pada sebelah kiri bwah form untuk memroses data input tersebut.
41
Gambar 3.15 Tampilan Awal Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku
Form kedua adalah from Rigid NAASRA Calculator [2], form ini adalah form untuk memasukkan data jenis kendaraan, berat kendaraan, dan volume kendaraan. Data-data yang ada di form ini diproses untuk mendapatkan konfigurasi sumbu, beban sumbu, dan nilai Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (gambar 3.16).
Gambar 3.16 Tampilan Rigid NAASRA Calculator [2]
42
Form berikutnya adalah form Rigid NAASRA Calculator [3]. Form ini merupakan form yang menunjukkan hasil dari perhitungan pada form sebelumnya.
Gambar 3.17 Tampilan Rigid NAASRA Calculator [3]
Pada form Rigid NAASRA Calculator [3], user diharuskan untuk mengclick tombol untuk mendapatkan nilai k. Tombol ini berfungsi untuk menunjukkan grafik korelasi nilai CBR dengan k, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.18.
Gambar 3.18 Tampilan Form Grafik Korelasi CBR dengan k
43
Setelah didapat nilai k. Maka nilai tersebut diproses oleh program untuk mendapatkan nilai Repetisi Beban yang akan ditampilkan pada form Rigid NAASRA Calculator [4] (gambar 3.19). Pada form ini data yang dimasukkan adalah data Tebal Asumsi yang kemudian diteruskan pada form Nomogram untuk mendapatkan nilai Tegangan yang Diijinkan.
Gambar 3.19 Tampilan Form Rigid NAASRA Calculator [4]
44
Gambar 3.20 Tampilan Form Nomogram STRT
Gambar 3.21 Tampilan Nomogram STRG
45
Gambar 3.22 Tampilan Nomogram SGRG
Cara penggunaan form Nomogram dapat dilihat pada Lampiran Panduan Pengguna. Form ini untuk mendapatkan nilai Tegangan yang Diijinkan dari setiap jenis sumbu kendaraan. Data yang didapat akan diproses pada form Rigid NAASRA Calculator [4] untuk mendapatkan nilai % fatigue Jika nilai % fatigue yang didapat nilainya lebih dari 100% maka prosedur perhitungan akan diulangi lagi dari form Rigid NAASRA Calculator [4] dengan memperbesar tebal asumsi pelat. Tetapi, jika nilai % fatigue
yang didapat
nilainya ≤100% maka akan muncul pernyataan “Perhitungan Selesai”, maka tebal asumsi pelat yang dimasukkan adalah tebal perkerasan kaku (d). Setelah didapat nilai d, maka user dapat melihat ukuran sambungan dowel dan tie bar yang dihitung oleh program sebelum proses selesai, setelah proses selesai user bisa keluar dari program atau mengulangi prosedur perhitungan untuk data yang berbeda.